SEJARAH AKUNTANSI DI NEGARA ISLAM

SEJARAH AKUNTANSI DI NEGARA ISLAM
1.

Sejarah Akuntansi
Perlu diketahui bahwa ketika eropa mengalami masa kegelapan dan masih
memiliki kemajuan peradaban seperti sekarang, peradaban islam berkembang dengan
pesat dan telah menjadi peradaban yang paling maju di dunia pada masanya. Begitu
juga sistem akuntansi sudah diterapkan pada masa itu yang langsung merujuk pada
firman Allah Ta’ala:
“ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al Qashash :77).
Akuntansi telah digunakan oleh orang-orang arab untuk mengukur jumlah
kekayaan mereka, untuk menghitung harta perniagaan dll. Tidak dapat dikatakan
bahwa peradaban seperti sistem perekonomian, sistem pemerintahan, sistem
pendidikan, sosial budaya yang ditemukan di Arab bukanlah peradaban orang Arab
sendiri. Tetapi sistem itu merupakan islami yang telah menjadikan peradaban arab
maju, dikarenakan kemajuan milik kaum muslimin dan pembangun peradaban adalah
kaum muslimin adalah peradaban Islam yang belum pernah ada bandingannya di dunia

ini, sebelum dan sesudahnya.

Mengutip pandangan Vernon Kam, bahwa : dalam sejarahnya diketahui
doublebook keeping muncul di Italia sejak abad ke-13. Maka dalam
pernyataan Shehata adalah suatu pengkajian selintas terhadap sejarah Islam
menyatakan bahwa akuntansi dalam islam bukanlah merupakan seni dan
ilmu yang baru “ dapat di lihat dalam peradaban islam yang pertama sudah
memiliki “Baitul Mal “ yang merupakan lembaga keuangan yang berfungsi
sebagai “Bendahara Negara “ serta menjamin kesejahteraan sosial. Sejak itu
masyarakat muslim telah memiliki jenis akuntansi yang disebut “Kitabat alAmwal”(pencatatan Uang) tulisan ini telah muncul dalam sebelum double
entry detemukan oleh Lucas Pacioli di Italia pada tahun 1949.
Ada beberapa faktor yang menuntut lahirnya double entry pada abad ke-13.
faktor tersebut adalah karena penyajian pada periode sebelumnya tidak
selengkap dengan yang terjadi pada masa itu. Litleton mengakui bahwa
double entry muncul kepermukaan karena waktu itu dapat dipenuhi
persyaratanya , yaitu: persyaratan yang berkaitan dengan masalah “materi”
dan“bahasa”

Demikian pula, banyak orang-orang Eropa yang mengunjungi dunia Islam
terpengaruh dengan apa yang mereka rasakan di negeri Islam. Banyak di

antara mereka yang masuk Islam ketika mereka merasakan kekuatan
pendorong yang merubah orang-orang badui yang memeluk Islam
menjadi ulama’ dan pemimpin. Sebagian peneliti telah merasakan
pengaruh peradaban Islam dan kaum muslimin terhadap dunia, yakni
salah seorang dari mereka mengatakan bahwa para pedagang Itali telah
menggunakan huruf-huruf Arab (Have, 1976, hal. 33), di samping angkaangka Arab juga.Di samping itu, sebagian penulis memandang bahwa
sistem pencatatan sisi-sisi transaksi yang dikenal dengan sistem
pembukuan ganda (double entry) telah dikenal oleh penduduk dahulu, dan
sistem ini tersebar di Itali melalui perdagangan. Demikian pula bahwa di
sana terdapat beberapa peristiwa yang menunjukkan bahwa orang-orang
terdahulu telah mencatat pemasukan dan pengeluaran tunai pada
lembaran-lembaran yang berhadapan dengan sistem debet dan kredit.
(Heaps, 1985, hal. 19–20).Tidak diragukan lagi, mereka itu adalah orangorang Arab terdahulu sebelum Islam, di Babilonia, Mesir, lalu di Hijaz,
setelah itu diikuti oleh kaum muslimin

