LATAR BELAKANG ISBD DAN RUANG LINGKUP IS

LATAR BELAKANG ISBD DAN RUANG LINGKUP ISBD
A. Latar Belakang Ilmu Sosial Dasar
Latar belakang diberikannya mata kuliah ISD di perguruan tinggi yaitu banyaknya kritik
yang ditujukan pada sistem pendidikan Indonesia oleh sejumlah cendekiawan, terutama sarjana
pendidikan, sosial, dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan kita berbau
kolonial, dan masih merupakan warisan sistem pendidikan Pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan
dari politik balas budi yang dianjurkan oleh Conrad Theodhore van Deventer. Sistem ini
bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga terampil untuk menjadi "tukang-tukang" yang mengisi
birokrasi mereka di bidang administrasi, perdagangan, teknik, dan keahlian lain, dengan tujuan
mengeksploitasi kekayaan negara. Ternyata sekarang masih dirasakan banyaknya tenaga ahli
yang berpengetahuan keahlian khusus dan mendalam sehingga wawasannya sempit. Padahal
sumbangan pemikiran dan adanya komunikasi ilmiah antar disiplin ilmu diperlukan dalam
memecahkan berbagai masalah sosial masyarakat yang demikian kompleks.
Latar belakang lainnya, sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang "elite" bagi masyarakat kita
sendiri, kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, dan tidak mengenali dimensi-dimensi lain
di luar disiplin keilmuannya.
Perguruan tinggi seolah-olah menara gading yang banyak menghasilkan sarjana-sarjana
"tukang" yang tidak mau peka terhadap denyut kehidupan, kebutuhan, serta perkembangan
masyarakat. Pendidikan tinggi hanya dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai
seperangkat pengetahuan di bidang tertentu saja.
Sedangkan tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan mempunyai tiga

kemampuan, yaitu personal, akademis dan profesional.
1. Kemampuan personal
Tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap yang mencerminkan
kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai agama, masyarakat, pancasila serta
pandangan luas terhadap berbagai masalah masyarakat Indonesia.
2. Kemampuan akademik
Kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan dan mampu berpikir
logis, kritis, sistematis dan analitis. Memiliki kemampuan untuk mengedintifikasi dan
merumuskan masalah yang sedang dihadapi.

3. Kemampuan profesional
Kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dan mereka
diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi dalam profesinya.
Sejalan dengan harapan di atas, Ilmu Sosial Dasar bertujuan untuk :
a. Membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian agar memperoleh wawasan
pemikiran yang lebih luas.
b. Memahami dan menyadari kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah yang ada di
dalam masyarakat.
c. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap ikut serta dalam usaha-usaha
menanggulanginya.

d. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat
kompleks dan kita hanya dapat mendekatinya serta mempelajarinya secara kritis dan
interdisipliner.
e. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi
dengan mereka dalam rangka menanggulangi masalah-masalah sosial yang terjadi di dalam
masyarakat.
Peran ilmu sosial dasar adalah:
 mempunyai pandangan tentang cara bersosialisasi dengan masyarakat dalam ruang lingkup yang
lebih luas,
 menambah wawasan tentang hidup bermasyarakat dengan baik
 lebih mengerti tentang keadaan alam dan jalan pikiran manusianya,
 memahami ilmu sosial yang menunjang kehidupan bersosialisasi,
 pandangan hidup selanjutnya menjadi lebih terarah,
 mengetahui cara hidup sebagai mahluk sosial,
 lebih mencintai alam dan mengerti arti sejarah,
 menjadi lebih mengerti masalah yang terjadi di masyarakat dan dapat membantu menyelesaikan
masalah sosial.
 dapat memanfaatkan ilmu-ilmu yang ada dalam ilmu sosial dasar untuk kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat


 membangkitkan rasa ikut serta dalam menyelesaikan masalah sosial.
 memudahkan beradaptasi dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas
 membantu perkembangan cara pola pikir dalam menyikapi masalah
B. Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Sosial Dasar
Ada dua masalah yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang
lingkup pembahasan mata kuliah ilmu sosial dasar, yaitu :
a. Ada berbagai aspek pada kenyataan yang merupakan suatu masalah sosial. Biasanya, masalah
sosial dapat ditangggapi dengan pendekataan yang berbeda-beda oleh bidang- bidang
pengetahuan keahlian yang berbeda-beda pula, baik sebagai pendekatan tersendiri, mapupun
gabungan (antar bidang).
b. Adanya berbagai golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat yang masing-masing
mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendiri,
tetapi memilki banyak persamaan kepentingan kebutuhan serta persamaaan dalam pola-pola
pemikran dan tingkah laku yang menyebabkanadanya pertentangan maupun hubungan-hubungan
setia kawan dan kerja sama dalam masyarakat itu.
ISD meliputi dua kelompok utama; studi manusia dan masyarakat dan studi lembagalembaga sosial. Kelompok yang pertama terdiri atas psikologi, sosiologi, dan antropologi,
sedang kelompok yang kedua terdiri atas ekonomi dan politik.
Sasaran studi ISD adalah aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial dan masalah-masalah yang terwujud dari padanya.
Materi pembahasan dalam ISD terdiri atas masalah-masalah sosial. Untuk dapat menelaah

masalah-masalah sosial, hendaknya terlebih dahulu kita dapat mengindentifikasi kenyataankenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tertentu. Sehingga dengan demikian
bahan pelajaran ISD dapat dibedakan ke dalam tiga pembahasan yaitu,
 Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan
masalah sosial tertentu.

Kenyataan-kenyataan sosial tersebut sering ditanggapi secara berbeda oleh para ahli ilmu-ilmu
sosial, karena adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangannya. Dalam
ISD kita menggunakan pendekatan interdisiplin/multidisiplin.
 Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial yang dibatasi
pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalahmasalah sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan sosial. Sebagai contoh dari konsep dasar
semacam itu misalnya konsep “keanekaragaman” dan kosep “Kesatuan sosial”.
Bertolak dari kedua konsep tersebut di atas, maka dapat kita pahami dan sadari bahwa di dalam
masyarakat selalu terdapat :
a. Persamaan dan perbedaan pola pemikiran dan pola tingkah laku, baik secara individual
maupun kelompok/golongan
b. Persamaan dan perbedaan kepentingan. Persamaan dan perbedaan itulah yang menyebabkan
sering timbulnya pertentangan/konflik, kerjasama, dan kesetiakawanan antar individu/golongan
 Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai
kenyataan-kenyataan sosial yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan.
Konsorsium Antar Bidang telah menetapkan bahwa perkuliahan ISD terdiri dari 8 (delapan)

pokok bahasan. Dari kedelapan Pokok Bahasan tersebut maka ruang lingkup perkuliahan ISD
diharapkan mempelajari dan memahami adanya :
1. Berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan
kebudayaan.
2. Masalah individu, keluarga dan masyarakat.
3. Masalah pemuda dan sosialisasi.
4. Masalah hubungan antara warga negara dan negara.
5. Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat.
6. Masalah masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
7. Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan integrasi.
8. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat.

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
(Pengantar Ilmu Sosial Budaya Dasar)
Oleh:

Kelompok I
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Makassar
2012

Kelompok I:
1. Junnaedy Muis

1196140001

2. Nasrun Rusli

1196140002

3. Sitti Masyitah

1196140006

4. Hasbullah

1196140009


5. Ismayani

1196140010
KATA PENGANTAR

Bissmillahirahmanirahim
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu
Rasa syukur patut kami panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah mengijinkan
dan memberi nikmat kemudahan kepada kami dalam menyusun dan menulis makalah
Ilmu Sosial Budaya Dasar yang berjudul Pengantar Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Hal yang paling mendasar yang mendorong kami menyusun makalah ini adalah
tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD), untuk mencapai nilai yang
memenuhi syarat perkuliahan.

Pada kesempatan ini kami semua mengucapkan banyak terimakasih yang tak
terhingga atas bimbingan dosen dan semua pihak sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan dengan baik
Andai ada kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesarbesarnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Makassar , Mei 2012

Kelompok penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................. i
DAFTAR ISI................................................................ ii
BAB I........................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................... 1
a. Latar Belakang Masalah............................................ 1
b. Rumusan Masalah...................................................... 2
c. Tujuan Penulisan......................................................... 3
d. Manfaat Penulisan...................................................... 3
BAB II ......................................................................... 4
PEMBAHASAN......................................................... 4
a. Hakikat , Tujuan dan Ruang Lingkup ISBD.............. 4
b. ISBD di Dalam Kehidupan Bermasyarakat............. 7
c. Komponen Ilmu Sosial Budaya Dasar...................... 7
d. Masalah Sosial dan Pendekatan ISBD.................... 8
BAB III.......................................................................... 11
PENUTUP................................................................... 11
a. Kesimpulan ................................................................ 11
b. Saran – saran .............................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang Masalah

