HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGE

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN IBU
TENTANG MILIARIASIS DI BPS NY. SRIWAHYUNI, AMd. Keb DESA
KWANGSAN KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO 2009
(RELATIONSHIP WITH THE KNOWLEDGE LEVEL OF EDUCATION
IN BPS MILIARIASIS NY. Sriwahyuni, AMD. Keb KWANGSAN
VILLAGE DISTRICT DISTRICT Sedati SIDOARJO 2009)
Istianah
RINGKASAN
Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai
dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan yang ada di
dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada,punggung) tempat yang
mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala. Faktor-faktor yang
dibedakan menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal meliputi, usia, pendidikan,
sosial ekonomi, intelegensia, sosial budaya. Berdasarkan survey awal di BPS Ny.
Sriwahyuni, AMd. Keb di Desa Kwangsan Kecamatan Sedati - Sidoarjo Tahun
2009, dengan membagikan kuisioner pada tanggal 28 sampai dengan 1 April 2009
didapatkan 10 responden, Pendidikan Dasar (SD, SMP) ada 5 orang, ibu yang
pengetahuannya kurang ada 3 orang (30%), Pendidikan Menengah (SMA, SMK)
ada 5 orang, ibu yang pengetahuannya baik ada 1 orang (10%), ibu yang
pengetahuannya cukup ada 1 orang (10%), ibu yang pengetahuannya kurang ada 3
orang (30%). Maka di dapat disimpulkan bahwa masih banyak ibu yang

berpendidikan dasar dengan memiliki pengetahuan kurang (50%) tentang
miliariais pada bayi.Penelitian ini merupakan desain penelitian analitik secara
cross sectional. Populasinya adalah semua ibu bayi yang datang di BPS Ny. Sri
Wahyuni, AMd. Keb desa kwangsan kecamatan sedati kabupaten sidoarjo 2009
yang berjumlah 36 responden. Dengan menggunakan teknik non probability
sampling secara
total populasi. pengambilan data dengan menggunakan
kuesioner. Metode pengambilan sempel dengan menggunakan total sampling
dengan tabulasi frekuensi dan di analisis dengan uji korelasi spearman. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 36 responden, sebagian besar (63,89%)
berpendidikan dasar dan berpengetahuan kurang sebanyak 23 responden. Dari
hasil uji Spearman Rank Test didapatkan bahwa rhitung > rtabel atau 2,970 < 0,340
yang artinya bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Berarti ada hubungan tingkat
pendidikan dengan pengetahuan ibu tentang miliariasis pada bayi di BPS Ny. Sri
Wahyuni, AMd. Keb desa kwangsan kecamatan sedati kabupaten sidoarjo 2009.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat pula disimpulkan bahwa pendidikan
mempengaruhi pengetahuan ibu tentang miliariasis pada bayi. Diharapkan sebagai
tenaga kesehatan dapat memberikan informasi tentang miliariasis terutama pada
ibu bayi.
Kata Kunci : Pendidikan, Pengetahuan, Miliariasis, Ibu, Bayi


ABSTRACT
Miliariasis is a skin disorder characterized by redness, accompanied by a small
watery bubbles arising from the excessive sweating in the forehead, neck, parts
covered by clothing (chest, back) place under pressure or friction of clothing and
also the head. The factors can be divided into two, namely internal and external
factors include, age, education, socio-economic, intelligence, social and cultural.
Based on the initial survey in BPS Ny. Sriwahyuni, AMD. Keb Kwangsan Village
Subdistrict Sedati - Sidoarjo in 2009, by distributing questionnaires on the 28th
until 1 April 2009 found 10 respondents, Elementary Education (elementary,
junior high school) there are 5 people, mothers lack knowledge there are 3 people
(30%), Education Secondary (high school, vocational school) there are 5 people, a
good knowledge of mothers who have 1 person (10%), mothers enough
knowledge there was 1 person (10%), mothers lack knowledge there are 3 people
(30%). Then it can be concluded that there are many mothers with primary
education have less knowledge (50%) of miliariais in infants.
This study design is cross sectional analytic study. The population is all the
baby's mother came in BPS Ny. Sri Wahyu, AMD. Keb kwangsan village
subdistrict of Sidoarjo district Sedati 2009 amounted to 36 respondents. By using
non-probability sampling technique in total population. retrieval of data using

