KATA PENGANTAR - Keberadaan Pertambangan Timah Di Dairi (Studi Etnografi Mengenai Tanggapan Masyarakat Desa Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga Dairi)

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan segala hal yang berkaitan dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana dlam bidang Antropologi Sosial di Fakultas Ilmu Sosoal dan Ilmu politik, Universitas Sumatera Utara.

  Skripsi ini berjudul “KEBERADAAN PERTAMBANGAN TIMAH DI DAIRI (Studi Etnografi Mengenai Tanggapan Masyarakat Desa Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga Dairi)” yang berisi kajian etnografi yang didasarkan pada wawancara mendalam serta observasi yang dilakukan penulis di lapangan.

  Dalam Bab I penulis menjelaskan latarbelakang mengapa tertarik melakukan penelitian ini, juga terdapat tinjauan pustaka yang terdapat di dalamnya teori-teori untuk mempermudah penulisan skripsi ini, ada juga tiga rumusan masalah yang menjadi pokok permasalahan pertanyaan dalam penelitian, juga dalam bab ini terdapat tujuan dan manfaat penelitian serta menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan rangkuman pengalaman lapangan penelitian.

  Dalam Bab II penulis menjelaskan gambaran umum letak lokasi penelitian berupa sejarah singkat Desa Sopokomil, mendepskripsikan Desa Sopokomil secara geografis, demografi, sosial dan kultural. Serta menjelaskan kependudukan masyarakat Desa Sopokomil. Selain itu penulis juga menjelaskan tentang prasarana yang digunakan oleh masyarakat sekitar.

  Bab III penulis menjelaskan gambaran umum dari Perusahaan Dairi Prima Mineral berupa sejarah berdirinya dan letak Perusahaan Dairi Prima Mineral. Dalam bab ini juga dijelaskan kebijakan apa yang telah dilakukan oleh Perusahaan Dairi Prima Mineral kepada masyarakat dan lingkungan.dan juga menjelaskan tanggung jawab perusahaan kepada karyawan ataupun pegawainya serta menjelaskan hubungan antara masyarakat dengan Perusahaan Dairi Prima Mineral.

  Bab IV Menjelaskan bagaimana pemahaman dan pengetahuan masyarakat mengenai tambang Dairi prima Mineral. Bab ini juga menjelaskan bagaimana tanggapan masyarakat akan keberadaan tambang Dairi prima Mineral. Dan juga mengetahui apakah masyarakat menerima atau menolak dan bahkan bersifat netral menghadapi keberadaan tambang DPM tersebut.

  Bab V menjelaskan bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tambang baik itu dampak sosial budaya maupun dampak ekonomi masyarakat. Dan juga pengaruh keberadaan tambang terhadap kehidupan masyarakat sekitar dan juga menjelaskan masalah sosial masyarakat dan menjelaskan masalah pertanian masyarakat Desa Sopokomil.

  Bab VI yang menjadi bagian penutup dari skripsi ini yang berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan akan menjelaskan rangkuman dari keseluruhan isi skripsi dimulai dari Bab I hingga sampai Bab IV, setelah itu penulis memberikan sedikit saran untuk semua pembaca.

  Tak ada gading yang tak retak demikian pula dengan Skripsi ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan selanjutnya serta sebagai bahan pembelajaran untuk tulisan-tulisan selanjutnya.

  Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang khususnya bagi para pembaca baik mahasiswa maupun masyarakat umum terutama bagi masyarakat yang mengerti sebuah lingkungan pertambangan.

  Medan, Januari 2015 Penulis

  Simson Simanullang

  

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORIGINALITAS ........................................................................i

ABSTRAKSI ......................................................................................................... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................ iii

RIWAYAT HIDUP. .............................................................................................vii

KATA PENGANTAR.... .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv DAFTAR FOTO..................................................................................................xv

  BAB I. PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang......................................................................................1

  1.2. Tinjauan Pustaka...................................................................................8

  1.3. Rumusan Masalah...............................................................................23

  1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian...........................................................23

  1.5. Metode Penelitian................................................................................21

  1.5.1. Pendekatan dan jenis penelitian..................................................24

  1.5.2. Teknik Pengumpulan Data..........................................................25

  1.5.3. Analisis Data...............................................................................27

  1.6. Lokasi Penelitian.................................................................................28

  1.7. Rangkuman PengalamanLapangan.....................................................28

  BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

  2.1. Sejarah, Letak, dan Kondisi Geografis..............................................35

  2.2. Kependudukan....................................................................................37

  2.3. Sarana fisik..........................................................................................44

  2.3.1. Sarana Kesehatan ......................................................................44

  2.3.2. Sarana Pendidikan ......................................................................45

  2.3.3. Sarana Ibadah.............................................................................45

  2.3.4. Sarana Transportasi.....................................................................45

  2.3.5. Sarana Hiburan dan Komunikasi................................................46

  2.3.6. Sarana Perdagangan....................................................................46

  2.4 Kondisi Sosial Budaya.........................................................................47

  BAB III. DAIRI PRIMA MINERAL, KEBIJAKAN PT.DPM

  3.1. Sejarah berdirinya PT.DPM (Dairi Prima Mineral)............................52

  3.2. Gambaran umum PT.DPM….............................................................52

  3.3. Kebijakan,Program Kegiatan PT.DPM...............................................56

  3.3.1. Kebijakan Terhadap Dampak Lingkungan.........................,........57

  3.3.2. Sarana Dan Prasarana..................................................................59

  3.3.2.1. Membangun Perumahan Karyawan .................................59

  3.3.2.2. Pembangunan Prasarana Jalan.........................................60

  3.3.3. Program Bantuan Terhadap Masyarakat (CSR)...........................61

  BAB IV. TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP TAMBANG DPM

  4.1. Pengetahuan Masyarakat Terhadap PT Dairi Prima Mineral.............65

  4.2. Tanggapan Masyarakat akan Keberadaan Tambang PT.DPM...........71

  4.2.1. Masyarakat yang Menerima Kehadiran PT.DPM......................73

  4.2.2. Masyarakat yang Menolak Kehadiran PT.DPM........................78

  4.2.3. Masyarakat yang bersifat netral terhadap kehadiran PT.DPM..86

  BAB V. DAMPAK KEBERADAAN PT. DPM BAGI MASYARAKAT

  5.1. Dampak Sosial Budaya Atas Keberadaan PT. DPM..........................91

  5.2. Dampak Ekonomi Atas Keberadaan PT.DPM....................................94

  5.2.1.Kesempatan Kerja.......................................................................95

