FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI KOTA PEKANBARU

An-Nadaa, Vol 1 No.2, Desember 2014, hal 42-47

ISSN 2442-4986

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN
POSYANDU LANSIA DI KOTA PEKANBARU
The Factors that Deals with the Utilization of Posyandu for the Elderly in Pekanbaru
Dwi Sapta Aryantiningsih
Stikes Payung Negeri Pekanbaru
Email : ihsanyuldi@gmail.com

Abstract
Elderly posyandu is integrated service posts to elderly in the village level in the respective work areas
puskesmas .Based on health agency data pekanbaru quarter end of 2012 there is still a seniors visit only
4.4%, in fact targeted 75% .The purpose of this research to know the factors that deals with the
utilization of elderly posyandu in pekanbaru .The kind of research is quantitative with the approach
cross sectional , to be implemented in puskesmas in pekanbaru on the moon mei-juli 2014. The
population in this study is the entire elderly aged ≥ 60 years in the working area of the health center,
with a sample of 364 people. The collection of data by using primary data. Data processing is editing,
coding, entry, processing, cleaning and analysis of univariate and bivariate data. Results of the study
were elderly who do not utilize Posyandu is 70.3%, variables related to the utilization of Posyandu that

knowledge (95% CI; POR = 1.726 (1.092 to 2.729)), family support (95% CI; POR = 3.153 (1,9725.042)), the support of health workers (95% CI; POR = 2.508 (1.579 to 3.982)) and variables that are
not associated with the utilization of posyandu namely residence within the Elderly. It is advisable to
provide counseling to the elderly and families about the benefits IHC Elderly Elderly, empowering the
elderly Posyandu cadres to provide information to the elderly about Posyandu elderly, provide
counseling to families Elderly to be able to provide support to the elderly in order to take advantage of
the Elderly IHC, motivate health workers to provide information to each elderly who visited the health
center or other health care facilities and their families about the benefits of IHC elderly.
Keywords: knowledge, family, healthcare, elderly Posyandu

Abstrak
Posyandu lansia merupakan Pos Pelayanan Terpadu terhadap Lansia di tingkat
desa/kelurahan dalam wilayah kerja masing-masing Puskesmas. Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Kota Pekanbaru triwulan akhir tahun 2012 masih terdapat kunjungan Lansia yang
hanya 4,4%, padahal ditargetkan 75%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor–faktor
Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Kota Pekanbaru. Jenis
Penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, yang dilaksanakan di
Puskesmas di Kota Pekanbaru pada bulan Mei-Juli 2014. Populasi dalam penelitian ini yaitu
seluruh Lansia yang berumur ≥ 60 Tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas, dengan
sampel 364 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan data primer. Pengolahan
datanya secara editing, coding, entry, processing, cleaning dan analisa data secara univariat dan

bivariat. Hasil penelitian adalah Lansia yang tidak memanfaatkan posyandu yaitu 70,3%,
variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu yaitu pengetahuan (CI 95%;
POR=1,726 (1,092-2,729)), dukungan keluarga (CI 95%; POR=3,153 (1,972-5,042)), dukungan
petugas kesehatan (CI 95%; POR= 2,508(1,579-3,982)) dan variabel yang tidak berhubungan
dengan pemanfaatan posyandu yaitu jarak tempat tinggal Lansia. Disarankan untuk
memberikan konseling kepada Lansia dan keluarga Lansia tentang manfaat Posyandu
Lansia, memberdayakan kader Posyandu Lansia untuk memberikan informasi kepada Lansia
tentang Posyandu Lansia, memberikan konseling kepada keluarga Lansia untuk dapat
memberikan dukungan kepada Lansia agar memanfaatkan Posyandu Lansia, memotivasi
petugas kesehatan memberikan informasi kepada setiap Lansia yang berkunjung ke
Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya dan keluarganya tentang manfaat Posyandu
Lansia.
Kata kunci : pengetahuan, keluarga, pelayanan kesehatan, Posyandu lansia

42

An-Nadaa, Desember 2014, hal 42-47

PENDAHULUAN


yaitu 4,4% (Profil DinKes, 2012). Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui Faktor- faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di
Kota Pekanbaru.

