PROFIL PEMECAHAN MASALAH BERBENTUK OPEN ENDED BERDASARKAN TAHAPAN POLYA PADA MATERI PECAHAN SISWA SMP KELAS VII

PROFIL PEMECAHAN MASALAH BERBENTUK OPEN ENDED
BERDASARKAN TAHAPAN POLYA PADA MATERI PECAHAN
SISWA SMP KELAS VII

JURNAL

Disusun untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
AJENG AGUSTINA
202013052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017

PROFIL PEMECAHAN MASALAH BERBENTUK OPEN ENDED BERDASARKAN
TAHAPAN POLYA PADA MATERI PECAHAN SISWA SMP KELAS VII
Ajeng Agustina1, Novisita Ratu2

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga
1
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email: 202013052@student.uksw.edu
2
Dosen Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email: novisita.ratu@staff.uksw.edu

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemecahan masalah berbentuk Open Ended
berdasarkan tahapan Polya pada siswa SMP Negeri 3 Salatiga kelas VII pada materi pecahan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Tehnik pengambilan subjek
menggunakan purposive sampling dan diperoleh tiga subjek yang diambil dari siswa kelas VII
SMP Negeri 3 Salatiga dengan berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Penelitian ini
bertujuan untuk menegtahui profil pemecahan masalah berbentuk open ended berdasarkan
tahapan Polya pada materi pokok pecahan. Hasil penelitian menunjukkan pada soal nomor
satu subjek berkemampuan matematika tinggi dan sedang mampu menyelesaikan masalah
namun dengan cara yang berbeda tetapi jawaban keduanya sama dan untuk tahapan Polya dari
tahap menyusun rencana pemecahan dan melakukan rencana pemecahan masalah kedua
subjek juga berbeda. Untuk soal nomor dua dan nomor tiga subjek berkemampuan matematika
tinggi dan sedang mampu menyelesaikan masalah dengan cara dan jawaban yang berbeda

pula, dan untuk tahapan Polya, tahap menyusun rencana pemecahan, melakukan rencana
pemecahan masalah dan memeriksa kembali pemecahan masalah juga berbeda. Sedangkan
subjek berkamampuan matematika rendah tidak mampu menyelesaikan ketiga soal yang
diberikan, karena pada tahapan Polya memahami masalah subjek tidak mampu.

Kata kunci : Masalah matematika, pemecahan msalah, open-ended, Polya, Pecahan

PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu alat untuk mengembangkan kemampuan berfikir
manusia dalam menyelesaikan permasalahan (Sulaiman, dkk. 2014). Hal ini sesuai dengan
tujuan pembelajaran matematika menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
(Depdiknas, 2006:10) bahwa peserta didik dituntut untuk memiliki kemampuan pemecahan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, membuat model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh. Pemecahan masalah juga menjadi hal yang penting dalam pendidikan
matematika untuk ditanamkan pada diri siswa. Widodo (2013) dengan pemecahan masalah
matematika, siswa tidak akan kehilangan makna dalam mempelajari matematika karena suatu
konsep atau prinsip akan bermakna jika konsep tersebut dapat diaplikasikan dalam
pemecahan masalah. Berdasarkan NCTM (2000) menempatkan pemecahan masalah sebagai
urutan pertama dari 12 komponen esensial matematika.
Pemecahan masalah menurut Polya adalah suatu usaha untuk menemukan jalan keluar

dari suatu kesulitan dan mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai dengan segera (Nuralam,
2009). Menurut Jacobesen,dkk (Handini, 2010), pemecahan masalah mendorong siswa untuk
mendekati masalah autentik dunia nyata dengan cara sistematis. Peserta didik harus mampu

menguasai cara mengaplikasikan konsep-konsep dan menggunakan keterampilan komputasi
dalam berbagai situasi baru yang berbeda-beda dalam memecahkan permasalahan
matematika (Abdurahman, 2003). Pemecahan masalah matematika adalah proses yang
menggunakan kekuatan dan manfaat matematika dalam menyelesaikan masalah yang juga
merupakan metode penemuan solusi melalui tahap-tahap pemecahan masalah (Tarigan,
2012). Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu aspek penting dalam
pembelajaran mandiri dan membantu berpindah dari pengajaran yang bersifat mendidik.
Pentingnya kemampuan pemecahan masalah diungkapkan oleh Branca, (Mahmuda, 2012)
bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah jantungnya matematika. Kemampuan
pemecahan masalah siswa memiliki keterkaitan dengan tahap menyelesaikan masalah
matematika. Effendi (2012) mengemukakan bahwa: “Kemampuan pemecahan masalah amat
penting dalam matematika, bukan saja bagi mereka yang di kemudian hari akan mendalami
atau mempelajari matematika, melainkan juga bagi mereka yang akan menerapkannya dalam
bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-hari”. Oleh karena itu, siswa harus terbiasa
mengasah kemampuan tersebut untuk digunakan dalam menghadapi berbagai permasalahan
masalah dalam matematika.

Salah satu tahap-tahap pemecahan masalah dalam matematika adalah tahapan
pemecahan masalah menurut Polya. Sukayasa (2014) menyatakan bahwa tahap-tahap dalam
proses pemecahan masalah yang dikemukakan Polya cukup sederhana, aktivitas-aktivitas
dalam setiap tahap yang dikemukakan Polya cukup jelas dan tahap-tahap pemecahan masalah
menurut Polya telah lazim digunakan dalam pemecahan masalah. Polya (1973) menetapkan
empat tahap yang dapat dilakukan agar siswa lebih terarah dalam menyelesaikan masalah
matematika yaitu: Memahami Masalah (Understanding the problem), Menyusun Rencana
Pemecahan Masalah (Devising plan), Melakukan Rencana (Carrying out the plan), dan
Memeriksa Kembali Hasil yang Diperoleh (Looking back).
Pada tahap memahami masalah (Understanding the problem), siswa harus dapat
menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam masalah atau soal yang
diberikan. Hal ini harus dilakukan sebelum siswa menyusun rencana penyelesaian dan
melakukan rencana yang telah disusun. Jika salah dalam hal ini siswa melakukan kesalahan
dalam hal apa yang diketahui atau apa yang akan ditanyakan, maka siswa akan mengalami
kesalahan dalam menyusun rencana pemecahan.
Pada tahap merencanakan pemecahan masalah (Devising plan), siswa menyusun rencana
pemecahan soal yang diberikan dengan mempertimbangkan berbagai hal misalnya: 1)
Diagram, tabel, gambar, atau data lainnya dalam soal, 2) Korelasi antara keterangan yang ada
dalam soal dengan unsur yang ditanyakan, 3) Prosedur rutin atau rumus-rumus yang dapat
digunakan, 4) Kemungkinan cara lain yang dapat digunakan. Pada langkah ini siswa dituntut

untuk dapat mengkaitkan masalah dengan materi yang telah diperoleh siswa, sehingga dapat
ditentukan rencana pemecahan masalah yang tepat untuk menyelesaikannya.
Pada tahap melakukan rencana (Carrying out the plan), rencana yang telah tersusun
selanjutnya dapat digunakan untuk menyelesaikan soal dengan cara melaksanakan rencana
yang telah di buat serta tahap yang terakhir adalah memeriksa kembali hasil yang diperoleh
(Looking back). Hasil yang diperoleh dari melaksanakan rencana harus diperiksa kembali
atau mengecek jawaban yang didapatkan oleh siswa sehingga dapat diketahui kebenarannya.