  5.3.Perubahan Dan Konflik Pertanahan..................................................100

  5.4. Pengaruh PT.DPM Terhadap Sektor Pertanian Desa Sopokomil….101

  5.4.1. Pertanian di Desa Sopokomil Sebelum Adanya Tambang…...101

  5.4.2. Pertanian di Desa Sopokomil Setelah Adanya Tambang …….103

  5.5. Bentuk Pergeseran Nilai Budaya .....................................................105

  5.5.1. Kegiatan Tolong Menolong Dalam Aktifitas Pertanian............105

  5.5.2. Kegiatan Tolong Menolong Dalam Aktifitas Rumah Tangga .108

  5.5.3. Kegiatan Tolong Menolong Dalam Aktifitas Upacara............ 111

  5.5.4 Tolong Menolong dalam Peristiwa Kecelakaan, Bencana ........113

  BAB VI. PENUTUP

  6.1. Kesimpulan.......................................................................................118

  6.2. Saran..................................................................................................123

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN: DAFTAR INFORMAN PEDOMAN PENGUMPULAN DATA FOTO PENELITIAN SURAT IZIN PENELITIAN

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1 : Peta Kabupaten Dairi ........................................................................... 3

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1 : Jumlah Penduduk Keseluruhan Menurut Jenis Kelamin ........................37 Tabel 2 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ................................................. 38

  ......................... 39

  Tabel 3 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis atau Suku Bangsa

  .................................. 40

  Tabel 4 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

  ................................... 41

  Tabel 5 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Kategori Keluarga

  ..................................... 117

  Tabel 6 : Perubahan Yang Terjadi Pada Masyarakat Desa

  

DAFTAR FOTO

  Foto 1. Usaha Bengkel Di Desa Parongil ......... ....................................................95 Foto 2. Kedei/kios di Desa Sopokomil..................................................................96 Foto 3. kedai/kios di daerah Parongil.....................................................................96 Foto 4. Tambal Ban Di Desa Sopokomil...............................................................97 Foto 5. Rumah Makan di Daerah Parongil.............................................................97

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang kaya dengan sumber daya alam.

  Sumber daya alam merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilang atau berkurangnya sumber daya tersebut akan berdampak besar bagi kelangsungan hidup manusia. Saat ini indonesia merupakan salah satu negara yang dilirik oleh banyak investor baik dari dalam maupun dari luar negeri yang memiliki perusahaan di bidang pertambangan. Hal ini tentunya diharapkan akan memberikan suatu dampak positif dari aspek devisa negara dan pendapatan asli daerah, karena keberadaan suatu pertambangan sangat membantu dalam pembangunan nasional dan daerah (Salim, Emile 1986).

  Sumber Daya Alam juga merupakan sumber daya hayati yang menjadi kewajiban setiap manusia untuk menjaganya, karena sumber daya alam memiliki manfaat yang tidak lepas dari kebutuhan manusia. Salah satu contoh pepohonan yang menjadi sumber oksigen bumi ini dan contoh lainnya lahan tanah yang dapat dijadikan lahan pertanian untuk memenuhi pangan manusia. Terkait dengan itu, kegiatan pertambangan yang memiliki dua segi dampak yang berlawanan terhadap sumber daya alam dan hal ini menjadi suatu permasalahan yang perlu di jelaskan . Di satu sisi memiliki peran positif di sisi lain memiliki peran negatif sehingga perlu ditinjau lebih jauh. Maka dari itu perlu peninjauan atau penjelasan lebih lanjut agar kegiatan pertambangan tetap dilaksanakan tanpa harus ada bagian atau pihak yang dirugikan.

  Pembangunan merupakan suatu rangkaian usaha terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat dan pemerintah untuk mengubah suatu keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik. Pembangunan daerah dilaksanakan dalam rangka menunjang pembangunan nasional dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan penduduk. Dan untuk mencapai hal tersebut sutu daerah akan memerlukan dana dan sumber biaya yang tidak sepenuhnya dapat diperoleh dari pemerintah pusat. Setiap daerah memiliki sumber dana pembangunan tersendiri dan itu harus sesuai dengan potensi daerah yang bersangkutan seperti dalam hal pertambangan dan pembangunan. Hal ini lah yang membuat pemerintah memiliki suatu kebijakan dengan memproduksi peraturan yang memungkinkan para pemodal asing hadir dan dapat ijin untuk mengeksploitasi sumber daya alam di setiap daerah (Simon, 2004).

  Suatu pertambangan merupakan suatu industri dasar tanpa daur ulang, oleh karena itu dalam mengusahakan suatu pertambangan akan selalu berhadapan dengan sesuatu keterbatasan baik dalam lokasi, jumlah, maupun kualitas materinya. keterbatasan tersebut ditambah lagi dengan meningkatkan keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan hidup. dengan demikian dalam mengelola sumber daya alam diperlukan penerapan sistem pertambangan yang sesuai dan tepat, baik ditinjau dari segi teknis maupun economis, agar perolehannya dapat maksimal dan optimal (Ahyani 2001).

