ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN A ATAS INDIKA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN A ATAS INDIKASI NSTEMI
(NON ST-ELEVASI MIOCARD INFARC)
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Disusun oleh
KELOMPOK 4B

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017

DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN A ATAS INDIKASI NSTEMI (NON ST-ELEVASI MIOCARD INFARC)
A. Pengkajian Pendekatan Pola Fungsional Gordon
1. Identitas diri klien
Nama

: Tn.A

Umur


: 62 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Tidak Bekerja

Tanggal masuk RS

: 19 Mei 2017

Agama


: Islam

Status Perkawinan

: Menikah

Alamat

: Purwokerto

Diagonosa Medis

: NON ST-ELEVASI MIOCARD INFARC

Tanggal pengkajian

: 24 Mei 2017

2. Riwayat Kesehatan Klien

a. Keluhan utama
Nyeri dada
b. Riwayat penyakit sekarang
3 jam sebelum MRS klien tiba-tiba pingsan, dada terasa tertekan, nyeri menjalar ke
bahu belakang, keluar keringat dingin. Maka oleh tetangganya di bawa ke IGD RSMS
tanggal 19 Mei 2017 jam 11.20 WIB dan masuk ke ICCU. Karena

kondisinya

membaik maka klien dipindahkan ke ruang ASOKA pada tanggal 23 Mei 2017 Saat
dilakukan pengkajian tanggal 24 Mei 2017 jam 10.30 wib, pasien mengeluh nyeri dada
seperti tertekan, nyeri menjalar kebahu belakang, klien merasa badannya terasa lemas
seperti tidak memiliki tenaga pada seluruh tubuhnya dan mudah lelah, inginya tiduran
terus, masih bisa beraktivitas namun tidak dapat berjalan melebihi 60 meter, badan
terasa lemas pada bagian punggung menjalar ke ekstermitas,dengan skala 5,lemas saat
beraktivitas ringan. Selain itu pasien mengeluh nafsu makan menurun, saat masuk
makanan akan terasa mual, BB sebelum sakit 80 kg dan setelah sakit 70 kg. KU: lemas,
TD: 100/80 mmHg, Nadi: 67x/menit, RR: 20x/menit, S: 360C.
c. Riwayat penyakit dahulu
-


Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit vertigo dan pernah dirawat di RS
DKT pada tahun 2009

-

Klien pernah dirawat di RS jibarang pada tahun 2011 karena penyakit hipertensi
dengan Tekanan darah 190/100 mmHg

-

Pasien mengatakan mempunyai penyakit jantung sejak tahun 1992 dan belum
pernah dilakukan tindakan operasi

-

Pasien mengatakan terakhir kali di rawat di RSMS karena penyakit jantung pada
tanggal 13 Mei 2017 dengan keluhan nyeri dada menjalar sampai punggung dan
sesak nafas sampai pingsan dan pasien pulang pada tanggal 16 Mei namun pasien
kambuh lagi pada tanggal 19 Mei dan masuk ke ICCU RSMS


-

Pasien mengatakan memiliki penyakit Asma dan rutin mengkonsumsi obat
Symbiccort budesodine.

d. Riwayat penyakit keluarga
Klien telah berkeluarga dan memiliki 4 anak yaitu laki-laki dan perempuan. Pasien
telah lama bekerja di Kalimantan sebagai pekerja di perminyakan. Karena tuntutan
pekerjaan yang ketat memaksa pasien dalam kondisi yang selalu fit sehingga pasien
senang mengkonsumsi makanan yang berlemak dan makanan instan. Pasien
mengatakan tidak memiliki waktu untuk berolahraga, saat muda suka bermain sepak
bola, tapi sekarang sudah tidak lagi. Selain sepak bola tidak menyukai olahraga yang
lain. Dalam keluarganya juga tidak menerapkan pola hidup yang sehat. Pasien merokok
karena dalam keluarganya yang laki-laki kebanyakan merokok.

Keterangan :
: Laki-laki
:Perempuan
X


:Meninggal Dunia
: Klien
: Tinggal serumah

Ayah klien memiliki riwayat penyakit Asma dan Hipertensi, Kakak kedua klien memiliki
penyakit yang sama seperti klien dan meninggal pada tahun 2014.
B. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional
1. Pola persepsi kesehetan dan manajemen kesehatan
Riwayat medis sebelumnya
Riwayat imunisasi : Pasien mengatakan lupa riwayat imunsasi klien, tetapi klien belum
pernah mengalami penyakit seperti tetanus, polio dan gangguan pernafasan kronis seperti
pneumonia dan TB paru.
Merokok :Sebelum sakit pasien pernah merokok, namun semenjak sakit sudah berhenti.
Riwayat alergi : Klien mengatakan memiliki alergi terhadap debu
Persepsi tentang kesehatan : Pasien mengatakan kesehatan itu penting dan ingin penyakitnya
sembuh sehingga pasien memeriksakan kesehatanya di pelayanan kesehatan.
Kebiasaan manajemen kesehatan :
 Karena klien sibuk bekerja, klien tidak ada waktu untuk olahraga
 Setelah sakit,klien mengikuti seluruh prosedur pengobatan medis secara teratur,seperti

minum obat dan mulai berhenti merokok, klien juga sudah tidak bekerja kembali dan
hanya tinggal dirumah
 klien mengatakan jika ada keluarganya yang sakit akan berobat ke puskesmas/rumah
sakit
 Klien mengatakan rumah sudah permanen,lantai sudah disemen, dirumah sudah ada
fasilitas MCK.
DS :
Pasien mengatakan ingin sekali bisa sembuh dari sakit yang dialaminya
Klien mengatakan sudah tidak bekerja lagi setelah sakit, peran sebagai pencari nafkah
diganti oleh anaknya.
DO :
 Pasien dibawa ke rumah sakit karena tiba- tiba pingsan dan nyeri dada
 Karena klien sibuk bekerja, klien tidak ada waktu untuk olahraga
 Setelah sakit,klien mengikuti seluruh prosedur pengobatan medis secara teratur, mulai
berhenti merokok.
 pasien dan keluarga sudah tahu penyakit yang diderita
 pasien tampak biasa saja dalam megalami penyakit yang diderita

 pasien tampak banyak diam dan sesekali bercerita ke petugas
2. Pola nutrisi dan metabolik

TB :166cm, BB: 70Kg (sekarang) dan 80Kg (sebelumnya)
IMT sekarang: 70/1,662 =25 (pre obese) sebelum: 80/1,662 =29 (pre obese)
Jenis diet : Biasa (nasi dan lauk pauk)
Nafsu makan :Sebelum dirawat di rumah sakit: Nafsu makan menurun, makan 1-2kali/hari
hanya habis setengah porsi. Sedangkan Saat dirawat di rumah sakit: Tidak nafsu makan.
Intoleransi makan : ada
Kondisi mulut: Membrane mukosa kering, gigi berlubang ada, Menggunakan cairan
intravena infus RL 10 tpm
Kondisi kulit: Warna sawo matang, suhu tubuh 360C (axial), kelembaban : kering, turgor
kulit : Baik (elastis)
DS :
 Pasien mengatakan merasa mual, tidak nafsu makan
DO :
 Ada penurunan BB ± 10 kg dalam 10 th terakhir
 KU: lemas, TD: 100/80 mmHg, Nadi: 67x/menit, RR: 22x/menit, S: 360C.
 IMT sekarang: 70/1,62 =25 (pre obese) sebelum: 80/1,662=29 (pre obese)
 Nafsu makan menurun, mual, selama di RS porsi yang disediakan tidak habis
 Diit program RS : TKTP
3. Pola eliminasi
Kebiasaan buang air besar (BAB):

Frekuensi: 1 kali/ hari
Konsistensi: Keras
Warna : kuning
Jumlah: Normal
Masalah : klien belum BAB selama dirawat di RS (konstipasi)
Kebiasaan buang air kecil (BAK):
Warna:Kuning
Kejernihan:Keruh
Frekuensi:4 kali/hari
Jumlah: 600 cc/hari

