e book majalah traveling backpacking edisi 3
BACK PACKIN’
fun, relax, low budget
INFO BI DEEP AND EXTREME INDONESIA 2010 CATPER BAMBOO HOUSE GAMBARAN SEJARAH DAN BUDAYA JAWA BARAT CERITA DARI TANAH
TROWULAN
MENIKMATI PENINGGALAN KERAJAAN MAJAPAHIT
AKSESORIS : CASIO PROTEK COT SEURANI REVIEW : BBC TRIBES * *
DAFTAR ISI
BACKPACKIN’
SALAM RANSEL ! INFO BI epat jika nusantara dielukan bak untaian ratna mutu manikam. Jumlah yang
17 Indonesia 2010
besar, tujuh belas ribu pulau, memaksa tiap pulau merepresentasikan siapa
Deep and Extreme
dirinya dengan memaparkan beragam budaya. Arkipelago yang seakan mem-
Pertengahan Maret lalu, Hall B Jakarta
bentuk negara-negara kecil membuat perbedaan yang mencolok dari satu
Convenion Center (JCC) dipadai penggiat
suku dengan lainnya, namun satu dalam asas dan tunggal dalam tujuan, memberi kesem-
dan pecinta kegiatan outdoor. Mereka sengaja
patan pada kita untuk menikmati manisnya perbedaan.
datang untuk melihat pemeran ‘Deep and Ex-
Perjalanan akan terasa lebih personal ketika kita berinteraksi dengan warga setem-
treme Indonesia 2010’. Informasi seputar tem-
pat. Berbincang dengan mereka, menyerap wawasan mereka tentang daerahnya, dan be-
pat wisata bawah laut dan juga kegiatan alam
rempati dengan kehidupan yang mereka jalani bisa mempunyai kenikmatan tersendiri.
lainnya menjadi tujuan utama mereka.
Berpijak pada hal itu, Backpackin’ edisi ketiga ingin mengajak pembaca melakukan
wisata budaya di beberapa sudut manis nusantara. Menerobos
11. BUDLOK
lingkup sosial yang setiap hari kita temui, menyentuh dunia yang
Cot Seurani
mungkin masih jarang tersentuh oleh teknologi, dan menyapa
masyarakat yang berada di dalamnya.
Review dan Aksesoris
Kita akan melihat bagaimana teman-teman kita menjela-
3 Cerita dari Tanah Trowulan
jahi sisi lain dari kehidupan masyarakat yang kita telah kenal se-
CATPER
23. GALERI
Pantai Sancang
lama ini. Perjalanan ke Desa Trowulan bisa menjadikan kita indi-
vidu yang berbeda, terutama dari segi budaya. Kita bisa belajar Melangkahkan kaki dan menikmai
33. ON THE SPOT
malam di tanah Trowulan, membawa im- Kampung Bahasa
bagaimana demokrasi yang sesungguhnya diterapkan di desa Cot Seurani yang berada di ujung barat nusantara. Lengkap kami
ajinasi saya kembali pada beberapa abad
39. TOKOH
hadirkan dengan perbincangan bersama Geuchik (setara lurah) Cot Seurani. Beberapa
silam di Nusantara dan merangkai poton- YusnI Yusuf
tips bergaul dengan penduduk lokal kami harap bisa membuat perjalanan lebih bermak-
gan-potongan misteri dari cerita tentang
43. TIPS
na dan mengasyikkan.
kerajaan besar yang pernah ada di Nusan- Bergaul dengan Masyarakat Adat
Dari beberapa perjalanan tersebut, kami rasa kita harus memberi apresiasi yang
tara, Majapahit.
besar pada para Bapak pendiri bangsa. Tepat sekali pemilihan tagline nusantara “Bhineka
Bamboo House 25
CATPER Tunggal Ika” dari kitab Sutasoma yang mereka banggakan. Di tengah perbedaan para-
digma dalam alam demokrasi, biarlah semangat dan itikad kita tetap sama.
Beberapa orang memfokuskan di-
REDAKSI
rinya mengenal budaya Jawa Barat secara keseluruhan. Kuswandi pun demikian. Be- danya, ia mengambil penjurusan yang lebih
PIMPINAN UMUM : Jeremy Gemarista. PIMPINAN REDAKSI : Ambar Arum. TIM REDAKSI : Adi
spesiik, yaitu sejarah perkebunan di Jawa
Widiyanto, Hana Ariesta, Muhammad Iqbal, Nizar Wogan, Sri Anindiaty Nursastri, Suci Humaira S,
Barat. Rumahnya di Garut divermak habis
Yeni Diah W, Yanita Rikasari A, Wahyudi Panggabean. TIM ARTISTIK : Aditya Hadi Pratama, Ricky Akbar, Galih Permadi. MARKETING : Rininta Meyftanoria.
dengan gaya Sunda.
1 BACKPACKIN’ EDISI III MEI - JUNI 2010 EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’ 2
CATPER Trowulan Trowulan CATPER
S salah satu cerita menarik di dalam inga- arkeologi mahasiswa angkatan 2009
ejak seorang guru sejarah
Berawal dari meminta izin pada
Sekolah Dasar saya bercerita
dosen arkeologi untuk ikut dalam
mengenai sejarah Indonesia,
rombongan, maka jadilah saya seba-
Kerajaan Majapahit menjadi
gai penyusup dalam rombongan studi
tan saya. Selalu menemani imajinasi saya
Antropologi Unpad, empat angkatan
bergerak liar membayangkan kemegah-
di bawah saya. Bagaimanapun, rasa in-
an dan kehebatan Majapahit dan Patih-
gin tahu yang besar mengalahkan rasa
nya yang terkenal, Gajah Mada serta
canggung saya berada di antara adik-
kerumitan romantika dari cerita Perang
adik angkatan yang belum satupun
Bubat yang menewaskan Putri Dyah
saya kenal. Maka, sabtu malam, saya
Pitaloka, putri dari tanah sunda yang
dengan sebuah ransel dan sebuah tas
terkenal dengan kecantikannya. Cerita
kecil, menuju kampus tempat teman-
mengenai kebesaran Kerajaan Majapa-
teman antropologi 2009 berkumpul.
hit begitu mempesona saya hingga saya
Untuk perjalanan ini, karena saya
nekat mengikuti perjalanan yang tidak
menyusup dalam rombongan maha-
semestinya saya ikuti.
siswa Arkeologi, saya hanya mengelu- arkan uang sebesar Rp150 ribu untuk
Foto Bawah : Candi Brahu
transportasi PP, konsumsi selama per- jalanan, konsumsi selama di Trowulan
CERITA DARI serta penginapan selama tiga malam.
Cukup murah kan? Hehe….
TANAH Selamat Datang di Trowulan
Trowulan berada di Kota Mojok-
TROWULAN erto, Provinsi Jawa Timur. Rumah-ru-
mah penduduk Trowulan sudah meng- gunakan tembok, bahkan beberapa
Oleh : ILMA DITYANINGRUM
rumah berukuran besar dan mewah. Di beberapa lokasi, sering dijumpai
Melangkahkan kaki dan me-
tanda panah besar sebagai penunjuk
nikmai malam di tanah Trowulan,
kawasan situs candi atau lokasi situs
membawa imajinasi saya kembali pada
lainnya.
beberapa abad silam di Nusantara dan
Berhubung saat itu saya bersa-
merangkai potongan-potongan misteri
ma dengan rombongan, maka untuk
mengunjungi situs-situs yang terse- Foto : Candi Bajang Ratu
dari cerita tentang kerajaan besar yang
pernah ada di Nusantara, Majapahit.
bar, saya dapat menumpang bis kecil
EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’ 4
CATPER Trowulan Trowulan CATPER
erto, tetapi juga hingga Bali dan luar negeri. Majapahit memang terke- nal dengan ragam benda berbahan emas, perunggu, dan logam lainnya. Maka jangan heran kalau di salah satu desa di kawasan Trowulan ditemukan sebuah desa bernama Desa Kemasan, yang berasal dari kata mas yang be- rarti emas.
