PENGARUH PROMOSI DAN BRAND IMAGE CITRA P

Jurnal Keuangan dan Bisnis
Volume 3 No. 3, November 2011

PENGARUH PROMOSI DAN BRAND IMAGE (CITRA PRODUK)
TERHADAP LOYALITAS PEMBELIAN PRODUK PEPSODENT
DI RAMAYANA PLAZA JALAN AKSARA MEDAN
Dita Amanah
(ditamnh@yahoo.com)
Dosen Universitas Negeri Medan
ABSTRACT
The objective of this study is to determine how big the influence of promotion and brand image
on Loyality of Purchasing Pepsodent Items in Ramayana Plaza, Aksara street, Medan. The
population in this study were visitors in Ramayana Plaza, aksara street, Medan and the sample
were 100 respondents. The technique of data colection in this study is by observation and
questionnaire (questionnaire). Questionnaire reliability was tested by using product moment
correlation technique for promotion (0765> 0.1996), brand image (0809> 0.1996) and the loyality
of purchasing (0861> 0.1996).
The validity question test result for each item is valid. The technique of data analysis is by
using multiple linear regression formula, the following is the formula: Y = a + b1X1 + b2X2 from
the data analysis, it is obtained multiple linear regression equation, that is: Y = 13 525 + 0.201X1
+ 0.298X2. To determine the contribution of independent variables on the dependent variable, the

coefficient of determination is used with the results of 13.6%. this shows that the influence of
promotion and brand image on Loyality of Purchasing Pepsodent product is in the amount of
13.6%, and the rest of 86.4% is influenced by the other factors. To test the hypothesis, the test of
Fcount is used, in the amount of 7615 > 3:09, and for the promotion, the test of tcount is used, in
the amount of (2294> 1984), and brand image (3178> 1984). Thus the hypothesis in this study is
accepted that there is an influence between promotions and brand image of loyalty purchase on
Pepsodent product in Ramayana Plaza, Aksara street, Medan.
Keywords : Promotion, Brand Image, and Loyality of Purchasing
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan mempunyai tujuan
umum yaitu memperoleh laba, selain itu
perusahaan mempunyai tujuan khusus yaitu
untuk mencapai kelangsungan hidup dan
perkembangan perusahaan. Tujuan tersebut
dapat tercapai, jika perusahaan tersebut
memperhatikan kegiatan pemasaran yang
meliputi produk yang dihasilkan, harga
produk serta promosi yang tepat. Menurut
Santoso (2007), aktivitas promosi sebenarnya

merupakan perwujudan dari fungsi informatif
sehingga dengan adanya promosi diharapkan
akan ada reaksi dari pemakai, baik aktual
maupun potensial yang muncul dalam
berbagai bentuk mulai dari tumbuhnya
kesadaran atau tahu akan keberadaan suatu
produk, sampai kepada tindakan untuk
memanfaatkannya.
Manusia dalam kehidupan sehari-harinya
harus selalu memenuhi keperluannya untuk
hidup sehat. Salah satunya adalah mengenai

kesehatan dan kebersihan gigi. Seseorang
yang giginya bersih akan berpenampilan lebih
menarik dan timbul rasa percaya diri pada saat
berbaur dengan orang lain. Pasta gigi salah
satu produk yang menjadi andalan konsumen
dalam menjaga kebersihan, dan kesegaran
mulut dan juga untuk menjaga kesehatan gusi
dan memperkuat gigi.

Ditengah persaingan yang sangat ketat
saat ini, produsen pasta gigi berlomba-lomba
untuk
menawarkan
produk
dengan
kelebihannya masing-masing pada kosumen.
Perusahaan-perusahaan dengan produk serupa
berupaya untuk menarik dan mendapatkan
konsumen
sebanyak-banyaknya
untuk
memperoleh pangsa pasar (market share)
yang sebesar-besarnya sehingga dengan hal
ini tersebut suatu produk diharapkan dapat
menjadi leader atau pemimpin pasar
diantaranya produk-produk pesaing lainnya.
Banyak upaya yang dilakukan produsen
untuk
menarik

minat
konsumennya,
diantaranya
dengan
mempromosikan
produknya ke tangan konsumen baik dari

221 – 233

Jurnal Keuangan dan Bisnis

iklan di televisi ataupun dari alat-alat promosi
lainnya, seperti penjualan pribadi, promosi
penjualan dan hubungan masyarakat yang
dilakukan oleh produk pasta gigi. Pemasaran
merupakan salah satu kegiatan perusahaan
yang dilakukan oleh produknya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya,
berkembang dan memperoleh keuntungan.
Setiap perusahaan akan selalu berusaha

dengan semaksimal mungkin untuk menjaga
dan mempertahankan keunggulan dari brand
image produk mereka. Hal ini penting karena
perusahaan menyadari konsumen sering
mengasumsikan brand image yang baik
dengan kualitas produk itu sendiri. Brand
image juga telah dianggap sebagai suatu
prestise yang dibutuhkan oleh para konsumen
dalam menggunakan suatu produk. Dengan
demikian, asumsi tersebut tentunya akan
menjadi pedoman penting bagi perusahaan
dalam mencapai pengaruh positif yang
ditimbulkan oleh brand image produk mereka.
Keberhasilan suatu perusahaan untuk
membangun citra suatu merek tergantung
pada kualitas yang baik, kenyamanan, dan
status yang telah dberikan oleh perusahaan
kepada konsumen. Brand image atau citra
merek yang kuat memungkinkan perusahaan
meraih kepercayaan langsung dari konsumen.