Lanjut usia (lansia) yaitu seseorang yang
telah mencapai 60 tahun ke atas baik pria maupun
wanita (Depkes, 2010). Dengan semakin meningkatnya penduduk lansia, dibutuhkan perhatian dari
semua pihak dalam mengantisipasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan penuaan penduduk.
Penuaan penduduk membawa berbagai implikasi
baik dari aspek sosial, ekonomi, hukum, politik, dan
terutama kesehatan. Permasalahan kesehatan merupakan salah satu permasalahan utama penduduk
lansia, karena terkait dengan kemunduran fisik
manusia yang terjadi secara alamiah serta menyangkut pemenuhan kebutuhan hidup (KomNas RI,
2010).

BAHAN DAN METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif. Dengan jenis desain analitik cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Lansia
yang berumur ≥60 Tahun yang ada di wilayah kerja
Puskesmas di Kota Pekanbaru dengan jumlah lansia

4097 orang. Jumlah sampel adalah 364 sampel.
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah
kuesioner dengan tabel cheeklist yang dirancang
oleh peneliti sesederhana mungkin agar mudah
dipahami oleh lansia yang mengunjungi Posyandu
Lansia. Pengolahan datanya secara editing, coding,
entry, processing, cleaning dan analisa data secara
univariat dan bivariat untuk mengetahui adanya
hubungan antar dua variabel digunakan uji chi
square dengan derajat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Menurut Juniardi (2013), faktor-faktor yang
mempengaruhi rendahnya kunjungan lansia ke
posyandu lansia, antara lain pengetahuan, jarak
rumah dengan lokasi posyandu, dukungan keluarga, sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan
posyandu, sikap dan perilaku lansia, penghasilan
ekonomi, dukungan petugas kesehatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan Riset
Fasilitas
Kesehatan
(Rifaskes) tahun 2011 secara nasional persentase
puskesmas yang memiliki posyandu lansia adalah
78,8%. Provinsi dengan persentase puskesmas
tertinggi yang memiliki posyandu lansia adalah
Provinsi DI Yogyakarta (100%) diikuti Jawa Tengah
(97,1%) dan Jawa Timur (95,2%). Sedangkan persentase terendah ada di Papua (15%), Papua Barat
(18,2%) dan Sulawesi Barat (22,2%). Bila dilihat dari
lokasi, persentase puskesmas di perkotaan yang
memiliki posyandu lansia 80,9%, sementara di
pedesaan 78,3% (KemenKes, 2013).

Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan hubungan antara pengetahuan lansia, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan terhadap pemanfaatan posyandu lansia di Pekanbaru.
Analisis Univariat
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi responden yang tidak memanfaatkan Posyandu Lansia yaitu 256 orang (70,3%),
pengetahuan Lansia tentang Posyandu Lansia
kategori rendah sebanyak 176 orang (48,4%), jarak
tempat tinggal Lansia kategori jauh sebanyak 29

orang (8%), tidak adanya dukungan dari keluarga
sebanyak 240 orang (65,9%), dan tidak adanya
dukungan petugas kesehatan sebanyak 196 orang
(53,8%) yang dapat dilihat pada tabel 1.

Berdasarkan rekapan data laporan Dinas
Kesehatan Kota Pekanbaru masih terdapat beberapa
Puskesmas yang belum mencapai target 75%, dan
yang pencapaian paling rendah kunjungan Lansia

43

An-Nadaa, Vol 1 No.2, 2014

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kunjungan Lansia, Pengetahuan, Jarak Tempat
Tinggal, Dukungan Keluarga, Dukungan Petugas Kesehatan Di Kota Pekanbaru
Variabel yang diteliti
Pemanfaatan Posyandu Lansia
Tidak Memanfaatkan
Memanfaatkan

Pengetahuan Lansia tentang Posyandu
Rendah
Tinggi
Jarak Tempat Tinggal Lansia
Jauh
Dekat
Dukungan Keluarga Lansia
Tidak Mendukung
Mendukung
Dukungan Petugas Kesehatan
Tidak Mendukung
Mendukung
Sumber : data primer
Analisis Bivariat

Frekuensi

Persentase

256

108

70,3
29,7

176
188

48,4
51,6

29
335

8
92

240
124


65,9
34,1

196
168

53,8
46,2

Keterbatasan pengetahuan ini akan mengakibatkan
dampak yang kurang baik dalam pemeliharaan
kesehatannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu tingkat pendidikan,
informasi yang diperoleh, pengalaman dan sosial
ekonomi. Pengetahuan Lansia akan manfaat Posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi
dalam kehidupan sehari-harinya. Lansia yang
menghadiri kegiatan Posyandu, maka Lansia akan
mendapatkan penyuluhan tentang cara hidup sehat
dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan
yang melekat pada mereka. Pengalaman tersebut
membuat pengetahuan Lansia menjadi meningkat,

yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat
mendorong minat atau motivasi mereka untuk
selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia
(Kurniasari, 2013).