Dengan beragamnya hasil kera- jinan yang dibuat, alhasil semangat berbelanja saya pun tersulut oleh hasil
Foto 1 : Kolam Segaran. Foto 2 : Gapura Wringin Lawang kerajinan dari tangan-tangan ahli para pengrajin. Harga souvenir berkisar dari
yang disediakan oleh rombongan atau
lima ribu hingga ratusan ribu rupiah. berjalan kaki untuk situs yang tidak ter-
lain di Indonesia yang diwarrnai oleh
cerita mistis dan mitos, Trowulan juga
Keramahan Trowulan
lalu jauh, seperti Kolam Segaran dan
Tidak lengkap rasanya, jika pergi Maqom Putri Campa.
memiliki banyak cerita yang muncul di
Foto Atas : Pengrajin Logam Tembaga ke suatu tempat baru tanpa mencoba Kolam Segaran memiliki banyak
antara penduduknya.
makanan di sana. Akibatnya, sebuah sekali mitos dan cerita mistis yang di-
Saat ini, kolam Segaran yang cu-
sepeda dengan gerobak bertuliskan percayai oleh warga di sana. Menurut
kup melelahkan untuk dikelilingi itu di-
“Pentol Bakso” yang berada di de- beberapa orang yang sedang memanc-
gunakan untuk menampung air yang
pan situs-situs wisata membuat kami ing di sana, kolam Segaran dihuni oleh
bisa dialirkan menuju sawah-sawah
gemas untuk mencoba jajanan khas sebuah makhluk semacam ikan dengan
penduduk.
Penduduk Pengrajin
tersebut.
Pentol bakso ini tidak seperti badan manusia, namun berekor ikan.
ukuran besar tanpa kepala dan ber-
Banyaknya penduduk yang bek-
bakso sapi pada umumnya. Bahan Menurut mereka, ikan tersebut kadang
erja sebagai pengrajin terlihat dari
dasarnya hanya tepung kanji dan pera- menampakkan dirinya di sore hari.
banyaknya kerajinan yang dihasilkan,
sa tanpa daging, mirip cilok di jawa Bagi beberapa orang yang tidak
selain tembikar. Walau kerajinan tem-
barat. Satu pentol bakso besar hanya mempercayai cerita tersebut, ke-
bikar adalah yang paling dominan, tapi
berharga lima ratus rupiah. Namun, beradaan ikan itu sangatlah ganjil. Kar-
Trowulan juga memiliki ragam keraji-
bumbu kacang pedas dengan sedikit ena kolam Segaran sendiri hanya memi-
nan lain, seperti kerajinan wayang kulit
saus dan kecap membuat jajanan ini liki kedalaman kurang lebih 2-3 meter
dan kerajinan logam.
semakin enak dan kaya rasa. Penjual saja, mustahil seekor ikan dengan uku-
Banyak penduduk di sana yang
“Pentol Bakso” seperti ini sangat mu- ran yang sangat besar dapat hidup di
menggantungkan diri sebagai pen-
dah kita temui di lokasi-lokasi wisata kolam tersebut. Seperti daerah-daerah
grajin tembaga. Hasil kerajinan ini
tidak hanya dijual di kawasan Mojok-
Foto Atas : Pengrajin Wayang Kulit
yang menyebar di Trowulan.
5 BACKPACKIN’ EDISI III MEI - JUNI 2010 EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’ 6
CATPER Trowulan Trowulan CATPER
Satu jajanan yang terbilang unik
bo. Bakso di sini sangat besar. Sangat
juga saya temukan saat saya berada
enak apalagi jika kita padukan dengan
di museum Majapahit. Seorang bapak
es kelapa muda sebagai minumannya.
menjajakan sebuah makanan yang bia-
Lain soal makanan, lain pula soal
sa kita sebut ‘risoles’ yang di dalamnya
pengalamannya. Suatu saat, sepulang
berisi sayuran dan bihun. Tampak sama
saya dari vihara, seorang ibu paruh
dengan risoles yang biasa saya temui di
baya, sambil menggendong bayinya,
toko-toko kue. Sampai mata saya tertu-
berjalan mendekati saya yang tengah
ju pada daun bawang yang satu plastik
menunggu bus. Dengan logat jawa-
dengan risoles.
nya yang kental, ibu itu menyapa saya.
Si penjual pun menjelaskan pada
Maka, terjadilah percakapan antara
saya, bahwa di sana, risoles dimakan
saya dengan ibu paruh baya itu.
dengan daun bawang segar. Bukan
Senang rasanya, bisa menggali
dengan cabe rawit. Awalnya saya agak
cerita mengenai kebiasaan dan peker-
ragu, karena belum terbiasa, tetapi
jaan penduduk di Trowulan pada um-
setelah saya memberanikan diri untuk
umnya. Mendengarkan, bagaimana
mencoba, saya menjadi ketagihan un-
sulitnya mereka dalam usaha pertani-
tuk mencobanya kembali. Lidah saya
an yang lalu beralih menjadi pembuat
kembali tergoda oleh bakso di Trowu-
Foto Atas : Anak-Anak Trowulan lan.
batu bata karena harus membiayai
tam berisi ketela wungu, yang benar-
hidup keluarganya.
benar berwarna ungu terang hingga ke
gan mereka, setelah memperkenalkan kok bakso, kita hanya menemukan satu
Unik, karena dalam satu mang-
Tidak lebih dari satu jam kami
dalam. Lalu, masuklah saya ke dalam bis
diri dan meminta izin untuk ikut ber- butir bakso bulat dengan ukuran jum-
berbincang, bus rombongan pun da-
yang sudah menunggu, sambil menen-
tang menjemput. Sebuah kantung
teng ketela wungu, dan membagikannya
gabung. Cukup menarik berkumpul
dengan mereka. Banyak mitos-mitos Foto Bawah : Ketela Wungu
plastik hitam berukuran kecil yang ia
pada seisi bis. Enak dan manis, teriak te-
pegang, tiba-tiba disodorkannya. “Un-
man-teman sambil mengunyah si ketela
yang tumbuh di kalangan masyarakat
tuk Mbak’e. Ini ketela wungu, khas dari
wungu.
diceritakan oleh mereka. Tentu cerita
sini. Buat oleh-oleh dari saya, Mbak.”
Anak-Anak Trowulan
asli dari masyarakat seperti ini tidak
Dengan tersenyum ibu paruh baya
Suatu sore di sebuah pendopo ru-
bisa saya gali dari guide dan museum.
menawarkan sekantung plastik ketela
mah, saya menjumpai banyak anak-anak
Mitos ini tentu berhubungan dengan
wungu.
yang sedang berkumpul, laki-laki dan
Kerajaan Majapahit.