Brand image dibangun berdasarkan kesan,
pemikiran, ataupun pengalaman yang dialami
seseorang terhadap suatu merek yang pada
akhirnya akan membentuk sikap terhadap
merek yang bersangkutan.
Menurut Setiadi (2003), citra merek
mempresentasikan
keseluruhan
persepsi
terhadap merek dan dibentuk dari informasi
dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu.
Citra terhadap merek berhubungan dengan
sikap yang berupa keyakinan dan preferensi
terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra
yang positif terhadap suatu merek, lebih
memungkinkan untuk melalukan pembelian,
oleh karena itu kegunaan utama dari iklan
adalah untuk membangun citra positif
terhadap merek.
Dewasa ini tingkat persaingan di pasar

semakin pesat, brand image atau citra merek
sangat menentukan keberhasilan penjualan
suatu produk pada persaingan yang ada
tersebut. Brand image dapat membantu
konsumen untuk memilih produk atau jasa
yang diinginkan. Perusahaan berusaha
semaksimal mungkin untuk membangun
brand image agar suatu produk yang mereka

November

pasarkan dapat sukses di pasar. Apabila
promosi dan brand image sudah dapat
berjalan dengan baik dan konsumen sudah
percaya dengan produk yang dipasarkan maka
loyalitas konsumen akan timbul,maka
konsumen akan tetap memilih produk tersebut
untuk digunakannya.
Loyalitas merupakan suatu komitmen
yang tinggi untuk melakukan pembelian

kembali suatu produk atau jasa yang disukai
di masa yang akan datang. Dengan kata lain
konsumen akan setia untuk melakukan
pembelian berulang secara terus-menerus.
Loyalitas pembelian adalah perilaku pembeli
yang setia pada suatu merek dan tidak beralih
ke merek lain. Menurut Griffin (2003),
perilaku pembeli yang setia (loyal) adalah
orang yang melakukan pembelian berulang
secara teratur, membeli antarlini produk,
mereferensi kepada orang lain dan
menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari
pesaing.
PT. Unilever Indonesia Tbk., yaitu
perusahaan besar yang selama ini menjadi
pelopor sekaligus menjadi produsen pasta gigi
keluarga Indonesia dengan menggunakan
merek pepsodent. Pepsodent adalah salah satu
merek pasta dan sikat gigi dari Unilever.
Pepsodent adalah pasta gigi yang paling

terkenal dan tertua di Indonesia serta memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan
produk lain yang sejenis. Meskipun memiliki
banyak kelebihan dalam hal produk maupun
feature yang ditawarkan oleh pasta gigi
Pepsodent, namun PT. Unilever cukup
kesulitan dalam merebut pangsa pasar yang
telah dimiliki oleh pesaingnya. Pada kondisi
tertentu pencapaian target penjualan produk
pasta gigi Pepsodent khususnya di Ramayana
Plaza tidak sesuai dengan yang diharapkan,
Ini dapat dilihat Ketika SWA bersama MARS
menyelenggarakan survey penjualan tahun
2009, penjualan Formula mencapai 45,49%.
Di
belakangnya
menyusul
Pepsodent
(42,83%), kemudian Close Up (5,20%),
Ciptadent (3,64%) dan Sensodyne (1,98%),

selebihnya adalah merek lain (Sumariyati,
2003). Ramayana plaza adalah jaringan toko
swalayan yang memiliki banyak cabang di
Indonesia. Selain department store yang
menjual produk sandang seperti baju dan
sepatu, Ramayana juga memiliki supermarket
atau pasar swalayan yang menjual kebutuhan
pangan dan sehari-hari.

222

2011

Dita Amanah

Dari uraian di atas maka, perusahaan
melalui berbagai kebijakan manajemen
berupaya mencari rumusan strategi pemasaran
yang sesuai. Dengan strategi pemasaran yang
tepat maka diharapkan penjualan produk

meningkat, pangsa pasar yang luas dan
melemahkan posisi pesaing dalam persaingan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa
promosi adalah suatu kegiatan
perusahaan untuk menginformasikan,
memperkenalkan, membujuk dan
mengingatkan suatu produk atau jasa
kepada konsumen.
Tujuan Promosi
Setiap promosi yang dilakukan
oleh perusahaan diharapkan dapat
memberikan informasi yang jelas
kepada
masyarakat
dengan
harapan dapat mempengaruhi
minat beli dari masyarakat.
Menurut Simamora (2000)
tujuan promosi adalah :
1. Menyediakan informasi
Tujuan
promosi
adalah
menginformasikan
kepada
pasar tentang ketersediaan
barang-barang
dan
jasa
tertentu.
2. Meningkatkan permintaan
Tujuan dari sebagian besar
promosi adalah meningkatkan
permintaan
untuk
sebuah
barang dan jasa.
3. Membedakan produk
Diferensiasi produk adalah
salah satu tujuan upaya
promosi. Permintaan homogen
berarti
bahwa
keluaran
perusahaan pada akhirnya
adalah identik dengan produk
saingan.
4. Mengaksentuasi nilai produk.
Promosi dapat menjelaskan
kepemilikan yang lebih besar
utilitas produk kepada para
pembeli, dengan demikian
mengaksentuasi
nilai
dan
memberikan harga yang lebih
tinggi dipasar.
5. Pengenalan kebutuhan
Salah satu tujuan promosi
khususnya untuk pengenalan
produk baru ialah untuk
memicu suatu kebutuhan.
6. Pengumpulan informasi
Promosi dapat membantu
pencarian informasi seorang
pembeli, karena salah satu
tujuan
promosi
adalah
membantu para pembeli untuk
mempelajari produk dan jasa.

Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas,
maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut : “Apakah ada
pengaruh promosi dan brand image pasta gigi
pepsodent terhadap loyalitas pembelian di
Ramayana Plaza, Jl. Aksara, Medan?”
KAJIAN PUSTAKA
Kerangka Teoritis
Promosi
Pengertian Promosi
Menurut
Sutojo
(2001),
mengemukakan bahwa promosi
adalah upaya memberi tahu dan
mengingatkan konsumen akan
keberadaan barang atau jasa
tersebut dipasar dan manfaatnya.
Promosi penjualan dipergunakan
oleh sebagian besar organisasi
termasuk perusahaan manufaktur,
distributor,
pengecer
dan
organisasi waralaba.
Menurut Kotler
& Gary
Amstrong
(2001),
promosi
didefenisikan sebagai komunikasi
dari
para
pemasar
yang
menginformasikan , membujuk,
dan mengingatkan calon pembeli
suatu produk dalam rangka
mempengaruhi pendapat mereka
atau memperoleh suatu respons.
Menurut Tjiptono (Nugroho,
2010), mengatakan bahwa pada
hakekatnya promosi adalah salah
satu
bentuk
komunikasi
pemasaran, yang dimaksud dengan
komunikasi pemasaran adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan
informasi,
mempengaruhi atau membujuk dan
mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar
bersedia
menerima,
membeli
dengan loyal pada produk yang
ditawarkan
perusahaan
yang
bersangkutan.
223