Analisis bivariat dilakuan untuk melihat
hubungan antara variabel independen dengan pemanfaatan posyandu lansia di Kota Pekanbaru yang
dapat dilihat pada tabel 2.
Pengetahuan Lansia
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
terdapat Lansia yang berpengetahuan rendah yang
tidak memanfaatkan Posyandu Lansia sebanyak 134
orang (76,1%) dengan Pvalue = 0,026; CI 95%; POR
= 1,726 (1,092–2,729) hal ini berarti Lansia yang
memiliki pengetahuan rendah mempunyai peluang
1,726 kali untuk tidak memanfaatkan posyandu
lansia dibandingkan dengan lansia yang memiliki
pengetahuan tinggi.
Pengetahuan merupakan salah satu faktor
instrinsik yang mempengaruhi motivasi.Tingkat

pengetahuan seseorang tidak selalu memotivasi
perilaku logika, artinya pengetahuan yang baik
(Lansia yang tahu tentang pengertian Posyandu,
tujuan Posyandu, bentuk pelayanan Posyandu, dan
sasaran Posyandu) tidak selalu memimpin perilaku
yang benar dalam hal ini pengetahuan tentang
posyandu yang baik belum tentu mau berkunjung
ke posyandu (Kurniasari,2013).

Berdasarkan hal diatas, direkomendasikan
agar setiap Lansia mengetahui tentang pentingnya
Posyandu Lansia. Oleh karena itu disarankan agar
memberikan konseling kepada Lansia, memberdayakan kader Posyandu Lansia untuk memberikan
informasi kepada Lansia tentang manfaat Posyandu
Lansia.
Dukungan Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
terdapat Lansia yang tidak mendapatkan dukungan
keluarga dan tidak memanfaatkan Posyandu Lansia

Pengetahuan lansia yang kurang tentang
Posyandu Lansia mengakibatkan kurangnya pemahaman lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia.
44

An-Nadaa, Desember 2014, hal 42-47

sebanyak 189 orang (78,8%) dengan Pvalue = 0,0005;
CI 95%; POR = 3,153 (1,972-5,042) hal ini berarti
Lansia yang tidak mendapatkan dukungan keluarga

mempunyai peluang 3,153 kali untuk tidak memanfaatkan posyandu lansia dibandingkan dengan lansia yang mendapatkan dukungan keluarga.

Tabel 2. Hubungan Variabel Independen dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Pekanbaru
Variabel

Pemanfaatan Posyandu Lansia
Tidak
Memanfaatkan
Memanfaatkan
n
%
n
%

Pengetahuan Lansia
Tinggi
134
Rendah
122
Jarak Tempat Tinggal
Jauh
24
Dekat
232
Dukungan Keluarga
Tidak Mendukung
189
Mendukung
67
Dukungan Petugas Kesehatan
Tidak Mendukung
155
Mendukung
101
Sumber : data primer

Total
n

%

P Value

POR
(95% CI)

76,1
64,9

42
66

23,9
35,1

176
188

100
100

0,019

1,726
(1,092-2,729)

82,8
69,3

5
103

17,2
30,7

29
335

100
100

0,127

2,131
(0,791-5,741)

78,8
54

51
57

21,3
46

240
124

100
100

0,0005

3,153
(1,972-5,042)

79,1
60,1

41
67

20,9
39,9

196
168

100
100

0,0005

2,508
(1,579-3,982)

Dukungan Petugas

Dukungan keluarga sangat berperan dalam
mendorong minat atau kesediaan lansia untuk
mengikuti kegiatan Posyandu lansia. Keluarga bisa
menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu
menyempatkan diri untuk mendampingi atau
mengantar lansia ke Posyandu, mengingatkan Lansia
jika lupa jadwal Posyandu dan berusaha membantu
mengatasi segala permasalahan bersama lansia
(Erfandi, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
terdapat Lansia yang tidak mendapatkan dukungan
petugas dan tidak memanfaatkan Posyandu Lansia
sebanyak 155 orang (79,1%) dengan Pvalue = 0,0005;
CI 95%; POR = 2,508 (1,579-3,982). Hal ini berarti
Lansia yang tidak mendapatkan dukungan petugas
mempunyai peluang 2,508 kali untuk tidak memanfaatkan Posyandu Lansia dibandingkan dengan
Lansia yang mendapatkan dukungan petugas.

