Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pemerintah adalah lembaga pertama yang berwenang dan berkewajiban

memperhatikan kehidupan dan kesejahteraan rakyat di suatu negara. Pemerintah
memiliki kewajiban dalam merumuskan program-program yang tepat sebagai
upaya untuk mengentaskan kemiskinan pada masyarakat dengan memberikan
pemberdayaan-pemberdayaan secara berkelanjutan. Saat ini sudah banyak
program-program yang dilakukan pemerintah untuk membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat seperti KUR (Koperasi Usaha Rakyat), UMKM (Usaha
Mikro Kecil Menengah), BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk pendidikan,
LKM (Lembaga Keuangan Mikro), PNPM dan lain sebagainya.
Program-program tersebut dilaksanakan oleh pemerintah sebagai upaya
untuk mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi masyarakat, meskipun pada
kenyataannya yang berada di masyarakat, tidak semua program-program tersebut
berjalan dengan baik. Ada beberapa program yang tidak tepat sasaran dalam
pendistribusiannya, sehingga hal ini membuat keadaan sosial ekonomi masyarakat

berada pada kondisi ketidakstabilan dimana ada beberapa yang mendapat bantuan
yang membuat hidupnya menjadi lebih baik dan ada yang tidak sama sekali
memperoleh bantuan tersebut yang menyebabkan hidupnya berada dalam kondisi
yang tidak berkembang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

9
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1.
Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan
Tahun 2000 – 2013 di Indonesia.
Jumlah Penduduk Miskin
(Juta Jiwa)
Kota Desa Kota+Desa
2000
12,31 26,43
38,74
2001
8,6 29,27
37,87

2002
13,32 25,08
38,39
2003
12,26 25,08
37,34
2004
11,37 24,78
36,15
2005
12,4 22,7
35,1
2006
14,49 24,81
39,3
2007
13,56 23,61
37,17
2008
12,77 22,19

34,96
2009
11,91 20,62
32,52
2010
11,1 19,93
31,02
Mar-11 11,05 18,97
30,02
Sep-11 10,96 18,94
29,89
Mar- 12 10,65 19,49
29,13
Sep-12 10,51 18,09
28,59
Mar- 13 10,33 17,74
28,07
Sep-13 10,63 19,92
28,55
(Sumber: BPS, 2013)

Tahun

Persentase Penduduk
Miskin (%)
Kota Desa Kota+Desa
14,6 22,38
19,14
9,79 24,84
18,41
14,46 21,1
18,2
13,57 20,23
17,42
12,13 20,11
16,66
11,68 19,98
15,97
13,47 21,81
17,75
12,52 20,37

16,58
11,65 18,93
15,42
10,72 17,35
14,15
9,87 16,56
13,33
9,23 15,72
12,49
9.09 15,59
12,36
8,78 15,12
11,96
8.6
14,7
11,66
8,39 14,32
11,37
8,52 14,42
11,47


Garis Kemiskinan
(Rp/Kapita/Bulan)
Kota
Desa
91.632
73.648
100.011 80.382
130.499 96.512
138.803 105.888
143.455 108.725
165.565 117.365
174.290 130.584
187.942 146.837
204.896 161.831
222.123 179.835
232.989 192.354
243.016 213.395
263.594 223.181
267.408 229.226

277.382 240.441
289.042 253.273
308.826 257.779

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat jumlah penduduk miskin di desa dan
kota pada tahun 2001 sebesar 37,87 juta jiwa dan meningkat menjadi 38,39 juta
jiwa pada tahun 2002, namun pada tahun 2005 jumlah penduduk miskin menurun
menjadi 35,1 juta jiwa dan meningkat ditahun 2006 menjadi 39,3 juta jiwa, dan
pada maret 2013 menurun kembali menjadi 28,07 juta jiwa dan meningkat terus
pada September 2013 menjadi 28,55 juta jiwa. Naik turunnya jumlah penduduk
miskin menunjukkan bahwa keadaan sosial ekonomi masyarakat Indonesia berada
pada kondisi ketidakstabilan. Masalah tersebut membutuhkan perhatian lebih dari
pemerintah, sehingga sampai saat ini pemerintah terus memperbaharuhi
kebijakan-kebijakan untuk membantu masyarakat mengatasi masalah sosial dan

10
Universitas Sumatera Utara

ekonominya. Seluruh kebijakan tersebut menjadi agenda pemerintah yang akan
disalurkan kepada masayarakat luas.