221 – 233

Jurnal Keuangan dan Bisnis

November

atau organisasi nirlaba atau
individu
yang
didalam
beberapa cara teridentifikasi
dalam pasar periklanan dan
berharap
menginformasikan
atau
membujuk
anggotaanggota.
2. Penjualan pribadi
Yaitu
terjadi
interaksi
langsung, saling bertemu muka
antara pembeli dan penjual.
Komunikasi yang dilakukan
oleh kedua belah pihak bersifat
individual, dalam hal ini
penjual dituntut memiliki
kecakapan dan keterampilan
dalam mempengaruhi atau
memotivasi pembeli dengan
cara mengemukakan manfaat
yang akan diperoleh pembeli
sehingga terjadi persesuaian
keuntungan.
3. Promosi penjualan
Promosi penjualan terdiri atas
beraneka
kumpulan
alat
insentif yang dirancang untuk
merangsang pembelian produk
atau jasa tertentu secara lebih
cepat atau lebih banyak oleh
para konsumen.
4. Hubungan masyarakat
Hubungan masyarakat adalah
komunikasi dan hubungan
perusahaan dengan beragam
jenis publiknya yang meliputi
para pelanggan, pemasok,
pemegang saham, karyawan,
pemerintah,
masyarakat
umum, dan masyarakat dimana
perusahaan berkecimpung.

7. Pengevaluasian alternatif
Promosi dapat membantu para
pembeli mengevaluasi produk
dan merek alternatif.
Menurut
Swastha
dalam
Lembang (2010) tujuan promosi
dalam perusahaan, yaitu :
1. Modifikasi tingkah laku
Dengan promosi perusahaan
berusaha menciptakan kesan
yang baik tentang dirinya dan
dengan
demikian
bisa
merubah tingkah laku serta
pendapat konsumen tentang
produk perusahaan sehingga
mendorong pembelian produk.
2. Memberitahu
Kegiatan promosi dilakukan
untuk memberitahu pasar yang
dituju tentang penawaran
perusahaan
perihal
suatu
produk.
3. Membujuk
Diarahkan terutama untuk
mendorong pembelian, sering
perusahaan
tidak
ingin
mendapat tanggapan instan
dari konsumen, tetapi lebih
mengutamakan kesan positif.
4. Mengingatkan
Promosi
ini
dilakukan
terutama untuk mengingatkan
kepada masyarakat bahwa
produk perusahaan masih ada
dipasaran. Promosi merupakan
salah satu bauran pemasaran
yang
digunakan
oleh
perusahaan untuk mengadakan
komunikasi dengan pasarnya.
Promosi juga sering dikatakan
sebagai
proses
berlanjut,
karena dapat menimbulkan
rangkaian kegiatan selanjutnya
bagi perusahaan.

Brand Image ( Citra Merek )
Pengertian Brand ( Merek )
Ada beberapa pendapat yang
hampir sama mengenai merek.
Menurut UU Merek No. 15 Tahun
2001 pasal 1 ayat 1 dalam Tjiptono
(2005), merek adalah tanda yang
berupa gambar, nama, kata, hurufhuruf,
angka-angka,
susunan
warna, atau kombinasi dari unsurunsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang dan
jasa.

Strategi Promosi
Menurut Simamora (2000)
strategi promosi dapat dilakukan
dengan cara :
1. Periklanan
Periklanan adalah komunikasi
non pribadi melalui bermacammacam media yang dibayar
oleh sebuah perusahaan bisnis
224

2011

Dita Amanah

Menurut Kotler (2002, merek
adalah nama, istilah, tanda,
symbol, rancangan, atau kombinasi
dari hal-hal tersebut, yang
dimaksudkan
untuk
mengidentifikasi barang atau jasa
dari seorang atau sekelompok
penjual
dan
untuk
membedakannya
dari
produk
pesaing”. Dari beberapa defenisi di
atas dapat disimpulkan bahwa
merek adalah nama, istilah, tanda,
symbol
atau
desain,
atau
kombinasi dari keseluruhannya
yang
dimaksudkan
untuk
mengidentifikasikan barang atau
jasa dari penjual atau sekelompok
penjual, agar dapat dibedakan dari
kompetitornya.

6.

7.

8.

Menurut Fisk (2006), merek
yang sangat kuat (powerful) adalah
merek yang :
1. Menciptakan sebuah tujuan
yang tidak kuasa ditolak,
sebuah ide yang keluar dari
kerumunan, lebih dari sekedar
produk atau industry, dan
benar-benar
berarti
bagi
masyarakat.
2. Merefleksikan
pelanggan,
membentuk citra (image ) dan
reputasi di benak pelanggan,
sehingga mempunyai relevansi
secara personal, walaupun
sering kali merek (brand )
tersebut mengeleminasi hal-hal
lainnya.
3. Menggalang para pelanggan
untuk secara bersama-sama
meraih ide-ide besar, yang
dituangkan ke dalam suatu gaya
(style) hingga orang-orang bisa
menyatakan ‘ini lah perusahaan
saya’.
4. Membantu para pelanggan
untuk berbuat lebih banyak,
mendorong penciptaan benefit
dan membantu aplikasi yang
mereka lakukan, tetapi juga
mampu secara psikologi dan
emosional untuk berbuat lebih
banyak.
5. Melabuhkan pelanggan di
seputaran sesuatu yang familiar

9.

dan penting, sementara hal-hal
lain di pasaran atau didalam
pribadi mereka sendiri terus
berubah.
Berkembang
menurut
perkembangan
pasar
dan
pelanggan.
Dengan
keluwesannya untuk bergerak
mudah ke dalam pasar-pasar
baru dan dengan kerekatannya
untuk mengaitkan berbagai
aktivitas.
Menarik pelanggan-pelanggan
target, dengan menciptakan
preferensi,
mempengaruhi
perilaku
pembelian,
dan
mempertahankan
harga
premium.
Mempertahankan pelangganpelanggan terbaik, dengan
membangun loyalitas mereka,
memperkenalkan
pelayanan
baru, dan mendorong advokasi.
Menciptakan nilai (value) dari
pemegang
saham
(shareholder), tidak hanya
melalui profit, tetapi juga
dengan
memperbaiki
kepercayaan investor, rating
kredit, dan mengurangi biaya
modal”.