Saya akui, ketela atau ubi ada-
perempuan. Beberapa tersenyum pada
Salah satu yang menarik per-
lah salah satu makanan kesukaan saya.
saya, yang berjalan mendekat. Ternyata
hatian saya adalah mengenai mitos
Tetapi, saya belum pernah mencoba
mereka sedang bermain dan saling ber-
kesenian jaran kepang. Kesenian ja-
ketela wungu ini. Maka, sambil menun-
cerita. Beberapa masih menggunakan
ran kepang masih dapat kita jumpai di
dukkan badan tanda terimakasih, saya
pakaian madrasahnya.
Trowulan. Menurut mereka, kesenian
mengambil alih si kantung plastik hi-
Akhirnya, saya bergabung den-
ini sangatlah berbau magis. Mitosnya,
7 BACKPACKIN’ EDISI III MEI - JUNI 2010 EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’ 8
CATPER Trowulan Trowulan CATPER
penari-penari jaran kepang tersebut
Terlepas dari kontroversi men-
kesurupan ketika sedang menari. Alha-
genai situsnya, kenangan saya pada
sil, ketika kesenian ini berlangsung, ban-
Majapahit dan Trowulan tetap indah.
yak di antara anak-anak seperti mereka
Dengan keramahan penduduknya,
yang akan lari tunggang langgang ber-
mitos-mitos yang ada sejak puluhan
sembunyi.
tahun yang lalu hingga cerita tentang
Dengan mimik yang lucu, beber-
kemegahan Majapahit tidak hanya ber-
apa dari anak-anak itu mempraktek-
henti di kawasan Trowulan saja. Rasa
kan tarian jaran kepang. Setelah banyak
ingin tahu terus membludak tak tahu
bertukar cerita dan foto bersama, saya
malu, mencari benang merah setiap
berpamitan untuk kembali menuju tem-
tempat dan cerita. Lalu terus berharap
pat saya menginap. Seorang ibu dengan
agar Kejayaan Majapahit dan kerajaan
sepedanya datang menjemput salah
lain di Nusantara ini akan terus hidup
satu anak. Kami saling memberi senyum.
dan dapat menjadi pelajaran dalam
Lalu, gerombolan anak-anak kecil dan
membangun Negeri tercinta. Karena
saya berpencar, seiring dengan adzan
bangsa yang besar adalah bangsa
maghrib yang telah berkumandang.
yang menghargai sejarah bangsanya.
Foto 3 : Perhiasan Emas di Jaman Majapahit. Foto 4 : Samuderamanthana. Foto 5 : Salah
Satu Arca di Museum Majapahit. Foto 6 : Patung Buddha Tidur.
9 BACKPACKIN’ EDISI III MEI - JUNI 2010 EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’ 10
BUDAYA LOKAL COT SEURANI
COT SEURANI BUDAYA LOKAL
tersebut lebih panjang dan lebih me- nyentuh lagi, tapi dipotong karena akan panjang sekali.
Setelah Teuku Imum bicara, ia mempersilahkan Geuchik** untuk me- nyampaikan apa yang perlu disam- paikan. Geuchik ambil posisi. “Yang penting-penting semua sudah disam- paikan oleh Teuku Imum tadi. Yang saya sampaikan hanya melanjutkan amanah. Ada instruksi dari pemerin- tah untuk kita sama-sama menjalank- an ronda setiap malam sampai pemilu usai. Kita tidak usah membantah, ker- jakan saja. Sekarang yang kita sepa- kati, siapa yang akan dilibatkan dalam ronda?” Seseorang memberikan usul untuk laki-laki yang sudah Baligh. Ke- mudian ada warga yang membantah, “Sulit untuk yang masih sekolah. Kasi- han mereka.”
Cerminan Demokrasi yang Terus menerus pendapat men-
Foto Atas : Situasi di Meunasah
galir deras dari warga. Dengan bijak,
Sesungguhnya Geuchik ambil alih, merangkum se-
yang mewakili keluarganya di Meuna-
lebih keras dan tegas, masih dalam Ba- w Kekuatan islam ada di jama’ah sekalian. (semacam DPR dan MPR dalam desa
sah. Teuku Imum* angkat bicara. Kalau
mua usulan, “Baik, jadi yang ikut ronda
diterjemahkan lalu dirangkum dalam Ba-
adalah pria umur 20-50, tapi kalau ada
Oleh : MUHAMMAD IQBAL
aktu berjalan. Isya
hasa Indonesia menjadi, ”Akhir-akhir ini,
yang di bawah 20 namun tidak seko-
lah maka dia wajib ikut. Pengaturan Setelah Maghrib usai, sayup-sayup
baru saja lewat. Su-
orang yang datang ke masjid semakin
selanjutnya tentang pembagian tugas terdengar pengumuman dalam Bahasa Aceh
ara dari loadspeaker
berkurang. Sekarang saja yang da-
terdengar lagi, tapi
tang cuma sekitar 50, seharusnya 200.
akan digodok oleh tetua 4 dan tetua 8
yang kurang lebih arinya, ”Ayo, warga kam-
itu). Selanjutnya saya buka agenda dan pung Cot Seurani (sebuah desa kecil di ke-
hasa Aceh, yang kalau diterjemahkan
Kalau kita tidak bersatu, apa lagi yang
lain-lain, ada yang ingin dibahas?” camatan kecil Krueng Mane, NAD), kumpul
menjadi, ”Hai warga kampung, ini su-
bisa diandalkan dalam islam? Untuk itu
Salah seorang warga menga- di Meunasah (semacam Mushala) setelah
dah lewat Isya. Cepat kumpul!”
saya minta saudara sekalian untuk lebih
cungkan jarinya lalu mulai bicara, Isya, ada yang pening untuk dibicarakan.”
Sekitar 30 menit kemudian, ber-
aktif lagi ke masjid. Kita harus bersatu.
kumpullah sekitar 50 orang laki-laki
Islam harus bersatu.” Sebetulnya pidato
“Ternak sapi yang suka dilepas en-
11 BACKPACKIN’ EDISI III MEI - JUNI 2010 EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’ 12
BUDAYA LOKAL COT SEURANI COT SEURANI BUDAYA LOKAL
tah punya siapa itu suka mengganggu
Rapat seperti ini sering dilaku- rumah saya (banyak penduduk Aceh
“Akan sama persis dengan hukum sapi
pertemuan itu ditutup. Warga kembali ke
kan pemimpin-pemimpin di sana un- yang mempunyai ternak, Aceh terkenal
yang kita buat tadi.” Ada warga yang
rumahnya masing-masing, tanpa mem-
tuk membahas sesuatu yang perlu dengan lumbung sapi). Tanaman habis
masih belum puas, “Kalau ayam atau
bawa besek. Jangankan besek, segelas
dibahas bersama. Bayangkan, dengan dimakannya. Apa saya boleh tangkap
bebek?” Warga yang lain tergelak
air mineral pun tidak ada. Sangat berbe-
pengumuman yang sangat mendadak, ternak itu lalu saya potong?!!”
dengan pertanyaan tersebut. Geuchik
da jauh dengan keadaannya di Jakarta.