Masalah: terjadi penuruan output urin
Penggunaan alat bantu: tidak terpasang kateter
Inspeksi abdomen:Bentuk simetris.
Palpasi abdomen : Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi abdomen : Suara bising usus normal
Perkusi Abdomen :timpani
DS :
 pasien mengatakan setelah masuk RS selama 4 hari belum pernah BAB
DO :

 Kebiasaan buang air kecil (BAK):Warna:Kuning, Kejernihan: keruh, Frekuensi:4
kali/hari, Jumlah: 600 cc/hari
 Kebiasaan buang air besar (BAB): Pasien belum pernah BAB Setelah 4 hari dirawat
di RS
4. Pola aktivitas dan olahraga
Aktivitas pasien masih bisa sendiri, namun pasien mudah lelah dan hanya mampu berjalan
kurang dari 60 meter. Pasien telah lama tidak berolahraga karena cepat merasa lelah dan
sesak nafas
Muskuloskeletal :Tidak ada tremor, tidak ada atrofi, tidak ada pembengkakan.
Kemampuan merawat diri:
0= Independen
1= Dengan bantuan alat
2= Dengan bantuan orang lain
3= Dengan bantuan orang lain dan alat
4= Tergantung/ tidak dapat melakukan.
Aktivitassehari-hari
Makan
Mandi
Berpakaian
Toileting

Pindah dari tempat tidur
Transfering
Ambulating
Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah tangga

0


1

Skala
2 3












4

Pasien masih sanggup untuk merawat diri dengan baik ,namun karena keterbatasan klien yang
mudah lelah mengakibatkan pasien lebih sering bedrest karena tidak dapat melakukan
aktivitas berat
Alat bantu

: tidak ada, ada pengaman tempat tidur

Gaya berjalan

: pasien bedrest

Range of Motion (ROM)

: terbatas

Postur tubuh

: normal

Deformitas

: tidak ada

Amputasi

:-

Pengkajian perkembangan fisik: normal
Kardiovaskuler ,
Irama jantung regular, ada nyeri dada, bunyi jantung normal, akral dingin, tidak ada acites,
tidak mengalami clubbing finger, tidak ada oedem, kaki tidak kram, klien pusing, tidak ada
palpitasi, TD : 100/80 mmHg, HR : 67 x/ menit
Ektremitas
Perfusi dingin basah pucat, CRT > 2 detik, diaforesis, kelemahan. pada telapak tangan
basah. Terpasang infus RL 10 tpm di ekstermitas kanan atas.
Pernafasan
Inspeksi paru: Dada Simetris, Frekuensi pernafasan: 20 x/menit
Auskultasi dada: Vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
Palpasi: ada nyeri tekan
Kesimpulan dari data Pola aktivitas dan olahraga, yang akan dilanjutkan untuk dirumuskan
pada analisa data :
DS :
 pasien mengeluh badan terasa lemas seperti tidak memiliki tenaga pada seluruh
tubuhnya dan mudah lelah, inginya tiduran terus, masih bisa beraktivitas namun
tidak dapat berjalan melebihi 60 meter, badan terasa lemas pada bagian punggung
menjalar ke ekstermitas,dengan skala 4,lemass saat beraktivitas berat.
DO :
 Pasien lemas
 Aktivitas sehari-hari pasien masih bisa sendiri sebagian,namun ada yang memerlukan
bantuan

 Pola nafas tidak teratur, bunyi nafas vesikuler, ada retraksi dada, ada nyeri saat
bernafas, sesak nafas, nafas pendek dan dangkal, terpasang nasal kanul 3 L/ menit
5. Pola istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur:
Sebelum dirawat dirumah sakit: Tidur siang sampai 2 jam, malam jam 9-5 / hari. Setelah
dirawat dirumah sakit klien tidur 1-2 jam , malam hanya tidur sekitar 6-8 jam/hari. Pasien
dapat tidur . Klien tidak mempunyai metode khusus sebelum tidur seperti minum obat,
minum air hangat atau kebiasaan lain seperti mandi, membaca, nonton TV, mendengarkan
musik.
DS :
 pasien tidak ada gangguan dalam pola tidur
DO :
 Pasien tampak tidur saat petugas datang
 Pasien tidak beraktivitas
 Pasien terlihat lemas
6. Pola kognitif dan persepsi
Pasien dapat membaca dan menulis
Pasien dapat berbahasa Indonesia
Tingkat kesadaran: Compos mentis
Mood (Subjektif):Cemas, klien mengatakan cemas terhadap kondisinya saat ini.
Afek (Objektif):Sedih, klien sedih dengan kondisinya saat ini.
Memori : Jangka pendek baik, jangan panjang baik.
Pupil:Isokor, reflek terhadap cahaya langsung segera.
Reflek: Normal, kekuatan menggenggam: kanan dan kiri kuat
Mendorong/ menarik:Kanan dan kiri kuat
Tidak ada mati rasa dan kesemutan
Nyeri (PQRST)
Pencetus/propoctive (P) : nyeri
Quality (Q) seperti apa nyeri dirasakan: seperti ditindih
Region (R): dada menjalar kepunggung
Skala/ intensitas: 6

Timing (T)/Seberapa sering dan kapan terjadinya nyeri: hilang dan timbul
Panca indera
Lapang pandang

: [√] Dalam batas normal [-] Menggunakan kaca mata [-] Menggunakan
lensa kontak [-] Buta

Protesis

: [-] Mata buatan (kiri/kanan)

Pendengaraan

: [√] Dalam batas normal [-] Terganggu (kiri/kanan) [-] Menggunakan
alat bantu dengar [ -] Tinnitus [ -] Ada pengeluarancairan dari telinga

Sentuhan

: [√] dalam batas normal [ -] abnormal(jelaskan) dapat merasakan
sentuhan kulit dengan normal [ -] kesemutan [ -] mati rasa

Penciuman

: [√] Dalam batas normal [ -] Abnormal (jelaskan) indra penciuman tidak
ada masalah, klien dapat mencium bau secara normal.

Kesimpulan dari fungsi panca indra:
DS : pasien mengatakan tidak ada hambatan pada pandangan dan pendengaranya
DO: pasien tidak memakai kacamata
Pasien masih memiliki kemampuan mendengar yang baik
Rangsangan sentuhan pasien masih baik
Pasien dapat mencium dengan baik
Kemampuan
Berkomunikasi

: Bahasa yang digunakan: bahasa Indonesia , membaca: dapat membaca,
kejelasan: jelas dan artikulasi: jelas

Kemampuan membuat keputusan sendiri (subjektif): [ -] Mudah [√] Terganggu sebagian [- ]
Sulit
Kesimpulan dari data Pola Kognitif dan persepsi, yang akan dilanjutkan untuk dirumuskan
pada analisa data :
DS :
 pasien mengatakan takut bila penyakitnya tidak kunjung sembuh
 Pasien mengatakan ingin sehat dan beraktivitas seperti biasanya
DO :

 Pasien terlihat cemas
 Pasien terlihat kurang perhatian dengan sekitar
 Ekspresi wajah pasien terlihat datar
7. Pola persepsi dan konsep diri
Penampilan

: [-] Tenang [√] Cemas[√] Irritable [-] Menolak [-] Gelisah [√]
berpenampilan/berpakaian sesuai [-] Rapih