Manfaat Brand ( Merek )
Menurut Simamora (2002)
keberadaan merek bermanfaat bagi
pembeli, masyarakat dan penjual.
Manfaat bagi pembeli adalah
mencitrakan mutu dan membantu
memberikan perhatian terhadap
produk-produk baru yang mungkin
bermanfaat bagi mereka”.
Secara terperinci, manfaat
merek bagi masyarakat yaitu :
a. Pemberian
merek
memungkinkan mutu produk
lebih terjamin dan lebih
konsisten.
b. Meningkatkan
efisiensi
pembelian karena merek dapat
menyediakan
informasi
tentang produk dan tempat
pembelinya.
c. Meningkatkan inovasi-inovasi
produk baru, karena produsen
225

221 – 233

Jurnal Keuangan dan Bisnis

November

the effectiveness of marketing
instrument).
5. Peningkatan operasional (cost
saving)

terdorong untuk menciptakan
keunikan-keunikan baru guna
mencegah
peniruan
dari
pesaing.
Manfaat merek bagi penjual, yaitu:
a. Memudahkan
penjual
mengolah
pesanan
dan
menelusuri masalah-masalah
yang timbul.
b. Memberikan
perlindungan
hukum atas keistimewaan atau
ciri khas produk.
c. Memungkinkan untuk menarik
sekelompok pembeli yang
setia dan menguntungkan.
d. Membantu penjual melakukan
segmentasi pasar.

Dari defenisi di atas dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan citra adalah suatu persepsi
masyarakat terhadap suatu objek
atau jati diri perusahaan.
Brand Image (Citra Merek)
Menurut Setiadi (2003), brand
image
mempresentasikan
keseluruhan persepsi terhadap
merek dan dibentuk dari informasi
dan pengalaman masa lalu
terhadap merek itu. Citra terhadap
suatu merek berhubungan dengan
sikap yang berupa keyakinan dan
preferensi terhadap suatu merek.
Menurut Shimp (2000), brand
image
(citra
merek)
dapat
dianggap sebagai jenis assosiasi
yang muncul di benak konsumen
ketika mengingat sebuah merek
tertentu. Assosiasi tersebut secara
sederhana dapat muncul dalam
bentuk pemikiran atau citra
tertentu yang dikaitkan kepada
suatu merek, sama halnya ketika
kita berpikir mengenai orang lain.
Menurut Durianto (Ratri,
2010), pembentukan citra disebut
positioning. Merek yang berhasil
adalah merek yang memiliki posisi
yang kuat. Agar posisi merek kuat,
merek tersebut harus dikenal
terlebih dahulu. Pengenalan merek
menjadi landasan terbentuknya
asosiasi merek. Berbagai asosiasi
merek yang berhubungan akan
menimbulkan suatu rangkaian
yang disebut citra merek. Citra
terhadap suatu merek berhubungan
dengan sikap yang berhubungan
dengan keyakinan dan persepsi
terhadap suatu merek. Semakin
banyak asosiasi yang saling
berhubungan, semakin kuat citra
yang dimiliki oleh merek tersebut.
Asosiasi-asosiasi yang terkait
dengan suatu merek mengacu pada
berbagai hal, yaitu :

Pengertian Image (Citra)
Menurut Sutojo (2004), citra
adalah pancaran atau reproduksi
jati diri dari atau bentuk orangperorangan, benda atau organsisai.
Image (citra) juga dapat diartikan
sebagai
persepsi
masyarakat
terhadap jati diri perusahaan.
Simamora (2002) mengatakan
bahwa citra adalah persepsi yang
relative konsisten dalam jangka
panjang ( enduring perception ).
Jadi
tidak
mudah
untuk
membentuk citra, sehingga bila
terbentuk akan sulit untuk
mengubahnya. Citra yang dibentuk
harus
jelas
dan
memiliki
keunggulan bila dibandingkan
dengan pesaingnya.
Menurut Sutojo (2004) citra
perusahaan yang baik dan kuat
mempunyai
manfaat-manfaat
sebagai berikut :
1. Daya saing jangka menengah
dan panjang yang mantap (mid
and long term sustainable
competitive position)
2. Menjadi perisai selama masa
krisis (an insurance for adverse
times)
3. Menjadi daya tarik eksekutif
handal (attracting the best
executives)
4. Meningkatkan
efektifitas
strategi pemasaran (increasing

226

2011

Dita Amanah

1. Atribut produk
Mengasosiasikan atribut atau
karakteristik suatu produk
merupakan strategi pemosisian
(positioning) yang paling sering
digunakan.
Mengembangkan
asosiasi semacam ini efektif
karena jika atribut tersebut
bermakna, asosiasi dapat secara
langsung diterjemahkan dalam
alasan pembelian suatu merek.
2. Atribut tak berwujud
Suatu faktor tak berwujud
merupakan
atribut
umum,
seperti halnya persepsi kualitas,
kemajuan teknologi atau kesan
nilai yang mengikhtisarkan
serangkaian
atribut
yang
objektif.
3. Manfaat bagi konsumen
Manfaat
rasional
yang
berkaitan erat dengan atribut
produk yang dapat menjadi
bagian dari proses pengambilan
keputusan yang rasional dan
manfaat
psikologis
yang
berkaitan dengan perasaan yang
timbul karena membeli atau
menggunakan merek.
4. Harga relatif
Evaluasi terhadap suatu merek
disebagian kelas produk ini
akan diawali dengan penentuan
posisi merek tersebut dalam
satu atau dua dari tingkat harga.
5. Penggunaan
Pendekatan ini adalah dengan
mengasosiasikan
merek
tersebut
dengan
suatu
penggunaan
atau
aplikasi
tertentu.
6. Konsumen
Pendekatan ini adalah dengan
mengasosiasikan sebuah merek
dengan sebuah tipe pengguna
atau pelanggan dari produk
tersebut.