questionnaires. Sempel retrieval method using the total sampling frequency
tabulation and analysis with Spearman correlation test.The results showed that of
the 36 respondents, the majority (63.89%) primary education and less
knowledgeable
many
as
23
respondents
From the test results of the Spearman rank test showed that rhitung > rtabel
or 2.970 > 0.340, which means that H1 is accepted and H0 is rejected. Means
there is a relationship with the educational level of the mother's knowledge
miliariasis in infants at BPS Ny. Sri Wahyu, AMD. Keb kwangsan village
subdistrict of Sidoarjo district Sedati 2009. Based on these results we can also
conclude that the mother's education affects knowledge about miliariasis in
infants. It is expected that as health workers can provide information about
miliariasis
especially
in
the
mother

baby.
Keywords: Education, Knowledge, Miliariasis, Mother, Baby
PENDAHULUAN
Milliariasis adalah bercak
putih kecil yang keras seperti jerawat
pada hidung bayi baru lahir. Dapat
juga muncul di dagu dan dahi. Milia
adalah kista kecil seperti mutiara
pada wajah anak yang baru lahir
disebabkan oleh pengeluran pertama
pada kelenjar minyak anak. Seperti
jerawat baru lahir, milia tidak
memerlukan pengobatan dan segera
hilang setelah lahir. Bila terdapat di

mulut dan di gusi disebut Epstein
pearls (Muslihatun, 2003).
Berdasarkan survey awal di
BPS Ny. Sriwahyuni,Amd.Keb Desa
Kuwangsan

kecamatan
Sedati
kabupaten Sidoarjo tahun 2009
dengan membagikan kuisionener
pada 10 ibu bayi, didapatkan dengan
hasil 4 orang dengan pendidikan
menengah dengan pengetahuan baik
1 responden(10%), pengetahuan

cukup1
responden(10%),
pengetahuan kurang 2 responden
(20%) dan 6 orang lainnya dengan
pendidikan
dasar
dengan
pengetahuan baik1 responden(10%),
pengetahuan cukup2 responden
(20%), pengetahuan kurang 3
responden (30%). Dari data diatas

disimpulkan bahwa masih banyak
ibu yang berpendidikan dasar (50%)
pengetahuanya
kurang
tentang
miliariasis.
Penyebab
miliariasis
bisa
terjadi karena pembedongan pada
bayi, suhu yang panas atau lembab,
infeksi oleh bakteri dan mungkin
bisa karena kurangnya pendidikan
ibu
tentang
biang
keringat
(miliariasis).
Untuk
meningkatkan

pengetahuan ibu tentang miliariasis
maka ibu yang berpendidikan dasar
diberikan
pengetahuan
dan
penjelasan dasar lebih tentang
miliariasis, sehingga ibu yang
berpendidikan dasar yang tidak tahu
biang keringat menjadi tahu dan
dapat mengantisipasi jika terjadi
biang keringat pada bayinya.
Dari latar belakang di atas
menunjukan
bahwa
tingkat
pendidikan dan pengetahuan ibu
tentang
miliariasis
masih
rendah,oleh karena itu peneliti

tertarik untuk menganbil judul
“Hubungan Tingkat Pendidikan
Dengan Pengetahuan Ibu Tentang
Miliariasis Pada Bayi di BPS Ny.
Sriwahyuni,Amd.keb
kecamatan
Sedati kabupaten Sidoarjo tahun
2009”.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini merupakan
desain penelitian analitik secara
cross sectional, penelitian cross
sectional adalah jenis penelitian yang
menekan waktu pengukuran atau
observasi data variable dan dependen