  Suatu industri pertambangan dilakukan karena dianggap dapat memberikan pendapatan asli daerah yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan pembangunan negara, dan juga membuka kesempatan kerja pada masyarakat lokal maupun masyarakat diluar area pertambangan. industri pertambangan juga dinilai dapat mendatangkan devisa dan juga rawan terhadap perusakan lingkungan. Industri berkembang menjadi fokus pembangunan dimana industri secara defenitif adalah suatu kondisi masyarakat yang memiliki titik perhatian pada kegiatan produksi secara besar-besaran, perkembangan industri dipengaruhi oleh aspek sejarah seperti revolusi di inggris hingga pada gejala konsumtif pada masyarakat. Secara langsung maupun tidak langsung industri berdampak pada kondisi sosial masyarakat sekitar wilayah industri salah satunya adalah perubahan sosial masyarakat

  Kegiatan tambang menimbulkan dampak lingkungan yang sangat besar dan bersifat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan juga berdampak besar bagi kelestarian lingkungan. Pengaruh kegiatan pertambangan ini mempunyai dampak yang signifikan terutama pada pencemaran air permukaan dan air tanah (Arif, 2007). Banyak perusahaan yang tidak menyadari bahwa masyarakat yang berada pada daerah Perusahaan itu sendiri merupakan bagian dari lingkungan yang sangat mempengaruhi kelangsungannya. Hubungan yang kurang baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar atau lingkungannya akan berpotensi menimbulkan suatu konflik. Keberadaan suatu masyarakat lokal kini menjadi kuat dan cenderung memiliki keberanian memperjuangkan hak-haknya bahkan menuntut di luar kewajaran dan kemampuan perusahaan sehingga banyak perusahaan yang terancam angkat kaki karena besarnya tekanan dari masyarakat lokal (Sitorus, 2001).

  Kontribusi perusahaan tambang pada pembangunan daerah dan masyarakat sekitar baik melalui pemberdayaan masyarakat maupun program pembangunan lainnya belum merupakan jaminan kesejahteraan sosial-ekonomi (Saleng, 2004). Sebenarnya suatu keberadaan perusahaan dapat memberikan dampak sosial-ekonomi secara langsung dan tidak langsung kepada masyarakat lokal. Beberapa dampak langsung perusahaan adalah kesempatan kerja bagi masyarakat lokal, program bantuan pembinaan. Dan dampak tidak langsung dari perusahaan adalah seperti pembukaan atau perbaikan jalan dan transportasi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

  Pertambangan merupakan suatu kegiatan teknologi, bisnis yang berkaitan dengan industri penambangan mulai dari ekplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan pemurnian, pengangkutan sampai pemasaran. Dampak yang hadir dalam perusahaan tambang dari berbagai segi kehidupan masyarakat baik itu pada stuktur sosial dan ekonomi maupun lingkungannya. Dampak lain yang terjadi dalam struktur sosial adalah menimbulkan perilaku atau kebiasaan masyarakat yang bersifat negatif seperti perjudian, kebiasaan minum-minuman keras, pelacuran, dan pola konsumtif dari maasyarakat lokal. Struktur sosial juga akan mengalami perubahan karena masyarakat sekitar akan menjadi buruh, karyawan ataupun mengikat kontrak kerja pada perusahaan.

  Penelitian ini mengkaji tentang keberadaan pertambangan timah di Kecamatan Silima Punggapungga Kabupaten Dairi. Dengan Adanya suatu rencana tambang tersebut telah mengundang perhatian masyarakat dan hal ini yang menjadi perhatian utama dalam penelitian ini. Sebagian dari kalangan masyarakat setempat, jemaat gereja, masyarakat adat, dan aktivis lingkungan menolak kehadiran perusahaan itu karena di khawatirkan akan berdampak negatif bagi kehidupan masyarakat dan lingkungan seperti merusak lingkungan yang merugikan masyarakat setempat. Sebaliknya ada di tingkatan pemerintahan mulai dari pemerintahan daerah seperti kepala desa hingga pemerintahan pusat mendukung adanya tambang dengan alasan akan membawa dampak positif bagi masyarakat lokal seperti menambah pendapatan daerah dan devisa Negara, dan ada juga masyarakat yang tidak mau memberikan tanggapan mengenai keberadaan tambang tersebut.

  Penelitian ini juga mengkaji bagaimana hubungan masyarakat dengan perusahaan tambang. Karena dalam pertambangan peran masyarakat setempat sangat penting. Misalnya dalam hal kepemilikan tanah, karyawan atau rekrutmen pekerja perusahaan harus mengetahui kemauan masyarakat lokal karena Hal ini yang menjadi suatu yang membawa kebaikan bagi perusahaan, sebaliknya jika hubungan antara perusahaan tambang dengan masyarakat tidak dijaga kemungkinan ada suatu konflik, misalnya kekerasan, kebakaran dan sebagainya.

  Pertambangan timah hitam dan seng PT Dairi Prima Mineral (DPM) yang berada di kawasan hutan lindung sekitar 37 hektar di Dusun Sopokomil, Kecamatan Silima Punggapungga, Kabupaten Dairi Sumatera Utara (Sumut) telah merampungkan tahap eksplorasinya di daerah prospek tambang tersebut. Berikutnya, perusahaan patungan Herald Resources asal Australia (80%) dan BUMN Aneka Tambang (20%), itu akan melakukan penambangan (eksplotasi)

  

  bijih seng dan timah hitam. Lokasi tambang itu sekitar 500 meter dari kamp para penambang. Area tambang itu masih memiliki penutup lahan berupa hutan dengan kemiringan lereng hampir mencapai 90 derajat. Kondisi hutan lebat dan topografi bergunung dengan kemiringan lereng terjal, sedikitnya membutuhkan waktu tempuh 1,5 jam dari kamp ke lokasi tambang tersebut. Sedangkan kamp tersebut sedikitnya membutuhkan waktu tempuh dua jam jalan kaki dari pemukiman penduduk desa Longkotan. Jalan dari pemukiman desa Longkotan ke kamp itu berliku dan menanjak dengan kemiringan lereng mulai dari 45 derajat hingga 70 derajat. Di kiri jalan pada bagian lembah terlihat hamparan sawah dan di kanan jalan terlihat kebun kopi dan sebagian kecil kelapa sawit. Kamp penambang pun berada di area yang dikelilingi kebun masyarakat yang ditanami pohon kulit manis dan tanaman-tanaman keras lainnya seperti jengkol dan petai dan durian.