2. Kesan Modern : Produk
memiliki kesan modern atau
memiliki teknologi yang selalu
mengikuti perkembangan jaman
3. Melayani Semua Segmen:
Produk mampu melayani semua
segmen yang ada, tidak hanya
melayani segmen khusus saja
4. Perhatian pada Konsumen:
Produk perhatian/peduli pada
keinginan/kebutuhan konsumen
Menurut defenisi diatas dapat
disimpulkan bahwa brand image
merupakan hasil persepsi dan
pemahaman konsumen mengenai
merek suatu produk yang dilihat,
dipikirkan, dan dibayangkan.
Loyalitas Pembelian
Pengertian Loyalitas
Menurut
Griffin
(2003),
loyalitas
dapat
didefenisikan
berdasarkan perilaku membeli.
Pelanggan yang loyal adalah :
1) Melakukan pembelian berulang
secara teratur.
Merupakan suatu perilaku
pelanggan yang membeli suatu
produk secara terus-menerus
dan
melakuan
pembelian
apabila ada produk baru.
2) Membeli
produk
antarlini
produk dan jasa.
Merupakan perilaku pelanggan
yang tidak hanya membeli satu
jenis produk tetapi juga
membeli produk lain yang
mempunyai fungsi yang sama
dan juga membeli perangkat
tambahan dari produk tersebut.
3) Mereferensikan kepada orang lain.
Merupakan perilaku pembelian
pelanggan yang merekomendasikan
suatu produk dan mengajak orang
lain untuk menggunakan suatu
produk.
4) Menunjukkan kekebalan terhadap
tarikan dari pesaing lain.
Merupakan perilaku pembelian
pelanggan yang menganggap
bahwa
produk
yang
digunakannya adalah produk
terbaik apabila dibandingkan
dengan produk lain.

Menurut Hoeffler dan Keller
dalam Pujadi (2010) dimensi atau
indikator dari brand image adalah:
1. Kesan Profesional : Produk
memiliki kesan profesional atau
memiliki keahlian dibidangnya
227

221 – 233

Jurnal Keuangan dan Bisnis

November

Berbeda dengan urutan pilihan,
cara ini menguji proporsi
pembelian total dalam sebuah
kelompok produk tertentu. Data
yang dianalisis berasal dari
panel pelanggan.
3) Preferensi (preference)
Cara ini mengukur loyalitas
dengan
menggunakan
komitmen
psikologis
atau
pernyataan preferensi. Dalam
hal ini, loyalitas dianggap
sebagai “sikap yang positif”
terhadap suatu produk tertentu
sering digambarkan dalam
istilah niat untuk membeli.
4) Komitmen (commitment)
Komitmen lebih terfokus pada
komponen emosional/perasaan.
Komitmen
terjadi
dari
keterkaitan pembelian yang
merupakan
akibat
dari
keterlibatan
ego
dengan
kategori merek. Keterlibatan
ego tersebut terjadi ketika
sebuah produk sangat berkaitan
dengan nilai-nilai penting,
keperluan, dan konsep diri
pelanggan.

Dari defenisi diatas dapat
disimpulkan
bahwa
loyalitas
pembelian
merupakan
suatu
keinginan
yang
kuat
yang
ditunjukkan oleh para konsumen
untuk membeli kembali suatu
produk atau jasa dimasa yang akan
datang.
Mengukur Loyalitas Konsumen
Menurut Mardalis (2005),
secara umum, loyalitas dapat
diukur dengan cara-cara berikut :
1) Urutan
pilihan
(choice
sequence)
Metode urutan pilihan atau
disebut juga pola pembelian
ulang ini banyak dipakai
dalam penelitian dengan
menggunakan
panel-panel
agenda harian pelanggan
lainnya, dan lebih terkini lagi
urutan ini dapat berupa :
a) Loyalitas
yang
tak
terpisahkan
(undivided
loyalty) dapat ditunjukkan
dengan urutan AAAAAA.
Artinya pelanggan hanya
membeli suatu produk
tertentu saja.
b) Loyalitas yang terbagi
(divided loyalty) dapat
ditunjukkan dengan urutan
ABABABAB.
Artinya
pelanggan membeli dua
merek secara bergantian.
c) Loyalitas yang tidak stabil
(unstable loyalty) dapat
ditunjukkan dengan urutan
AAABBB.
Artinya
pelanggan memilih suatu
merek untuk beberapa kali
pembelian
kemudian
berpindah kemerek lain
untuk periode berikutnya.
d) Tanpa loyalitas
(no
loyalty),
ditunjukkan
dengan urutan ABCDEF.
Artinya pembeli tidak
membeli suatu merek
tertentu.
2) Proporsi pembelian (proportion
of purchase)

Penelitian Yang Relevan
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Dalimunthe
dkk.
(2008)
Berdasarkan
identifikasi determinan menunjukkan bahwa
R square adalah 53,6% yang berarti merek
citra Rumah Sakit Dr Pirngadi dipengaruhi
oleh variabel kualitas layanan oleh 53,6% dan
sisanya dipengaruhi oleh lain 46,4 variabel
yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan
oleh Wiryawan dan Anisa Pratiwi (2009).
Menurut hasil analisis diskriminan, keempat
variabel dari selebriti mendukung telah
signifikan kurang dari 0,5. Hal ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh dan
perbedaan konsumen
persepsi terhadap
selebriti mendukung XL Bebas sebagai
Corporate Image, User Image, dan Gambar
Produk. Selebriti Daya Tarik adalah variabel
yang paling membedakan. Saran yang
diberikan
kepada
perusahaan
adalah
perusahaan harus lebih memperhatikan
Celebrity Daya Tarik perhatian faktor dalam
mendukung selebriti diri.
228