bahkan diiringi nada bicara yang ke- Dengan
dengan sabar menjawab, “Tentunya itu
Pengurus masjid di Jakarta mempunyai
tus sekalipun, pemerintahan desa Cot memimpin forum itu untuk membahas
tenang,
Geuchik
akan beda kasusnya. Kalau sudah ada
aturan wajib yang tidak tertulis bahwa
Seurani mampu mengumpulkan warg- kasus ini. Forum sepakat membuat hu-
warga yang mengeluh tentang ayam
warga yang diundang oleh pengurus
anya dalam sekejap. Warga pun tidak kum desa untuk masalah ini. Kembali
dan bebek baru akan kita bahas kemu-
masjid harus diberi “bekal” ketika pu-
merasa dirugikan karena mereka tahu banyak warga yang mengacungkan
dian bagaimana hukumnya.”
lang. Tidak jarang, hal itu malah mem-
itu untuk kepentingan bersama. tangannya lalu mengajukan pendapat-
Seorang lagi warga yang masih
buat tujuan berubah.
belum puas, “Kalau warga yang dima-
***** Dalam satu pertemuan, dengan
nya. Geuchik den-
tegas pemimpin agama menasihati gan hormat me-
kan pekarangan-
Cerita di atas betul-betul terjadi di
warganya. Warga tidak merasa dipo- nampung
nya itu mengikat
Cot Seurani, sebuah desa kecil di pesisir
semua “Kalau ada warga yang mera- sapi lalu sapinya
timur Nangroe Aceh Darussalam. Desa
jokkan sama sekali. Nasihat itu seperti
nasihat ayah kepada anaknya, demi ke- kemudian
pendapat warga, sa dirugikan akibat sapi yang mati, tanggung
yang tidak mengenal macet. Desa tanpa
baikan si anak. Nasihatnya tegas, tidak buat
mem- dilepas, maka warga tersebut jawab siapa?” Den-
polusi. Desa dengan penduduknya yang
kesimpulan
boleh menangkap lalu mengikat- mengawang-awang, tidak bertele-
gan mimik yang
ramah. Desa yang sarat akan gotong
lagi, “Kalau ada
sama sekali tidak
royong. Desa dengan aturan islam yang
tele, namun sangat membekas di hati
nya di depan rumah. Tunggu
warga yang mera-
meremehkan per-
masih dipeluk erat.
warga. Di pertemuan itu juga dibahas
sa dirugikan akibat sampai pemilik sapi datang.” tanyaan tersebut,
keamanan lingkungan, bahkan sem- sapi yang dilepas,
Foto Bawah : Para pemuda seiap sore ber- pat membuat beberapa hukum yang maka warga tersebut boleh menang-
Geuchik
men-
menghadirkan kata sepakat dari se- kap lalu mengikatnya di depan rumah.
jawab, “Sesungguhnya hidup dan mati
main bola di pinggir pantai
itu sudah digariskan. Itu sudah ditulis
Tunggu sampai pemilik sapi datang.
di sana. Hewan ternak pun demikian,
Ada juru hitung yang akan saya
sudah ada garisnya. Tidak akan melen-
tunjuk untuk menghitung kerugian war-
ceng dari garis yang dibuat oleh pemi-
ga yang dirugikan lalu akan dimintakan lik alam ini. Jadi, kalau memang ternak
pada pemilik sapi. Kalau tidak datang,
itu mati, maka memang dia seharusnya
pemilik sapi dikenakan 100 ribu/hari.
mati. Bukan menjadi tanggung jawab
Sampai angkanya setara dengan har-
yang mengikatnya. Namun demikian,
ga sapi, maka sapi boleh menjadi milik
kita tidak boleh membuat hal-hal yang
warga yang dirugikan.”
dengan sengaja membuat hewan ter-
Selesai membuat kesimpulan,
nak itu mati.”
ada yang nyeletuk, “Kalau kambing ba-
Dua jam sudah berlalu. Karena
gaimana?” Geuchik langsung menjawab,
tidak ada yang perlu dibahas lagi, maka
13 BACKPACKIN’ EDISI III MEI - JUNI 2010
EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’ 14
BUDAYA LOKAL COT SEURANI COT SEURANI BUDAYA LOKAL
penduduk desa, atau dengan pohon kelapa yang bertebaran di seluruh Cot Seurani. Mau tidak mau mereka harus saling mengenal.
Orang kota mungkin bisa men- gakses jaringan internet dengan demikian mudahnya sehingga ada pilihan pergaulan lain. Jauh berbe-
da dengan penduduk Cot Seurani. Sedikit saja yang memiliki komputer atau laptop. Tidak ada warnet. Kita harus menempuh puluhan kilome- ter menuju Lhokseumawe untuk me- nikmati fasilitas warnet.
Namun dengan fasilitas semi- nim itu, mereka mampu menerapkan demokrasi yang sering digaungkan penduduk kota dengan bahasa-ba- hasa yang rumit dan penuh dengan istilah-istilah. Sangat patut kita con- toh cara penduduk Desa Cot Seurani menerapkan demokrasi. Mimpi be- sar kita bersama untuk membuat
mua warga.
Foto Atas : Pantai di Cot Seurani Indonesia secara agregat memiliki Walaupun punya dua pemimpin
cil. Pemuda desa sering mengadakan
jiwa demokrasi yang betul-betul se- sekaligus, tapi tidak ada konflik sedikit-
pertandingan sepak bola antardesa.
suai dengan makna demokrasi: dari pun antarpemimpin itu. Mereka sal-
Tiap sore menjelang Maghrib, para pe-
pinggir pantai.
Walau Desa ini dipotong oleh rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. ing mengisi dan saling menghormati.
muda bermain bola di pinggir pan-
tai. Setelah itu, mereka berenang
jalur lintas timur Sumatera, tapi ja-
Sebetulnya inti dari pertemuan itu ada-
di laut, kalau sedang tidak musim
rang penduduk luar singgah karena
NOTE :
lah sosialisasi ronda, tapi Geuchik den-
ubur-ubur. Puluhan tahun sudah
tidak ada hal besar yang bisa men-
*Teuku Imum: pemimpin agama dalam gan rasa hormatnya yang tinggi kepa-
budaya bermain bola tersebut
jadi daya tarik seperti pantai, sarana
sebuah desa. Ada dua pemimpin dalam
da Teuku Imum, ia mengatakan bahwa
lekat di Cot Seurani. Maka jangan
pendidikan mewah, dan sebagainya.
satu desa di Aceh, keduanya selalu ber- yang penting adalah mengedepankan
heran kalau sulit sekali menemu-
Mungkin itu yang membuat penduduk
jalan beriringan.
agama, ronda hanya masalah sepele.
kan pemuda Cot Seurani berbadan
desa merasa wajib mengenal pen-
**Geuchik: pemimpin dalam garis pemer- Rupanya, kebersamaan antar pen-
bongsor dan berperut bundar. Mer-
duduk desa lain. Pilihannya, bertukar
intahan, setara Kepala Desa.
duduk desa sudah ditanam sejak ke-
eka sudah membakar itu semua di
pikiran dan bercengkrama dengan
15 BACKPACKIN’ EDISI III MEI - JUNI 2010
EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’ 16
INFO BI DEEP AND EXTREME INDONESIA 2010 DEEP AND EXTREME INDONESIA 2010 INFO BI
tunya ditemani instruktur yang berkom- peten. Dalam rentetan acara yang sama, diadakan workshop fotografi bawah laut yang diadakan oleh POSSI (Persatuan Olah Raga Selam Seluruh Indonesia).