Tingkat kecemasan:
Objektif [-] Wajah kemerahan [-] Perubahan volume suara [√] Perubahan kualitas
suara(gemetar/ragu-ragu) [√] Ketegangan otot (menggenggam tinju santai/mulut terkunci)
Bahasa tubuh (jelaskan) :Klien terlihat khawatir, cemas dengan kondisi kesehatannya
Kontak mata: Klien sesekali memandang orang yang mengajaknya berbicara
Menjawab pertanyaan: [√] segera [-] ragu- ragu [√] bingung
Pandangan terhadap diri sendiri (subjekif): [√] Positif [-] Kadang-kadang negative
Citra tubuh (subjektif):[-] Tidak ada perubahan [√] Tidak tahu pasti [-] Ada perubahan
(jelaskan): Klien mengatakan khawatir dengan kondisi yang di alami klien, dan berharap
bisa cepat sembuh.
Pola peran dan berhubungan (relationsip) data sosial
Dengan siapa klien tinggal: [√]Sendiri [-]Bersama istri dan anak-anaknya.
Menikah:Sudah menikah 35 tahun, memiliki 4 orang anak.
Status pekerjaan : Sistem pendukung : [- ] Pasangan [√] Tetangga/teman [-] Keluarga berdekatan [√] Keluarga
berjauhan : [-] tidak Ada
Interaksi keluarga (jelaskan):
Klien dan keluarga selalu berkomunikasi tentang penyakit yang dialami oleh klien. Namun
karena anak klien rumahnya berjauhan dan masih mempunyai anak kecil sehingga klien
tinggal sendirian dirumah. Kalau terjadi sesuatu dengan klien, kien selalu menghubungu
keluarganya. Klien tampak tidak ada yang menemani dirumah sakit.
Perhatianya (concern) tentang penyakit :Klien datang ke RS untuk memeriksakan
penyakitnya.
Ketika dirawat di rumah sakit menyebabkan perubahan peran yang bermakna : tidak

Aktivitas social

: [-] Aktif [√] Tebatas [-] Tidak ada. Sebelum sakit aktif

Aktif berpatisipasi dalam hal : Pengajian dan acara pertemuan / kegiatan di RT
Perasaan kenyamanan dalam situasi social (subjektif): [√]Nyaman [-] Tidak nyaman
DS :
 Pasien mengatakan sudah tidak bekerja lagi dan untuk memenuhi kebutuhanya
mengandalkan anaknya yang bekerja.
 Pasien mengatakan tidak memiliki ketrampilan yang bisa dikerjakan saat menganggur
di rumah karena mudah lelah saat beraktivitas.
 Pasien mengatakan merasa dirinya perlu pengobatan yang serius
 Pasien mengatakan akan rutin minum obat
 Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam berhubungan dengan orang lain
DO :
 Pasien tampak ragu- ragu menjawab pertanyaan petugas
 Pasien tampak cemas dengan keadaan penyakitnya
 Bila ada petugas lebih sering diam dan banyak tidur
 Pasien tidak ada yang menemani di RS, anak-anaknya belum ada yang berkunjung.
8. Pola seksual dan reproduksi (Laki-laki)
Riwayat masalah prostat : [√] Ada [-] Tidak ada
Riwayat perdarahan dan lesi: [-] Ada [√] Tidak ada
Riwayat penyakit menular seksual :[-] Ada [√] Tidak ada
Kesimpulan dari data Pola seksualitas dan reproduksi, yang akan dilanjutkan untuk
dirumuskan pada analisa data :
DS : Pasien mengatakan memiliki penyakit prostat sejak setahun yang lalu dan rencananya
akan dioperasi
DO :
 Kulit pasien tampak sudah mengendor

9. Pola koping dan toleransi stres data psikologis
Tanda-tanda stress berlebihan (menangis, meremes-remes tangan, megepalkan tinju)
jelaskan : pasien masih dalam fase anger dimana belum menerima kondisi yang dialaminya
sekarang
cara utama mengalami stress? tidur

Hal yang menjadi perhatian berkaitan dengan hospitalisasi/penyakit: (finansial, perawatan
diri) dalam perawatan diri, klien dibantu oleh istrinya dan anaknya dari mulai personal
hygyne, mobilisasi, dan toileting.
Apakah pernah mengalami kehilangan (loss) dalam satu tahun terakhir: [- ] iya [√ ] tidak.
DS:
 pasien mengatakan akan membutuhkan biaya yang banyak jika selalu masuk rumah
sakit
 pasien mengatakan biaya selama di rumah sakit sudah ikut BPJS, namun kesulitan
dalam biaya setiap hari selama di rawat
DO:
 Pasien tampak putus asa
 Pasien selalu meminta untuk cepat pulang
10. Pola nilai-nilai dan keyakinan data spiritual
Agama : [√] Islam [-] Kristen [-] Protestan [-] Katolik [-] Hindu [-] Budha [- ] Yahudi [-]
lainya
Tanyakan kepada klien tentang
Keterbatasanya dalam menjalankan agama: SMRS klien selalu melaksanakan sholat 5
waktu, tapi setelah dirawat klien tidak pernah sholat dengan alasan lemas dan tidak bisa
melakukan sholat.
Praktik beragamnya: klien selalu berdoa untuk kesembuhannya
DS:
 Pasien mengatakan tidak dapat berdiri secara tegak sehingga kesulitan untuk
melakukan shalat
 pasien mengatakan selama di RS belum melakukan shalat
 Pasien mengatakan percayakan kesembuhanya pada Allah SWT
 Pasien mengatakan tidak pernah sholat karena merasa tidak suci karena selalu keluar
air kencing tanpa disadari
DO:
 Pasien terlihat selalu tertidur saat petugas datang
 Pasien lebih banyak diam
C. Pemeriksaan penunjang diagnostik
1. Pemeriksaam Laboratorium
Tanggal

: 19/05/2017

Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai normal

Darah lengkap
Hemoglobin
Leokosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
MPV
Hitung jenis
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
Kimia Klinik
Ureum darah
Kreatinin darah
Natrium
Hematologi
APTT

L
L
L
L
N
N
N
N
N
N

12,0
7670
36
4.2
224..000
85,8
28,4
33,1
12.9
10,0

g/dl
/ul
%
10^6/ul
/ul
Fl
Pg
%
%
Fl

11,2-17.3
3800-10600
40-52
4,4-5,9
150.000-440.000
80-100
26-34
32-36
11,5-14,5
9,4-12,4

N
N
L
N
L
H

0,5
2,6
0,5
67,3
17,9
11,2

%
%
%
%
%
%

0-1
2-4
3-5
50-70
25-40
2-8

H
H
L

41.3
2.18
138

Mg/dl
Mg/dl
mEq/L

14.98-38.52
0,5- 1,5
135-145

H

59,5

detik

29.0-40.2

Terapi
1. Flunarizine TAB
2. ATORVASTATIN 20 MG TAB
3. DILITIAZEM HCL TAB 300 MG
4. LISINOPRIL TAB 10 MG
5. RL 10 TPM
6. ALPRAZOLAM 0,5 MG TAB
7. NITROKAF RETARD 2,5 MG
8. MINIASPI
9. BRIUNTA 90 MG TAB
10. DULCOLAX SUPP ADULT 10 MG
11. ONDANSENTRON

D. Analisa data
Nama klien

: Tn.A

Tanggal masuk

: 23 Maret 2017

Ruangan

: Asoka

Tanggal pengkajian

: 24 Maret 2017

Diagnosa medis

: NSTEMI (NON ST-ELEVASI MIOCARD INFARC)

Data Subyektif dan

Tgl

Obyektif

24 Mei

DS:

2017

Pasien mengatakan nyeri dada seperti tertekan, nyeri menjalar kebahu belakang dengan skala 7 dan
dirasakan hilang timbul

1.

DO :
KU pasien lemas
Pasien tampak menyeringai kesakitan
Dispnea
Pasien tampak gelisah
TD : 100/80 mmHg, N : 77 x/menit, RR: 22 X/menit

Etiologi
Agen injury
biologis

Masalah
Keperawatan
Nyeri akut

2.

Ds : pasien mengatakan mengalami nyeri dada, lemas dan kelelahan

Cardiac output

DO : TD : 100/80 mmHg

Penurunan
curah jantung

RR : 20 x/ menit
HR :67 X / menit
S : 36 C
Pasien tampak lemas
Kulit pasien tampak pucat

3.

