Teknik, Metode dan Keberterimaan Teks Terjemahan Novel Warrior of The Light

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Saat ini penerjemahan memiliki peranan yang sangat penting dalam

penyampaian ilmu pengetahuan dan teknologi ke seluruh dunia dan tidak bisa
dipungkiri lagi bahwa Bahasa Inggris mendominasi seluruh buku termasuk karya
sastra seperti novel. Dikarenakan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang lebih banyak ditulis dalam bahasa asing serta ketidakmampuan
manusia untuk menguasai banyak bahasa, maka di sinilah celah peranan penting
seorang penerjemah. Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu bahasa ke
bahasa lain akan berjalan dengan baik dan benar jika seorang penerjemah
memahami betul tentang ilmu penerjemahan, namun sebaliknya kebingungan dan
kerusakanlah yang akan terjadi jika seorang penerjemah berkhianat atau tidak
memahami ilmu penerjemahan.
Seorang penerjemah dalam menerjemahkan teks bahasa sumber tidak
hanya harus menguasai suatu bahasa asing namun dia harus memahami konteks
budaya bahasa target. Hal senada juga seperti yang dikatakan oleh Larson

(1984:3) penerjemahan sebagai pengalihan makna dari bahasa sumber ke bahasa
sasaran melalui tiga langkah yakni: 1) mempelajari leksikon, struktur gramatikal,
situasi komunikasi, dan konteks budaya dari teks bahasa sumber; 2) menganalisa
teks bahasa sumber untuk menemukan maknanya; dan 3) mengungkapkan

10

Universitas Sumatera Utara

11

kembali makna yang sama dengan menggunakan leksikon dan struktur gramatikal
yang sesuai dalam bahasa sasaran.
Penerjemahan

merupakan pekerjaan yang harus menggabungkan tiga

keterampilan sekaligus yaitu, penguasaan tata bahasa (grammatical) pada bahasa
sumber dan bahasa target, analisis wacana (discourse analysis), dan pemahaman
terhadap dua budaya yang berbeda (cross culture understanding). Jika seorang

tidak memilili ketiga kompetensi tersebut, maka akan sangat mempengaruhi hasil
dari produk terjemahan tersebut dan pada akhirnya akan mempengaruhi kepuasan
masyarakat. Namun satu hal yang perlu diingat bahwa proses penerjemahan
bukanlah suatu yang teramat sulit untuk dilakukan namun memerlukan ketelitian
dalam meletakkan kesepadanan kata.
Kehadiran Program Studi Kajian Terjemahan Universitas Sumatera Utara
merupakan suatu terobosan serta jawaban terhadap permasalahan diatas sehingga
pada akhirnya akan melahirkan penerjemah-penerjemah yang profesional, dan
mampu berkonsentrasi dalam pengembangan keilmuan di bidang terjemahan.
Banyak karya sastra asing yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia, namun tidak semua pesan dalam karya sastra asing tersebut telah
diterjemahkan sesuai dengan konteks aslinya, salah satu karya sastra populer yang
paling banyak diterjemahkan adalah novel. Novel merupakan produk sastra yang
paling banyak diterjemahkan, dan kehadirannya semakin sangat diminati tidak
hanya oleh remaja namun juga orang tua serta anak-anak, terbukti dengan
semakin banjirnya novel-novel terjemahan ditoko-toko buku di seluruh Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

12


Kehadiran novel-novel asing membuka kesempatan kepada penerjemah untuk
dapat ambil bagian dalam proses penerjemahannya. Namun perlu juga menjadi
perhatian bagi pemerintah dan masyarakat untuk dapat memilah-milah novel asing
yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang pada akhirnya akan
merusak generasi muda Indonesia.
Karya sastra novel asing merupakan sebuah produk yang cukup sulit
diterjemahkan karena memerlukan pemahaman terhadap suatu budaya asing yang
tentu berbeda dengan budaya kita. Sebagai contoh, bagi masyarakat Indonesia
metafora “menepuk perut dengan tangan” pertanda seseorang sedang lapar,
namun lain halnya dengan masyarakat Italia yang memiliki metafora “memukul
perut” berarti seorang tersebut tidak suka atau muak dengan seseorang. Disinilah
peran seorang penerjemah dalam mentransfer suatu budaya tanpa menghilangkan
makna budaya sumber.
Kesuksesan sebuah terjemahan novel dapat dinilai dari penggunaan bahasa
Indonesia yang tepat berdasarkan Ejaan yang Disempurnakan (EYD), dan
pengalihan budaya asing yang mudah dimengerti di dalam bahasa sasaran.
Merupakan suatu kelaziman bagi seorang penerjemah untuk membaca berulangulang dan merevisi hasil terjemahan yang telah dibuat, guna untuk
memaksimalkan hasil, sehingga pesan yang terdapat di dalam buku sumber
tersalurkan dengan tepat dan sempurna kepada para pembaca bahasa sasaran.