Salah satu diskusi utama yang men- jadi pusat perhatian adalah bagaimana
Deep and Extreme
menyelamatkan terumbu karang Indo- nesia yang merupakan salah satu aset
Indonesia 2010
wisata bahari terbesar Indonesia. Indo- nesia yang kaya oleh terumbu karangnya
Oleh : JEREMY GEMARISTA
bersamaan dengan Malaysia, Filipina, sia). Diskusi semakin meriah dengan Kepulauan Solomon, Papua Nugini, dan Pertengahan Maret lalu, Hall B Jakarta Convenion Center (JCC) dipadai penggiat dan pe- kehadiran Nadine Chandrawinata yang Timor Leste mendapat julukan ‘Segitiga juga menjadi duta wisata Wakatobi.
cinta kegiatan outdoor. Mereka sengaja datang untuk melihat pemeran ‘Deep and Extreme
Deep and Extreme Indonesia Indonesia 2010’. Informasi seputar tempat wisata bawah laut dan juga kegiatan alam lainnya
terumbu karang’.
Dengan sejumlah 600 spesies ter- 2010 yang berlangsung selama tiga menjadi tujuan utama mereka.
umbu karang yang meliputi 75% dari se- hari ini, sepertinya dapat menjadi suatu erbagai provider kegiatan
kan JCC. Beberapa stand para perwaki- B Beberapa workshop dan fasilitas luncurkan pada tahun 2007 dengan gus menjadi pembeda Indonesia den-
luruh spesies terumbu karang yang ada pertanda bagi kita bahwa kekayaan olah raga ekstrem serta pe-
berencana menghabiskan waktu sen-
di seluruh dunia, telah dijadikan WWF alam di Indonesia menyimpan suatu nyedia peralatan gunung
ggang di Wakatobi, Gorontalo Utara,
sebagai salah satu dari prioritas utama potensi yang amat besar, baik dari dan selam turut memeriah-
Bangka Belitung, Halmahera Timur,
Manado, dan sudut indah lain.
konservasi kehidupan maritim yang di- segi sosial maupun ekonomi. Sekali-
lan daerah turut memeriahkan pameran.
nama program ‘WWF Coral Triangle gan negara-negara lainnya, khususnya Acara ini tepat sekali bagi mereka yang
interaktif ikut dihadirkan. Banyak pen-
gunjung mencoba ‘vertical caving’ , ten-
Program’ (sumber: Wikipedia Indone- di Asia Tenggara.
17 BACKPACKIN’ EDISI III MEI - JUNI 2010
EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’ 18
ReVIEW BBC TRIBES BBC TRIBES REVIEW
B oleh BBC, mengajak Anda mengikuti ak-
ruce Parry, seorang penjela- jah dan juga seorang konser- vatoris, melalui sebuah se- rial televisi yang ditayangkan
tivitasnya selama empat tahun bergaul dengan bermacam masyarakat adat di seluruh penjuru dunia, termasuk mema- kan apa yang mereka makan, mulai dari ritual suku Suri di dataran Ethiopia sam- pai berjalan di pegunungan Himalaya bersama suku Adi.
Dengan gayanya, Bruce menga- Foto Atas : Bruce dan Anak-Anak Suku Adi
Mengintip jak kita untuk menyadari betapa sama
dan berbedanya kehidupan masyarakat Dengan menghilangnya tanah mereka
modern yang sedang kita jalani saat ini Ragam Budaya dan hancurnya lingkungan yang mer-
dengan kehidupan mereka. Kehidupan eka tempati. Bermacam masyarakat
mereka merupakan refleksi dari keper- Lewat adat tersebut terancam kehilangan
cayaan dan tradisi yang mereka miliki.
kehidupan dan identitas. Contoh yang Berbeda dengan masyarakat mod- diperlihatkan oleh serial ini adalah ern yang berusaha untuk mengubah suku Kombai di Papua Barat dan suku
BBC Tribes
dunia, masyarakat adat berusaha untuk Penan di Borneo yang kehilangan hu-
Apa yang kita lihat keika me-
hidup bersama dengan bumi. Mereka tan mereka akibat penebangan liar.
lihat kehidupan sebuah suku
memperlakukan hewan dan tumbuhan
Beberapa cuplikan dari serial
terasing di TV maupun majalah?
sebagai sebuah penunjang sebuah ke- televisi ini dapat kita lihat di situs Dis-
Mungkin sebuah keterbelakan-
hidupan bersama, bukan sebagai sebuah covery Channel dengan judul “Going
gan, keanehan, ataupun barang
produk yang dapat dieksploitasi untuk Tribal”. Kita pun dapat mengunjun- gi situs www.bbc.co.uk/tribes untuk
langka yang perlu kita lindungi
kepentingan ekonomis.
Sayangnya pada saat ini, kehidu- mendapatkan informasi lebih tentang
dari kepunahan. Apapun itu, pan masyarakat adat terus terancam. akan sulit untuk mendapat kehidupan berbagai masyarakat adat
Pertambangan dan penebangan liar tersebut dan tantangan yang mereka
sebuah gambaran utuh dari ke-
telah menghancurkan hampir seluruh hadapi saat ini.
hidupan masyarakat tersebut
wilayah hutan tempat tinggal mereka.
(JEREMY GEMARISTA)
jika kita hanya memandang dari balik jendela tanpa terli-
“Like men and women everywhere, the daily lives of tribal people
bat masuk dan secara langsung
are a relecion otheir beliefs and tradiions.” -BBC Tribes-
memegang lengan mereka.
Foto : Bruce dan Suri Ethiopia
EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’ 20 EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’ 20
CASIO PROTEK
BAROMETER
am tangan Casio Protex, idak hanya sekedar penunjuk wak-
Barometer berfungsi untuk mengukur te-
tu, stopwatch, dan termometer, jam tangan ini memiliki ban-
kanan udara. Melalui barometer, kita dapat mem-
yak keunggulan lain yang akan banyak membantu para back-
perkirakan cuaca yang akan datang. Tekanan udara
packer. Berikut ini adalah beberapa fungsi jam ini :
yang tinggi menandakan cuaca yang cerah se-
dangkan tenakan udara yang rendah merupakan pertanda akan adanya hujan atau bahkan badai. Informasi seperti ini tentu sangat penting diketahui para backpacker untuk dapat melakukan antisipasi
KOMPAS DIGITAL
sebelum cuaca memburuk.
Casio Protek memiliki sensor magnetik untuk men- deteksi arah mata angin. Pengoperasiannya pun cukup mudah. Arahkan posisi jam 12 ke arah yang ingin kita
ALTIMETER
identifikasi, pastikan posisi jam sejajar dengan tanah atau horizontal. Kemudian cukup tekan (A), kemudian dalam beberapa detik, posisi mata angin di jam 12 akan
Alat ini sangat diperlukan para backpacker yang melakukan
muncul di layar jam, bersamaan dengan empat tanda
pendakian gunung. Altimeter dapat mendeteksi posisi ketinggian di-
yang menunjukkan posisi utara – selatan – barat – dan
atas permukaan laut (mdpl) sehingga pendaki dapat memperkira-
timur.
kan waktu dan persiapan apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai puncak.