Berikut merupakan indikator pemecahan masalah berdasarkan tahap pemecahan
masalah Polya (Herlambang, 2013):
Tabel 1
Indikator Tahap Pemecahan Masalah Polya
Tahap Pemcahan Masalah Polya
Memahami Masalah
Merencanakan Pemecahan
Melakukan Rencana Pemecahan
Memeriksa Kembali Pemecahan

Indikator
Siswa dapat menyebutkan informas-informasi

yang diberikan dari pertanyaan yang diajukan
Siswa memiliki rencana pemecahan masalah
yang digunakan serta alasan penggunaanya
Siswa dapat memecahkan masalah yang
digunakana dengan hasil yang benar
Siswa memeriksa kembali langkah pemecahan
yang digunakan

Pada penelitian ini, masalah yang digunakan adalah masalah terbuka (open ended).
Open-ended dalam matematika merupakan masalah yang dirumuskan sedemikian rupa
sehingga memiliki banyak solusi yang benar dan terdapat banyak cara untuk mencapai solusi
tersebut (Poppy, 2002). Open-ended menuntut siswa untuk dapat melihat suatu masalah dari
berbagai macam persepsi sehingga memungkinkan beragam jawaban benar baik dipandang
dari cara maupun hasil (Ristiani, 2014). Selanjutnya Heddens dan Speer (Mustikasari, 2010)
mengungkapkan bahwa dengan pemberian open ended, dapat memberi rangsangan kepada
siswa untuk meningkatkan cara berfikirnya, siswa memiliki kebebasan untuk
mengekspresikan hasil eksplorasi daya nalar dan analisisnya secara aktif dan kreatif dalam
upaya menyelesaikan suatu permasalahan. Open ended merupakan pendekatan yang
memudahkan siswa untuk dapat lebih bebas dalam menumbuhkan ide-ide kreatifnya dalam
menemukan dan memeahami konsep matematika dengan baik, karena open-ended

menyajikan permasalahan yang memiliki metode penyelesaian atau penyelesaian yang benar
lebih dari satu Syaban (Sulaiman, Trisoni dkk, 2014). Menurut Becker dan Epstein (Wijaya,
2012) suatu soal dapat tebuka (open) dalam dua kemungkinan sebagai berikut: proses yang
terbuka yaitu ketika soal menekankan pada acara dan srategi yang berbeda dalam
menemukan solusi yang tepat. Jenis soal semacam ini masih mungkin memiliki satu solusi
tunggal, hasil akhir yang terbuka yaitu ketika soal memiliki jawaban akhir yang berbedabeda.
Menurut Suherman (2003:132) keunggulan penggunaan open-ended dalam
pembelajaran matematika yaitu: siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan
sering mengekspresikan idenya, siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematik secara komprehensif, siswa dengan
kemampuan rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri, siswa secara
intrinsik termotivasi untuk memberi bukti atau penjelasan, Siswa memiliki pengalaman
banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan. Menurut Suherman
(2003) Meskipun open ended memberikan beberapa keunggulan, masalah open-ended juga
memiliki beberapa kelemahan yaitu : membuat dan menyiapkan masalah matematika yang
bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah, mengemukakan masalah yang langsung
dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan
bagaimana merespon permasalahan yang diberikan, siswa dengan kemampuan tinggi bisa

merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka, sebagian siswa merasa bahwa kegiatan

belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi. Kelemahankelemahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan open ended yang kontekstual,
mengembangkan masalah sehari-hari menjadi open ended, memberikan penghargaan atas
semua cara atau jawaban yang dibuat siswa meskipun cara yang digunakan tidak sesuai dan
jawaban yang dibuat salah, membimbing siswa membuat kesimpulan tentang cara-cara yang
mungkin untuk menyelesaikan suatu permasalahan, berapapun banyak cara yang digunakan.
Pecahan merupakan salah satu materi dasar yang harus dipahami siswa untuk
melanjutkan pengetahuan selanjutnya, sehingga sangat penting bagi siswa untuk memahami
dan menguasai materi pecahan (Kiki dan Pradnyo, 2013). Materi penjumlahan pecahan di
kelas VII khususnya pengertian dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
siswa masih sulit bahkan mungkin belum mengerti dalam mengerjakan penjumlahan pecahan
dengan penyebut berbeda dalam memecahkan masalah Steinle, dkk (Zabeta, dkk. 2015).
Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan Penelitian dan
Pengembangan Depdikbud menyatakan bahwa pecahan merupakan salah satu topik yang sulit
untuk diajarkan (Untari, 2013). Data di lapangan juga menunjukkan masih banyak siswa yang
sulit dalam mengerjakan soal-soal pada pokok bahasan pecahan. Beberapa penelitian yang
menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah. Contohnya,
penelitian yang dilakukan oleh Hendra (Iimiyah, dkk 2012 ) siswa masih sulit menafsirkan
soal dalam bentuk soal cerita pecahan, hal ini dikarenakan siswa kurang memahami masalah
dalam soal,dan kesulitan dalam menyelesaikan pemecahan masalah matematikanya. Hasil
penelitian Tiun, dkk (2012) dari 33 siswa kelas VIII A SMP Rehoboth Reformasi

Bengkayang diperoleh rata-rata presentase skor kemampuan pemecahan masalah siswa
sebesar 33,27%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa masih
rendah. Berdasarkan uraian diatas makalah ini bertujuan untuk mengetahui profil pemecahan
masalah berbentuk open-ended siswa SMP kelas VII pada materi pecahan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan
data kualitatif dan dideskripsikan untuk menghasilkan gambaran yang jelas dan terperinci
mengenai pemecahan masalah-masalah berbentuk open-ended pada materi pecahan. Tehnik
pengambilan subjek menggunakan purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VII SMP Negeri 03 Salatiga. Pemilihan subjek terdiri dari 3 siswa yang memiliki
kriteria yaitu: siswa berkemampuan matematika tinggi (SKT), siswa berkemampuan
matematika sedang (SKS), dan siswa berkemampuan matematika rendah (SKR). Pembagian
kriteria tersebut berdasarkan nilai Ulangan Tengah Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017,
dengan kategori kemampuan matematika tinggi adalah siswa dengan rata-rata nilai
matematika 89-100, siswa yang dikategorikan kemampuan matematika sedang rata-rata nilai
matematika 71-88, sedangkan siswa yang berkemampuan matematika rendah dengan nilai
rata-rata 24-69. Pemilihan subjek juga mempertimbangkan kemampuan komunikasi siswa
dengan meminta saran dari guru sehingga dapat yang diperoleh lebih maksimal. Penelitian
dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2016 – 28 Maret 2017 yang diawali dengan pemberian
soal tes yang terdiri dari 3 soal pemecahan masalah pecahan berbentuk open-ended,

kemudian dilanjutkan dengan wawancara subjek. Instrumen pada penelitian ini adalah

peneliti sebagai instrumen utama dan instrumen penunjang berupa soal pemecahan masalah
pecahan berbentuk open-ended dan pedoman wawancara. Adapun soal yang digunakan untuk
mengukur kemampuan pemecahan msalah dilihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2
Kisi-Kisi Soal Pemecahan Masalah Pecahan Berbentuk Open-Ended
Indikator

No
Soal

Soal
Pak Andi mempunyai sebidang tanah,

1
Menyelesaik
an soal
Pecahan
Berbentuk

Open-Enden
dan
menggunaka
nnya dalam
pemecahan
masalah

2

3

bagian dari tanah

tersebut ditanami kacang, bagian ditanami terong, dan sisanya
ditanami jagung dan cabai. Bagian tanah yang ditanami jagung
lebih luas dari bagian tanah yang ditanami cabai Jika tanah
, maka berapakah luas
untuk tanaman terong adalah 100
tanah masing-masing yang ditanami jagung dan cabai?
Pak Budi memiliki 120 kg beras, lebih dari seperempatnya akan
dibagikan kepada anak yatim dikampungnya, dengan masingmasing mendapat
maka banyak anak yatim yang
menerima beras tersebut?
Desi membeli 4,5 meter kain di toko Mawar,
meter kain di
toko Marvel, dan meter kain di toko Melati. Jika kain tersebut
kain untuk membuat baju
hanya di gunakan kurang dari
dan sisanya membuat celana. Berapa banyak kain yang
digunakan Desi untuk membuat baju?