Ilmu sosial budaya dasar adalah suatu rangkaian pengetahuan mengenai aspek –
aspek yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan manusia
sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya dan permasalahan – permasalahan yang
bersifat ada .
Aspek lain dari pengantar ilmu sosial budaya dasar merupakan pengenalan teori –
teori ilmu sosial dan kebudayaan sehngga diekspektasikan seseorang dapat memiliki
wawasan keilmuan yang bersifat multidipsliner yang bersangkutan dengan keagamaan,
kesetaraan , dan manusia di dalam kehidupan bersosialisasi.
Secara umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan
kepribadian manusia sebaga makhluk sosial ( zoon politicon ) dan sebagai makhluk
budaya ( homo humanus ), sehingga mampu menghadapi secara kritis dan
berwawasan luas masalah yang mengenai sosial budaya dan permasalahan lingkungan
sosial budaya, serta dapat menyelesaikannya dengan baik, tujuan umum ilmu sosial
budaya dasar ada beberapa yaitu yang pertama pengembangan kepribadian manusia
sebagai makhluk sosial dan makhlik berbudaya, yang kedua kemampuan seseorang

menanggapi secara kritis dan berwawasan luas terhadap permasalahan sosial budaya
dan permasalahan lingkungan sosial budaya, dan yang terakhir ketiga adalah
kemampuan di dalam menyelesaikan secara baik, bijaksana dan obyektif permasalahan
– permasalahan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Sehingga secara umum kita harus memahami konsep – konsep dasar mengenai
manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk berbudaya memlki
daya kritis, wawasan yang luas terhadap permasalahan lingkungan sosial budaya.
Manusia sebagai makhluk berbudaya ( homo humanus ) artinya , manusia itu
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, karena sejak lahir
sudah di bekali dengan unsure akal (ratio), rasa (sense) yang membedakannya dengan
makhluk lainnya.
Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) artinya , manusia sebagai
individu tidak akan mampu hidup sendiri dan berkrmbang sempurna tanpa hidup
bersama dengan individu manusia lainnya. Manusia harus hidup bermasyarakat saling
berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga dengan
individu di luar kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi kepentingannya.

2) Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :

a.
b.
c.
d.

Bagaimana hakikat, tujuan dan ruang lingkup ilmu sosial budaya dasar ?
Bagaimana ilmu sosial budaya dasar di dalam kehidupan bermasyarakat ?
Apa sajakah komponen-komponen ilmu sosial budaya dasar ?
Apakah masalah sosial dan pendekatan ilmu sosial budaya dasar ?

3) Tujuan Penulisan
Dari perumusan masalah di atas. Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

Untuk mengetahui hakikat, tujuan dan ruang lingkup ilmu sosial budaya dasar
Untuk mengetahui ilmu sosial budaya dasar di dalam kehidupan bermasyarakat
Memahami komponen-komponen ilmu sosial budaya dasar
Mengetahui masalah sosial dan pendekatan ilmu sosial budaya dasar

4) Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini mencakup beberapa
diantaranya sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

Mengerti hakikat, tujuan dan ruang lingkup ilmu sosial budaya dasar
Mengetahui ilmu sosial budaya dasar di dalam kehidupan bermasyarakat
Memahami komponen-komponen ilmu sosial budaya dasar
Mengerti akan masalah sosial dan pendekatan ilmu sosial budaya dasar
BAB II
PEMBAHASAN

1) Hakikat , Tujuan dan Ruang Lingkup Ilmu Sosial Budaya Dasar
Ilmu sosial budaya dasar adalah bertujuan untuk mengembangkan kepribadian
manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk budaya yang berwawasan luas
dan kritis serta dapat menyelesaikan sebuah masalah dengan baik , memahami konsep
– konsep dasar tentang manusia sebagai makhluk sosial .
Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) artinya , manusia sebagai
individu tidak akan mampu hidup sendiri dan berkrmbang sempurna tanpa hidup
bersama dengan individu manusia lainnya. Manusia harus hidup bermasyarakat saling
berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga dengan
individu di luar kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi kepentingannya.