BATERAI TENAGA SURYA Semua fitur tersebut sangat diperlukan oleh para palan-
cong dalam perjalanan mereka. Sekarang semua fungsi tersebut dapat digunakan cukup pada satu alat saja, yaitu jam tangan
Keunggulan lain dari jam tangan ini adalah bat-
Casio Portex. Praktis dan ringkas, sesuai dengan kebutuhan
erainya yang bersumber dari cahaya. Di muka jam ter-
backpacker. Namun sayangnya dari segi harga memang masih
dapat sensor cahaya untuk menangkap energimelalui
relatif mahal, menembus angka 2 jutaan. Namun dijamin tidak
cahaya dari manapun, baik lampu maupun matahari.
rugi merogoh kocek lebih untuk mendapatkan fitur secang-
Energi cahaya itu kemudian ditransformasikan untuk
gih dan sepraktis jam tangan ini. Selamat berpetualang!
pengoperasian jam tangan tersebut.
(AMBAR ARUM)
21 BACKPACKIN’ EDISI III MEI - JUNI 2010
EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’ 22
Galeri Backpackin’
Foto : Praga Utama antai Lokasi : Pantai Sancang
Garut Selatan
Sancang
CATPER BAMBOO HOUSE BAMBOO HOUSE CATPER
Gambaran Sejarah dan
Oleh : MUHAMMAD IQBAL
Beberapa orang memfokuskan di- rinya mengenal budaya Jawa Barat secara
Budaya Jawa Barat
keseluruhan. Kuswandi pun demikian. Be- danya, ia mengambil penjurusan yang lebih spesiik, yaitu sejarah perkebunan di Jawa Barat. Rumahnya di Garut divermak habis dengan gaya Sunda.
eratur. Bamboo House adalah nama F
ebruari 2010 lalu, saya mendapat kesempatan me- nyambangi Bamboo House untuk melakukan studi lit-
sebuah tempat mirip vila yang sarat akan ilmu pengetahuan, terutama ten- tang sejarah dan budaya Jawa Barat. Letaknya tidak begitu jauh dari kota Garut. Katanya sih begitu. Saya sendiri belum tahu di mana letak kota Garut.
Waktu itu, saya pergi mengguna- kan mobil pribadi. Namun bus umum juga bisa mengaksesnya dengan mu- dah. Bisa dimulai dari terminal Ramb- utan atau Lebak Bulus tujuan Guntur Garut, tarifnya sekitar Rp35 ribu. Lan- jut naik angkot jurusan Karangpawitan, turun di Cimurah, sekitar Rp3 ribu. Ci- murah adalah nama sebuah desa tem- pat Bamboo House berada. Jalan turun dari angkot menuju desa itu kecil dan sepi. Hanya cukup untuk dilewati satu buah mobil dan satu buah motor. Tapi tetap saja tidak ditemukan dua mobil dari arah berlawanan yang berdesa-
25 BACKPACKIN’ EDISI III MEI - JUNI 2010
EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’ 26
CATPER BAMBOO HOUSE BAMBOO HOUSE CATPER
tentu kalau awan tidak menghadang. Matahari kembali ke sangkarnya, beberapa penjaga Bamboo House ter- lihat sibuk menyiapkan makanan untuk kami. Ketika makanan sudah terhidang di meja, barulah Kuswandi menjelaskan, “Semua makanan ini berasal dari kebun kita dan kolam kita.” Saya berucap tak percaya, “Ikannya dari kolam itu?” “Iya, baru tadi ditangkap.” “Sayurannya? La- lapannya?” “Ya juga dari kebun kita di sebelah.”
Wah, beruntung sekali saya diberi kesempatan tinggal sementara di Bam- boo House dengan pelayanan langsung dari Kuswandi. Pembawaannya yang jenaka membuat saya tidak berhenti
kan menggunakan jalan, karena sepinya Foto Atas : Lokasi Bamboo House di Kelilingi
tersenyum. Pengetahuannya yang luas
jalan itu.
Sawah nan Hijau
tentang sejarah Jawa Barat membuat
Dari tempat turun bus sampai
Kami, saya dan teman penu-
“Bosscha bukanlah astronomis, ia
saya betah berbincang dengannya sam-
Bamboo House kira-kira sekitar 200
lis lain. disambut langsung oleh Kus-
pai berjam-jam.
adalah penguasa kebun teh Malabar
meter. Saya sarankan, jangan naik ojeg
wandi, pemilik Bamboo House. Ia ada-
Setelah tuntas makan malam, Kus-
yang kebetulan punya hobi menero-
karena akan melewatkan banyak wak-
lah mantan karyawan PTPN VIII yang
wandi mengajak kami melihat koleksi-
pong bintang.”
tu menikmati pemandangan di kanan
berkedudukan di Bandung. Setelah
koleksi bukunya. Kebanyakan berbaha-
dan di kiri jalan yang penuh hamparan
pensiun, Kuswandi memutuskan bers-
sa Belanda. Ia mempunyai buku novel
KUSWANDI
sawah. inergi dengan alam Garut dengan me- Pemilik Bamboo House
“Heren van de Thee” atau artinya pen-
Penduduk sekitar tidak mengeta-
nyulap salah satu rumahnya menjadi
gusaha teh. Ini adalah kisah nyata yang
hui bahwa Bamboo House mempunyai
dibukukan berdasarkan catatan-catatan yang sekarang menjadi pusat kampus segudang koleksi tentang sejarah Jawa
tempat yang nikmat untuk menikmati
para pengusaha teh di Jawa Barat. Da- Institut Pertanian Bogor. Serpong dan Barat. Mereka hanya mengetahui itu
alam Garut.
lam buku itu, diceritakan bagaimana su- banyak tempat lain di sekeliling Ja- adalah sebuah vila biasa, sama seperti
Sekeliling Bamboo House adalah
litnya membuka lahan perkebunan dari karta awalnya adalah hamparan kebun vila-vila di sekelilingnya. Kalau kita be-
hamparan sawah sehingga kita dapat
dengan mudah melihat gunung-gu-
hutan belantara.
yang luas.
lum masuk ke dalam vila memang tidak
Tidak henti-hentinya Kuswandi terlihat betapa cerdasnya Bamboo
nung yang mengepung Garut. Saya
Saya baru tahu bahwa Jatinangor
yang sekarang menjadi markas Univer- menceritakan apa yang ia ketahui ten- House memunguti cerita-cerita sejarah
lupa nama-nama gunungnya, tapi yang
sitas Padjajaran dulunya adalah kebun tang sejarah perkebunan di Jawa Barat. Jawa Barat.
jelas ada sekitar 5 gunung yang dengan
jelas dapat dilihat dari Bamboo House,
karet. Begitu juga Dramaga (Bogor) Belanda menjadikan usaha perkebu-
27 BACKPACKIN’ EDISI III MEI - JUNI 2010 EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’ 28
CATPER BAMBOO HOUSE BAMBOO HOUSE CATPER
nan berkembang pesat untuk mengisi
cha merenung di salah satu bukit yang
gentar. Mereka juga tidak takut setiap
kantong-kantong kas nya. Perkebunan
kemudian dikenal dengan bukit Nini.
hari darahnya dihisap lintah hanya untuk
ibarat pelampung perekonomian mere-
Saking cintanya terhadap perkebunan
membabat hutan dan membuka lahan
ka. Tanpa perkebunan, mungkin Belan-
Malabar, Bosscha memilih dimakamkan
perkebunan. Para pekebun itulah yang
da tidak akan kuat menjajah Indonesia
di perkebunan itu. Sampai sekarang
menghidupkan kota Bandung dengan
sampai 3,5 abad.
