PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN DAN PENGUJ (7)

PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
PENGENDALIAN
Penetapan Risiko Pengendalian
Penetapan risiko pengendalian adalah proses penilaian tentang efektivitas rancangan
dan pengoperasian kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern suatu perusahaan
dalam mencegah dan mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan.
Dalam menetapkan risiko pengendalian untuk suatu asersi, auditor perlu melakukan halhal berikut :
a. Mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur-prosedur untuk
mendapatkan pemahaman tentang apakah pengendalian yang berhubungan dengan
asersi telah dirancang dan dioperasikan oleh manajemen perusahaan.
b. Mengidentifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi dalam asersi perusahaan.
c. Mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan yang diperkirakan akan mampu
untuk mencegah dan mendeteksi salah saji.
d. Melakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian yang diperlukan untuk
menetapkan efektivitas rancangan dan pengoperasiannya.
e. Mengevaluasi bukti dan menetapkan risiko.
Pendekatan Pengaruh Dari Strategi Audit Awal :
 Pendekatan tingkat risiko pengendalian ditetapkan maksimum
 Pendekatan tingkat risiko pengendalian ditetapkan lebih rendah
Auditor dapat mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan yang diperkirakan
dapat mencegah atau mendeteksi salah saji potensial tertentu, baik dengan menggunakan

perangkat lunak komputer ataupun secara manual, yaitu dengan menggunakan daftar
pengecekan, misalkan seperti contoh berikut ini.
Contoh Pengujian Manual :
Pengendalian yang
diperlukan

Pengujian
pengendalian

Transaksi pengeluaran kas
mungkin tidak
dicatat(kelengkapan) atau
dapat juga dicatat dengan
jumlah yang salah.

Semua transaksi
pembayaran dilakukan
dengan menggunakan cek

Tanyakan tentang

metode untuk
melakukan
pengeluaran kas, dan
periksa buku cek.

Semua cek harus bernomor,
tercetak dan

Periksa buku cek untuk
memastikan bahwa semua

Asersi
-Penilaian atau klasifikasi

dipertanggungjawabkan

cek telah bernomor tercetak
dan periksa urutan
pemakaiannya pada register
cek atau jurnal pengeluaran

kas.

Cek yang belum digunakan
harus disimpan pada tempat
yang aman

Observasi penanganan dan
penyimpanan cek.

Pengecekan secara independen
antara ikhtisar harian cek yang
diterbitkan dengan
penjurnalan ke pengeluaran
kas.

Observasi pelaksanaan
pengecekan independen
dan/atau lakukan
pengecekan independen.


Rekonsiliasi bank periodik
secara independen.

Obsevasi pembuatan
rekonsiliasi dan/atau periksa
rekonsiliasi bank.

Pada kolom ketiga pada tabel contoh, menunjukkan daftar kemungkinan pengujian
pengendalian untuk setiap pengendalian yang diperlukan yang telah ditetapkan pada
kolom dua. Pengujian tersebut meliputi pemilihan suatu sampel dan inspeksi atas
dokumen-dokumen yang bersangkutan, pengujian pertanyaan pada personil perusahaan,
mengobservasi personil perusahaan dalam melaksanakan prosedur pengendalian, dan
melakukan ulang pengendalian tertentu. Hasil dari setiap pengujian pengendalian harus
memberikan bukti tentang efektivitas rancangan dan/atau pengoperasian pengendalian
yang diperlukan.
Beberapa jenis pengujian pengendalian yang dapat dipilih auditor adalah sebagai berikut:
1. Pengajuan pertanyaan berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas personil perusahaan.
2. Observasi pelaksanaan tugas para personil.
3. Inspeksi atas dokumen-dokumen dan laporan-laporan yang menunjukkan pelaksanaan
pengendalian.

4. Pengerjaan ulang (reperform) pengendalian oleh auditor.
Tiga prosedur yang disebut pertama, dilakukan juga oleh auditor dalam mendapatkan
pemahaman tentang sistem pengendalian internal (SPI), sedangkan prosedur keempat
yaitu pengerjaan ulang (reperformance) tidak digunakan pada saat itu. Dalam melakukan
pengujian, auditor memilih prosedur-prosedur yang akan menghasilkan bukti yang paling
dapat dipercaya tentang efektivitas kebijakan dan dapat diterapkan dan sama efektifnya
dalam memperoleh bukti.