DS : Pasien mengatakan sesak nafas karena nyeri dada

dispnea

DO : dispnea

Ketidakefektifa
n pola nafas

Pernafasan cuping hidung
Penggunaan otot bantu pernafasan
Nafas pendek dan dangkal
RR: 22 x/menit
Tampak pasien memegangi dada

4.

DS:
 pasien mengeluh badan terasa lemas seperti tidak memiliki tenaga pada seluruh tubuhnya dan

Kelemahan

Intoleransi
aktivitas

mudah lelah, inginya tiduran terus, masih bisa beraktivitas namun tidak dapat berjalan
melebihi 60 meter, badan terasa lemas pada bagian punggung menjalar ke ekstermitas,dengan
skala 4,lemas saat beraktivitas ringan.
DO:
 KU pasien lemah
 Klien ADL sebagian di bantu perawat
 Aktivitas klien terbatas hanya tirah baring
 Denyut nadi :Teratur 57 x/menit, tekanan darah: 140/90 mmHg(berbaring)
5.

 Klien terlihat tidak nyaman setelah beraktivitas
DS :

Krisis situasi

Ansietas

Kurang sistem

Ketidakefektifa

pendukung

n performa

 pasien mengatakan takut bila penyakitnya tidak kunjung sembuh
 Pasien mengatakan ingin sehat dan beraktivitas seperti biyasanya
DO :
 Pasien terlihat cemas
 Pasien terlihat kurang perhatian dengan lingkungan sekitar
 Ekspresi wajah pasien terlihat datar

6.

DS:
 Pasien mengatakan sudah tidak bekerja lagi dan untuk memenuhi kebutuhanya
mengandalkan anaknya yang bekerja.
 Pasien mengatakan tidak memiliki ketrampilan yang bisa dikerjakan saat berada di

Peran

rumah karena mudah lelah saat beraktivitas
DO:
 Pasien tampak cemas dengan keadaan penyakitnya
 Bila ada petugas lebih sering diam dan banyak tidur
 Pasien di tunggui oleh istrinya saja, anak-anaknya belum ada yang berkunjung

7.

DS:
 Pasien mengatakan tidak dapat berdiri secara tegak sehingga kesulitan untuk
melakukan shalat
 pasien mengatakan selama di RS belum melakukan shalat
 Pasien mengatakan percayakan kesembuhanya pada Allah SWT
 Pasien mengatakan tidak sholat karena merasa tidak suci karena air kencing keluar
tanpa disadari
DO:
 Pasien terlihat selalu tertidur saat petugas datang
 Pasien lebih banyak diam

E. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis
2. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan cardiac output

Kurangnya

Resiko

integrasi sosial

Hambatan
Religiositas

3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan dispnea
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Keletihan
5. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi
6. Ketidakefektifan performa peran berhubungan dengan kurang sistem pendukung
7. Resiko hambatan religiositas berhubungan dengan kurangnya integrasi sosial

F. Rencana keperawatan
No

Diagnosa Keperawatan

.
1.

Tujuan Keperawatan

Risiko ketidakseimbangan elektrolit

Intervensi Keperawatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam, diharapkan klien dapat terpenuhi

DS:
Pasien

mengatakan

terasa

lemas

badannya

seperti

dan

mudah

lelah,

Indikator
Serum kalium
Serum kreatinin

abnormal
2. Pantau adanya tanda dan gejala over hidrasi
yang memburuk atau dehidrasi

tidak Kriteria Hasil:

memiliki tenaga pada seluruh
tubuhnya

kebutuhan elektrolitnya.

1. Pantau kadar serum elektrolit yang

3. Monitor hasil laboraturium yang relevan
IR
3
2

ER
5
5

dengan keseimbangan cairan
4. Berikan cairan yang sesuai

inginya tiduran terus, masih bisa

Serum natrium
beraktivitas namun tidak dapat Keterangan :
berjalan melebihi 100 meter, 1. Keluhan ekstrim
badan terasa lemas pada bagian 2. Keluhan berat
punggung

menjalar

ekstermitas,dengan

3

5

6. Berikan suplemen elektrolit tambahan yang
diresepkan
7. Lakukan tindakan tindakan untuk

ke 3. Keluhan sedang
skala 4. Keluhan ringan

4,lemass saat beraktivitas berat.

5. Tingkatkan intake/asupan cairan per oral

mwngontrol kehilangan elektrolit yang
berlebihan

5. Tidak ada keluhan

8. Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan

Pasien mengatakan mual saat

gejala ketidakseimbangan cairan atau

masuk makanan

elektrolit.

DO: Ku pasien lemas
Membran mukosa pasien kering
Elastisitas kulit kurang
Lab:
Hb: 11,0 Ht: 34 Ka: 7,8 creatinin: 3
Na: 130
2.

Intoleransi

Aktivitas

berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

dengan Keletihan

3x24 jam, diharapkan toleransi aktivitas teratasi

DS:

Kriteria Hasil:

2. Monitor asupan nutrisi untuk mengetahui
sumber energi yang adekuat

lemas seperti tidak memiliki
dan mudah lelah, inginya

menyebabkan kelelahan sesuai dengan
kortek usia dan perkembangan

 pasien mengeluh badan terasa
tenaga pada seluruh tubuhnya

1. Kaji status fisiologis pasien yang

Indikator
Frekuensi nadi ketika

IR
3

ER
5

3. Monitor sistem kardiorespirasi pasien
selama kegiatan

tiduran

terus,

beraktivitas

masih

namun

bisa
tidak

dapat berjalan melebihi 100
meter, badan terasa lemas
pada

bagian

punggung

menjalar

ke

ekstermitas,dengan
4,lemass

saat

skala

beraktivitas

berat.

beraktivitas
Frekuensi pernafasan ketika
beraktifitas
Tekanan darah sistolik dan
diastolik ketika beraktivitas
Jarak berjalan
Kekuatan tubuh bagian atas
Kekuatan tubuh bagian
bawah
Kemudahan dalam
melakukan aktivitas hidup

4. Monitor lokasi sumber ketidaknyamanan
3

5

5. Monitor respon oksigen pasien
3

5

3
3

5
5

dialami psien yang bisa mempengaruhi

3

5

pengaturan aktivitas pasien

 KU pasien lemah

ketika melakukan aktivitas

 Klien ADL sebagian di bantu
keluarga

2

5

 Denyut

nadi

secara verbal mengenai keterbatasan yang
8. Ajarkan pasien mengenai pengelolaan

3

5

fisik
Keterangan :
2. Keluhan berat

:Teratur

fungsi kognitif pemantauan diri dan

dialami

 Aktivitas klien terbatas hanya 1. Keluhan ekstrim
tirah baring

6. Kurangi ketidaknyamanan fisik yang

7. Ajarkan pasien mengungkapkan perasaan

harian (ADL)
Kemampuan untuk berbicara

DO:

selama aktivitas

57 3. Keluhan sedang

x/menit, tekanan darah: 190/90 4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
mmHg(berbaring)

kegiatan dan teknik manajemen waktu untuk
mencegah kelelahan
9. Bantu pasien untuk menjadwalakan periode
istirahat
10. Pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan
baik secara farmakologis maupun non
farmakologis dengan tepat

Klien terlihat tidak nyaman
setelah beraktivitas
3.

Ansietas berhubungan dengan krisis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
situasi

1x24 jam, diharapkan tidak mengalami ansietas:

Anxiety reduction
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan.