Demikian pula perkataan peneliti ini bahwa sistem pencatatan sisi-sisi
transaksi telah tersebar di Itali melalui perdagangan, yang dimaksudkan
adalah melalui kaum muslimin. Sebab, kaum muslimin pernah menjalin
hubungan dagang yang kuat dengan orang-orang Itali; dan tidak ada
seorang pun yang mendahului mereka dalam melakukan hal itu, sejak

Eropa keluar dari masa kegelapan. Dalam sejarah membuktikan bahwa
ternyata Islam lebih dahulu mengenal system akuntansi, karena Al Quran
telah diturunkan pada tahun 610 M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari
Lucas Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494.

2. Akuntansi di Kalangan Bangsa Arab Sebelum Islam

Dari studi sejarah peradaban arab, tampak sekali betapa besarnya
perhatian bangsa arab pada akuntansi. Hal ini terlihat pada usaha tiap
pedagang arab untuk mengetahui dan menghitung barang dagangannya,
sejak mulai berangkat sampai pulang kembali. Hitungan ini dilakukan untuk
mengetahui perubahan pada keuangannya. Setelah berkembangnya negeri,
bertambahnya kabilah-kabilah, masuknya imigran-imigran dari negeri
tetangga, dan berkembangnya perdagangan serta timbulnya usaha-usaha
perdagangan, semakin kuatlah perhatian bangsa arab terhadap pembukuan
dagang untuk menjelaskan utang piutang. Orang-orang yahudipun (pada
waktu itu) sudah biasa menyimpan daftar-daftar (faktur) dagang.
Semua telah nampak jelas dalam sejarah peradaban bangsa arab. Jadi,
konsep akuntansi dikalangan bangsa arab pada waktu itu dapat dilihat pada
pembukuan yang berdasarkan metode penjumlahan statistik yang sesuai

dengan aturan-aturan penjumlahan dan pengurangan. Untuk mengerjakan
pembukuan ini, ada yang dikerjakan oleh pedagang sendiri dan ada juga
yang menyewa akuntan khusus.

3. Konsep Akuntansi pada Awal Munculnya Islam
Setelah munculnya Islam di semenanjung arab dibawah kepemimpinan
Rasulullah saw, serta telah terbentuknya daulah islamiyah di madinah,
mulailah perhatian Rasulullah untuk membersihkan muamalah maaliah
(keuangan) dari unsur-unsur riba dan dari segala bentuk penipuan,
pembodohan, perjudian, pemerasan, monopoli dan segala usaha
pengambilan harta orang lain secara batil. Bahkan Rasulullah lebih
menekankan pada pencatatan keuangan.Rasulullah mendidik secara khusus
beberapa orang sahabat untuk menangani profesi ini dan mereka diberi
sebutan khusus, yaitu hafazhatul amwal (pengawas keuangan).
Diantara bukti seriusnya persoalan ini adalah dengan diturunkannya
ayat terpanjang didalam Al-Qur’an, yaitu surah al-Baqarah ayat 282.Ayat
ini menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan (Kitabah), dasar-dasarnya dan
manfaat-manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh oleh kaidah-kaidah
hukum yang harus dipedomani dalam hal ini. Para sahabat Rasul dan
pemimpin umat islam juga menaruh perhatian yang tinggi terhadap

pembukuan (akuntansi) ini, sebagai mana yang terdapat dalam sejarah
khulafaur-rasyidin.

Adapun tujuan pembukuan bagi mereka di waktu itu adalah untuk
mengetahui utang-utang dan piutang serta keterangan perputaran uang, seperti
pemasukan dan pegeluaran. Juga, difungsikan untuk merinci dan menghitung
keuntungan dan kerugian, serta untuk menghitung harta keseluruhan untuk
menentukan kadar zakat yang harus dikeluarkan oleh masing-masing individu.
Dengan melihat sejarah peradaban Islam diatas, jelaslah bahwa ulama-ulama
fiqih telah mengkhususkan masalah keuangan ini kedalam pembahasan khusus
yang meliputi kaidah-kaidah, hukum-hukum, dan prosedur-prosedur yang harus
diikuti.

