EMPAT HAL PENTING DALAM PEWARNAAN ALAM (2)

MENGENAL TEKNIK - PENGOLAHAN
DAN PROSES WARNA ALAM

Jazir Hamid : 081328628227

MENGENAL TEKNIK DAN PENGOLAHAN
WARNA ALAM








Sebagian besar zat warna dapat diperoleh dari
tumbuhan dengan mengeksplorasi pengambilan zat
warna dari tumbuhan menjadi larutan zat warna alam
untuk pencelupan bahan tekstil.
Proses eksplorasi dilakukan dengan teknik Ekstraksi
(pengambilan zat) menggunakan pelarut air.

Proses pembuatan larutan zat warna alam adalah proses
untuk mengambil pigmen–pigmen penimbul warna yang
berada di dalam tumbuhan baik yang terdapat pada
daun, batang, buah, bunga, biji ataupun akar.
Proses eksplorasi pengambilan pigmen zat warna alam
dengan perebusan disebut proses ekstraksi.

3 HAL PENTING
DALAM PEWARNAAN ALAM

1.

2.

3.

MORDANTING : Beberapa zat warna akan
cepat pudar warnanya tanpa proses mordanting
EKSTRAKSI : Proses Pengambilan ZWA dari
Sumbernya.

FIKSASI : Proses Penguncian-ikatan antara zat
warna alam yang sudah terikat oleh serat masih
perlu diperkuat lagi dengan garam logam

PROSES MORDANTING


Mordant diambil dari bahasa Yunani yang berarti menggigit.
Dalam istilah batik : Bermakna memasukkan unsur
aluminium dalam kain dengan teknik merebus dan
merendam.



Resep : 100 gram tawas, 30 gram soda abu, 10 liter air.
Kemudian kain direbus mendidih sambil dibolak-balik dan api
dimatikan dan diamkan dalam rendaman selama semalam.




Atau bisa juga diredam ke dalam larutan TRO terlebih dahulu
baru direbus.

Proses Ekstraksi




Potong menjadi ukuran
kecil -kecil bagian yang
akan diekstrak. Masukkan
ke dalam panci. Dengan
perbandingan
1:10.
Berat
bahan
yang
diekstrak 1 kg maka
airnya 10 liter.
Rebus

bahan
hingga
volume
air
menjadi
setengahnya
(5
liter).
Sebagai indikasi bahwa
pigmen warna yang ada
dalam tumbuhan telah
keluar
ditunjukkan
dengan
air
setelah



Jika larutan tetap bening

berarti tanaman tersebut
hampir dipastikan tidak
mengandung
pigmen
warna.



Saring
dengan
kasa
penyaring larutan hasil
proses ekstraksi tersebut
untuk
memisahkan
dengan sisa bahan yang
diesktrak
(residu).
Larutan
ekstrak

hasil
penyaringan ini disebut
larutan Zat
Warna

Proses Pewarnaan









Basahasi kain/rendam dalam larutan TRO selama 10 menit.
Angkat dan tiriskan
Isi bak pencelupan dengan larutan Zat Warna Alam secukupnya.
Celupkan kain yang telah direndam ke dalam larutan TRO sambil
diratakan/dibolak-balik. Pastikan seluruh permukaan kain terkena

zat warna.
Tiriskan dan keringkan di tempat yang teduh. Setelah kering
celup kembali ke dalam bak pencelupan seperti semula dan
begitu seterusnya hingga diperoleh warna yang diinginkan.
Setelah diperoleh warna yang maksimal kemudian
diFiksasi/dikunci agar warnanya tidak luntur.



Proses Fiksasi.>>>>

FIKSASI/PENGUNCIAN WARNA











Pada akhir proses pewarnaan alam, ikatan antara zat
warna alam yang sudah menempel pada kain masih
perlu diperkuat lagi dengan garam logam seperti tawas,
kapur, tunjung. Selain memperkuat ikatan, garam logam
juga berfungsi untuk mengubah arah warna.
Pada kebanyakan warna alam, tawas akan memberikan
arah warna yang sesuai dengan warna aslinya. RESEP:
Tawas 50 gram/liter air
Kapur akan memberi efek warna lebih tua dan. RESEP:
Kapur 50 gram/liter air
Tunjung akan memberikan arah warna gelap/tua. RESEP:
Tunjung 5 -10 gram/liter air.
Pada pewarnaan dengan indigo, fiksasi yang digunakan
ialah dengan larutan air cuka 0,5 ml/l dengan
ditambahkan 1 buah jeruk nipis/ 20 l.

Proses Pelorotan/Ngebyok





Untuk menghilangkan lilin/malam pada kain Batik yang
telah diwarna baik menggunakan pewarna sintetis
maupun pewarna alam adalah direbus yang dalam
istilah perbatikan disebut dengan Nglorot/ngebyok.
Agar lilin/malam yang telah lepas dari bagian motif
batik dan bersenyawa dengan air panas tidak
menempel kembali saat kain diangkat dari tempat
perebusan, maka perlu ditambah zat pembantu seperti
Kanji, Soda abu maupun waterglas. Banyak dan
sedikitnya bisa disesuaikan dengan jumlah air yg
digunakan untuk merebus.
-------------------- ( Terimaksih ) ------------------------