2011

Dita Amanah

memperluas pengenalan produk
atau jasa yang segera akan
ditawarkan kepasar yang bertujuan
untuk mendorong calon konsumen
melakukan pembelian.
Indikator promosi adalah :
1. menginformasikan
2. memperkenalkan
3. membujuk
4. mengingatkan

Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan kerangka
berpikir dalam penelitian ini, maka hipotesis
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut : ada pengaruh promosi dan brand
image terhadap loyalitas pembelian Produk
Pepsodent di Ramayana Plaza, Jl. Aksara,
Medan.
METODE PENELITIAN

2. Brand Image ( X2 ) yaitu : deskripsi
tentang asosiasi yang muncul di
benak konsumen dan keyakinan
konsumen terhadap suatu merek
tertentu untuk menggunakannya
secara terus-menerus.
Indikator brand image adalah :
1. kesan professional
2. kesan modern
3. melayani semua segmen
4. perhatian kepada konsumen

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ramayana
Plaza yang berada di Jalan Aksara, Medan.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah pelanggan
Ramayana Plaza sebanyak 4000 orang yang
berkunjung di Ramayana Plaza (data
Ramayana Plaza selama bulan Oktober 2010).
Untuk menentukan jumlah sampel
responden yang diterima digunakan rumus
yaitu :

n

3. Loyalitas pembelian ( Y ) yaitu :
suatu komitmen yang tinggi untuk
melakukan pembelian kembali
suatu produk atau jasa yang disukai
di masa yang akan datang. Dengan
kata lain konsumen akan setia untuk
melakukan pembelian berulang
secara terus-menerus.
Indikator
loyalitas
pembelian
adalah:
1. Melakukan pembelian berulang
secara teratur
2. Membeli antar lini produk dan jasa
3. Mereferensikan kepada orang lain
4. Menunjukkan
kekebalan
terhadap tarikan dari pesaing

N
Nd 2  1

Dimana : n =Jumlah sampel
N =Jumlah Populasi
d = Standar Error

n

4000
= 98 orang
4000.0,12  1

(sehingga digenapkan menjadi 100 orang)
Teknik pengumpulan sampel adalah
Purposive Sampling dengan ketentuan
responden tersebut yang berkunjung di
Ramayana Plaza Jl. Aksara. Medan.
Variabel
Penelitian
Operasional

dan

Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah survei. Survei
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner,
melalui pengisian daftar pertanyaan dengan
jawaban tertutup.

Defenesi

1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas ( X1 ) yaitu Promosi
b. Variabel bebas ( X2 ) yaitu Brand
Image
c. Variabel terikat (Y) yaitu Loyalitas
Pembelian

Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah Regresi Linier
Berganda. Perhitungan analisis jalur ini akan
menggunakan program SPSS (Statistical
Packages for the Social Science ) versi 17.00

2. Defenisi Operasional
1. Promosi ( X1 ) yaitu : kegiatan yang
dilakukan secara khusus untuk
meningkatkan penjualan ataupun
229

221 – 233

Jurnal Keuangan dan Bisnis

November

Tabel 4.3
Nilai rhitung Variabel Brand Image ( X2)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian

No Pernyataan

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Promosi (X1)

r hitung

r tabel

Validitas

0.334
0.731
0.744
0.280
0.251
0.731
0.744
0.332

0.1996
0.1996
0.1996
0.1996
0.1996
0.1996
0.1996
0.1996

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

1
2
3
4
5
6
7
8

Jumlah item pernyataan variabel promosi
seluruhnya adalah 8 butir pernyataan dengan
ketentuan apabila rhitung > rtabel maka
pernyataan valid tetapi jika rhitung < rtabel maka
pernyataan tidak valid, dimana nilai r tabel
pada taraf signifikan 0.05 adalah 0.1996.

Sumber : Data Primer Diolah

Tabel. 4.1
Nilai rhitung Variabel Promosi ( X1)
No Pernyataan

r hitung

r tabel

Validitas

1
2
3
4
5
6
7
8

0.721
0.643
0.606
0.655
0.726
0.734
0.595
0.776

0.1996
0.1996
0.1996
0.1996
0.1996
0.1996
0.1996
0.1996

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Berdasarkan data hasil perhitungan
reliabilitas diatas diperoleh nilai Alpha
Cronbach sebesar 0.806 dan nilai ini lebih
besar jika dibandingkan dengan nilai rtabel pada
taraf signifikan 0,05 dan 100 - 2 = 98, yaitu
sebesar 0.1996. jadi dapat disimpulkan
instrument yang digunakan dalam angket
penelitian ini adalah reliabel ( rhitung 0.806 >
rtabel 0.1996 ).
Tabel 4.4.
Hasil Perhitungan Angket Variabel X2
(Brand Image)
Reliability Statistics

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan data hasil perhitungan
reliabilitas diatas diperoleh nilai Alpha
Cronbach sebesar 0.898 dan nilai ini lebih
besar jika dibandingkan dengan nilai rtabel pada
taraf signifikan 0,05 dan 100 - 2 = 98, yaitu
sebesar 0.1996. jadi dapat disimpulkan
instrument yang digunakan dalam angket
penelitian ini adalah reliabel ( rhitung 0.898 >
rtabel 0.1996 ).

Cronbach's Alpha N of Items
.806
Sumber : Data Primer Diolah

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Loyalitas Pembelian (Y)
Jumlah item pernyataan variabel loyalitas
pembelian seluruhnya adalah 8 butir
pernyataan dengan ketentuan apabila rhitung >
rtabel maka pernyataan valid tetapi jika rhitung <
rtabel maka pernyataan tidak valid, dimana
nilai r tabel pada taraf signifikan 0.05 adalah
0.1996.
Tabel 4.5

Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Angket Variabel X1 ( Promosi )
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.898

8

8

Sumber : Data Primer Diolah

Nilai rhitung Variabel Loyalitas Pembelian (Y)

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Brand Image (X2)
Jumlah item pernyataan variabel brand
image seluruhnya adalah 8 butir pernyataan
dengan ketentuan apabila rhitung > rtabel maka
pernyataan valid tetapi jika rhitung < rtabel maka
pernyataan tidak valid, dimana nilai r tabel
pada taraf signifikan 0.05 adalah 0.1996.

