View of ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER

APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 4, No. 1. Januari 2018
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS DALAM MENYELESAIKAN SOAL
CERITA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER
Slamet Mulyadi
SDN Togubeng 2 Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan
ozen_boyz@yahoo.co.id
ABSTRACT
Lack of understanding of the material and cannot link the problem to the
mathematical model causes the mistakes made by the students while working on the
essay. This study aimed to describe the type of student error in solving geometry essay
of gender difference. Type of this study is descriptive qualitative research. The result of
the research showed the type mistakes of male and woman student in solving geometry
essay include : 1) fact, ie: wrote down incomplete information from the problem, wrong
in writing the unit of surface area of the beam. 2) Concept, ie: students were wrong in
understanding the concept of unit, wrong in understanding the concept of the beam. 3)
Principle, ie: the student is wrong in determining the final answer, the student didn’t
write the conclusion at the end of the solution, wrong in using the surface beam surface
formula. 4) Operation, ie: students made error in calculating.

Keywords: Error, Gender, Geometry.
ABSTRAK
Kurangnya pemahaman pada materi serta tidak dapat mengaitkan permasalahan
tersebut ke dalam model matematika menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh siswa saat mengerjakan soal cerita. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan jenis kesalahan siswa laki-laki dan perempuan dalam menyelesaikan soal
cerita bangun ruang ditinjau dari perbedaan gender. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif, Hasil dari penelitian menunjukkkan jenis kesalahan yang dilakukan subjek laki-laki
dan perempuan dalam menyelesaikan soal cerita bangun ruang meliputi 1) Kesalahan fakta
yaitu tidak lengkap menuliskan apa yang diketahui dari soal, salah dalam menuliskan satuan
luas permukaan balok. 2) Konsep, yaitu ; salah dalam memahami konsep satuan, salah dalam
memahami konsep balok, 3) Prinsip, yaitu siswa salah dalam menetukan jawaban akhir, siswa
tidak menuliskan kesimpulan di akhir penyelesaian soal, salah dalam menggunakan rumus luas
permukaan balok, 4) Operasi yaitu siswa melakukan kesalahan dalam menghitung

Kata Kunci:, Bangun Ruang, Gender, Kesalahan.

PENDAHULUAN
Dalam
pembelajaran,

mata
pelajaran matematika masih menjadi
bagian penting dalam kehidupan seharihari. Berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006
tentang standar isi telah disebut bahwa
mata pelajaran matematika perlu
diberikan kepada siswa mulai dari
sekolah dasar untuk membekali siswa

dengan kemampuan berpikir kritis, logis,
analitis, sistematis, dan kreatif serta
mampu bekerja sama. Oleh karena itu
pelajaran
matematika
diwajibkan
diberikan di setiap jenjang pendidikan
mulai dari tingkat sekolah dasar hingga
sekolah menengah atas. Di sekolah
kemampuan siswa dalam memahami
setiap materi pada mata pelajaran

matematika dapat diketahui dari

Slamet Mulyadi : Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaiakan Soal Cerita........... 80

bagaimana mereka menyesaikan soalsoal matematika, baik yang berupa soal
cerita atau soal non cerita
Soal cerita adalah soal yang
berhubungan dengan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat
dicari penyelesaiannya mengunakan
kalimat dan rumus matematika. Karena
soal
cerita
berkaitan
dengan
permasalahan kehidupan sehari-hari,
oleh karena itu untuk menyelesaikan soal
matematika dalam bentuk soal cerita
tidak hanya dibutuhkan kemampuan
dalam

menghitung,
tetapi
juga
kemampuan menalar dan memahami
soal. Respon siswa dalam menyelesaikan
soal berada pada level multistruktural,
relasional dan extended abstrak (Hasan,
B. 2017). Pada setiap level tersebut
siswa mempunyai kemampuan yang
berbeda dalam menyelesaikan soal
matematika. Kurangnya pemahaman
pada materi serta tidak dapat mengaitkan
permasalahan tersebut ke dalam model
matematika menyebabkan terjadinya
kesalahan-kesalahan yang dilakukan
oleh siswa saat mengerjakan soal cerita.
Dalam menyelesaikan masalah
setiap individu memiliki proses berpikir
yang berbeda-beda, terutama jika dilihat
dari perbedaan gender. Fakta bahwa