dinilai secara simultan pada suatu
saat, jadi tidak ada tindak lanjut
(Nursalam, 2008).Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu bayi yang

melakukan kunjungan di BPS Ny.
Sriwahyuni,Amd.Keb
Kecamatan
Sedati Kabupaten Sidoarjo Tahun
2009 sebanyak 36 responden.
Sampel dalam penelitian ini adalah
semua ibu bayi yang melakukan
kunjungan
di
BPS
Ny.
Sriwahyuni,Amd.Keb
Kecamatan
Sedati Kabupaten Sidoarjo Tahun
2009 sebanyak 36 responden. Dalam
penelitian ini menggunakan teknik
sampling jenuh atau Total Sampling
yaitu teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Istilah lain dari

sampling jenuh adalah sensus.
Statistik pengujian ini mengikuti
distribusi normal standart dengan
tingkat signifikan 0,05. Hipotesis nol
ditolak apabila rs hitung lebih besar
dari r table.
HASIL PENELITIAN
1. Tingkat Pengetahuan ibu bayi
BPS Ny. Sriwahyuni, AMd. Keb
Desa
Kwangsan
Kecamatan
Sedati Sidoarjo Tahun 2009.
Tabel4.1Tingkat
pengetahuan
Responden Tentang Miliariasis
Pada Bayi di BPS Ny.
Sriwahyuni, AMd. Keb Desa
Kwangsan Kecamatan Sedati
Kabupaten Sidoarjo Tahun

2009.
Pengetahuan Jumlah Prosentase
(%)
Baik
5
13,89
Cukup
8
22,22
Kurang
23
63,89
Jumlah
36
100
Sumber: Data Sekunder Penelitian
tahun 2009

Berdasarkan tabel 4.6 diatas
menunjukkan dari 36 responden
sebagian besar (63,89%) responden
berpengetahuan kurang tentang
miliariasis pada bayi yaitu sebanyak
23 responden.

2. Tingkat pendidikan ibu bayi BPS
Ny. Sriwahyuni, AMd. Keb
Desa Kwangsan Kecamatan
Sedati Sidoarjo Tahun 2009.
Tabel4.2Tingkat
Pendidikan
Responden
Tentang
Miliariasis Pada Bayi di BPS
Ny. Sriwahyuni, AMd. Keb
Desa Kwangsan Kecamatan
Sedati Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2009.
Pendidikan Jumlah
Prosentase
(%)
Dasar
23
63,89
Menengah
10
27,78
Tinggi
3
8,33
Jumlah
36
100
Sumber: Data Primer Penelitian Tahun
2009

Berdasarkan tabel 4.5 diatas
menunjukkan bahwa dari 36
responden sebagian besar (63,89%)
berpendidikan dasar yaitu sebanyak
23 responden.
3.
Hubungan Tingkat Pendidikan
Dengan
Pengetahuan
Ibu
Tentang Miliariasis Pada Bayi.
Tabel 4.3Tabulasi Silang Hubungan
Tingkat
Pendidikan
Dengan Pengetahuan Ibu
Tentang Miliariasis Pada
Bayi
di
BPS
Ny
Sriwahyuni,
AMd.Keb
Desa
Kwangsan
Kecamatan
Sedati
Kabupaten Sidoarjo Tahun
2009
pendidikan
Dasar