DS :

Kriteria Hasil:

 pasien

mengatakan

takut bila penyakitnya
tidak kunjung sembuh
 Pasien

mengatakan

ingin

sehat

beraktivitas

dan
seperti

biyasanya
DO :
 Pasien terlihat cemas
 Pasien terlihat kurang
perhatian

dengan

lingkungan sekitar
 Ekspresi wajah pasien

Indikator
Rasa takut yang disampaikan
secara lisan
Peningkatan tekanan darah
Tidak dapat beristirahat
Menggunakan strategi
koping efektif
Mempertahankan konsentrasi
Keterangan :

2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
IR
3

ER
5

perilaku pasien
3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
dirasakan selama prosedur.

3
3
3

5
5
5

4. Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut.
5. Dengarkan dengan penuh perhatikan.

3

5

6. Identifikasi tingkat kecemasan
7. Bantu pasien mengenal situasi yang

1. Tidak mandiri

menimbulkan kecemasan

2. Dibantu orang dan alat

8. Dorong pasien untuk mengungkapkan

3. Dibantu orang

perasaan ketakutan, persepsi.

4. Dibantu alat

9. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.

5. Mandiri penuh

terlihat datar

4.

Ketidakefektifan

performa

peran Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

1. Kaji tngkat pengetahuan

berhubungan dengan kurang sistem 4x24 jam, diharapkan tidak mengalami

2. Kaji lebih lanjut tentang koping

pendukung

ketidakefektifan performa peran:

3. Monitor indikator stres

DS:

Kriteria Hasil:

 Pasien mengatakan sudah tidak

Indikator

4. Menyediakan informasi mengenai pasien
sesuai dengan apa yang menjadi keinginan
IR

ER

pasien

bekerja lagi dan untuk memenuhi

Bantuan kepada penerima

kebutuhanya

rawatan mengenai aktivitas

mengandalkan

anaknya yang bekerja.
 Pasien mengatakan tidak memiliki
ketrampilan yang bisa dikerjakan
saat berada di rumah karena mudah
lelah saat beraktivitas
DO:
 Pasien

tampak

cemas

dengan

3

5

5. Mengajarkan mengenai cara meningkatkan
rasa aman bagi pasien

hidup sehari hari
Pemberian dukungan emosi

3

5

pada penerima rawatan
Perhatian positif yang tulus

3

5

bagi penerima rawatan
Penyediaan lingkungan yang

3

5

nyaman
Keterangan :
1. Tidak mandiri

keadaan penyakitnya
 Bila ada petugas lebih sering diam

2. Dibantu orang dan alat
3. Dibantu orang

dan banyak tidur
 Pasien di tunggui oleh istrinya saja,
anak-anaknya belum ada yang

4. Dibantu alat
5. Mandiri penuh

berkunjung
5.

Resiko

hambatan

berhubungan

religiositas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

dengan

kurangnya 2x24 jam, diharapkan tidak mengalami hambatan

integrasi sosial

religiositas:

 Pasien
dapat

mengatakan

berdiri

sehingga

secara

kesulitan

tidak
tegak
untuk

ekspresi keagamaan
2. Eksplorasi alternatif untuk beribadah

Kriteria Hasil:

DS:

1. Identifikasi keinginan pasien terhadap

3. Diskusikan mengenaiminat terhadap
Indikator
Kualitas keyakinan
Kualitas harapan
Kemampuan berdoa

IR
3
3
3

ER
5
5
5

keagamaan
4. Dengarkan dan kembangkan perasaan

melakukan shalat
 pasien mengatakan selama di
RS belum melakukan shalat
 Pasien

mengatakan

Kemampuan beribadah
Pengalaman spiritual
Keterkaitan dengan orang

3
3
3

5
5
5

lain
Berinteraksi dengan orang

3

5

percayakan kesembuhanya pada

lain untuk berbagi ide,

Allah SWT

perasaan dan keyakinan
Keterangan :

DO:
 Pasien terlihat selalu tertidur

mengenai waktu untuk beribadah
5. Bantu dengan memodifikasi cara memenuhi
kebutuhan keagamaan karenaa
ketidakmampuan.

1. Tidak mandiri
2. Dibantu orang dan alat

saat petugas datang
 Pasien lebih banyak diam

3. Dibantu orang
4. Dibantu alat
5. Mandiri penuh

G. Catatan keperawatan
Hari Pertama
No
1.

Hari/Tgl/ Waktu

Diagnosa

keperawatan
Kamis, 26 oktober Resiko

Implementasi
1. Memantau kadar serum

Respon Pasien
DS :

Pasien mengatakan badanya terasa lemas

Paraf

2016/09.40

ketidakseimbangan
elektrolit

elektrolit yang abnormal

seperti tak bertenaga

2. Memantau adanya tanda dan

Pasien mengatakan terasa mual saat masuk

gejala over hidrasi yang

makanan

memburuk atau dehidrasi

Pasien mengatakan masih bisa berjalan tapi

3. Memonitor hasil

tidak bisa lama-lama

laboraturium yang relevan
dengan keseimbangan cairan

 Ku pasien lemas
DO :

 Membran mukosa pasien kering
 Elastisitas kulit kurang
Lab: Hb: 11,0 Ht: 34 Ka: 4,2 creatinin: 1,5
Na: 137

2.

Kamis, 26 oktober Intoleransi
2016/ 10.00

1. Mengkaji status fisiologis

DS:

 pasien mengeluh badan masih terasa

Aktivitas

pasien yang menyebabkan

lemas tidak memiliki tenaga pada

berhubungan

kelelahan sesuai dengan

seluruh tubuhnya dan mudah lelah,

dengan Keletihan

kortek usia dan

badan

perkembangan

punggung

2. Memonitor asupan nutrisi
untuk mengetahui sumber
energi yang adekuat

DO:

terasa

lemas

pada

menjalar

bagian
ke

ekstermitas,dengan skala 4,lemass saat
beraktivitas berat.

3. Mengkaji sistem

 KU pasien lemah

kardiorespirasi pasien selama

 Klien ADL sebagian di bantu keluarga

kegiatan

 Aktivitas klien terbatas hanya tirah

4. Memonitor lokasi sumber

baring

ketidaknyamanan selama

 Denyut nadi :Teratur 60 x/menit, tekanan

aktivitas

darah: 170/90 mmHg(berbaring)

5. Mengurangi

 Klien terlihat tidak kelelahan setelah

ketidaknyamanan fisik yang

beraktivitas meski sebentar

dialami psien yang bisa
mempengaruhi fungsi
kognitif pemantauan diri dan
pengaturan aktivitas pasien
6. Mengajarkan pasien
mengungkapkan perasaan
secara verbal mengenai
3.

Kamis, 26 oktober Ansietas
2016 /10.10

berhubungan
dengan
situasi

keterbatasan yang dialami
1. Menggunakan pendekatan

DS :

yang menenangkan.
krisis 2. Menjelaskan semua prosedur
dan apa yang dirasakan
selama prosedur.
3. Mendengarkan dengan
penuh perhatikan.

 pasien

mengatakan

cemas

terhadap

penyakitnya bila tidak kunjung sembuh
DO :

 Pasien mengatakan ingin sehat dan
beraktivitas seperti biyasanya
 Pasien terlihat cemas
 Pasien terlihat kurang perhatian dengan

4. Mengidentifikasi tingkat

lingkungan sekitar

kecemasan

 Ekspresi wajah pasien terlihat datar

5. Membantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
6. Mendorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan
ketakutan, persepsi.
7. Memberikan obat untuk
4.

Kamis, 26 oktober Ketidakefektifan
2016 / 10. 15

performa

peran

berhubungan
dengan

mengurangi kecemasan.
1. Mengkaji tngkat

DS:

pengetahuan

 Pasien

mengatakan

ingin

bekerja

kembali untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Mengkaji lebih lanjut tentang
kurang

sistem pendukung

koping
3. Memonitor indikator stres

DO:

4. Menyediakan informasi

 Pasien tampak cemas dengan keadaan
penyakitnya
 Pasien di tunggui oleh istrinya saja,

mengenai pasien sesuai

anak-anaknya

dengan apa yang menjadi

berkunjung

belum

ada

yang

keinginan pasien
5. Mengajarkan mengenai cara
meningkatkan rasa aman
5.