secara umum berbagai perbedaan sosial
dan biologis antara laki-laki dan
perempuan itu mempengaruhi proses
pembelajaran (Eric Jensen : 2008).
Menurut Fredmen (dalam Oktavianti,
dkk, 2016) mengemukakan bahwa anak
laki-laki lebih unggul daripada anak
perempuan dalam bidang aljabar,
geometri, dan penalaran. Hal ini
menunjukkan adanya perbedaan dalam
proses berpikir individu ditinjau dari
perbedaan gender.
Menurut Wijaya, dkk (2013) letak
kesalahan yaitu kesalahan dalam
menentukan apa yang diketahui,
membuat
model
matematika,
menyelesaikan model matematika, dan
jawaban

akhir,
sedangkan
jenis

kesalahan yang dilkukan siswa adalah
kesalahan konsep, kesalahan prinsip dan
operasi.
Pada materi bangun ruang
menjelaskan tentang bagian-bagian
bangun ruang serta rumus-rumus untuk
menentukan
luas
dan
volume.
Berdasarkan pendapat dari dua siswa
SMPN 2 Bangkalan, mereka mengalami
kesulitan dalam menetukan bagianbagian dari bangun ruang, mengingat,
serta memahami rumus-rumus luas
permukaan dan volume pada bangun
ruang.

Akibatnya
siswa
sering
melakukan
kesalahan
dalam
mengerjakan soal-soal terutama yang
berbentuk soal cerita. Hal itu
dikarenakan siswa kurang memahami
materi dan konsepnya disamping itu
siswa juga kurang memahami maksud
dari soal yang akan diselesaikan.
Penyebab yang lain yaitu kurangnya
ketelitian siswa saat mengerjakan soal
juga menyebabkan terjadinya kesalahan
siswa.
Untuk
membantu
mengatasi
permasalahan dalam menyelesaikan soal

cerita maka perlu dilakukan analisis
mengenai kesalahan-kesalahan yang
dilakukan siswa. Menurut Brown dan
Skow
(dalam
Rahmania,
2016)
mengatakan bahwa analisis kesalahan
telah terbukti menjadi metode yang
efektif untuk mengidentifikasi kesalahan
matematis siswa. Dengan demikian
diharapkan dapat membantu proses
pengajaran atau proses perbaikan bagi
siswa yang melakukan kesalahan agar
dapat mengurangi kesalahan yang
dilakukan dalam menyelesaikan soalsoal matematika.
Analisis Kesalahan Siswa
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008) analisis merupakan
penyelidikan terhadap suatu peristiwa

(karangan, perbuatan, dan sebagainya)
untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (sebab, musahabab, duduk
perkaranya, dan sebagainya). Kesalahan

Slamet Mulyadi : Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaiakan Soal Cerita........... 81

merupakan
bentuk
penyimpangan
terhadap sesuatu yang telah disepakati/
ditetapkan sebelumnya (Wijaya,dkk :
2013). Kesulitan dalam menyelesaikan
masalah matematika ditandai adanya
kesalahan
dalam
menyelesaiakan
masalah matemtaika (Hasan, B. 2015).
Banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam menyelesaiakn soal cerita, hal ini

terjadi karena kurangnya pemahaman
konsep pada suatu materi yang berakibat
pada kesalahan dalam penyelesaiannya.
Dalam penelitian ini analisis
kesalahan siswa merupakan penyelidikan
terhadap penyimpangan - penyimpangan
/ kesalahan siswa dalam meyelesaikan
soal cerita bangun ruang, sehingga dapat
diketahui jenis kesalahan serta penyebab
terjadinya penyimpangan tersebut.
Jenis-Jenis Kesalahan
Menurut Manibuy, dkk (2014)
jenis kesalahan merupakan kesalahan
yang berkaitan dengan objek matematika
yaitu, konsep, operasi, dan prinsip. Pada
penelitian ini, peneliti mengelompokkan
kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita bangun ruang ke dalam
beberapa jenis kesalahan yaitu kesalahan
fakta, kesalahan konsep, kesalahan

prinsip, dan kesalahan operasi. Berikut
ini indikator dari setiap jenis kesalahan
siswa :
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Kesalahan
Dan Deskripsinya
Kesalahan
Fakta