Seperti yang dikutip dalam www.paulocelho.com bahwa novel warrior of
the light karangan Paulo Coelho adalah novel yang laris, terbukti dengan telah

Universitas Sumatera Utara

13

terjual 100 juta copy di seluruh dunia dan telah diterbitkan di 150 negara dan
diterjemahkan ke dalam 68 bahasa di dunia. Di Indonesia novel ini diterjemahkan
pada tahun 2012 oleh Eddie Riyadi Langgut Tere dari bahasa Inggris ke Bahasa
Indonesia. Novel Warrior of The Light menjadi pilihan karena peneliti melihat
banyak fenomena penerjemahan yang unik dan mungkin tidak lazim, seperti
contoh beberapa kutipan teks berikut:
BSu: And he continues to encourage other people
BSa: Dia tetap menyemangati orang lain, sebab dengan demikian dia juga
Menyemangati dirinya sendiri.
BSu: Sometimes, he gets hurt.
BSa: Kadang-kadang dia merasa kecewa, Sekali waktu dia pun terluka .
BSu: who takes it out on someone else
BSa: dan pada gilirannya orang lain itu pun melampiaskannya lagi kepada

seorang lain lagi, begitu seterusnya

Dari contoh kalimat diatas terdapat phenomena pergeseran makna yang
tidak lazim sehingga cenderung mengaburkan makna aslinya, seperti: and he
continues to encourage other

people

diterjemahkan dengan dia

tetap

menyemangati orang lain, sebab dengan demikian dia juga menyemangati dirinya
sendiri. Semestinya penerjemah tidak perlu melakukan hal tersebut.

Dari phenomena di atas maka peneliti sangat terpanggil untuk meneliti
teknik, metode dan kualitas terjemahan dari segi keberterimaan yang digunakan
oleh penerjemah novel tersebut, dan akan memberikan manfaat bagi para

Universitas Sumatera Utara


14

penerjemah sekaligus memperkaya khazanah dalam ilmu terjemahan di masa yang
akan datang.
Peneliti melakukan penelitian terhadap teknik dan metode penerjemahan
kerena ingin mengetahui apakah terjemahan tersebut sudah berterima di dalam
bahasa Indonesia. Dengan melakukan kajian terhadap teknik penerjemahan
tersebut maka akan sangat mudah untuk melakukan analisis terhadap metode yang
digunakan oleh penerjemah. Karena teknik penerjemahan merupakan bagian
mikro atau tatanan yang paling kecil dalam sebuah terjemahan. Hal senada juga
disampaikan oleh Molina dan Albir (2002) menyatakan bahwa teknik
penerjemahan mengacu pada „actual steps taken by the translators in each textual
micro unit’. Hal tersebut berarti teknik penerjemahan adalah cara mengalihkan
pesan teks dari bahasa sumber ke teks bahasa sasaran yang digunakan untuk
tataran mikro.
Sedangkan metode penerjemahan merupakan sebuah bagian makro dari
suatu penerjemahan. Penilaian terhadap metode penerjemahan akan lebih mudah
dilakukan jika tatanan mikro terjemahannya telah diketahui. Menurut Newmark
(1988:45-47), metode penerjemahan dapat ditilik dari segi penekanannya terhadap

bahasa sumber dan bahasa sasaran. Maka penilaian terhadap metode menurut
Newmark merupakan seberapa kuatkah penekanan seorang penerjemah terhadap
bahasa sumber dan bahasa target. Penelitian tentang metode penelitian pada
akhirnya akan mengacu pada kedua hal tersebut, yaitu penekanan pada bahasa
sumber dan bahasa sasaran.

Universitas Sumatera Utara

15

Berikutnya, salah satu yang dapat dilakukan untuk kualitas suatu terjemahan
adalah keberterimaan terjemahan. Peneliti melakukan analisis terhadap kualitas
terjemahan dari segi keberterimaan terjemahan karena ingin mengetahui apakah
terjemahan novel warrior of the light telah tersampaikan dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Peneliti menetapkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Teknik penerjemahan apakah yang diterapkan dalam menerjemahkan teks
novel Warrior of The Light ke dalam bahasa Indonesia?
2. Metode penerjemahan apakah yang diterapkan dalam menerjemahkan teks

novel Warrior of The Light ke dalam bahasa Indonesia?
3. Bagaimana kualitas terjemahan dari segi keberterimaan pesan dalam
penerjemahan teks novel Warrior of the light?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan

teknik

penerjemahan

yang

diterapkan

dalam

menerjemahkan teks novel Warrior of The Light ke dalam bahasa
Indonesia.

2. Mendeskripsikan

metode

penerjemahan

yang

diterapkan

dalam

menerjemahkan teks novel Warrior of The Light ke dalam bahasa
Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

16

3. Menilai kualitas terjemahan dari segi keberterimaan pesan dalam

penerjemahan teks novel Warrior of The Light ke dalam bahasa Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Referensi ilmiah dalam bidang terjemahan
2. Sumbangan bagi pengembangan ilmu terjemahan.
3. Memperkaya khasanah penelitian bidang penerjemahan.
Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Memberikan masukan kepada penerjemah, khususnya penerjemah novel
Warrior of The Light agar lebih teliti dalam proses penerjemahannya.

2. Sebagai acuan bagi penelitian berikutnya

1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Objek yang dikaji adalah tentang teknik penerjemahan, metode
penerjemahan dan kualitas terjemahan dari segi keberterimaan dari bahasa sasaran
ke dalam bahasa sumber. Data yang dianalisis pada penelitian ini merupakan
produk teks terjemahan. Sedangkan data yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi
pada tataran frasa, klausa, dan kalimat yang terdapat dalam teks novel Warrior of
The Light.


Universitas Sumatera Utara