No Pernyataan

r hitung

r tabel

Validitas

1
2
3
4
5
6
7
8

0.463
0.787
0.511
0.520
0.787
0.787
0.520
0.511

0.1996
0.1996
0.1996
0.1996
0.1996
0.1996
0.1996
0.1996

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber : Data Primer Diolah

230

2011

Dita Amanah

melakukan faktor brand image sebanyak
satu kali akan mempengaruhi loyalitas
pembelian sebesar 0.298 (asumsi lain
konstan )

Berdasarkan data hasil perhitungan reliabilitas
diatas diperoleh n ilai Alpha Cronbach sebesar
0.861 dan nilai ini lebih besar jika
dibandingkan dengan nilai rtabel pada taraf
signifikan 0,05 dan 100 - 2 = 98, yaitu
sebesar 0.1996. jadi dapat disimpulkan
instrument yang digunakan dalam angket
penelitian ini adalah reliabel (rhitung 0.861 >
rtabel 0.1996).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa promosi dan brand image berpengaruh
terhadap loyalitas pembelian.
Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Tabel 4.6
Hasil perhitungan angket
variabel Y ( Loyalitas Pembelian )
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items

.861

8

Berdasarkan hasil pengujian statistik uji F
dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 4.7
Data ANOVA
ANOVAb
Model

Sumber : Data Primer Diolah

Sum of
Squares

1 Regression 388.643
Analisis Regresi Linear Berganda
Model regresi berganda dengan 1 variabel
terikat ( Y ) yaitu loyalitas pembelian dan 2
variabel bebas promosi ( X1) dan brand
image ( X2) adalah sebagai berikut :

Residual

df

Mean
Square

F

Sig.

2 194.322 7.615 .001a

2475.412 97 25.520

Total
2864.055 99
a. Predictors: (Constant), Brand Image, Promosi
b. Dependent Variable: Loyalitas Pembelian
Sumber : Data Primer Diolah

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dari tabel dapat kita lihat bahwa nilai
Fhitung = 7.615 setelah mengetahui besarnya
Fhitung maka akan dibandingkan dengan Ftabel
yang diperoleh dengan perhitungan sebagai
berikut :
Ftabel diperoleh dengan df 4 ( n-k ), n
adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah
variabel independen, diperoleh 100-2 = 98
dan diperoleh F tabel =3.09
Kriteria uji hipotesis pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
 Bila Fhtung > Ftabel maka H0 ditolak dan
Ha diterima
 Bila Fhtung < Ftabel maka H0 diterima
dan Ha ditolak

Berdasarkan hasil analisis regresi linear
berganda yang dilakukan pada tabel
coefficient diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2
Y = 13.525+ (0.201)X1 + (0.298)X2
Y = 13.525+ 0.201X1 + 0.298X2
SE = (3.201) (.087) (.094)
T = (4.225) (2.294) (3.178)
R2 = 0.136
Radj = 0.118
F = 7.615
Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut :
 Konstanta sebesar 13.525 menyatakan
bahwa jika tidak melakukan promosi (X1)
dan Brand Image (X2), maka loyalitas
pembelian (Y) adalah sebesar 13.525 (
asumsi faktor lain konstan )
 Koefisien promosi (X1) sebesar 0.201
menyatakan bahwa setiap melakukan
faktor promosi sebanyak satu kali akan
mempengaruhi loyalitas pembelian (Y)
sebesar 0.201 (asumsi lain konstan)
 Koefisien brand image (X2) sebesar
0.298
menyatakan
bahwa
setiap

Dengan demikian Fhtung > Ftabel = 7.615 >
3.09
, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Dengan kata lain faktor-faktor promosi dan
brand
image
secara
bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
loyalitas pembelian.
Uji Parsial (Uji t)
Sebelum melihat hasil pengujian terhadap
hipotesis, perlu diketahui bahwa yang menjadi
hipotesis dalam penelitian ini adalah :
231

221 – 233

Ha :

Ho :

Jurnal Keuangan dan Bisnis

November

Pengolahan SPSS 17.00, dengan kriteria
loyalitas pembelian sebagai berikut :
 Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha
diterima
 Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha
ditolak

ada pengaruh signifikan faktorfaktor promosi dan brand image
secara parsial terhadap loyalitas
pembelian
tidak ada pengaruh signifikan
faktor-faktor promosi dan brand
image
terhadap
loyalitas
pembelian.

Tabel 4.8
Data Uji Parsial
Coefficientsa
Model

Unstandardized
Coefficients
B

1

(Constant)

Standardized
Coefficients

Std. Error

13.525

3.201

Promosi

.201

.087

Brand Image

.298

.094

t

Sig.

Beta

Collinearity Statistics
Tolerance

VIF

4.225

.000

.217

2.294

.024

1.000

1.000

.300

3.178

.002

1.000

1.000

a. Dependent Variable: Loyalitas Pembelian
Sumber : Data Primer Diolah

Model Summaryb

Dari hasil pengolahan data dengan SPSS
17, diperoleh hasil ttabel pada tingkat signifikan
95% dengan alpha 5% dan df –k-1 = 100-2-1
= 97 adalah 1.984 sebagai berikut:

Model

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Model Summaryb
Adjusted
R Square

Std. Error of
the Estimate

Berdasarkan tabel diatas diperoleh
koefisien korelasi (R2) adalah 0.136 artinya
faktor-faktor promosi dan brand image secara
bersama-sama menjelaskan variabel loyalitas
pembelian 13.6 %
sedangkan 86,4%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam estimasi model.