-

-

-

Konsep

-

Deskripsi
Salah dalam
menuliskan simbolsimbol matematika
Salah dalam
menuliskan apa yang
diketahui
Tidak lengkap
menuliskan apa yang
diketahui
Salah dalam
memahami konsep
luas permukaan
balok

-

Prinsip

-

-

-

Operasi

-

Salah dalam
memahami konsep
satuan .
Salah dalam
menggunakan rumus
luas permukaan
balok
Salah dalam
menentukan jawaban
akhir
Tidak menuliskan
jawaban /
kesimpulan akhir
jawaban
Salah dalam
melakukan
perhitungan

Adapun
faktor
yang
yang
menyebabkan kesalahan siswa dalam
menyelesaikankan soal cerita pada
penelitian ini ditinjau dari aspek kognitif
yaitu penguasaan siswa terhadap objek
matematika yang berkaitan dengan soal
cerita bangun ruang dan aspek
nonkognitif yaitu, sikap dan cara belajar
siswa
Soal Cerita
Menurut Rahardjo dan Astuti
(2011), soal cerita merupakan soal yang
berkaitan erat dengan masalah yang ada
dalam kehidupan sehari-hari, untuk
dicari penyelesaiannya menggunakan
kalimat matematika yang memuat
bilangan operasi hitung ( +, -, x, : ), dan
relasi (=,, , ). Berdasarkan uraian
diatas, maka yang dimaksud soal cerita
pada penelitian ini adalah Soal
matematika
bangun
ruang
yang
berkaitan dengan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari yang dapat dicari
penyelesaain menggunakan kalimat
matematika.
METODE
Penelitian
ini
merupakan
penelitian yang menggunakan metode
penelitan kualitatif. Hal ini dikarenakan

Slamet Mulyadi : Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaiakan Soal Cerita........... 82

data yang diperoleh pada penelitian ini
berupa data deskriptif yang bersifat
kualitatif, yaitu berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati. Instrumen yang digunakan
pada penelitian ini
adalah tes dan
pedoman
wawancara.
Untuk
memperoleh data yang valid maka
dilakukan teknik trianggulasi. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan
trianggulasi waktu. Adapun teknis
analisis data yang digunakan adalah
reduksi
data,penyajian
data
dan
penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pemberian TPM
dan wawancara maka diperoleh data
mengenai kesalahan yang dilakukan
subjek laki- laki dan subjek perempuan
dalam menyelesaikan soal cerita bangun
ruang. Adapun analisis kesalahan dari
subjek laki- laki dan subjek perempuan
adalah sebagai berikut
1. Analisis Kesalahan Subjek LakiLaki (SL)
a. Kesalahan Fakta
1) Salah dalam menuliskan simbolsimbol
Melakukan kesalahan, siswa salah
dalam menuliskan satuan luas
balok. Siswa menuliskan meter
saja untuk satuan luas balok ,
karena kurang mengerti mengenai
satuan luas.
2) Salah dalam menuliskan apa yang
diketahui.
Tidak melakukan kesalahan, siswa
mampu menuliskan apa yang
diketahui dengan benar.
3) Tidak lengkap menuliskan apa
yang diketahui
Melakukan kesalahan, siswa tidak
lengkap menuliskan apa yang
diketahui. Siswa hanya menuliskan
panjang, lebar, dan tinggi, siswa
tidak menuliskan kapasitas yang
dapat digunakan, karena kurang
teliti dalam membaca soal.
b. Kesalahan Konsep