Soal tes tersebut terdiri tiga soal terkait materi pecahan yang digunakan untuk
mengetahui deskripsi pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal berbentuk openended berdasarkan tahapan Polya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian berupa deskripsi pekerjaan subjek berdasarkan tahapan Polya pada
soal berbentuk open-ended materi pecahan. Menunjukan bahwa jawaban dan tahap
pemecahan masalah yang dilakukan subjek penelitian berbeda satu dengan lainnya.
Mendeskripsikan jawaban siswa dilakukan dari setiap tahapan pemecahan masalah yang telah
dikerjakan, baik benar maupun kurang benar. Adapun jawaban siswa yang dimaksud adalah
jawaban tertulis pada lembar jawab yang telah disediakan dan jawabanya lisan subjek ketika
wawancara. Berikut deskripsi pemecahan masalah berbentuk open-ended yang dilakukan
subjek penelitian dalam menyelesaikan masalah pecahan.
1. Siswa dengan Kemampuan Matematika Tinggi (SKT)
Soal nomor 1
Pada soal nomor satu dalam memahami masalah yang diberikan SKT telah
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal dengan benar dan
lengkap sebagaimana terlihat pada gambar 1 dan transkrip wawancara berikut.

Gambar 1

P

:

S

:

P

:

S

:

P
S
P
S

:
:
:
:

“Coba ceritakan maksud soal no 1 tapi dengan
kata-katamu sendiri.”
“Pak Andi mempunyai tanah, bagian ditanami
kacang, bagian ditanami terong, dan sisanya
ditanami jagung dan cabai. Bagian tanah yang
ditanami jagung lebih luas dari yang ditanami
cabai. Luas tanah untuk tanaman terong adalah

100
“Iya, jadi apa informasi yang diketahui pada
soal? Itu kamu menulis apa yang diketahui pada
soal?”
“ bagian ditanami kacang,
bagian ditanami
terong, dan sisanya ditanami jagung dan cabai,
luas tanah untuk tanaman terong adalah 100

“Ada yang lain informasinya?”
“Enggak”
“Sekarang apa yang ditanyakan pada soal?”
“Luas tanah yang ditanami jagung dan cabai.”

Pemahaman SKT terhadap soal nomor 1 semakin diperjelas dengan adanya bukti
transkrip wawancara diatas. SKT juga mampu menentukan kecukupan syarat pada soal
untuk menjawab pertanyaan yang diberikan yang tercantum pada kutipan wawancara
berikut.
P
S
P
S
P
S

: “Ada yang lain yang ditanyakan?”
: “Sudah”
: “Sudah itu saja? Sekarang apakah informasi yang ada di soal
ini sudah cukup digunakan untuk menjawab masalah?”
: “Belum”
: “Kenapa belum?”
: “Karena luas semuanya, luas kacang,jagung dan cabai belum
diketahui”

Berdasarkan hasil tertulis dan kutipan wawancara tersebut, terlihat bahwa SKT
mampu memaparkan syarat kecukupan syarat pada soal untuk menjawab peratanyaan
yang diberikan. Hal ini menunjukan bahwa SKT dapat memahami masalah pada soal
dengan baik. Dengan demikian SKT telah melalui tahap pemecahan masalah yang
pertama yaitu memahami masalah. SKT telah melalui tahap memahami masalah, maka
selanjutnya adalah tahap pemecahan masalah yang kedua yaitu menyusun rencana
pemecahan masalah sebagaimana terlihat pada Gambar 2 dan transkrip wawancara
berikut.

Gambar 2
P :
S :

“Sekarang kita ke rencana penyelesaian ya dik. Nah di sini adik
menuliskan apa ini?”
“Mencari luas keseluruhan tanah pak Andi,mencari berapa luas tanah
yang sudah dipakai,mencari tanah sisa,mencari luas tanah yang ditanami

P :
S :
P :
S
P
S
P
S
P

:
:
:
:
:
:

S :
P :
S :

jagung dan cabai..”
“Mengapa Anisa mencari luas keseluruhan tanah pak Andi?”
“Karena untuk mencari tanah yang ditanami jagung dan cabai.”
“Oke, Ini Anisa mencari tanah yang dipakai. Tanah yang dipakai apa
dik?”
“Bagian tanah yang sudah digunakan”
“Kenapa mencari bagian tanah yang sudah digunakan?”
“Biar tau bagian tanah jagung dan cabai”
“Taunya dari mana?”
“Soalnya sisanya kan bagian tanah yang ditanami jagung dan cabai”
“Sekarang pengetahuan apa saja yang kamu gunakan untuk menjawab
soal ini?”
“Mencari luas keseluruhan”
“Kenapa Anisa mencari luas keseluruhan?”
“Karena agar bisa mencari luas tanah yang ditanami kacang, jagung dan
cabai.”

Hasil tertulis tersebut menunjukan bahwa SKT menuliskan langkah-langkah yang
akan dilakukan pada tahap selanjutnya. Tahap merencanakan pemecahan masalah
semakin jelas terlihat dilakukan SKT ketika wawancara dilakukan,yaitu dengan
memperjelas bahwa SKT mampu menentukan informasi lain yang belum diketahui pada
soal. SKT juga dapat menentukan keterkaitan antara informasi yang ada pada soal serta
menggunakan semua informasi yang ada untuk memecahkan masalah. SKT juga dapat
menjelaskan langkah-langkah untuk menyelsaikan soal. Hal ini terungkap pada cuplikan
wawancara berikut
P

:

S
P
S
P

:
:
:
:

S

:

P
S

:
:

P
S

:
:

P
S

:
:

“Apakah kamu menggunakan semua informasi yang ada pada soal itu
untuk merencanakan masalahnya?”
“Iya”
“Mengapa?”
“Em… karena untuk mencari luas tanah yang ditanami jagung dan cabai”
“Sekarang dapatkah kamu membuat kaitan antara hal yang diketahui sama
yang ditanyakan. Kaitannya apa?”
“Ee…. Kaitannya kalo luas tanah yang ditanami jagung lebih luas dari
cabai, sudah tau luas tanah salah satu tanaman yaitu terong bisa mencari
luas keseluruhan dan bisa mencari luas tanah yang ditanami jagung dan
cabai”
“Berarti apa?”
“Luas yang ditanami jagung lebih luas dari luas tanah yang ditanami
cabai”
“Terus kaitannya sama yang ditanyakan?”
“Luas tanah yang ditanami jagung harus lebih luas dari tanah yang
ditanami jagung.”
“Nah.. kalau mencari luas tanah yang di tanami jagung dan cabai harus? “
“Tahu luas keseluruhanya”

Berdasarkan kutipan wawancara diatas terlihat dalam menyusun rencana pemecahan
masalah, SKT dapat menentukan keterkaitan antara informasi yang ada pada soal,
menentukan informasi lain yang belum diketahui, menggunakan semua informasi yang
ada pada soal serta dapat menentukan langkah-langkah yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan soal. Hal ini menunjukan SKT dapat menyusun rencana pemecahan
masalah. Dengan demikiaan dapat dikatakan SKT telah melalui tahap pemecahan

masalah yang kedua yaitu menyusun rencana pemecahan masalah. Bukti SKT telah
melalui tahap melaksanakan merencankan pemecahan masalah semakin diperkuat dengan
Gambar 3 berikut.