Manusia sebagai makhluk berbudaya ( homo humanus ) artinya , manusia itu
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, karena sejak lahir
sudah di bekali dengan unsure akal (ratio), rasa (sense) yang membedakannya dengan
makhluk

lainnya.

Sebagai

makhluk

berbudaya,

manusia

hanya

mampu

mengembangkan diri dan budayanya apabila berhubungan dengan manusia lain.
Berdasarkan hakikat keilmuan, maka tujaun ilmu sosial budaya dasar sebagai
bagian dari berkehidupan bermasyarakat adalah :
a.

Mengembangkan

kesadaran

mahasiswa

menguasai

pengetahuan

tentang

keanekaragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan
makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif dalam memahami keragaman, kesederajatan,
dan kemartabatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika, dan moral dalam
kehidupan bermasyarakat.
c. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada
mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk
sosial yang beradab dalam memperaktekkan pengetahuan akademik, dan keahliannya
serta mampu memberikan problem solving sosial budaya secara bijaksana.
Ilmu sosial budaya dasar selalu membantu perkembangan wawasan pemikiran
yang lebih luas dan cirri-cir kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan
pelajar Indonesia khususnya berkenan dengan sikap dan tingkah laku serta pola piker
manusia dalam menghadapi manusia lain termasuk pula sikap dan tingkah laku serta
pola piker manusia terhadap manusia yang bersangkutan. Berpangkal dari tujuan
pembelajaran matakuliah ilmu sosial budaya dasr sebagaimana diungkapkan di atas,
maka ada 2 (dua) permasalahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
untuk menentukan ruang lingkup pembahasan, yaitu :
a. Adanya berbaga aspek panda kenyataan-kenyataan yang bersama-sama merupakan
suatu masalah sosial, bias ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda – beda oleh
bidang – bidang pengetahuan keahlian yang berbeda – beda sebagai pendekatan
tersendiri maupun gabungan.
b. Adanya keanekaragaman golongan dan satuan sosial dalam masyarakat yang masing
– masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola – pola pemkiran dan pola pola
tingkah laku sendiri, tetapi ada juga persamaan kepentingan kebutuhan serta

persamaan dalam pola pemikiran dan pola tingkah laku yang menyebabkan adanya
pertentangan – pertentangan maupun hubungan – hubungan kesetiakawanan dan
kerjasama dalam masyarakat.
Berdasrkan ruang lingkup kajian sebagaimana tersebut di atas kiranya masih
memerlukan penjabaran lebih lanjut untuk bias di oprasionalkan ke dalam pokok
pembahasan dan sub pokok bahasan :
a.

Mempelajari dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dalam

b.

hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
Mempelajari dan menyadari adanya masalah – maslah individu, keluarga, dan

masyarakat.
c. Mengkaji masalah – masalah kependudukan dan sosialsasi serta menyadari
identitasnya sebagai pemuda dan mahasiswa penerus bangsa dan bernegara.
d. Mempelajari hubungan antara warga Negara dan Negara.
e. Mempelajari hubugan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat.
f. Mempelajari masalah – masalah yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan dan
masyarakat pedesaan.
g. Mempelajari dan menyadari adanya pertentangan – pertentangan sosial bersamaan
dengan adanya integrasi masyarakat.
h. Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi oleh manusia
untuk memenfaatkan kemakmuran dan pengurangan kemiskinan.
2) Ilmu Sosial Budaya Dasar di Dalam Kehidupan Bermasyarakat
Ilmu sosial budaya dasar sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat
mempunyai tema pokok sebagaimana dikemukakan oleh Temanggor dkk (2010), yaitu
hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. Dengan wawasan
tersebut agar dapat menghasilkan tiga jens kemampuan secara simultan diantaranya
adalah :
a. Kemampuan personal artinya, yaitu para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan
sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan
kepribadian