  Kegiatan pertambangan juga sering kali kita dengar di lingkungan masyarakat sebagai kegiatan yang mengarah ke arah perusakan lingkungan.

  Masyarakat pun terlihat terbelah karena adanya perusahaan tambang yang hendak melaksanakan kegiatan tambang terlebih masyarakat yang berdomisili di sekitar lahan tambang tersebut. Ada pertanyaan mengenai rencana kegiatan tambang itu 1 yang membuat masyarakat menjadi terbelah di antaranya bagaimana dampak

  Sumber: Kontroversi Kehadiran Perusahaan Tambang Dairi Prima Mineral November 5, 2007 in Buruh/Perusahaan, Lingkungan negatif yang ditimbulkan dari rencana kegiatan eksploitasi lingkungan tersebut? Namun di sisi lain rencana kegiatan eksploitasi sumber daya alam itu menimbulkan pertanyaan yang berdampak positif juga di antaranya apakah manfaat eksploitasi lingkungan yang menjadi suatu bahan kebutuhan manusia? Maka dari itu perlu dilakukan evaluasi dalam kegiatan pertambangan sehingga dapat tetap memenuhi kebutuhan manusia tanpa harus merugikan manusia terlebih sumber daya alam. Contoh terlihat pada pertambangan yang berada di samarinda, bahwa karena kegiatan tambang terjadi aksi demonstrasi warga. Aksi tersebut adalah suatu protes karena aktifitas tambang yang mengganggu dan tidak adanya tanggung jawab perusahaan terhadap warga sekitar. aktifitas tambang batu bara tersebut dianggap merugikan masyarakat setempat. Contoh lain adalah berdirinya PT Inalum karena adanya perusahaan tersebut para nelayan merasa kerugian karena sumber penangkapan ikan yang bagus telah dibuat menjadi pelabuhan PT Inalum. Hal inilah yang membuat masyarakat sekitar perusahaan menjadi terbelah karena perbedaan pendapat.

  Ketertarikan saya untuk melakukan penelitian di sekitar daerah tambang timah tepatnya di Desa Sopokomil Kecamatan Silimapunggapungga dilatar belakangi karena banyak tanggapan mengenai adanya pertambangan tersebut seperti perbedaan pendapat mengenai keberadaan tambang tersebut misalnya dari satu pihak menerima adanya tambang di pihak lain ada yang menolak dan ada juga yang netral, dan juga perubahan kehidupan sosial ekonomi masyarakat semenjak adanya tambang tersebut.

1.2. Tinjauan Pustaka

  Tanggapan diartikan sebagai tingkah laku atau sifat yang berwujud balik sebelum yang mendetail, penilaian, pengaruh ataupun penolakan, suka atau tidak suka pemanfaatan pada fenomena tersebut (sarwono, 2002:44). Menurut Louis Thursone tanggapan merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangka pada pemahaman yang mendetail terhadap ide-ide suatu hal yang khusus. tanggapan pada prosesnya di dahalui sikap seseorang karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku dalam menghadapi suatu masalah tertentu.melihat sikap seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu maka akan diketahui bagaimana tanggapan mereka terhadap kondisi tertentu. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa suatu sikap dapat melalui:

1. Pengaruh atau penolakan 2.

  Penilaian 3. Suka atau tidak suka 4. Kepositifan atau kenegatifan (Louis dalam sarwono, 2002) Respons dapat diartikan sebagai suatu tanggapan, reaksi dan jawaban.

  Marbun dalam Kamus Politik, menyatakan bahwa respons adalah tanggapan, reaksi dan jawaban, sedangkan reaksi adalah kegiatan berupa aksi, protes dan sebagainya, yang timbul akibat suatu gejala atau peristiwa dan tanggapan terhadap suatu aksi. Dalam berkomunikasi dengan dunia luar, orang menggunakan ke lima inderanya untuk menerima tanda-tanda dan pesan-pesan. Cara orang menerima dengan indera dan respons yang ditimbulkan berbeda-beda karena respons

  (persepsi, sikap dan perilaku) dibentuk oleh budaya. Soerjono Soekanto, menyebut kata respons dengan kata response yaitu perilaku yang merupakan konsekuensi dari perilaku sebelumnya. Ia mendefinisikan respons seperti dalam kutipan berikut ini;“interaksi dengan perorangan atau kelompok masyarakat,

  terlihat dari adanya aksi dan reaksi serta mengandung rangsangan dan respon” Soerjono Soekanto (1975: 58-60).

  Sedangkan menurut Young respons adalah tanggapan seseorang terhadap stimulus yang dihadapinya, yang terjadi setelah memberikan persepsi terhadapnya. Persepsi menunjukkan adanya aktivitas merasakan, menginterpretasikan dan memahami objek-objek baik fisik maupun sosial. Faktor interpretasi meliputi cara-cara dimana organisme sebagai suatu kesatuan yang aktif dan dinamis mengorganisasikan persepsinya . disamping itu meliputi pengalaman masa lalunya pula.

  Respons terdiri dari tiga komponen yaitu komponen kognisi (pengetahuan), komponen afeksi (sikap) dan komponen psikomotorik (tindakan).

  Pengetahuan berhubungan dengan bagaimana seseorang memperoleh pemahaman tentang dirinya dan lingkungannya serta bagaimana dengan kesadaran itu ia

  

  bereaksi terhadap lingkungannya. etiap perilaku sadar yang dilakukan oleh manusia didahului oleh proses pengetahuan yang memberi arah terhadap perilaku.

  Setelah seseorang mendapatkan pengetahuan maka yang terjadi adalah seseorang tadi akan menentukan sikap. Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk 2 bertindak, beroperasi, berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi

  Sumber : dan nilai. Sikap seseorang timbul dari adanya pengalaman yang tidak dibawa sejak lahir, namun merupakan hasil dari belajar seseorang terhadap objek atau lingkungan sekitarnya. Sikap bersifat evaluatif yang mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Komponen yang terakhir adalah komponen psikomotorik atau secara sosiologis disebut dengan tindakan. Jones dan Davis mendefinisikan tindakan sebagai keseluruhan respons (reaksi) yang mencerminkan pilihan seseorang yang mempunyai efek terhadap lingkungannya. Suatu tindakan dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada

  

  pencapaian sesuatu tujuan agar kebutuhan tersebut terpenuhi. Respons merupakan reaksi terhadap stimulus yang terbatas pada perhatian persepsi, pengetahuan, kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut .

  Studi tentang respons bisa dilihat dalam perilaku individu atau kelompok. Perilaku merupakan keadaan jiwa atau berfikir dan sebagainya dari seseorang untuk memberikan respons atau tanggapan terhadap situasi di luar subjek tersebut.

  Respons ada dua jenis yaitu respons aktif yang disertai oleh tindakan individu akibat adanya rangsangan, kedua adalah respons pasif yaitu rangsangan yang tidak disertai oleh tindakan. Respons adalah kepribadian seseorang yang diwujudkan dalam perbuatan nyata, pendapat, pendirian, keyakinan dalam menghadapi rangsangan. Agus Salim mengungkapkan bahwa tindakan manusia merupakan suatu jawaban (respons) atas serangkaian rangsangan (stimulans) yang 3 berasal dari luar akal perilakunya.

  Sumber: (Arisandi.com/pengertian-perilaku/11 februari 2012).

  Kebudayaan merupakan perwujudan tanggapan aktif manusia terhadap tantangan yang mereka hadapi dalam proses penyesuaian(adaptasi) secara aktif dalam lingkungannya.setiap masyarakat tanpa terkecuali akan menanggapi tantangan yang mereka hadapi dengan pengembangan penemuan dan rekayasa kearah pembangunan. Pesat tidaknya suatu perkembangan kebudayaan, tergaantung pada kemampuan masyarakat memahamitantangan dan menanggapinya dengan kreativitas mereka (S,Budhisantoso, 1997:137).

  Kuatnya pengaruh kebudayaan daerah menyebabkan perbedaan tingkat kesiapan masyarakat setempat untuk bersaing memperebutkan peluang yang terbuka dalam suatu pembangunan didaerah masing-masing. Perbedaan kebudayaan sebagai kerangka acuan dalam menanggapi suatu tantangan industrialisasi yang terbawa serta dalam pembangunan, telah menyebabkan perbedaan keberhasilan masyarakat didaerah dalam memanfaatkan peluang yang terbuka (S,Budhisantoso, 1997:135).

  Kesenjangan sosial, ekonomi, dan politik dalam proses modernisasi itu tidak bisa diatasi hanya dengan memperbesar alokasi dana pembangunan ataupun pendidikan keterampilan atau keahlian kerja, melainkan harus diimbangi dengan pendidikan budaya yaag dapat membentuk sikap mental yang diperlukan. kebanyakan masyarakat indonesia belum menyadari bahwa lingkungan hidup tempat mereka bermukimdan mengembangkan kehidupan sosial telah mengalami perubahan yang amat besar dan pesat. Mereka tidak memahami betapa penerapan teknologi maju untuk mengola sumber daya alam sekitarnyatelah mengganggu keseimbangan lingkungan (S,Budhisantoso, 1997:135-136).

  Sering terjadi perselisihan antara masyarakat yang tinggal di tempat indutri tambang dengan pengusaha tambang dengan adanya suatu industri pertambangan karena itu akan membuat suatu prubahan yang maksimal terhadap masyarakat lokal. Sesuatu yang penting dalam merubah struktur sosial ekonomi yang kokoh dan seimbang antara pertanian dan industri dibutuhkan usaha jangka panjang dan ini disebut sebagai pembinaan industri. Dengan adanya pembinaan ini maka keberadaan industri dilingkungan pemukiman akan mendapatkan ataupun mengalami dampak atau perubahan pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar.

  Dalam penerapan kebijakan masyarakat hanya sebagai pihak yang menerima bukan sebagai pelaksana, sehingga kebijakan kurang dipahami dan kurang dapat diterima masyarakat. Masyarakat pedesaan pada umumnya tidak memahami apa tujuan yang ingin dicapai dari program yang dilaksanakan, sehingga masyarakat seringkali kurang merespon atau menelaah secara tidak langsung kebijakan itu (Rahardjo Adisasmita, 2006:33).

  Masyarakat lokal tidak hanya sebagai penonton, tetapi mereka harus secara aktif ikut serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan menikmati hasil pembangunan. Partisipasi anggota masyarakat merupakan suatu keterlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan yang meliputi kegiatan pelaksanaan program pembangunan yang dikerjakan masyarakat lokal. Partisipasi atau peran serta masyarakat dalam suatu pembangunan merupakan aktualisasi dari kepedulian kesediaan, dan kemauaan dari masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi terhadap implementasi program-program yang dilaksanakan di daerahnya (Rahardjo Adisasmita, 2006:25).

  Rahardjo Adisasmita, membagi Tiga aspek esensial yang terabaikan dalam implementasi dan pelembagaan dari konsep pembangunan pedesaan,yakni:

  1. Preferensi (kepentingan)masyarakat, banyak program pembangunan disusun dengan tidak memperlihatkan kebutuhan dan kehendak masyarakat setempat secara luas.

  2. Lingkungan sosial dan budaya, tanpa disadari program pembangunan yang dilaksanaakan ternyata tidak serasi dan bahkan bertentangan dengan nilai budaya tradisional.

  3. Kehidupan sosial dan budaya, semata-mata lebih menekankan pada aspek fisik dan ekonomi sehingga program pembangunan ternyata banyak diantaranya telah menimbulkan dampak negatf sehingga merusak ekologi lingkungan.

  Manusia adalah makhluk hidup yang tidak bisa dilepaskan dengan alam dan lingkungannya. Kedua variabel ini saling terkait satu sama lainnya. Manusia tidak bisa hidup tanpa alam di sekelilingnya. Lingkungan alam fisik adalah salah satu fakor utama bagi manusia untuk dapat memepertahankan hidupnya. Manusia adalah makhluk yang memiliki akal, dengan akal yang dimiliknya inilah manusia mampu mengolah alam di sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.