Menengah

Tinggi

Tingkat Pengetahuan
K
C
B
23
0
0
63,8 0
0
6
4
0
16,6 11,1
0
1
2
2,78
0
5,5
0%

Total
23
63,8
10
27,7
3
8,33

Total
63,8 22,2 13,8
Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2009

Berdasarkan tabel 4.7
diatas menunjukkan bahwa dari 36
responden sebagian besar (63,89%)
adalah memiliki pengetahuan kurang

yaitu ibu bayi yang berpendidikan
dasar sebanyak 23 responden.
Dari hasil uji Spearman rank
di dapatkan bahwa rhitung > rtabel atau
2,970 > 0,340 yang artinya bahwa H1
diterima dan H0 di tolak, berarti ada
Hubungan
Antara
Tingkat
Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu
Tentang Miliariasis Pada Bayi Di
BPS Ny. Sriwahyuni, AMd. Keb
Desa Kwangsan Kecamatan Sedati
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009.
PEMBAHASAN
Tingkat Pendidikan Ibu Tentang
Miliariasis Pada Bayi
Berdasarkan hasil pengolahan
data pada tabel 4.5 didapatkan bahwa
dari 36 responden, sebagian besar
(63,89%) pendidikan ibu bayi di BPS
Ny. Sriwahyuni, AMd. Keb Desa
Kwangsan
Kecamatan
Sedati
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009
berpendidikan dasar yaitu sebanyak
23 responden.
Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan
suasana
belajar
dan
proses
pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang
diperlukan
dirinya,
masyarakat
bangsa dan negara (UU Republik
Indonesia No.20 Tahun 2003).
Sebagian
besar
tingkat
pendidikan ibu bayi pada table 4.5
didapatkan bahwa dari 36 responden
berpendidikan dasar
(SD,SMP)
sebagian besar (63,89%) kurang
yaitu sebanyak 23 responden.
Pengetahuan
Ibu
Tentang
Miliariasis Pada Bayi
Berdasarkan hasil pengolahan
data pada tabel 4.6 didapatkan bahwa
dari 36 responden, sebagian besar
(63,89%) pengetahuan ibu tentang

miliariasis pada bayi di BPS Ny.
Sriwahyuni, AMd. Keb Desa
Kwangsan
Kecamatan
Sedati
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009
berpengetahuan
kurang
yaitu
sebanyak 23 responden.
Pengetahuan adalah hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap
suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pancaindera manusia,
yakni
indera
penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjo, 2007:143).
Pengetahuan yang dicakup didalam
domain kognitif mempunyai 6
tingkatan yaitu: know (tahu),
comprehention (paham), application
(aplikasi),
analysis
(analisis),
synthesis
(sintesis),
evaluation
(evaluasi).
Hubungan
Antara
Tingkat
Pendidikan Dengan Pengetahuan
Ibu Tentang Miliariasis Pada Bayi
Sidoarjo Tahun 2009.
Dari hasil uji Spearman rank
di dapatkan bahwa rhitung > rtabel atau
2,970 > 0,340 yang artinya bahwa H1
diterima dan H0 di tolak, berarti ada
hubungan tingkat pendidikan dengan
pengetahuan ibu tentang miliriasis
pada bayi Sidoarjo tahun 2009.
Makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima
informasi sehingga dapat banyak
pula pengetahuan yang dimilikinya.
Sebaliknya pendidikan yang kurang
akan menghambat sikap seseorang
terhadap
nilai
bagian
yang
diperkenalkan (Notoatmodjo, 2003).
Pendidikan merupakan salah
satu faktor yang sangat menentukan
pengetahuan dan persepsi seseorang
terhadap pentingnya suatu hal.
Tingkat pendidikan seseorang dapat
mendukung atau mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang dan
taraf pendidikan yang rendah selalu
bergandengan dengan informasi dan
pengetahuan yang terbatas, semakin
tinggi pendidikan semakin tinggi
pula pemahaman seseorang terhadap
informasi
yang
didapat
dan
pengetahuanpun akan semakin tinggi
( undang – undang sisdiknas :18).
Dengan demikian harapan agar ibu
dapat mengerti tentang miliariasis
pada bayi yang tadinya tidak tahu
menjadi
tahu,serta
ibu
dapat
mengambil
manfaat
dan
meningkatkan pengetahuan serta
pemahaman tentang miliariasis pada
bayi.
Berdasarkan penjelasan diatas
dapat diketahui bahwa pendidikan
mempengaruhi pengetahuan ibu
tentang miliariasis di BPS Ny.
Sriwahyuni, AMd. Keb Desa
Kwangsan
Kecamatan
Sedati
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan
di BPS Ny. Sriwahyuni, AMd. Keb
Desa Kwangsan Kecamatan Sedati
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009
dapat disimpulkan:
Sebagian besar
(63,89%)
pendidikan ibu bayi di BPS Ny.
Sriwahyuni, AMd. Keb Desa
Kwangsan
Kecamatan
Sedati
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009
berpendidikan dasar yaitu sebanyak
23 responden.
Sebagian besar
(63,89%)
pengetahuan ibu bayi di BPS Ny.
Sriwahyuni, AMd. Keb Desa
Kwangsan
Kecamatan
Sedati
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009
berpengetahuan
kurang
yaitu
sebanyak 23 responden.
Dari hasil uji statistik yang
dilakukan didapatkan hasil yaitu dari
α = 0,05 yaitu 2,970 < 0,340 hal ini
menandakan bahwa ada Hubungan