Indonesia,

memahami

dan

mengenal

nilai



nilai

keagamaan,

kemasyarakatan dan keanekaragaman, serta memiliki pandangan yang luas dan
kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
b. Kemampuan akademik artinya, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah
baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis maupun berfikir logis, kritis,
sistematis, analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan

merumuskan masalah yang di hadapi serta mampu menawarkan alternative
pemecahannya.
c. Kemampuan professional artinya, yaitu kemampuan dalam bidang profesi sesuia
keahlian bersangkutan, para ahli diharapkan memiliki pengetahun dan keterampilan
yang tinggi dalam bidang profesinya.
3) Komponen Ilmu Sosial Budaya Dasar
Ilmu sosial budaya dasar sebagai komponen yaitu sebagai proses pembelajaran
dilaksanakan dengan mempertimbangkan guna menjadi penunjang atau penopang
bidang keahlian, sehingga out putnya mampu membentuk mahasiswa yang memiliki
kemampuan professional ( natural science ).
Wawasan, sikap, dan perilaku melalui ilmu sosial budaya dasar diharapkan
mahasiswa yang mempelajarinya dapat menjadi manusia yang memiliki kemampuan
personal, kemampuan akademik, dan kemampuan professional. Oleh karena itu, para
lulusan akan mampu menjabarkan permasalahan dan mengatasi permasalahan
tersebut dengan kearifan. Dengan demikian maka problematika kemanusiaan dan
peradaban manusia merupakan fakta obyektif yang penting dikenali secara akademik,
rasional, bukan common sense dan sekaligus tetap menjunjung tinggi pemikiran serta
nilai – nilai luhur tradisi yang member kebijaksanaan.
4) Masalah Sosial dan Pendekatan Ilmu Sosial Budaya Dasar
Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial selama dihadapkan kepada masalah
sosial yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial ini timbul sebagai
akibat dan hubungannya dengan sesama manusia lainnya dan akibat tingkah lakunya.
Masalah sosial ini tidaklah sama antara masyarakat yang satu dengan masyarakat
lainnya karena adanya perbedaan dalam tingkat perkrmbangan kebudayaannya, sifat
kependudukannya, dan keadaan lingkungan alamnya.
Disiplin – disiplin ilmu pengetahuan yang tergolong ke dalam ilmu sosial telah
mempelajari hakikat masyarakat dengan perspektif yang berbeda – beda, maka
terhadap keanekaragaman dalam melihat dan mempelajarinya. Masalah – masalah
sosial merupakan hambatan dalam usaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
Pemecahannya menggunakan cara yang diketahuinya dan yang berlaku, tetapi
aplikasinya menghadapi kenyataan, hal yang biasanya berlaku telah berubah, atau
terhambat pelaksanaanya. Masalah – masalah tersebut dapat terwujud sebagai

masalah sosial, masalah moral, masalah politik, masalah ekonomi, masalah agama,
atau masalah – masalah lainnya.
Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah bahwa
masalah sosial selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai – nilai moral dan pranata –
pranata sosial, serta ada kaitannya dengan hubungan – hubungan manusia itu terwujud
( nisbet, 1961 ). Pengertian masalah sosial memiliki dua pendenefisian, yang pertama
itu adalah menurut umum atau warga masyarakat, segala sesuatu yang menyangkut
kepentingan umum adalah masalah soial, dan yang kedua yaitu menurut para ahli
masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam
masyarakat yang berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat menimbulakan
kekacauan terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan.
Salah satu contoh yang kami ambil d buku masalah seorang pedagang kaki lima.
Menurut defenisi umum pedagang kaki lima bukan masalah sosial karena merupakan
upaya mencari nafkah untuk kelangsungan hidupnya, dan pelayanan bag warga
masyarakat pada taraf ekonomi tertentu sebaliknya para ahli perencanaan kota
masyarakat pedagang kaki lima sebagai sumber kekacauan lalu lintas dan peluang
kejahatan.
Sehingga

ada

beberapa

pakar

ilmu

yang

mengemukakan

pendapatnya

diantaranya oleh Leslie ( 1949 ) dan Cohen ( 1964 ),
a. Menurut Leslie ( 1949 ), bahwa masalah – masalah sosial adalah suatu kondisi yang
mempunyai pengaruh kepada kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai
sesuatu yang tidak di inginkan atau tidak di sukai, oleh karena itu dirasakan perlunya
untuk diatasi atau diperbaiki. Batasan masalah sosial sebenarnya agak rumit,
mengingat maslah sosial berkaitan dengan system nilai yang berlaku di masyarakat
yang bersangkutan.
b. Menurut Cohen ( 1964 ), bahwa masalah sosial adalah terbatas pada masalah
keluarga, kelompok, atau tingkah laku individual yang menuntut adanya campur tangan
dari masyarakat yang teratur agar masyarakat dapat meneruskan fungsinya.jadi
masalah sosial adalah suatau cara bertingkah laku yang dapat dipandang sebagai
tingkah laku yang menentang norma – norma yang telah disepakati bersama oleh
warga masyarakat. Batasan ini, masih mengandung aspek obyektif dan subyektif.