  Manusia dengan sikap yang berlebihan terhadap pemanfaatan alam akan mangakibatkan terjadinya kerusakan di alam. Kebutuhan manusia untuk tetap melanjutkan kehidupan menuntut manusia untuk selalu memanfaatkan nilai produktivitas atau nilai guna yang dimiliki alam hingga akhirnya alam sendiri tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kondisi seperti inilah yang nantinya akan menimbulkan permasalahan serius terhadap kondisi alam.

  Manusia juga merupakan makhluk yang bertindak didasarkan atas kebudayaan yang dimilikinya, kerena kebudayaan yang dimilikinya merupakan sebuah pedoman yang dijadikannya untuk berpikir dan berperilaku. Kebudayaan dengan manusia tidak bisa dilepaskan, karena keduanya saling terkait. Tidak ada manusia tanpa kebudayaan dan tidak akan ada kebudayaan tanpa adanya manusia.

  Selain itu yang penting lagi adalah lingkungan. Lingkungan adalah tempat manusia hidup yang juga tidak bisa dilepaskan dari manusia. Menusia membutuhkan alam yang memiliki nilai guna yang akan dimanfaatkan oleh manusia untuk mempertahankan hidupnya. Manusia akan mengolah alam untuk mencukupi kebutuhannya. Dalam mengolah lingkungan inilah manusia menggunakan kebudayaannya untuk memilih bagaimana cara atau strategi yang digunakan oleh manusia untuk dapat memanfaatkan alam sehingga kehidupannya tetap berlanjut. Kebudayaan yang dijadikan pedoman oleh manusia dalam bertindak akan membantu manusia mengubah alam menjadi lingkungan yang mampu menghasilkan apa yang dibutuhkannya

  Manusia hidup dilingkungan sekitarnya seperti lahan air, tumbuhan .energi,binatang, dan atmosfer yang menyediakan sesuatunya untuk bertahan hidup.penggunaan SDA secara bijaksana bukanlah suatu ide baru tetapi sekarang, lebih dari sebelumnya, hal ini untuk menjadi tujuan kita bersama, mengelola SDA kita untuk masa yang akan datang dan masa kini harus menjadi prioritas kita bersama.

  Sumber Daya Alamkenyataannya merupakan segala sesuatu uang ada dilingkungan kita dapat dianggap sebagai sumber daya alam.batu bisa dibuat sebagaib penimbun jalan, buat bagunan , dan dijadikan untuk bahan patung. Angin, air terjun, air, serangga, dll itu dianggap sebagai sumber daya alam.Sumber daya alam yang senantiasa dapat digunakan manusia adalah sumber daya yang tidak pernah habis.sumber daya tersebut memperbaharui diri sendiri secara terus menerus. Hal ini bukan berarti sumber daya tersebut tidak terbatas dan juga berarti pemakaian yang salahtidak dapat memusnahkan sumber daya tersebut tentu saja tidak.sebagai contoh pemakaian air.

  Sumberdaya yang dapat diganti oleh usaha manusia adalah sumber daya yang dapat diperbaharui.sebagi contoh hutan kita lebih banyak menggunakan kayu dari pada yang lalu.maksudnya lebih banyak menggunakan kayu sekarang daripada sebelumnya.Sumber daya yang habis dipakai maksudnya adalah sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, sebagai contoh minyak bumi,sehingga kita sering mendengar krisis energi.contoh lainnya adalah mineral.

  Pembangunan merupakan suatu rangkaian usaha terencanayang dilakukan secara sadar aoleh masyarakat dan pemerintah untuk mengubah suatu keadaan yang kuang baik menjadi lebih baik. Pembangunan daerah dilaksanakan dalam rangka menunjang pembangunan nasional dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan penduduk. Pembangunan dapat didefenisikan sebagai serangkaian upaya yang direncanakan dan diupayakan dan lilaksanakan oleh pemerintah, badab- badan lembaga internasional,nasioanal, dan lokal,yang terwujud dalam bentuk-bentuk kebijaksanaan,program, atau proyek, yang secara terencana merubah cara hidup atau kebudayaan dari sesuatu masyarakat sehingga warga masyarakat tersebut dapat hidup lebih baik atau hidup sejahtera daripada sebelum adanya pembangunan tersebut (Parsudi Suparlan, 1997:61).

  Pembangunan berkelanjutan (Emil salim,1990) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia . pembangunan berkelanjutan pada dasarnya diarahkan pada suatu pemeretaan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan suatu bentuk mengamankan planet bumitempat kita hidup dalam upaya memperbaiki kualitas hidupdan mensejahterahkan umat manusia tanpa merusak modal tempat bumi kita berpijak. Tiga dimensi pembangunan berkelanjutan (haeruman js,herman 2010) 1.

  Ekonnomi, ini dilihat dari pendapatan maksimum dan memelihara atau meningkatkan suatu modal.

  2. Ekologis, pemeliharaan daya tahan dan kekuatan sistem biologis ,fisik.

  3. Sosial-budaya, pemeliharaan suatu kemantapan sistem sosial dan budaya.

  Dalam hal pembangunan harus diperhatikan suatu ketepatan waktu dan keterlanjuran. Disini diperlukan suatu kelincahan untuk menganalisa proses perubahan yang sedang terjadi agar mencapai bagian tertentu yang perlu disentuh pada waktu yang tepat sehingga bergerak kearah yang menguntungkuan. Pola pikir ini tidaklah lazim karena berlaku dalam perubahan ekologi yang gtidak dap[at dipulihkan atau dikembalikan (Robert Chammers, 1932:202).