Kamis, 26 oktober Resiko
2016/13.20

bagi pasien
hambatan 1. Mengidentifikasi keinginan

religiositas

pasien terhadap ekspresi

DS:

 Pasien mengatakan mulai sering berdoa
kepada allah SWT dan sedikit demi

berhubungan
dengan kurangnya
integrasi sosial

keagamaan
2. Mengeksplorasi alternatif
untuk beribadah
3. Mendiskusikan mengenai
minat terhadap keagamaan
4. Mendengarkan dan
kembangkan perasaan
mengenai waktu untuk
beribadah
5. Membantu dengan
memodifikasi cara
memenuhi kebutuhan
keagamaan karenaa
ketidakmampuan.

sedikit mulai mau beribadah walaupun
DO:

dengan tiduran
 Pasien terlihat selalu tertidur saat petugas
datang
 Pasien lebih banyak diam

Hari Kedua
No
1.

Hari/Tgl/ Waktu

Diagnosa

keperawatan
Jumat, 27 Oktober Resiko
2016/09.00`

Implementasi
1. Memonitor hasil

Respon Pasien
DS :

Pasien mengatakan masih terasa lemas dan

ketidakseimbangan

laboraturium yang relevan

maunya selalu tiduran dan selalu mengantuk

elektrolit

dengan keseimbangan cairan

Pasien

2. Memberikan cairan yang
3. Meningkatkan intake/asupan

DO :

Aktivitas

untuk mengetahui sumber

10.00

berhubungan

energi yang adekuat

dengan Keletihan

2. Mengurangi

 Membran mukosa kering

 Lab: Hb: 11,5 Ht: 34 Ka: 7,8 creatinin: 3

diresepkan

Oktober 2016/

mualai

10 tpm

elektrolit tambahan yang

1. Memonitor asupan nutrisi

sudah

 Menggunakan cairan intravena infus NACL

4. Memberikan suplemen

Intoleransi

mual

 KU pasien lemah, pasien terlihat lemas

cairan per oral

Jum’at, 27

mengatakan

berkurang

sesuai

2.

Paraf

Na: 130

DS:

 pasien mengeluh badan masih terasa
lemas tidak memiliki tenaga untuk

DO:

bangun dan aktivitas.

ketidaknyamanan fisik yang

 KU pasien lemah

dialami psien yang bisa

 Klien ADL sebagian di bantu keluarga

mempengaruhi fungsi

 Aktivitas klien terbatas hanya tirah baring

kognitif pemantauan diri dan

 Denyut nadi :Teratur 65 x/menit, tekanan

pengaturan aktivitas pasien

darah: 160/90 mmHg(berbaring)

3. Membantu pasien untuk

 Klien terlihat tidak kelelahan setelah

menjadwalakan periode

beraktivitas meski sebentar

istirahat
4. Memilih intervensi untuk

mengurangi kelelahan baik
secara farmakologis maupun
non farmakologis dengan
3.

Jum’at,

27 Ansietas

Oktober 2016 / berhubungan
10.30

dengan
situasi

tepat
1. Menggunakan pendekatan

DS :

yang menenangkan.
krisis 2. Menjelaskan semua prosedur
dan apa yang dirasakan
selama prosedur.
3. Mendengarkan dengan
penuh perhatikan.
4. Mengidentifikasi tingkat
kecemasan
5. Mendorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan
ketakutan, persepsi.

 pasien mengatakan masih cemas terhadap
penyakitnya bila tidak kunjung sembuh

DO :

 Pasien

mengatakan

ingin

sehat

dan

beraktivitas seperti biyasanya
 Pasien terlihat cemas, bingung
 Pasien terlihat kurang perhatian dengan
lingkungan sekitar
 Ekspresi wajah pasien terlihat datar

6. Memberikan obat untuk
mengurangi kecemasan.

4.

Jum’at,

27 Ketidakefektifan

Oktober

performa

peran

2016/16.20

berhubungan
dengan

1. Mengkaji lebih lanjut tentang DS:
koping

kembali

2. Memonitor indikator stres
kurang 3. Menyediakan informasi

sistem pendukung

mengenai pasien sesuai

 Pasien mengatakan merasa ingin bekerja
agar

kebutuhannya
DO:

dengan apa yang menjadi

dan

dapat
tidak

memenuhi
bergantung

kepada anaknya.
 Pasien tampak cemas dengan keadaan

keinginan pasien

penyakitnya

4. Mengajarkan mengenai cara

 Pasien di tunggui oleh istrinya saja, anak-

meningkatkan rasa aman

anaknya belum ada yang berkunjung

bagi pasien

5.

Resiko

hambatan 1. Mengidentifikasi keinginan

DS:

 Pasien mengatakan mulai sering berdoa

religiositas

pasien terhadap ekspresi

kepada allah SWT dan sedikit demi sedikit

berhubungan

keagamaan

mulai mau beribadah walaupun dengan

dengan kurangnya

2. Mengeksplorasi alternatif

DO:

tiduran

integrasi sosial

untuk beribadah
3. Mendiskusikan mengenai
minat terhadap keagamaan
4. Mendengarkan dan
kembangkan perasaan
mengenai waktu untuk
beribadah
5. Membantu dengan
memodifikasi cara
memenuhi kebutuhan
keagamaan karenaa
ketidakmampuan.

Hari Ketiga

 Pasien terlihat selalu tertidur saat petugas
datang
 Pasien lebih banyak diam

Diagnosa

No

Hari/Tgl/ Waktu

1.

Sabtu, 28 Oktober

keperawatan
Resiko

2016//09.40

ketidakseimbangan
elektrolit

Implementasi
1. Memantau kadar serum

Respon Pasien
DS :

elektrolit yang abnormal

Paraf

Pasien mengatakan badanya mulai terasa segar
Pasien dapat masuk makanan dari Rumah Sakit

2. Memonitor hasil
laboraturium yang relevan
dengan keseimbangan cairan
3. Memberikan cairan yang

DO :

sesuai

 KU pasien cukup,
 Membran mukosa lembab

4. Meningkatkan intake/asupan

 Menggunakan cairan intravena infus NACL

cairan per oral

10 tpm

5. Memberikan suplemen

 Elastisitas baik

elektrolit tambahan yang

 Lab: Hb: 11,7 Ht: 45 Ka: 7,8 creatinin: 3

diresepkan

Na: 135

6. Melakukan tindakan
tindakan untuk mwngontrol
kehilangan elektrolit yang
berlebihan
7. Mengkonsultasikan dengan
dokter jika tanda dan gejala
ketidakseimbangan cairan
2.

Sabtu, 28 Oktober

Intoleransi

2016/ 10.00

Aktivitas

atau elektrolit.
1. Memonitor asupan nutrisi
untuk mengetahui sumber

DS:

 pasien mengeluh badan masih terasa
lemas,

tetapi

sudah

dapat

duduk

berhubungan
dengan Keletihan

energi yang adekuat
2. Mengkaji sistem
kardiorespirasi pasien selama
kegiatan
3. Mengurangi
ketidaknyamanan fisik yang
dialami psien yang bisa
mempengaruhi fungsi
kognitif pemantauan diri dan
pengaturan aktivitas pasien
4. Membantu pasien untuk
menjadwalakan periode
istirahat
5. Memilih intervensi untuk

mengurangi kelelahan baik
secara farmakologis maupun
non farmakologis dengan
tepat

walaupun tidak terlalu lama
DO:

 KU pasien lemah
 Klien ADL sebagian di bantu keluarga
 Aktivitas klien terbatas hanya tirah baring
 Denyut nadi :Teratur 59 x/menit, tekanan
darah: 170/90 mmHg(berbaring)
 Klien terlihat tidak kelelahan setelah
beraktivitas meski sebentar

3.