Gambar 3
P

:

S

:

P

:

S

:

P
S

:
:

P
S

:
:

P
S

:
:

P

:

S

:

P
S

:
:

P

:

S
S

:
:

P
S

:
:

P

:

S

:

P
S

:
:

P
S

:
:

“Sekarang coba uraikan langkah-langkah yang akan Adik gunakan untuk
memecahkan masalah itu? Kamu harus cari apa dulu berarti?”
“Luas tanah keseluruhan sama dengan
=

“Kenapa
?”
“Soalnya yang sudah diketahui luas tanah terong 100
, dan bagian
tanah terong juga sudah diketahui”
“Ya kemudian?”
“Ya jadi mencari luas tah keseluruhan
=
.”
“Setelah itu?”
“Kemudian mencari bagian tanah yang sudah dipakai dengan
menjumlahkan bagian tanah dan bagian terong yaitu
.“
“Kenapa adik mencari bagian tanah yang sudah dipakai?”
“Kan kalo sudah tau tanah yang sudah dipakai bisa mecari sisa tanah untuk
jagung dan cabai”
“Ini menuliskan 1
, satu itu apa dik?
“Ya itu bagian tanah keseluruhan pak Andi itu satu, kan satu itu sama aja
=1”
“Oke…habis itu?”
“1
= ”

“Sisa tanah”
“Karena dari sisa bagian tanah itu adalah tanah yang ditanami jagung dan
cabai”
“Bagaimana cara adik untuk membaginya?”
“Karena luas tanah yang di tanami jagung lebih luas dari luas tanah yang
ditanami cabai, jadi untuk membagi menjadi untuk tanah jagung dan
untuk tanah cabai.”
“Kenapa adik memilih untuk tanah jagung dan untuk tanah cabai?”
“Karena luas tanah untuk jagung harus lebih luas dari yang ditanami
cabai”
“Setelah iu apa dik?”
“Menghitung luas tanah jagung

“Luas tanah jagung sudah ketemu, setelah itu dik?”
“Menghitung luas tanah cabai


Dilihat dari jawaban SKT langkah-langkah yang dilakukan SKT sesuai dengan apa
yang dituliskan pada tahap merencanakan pemecahan masalah. Dari hasil perhitungan
SKT juga sudah benar. Hal ini menunjukkan bahwa SKT mampu menyelesaikan soal

berdasarkan rencana pemecahan masalah yang telah disusun. Kemudian setelah
dilakukakan wawancara SKT dapat menjelaskan jawabannya seperti tampak pada
Gambar 3 diatas. Dengan demikian dapat dikatakan SKT telah melalui tahap pemecahan
masalah yang ketiga yaitu melakukan rencana pemecahan masalah.
Tahap yang terakhir adalah memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Pada tahap ini
SKT melakukan pengecekan kembali hasil yang diperoleh seperti yang terlihat Gambar 4
dan transkrip wawancara berikut.
P :
S :
P :
S :

Gambar 4

P
S
P
S
P
S

:
:
:
:
:
:

“Coba kalo sudah yakin gimana adik melakukan
pengecekan bahwa jawabanmu itu sudah benar?”
“Menjumlahkan semua luas”
“Semua luas apa dik yang dijumlahkan?’
“Itu luas tanah yang ditanami jagung,
cabai,terong dan kacang”
“Jadi gimana?”
“Jadi 300+125+100+175= 700
“700
itu apa dik?”
“Luas.”
“Luas apa dik?”
“Emm luas tanah keseluruhan pak andi ”

Berdasarkan gambar 4 tampak bahwa SKT mengetahui bagaimana cara melakukan
pengecekan terhadap jawaban soal nomor 1 dengan menjumlahkan luas bagian jagung
(300 ), cabai (125 ), terong (100 ) dan kacang (175 ). Jawaban yang dihasilkan
. Bukti diperkuat dari transkrip wawancara dapat
pun sesuai dan tepat yaitu 700
disimpulkan bahwa SKT dinyatakan telah melalui tahap memeriksa kembali pemecahan
masalah dengan baik.
Soal nomor 2
Pada soal nomor dua, SKT telah memahami masalah yang diberikan dengan baik.
Buktikanya SKT menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal
dengan benar dan lengkap sebagaimana terlihat dari gambar 5 dan transkrip wawancara
berikut

Gambar 5
P :
S :

P
S
P
S
P

:
:
:
:
:

“Iya, jadi apa informasi yang diketahui pada soal? Itu kamu menulis
apa yang diketahui pada soal?”
“Pak Budi memiliki 120 kg beras, lebih dari seperempatnya
dibagikan kepada anak yatim,masing-masing anak yatim mendapat
“Ada yang lain informasinya?”
“Enggak”
“Sekarang apa yang ditanyakan pada soal?”
“Banyak anak yatim yang menerima beras”
“Ada yang lain yang ditanyakan?”

S :

“Karena lebih dari seperempatnya 120 kg beras itu berapa belum
diketahui”

Pemahaman SKT terhadap soal nomor 2 semakin diperjelas dengan adanya bukti
transkrip wawancara diatas. Subjek SKT juga mampu menentukan kecukupan syarat pada
soal untuk menjawab pertanyaan yang diberikan yang tercantum pada kutipan wawancara
berikut.
P

:

S
P
S

:
:
:

“Sekarang apakah informasi yang ada di soal ini sudah cukup
digunakan untuk menjawab masalah no 2?”
“Belum”
“Kenapa belum?”
“Karena lebih dari seperempatnya 120 kg beras itu berapa belum
diketahui”

Tahap selanjutnya adalah tahap menyusun rencana pemecahan masalah sebagaimana
terlihat pada Gambar 6 dan transkrip wawancara berikut.

Gambar 6

P

:

S

:

P

:

S

:

“Sekarang kita ke rencana penyelesaian. Nah di
sini direncanamu kamu menuliskan apa ini?”
“Mencari lebih dari seperempatanya 120 kg itu
berapa agar anak yatim dikampung pak Budi
dan mencarai banyak anak
mendapat 2
yatim yang menerima beras.”
“Nah sekarang pengetahuan apa saja yang
kamu gunakan untuk menjawab soal ini?
Pengetahuan itu bisa rumus, konsep”
“Mencari lebih seperempatnya 120kg dulu

dengan mengakalikan

Pada tahap menyusun rencana pemecahan masalah SKT menuliskan rencana yang
akan dilakukan pada tahap melakukan, dan pada tahap melakukan rencana pemecahan
masalah SKT menuliskan secara runtut sesuai dengan apa yang ada direncana pemecahan
masalah. SKT mencari beras yang akan dibagikan dan mencari banyak anak yang akan
mendapatkan beras dan dapat menjawab soal dengan benar, sehingga SKT dinyatakan
telah melalui tahap merencanakan pemecahan dan melakukan rencana pemecahan
masalah, tampak pada Gambar 7 dan transkrip wawancara berikut.