Tingkat
Pendidikan
Dengan
Pengetahuan Ibu Tentang Miliariasis
Pada Bayi di BPS Ny. Sriwahyuni,
AMd.
Keb
Desa
Kwangsan
Kecamatan
Sedati
Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2009.
DAFTAR PUSTAKA
1. Akademi Kebidanan Mitra Sehat
“Buku Panduan KTI”, Sidoarjo.
Akademi Kebidanan Mitra Sehat
2009.
2. Arikunto, S, 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
3. Boediardja,
dkk.
(2004).
Perawatan Kulit Bayi dan Balita .
Jakarta : EGC
4. BPN.(2009).
Himpunan
Perundang-Undangan RI Tentang
Badan
Pendidikan
Nasional.Bandung
:
Media
Purana.
5. Budiarto,
Eko.
(2002).
Biostatistika Untuk Kedokteran
dan
Kesehatan
Masyarakat.
Jakarta : EGC.
6. Depkes
RI.2006.
ManajementTerpaduBalitaSakit.
Depkes RI, Jakarta.
7. Dewi, Vivian Nanny Lia. (2003).
Asuhan Neonatus Bayi dan Anak
Balita, Jakarta : Salemba Medika.
8. Hidayat, A. Aziz, 2013. Metode
Penelitian Kebidanan Dan Teknik
Analisa Data . Jakarta : Salemba
Medika.
9. http://www. UrologiHealth.com,
diakses 12 Maret 2013.
10. http://twidayanti91.blogspot.co
m
11. http://Pengky.blogspot.com

12. Manuaba,
Rustam.
(2008).
Sinopsis
Obstetri.
Obstetri
Fisiologi. Obstetri Pathologi,
Jakarta : EGC.
13. Muslihatun. Wafi Nur. (2003).
Asuhan Neonatus Bayi dan
Balita. Yogyakarta Citramaya
14. Nursalam S, 2008. Konsep dan
Penerapan
Metedologi
Penelitian Ilmu Keperawatan :
Pedoman Skripsi, Tesis dan
Instrumen
Penelitian
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
15. Notoatmodjo. S, 2003. Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
Rineka Cipta.
16.
,
2003.Metedologi
Penelitian Kesehatan, Jakarta :
Rineka Cipta.
17. Setiadi, 2007. Konsep Dan
Penulisan. Jakarta : Graha Ilmu.
18. Sugiyono.
2009.
Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R & D . Bandung
:ALFABETA.
19. Yongki, dkk. (2012). Asuhan
Pertumbuhan
Kehamilan,
Persalinan, Neonatus, Bayi dan
Baalita. Yogyakarta : Naha
Medika.
20. Alimul Azis, (2007). Metode
Penelitian
Kebidanan
dan
Teknik Analisis Data. Salemba
Medika, jakarta.