Sabtu, 28 oktober Ansietas
2016 / 10.20

berhubungan
dengan
situasi

1. Menggunakan pendekatan

DS :

yang menenangkan.
krisis 2. Menjelaskan semua prosedur
dan apa yang dirasakan
selama prosedur.
3. Mengidentifikasi tingkat
kecemasan
4. Mendorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan
ketakutan, persepsi.
5. Memberikan obat untuk
mengurangi kecemasan.

 pasien

mengatakan

cemas

terhadap

penyakitnya bila tidak kunjung sembuh
DO :

 Pasien

mengatakan

ingin

sehat

dan

beraktivitas seperti biyasanya
 Pasien terlihat cemas
 Pasien terlihat kurang perhatian dengan
lingkungan sekitar
 Ekspresi wajah pasien terlihat datar

4.

Sabtu, 28 Oktober Ketidakefektifan
2016/14.30

performa

peran

berhubungan
dengan

1. Mengkaji lebih lanjut tentang DS:
koping

 Pasien mengatakan ingin bekerja kembali
untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Memonitor indikator stres
kurang 3. Menyediakan informasi

sistem pendukung

mengenai pasien sesuai
dengan apa yang menjadi
keinginan pasien

DO:

 Pasien tampak cemas dengan keadaan
penyakitnya
 Pasien di tunggui oleh istrinya saja, anakanaknya belum ada yang berkunjung

5.

Resiko

hambatan 1. Mendiskusikan mengenai

religiositas
berhubungan
dengan kurangnya
integrasi sosial

DS:

minat terhadap keagamaan
2. Mendengarkan dan
kembangkan perasaan
mengenai waktu untuk
beribadah
3. Membantu dengan
memodifikasi cara
memenuhi kebutuhan
keagamaan karenaa
ketidakmampuan.

 Pasien mengatakan mulai sering berdoa
kepada allah SWT dan sedikit demi sedikit
mulai mau beribadah walaupun dengan

DO:

tiduran
 Pasien terlihat selalu tertidur saat petugas
datang
 Pasien lebih banyak diam

A. Evaluasi
Nama

: Tn.K

Umur

: 65 Tahun

Diagnosa Keperawatan : Resiko Ketidakseimbangan elektrolit
Tanggal

Catatan Perkembangan

TTD
Perawat

16 Maret S: Pasien mengatakan badanya terasa lemas seperti tak bertenaga
2017

Pasien mengatakan terasa mual saat masuk makanan
Pasien mengatakan masih bisa berjalan tapi tidak bisa lama-lama
O: Ku pasien lemas
 Membran mukosa pasien kering
 Elastisitas kulit kurang
Lab: Hb: 11,0 Ht: 34 Ka: 4,2 creatinin: 1,5 Na: 137
A: Masalah Resiko Ketidakseimbangan elektrolit belum teratasi

Indikator
Serum Kalium
Serum natrium
Serum Kreatinin

Awal
3
2
3

Akhir
4
3
4

Tujuan
5
5
5

P: lanjutkan Intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor Hasil Laboratorium
3. Tingkatkan intake nutrisi dan cairan
17 Maret S: Pasien mengatakan masih terasa lemas dan maunya selalu tiduran dan selalu mengantuk

2017

Pasien mengatakan mual sudah mualai berkurang
O: KU pasien lemah, pasien terlihat lemas
 Membran mukosa kering
 Menggunakan cairan intravena infus NACL 10 tpm
Lab: Hb: 11,5 Ht: 34 Ka: 7,8 creatinin: 3 Na: 130
A: Masalah Resiko Ketidakseimbangan elektrolit teratasi sebagian

Indikator
Serum Kalium
Serum natrium
Serum Kreatinin

Awal
3
2
3

Akhir
5
3
4

Tujuan
5
5
5

P: lanjutkan Intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor Hasil Laboratorium
3. Tingkatkan intake nutrisi dan cairan
18 Maret S: Pasien mengatakan badanya mulai terasa segar
2017

Pasien dapat masuk makanan dari Rumah Sakit

O: KU pasien cukup,
Membran mukosa lembab
Menggunakan cairan intravena infus NACL 10 tpm
Elastisitas kulit baik
Lab: Hb: 11,7 Ht: 45 Ka: 7,8 creatinin: 3 Na: 135

A : Masalah Resiko Ketidakseimbangan elektrolit teratasi sebagian

Indikator
Serum Kalium
Serum natrium
Serum Kreatinin

Awal
3
2
3

Akhir
5
3
4

Tujuan
5
5
5

P: lanjutkan Intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor Hasil Laboratorium
3. Pertahankan status Elektrolit

Diagnosa Keperawatan : Intoleransi Aktivitas
Tanggal

Catatan Perkembangan

TTD
Perawat

16 maret S: pasien mengeluh badan masih terasa lemas tidak memiliki tenaga pada seluruh tubuhnya dan mudah lelah, badan terasa lemas
2017

pada bagian punggung menjalar ke ekstermitas,dengan skala 4,lemass saat beraktivitas berat.
O: KU pasien lemah
Klien ADL sebagian di bantu keluarga

Aktivitas klien terbatas hanya tirah baring
Denyut nadi :Teratur 60 x/menit, tekanan darah: 170/90 mmHg(berbaring)
Klien terlihat tidak kelelahan setelah beraktivitas meski sebentar
A: Masalah Intoleransi Aktivitas belum teratasi
Indicator
Awal
Frekuansi nadi saat 3

Ahir
4

Tujuan
5

beraktivitas
Frekuensi pernapasan 3

4

5

saat beraktivitas
Tekanan darah sistolik 3

4

5

dan diastolik
Jarak berjalan
Kemampuan

4
3

5
5

3
dalam 2

melakukan ADL

P: lanjutkan Intervensi
-monitor TTV
-Ajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan dan teknik manajemen waktu untuk mencegah kelelahan
-Bantu pasien untuk menjadwalakan periode istirahat
-Ciptakan lingkungan yang nyaman
17 Maret S: pasien mengeluh badan masih terasa lemas tidak memiliki tenaga pada seluruh tubuhnya dan mudah lelah, badan terasa lemas
2017

pada bagian punggung menjalar ke ekstermitas,dengan skala 4,terasa lemas saat beraktivitas berat.
O: KU pasien lemah

Klien ADL sebagian di bantu keluarga
Aktivitas klien terbatas hanya tirah baring
Denyut nadi :Teratur 80 x/menit, tekanan darah: 160/90 mmHg(berbaring), RR: 20x/m
Klien terlihat tidak kelelahan setelah beraktivitas meski sebentar
A: Masalah Intoleransi Aktivitas teratasi sebagian
Indicator
Awal
Frekuansi nadi saat 3

Ahir
5

Tujuan
5

beraktivitas
Frekuensi pernapasan 3

5

5

saat beraktivitas
Tekanan darah sistolik 3

4

5

dan diastolik
Jarak berjalan
Kemampuan

4
4

5
5

3
dalam 2

melakukan ADL
P: lanjutkan Intervensi
-monitor TTV
-Ajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan dan teknik manajemen waktu untuk mencegah kelelahan
-Bantu pasien untuk menjadwalakan periode istirahat
-Ciptakan lingkungan yang nyaman
18 Maret S: pasien mengeluh badan masih terasa lemas tidak memiliki tenaga pada seluruh tubuhnya dan mudah lelah, badan terasa lemas
2017

pada bagian punggung menjalar ke ekstermitas,dengan skala 5,terasa lemas saat beraktivitas berat.
O: KU pasien lemah
Klien ADL sebagian di bantu keluarga

Aktivitas klien terbatas hanya tirah baring
Denyut nadi :Teratur 80 x/menit, tekanan darah: 160/90 mmHg(berbaring), RR: 20x/m
Klien terlihat tidak kelelahan setelah beraktivitas meski sebentar
A: Masalah Intoleransi Aktivitas teratasi sebagian