Gambar 7
P

:

S

:

P
S

:
:

P
S

:
:

“Sekarang coba uraikan langkah-langkah yang akan kamu gunakan untuk
memecahkan masalah itu? Kamu harus cari apa dulu berarti?”
“Em…mencari lebih dari seperempatnya 120 kg itu berapa agar anak yatim
dikampung pak bu Budi mendapatkan 2,5 kg”
“Bagaimana caranya mencarinya?”
“Lebih dari seperempatan yaitu
“Setelah itu?”
“Lebih dari seperempatnya di sini saya mengambil

P

:

“Kenapa ?”

S

:

P
S
P
S

:
:
:
:

P
S

:
:

P
S
P
S

:
:
:
:

“Karena lebih dari ”
“Ya kalo seperempatnya beras berapa?”
“30kg”
“Dari mana 30kg”


“Kemudian?”
“Kemudian mencari lebih dari nya,
,“
“90 kg itu apa dik?”
“90 kg itu beras yang akan dibagikan ”
“Selanjutnya?”
“Jadi banyak anak yang akan dapat beras tersebut 90 di bagi 2,5 kg = 90 :

Tahap terakhir adalah tahap memeriksa kembali jawaban. Pada tahap ini SKT
melakukan pengecekan dengan membagi beras 90 kg dengan 36 anak, disini SKT
melakukan operasi pembagian dengan cara menyerderhanakan pecahan
nampak bahwa SKT telah melakukan pengecekan pemecahan masalah dengan baik
dan tepat, sehingga dengan demikian SKT telah melalui tahap memeriksa kembali
jawaban, tampak pada Gambar 8 dan transkrip wawancara berikut.
kg

Gambar 8

Soal nomor 3

P

:

S

:

“Coba kalo sudah yakin gimana adik
melakukan pengecekan bahwa jawabanmu
itu sudah benar?”
“90kg dibagi 36
anak sama dengan
kg”

Pada soal nomor tiga dalam memahami masalah yang diberikan SKT telah
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal dengan benar dan
lengkap sebagaimana terlihat pada Gambar 9 dan transkrip wawancara berikut.

Gambar 9
P :
S :

P
S
P
S

:
:
:
:

“Iya, jadi apa informasi yang diketahui pada soal? Itu kamu
menulis apa yang diketahui pada soal?”
“Kain yang dibeli Desi 4,5 meter, 2,5 meter, 0,75 meter.
Digunakan kurang dari 60% untuk baju dan sisanya untuk
membuat celana.
“Ada yang lain informasinya?”
“Enggak”
“Sekarang apa yang ditanyakan pada soal?”
“Berapa banyak kain yang digunakan Desi untuk membuat
baju?”

Pemahaman SKT terhadap soal nomor 3 semakin diperjelas dengan adanya bukti
transkrip wawancara diatas. Subjek SKT juga mampu menentukan kecukupan syarat pada
soal untuk menjawab pertanyaan yang diberikan yang tercantum pada kutipan wawancara
berikut.
P :

“Sudah itu saja? Sekarang apakah informasi yang ada di soal ini
sudah cukup digunakan untuk menjawab masalah?”

S :
P :
S :

“Belum”
“Kenapa belum?”
“Karena kurang dari 60% kain itu berapa belum diketahui”

Berdasarkan Gambar 9, SKT telah memahami permasalahn pada nomor 3, sehingga
SKT dinyatakan telah melalui tahap memahami masalah untuk nomor 3. Bukti SKT telah
melalui tahap memahami masalah semakin diperkuat dengan yang dituliskan SKT pada
tahap menyusun rencana, tampak Gambar 10 berikut.

Gambar 10

Berdasarkan gambar 10 SKT sudah melalui tahap menyusun rencana diperkuat lagi
pada tahap selanjutnya yaitu tahap melaksanakan rencana disini SKT menuliskan
langkah-langkah yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan apa
yang sudah dituliskan di tahap sebelumnya (menyusun rencana pemecahan) dalam tahap
ini SKT sudah menjawab dengan tepat. Terlihat SKT mampu menentukan operasi
penjumlahan , perkalian dan pembagian pecahan. SKT juga mampu menentukan
informasi lain yang belum diketahui. Pada tahap ini SKT telah melakukan dengan baik.
Hal ini dilihat dari pekerjaan SKT pada Gambar 11 dan transkrip wawancara berikut

.
Gambar 11

P
S
P
S
P
S
P

:
:
:
:
:
:
:

S
P
S
P
S
P
S

:
:
:
:
:
:
:

“Sekarang coba uraikan langkah-langkah yang akan kamu gunakan
untuk memecahkan masalah itu? Kamu harus cari apa dulu berarti?”
“Menjumlahkan kain yang dibeli desi 4,5 meter + 2,5 meter + 0,75
meter jadi seluruh jumalh kain yang dibeli desi adalah 7,75 meter”
“Oke hanya itu?”
“Masih ada, Terus kain yang digunakan desi itu 50%”
“Kenapa adik mengambil 50%?”
“Karena 50% kurang dari 60%”
“Kurang dari 60% itu berapa aja?”
“1% sampai 59%”
“Oke.. jadi adik tau ya kurang dari 60% itu berapa, kalo adik sudah
tau kurang dari 60%,kemudian mencari apa lagi?”
“7,75 dibagi 2”
“Kenapa dibagi 2?”
“Karena 50% itu bagianyanya 2“
“Kok bisa bagianya 2?”
“Ini salah mis ini harusnya 30%”
“Dari mana 30%?”
“Emmm jadinya ehhh

P :

“Kok bisa jadi ? Coba sekarang penulisan 50% gimana kenapa ini

P :
S :

dapet 2 dan bisa jadi
S :
P :
S :
P :
S :
P :
S :
P :
S :


=

“Oke berarti gimana dik jadinya 50% itu?
“50% = “
“Kemudian?”
“7,75 dibagi ”
“Ini dibagi?”
“Ehh 7,75 dikali ”
“Terus?”
“7,75 dibagi 2 hasilnya 3,875 meter”

Berdasarkan gambar diatas SKT mampu mengubah pecahan campuran menjadi
bilangan decimal, dapat menjumlahkan bilangan desimal dan menentukan operasi

pembagian sehingga dapat menyelesaikannya dengan menghasilkan jawaban yang
tepat,dan SKT juga mampu menjelaskan hasil jawabnya terlihat pada transkrip
wawancara diatas, dengan demikian SKT telah melalui tahap melakukan rencana masalah
untuk nomor 3.
Tahap terakhir adalah tahap memeriksa kembali jawaban Berdasarkan Gambar 12 dan
kutipan wawancara dibawah ini, terlihat bahwa SKT telah menuliskan pengecekan
dengan baik, sehingga dengan demkian SKT telah melalui tahap memeriksa kembali
jawaban.
P

S
P
S

Gambar 12

P
S

: “Coba kalo sudah yakin gimana adik
melakukan pengecekan bahwa jawabanmu
itu sudah benar?”
: “Menjumlahkan 3,875 + 3,875 = 7,75”
: “Kenapa itu 3,875 + 3,875?”
: “Kan setengahnya tadi 3,875 berarti
setengahnya lagi 3,875”
: “Oke dik. Jadi?”
: “3,875 + 3,875 = 7,75m”

2. Siswa dengan Kemampuan Matematika Sedang (SKS)
Soal nomor 1
Pada soal nomor satu, SKS telah memahami masalah yang diberikan dengan baik.
Buktikanya SKS menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal
dengan benar dan lengkap sebagaimana terlihat dari Gambar 13 dan transkrip wawancara
berikut.

