ARTI PENTING SPATIAL THINKING DALAM BERB

ARTI PENTING SPATIAL THINKING DALAM BERBAGAI
ASPEK KEHIDUPAN
Oleh:
G. Bayuardi, S.Sos., M.Si.
Dian Equanti, S.Si., M.Pd
Spatial thinking merupakan suatu pendekatan ataupun cara berpikir dengan menggunakan kesadaran
ruang/ keruangan. Hal ini sering tidak disadari sebagaimana kita sering tidak menyadari orientasi arah
di suatu tempat di mana kita berada. Orientasi arah bagi tiap mungkin akan berbeda dalam setiap
kebudayaan, dan juga lingkungan fisik seperti misalnya, orientasi kiri dan kanan, hulu dan hilir,
"kelod" (gunung) dan "kaja" (laut). Hal tersebut merupakan orientasi arah secara "tradisional",
sementara dalam budaya yang lebih kompleks terdapat orientasi arah yang terdiri dari 4 (utara, timur,
selatan, dan barat), dan 8 arah mata angin (utara, timur laut, timur, timur tenggara, selatan, barat daya,
barat, dan barat laut) bahkan secara matematis dapat disebutkan dalam satuan unit derajat. hal ini
adalah sebagian kecil contoh mengenai "spatial thinking".
Sebegitu pentingkah berpikir secara spasial/ keruangan?! sampai-sampai para ahli geografi di
Amerika Serikat sana memperjuangkan "pemikiran spasial" ini supaya disertakan dalam kurikulum
standar nasional tahun 2012. Ini dia argumen mereka mengapa begitu ngotot memperjuangkan hal
tersebut. Berikut ini. Posisi penting “Spatial Thinking” dalam kependidikan untuk pengajaran dan
pembelajaran:



“Spatial thinking” merupakan sekumpulan keterampilan kognitif yang terdiri dari bentukbentuk deklaratif dan persepsi dari pengetahuan dan beberapa cara kerja kognisi yang
dapat digunakan untuk merubah, mengkombinasikannya ataupun dapat digunakan dalam
pengetahuan. Konsep “spatial thinking merupakan konstruksi dari tiga elemen: konsep
mengenai ruang, peralatan untuk melakukan representasi, dan proses-proses untuk
menjelaskan alasan-alasannya.



“Spatial thinking” terintegrasi atau menyatu dalam kehidupan sehari-hari. Manusia,
struktur objek-objek alami, dan objek-objek buatan manusia yang ada di suatu ruang,

interaksi antara manusia dan segala benda di sekelilingnya harus dipahami dalam konsep
lokasi, jarak, arah, bentuk, dan pola.


“Spatial thinking” luar biasa untuk memecahkan masalah dengan pengelolaan, perubahan,
analisis data, khususnya untuk seperangkat data yang luas dan kompleks, serta dengan
mengkomunikasikan hasil dari proses itu sendiri kepada pihak-pihak lain.




“Spatial thinking” merupakan keterampilan yang dapat dipelajari oleh siapa saja, dan hal
ini akan sangat berarti baik dikuasai secara individu ataupun tim dalam berbagai tingkatan
ketrampilan.



“Spatial thinking” merupakan bagian integral dari pekerjaan sehari-hari dari para
ilmuwan dan insinyur yang, dan itu telah dilandasi banyak terobosan hasil keilmuan dan
teknis (teknologi)



“Spatial thinking dapat mengembangkan secara unik dalam level individu, tergantung
pada pengalaman, pendidikan, dan kecenderungan setiap individu tersebut.



Keahlian dalam


“spatial

thinking”

yaitu spasial umum yang

mengacu

pada kedua keterampilan,

melintasi banyak

domain pengetahuan

dan keterampilan spasial fokus pada domain pengetahuan tertentu.


Keahlian dalam “spatial thinking” dapat dikembangkan dalam konteks bidang tertentu
dan dapat diubah, serta dipertajam dengan latihan, dan praktek secara ekstensif.




Sementara transfer keterampilan “spatial thinking” dari satu ranah pengetahuan ke
ranah tidakotomatis atau mudah, dan

akan

lebih

tepat

jika dirancang

dalam kurikulum yang disisipkan padaseluruh mata pelajaran. Dan sekolah dapat
memfasilitasi proses transfer keterampilan tersebut.


“Spatial thinking” merupakan hal yang penting dan mendasar dan memiliki peran yang
berarti untuk di integrasikan dengan standar ilmu pengetahuan tentang negara,
matematika, geografi dan ilmu ilmu lainnya yang memiliki relevansi dengan aspek

keruangan.



“ Spatial thinking” sistem pendukung memiliki pengaruh terhadap kekuasaan dari
kapasitas manusia untuk berpikir dan memecahkan masalah.



"Spatial thinking merupakan suatu proses yang kompleks, luar biasa dan menantang
sebagai suatu penyedia sistem pendukung suatu lingkungan yang interaktif, di mana
“spatial thinking” dapat akan mengantikan tempat untuk membantu para siswa untuk
menempatkan seperangkat data, menunjukkan hasil kerja, dan hasil akhir, serta
menampilkan fungsi-fungsi analitis.

Mengingat peningkatan

kebutuhan belajar

dan


terus

mengembangkan

keterampilan seumur

hidupuntuk menjawab perubahan dunia oleh teknologi, siswa perlu kesempatan untuk belajar berbagai
sistem dukungan teknologi baik teknologi rendah hingga teknologi tinggi untuk berpikir secara

spasial. Bagaimana pendapat anda?! silahkan didiskusikan dan refleksikan sejauh mana yang kita
pelajari

hari

ini,

dan

kepedulian


keruangan

yang

kita

miliki?!

Referensi:
Learning to think spatially : GIS as a support system in the K-12 curriculum.
Includes bibliographical references and index. 1. Space perception—Study and
teaching. 2. Geographic information systems. I. National Academies Press (U.S.)