Runtuhnya Khilafah Islamiyah serta tidak adanya perhatian dari
pemimpin-pemimpin Islam untuk mensosialisasikan hukum islam, serta
dengan dijajahnya kebanyakan nagara Islam oleh negara-negara eropa,
telah menimbulkan perubahan yang sangat mendasar disemua segi
kehidupan ummat Islam, termasuk di bidang muamalah keuangan. Pada
fase ini perkembangan akuntansi didominasi oleh pikiran pikiran barat.
Para muslim pun mulai menggunakan sistem akuntansi yang

dikembangkan oleh barat

Dari sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi adalah ilmu informasi yang
mencoba mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara
melakukan pengukuran atas berbagai transaksi dan akibatnya yang
dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti
aktiva, utang, modal, hasil, biaya, dan laba.

Dalam Al Quran disampaikan bahwa kita harus mengukur secara adil,
jangan dilebihkan dan jangan dikurangi. Kita dilarang untuk menuntut
keadilan ukuran dan timbangan bagi kita, sedangkan bagi orang lain
kita menguranginya. Dalam hal ini, Al Quran menyatakan dalam
berbagai ayat, antara lain dalam surah Asy-Syura ayat 181-184 yang
berbunyi:”Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang merugikan dan timbanglah dengan timbangan yang
lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan
janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan
dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umatumat yang dahulu.”

Kebenaran dan keadilan dalam mengukur (menakar) tersebut, menurut

Umer Chapra juga menyangkut pengukuran kekayaan, utang, modal
pendapatan, biaya, dan laba perusahaan, sehingga seorang Akuntan wajib
mengukur kekayaan secara benar dan adil. Seorang Akuntan akan
menyajikan sebuah laporan keuangan yang disusun dari bukti-bukti yang
ada dalam sebuah organisasi yang dijalankan oleh sebuah manajemen yang
diangkat atau ditunjuk sebelumnya.
Kebangkitan islam baru telah menjangkau bidang muamalah secara
umum, dan bidang-bidang finansial, serta lembaga-lembaga keuangan
secara khusus. sekelompok pakar akuntansi muslim telah mengadakan riset
dan studi-studi ilmiah tentang akuntansi menurut islam. Perhatian mereka
lebih terkonsentrasi pada beberapa bidang, yaitu bidang riset, pembukuan,
seminar atau konverensi, pengajaran dilembaga-lembaga keilmuan dan
perguruan tinggi, serta aspek implementasi pragmatis.

Berikut ini adalah sebagian dari usaha awal di masing-masing bidang
kebangkitan akuntansi islam:
 Kebangkitan akuntansi islam dalam bidang riset
 Kebangkitan akuntansi islam dalam bidang pembukuan
 Kebangkitan akuntansi islam di sekolah-sekolah dan perguruan
tinggi

 Kebangkitan akuntansi islam dalam aspek implementasi

Akuntansi syariah sudah diimplementasikan pada masa kejayaan
islam dan dapat diimplementasikan pada masa sekarang ini seperti:








Akuntansi Zakat
Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi Warisan
Akuntansi Efesiensi
Akuntansi Amanah
Akuntansi Kesaksian
dan Akuntansi Syarikat


4. Pengertian Akuntansi
Ada beberapa definisi akuntansi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh
akuntansi. Beberapa diantaranya adalah :
“Akuntansi merupakan proses mengidentifikasikan, mengukur, dan
menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan bagi
pemakainya.”
Sedang menurut literatur Islam akuntansi (muhasabah) didefinisikan “suatu
aktifitas yang teratur berkaitan dengan pencatatan transaksi-transaksi,
tindakan-tindakan, keputusan-keputusan yang sesuai dengan syariat, dan
jumlah-jumlahnya, di dalam catatan-catatan yang representatif, serta
berkaitan dengan pengukuran hasil-hasil keuangan yang berimplikasi pada
transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, dan keputusan-keputusan tersebut
membantu pengambilan keputusan yang tepat.