Gambar 13
P :

“Iya, jadi apa informasi yang diketahui pada soal? Itu kamu
menulis apa yang diketahui pada soal?”

S :

P
S
P
S

:
:
:
:

“ bagian tanah ditanami kacang, bagian ditanami terong,
dan sisanya ditanami jagung dan cabai, yang ditanamani
dan yang ditanami jagung lebih luas
terong adalah 100
dari bagian tanah yang ditanami cabai”
“Ada yang lain informasinya?”
“Enggak”
“Sekarang apa yang ditanyakan pada soal?”
“Luas tanah yang ditanami jagung dan cabai.”

Pemahaman SKS terhadap soal nomor 1 semakin diperjelas dengan adanya bukti
transkrip wawancara diatas. Subjek SKS juga mampu menentukan kecukupan syarat pada
soal untuk menjawab pertanyaan yang diberikan yang tercantum pada kutipan wawancara
berikut.
P :

S :

“Sudah itu saja? Sekarang apakah informasi yang ada di
soal ini sudah cukup digunakan untuk menjawab
masalah?”

“Belum, luas tahah pak andi dan luas tanah kacang
belum diketahui”

Tahap pemecahan masalah yang kedua yaitu menyusun rencana pemecahan masalah
sebagaimana terlihat pada Gambar 14 dan transkrip wawancara berikut.
P :
S
P
S
P

:
:
:
:

S :

Gambar 14

P :
S :

“Sekarang kita ke rencana penyelesaian. Nah di
sini direncanamu kamu menuliskan apa ini?”
“Mencari luas tanah pak Andi”
“Mencari luas tanah apa?”
“Mencari luas tanh keseluruhan pak Andi”
“Mengapa adik mencari luas keseluruhan tanah
pak Andi?”
“Untuk mencari luas tanah yang ditanami jagung
dan cabai.”
“Apa lagi?”
“Luas kacang, jagung dan cabai”

SKS pada tahap merencanakan masalah hanya menuliskan satu rencana, namun pada
saat wawancara berlangsung SKS dapat menjelaskan apa saja yang direncanakan. Disini
SKS sudah memahami apa yang diketahui dari soal dan bagaimana cara
menyelesaikannya. Tahap selanjutnya tahap melakukan rencana pemecahan masalah.
SKS menuliskan jawaban sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, tampak pada
Gambar 15 berikut

Gambar 15
P

:

S
P
S

:
:
:

“Sekarang coba uraikan langkah-langkah yang akan kamu
gunakan untuk memecahkan masalah itu? Kamu harus cari apa
dulu berarti?”
“Em…mencari luas tanah keluruhan”
“Bagaimana caranya mencarinya?”
“100 : hasilnya


P

:

“Kok bisa dapat

S

:

P
S

:
:

“1 jadi penyebut 7 menjadi pembilang jadi
“Ya kemudian?”



P

:

S
P
S
P
S
P
S
P
S
P
S
P
S
P
S
P
S
P
S
P
S

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Kan ini dibagi ?


“ itu apa?”
“Bagian tanah yang ditanami terong”
“Oke, 175
“Bagian tanah yang ditanami terong”
“Selanjutnya?”
“700 – 175= 525


itu apa?”
“Sisa tanah”
“Sisa tanah diapakan”
“525 dikurangi 100”
“100 itu apa?”
“Tanah yang ditanami terong”
“Jadi ?”
“Hasilnya 425

“Lhaa 425
itu apa?
“Luas tanah yang ditanami jagung dan cabai”
“Jadi?”
“Luas jagung kan lebih luas”
“Luas jagung berapa?”
“Luas jagung kan lebih luas 300
dan luas cabai
“Luas cabai 125
dari mana?
“Soalnya kan luas jagung lebih luas jadi kalo luas jagung 300
sisanya 125


SKS pada tahap melakukan rencana tidak menuliskan satuan yang digunakan. Namun
pada saat wawancara SKS mampu menjelaskan apa yang menjadi jawabanya tersebut
dengan tepat. Dengan demikian SKS dinyatakan telah melalui tahap melakukan rencakan
pemecahan masalah. Tahap terakhir adalah tahap memeriksa kembali jawaban dapat
dilihat pada Gambar 16 dan transkrip wawancara berikut.
P

:

S
P
S

:
:
:

“Sekarang coba dicek jawabannya apakah jawabannya
sudah benar?”
“Sudah”
“Yakin?”
“Yakin”

P

:

S
P
S

:
:

“Hayo coba kalo sudah yakin gimana melakukan
pengecekan bahwa jawabanmu itu sudah benar?”
“Jadi 175+100+300+125= 700
“175 itu apa? 100 itu apa? 300 itu apa? 125 itu apa?”
“175 (luas tanah yang ditanami kacang) + 100 (luas tanah
yang ditanami terong) + 300 (luas tanah jagung yang
ditanami) + 125 (luas tanah yang ditanami cabai) = 700
(luas keseluruhannya)

Gambar 16

Berdasarkan pada Gambar 16 dan transkrip wawancara di atas , tampak bahwa SKS
telah melalui tahap memeriksa kembali pemecahan masalah dengan baik.
Soal nomor 2
Pada soal nomor dua, SKS telah memahami masalah yang diberikan dengan baik.
Buktikanya SKS menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal
dengan benar dan lengkap sebagaimana terlihat dari gambar 17 dan transkrip wawancara
berikut.

Gambar 17
P
S
P
S
P
S
P
S

:
:
:
:
:
:
:
:

“Informasi yang diketahui pada soal? Itu kamu menulis apa yang
diketahui pada soal?”
“Pak Budi memiliki 120 kg beras, lebih dari seperempatnya
dibagikan kepada anak yatim,setiap anak yatim mendapat
“Ada yang lain informasinya?”
“Enggak”
“Sekarang apa yang ditanyakan pada soal?”
“Berapa anak yang mendapatkan beras”
“Ada yang lain yang ditanyakan?”
“Sudah”

Pemahaman SKS terhadap soal nomor 2 semakin diperjelas dengan adanya bukti
transkrip wawancara diatas. Subjek SKS juga mampu menentukan kecukupan syarat pada
soal untuk menjawab pertanyaan yang diberikan yang tercantum pada kutipan wawancara
berikut.
P :
S :

“Sudah itu saja? Sekarang apakah informasi yang ada di soal ini
sudah cukup digunakan untuk menjawab masalah?”
“Belum lebih seperempatnya belum diketahui”

Tahap pemecahan masalah yang kedua yaitu menyusun rencana pemecahan masalah
SKS tidak menuliskan permisalan atau apa saja yang akan dicari, tetapi SKS langsung
menuliskan cara mencari yang ditanyakan pada soal. Tampak ada salah satu operasi yang

kurang tepat yang dituliskan oleh SKS yaitu

,

seharusnya operasi yang

digunakan adalah operasi pembagian bukan perkalian. Kesalahan yang dilakukan SKS
dikarenakan SKS masih bingung pada tahap merencanakan masalah . kebingungan SKS
dikarenakan terbiasa dalam menyelesaikan soal langsung mencarai jawabannya, tanpa
menyuusun apa yang akan dicari sebagaimana terlihat pada Gambar 18 dan transkrip
wawancara berikut.
P :
S :
P :
S :
P

:
:

Gambar 18

S

“Sekarang kita ke rencana penyelesaian. Nah di
sini direncanamu kamu menuliskan apa ini?”
“Bisanya langsung jawab”
“Disini menuliskan apa?”
.”
“Jadi rencana penyelesaiannya adik mencari
apa dulu?”
“Mencari seperempatnya lalu dikalikan 120 kg
sama dengan 60. 60 kg beras yang akan

dibagikan dan 60 kg di kali

Tahap selanjutnya adalah tahap melakukan rencanakan pemecahan massalah. Tahap
tersebut dapat dilihat pada pekerjaan SKS pada Gambar 19, dan transkrip wawancara
berikut.