Tetapi yang jelas, tidak ad satupun tingkah laku manusia yang dapat dianggap sebaga
suatu masalah sosial, apabila tdak dianggap suatu penyimpangan secara moral dari
norma – norma yang telah diterima secara umum.
Masalah dan kenyataan sosial yang beraneka ragam itu, maka untuk memahami
dan mendalami masalahnya perlu ditelusuri dengan berbagai pendekatan yaitu :
pendekatan antar bidang ( interdicipline approach ) dan pendekatan beragam (
multidicipline approach ) hal seperti in disebabkan oleh keanekaragaman golongan dan
kesatuan sosial yang ada di dalam masyarakat yang masing – masing mempunayai
kepentingan, kebutuhan, pola pemikiran dan tingkah laku yang berbeda – beda. Tetapi
di balik itu tetap ada persamaan, tetapi tidak kurang menimbulkan pertentangan dan
hubungan kesetiakawanan.
BAB III
PENUTUP
1) Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan mengenai pengantar ilmu sosial budaya dasar
kelompok kami menyimpulkan bahwa manusia itu tidak dapat hidup sendiri manusia
adalah zoon politicon yang berarti di dalam berkembang kita harus saling melengkapi
saling tolong menolong dan tidak dapat hidup sendiri butuh kerja sama bersosialisasi di
ruang lingkup masyarakat, manusai juga sebagai makhluk yang berbudaya atau homo
humanis yaitu manusia diciptakan memiliki ratio dan sense, manusia juga dapat
mengembangkan budaya yang iya miliki dengan cara berbaur atau bergaul dengan
suatu kelompok atau di dalam kehidupan berkeluarga.
Di dalam kehidupan juga kita tidak luput dari sebuah permasalahan yang ada di
mulai dari masalah sosial, masalah keluarga, masalah budaya,masalah tingkah laku itu
semua disebabkan akibat tingkah laku seseorang sendiri,sementara masalah sosial
disebabkan karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan kebudayaan, sifat
kependudukannya

dan

keadaan

lingkungan

sekitarnya

sehngga

kita

harus

menempatkan diri dengan sebaik – baiknya berbaur dengan yang bak agar dapat
berfikir dan mengarjakan sesuatu denga cara positif.
2) Saran – saran

Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan
menambah wawasan kita tentang Ilmu Sosial Budaya Dasar serta perkembangannya
dari waktu ke waktu, lebih jauhnya penyusun berharap dengan memahami kebudayaan
kita semua dapat menyikapi segala kemajuan dan perkembangannya sehingga dapat
berdampak positif bagi kehidupan kita semua .

Latar Belakang Lahirnya Ilmu Sosial Budaya Dasar

LAHIRNYA ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)
Hafiz Elfiansya Parawu

Latar belakang pertama lahirnya ISBD, berawal dari kritik yang
diberikan oleh sejumlah cendekiawan (sarjana-sarjana pendidikan dan
kebudayaan) dalam rapat seluruh rektor-rektor universitas/ institut negeri
seluruh Indonesia pada tanggal 11 s/d 13 Oktober tahun 1971 di Semarang.
Para cendekiawan tersebut menilai bahwa sistem pendidikan di
Indonesia merupakan warisan sistem pendidikan pemerintahan Belanda
pada masa penjajahan. Sistem pendidikan warisan tersebut merupakan
kelanjutan dari politik balas budi (etische politiek) yang dicetuskan oleh
Conrad Theodore Van Deventer, yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga
terampil dalam bidang administrasi, perdagangan, teknik, dan keahlian lain
demi kelancaran usaha mereka dalam mengeksploitasi kekayaan negara
Indonesia.
Warisan sistem pendidikan pemerintahan Belanda telah menghasilkan
beberapa dampak negatif, di antaranya:
1. Sistem pendidikan yang terkotak-kotak, yang menghasilkan banyak
tenaga ahli yang berpengalaman dalam disiplin ilmu tertentu saja. Padahal,

pendidikan itu seharusnya lebih ditujukan untuk menciptakan kaum
cendekiawan daripada mencetak tenaga yang terampil. Para lulusan
perguruan tinggi diharapkan dapat berperan sebagai sumber utama bagi
pembangunan negara secara menyeluruh. Dari mereka diharapkan adanya
sumbangan ide bagi pemecahan masalah sosial budaya masyarakat yang
2.