  Industri merupakan semua perubahan atau semua usaha yang melakukan kegiatan meubah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi yang kurang nialainya menjadi barang jadi yang lebih tinggi nilainya (Sandy, 1985). Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, ppenambangan(penggalian), pengolahan, pemanfaatandan penjualan bahan galian (mineral,batubara,panas bumi,migas). paradigma baru dalam kegiatan industri pertambangan adalah mengacu pada konsep pertambangan yang berwawasanlingkungan dan berkelanjutan, antara lain Penyelidikan umum (prospecting), Eksplorasi: eksplorasi pendahuluan dan eksplorasi rinci, Study kelayakan (tehnik, ekonomik, lingkungan), Persiapan produksi, Penambangan (pembongkaran,pemuatan, pengangkutan,penimbunan), Reklamasi dan pengelolaan lingkungan, Pengolahan (mineral dresing), Pemurnian(mitalurgi ekstraksi), Pemasaran, Corporate sosial responsibility (CSR), pengakhiran tambang(mine closure).

  Ilmu pertambangan merupakan suatu ilmu yang mempelajari secara teori dan praktik hal-hal yang berkaitan dengan industri pertambangan berdasarkan prinsip praktik pertambangan yang baik dan benar (good mining practice). Pertambangan juga merupakan suatu kegiatan, tekonologi,dan bisnis yang berkaitan dengan industri pertambangan yang dimulai dariprospeksi, eksplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan, pemurnian, pengangkutan sampai pemasaran.

  Pertambangan merupakan sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian pengolahan dan pengusahaan mineral atau batu bara melalui penyelidikan umum, eksplorasi study kelayakan konstruksi, penambangan, pengolahan, dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.dalam pertambangan juga terdapat mineral.

  Mineral adalahsenyawa onorganik yang terbentuk di alam yang memiliki sifat fisik dan kimiatertentu serta tersusun kristalteratur atau gabungannya yang

  

  berbentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu. Pertambangan mineral adalah pertambangan berupa bijih atau batuan di luar panas bumiminyak dan gas bumi serta air tanah. Usaha pertambangan merupakan kegiatan dalam usaha mineral yang meliputi tahapan penyelidikan umum. Izin usaha pertambangan merupakan suatu izin untuk melakukan suatu pertambangan yang disebut IUP.

  Secara teoritis usaha pertambangan ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Para pekerja tambang selayaknya bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Salah satu bentuknya dengan cara memperkerjakan masyarakat sekitar dalam usaha tambang sekitar, sehingga membantu kehidupan ekonomi masyarakat sekitar. Pengusahaan pertambangan tidak saja potensial merusak lingkungan fisik, tetapi juga potensial untuk menciptakan kesenjangan ekonomi 4 Sumber : (UU Minerba no 04 tahun 2009 pasal 1) dan sosial.dalam pengusahaan tambang juga diperlukan sumber daya manusia dengan tingkat pendidikan tinggi dan pola hidup mewah. Dalam suatu pengusahaan pertambangan suatu kemampuan masyarakat yang berpendidikan rendah dan hidupnya masih sangat sederhana akan mengakibatkan masyarakat itu sendri tidak dapat berpartisipasi sehingga akan terlihat perbedaan ekonomi dan status sosial antara pendatanf dengan masyarakat lokal. Bahkan dalam hal ini kesenjangan yang mengarah dalam kecemburuan sosial sering memicu kerusuhan dan kriminal. (Manan &Salen, 2004).

  Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah, limbah industri, minyak, logam berbahaya, dsb.) sebagai akibat perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula (Susilo, 2003).

  Dampak (impact) merupakan akibat dari suatu kegiatan misalnya kegiatan pembangunan.Dampak dari kegiatan pembangunan ini muncul karena adanya pihak yang diuntungkan dan pihak yang dirugikan maka penilaian dampak sosial ekonomi juga perlu mengacu kepada mereka yang diuntungkan maupun yang dirugikan dari kegiatan pembangunan karena dampak dari suatu pembangunan itu adalah sebagai akibat faktor enternalitas, maka penelitian terhadap ekternalitas juga sangat penting (Soekarwati, 1995:140).

  Dampak sosial ekonomi dapat dikategorikan kedalam kelompok real impact dan special impact. Real impact merupakan dampak yang timbul sebagai akibat dari sebuah proyek, prakontruksi, kontruksi, operasi, dan pasca operasi, misalnya migrasi penduduk,kebisingan atau polusi udara.special impact merupakan suatu dampak yang timbul dari persepsi masyarakatterhadap resiko dari adanya proyek. Dampak dari sosial ekonomi pada penelitian ini dikaji melalui peluamg berusaha, peningkatan pendapatan, perubahan mata pencaharian, perubhan perilaku masyarakat, kejadian konflik serta migrasi. (Homenauck, 1988).

  Dampak pada kondisi fisik meliputi pencemaran air yang diakibatkan kontaminasi dengan limbah hasil sisa dari kegiatan pertambangan, pencemaran udara karena tercemar oleh gas hasil buangan dari kegiatan pertambangan, maupun polusi suara karena kegiatan pertambangan seperti truk pengangkut barang tambang. Dampak kondisi fisik merupakan dampak yang ditimbulkan oleh adanya aktifitas pertambangan pada kondisi pencemaran air, udara, polusi suara, kerusakan jalan dan pembukaan hutan disekitar wilayah pertambangan (Pertiwi, 2011).

  Dampak dapat dilihat dari beberapa sudut, ada dampak yang terjadi secara tidak terencana melalui invention dan peminjaman kultural, sehingga menimbulkan apa yang disebut perunahan sosial-kultural, dan ada pula dampak sengaja dirancang melalui program pembangunan yang secara teknis disebut dengan planned social-cultural change (Arensberg &Nieholf, 1964). Dari sudut subtansi dampak bisa dibagi antaralain dalam bidng peralatan dan teknologi, infrastrukturdan komunikasi, penduduk pendatang, barang-barang manufaktur, gaya hidup, dan nilai kultural baru (Amri Marzali, 2012:144).

  Dampak yang hadir dalam perusahaan tambang dari berbagai segi kehidupan masyarakat baik itu pada stuktur sosial dan ekonomi maupun lingkungannya. Dampak lain yang terjadi dalam struktur sosial adalah menimbulkan perilaku atau kebiasaan masyarakat yang bersifat negatif seperti perjudian, kebiasaan minum-minuman keras, pembunuhan, pelacuran, dan polakonsumtif dari maasyarakat lokal. Struktur sosial juga akan mengalami perubahan karena masyarakat sekitar akan menjadi buruh,karyawan ataupun menikat kontrak kerja pada perusahaan (Amri Marzali, 2012:149).