Gambar
19

P : “Sekarang coba uraikan langkah-langkah yang akan kamu gunakan
untuk memecahkan masalah itu? Kamu harus cari apa dulu berarti?”
S : “

S : “Setengah dari mana?”
P : “ lebih dari seperempat”
S
P
P
S

:
:
:
:

“Kalo 60 itu apa?”
“Beras yang akan dibagikan”
“Langkah selanjutnya?”
“Selanjutnya 60 dibagi 2 ”

P : “Lha ini apa ?”
S : “2
P : “Terus diapakan?”
S : “60 :
P : “24 itu apa adik?”
S : “Banyak anak yang mendapakan beras”

Pada Gambar 19 dan transkrip wawancara diatas SKS telah melakukan rencana
pemecahan masalah dengan tepat ,meskipun tidak sesuai seperti yang telah dipaparkan

sebelumnya pada tahap merecanakan pemecahan maslah, yaitu mula-mula SKS mencari
, kemudian
banyak anak yang akan mendapatkan beras dengan mengalikan
pada tahap melaksanakan prencana masalah SKS mencari banyak anak yang akan
. Jawaban yang dihasilkan SKS
mendapatkan beras dengan membagi 60 kg dengan
merupakan jawaban yang tepat yaitu 24 anak, sehingga dengan demikian SKS dinyatakan
telah melalui tahap melakukan rencana pemecahan.
Tahap yang terakhir adalah tahap pemeriksaan kembali. Pada tahap pemeriksaan
kembali SKS mengetahui bagaimana cara melakukan pengecekan kembali terhadap hasil
jawaban soal nomor 2 dengan benar. Jawabanya yang dihasilkan pun sesuai dan tepat.
Seperti yang terlihat pada Gambar 20 berikut.
P : “Coba kalo sudah yakin gimana adik melakukan
pengecekan bahwa jawabanmu itu sudah benar?”
S : “60 dibagi 24 sama dengan 2,5 kg”
P : “Ini mencari apa?”
S : “Nyari berasnya”
P : “Nyari beras apa?”
S : “Nyari beras yang akan dibagikan”
P : “Nyari beras yang akan dibagikan apa?”
S : “Em nayri banyak beras yang di dapat setiap anak”

Gambar 20

Soal nomor 3
Pada soal nomor tiga, SKS telah memahami masalah yang diberikan dengan baik.
Buktinya SKS menuliskan apa yang diketahu dana pa yang ditanyakan soal dari soal
dengan benar dan lengkap sebagaimana terlihat pada Gambar 21 dan kutipan transkrip
wawancara berikut
P :
S :

P
S
P
S

:
:
:
:

P :
S :

“Iya, jadi apa informasi yang diketahui pada soal?
Itu kamu menulis apa yang diketahui pada soal?”
“Kain yang dibeli Desi 4,5 meter, 2 meter,dan
meter. Jika kain tersebut hanya digunakan kurang
dari 60% untuk baju dan sisanya untuk membuat
celana.
“Ada yang lain informasinya?”
“Enggak”
“Sekarang apa yang ditanyakan pada soal?”
“Berapa banyak kain yang digunakan untuk
membuat baju?”
“Ada yang lain yang ditanyakan?”
“Sudah”

Gambar 21

Pemahaman SKS terhadap soal nomor 3 semakin diperjelas dengan adanya bukti
transkrip wawancara diatas. Subjek SKS juga mampu menentukan kecukupan syarat pada
soal untuk menjawab pertanyaan yang diberikan yang tercantum pada kutipan wawancara
berikut.
P

:

“Sudah itu saja? Sekarang apakah informasi yang ada di soal ini

S

:

sudah cukup digunakan untuk menjawab masalah?”
“Belum, kurang dari 60% belum diketahui”

Setelah memahami masalah, tahap selanjutnya adalah merencakan pemecahan
masalah, tahap merencakan pemecahan SKS dapat dilihat dari Gambar 22 dan transkrip
wawancara berikut.
P :
S
P
S
P
S
P
S

Gambar 22

P
S

:
:
:
:

“Sekarang kita ke rencana penyelesaian. Nah di sini
direncanamu kamu menuliskan apa ini?”
“Mencari kain keseluruhan .”
“Keseluruhan apa?”
“Keseluruhan kain yag dibeli Desi”
“Setelah itu?”
“4,5+2,5+ ”
“rencana penyelesaiannya selain ini masih ada lagi
gak?”
“Ehh kain tersebut yang digunakan kurang dari
60%”
“Berarti gimana?”
“4,5+2,5+ terus dikali

Berdasarkan gambar 22 SKS hanya menuliskan satu langkah yaitu langsung
menjumlahkan semua kain yang dibeli Desi. Meskipun pada Gambar 22 SKS hanya
menuliskan satu rencana pemecahan ketika wawancara berlangsung SKS dapat
menjelaskan langkah yang akan dilakukan untuk menyelesaikan soal yaitu mengkalikan
hasil penjumlahan kain keseluruhan dengan kurang dari 60% disini SKS mengambil 40%.
Tahap selanjutnya adalah tahap melakukan rencana. Pada tahap ini, SKS telah
melakukan rencana pemecahan masalah dengan tepat , sesuai seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya pada tahap merecankan pemecahan masalah. Jawaban yang
dihasilkan SKS merupakan jawaban yang tepat, sehingga dengan demikian SKS
dinyatakan telah melalui tahap melakukan rencana dapat dilihat dari Gambar 23 dan
transkrip wawancara berikut.

Gambar 23
P : “ Sekarang coba uraikan langkah-langkah yang akan kamu gunakan
untuk memecahkan masalah itu? Kamu harus cari apa dulu berarti?”
S : “4,5 meter + 2,5 meter + 0,75 meter = 7,75 meter”
P : “Terus?”
S : “7,75
P : “
S : “Kurang dari 60% kain yang digunakan”
P ; “Kurang dari 60% itu berapa aja sih?”

“10, 20, 30, 40, 50”
“10? 20? 30? 40? 50?”
“10%, 20% 30% 40% 50%”
“Disini adik pakai yang berapa?”
“40%”
“Kemudian?”
“7,75

P : “
itu apa?
S : “Kain yang digunakan untuk membuat baju”
S
P
S
P
S
P
S

:
:
:
:
:
:
:

Tahap selanjutnya adalah tahap memeriksa kembali pemecahan. Pada tahap ini, SKS
telah mengetahui bagaimana cara melakukan pengecekan terhadap jawaban, namun SKS
kurang teliti, disini SKS melakukan kesalahan yaitu perhitungan pengurangan pada
bilangan desimal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa SKS belum tepat dalam
melakukan pemeriksaan kembali dapat dilihat dari Gambar 24 dan transkrip wawancara
berikut.