sangat kompleks dan berkaitan satu dengan yang lain.
Pendidikan terlanjur menjadi barang mewah/

elite

dalam

masyarakat, sehingga keakrabannya dalam masyarakat kurang terasa.
3. Perguruan tinggi seolah-olah merupakan “menara gading” sekaligus
pabrik penghasil tenaga terampil.
Adanya beberapa dampak negatif ini, menuntut kita untuk mengubah
sistem pendidikan warisan dari sistem pendidikan pemerintahan Belanda.
Sehingga, perguruan tinggi di Indonesia mampu menghasilkan sarjanasarjana yang tidak asing dengan denyut kehidupan masyarakat serta
gejolak perkembangan dan kebutuhannya, sekaligus juga dapat mengenali
dimensi lain di luar disiplin keilmuannya.
Harus diakui, bahwa aspek sosial budaya merupakan unsur penting
dalam proses pembangunan suatu bangsa. Terlebih jika bangsa itu sedang
membentuk watak dan kepribadian yang lebih serasi dengan tantangan
zaman.

Pembangunan

masyarakat

adil

dan

nasional

bertujuan

makmur

yang

untuk

merata,

mewujudkan

materiil

dan

suatu

spiritual

berdasarkan Pancasila. Sedangkan, hakikat pembangunan nasional adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya.
Demi mencapai tujuan tersebut, pendekatan dan strategi pembangunan
hendaknya menempatkan manusia sebagai tempat interaksi kegiatan
pembangunan

materiil

maupun

spiritual

serta

pembangunan

yang

melibatkan manusia sebagai makhluk sosial budaya dan sebagai sumber
daya

dalam

pembangunan.

Hal

ini

berarti

bahwa,

pembangunan

seharusnya:
1. Mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia
2. Menumbuhkan sikap hidup yang seimbang dan berkepribadian utuh yang
memiliki moralitas dan integritas sosial yang tinggi

3. Menciptakan manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Latar belakang kedua, terbitnya Surat Keputusan Direktur
Pendidikan Tinggi Nomor 1338/DPT/A/71, bahwa ISD dan IBD harus
diberikan pada semua fakultas dalam lingkungan Universitas/ institut
negeri seluruh Indonesia. Surat Keputusan ini lahir karena adanya 3 (tiga)
masalah yang saling berkaitan yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia
saat ini, yaitu:
1. Adanya kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku
bangsa dengan latar belakang sosial budaya yang beraneka ragam.
Kemajuan tersebut tercermin dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena
itu, diperlukan sikap yang mampu mengatasi ikatan primordial, yaitu
kesukuan dan kedaerahan.
2. Pembangunan yang terus menerus dan semakin berkembang telah
membawa perubahan dalam masyarakat yang menimbulkan pergeseran
sistem nilai sosial budaya dan sikap yang mengubah anggota masyarakat
terhadap

nilai-nilai

sosial

budaya.

Pembangunan

telah

menimbulkan

mobilitas sosial budaya yang diikuti oleh hubungan antaraksi yang bergeser
dalam kelompok masyarakat. Sementara itu, terjadi juga penyesuaian dalam
hubungan antar anggota masyarakat. Dengan demikian, dapat dipahami
bila

pergeseran

nilai

itu

membawa

akibat

jauh

dalam

kehidupan

berbangsa.
3. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
komunikasi

massa,

dan

transportasi,

membawa

pengaruh

terhadap

intensitas kontak sosial budaya antar suku maupun dengan kebudayaan dari
luar. Terjadinya kontak sosial budaya dengan kebudayaan asing bukan
hanya

menyebabkan

intensitasnya

menjadi

lebih

besar,

tetapi

penyebarannya juga berlangsung dengan cepat dan luas jangkauannya.
Terjadilah

perubahan

orientasi

sosial

budaya

yang

kadang-kadang

menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat, terlebih pada
masyarakat yang sedang menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai
bangsa.

Latar belakang ketiga, dari segi politis, Indonesia adalah sesuatu yang
utuh, akan tetapi dalam keanekaragaman sosial budaya, suku, dan tempat
tinggal yang menyebar di seluruh Indonesia begitu sering menjadi pemicu
perbedaan satu sama lain yang akhirnya dapat menimbulkan konflik
horisontal.