  Dalam suatu dampak pasti akan ada suatu perubahan yang besar, dan untuk mempelajari perubahan dalam masyarakat perlu diketahui sebab-sebab terjadinya perunahan itu sendiri. Emile durkheim melihat perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor ekologis dan demografis yang mengubah kondisi masyarakat dari tradisional yang di ikat solidaritas mekanistik ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh soliaritas mekanistik. Sementara itu maxweber melihat suatu perubahan terjadi dalam masyarakat akibat dari pergeseran nilai yang dijadikan orientasi kehidupan masyarakat.perubahan sosial manusia mempengaruhi juga perilaku moral manusia itu sendiri.

  Pada umumnya Perubahan material dan sosial yang telah terjadi percepatan perubahan yang berlangsung pesatdalam masyarakat telah melakukan renegosiasi dalam hubungannya dengan hutan dan dengan alam. Dan cara orang merumuskan hubungannya dengan alam bergantung pada cara mereka menggunakannya, mengubahnya, dan bagaimana melalui tindakan mereka itu,dan bisa menggali pengetahan dari berbagai bagian tentang alam (li, 1999).

  Penyebab perubahan sosial dalam suatu masyarakat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor penyebab yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri antara lain bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk, penemuan baru pertentangan dari masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi. Sedangkan faktor dari luar masyarakat adalah lingkungan fisik sekitar , peperangan, pengaruh kebudayaan masyarakat lain (Soekanto, 1990).

  1.3. Rumusan Masalah

  Tambang Timah yang tepatnya di Desa Sopokomil yang terletak di Kabupaten Dairi merupakan salah satu desa yang masih kurang berkembang atau jauh ketinggalan dibandingkan desa lain.berdasarkan latar belakang yang ada maka permasalahan dirumuskan untuk meneliti tanggapan masyarakat desa sopokomil akan keberadaan pertambangan di desa sopokomil parongil, diantaranya: 1.

  Bagaimana pemahaman masyarakat tentang DPM? 2. Mengidentifikasi tanggapan masyarakat mengenai adanya DPM 3. Bagaimana dampak dari keberadaan tambang terhadap masyarakat?

  1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai bentuk respon masyarakat dan bentuk perubahan kehidupan sosial-ekonomi dan dampak dari keberadaan pertambangan timah di Desa Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga. Sedangkan manfaat akademis nya adalah untuk menambah wawasan keilmuan khususnya ilmu antropology di dalam memahami suatu perubahan kehidupan masyarakat di Desa Sopokomil.dan ini juga dapat memberi masukan bagi pihak yang berkepentingan dalam membuat kebijakan pembangunan yang akhirnya bisa membentuk berbagai aspek kehidupan warga khususnya masyarakat desa yang masih tertinggal.

1.5. Metode Penelitian

1.5.1. Pendekatan dan jenis penelitian

  Mengingat masalah penelitian ini mengenai bagaimana taggapan masyarakat terhadap kehadiran tambang PT.Dairi Prima Mineral, maka penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu data akan menjelaskan atau menggambarkan makna serta proses-proses suatu fenomena atau gejala sosial suatu masyarakat yang diteliti (Koentjaraningrat, 1981: 3)

  Menurut Moleong (2006:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang terjadi dan dialami oleh subjek penelitian , misalnya perilaku, motivasi, persepsi dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode kualitatif, yaitu berupa pengamatan, wawancara, dan studi kepustakaan.

  Dengan tahapan penelitian pra lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data dan di akhiri dengan penulisan laporan penelitian. peneliti akan mengumpulkan data sebanyak mungkin yang akan dirumuskan menjadi beberapa khasus yang akan di analisa dan dikonsultasikan dengan bantuan informan kunci. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yang merupakan studi yang mengekplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. dan kasus yang dipelajari berupa program peristiwa, aktivitas, kelompok ataupun individu.

  Penelitian ini dilakukan di Desa Sopokomil Parongil Kabupaten Dairi karena desa tersebut jaraknya relatif paling dekat dengan lokasi tambang sehingga dampak-dampak yang dikeluarkan kemungkinan besar yang terkena adalah penduduk desa sekitar.

1.5.2. Teknik pengumpulan data a.

  Data primer Data primer adalah salah satu data yang diperoleh dari hasil observasi atau pengamatan dan wawancara lapangan.

Dokumen yang terkait

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gizi Kurang - Pengaruh Pemberian cookies Substitusi Tepung Tempe terhadap Pertumbuhan Anak Batita Gizi Kurang di Kelurahan Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2013

0 0 24

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Teori Fungsionalisme Struktural Robert Merton - Sistem Kebun Plasma Dalam Pengembangan Kemandirian Petani Plasma Kelapa Sawit Di Kebun Bunut Unit X Sungai Bahar Jambi

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Sistem Kebun Plasma Dalam Pengembangan Kemandirian Petani Plasma Kelapa Sawit Di Kebun Bunut Unit X Sungai Bahar Jambi

0 0 13

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian - Eksistensi dan Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di Perkebunan

0 0 83

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembagian Kerja Secara Seksual - Eksistensi dan Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di Perkebunan

0 0 18

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Strategi Pemasaran dan Penggunaan KakaoTalk

0 0 23

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teoritis - Situs Berita Online dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi(Studi Korelasional Situs Berita Online detikcom Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU)

0 0 28

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Gambaran Umum Kelurahan Tuktuk Siadong - Studi Etnografi mengenai Komodifikasi Ukir Batak di Daerah Pariwisata Samosir

0 0 12

Studi Etnografi mengenai Komodifikasi Ukir Batak di Daerah Pariwisata Samosir

0 1 25

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah, Letak, dan Kondisi Geografis - Keberadaan Pertambangan Timah Di Dairi (Studi Etnografi Mengenai Tanggapan Masyarakat Desa Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga Dairi)

0 0 17