Melalui definisi ini maka dapat dibatasi bahwa karakteristik muhasabah
adalah :
• Aktivitas yang teratur.
• pencatatan : Transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, dan keputusan
keputusan yang

sesuai dengan hukum.
• Jumlah-jumlahnya.
• Di dalam catatan-catatan yang representatif.
• Pengukuran hasil-hasil keuangan.
• Membantu dalam pengambilan keputusan.

Dalam buku yang masih berbentuk manuskrip itu, al Mazindarani
menjelaskan hal-hal berikut:
- Sistem akuntasi yang populer saat itu, dan pelaksanaan pembukuan
yang khusus bagi setiap sistem akuntansi.
- Macam-macam buku akuntansi yang wajib digunakan untuk mencatat
transaksi keuangan.
- Cara menangani kekurangan dan kelebihan, yakni penyetaraan.
Menurutnya, sistem-sistem akuntansi yang populer saat itu (765 H/
1363 M ) antara lain :
Akuntansi Bangunan
Akuntansi Pertanian
Akuntansi Pergudangan
Akuntansi Pembuatan Uang
Akuntansi Pemeliharaan Binatang


5. Prinsip Akuntansi
 Prinsip Legitimasi Muamalat
 Prinsip Entitas Spritual
 Prinsip Kontunuitas

Kaidah-Kaidah Akuntansi Islam







Kaidah Accural
Kaidah Pengukuran
Kaidan Konsistensi
Kaidah Periodisitas
Kaidah Pencatatan Sistematis
Kaidah Transparansi

Menurut Muhammad Akram Khan sifat akuntansi Islam adalah :






Penentuan Laba Rugi yang Tepat
Mempromosikan dan menilai efisiensi kepemimpinan
Ketaatan pada hukum syariah
Keterikatan pada keadilan
Melaporkan dengan baik

6. Akuntansi dalam Pandangan Islam
Mungkin belum banyak orang yang mengetahui bahwa
Akuntansi yang merupakan cabang ilmu ekonomi yang saat
ini sangat pesat perkembangannya disemua sektor baik
swasta maupun publik, ternyata konsep dasarnya telah
diperkenalkan oleh Al- Quran, jauh sebelum Lucas Pacioli
yang dikenal dengan bapak akuntansi memperkenalkan
konsep akuntasi double-entry book keeping dalam salah satu
buku yang ditulisnya pada tahun 1494. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan Surat Al-Baqarah ayat 282 di atas, Allah secara
garis besar telah menggariskan konsep akuntansi yang
menekankan pada akuntabilitas.

tujuan yang ingin dicapai dalam akuntansi berdasarkan perspektif Islam
adalah dalam rangka menyajikan laporan keuangan secara benar
sehingga diperoleh informasi yang akurat sebagai dasar perhitungan
zakat.Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah akuntansi sebagai
bukti tertulis yang dapat dipertanggug jawabkan dikemudian hari.

7. Dalil-Dalil Akuntansi





Al-Qur’an surat A-Baqarah Ayat 282,
Al-Qur’an surat asy-syu’ara Ayat 181-184
Al_Qur’an surat Al-hujaraat Ayat 6
Al-Qur’an surat Al-isra’ Ayat 5

8. Pendekatan Dalam Akuntansi Syariah








Pendekatan Nonteoritis,praktis, atau pragmatis
Pendekatan teoritis
Deduktif
Induktif
Etis
Sosiologis
Ekonomis

9. Aliran dalam Akuntansi Syariah
 Akuntansi Syariah Aliran Pragmatis
 Akuntansi Syari’ah Aliran Idealis
 Komparasi Antara Aliran Idealis dan Pragmatis