Agenda pemerintah yang terus menjadi pusat perhatian hingga saat ini
adalah pembangunan. Menurut Ali (2006) konsep pembangunan adalah suatu
upaya perubahan yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai kondisi dan
situasi yang lebih baik, dilaksanakan secara sistematis dan bertahap disemua
bidang. Pembangunan menjadi tanggung jawab, menuntut partisipasi masyarakat
dan hasilnya pun dapat dinikmati oleh seluruh rakyat secara merata, namun
demikian salah satu tantangan pembangunan yang paling serius dan harus disikapi
secepatnya adalah upaya penanggulangan jumlah keluarga miskin perdesaan.
Berbagai program pemerintah telah dilaksanakan untuk menanggulangi
besarnya jumlah keluarga miskin di perdesaan. Salah satu program pemerintah
yang telah dilakukan adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) yang dimulai pada tahun 2007. Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) adalah
bentuk pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang
selama ini dinilai berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat
dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang digagas oleh
masyarakat desa itu sendiri. Tujuan umum dari pelaksanaan PNPM-Mpd yaitu
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin
secara mandiri, mempercepat penanggulangan kemiskinan serta meningkatkan
kemampuan kelembagaan masyarakat dan aparat desa yang ditempuh melalui

pemberian modal usaha untuk mengembangkan kegiatan usaha ekonomi produktif
dan membangun sarana dan prasarana yang mendukung pembangunan desa.

11
Universitas Sumatera Utara

Tujuan khususnya yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pelestarian kegiatan usaha ekonomi masyarakat perdesaan.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan memiliki
beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat, seperti Program Pengembangan
Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) yang bertujuan untuk
mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya,
Bantuan Langsung bagi Masyarakat (BLM), Simpan Pinjam bagi Perempuan
(SPP) dan sebagainya (Sumber: www.pnpm-mandiri.org).
Dalam Novitasari (2011) menyebutkan Simpan Pinjam bagi Perempuan
(SPP) adalah salah satu program yang wajib dilaksanakan untuk pengentasan
kemiskinan dalam program PNPM-Mpd. Program ini memberikan bantuan berupa
permodalan yang ditujukan bagi mereka yang dinilai sudah memiliki usaha yang
cukup untuk dapat membiayai kebutuhan dasar mereka, namun masih perlu
ditingkatkan. Pemberian modal tanpa agunan dalam bentuk perguliran dengan

kegiatan pengelolaan simpanan dan pinjaman melalui pembentukan kelompok
perempuan, dan besarnya pinjaman sesuai pengajuan proposal kelompok.
Program Simpan Pinjam bagi Perempuan juga dilakukan di Kecamatan
Rahuning, salah satunya di Desa Batu Anam. Jumlah kelompok Simpan Pinjam
Perempuan di Desa Batu Anam saat ini adalah 10 kelompok dengan anggota tiap
kelompoknya yaitu 7-10 orang. Juliarni (2013) berdasarkan penelitiannya
mengenai keefektivitasan kegiatan Simpan Pinjam Perempuan dikecamatan
Bangun Purba, hasil penelitiannya adalah bahwa dalam pelaksanaan Simpan
Pinjam Perempuan di wilayah tersebut terkesan kejar target demi terpakainya
seluruh alokasi bantuan langsung masyarakat yang dikelola di Kecamatan.
12
Universitas Sumatera Utara

Anggapan kejar target tersebut menjadikan subjek hanya sebagai objek, jika
ditanyakan kepada kelompok penerima, belum tentu mereka membutuhkan
bantuan tersebut karena belum punya usaha yang layak untuk didanai. Sebagian
masyarakat tidak menggunakan pinjaman untuk modal usaha, bahkan digunakan
untuk keperluan sehari-hari.
Permasalahan-permasalahan ini muncul akibat tidak berjalannya fungsi
setiap struktur dalam lembaga yang bertanggung jawab, seperti yang dikatakan