1) Salah dalam memahami konsep
luas permukaan balok.
Tidak melakukan kesalahan, siswa
dapat menuliskan rumus luas
permukaan balok
2) Salah dalam memahami konsep
satuan
Melakukan kesalahan, siswa salah
dalam mengubah satuan luas peti
dari m ke dm2, karena siswa
kurang
memahami
cara
menyamakan satuan
c. Kesalahan Prinsip
1) Salah dalam menggunakan rumus
Tidak melakukan kesalahan, siswa
dapat menggunakan rumus yang
tepat.
2) Salah dalam menentukan jawaban
akhir
Melakukan kesalahan,siswa salah
dalam
menentukan
hasil
banyaknya cat yang dibutuhkan.
3) Tidak menuliskan kesimpulan
akhir.
Melakukan kesalahan, siswa tidak
menuliskan kesimpulan di akhir
jawaban, karena tidak terbiasa
menulis kesimpulan.
d. Kesalahan Operasi
Salah dalam menghitung.
Melakukan kesalahan, siswa salah
dalam menetukan hasil perkalian
bilangan
desimal,
dikarenakan
siswa
kurang
teliti
dalam
menghitung.
2. Analisis Kesalahan Subjek
Perempuan (SP)
a. Kesalahan Fakta
1) Salah dalam menuliskan simbolsimbol
2) Melakukan kesalahan, siswa salah
dalam menuliskan satuan luas
balok. Siswa menuliskan meter
saja untuk satuan luas , karena
kurang mengerti mengenai satuan
luas.
3) Salah dalam menuliskan apa yang
diketahui.

Slamet Mulyadi : Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaiakan Soal Cerita........... 83

Tidak melakukan kesalahan, siswa
mampu menuliskan apa yang
diketahui dengan benar.
4) Tidak lengkap menuliskan apa
yang diketahui
Melakukan kesalahan, siswa tidak
lengkap menuliskan apa yang
diketahui dari soal karena lupa
b. Kesalahan Konsep
1) Salah dalam memahami konsep
luas permukaan balok.
Melakukan kesalahan, siswa salah
dalam menuliskan rumus luas
permukaan balok. Siswa menulis 2
(pl x pt x lt ), karena kurang
memahami luas permukaan balok
2) Salah dalam memahami konsep
satuan
Melakukan kesalahan, siswa salah
dalam mengubah satuan luas dari
m ke dm2, karena siswa kurang
memahami cara menyamakan
satuan
c. Kesalahan Prinsip
1) Salah dalam menggunakan rumus
Melakukan kesalahan, siswa salah
dalam
mensubstitusikan angka
kedalam rumus , siswa menuliskan
2 ( pl x pt x lt ) = 2 (2 + 1,5 x 2 + 1
x 1,5 + 1), karena siswa kurang
memahami rumus luas permukaan
balok.
2) Salah dalam menentukan jawaban
akhir
Melakukan kesalahan,siswa salah
dalam
menentukan
hasil
banyaknya cat yang dibutuhkan.
3) Tidak menuliskan kesimpulan
akhir.
Melakukan kesalahan, siswa tidak
menuliskan kesimpulan di akhir
jawaban, karena tidak terbiasa
menulis kesimpulan
d. Kesalahan Operasi
Salah dalam menghitung
Melakukan kesalahan, siswa salah
dalam menetukan hasil 2 (7) =
3,5 dan 3,5 x 10 = 350, karena
kurang teliti.