kita bisa melihat bukti sejarah makam
uang yang mereka punya. Hotel dan
Orang banyak mengenal Bosscha
itu di perkebunan Malabar.
restoran berjamuran karena permintaan
sebagai tempat peneropongan bintang
Pemahaman saya agak beralih.
mereka. Hotel Homan di Bandung ada-
terbesar di Indonesia. Namun, ternyata
Tadinya saya pikir seluruh orang Be-
lah yang masih bertahan sampai seka-
Bosscha bukanlah astronomis, ia ada-
landa pada masa penjajahan adalah ja-
rang.
lah penguasa kebun teh Malabar yang
hat. Tapi ternyata tokoh-tokoh perke-
Semua informasi di atas saya dap-
Foto Atas : Jembatan Goyang
kebetulan punya hobi meneropong bin-
bunan di Jawa Barat mematahkan itu
atkan di Bamboo House dan dari cerita
tang.
semua. Kalau tidak ada orang Belanda
Kuswandi langsung. Dalam satu malam
Foto Bawah : Jembatan Gantung luk kehidupan Bosscha seakan ia hidup
Kuswandi menceritakan seluk-be-
yang mau bersusah-susah menjelajahi
pengetahuan saya tentang Jawa Ba-
hutan-hutan di Jawa Barat tentu tidak
rat meningkat pesat. Saya sangat men-
sezaman bersama Bosscha. Hidup
akan ada kemajuan seperti sekarang.
yarankan orang yang ingin mendalami
melajang sampai kematiannya adalah
Padahal waktu itu, harimau sancang
sejarah Jawa Barat menginap dulu sema-
pilihan hidup yang diambil Bosscha. Ia
masih menguasai rimba. Mereka tidak
lam di Bamboo House dengan terlebih
pernah mencintai seorang gadis berna-
dahulu menelepon ke 0262-443522 un-
ma Nini tapi tidak pernah kesampaian.
Foto Bawah : Koleksi Foto dan Cerita
tuk memastikan apakah Kuswandi ada
Itulah alasan mengapa setiap hari Boss-
Sejarah Jawa Barat
di tempat dan sempat untuk berbagi cerita. Saya rasa, Kuswandi orang yang sangat terbuka dengan orang baru. Ia senang berbagi ilmu.
Mungkin karena usianya yang su- dah cukup sepuh, Kuswandi pamit un- berapa petani berlalu-lalang bersiap tuk tidur terlebih dahulu. Ya, maklum- untuk menjajaki lahannya. Beberapa lah, makin tua jam tayangnya semakin dari mereka menggunakan sepeda. rendah, hehe. Kami tetap melanjutkan
Bamboo House letaknya dikelil- membaca bermacam buku yang dibawa ingi sawah. Setelah saya amati, tidak Kuswandi sampai mata tidak bisa diajak ada pengairan sawah yang khusus kompromi.
mengaliri sawah-sawah di daerah itu.
Outbond dan wisata budaya
Semua pengairan berasal dari gunung Setelah matahari cukup memberi- yang tidak henti-hentinya mengucur- kan sinar, saya berjalan keluar dari Bam- kan air. Beruntung sekali Desa Cimu- boo House. Syahdu sekali rasanya. Be- rah diberi karunia sebesar ini, air murni
29 BACKPACKIN’ EDISI III MEI - JUNI 2010 EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’ 30
CATPER BAMBOO HOUSE BAMBOO HOUSE CATPER
tanpa batas. Masing-masing rumah mempunyai dua Tidak salah kalau seseorang per-
kasur single terpisah, satu buah kamar nah berkata, “Aneh kalau orang hidup
mandi, dan satu buah ruangan san- di desa kalau menjadi miskin.” Seperti-
tai. Seluruh dinding rumah dipenuhi nya sangat kontra pemahaman dengan
bermacam koleksi cerita sejarah yang banyak orang. Tapi memang benar be-
dimilik Kuswandi. Menarik, karena cer- gitu adanya. Hanya orang malas yang
ita yang ditawarkan berbahasa popu- kelaparan di desa. Sebetulnya hukum
lar dan banyak menyentuh sisi human yang sama juga berlaku di kota.
interest sehingga tidak akan membo- Letih berkeliling, saya masuk
sankan bagi yang tidak mengetahui kembali ke Bamboo House untuk men-
sejarah sekalipun.
gitarinya. Kemarin saya datang sudah Di salah satu rumah, terdapat sore sehingga tidak sempat berkeliling.
koleksi awetan Harimau Sancang, spe- Ada sebuah kolam cukup besar di ten-
sies yang hampir punah saat ini. Ha- gah-tengah Bamboo House. Ikan dari
rimau awetan itu dulunya adalah ha- kolam itulah yang dihidangkan di meja
rimau yang mengganggu salah satu tadi malam. Tiga buah saung dibuat di
perkebunan milik PTPN VIII. Setelah tengah kolam.
ditangkap dan diawetkan, pengelola Terlihat banyak orang sedang
kebun memberikannya pada Kuswan- sibuk mengerjakan interior sebuah ban-
di sebagai kenang-kenangan. Agak gunan. Bangunan itu akan disiapkan
menakutkan melihatnya walau sudah untuk menjadi sebuah museum mini
dibekukan. Dari manapun arah mata tentang sejarah perkebunan teh dan
kita, seakan-akan harimau itu memelo- budaya minum teh Indonesia, terutama
Foto Atas :
foto-foto itu dan membaca seluruh cer-
toti kita terus.
Jawa Barat. Tidak terlalu besar tapi cu-
Satu rumah disewakan dengan kup untuk menambah pemahaman ten-
Vila dan Saung di Bamboo House
ita yang tertempel di dinding.
harga Rp350 ribu. Harga tersebut ter- tang sejarah teh. Di pojokan ruangan itu
Beberapa arena outbond ikut me-
masuk sarapan pagi untuk 2 orang. Me- dibuat saung kecil tempat orang mam-
menarik tali yang terhubung dengan
meriahkan suasana. Dalam kolam ikan
mang, bagi backpacker harga tersebut pir untuk minum teh.
orang-orangan sawah atau sejenisnya.
besar yang tadi saya sebut, kita bisa
tidak menjadi referensi sebagai tem- Sebelum bangunan ini, Kuswandi
Keduanya dibuat dari bambu dengan
bermain kano. Kuswandi berencana
pat menginap. Namun, saya rasa harga juga sudah membuat beberapa bangu-
konstruksi tinggi sampai 3 meter.
membuat sarana untuk flying fox yang
tempat ini tergolong murah bagi yang nan lain yang mencirikan kebudayaan
Satu buah saung cukup besar
akan melintasi kolam itu. Ada beberapa
ingin mengetahui banyak hal tentang Sunda, di antaranya Leuit dan Saung
dibuat untuk menampung berbagai
outbond lain yang seru untuk dimainkan
sejarah dan budaya Jawa Barat. Ranggon. Leuit adalah tempat peny-
koleksi foto dan cerita. Dinding-dind-
bahkan oleh orang dewasa.
ing saung itu penuh dengan foto, tak
Rp350 ribu per rumah
impanan cadangan padi, sedangkan
ada sisa tempat. Butuh berjam-jam
Seingat saya, ada 3 rumah mini
Saung Ranggon adalah tempat petani
untuk meresapi apa yang ada dalam
yang disewakan dalam Bamboo House.