Robert K. Merton dalam George Ritzer (2010) fungsi dalam struktur bisa saja
berupa fungsi manifest dan fungsi latent. Fungsi manifest sebagai fungsi yang
diharapkan sedangkan fungsi latent sebagai fungsi yang tidak diharapkan. Merton
juga mengatakan bahwa suatu struktur yang disfungsi akan selalu ada.
Berdasarkan observasi sementara, peneliti melihat adanya kecenderungan
disfungsi pelaksanaan yang terjadi dalam pelaksanaan Simpan Pinjam Perempuan
di Desa Batu Anam. Berdasarkan gejala-gejala dan kecenderungan disfungsi
itulah, maka menjadi alasan peneliti untuk melihat dan meneliti disfungsi seperti
apa yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam bagi Perempuan
dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Desa
Batu Anam, Kecamatan Rahuning Kabupaten Asahan.
1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti membuat rumusan

masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam bagi Perempuan (SPP)
dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perdesaan di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan?

13
Universitas Sumatera Utara

2. Bagaimana disfungsi yang terjadi dalam kegiatan Simpan Pinjam
Perempuan (SPP) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten
Asahan ?
1.3.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka yang

menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam
Perempuan (SPP) dalam program PNPM Mandiri Pedesaan di Desa Batu
Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan.
2. Untuk mengetahui disfungsi apa saja yang terjadi dalam Simpan Pinjam
Perempuan di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten
Asahan.
1.4.

Manfaat Penelitian
Manfaat merupakan sesuatu yang diharapkan ketika sebuah penelitian

sudah selesai ditulis. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.4.1

Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menambah wawasan kajian

ilmiah dan referensi penelitian ilmiah selanjutnya, khususnya bagi mahasiswa
departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera
Utara, serta untuk memberikan sumbangan pengetahuan mengenai pemberdayaan
masyarakat.
1.4.2
1.

Manfaat praktis
Menjadi sumbangan pemikiran bagi kementrian dalam negeri untuk
senantiasa memantau dan mengkontrol program tersebut.

14
Universitas Sumatera Utara

2.

Manjadi masukan dan sumbangan pemikiran bagi pemerintah pusat
maupun daerah dalam merumuskan program-program pemberdayaan
masyarakat lainnya.

1.5.

Definisi Konsep
Konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan

penelitian. Konsep merupakan rangkaian pengertian logis yang dipakai untuk
menentukan jalan pemikiran dalam penelitian untuk memperoleh permasalahan
yang tepat. Dengan kata lain konsep adalah istilah-istilah yang mewakili atau
menyatakan suatu pengertian tertentu.
Adapun konsep-konsep dalam penelitian ini adalah:
1. Disfungsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dalam pelaksanaan
kegiatan Simpan Pinjam Perempuan ini tidak berjalan sesuai dengan
Modul Pelatihan PNPM-Mpd dan SOP SPP.
2. PNPM-Mpd yaitu program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri
pedesaan (PNPM Mandiri Pedesaan atau PNPM-Pedesaan atau Rural
PNPM) merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat yang
mendukung PNPM Mandiri yang wilayah kerja dan target sasarannya
adalah masyarakat perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi
sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan
(PPK) yang telah dilaksanakan sejak 1998-2007.
3. Simpan Pinjam bagi Perempuan (SPP) yaitu salah satu kegiatan dalam
PNPM-Mpd yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh ibu-ibu yang
membentuk satu kelompok. Kegiatan ini merupakan pemberdayaan yang
dalam pelaksanaannya memberikan bantuan modal yang ditujukan bagi

15
Universitas Sumatera Utara

mereka yang dinilai sudah memiliki usaha yang cukup untuk dapat
membiayai kebutuhan dasar mereka, namun masih perlu ditingkatkan.
Tujuan dari Simpan Pinjam Perempuan ini adalah mengembangkan
potensi kegiatan simpan pinjam di perdesaan, kemudahan akses pendanaan
usaha skala kecil, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar dan
memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong
pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan lapangan kerja.
4. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya-upaya yang dapat merubah taraf
hidup masyarakat ke arah yang lebih baik dan sejahtera. Pemberdayaan
masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemberdayaan
khusus perempuan melalui kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP).

16
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi

8 81 118

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

1 44 87

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

5 58 146

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin

4 69 162

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

0 11 87

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

0 0 8

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

0 0 1

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

0 0 11

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

0 0 3