Berdasarkan hasil
analisis
kesalahan dari masing-masing subjek
yaitu subjek laki-laki (SL) dan subjek
perempuan(SP) dapat dilihat bahwa
kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita bangun ruang
adalah adalah kesalahan fakta, konsep,
prinsip, dan operasi.
hal ini selaras
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh
Widodo
(2013).
Hasil
penelitiannnya menunjukkan jenisjenis kesalahan yang dilakukan siswa
dalam pemecahan masalah divergensi
tipe membuktikan pada mahsiswa
matematika adalah kesalahan fakta,
kesalahan konsep, kesalahan prinsip, dan
kesalahan operasi.
Secara garis besar faktor yang
menyebabkan
terjadinya
kesalahan
adalah, faktor kognitif yaitu kurang
memahami konsep materi dan kurang
teliti dalam menyelesaikan soal. Hal ini
selaras dengan
penelitian yang
dilakukan oleh Manibuy, dkk (2014)
dalam penelitian faktor penyebab
kesalahan dalam siswa berkaitan dengan
aspek kognitif siswa yaitu penguasaan
siswa terhadap objek matematika yang
berkaitan dengan materi soal persamaan
kuadrat.
Adapun persamaan dan perbedaan
jenis-jenis kesalahan yang dilakukan
SL dan SP adalah sebagai berikut :
1. Persamaan kesalahan SL dan SP
Persaaman kesalahan SL dan SP
adalah pada kesalahan fakta yaitu
tidak lengkap menuliskan apa yang
diketahui dari soal dan salah
menuliskansimbol-simbol
matematika. Kesalahan konsep yaitu
salah dalam memahami konsep
satuan. Kesalahan prinsip yaitu salah
dalam menentukan jawaban akhir dan
tidak
menuliskan
kesimpulan.
Kesalahan operasi yaitu salah dalam
melakukan perhitungan.
2. Perbedaan Kesalahan siswa SL dan
SP adalah pada kesaalahn konsep
yaitu SP melakukan kesalahan dalam
memahami konsep bangun ruang

Slamet Mulyadi : Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaiakan Soal Cerita........... 84

sedangkan SL tidak melalkukan
kesalahan. Kesalahan Prinsip yaitu
SP salah dalam menggunakan rumus
luas Permukaan balok sedangkan SL
tidak Melakukan kesalahan.
Hasil
analisis
juga
menunjukkan bahwa subjek perempuan
lebih banyak melakukan kesalahan
dibandingkan dengan subjek laki-laki.
Pada
kesalahan
prinsip
subjek
perempuan melakukan kesalahan dalam
menuliskan rumus luas permukaaan
balok dan salah dalam mensubstitusikan
angka
kedalam
rumus.
Dengan
demikaian menunjukkan bahwa subjek
laki-laki lebih memahami materi
daripada subjek perempuan. Hal ini
selaras dengan pendapat Fredmen
(dalam
Oktavianti,
dkk,
2016)
mengemukakan bahwa anak laki-laki
lebih unggul daripada anak perempuan
dalam bidang aljabar, geometri, dan
penalaran. Hal ini menunjukkan adanya
perbedaan dalam proses berpikir
individu ditinjau dari perbedaan gender.
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
analisis kesalahan siswa kelas VIII
dalam menyelesaikan soal cerita bangun
ruang ditinjau dari perbedaan gender,
dapat diambil kesimpulan mengenai
kesalahan-kesalahan yang dilakukan
oleh subjek laki-laki dan subjek
perempuan adalah sebagai berikut :
1. KesalahanSL
Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Bangun
Ruang
a. Kesalahan fakta, meliputi; 1)
Tidak lengkap menuliskan dengan
lengkap apa yang diketahui dari
soal, 2) Kesalahan dalam
menuliskan simbol- simbol
matematika, siswa hanya
menuliskan m saja untuk satuan
luas permukaan balok.
b. Kesalahan konsep, kesalahan
konsep yang dilakukan oleh siswa
adalah salah dalam memahami