Uji R2 ( R-Square ) dilakukan untuk
mengetahui sumbangan atau kontribusi antara
variabel-variabel independen promosi (X1)
dan brand image (X2) secara bersama-sama
terhadap
variabel
dependen
loyalitas
pembelian (Y)
Tabel 4.9.
Data Determinasi ( R Square )

R
Square

Adjusted
R Square

Sumber : Data Primer Diolah

Koefisien Determinasi (R2)

R

R
Square

1
.368a
.136
.118
5.05170
a. Predictors: (Constant), Brand Image, Promosi
b. Dependent Variable: Loyalitas Pembelian

 Variabel Promosi thitung 2.294 > ttabel 1.984
yaitu terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel promosi dengan loyalitas
pembelian
 Variabel Brand Image thitung 3.178 > ttabel
1.984 yaitu terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel brand image
dengan loyalitas pembelian

Model

R

Std. Error of
the Estimate

1
.368a
.136
.118
5.05170
a. Predictors: (Constant), Brand Image, Promosi

232

Berdasarkan
hasil
analisis
dan
pembahasan,
maka
penulis
menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Promosi dan Brand Image secara parsial
dan
simultan
berpengaruh
secara
signifikan terhadap loyalitas pembelian.
2. Apabila
perusahaan
meningkatkan
promosi satu satuan maka akan
meningkatkan loyalitas pembelian sebesar
0.201 atau sebesar 20,1%

2011

Dita Amanah

3. Apabila Brand Image konsumen naik satu
satuan maka loyalitas pembelian sebesar
0.298 atau sebesar 29,8%
4. Diperoleh kontribusi atau sumbangan
variabel independen (promosi dan brand
image) terhadap variabel dependen (loyalitas
pembelian) sebesar 13.6% selebihnya 86.4%
dipengaruhi oleh faktor lain.

Universitas
Diponegoro).
Semarang,
Universitas Diponegoro.
Mardalis,Ahmad. (2005). Meraih Loyalitas
Pelanggan.
http://eprints.ums.ac.id,
Diakses oleh Adi Permana Putra Tanggal
10 November 2010
Nugroho, Chrisdiawan Satriyo. (2010). Analisis
Pengaruh Pencitraan, Promosi, Dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Minat Kuliah Di Diploma
Iii Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Semarang, Universitas Diponegoro
Pujadi, Bambang. (2010). Studi Tentang
Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat
Beli Melalui Sikap Terhadap Merek
(Kasus pada Merek Pasta Gigi Ciptadent
di Semarang). Program Studi Magister
Manajemen Program Pasca Sarjana.
Semarang, Universitas Diponegoro.
Ratri,Lutiary Eka. (2010). Hubungan Antara
Citra Merek (Brand Image) Operator Seluler
Dengan Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Pada Mahasiswa Pengguna Telepon Seluler
Di Fakultas Ekonomi Reguler Universitas
Diponegoro
Semarang.
Semarang,
Universitas Diponegoro.
Santoso, Heri. (2007). Promosi Sebagai Media
Pemberdayaan Perpusatakaan Sekolah.
Jurnal Perpustakaan Sekolah, Volume 1
No 1 April 2007 hal 1-8 ISSN 1978-9548.
Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku
Konsumen. Jakarta, Kencana.
Shimp, Terence. (2000). Periklanan Promosi Dan
Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran
Terpadu. Jilid 1 Edisi 5. Jakarta, Erlangga.
Simamora, Henry. (2000). Manajemen Pemasaran
Internasional.Jakarta: Salemba Empat
______________. (2002). Aura Merek (7
Langkah Membangun Merek Yang Kuat).
Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
Sumariyati, Siti. (2003) Sikat Gigi : Angkat
Topi Untuk Formula. SWA edisi VIII/10
Juli 2003, www.SWA.com
Sutojo, Siswanto. (2004). Membangun Citra
Perusahaan. Jakarta, Damar Media Pustaka
. (2001). Menyusun Strategi
Harga. Jakarta, Dammar Mulia Pustaka
Tjiptono, Fandi . (2005). Brand Management
And Strategy. Yogyakarta, Andi.
Wiryawan, Driya dan Anisa Pratiwi. (2009).
Analisis Pengaruh Selebriti Endorser Terhadap
Brand Image Pada Iklan Produk Kartu
Prabayar Xl Bebas Di Bandar Lampung.
Jurnal Ilmiah Berkala Empat Bulanan.
Volume 5 No 3 Mei 2009, ISSN 1411-9366

Saran
Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan, maka penulis mengemukakan
beberapa saran sebagai berikut ;
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel promosi dan brand image
mempunyai pengaruh terhadap loyalitas
pembelian konsumen. Hal ini berarti
bahwa variabel promosi dan brand image
perlu untuk diperhatikan lagi oleh
produsen untuk meningkatkan loyalitas
pembelian konsumen dalam memilih
produk pasta gigi.
2. Berdasarkan hasil analisis regresi linear
berganda ternyata loyalitas pembelian
konsumen lebih banyak dipengaruhi oleh
brand image sedangkan promosi cenderung
cukup sehingga produsen lebih meningkatkan
promosi agar konsumen lebih tertarik untuk
membeli pasta gigi pepsodent.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimunthe, Ritha F.B.Z., Heldy dan Puspita Puti
Yean. (2008. Analisis Persepsi Pasien
Partikulir Tentang Kualitas Pelayanan
Terhadap Tingkat Loyalitas Di Ruang Rawat
Inap Rs Islam Malahayati Medan Tahun 2007.
Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1 No. 1
Januari 2008, ISSN: 1978−8339
Fisk, Peter. (2006). Marketing Genius.
Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
Griffin, Jill. (2003). Customer Loyalty. Terjemahan
Dwi Kartini Yahya. Jakarta, Erlangga.
Kotler, Philip.
(2002). Manajemen
Pemasaran. Jakarta, PT. Prenhallindo.
______ & Gary Amstrong. (2001). PrinsipPrinsip Pemasaran. Jakarta, Erlangga.
Lembang, Rosvita Dua. (2010). Analisis
Pengaruh Kualitas Produk, Harga,
/Promosi, Dan Cuaca Terhadap Keputusan
Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan
Merek Teh Botol Sosro (Studi Kasus Pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi S1 Reguler II
233