Gambar 24

P

:

S
P
S
P
S

:
:
:
:
:

“Coba kalo sudah yakin gimana adik melakukan
pengecekan bahwa jawabanmu itu sudah benar?”
“3,1 + 3,65 = 7,75”
“3,65 itu apa?”
“Kain untuk celana”
“ 1,65 dapet dari mana?”
“7,75
= 3,65 m2”

3. Siswa dengan Kemampuan Matematika Rendah (SKR)
Soal nomor 1
Pada soal nomor satu, SKR belum memahami apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dari soal. Buktinya SKR tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dari soal, melaikan langsung menjawab seperti yang tampak pada Gambar 25
dan trasnkrips wawancara berikut.

Gambar 25
P :
S :

“Iya, jadi apa informasi yang diketahui pada soal? Itu kamu
menulis apa yang diketahui pada soal?”
“Itu salah, yang diketahui apa ya, tanah ”

P :

“ apa?”

S :

“ bagian tanah eh tanah”
“Terus?”


“Ayo coba baca lagi soalnya”
“ bagian ditanami kacang”
“Terus “
“ bagian ditanami terong, bagian tanah yang ditanami jagung
lebih luas dari bagian yang ditanami luas cabai”

P :
S :
P :
S :
P :
S :

Pada transkrip wawancara bahwa SKR belum mampu memahami masalah dengan
baik. Dengan demikian dapat dikatakan SKR tidak memenuhi tahap memahami masalah.
Setelah memahami masalah, tahap selanjutnya adalah menyusun rencana pemecahan
masalah. Pada tahap ini, SKR tidak membuat perencanaan sama sekali karena tidak dapat
memahami soal. Terlihat dari transkrip wawancara berikut.
P

:

S
P

:
:

S

:

“Sekarang kita ke rencana penyelesaian. Nah di sini
direncanamu kamu menuliskan apa ini?”
“Hehe belum tak kerjain,..”
“Lho ini belum dikerjain, cobak ini apa
bacanya?”
“Ini salah heheh”

SKR juga tidak dapat melaksanakan rencana pemecahan masalah serta tidak
melakukan pengecekan kemabali, karena SKR tidak melakukan penyelesaian masalah
yang diberikan. Dengan demikian dapat dikatakan SKR tidak dapat melalui tahap
pemecahan masalah yaitu menyusun rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana
pemecahan masalah dan yang terakhir memeriksa kembali pemecahan masalah.
Soal nomor 2
Pada soal nomor dua, SKR belum memahami apa yang diketahui dan namun SKR tau
apa yang ditanyakan dari soal. Buktinya SKR tidak menuliskan apa yang diketahui dan
SKR menuliskan apa yang ditanyakan dari soal,dan saat wawancara berlangsung SKR
juga masih ragu-ragu dengan jawabanya, melaikan langsung menjawab seperti yang
tampak pada Gambar 26 dan transkrip wawancara berikut.

Gambar 26
P

:

S
P

:
:

“Iya, jadi apa informasi yang diketahui pada soal? Itu
kamu menulis apa yang diketahui pada soal?”
“Mencari banyak beras yang diterima anak yatim”
“Yakin itu?

S
P

;
:

S

:

P
S
P
S

:
:
:
:

“Emm … (diam sejenak)”
“Coba di baca lagi soalya dan apa saja yang diketahui dari
soal”
“Emm.. anuuuu pak Budi memiliki 120 kg beras, lebih
dari seperempat akan dibagikan kepada anak
yatim,masing-masing anak yatim mendapat
“Ada yang lain informasinya?”
“Enggak”
“Sekarang apa yang ditanyakan pada soal?”
“Banyak anak yatim yang menerima beras adalah”

Selanjutnya tahap merencakan pemecahan dapat dilihat pada Gambar 27 di bawah,
berdasarkan gambar tersebut, tampak bahwa SKR tidak memahami apa yang akan
direncanakan. Ketidakpahaman SKR semakin tampak jelas terlihat dari transkrip
wawancara berikut.
P : “Sekarang kita ke rencana penyelesaian. Nah di
sini direncanamu kamu menuliskan apa ini?”
S : “Saya mencari banyak beras yang dibagikan anak
yatim 120 : 2 ”
P : “Kenapa dibagi 2 ?”
S : “Karena yang dibagikan 2

Gambar 27

P : “Terus ini kenapa 2 bisa jadi ”
S : “Emmmmm (diam)”

Berdasarkan gambar diatas SKR menuliskan langkah yang akan dilakukan, namun
SKR tidak paham dengan apa yang dituliskan,dan ada kesalahan saat mengubah pecahan
campuran menjadi pecahan biasa. Dan saat di wawancara SKR juga tidak bisa
menjelaskan apa yang SKR tuliskan. Sehingga dengan demikian, SKR dinyatakan belum
melalui tahap merencakan pemecahan masalah. Sehingga secara otomatis untuk tahap
peneyesaian dan pemeriksaan kembali juga belum dapat melaluinya dengan baik
Soal nomor 3
Pada soal nomor 3, tampak bahwa SKR kurang tepat menuliskan apa yang diketahui
dengan tepat namun SKR menuliskan apa yang ditanyakan tampak pada Gambar 28 dan
transkrip wawancara berikut.

Gambar 28.
P

:

S
P
S

:
:
:

“Iya, jadi apa informasi yang diketahui pada soal? Itu kamu
menulis apa yang diketahui pada soal?”
“Mencari banyak kain yang digunakan untuk membuat baju”
“Yang diketahui lho dik?”
“Emm”

P

:

S

:

P
S
P
S

:
:
:
:

“Coba dibaca lagi soalnya dan cari tau apa saja yang diketahui
dari soal”
“Emmm 4,5 meter di toko mawar, 2,5 meter ditoko marvel,
meter ditoko melati.
“Ada lagi?”
“Sudah”
“Ada yang lain informasinya?”
“Tidak”

Berdasarkan gambar dan transkrip wawancara diatas, tampak bahwa SKR tidak
memahami masalah yang diberikan, sehingga, SKR dinyatakan belum dapat melalui
dengan baik tahap selanjutnya yaitu tahap perencanaan pemecahan, tahap melaksanakan
rencana, dan tahap memeriksa kembali.
PEMBAHASAN
Table 3
Profl Pemecahan Masalah Subjek Berkemampuan MatematikaTinggi, Sedang, Rendah

Tahap
Pemecahan
Masalah
Polya
Memahami
Masalah

Merencanak
an
Pemecahan

Melakukan
Rencana
Pemecahan

Memeriksa
Kembali
Pemecahan

SKT
Indikator

Siswa dapat menentukan informasi
yang diketahui dan ditanyakan soal
dengan tepat
Siswa dapat menentukan apakah
informasi yang ada sudah cukup
menjawab masalah
Siswa dapat menggunakan semua
informasi penting pada soal
Siswa dapat merencakan pemecahan
masalah yang digunakan serta alasan
penggunaanya
Siswa dapat meggunakan langkahlangah secara teratur
Siswa dapat memecahkan masalah
yang digunakan dengan hasil yang
benar
Siswa memeriksa kembali langkah
pemecahan yang digunakan

SKS

SKR

1

2

2

3

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25