konsep satuan, siswa salah dalam
mengubah satuan dari m ke dm2.
c. Kesalahan
prinsip,
meliputi:
1)Siswa
salah
dalam
menetukanjawaban akhir, 2)Tidak
menuliskan kesimpulan, siswa
tidak menuliskan kesimpulan di
akhir penyelesaian soal
d. Kesalahan
operasi,
siswa
melakukan
kesalahan
dalam
menghitung.
2. Kesalahan SP Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Bangun
Ruang
a. Kesalahan fakta, meliputi; 1)
Tidak lengkap menuliskan dengan
lengkap apa yang diketahui dari
soal.2)
Kesalahan
dalam
menuliskan
simbolsimbol
matematika,
siswa
hanya
menuliskan m saja untuk satuan
luas permukaan balok.
b. Kesalahan konsep, meliputi 1)
Salah dalam memahami konsep
luas permukaan balok, siswa salah
dalam menentukan rumus luas
permukaan balok. 2) Salah dalam
memahami konsep satuan, siswa
salah dalam mengubah satuan dari
m ke dm2.
c. Kesalahan prinsip, meliputi: 1)
Salah dalam menggunakan rumus
luas permukaan balok , siswa
melakukan
kesalahan
dalam
mensubstitusikan angka ke dalam
rumus 2) Siswa salah dalam
menetukan jawaban akhir, 3) tidak
menuliskan kesimpulan, siswa
tidak menuliskan kesimpulan di
akhir penyelesaian soal .
d. Kesalahan
operasi,
siswa
melakukan
kesalahan
dalam
menghitung.
SARAN
Berdasarkan pembahasan dan
simpulan yang didapat, maka saran
yang perlu disampaikan oleh peneliti
antara lain :
1. Dari hasil penelitian ini diharapkan
guru
dapat
meminimalisir

Slamet Mulyadi : Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaiakan Soal Cerita........... 85

kesalahan
siswa
dalam
menyelesaikan soal cerita
2. Untuk pembaca atau peneliti yang
lain disarankan agar dapat
mengembangkan penelitian yang
lebih
luas
lagi
seperti
pengembangan analisis kesalahan
siswa ditinjau dari berbagai aspek
pada materi bangun
ruang
didasarkan pada hasil penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Eric

Jensen. (2008). Pembelajaran
Berbasis
Kemampuan
Otak.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hasan, B. (2015). Diagnosis Kesulitan
Siswa
Dalam
Menyelesaikan
Masalah Matematika dan Upaya
Mengatasinya
Menggunakan
Scaffolding. DISERTASI dan TESIS
Program Pascasarjana UM.
Hasan, B. (2017). Karakteristik Respon
Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Geometri Berdasarkan Taksonomi
SOLO. JINoP
(Jurnal
Inovasi
Pembelajaran), 3(1).
Kamus besar Bahasa Indonesia. (2008).
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Manibuy, R., Mardiyana, & Saputro, D.
R. (2014). Analisis Kesalahan Siswa
Dalam
Menyelesaikan
Soal
Persamaan Kuadrat Berdasarkan
Taksonomi Solo Kelas X SMAN 1
Plus Nabire Papua. Jurnal Elekronik
Pembelajaran
Matematika,
November 2014. Vol. 2 No. 9 hal.
933945ISSN : 2339-1685.

Oktavianti, A., & Masriyah. (2016).
Identifikasi Proses Berpikir Siswa
Dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Pada Materi Operasi Aljabar Kelas
VIII SMPN 2 Madiun Ditinjau Dari
Perbedaan Gender. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika, 2016. Vol.
2 No. 5 ISSN : 2301-9085.
Rahardjo
dan
Astuti.
(2011).
Pembelajaran Soal Cerita Pada
Operasi Hitung Campuran di SD.
Yogyakarta: Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Matematika.
Rahmania, I. & Ramawati, A. (2016).
Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan
Soal
Cerita
Persamaan Linier Satu Variabel
(ANALYSIS
OF
STUDENT’S
ERRORS IN SOLVING WORD
PROBLEMS
OF
LINEAR
EQUATIONS IN ONE VARIABLE).
Jurnal Matematika dan Pendidikan
Matematika, September 2016. Vol.
1 No. 2
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Wijaya, A. A., & Masriyah. (2013).
Analisis
Kesalahan
Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Materi
Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel. Jurnal ilmiah pendidikan
matematika, 2013. Vol. 2 No.1

Slamet Mulyadi : Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaiakan Soal Cerita........... 86