31 BACKPACKIN’ EDISI III MEI - JUNI 2010 EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’ 32
ON THE SPOT KAMPUNG BAHASA KAMPUNG BAHASA ON THE SPOT
Sensasi Tradisional, Logat Internasional
Oleh : MUHAMMAD IQBAL
Think global act local. Berpikir secara global tentu butuh media komunikasi yang juga bertaraf global. Sebuah desa di Jawa Timur sudah puluhan tahun terbiasa berbincang dengan Bahasa Inggris di tempat kos, di tempat wisata, bahkan di warung kopi!
ungguh di luar nalar. Sebuah
–sebutan desa ini- untuk mendalami
desa yang letaknya begitu
bahasa asing.
terpencil terbiasa berbahasa
Kalau kita berkunjung ke kios
Inggris untuk bahasa sehari-
atau warung makan, sang penjaga kios
Lokasi tepatnya adalah di Desa
Foto Atas :
Parkiran Kursusan Dipenuhi Sepeda harinya. Seluruh penduduk desa tertular
akan menjawab dengan bahasa yang
Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupat-
dengan semangat belajar orang-orang
ena ada sekitar 30 lembaga kursus yang berkunjung ke Kampung Bahasa
digunakan si pembeli. Bahasa Indone-
en Kediri, Jawa Timur. Bisa dikatakan,
sia silakan, Bahasa Inggris oke, Bahasa
Kampung Bahasa adalah pusat kursus
bahasa dengan kelebihannya masing-
masing. Ada yang terkenal dengan Foto Bawah : Suasana Kelas di
Jawa ya monggo.
Bahasa Inggris termurah dan terbesar
Lembaga Kursus “Kresna” program speaking-nya (Dafodiles dan
di Indonesia.
Bayangkan saja, satu program in-
Webster), ada yang jago di grammer
tensif setiap hari selama 1 bulan den-
(Smart), ada yang punya program
gan pertemuan selama 1,5 jam dihargai
khusus TOEFL (Elfast), ada juga yang
kurang dari 100 ribu. Kontras dengan EF
mempunyai ujian langsung ngobrol
yang bahkan mencapai 1 juta/bulan un-
dengan turis asing di Bali (Harfard),
tuk pertemuan yang hanya 3 kali sem-
dan sebagainya. Pilihan tergantung tu-
inggu.
juan kita apa.
Namun, memang tempat belajar
Ratusan, mungkin ribuan, orang
mengajarnya sederhana. Ada yang di
yang sengaja datang ke Pare hanya
dalam ruangan yang dibentuk dari bat-
untuk kursus. Asalnya ada yang dari
ako tanpa semen dan cat, lalu duduk di
Kalimantan, Sulawesi, Aceh, Lampung,
kursi kayu. Ada juga di ruangan bersih
NTB, Bandung, dan sebagainya. Se-
tapi duduk lesehan. Bahkan ada yang di
bagian besar yang kursus di Pare ada-
luar ruangan dengan memanfaatkan ga-
lah siswa yang baru lulus SMA atau
zebo seadanya. Sederhana, namun tidak
mahasiswa yang juga baru lulus.
mengurangi makna sedikitpun.
Tidak sulit juga menemui Sarjana
Kemudian dikatakan terbesar kar-
Sastra Inggris yang kursus di sini. Se-
33 BACKPACKIN’ EDISI III MEI - JUNI 2010
EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN ’ 34
35
BACKPACKIN’ 36 EDISI III MEI - JUNI 2010 EDISI III MEI - JUNI 2010 BACKPACKIN’
“Pelajaran grammer di sini dalam sekali, banyak yang idak didapatkan di kampus. Memang, pengajar-pengajar
di sini sudah expert untuk
grammer .”
KAMPUNG BAHASA ON THE SPOT ON THE SPOT KAMPUNG BAHASA
orang lulusan sastra Inggris dari salah satu kampus swasta terkemuka men- gaku pelajaran grammer di sini dalam sekali, banyak yang tidak didapatkan di kampus. Memang, pengajar-pengajar di sini sudah expert untuk grammer.
Layaknya pusat-pusat pembela- jaran di tempat lain, Kampung Bahasa juga menumbuhkan berbagai aktivitas perekonomian di Pare. Banyak tempat- tempat kos yang ditawarkan. Ada dua jenis tempat kos, English Area (EA) dan bukan EA. Kalau yang bukan EA, penghuni tempat kos hanya diberi fasil- itas tempat tinggal saja. Sedangkan di EA, ada tambahan program yang di- tawarkan untuk memperlancar belajar Bahasa Inggris. Ada macam-macam program yang ditawarkan EA. Pro- gram dasar adalah wajib berbahasa In- gris di lingkungan kos. Oleh karenanya, kebanyakan penghuni baru langsung mengidap penyakit gagu akut. Kemu- dian ada beberapa program tambahan lagi, tergantung tempatnya.
Ambillah contoh satu EA, naman- ya Access. Biayanya 175 ribu/bulan. Dengan uang sejumlah itu, kita sudah diberi fasilitas akomodasi sekaligus 3 program tambahan. Pertama, pukul 5.00-6.30 adalah latihan membaca expression kemudian menghapalnya. Ada sekitar 10 expression setiap harin- ya. Ini sangat penting untuk membantu percakapan sehari-hari. Kedua, pukul 16.00-17.30 ada kelas Pronounciation dengan logat Amerika. Lalu, program yang terakhir, pukul 18.30-20.00, kita diajak berdiskusi, berdebat, presenta- si, nonton, dsb untuk mengaplikasikan Bahasa Inggris kita.
Memang akomodasi yang diberi- kan sederhana. Jangan harap di Kam- pung Bahasa bisa mendapat kamar kos ber-AC. Mencari kamar yang satu ka- mar untuk satu orang saja sulit. Kamar di Access diisi oleh 4 orang dengan kasur kapuk tanpa dipan dan lemari. Tapi fasilitas tersebut terhitung cukup nyaman dan manusiawi. Bisa dikata- kan, Access termasuk yang premium, malah bisa jadi yang paling mahal. Tapi Access sering menjadi rekomendasi banyak orang karena memang bagus. Rata-rata, kos bukan EA di Pare sebe- sar Rp75 ribu/bulan. Program di asra- ma (EA) sengaja di-set subuh dan sore ke atas supaya pada jam kerja peng- huni bisa ikut kursus lagi di luar sesuai tujuannya.
Tempat kursus kebanyakan tidak
jauh dari kosan. Sangat mungkin untuk jalan kaki. Tapi sebagian besar memilih sepeda sebagai alat transportasi. Ya, sepeda, ini yang unik. Pemandangan pemuda usia SMA memakai baju koko, sarung, lengkap dengan pecinya, ber- ontel ria di jalan sudah biasa tampak.
Saking “in” nya sepeda, banyak bermunculan tempat penyewaan sepe-
da. Harganya sekitar Rp40 ribu/bulan. Bermacam pilihan sepeda yang dita- warkan, tapi kebanyakan sepeda tua. Harga sepeda second berkisar antara Rp100 ribu sampai Rp300 ribu.
Makanan di Kampung Bahasa
bervariasi dan murah. Mungkin karena terbiasa dengan pendatang sehingga pedagang terbiasa untuk menyajikan makanan kota. Sepiring nasi dengan ayam lengkap dengan sayurnya dihar- gai 4500. Nasi dengan telur dan sayur dihargai 3000.