Indicator
Awal
Frekuansi nadi saat 3

Ahir
5

Tujuan
5

beraktivitas
Frekuensi pernapasan 3

5

5

saat beraktivitas
Tekanan darah sistolik 3

4

5

dan diastolik
Jarak berjalan
Kemampuan

4
4

5
5

3
dalam 2

melakukan ADL
P: lanjutkan Intervensi
-monitor TTV
-Ajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan dan teknik manajemen waktu untuk mencegah kelelahan
-Bantu pasien untuk menjadwalakan periode istirahat
-Ciptakan lingkungan yang nyaman

Diagnosa Keperawatan
Tanggal

: Ansietas berhubungan dengan krisis situasi
Catatan Perkembangan

TTD

Perawat
16 Maret S: pasien mengatakan cemas terhadap penyakitnya bila tidak kunjung sembuh
2017

O: Pasien mengatakan ingin sehat dan beraktivitas seperti biyasanya
Pasien terlihat cemas
Pasien terlihat kurang perhatian dengan lingkungan sekitar
Ekspresi wajah pasien terlihat datar
A: masalah ansietas belum teratasi
Indikator
Rasa takut yang

Awal
3

Akhir
4

Tujuan
5

disampaikan secara lisan
Peningkatan tekanan

3

4

5

darah
Tidak dapat beristirahat
Menggunakan strategi

3
3

4
4

5
5

3

5

koping efektif
Mempertahankan
konsentrasi

5

P: lanjutkan intervensi
-

Menggunakan pendekatan yang menenangkan.

-

Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.

-

Mengidentifikasi tingkat kecemasan

-

Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan ketakutan, persepsi.
Memberikan obat untuk mengurangi kecemasan.

17 Maret S: pasien mengatakan cemas terhadap penyakitnya bila tidak kunjung sembuh
2017

O: Pasien mengatakan ingin sehat dan beraktivitas seperti biyasanya
Pasien terlihat mulai tenang
Pasien terlihat mulai memperhatikan lingkungan sekitar pasien
A: masalah ansietas belum teratasi sebagian

Indikator
Rasa takut yang

Awal
3

Akhir
4

Tujuan
5

disampaikan secara lisan
Peningkatan tekanan

3

5

5

darah
Tidak dapat beristirahat
Menggunakan strategi

3
3

5
4

5
4

3

5

koping efektif
Mempertahankan
konsentrasi

4

P: lanjutkan intervensi
-

Menggunakan pendekatan yang menenangkan.

-

Mengidentifikasi tingkat kecemasan

-

Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan ketakutan, persepsi.
Memberikan obat untuk mengurangi kecemasan.

18 Maret S: pasien mengatakan pasrah dengan penyakit yang dideritanya
2017

O: Pasien mengatakan ingin sehat dan beraktivitas seperti biyasanya
Pasien terlihat mulai tenang
Pasien tmulai terbuka dengan perawat
A: masalah ansietas teratasi
Indikator
Rasa takut yang

Awal
3

Akhir
5

Tujuan
5

disampaikan secara lisan
Peningkatan tekanan

3

5

5

darah
Tidak dapat beristirahat
Menggunakan strategi

3
3

5
5

5
5

3

5

koping efektif
Mempertahankan
konsentrasi

5

P: lanjutkan intervensi
-

Menggunakan pendekatan yang menenangkan.

-

Mengidentifikasi tingkat kecemasan

-

Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan ketakutan, persepsi.
Memberikan obat untuk mengurangi kecemasan.

Diagnosa Keperawatan : ketidakefektifan performa peran
Tanggal
Catatan Perkembangan
16 maret S: Pasien mengatakan ingin bekerja kembali untuk memenuhi kebutuhannya.
2017

O: Pasien tampak cemas dengan keadaan penyakitnya
Pasien di tunggui oleh istrinya saja, anak-anaknya belum ada yang berkunjung
A:masalah ketidakefektifan peran belum teratasi
Indikator
Awal
Bantuan kepada penerima 3

Ahir Tujuan
4
5

rawatan mengenai
aktivitas hidup sehari hari
Pemberian dukungan
3

4

5

5

5

emosi pada penerima
rawatan
Perhatian positif yang

3

TTD Perawat

tulus bagi penerima
rawatan
Penyediaan lingkungan

3

4

5

yang nyaman
P: lanjutkan intervensi
-

Mengkaji lebih lanjut tentang koping

-

Memonitor indikator stres

-

Menyediakan informasi mengenai pasien sesuai dengan apa yang menjadi keinginan pasien

17 maret S: Pasien mengatakan ingin beraktivitas seperti biasa
2017

O: Pasien mulai kooperatif
Pasien di tunggui oleh istri dan ayahnya secara bergantian,anaknya sudah mulai ada yang berkunjung
A:masalah ketidakefektifan peran teratasi sebagian

Indikator
Awal
Bantuan kepada penerima 3

Ahir Tujuan
4
5

rawatan mengenai
aktivitas hidup sehari hari
Pemberian dukungan
3

5

5

3

5

5

3

4

5

emosi pada penerima
rawatan
Perhatian positif yang
tulus bagi penerima
rawatan
Penyediaan lingkungan
yang nyaman

P: lanjutkan intervensi
-

Mengkaji lebih lanjut tentang koping

-

Memonitor indikator stres

Menyediakan informasi mengenai pasien sesuai dengan apa yang menjadi keinginan pasien
18 maret S: Pasien mengatakan akan menggali kemampuan dirinya lagi.
2017

O: Pasien tampak lebih tenang
Pasien di tunggui oleh istri dan ayahnya
A:masalah ketidakefektifan peran teratasi

Indikator
Awal
Bantuan kepada penerima 3

Ahir Tujuan
5
5

rawatan mengenai
aktivitas hidup sehari hari
Pemberian dukungan
3

5

5

3

5

5

3

5

5

emosi pada penerima
rawatan
Perhatian positif yang
tulus bagi penerima
rawatan
Penyediaan lingkungan
yang nyaman
P: lanjutkan intervensi
-

Mengkaji lebih lanjut tentang koping

-

Memonitor indikator stres

Diagnosa Keperawatan : Resiko hambatan religiositas
Tanggal

Catatan Perkembangan

TTD
Perawat

16 maret

S: Pasien mengatakan mulai sering berdoa kepada allah SWT dan sedikit demi sedikit mulai mau beribadah walaupun

2017

dengan tiduran
O: Pasien terlihat selalu tertidur saat petugas datang
Pasien lebih banyak diam
A: masalah resiko hambatan religiositas belum teratasi

Indikator
Kualitas keyakinan
Kualitas harapan
Kemampuan berdoa
Kemampuan beribadah
Pengalaman spiritual
Keterkaitan dengan orang

Awal
3
3
3
3
3
3

Akhir
4
3
4
3
4
4

Tujuan
5
5
5
5
5
5

lain
Berinteraksi dengan orang

3

3

5

lain untuk berbagi ide,
perasaan dan keyakinan
P: lanjutkan intervensi

-

Mendiskusikan mengenai minat terhadap keagamaan

-

Mendengarkan dan kembangkan perasaan mengenai waktu untuk beribadah

-

Membantu dengan memodifikasi cara memenuhi kebutuhan keagamaan karenaa ketidakmampuan.

17 maret

S: Pasien mengatakan mulai sering berdoa kepada allah SWT dan seing berdzikir

2017

O: Pasien terlihat selalu tertidur saat petugas datang
Pasien mulai membuka percakapan dengan perawat
A: masalah resiko hambatan religiositas teratasi sebagian

Indikator
Kualitas keyakinan
Kualitas harapan
Kemampuan berdoa
Kemampuan beribadah
Pengalaman spiritual
Keterkaitan dengan orang

Awal
3
3
3
3
3
3

Akhir
4
4
4
4
4
4

Tujuan
5
5
5
5
5
5

lain
Berinteraksi dengan orang

3

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124