Menurut Zumara (2011) dukungan keluarga
menjadi suatu aspek pemberdayaan Lansia terhadap
perkembangan aktivitas. Selain itu juga dapat meningkatkan keinginan untuk mengetahui dan menggunakan seseuatu hal yang masih dianggap baru
ataupun hal-hal yang jarang dilakukan oleh Lansia
tersebut (Novita, 2013).

Petugas kesehatan merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi perubahan perilaku.
Dengan adanya promosi kesehatan yang dilakukan
oleh petugas kesehatan maka masyarakat lebih
terdorong dan tertarik sehingga cenderung dalam
merubah tingkah lakunya. Dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara
health promtion (promosi kesehatan). Promosi kesehatan sendiri dapat dilakukan dengan cara pelatihan
pelatihan pada masyarakat, mentransformasikan pengetahuan pengetahuan dan memberikan dukungan
pada masyarakat (Notoadmodjo,2005).

Berdasarkan hal diatas, direkomendasikan
bahwa setiap Lansia harus mendapatkan dukungan
keluarga untuk memanfaatkan Posyandu Lansia.
Oleh karena itu disarankan agar memberikan konseling kepada keluarga Lansia tentang manfaat
Posyandu Lansia, konseling agar keluarga memberikan dukungan kepada Lansia dan memberdayakan
kader untuk dapat memberikan informasi kepada
keluarga Lansia agar memberikan dukungan kepada
Lansia untuk memanfaatkan Posyandu Lansia.

Peran puskesmas atau petugas kesehatan dalam kegiatan posyandu adalah sebagai fasilitator dan
lebih memberdayakan masyarakat dalam kegiatan
posyandu. Kegiatan posyandu dikatakan meningkat
45

An-Nadaa, Vol 1 No.2, 2014

jika peran serta masyarakat semakin tinggi yang
terwujud dalam cakupan program kesehatan.

DepKes RI. 2010. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut
Usia Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Direktorat
Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat

Berdasarkan hal diatas, direkomendasikan
bahwa setiap petugas kesehatan harus memberikan
dukungan kepada Lansia untuk memanfaatkan
Posyandu Lansia. Oleh karena itu disarankan agar
memotivasi petugas kesehatan memberikan informasi kepada setiap Lansia yang berkunjung ke
Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya dan
keluarganya tentang manfaat Posyandu Lansia.

DepKes RI. 2013. Pentingnya Peran Masyarakat dan
Keluarga dalam Meningkatkan Kualitas Hidup
Lansia. Jakarta: DepKes RI
DepKes RI. 2013. Populasi Lansia di Perkirakan Terus
Meningkat Hingga Tahun 2020. Jakarta: DepKes
RI
Dewi, Eka. 2012. Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu
Oleh Lanjut Usia Di Kecamatan Ciomas
Kabupaten Bogor Tahun 2012 Dan Faktor yang
Berhubungan
dari
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/203006
00-S42008-Dewi%20Eka%20Handayani.pdf.
Depok : Universitas Indonesia

KESIMPULAN DAN SARAN
Proporsi Lansia yang tidak memanfaatkan
Posyandu Lansia yaitu 256 orang (70,3%). Variabel
yang berhubungan dengan pemanfaatan Posyandu
Lansia yaitu pengetahuan, dukungan keluarga dan
dukungan petugas, sedangkan variabel yang tidak
berhubungan adalah jarak tempat tinggal lansia. Perlu diberikan konseling kepada Lansia dan keluarga
Lansia tentang manfaat Posyandu Lansia. Memberdayakan kader Posyandu Lansia untuk memberikan
informasi kepada Lansia tentang Posyandu Lansia.
Serta perlu memotivasi petugas kesehatan memberkan informasi kepada setiap Lansia yang berkunjung
ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya dan
keluarganya tentang manfaat Posyandu Lansia.

Erfandi. 2008. Pengelolaan Posyandu Lansia. Diakses
dari http://Puskesmas.com pada tanggal 3
januari 2014
Fitri Handayani. 2012. Hubungan Pengetahuan dan
Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan
Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Darussalam Tahun 2012.
Ismawati, S.Cahyo.2010. Posyandu dan Desa Siaga.
Bantul: Nuhamedika

DAFTAR PUSTAKA

Juniardi, Frans. 2013. Faktor- faktor Yang
Mempengaruhi Rendahnya Kunjungan Lansia ke
Posyandu Lansia di Puskesmas Batang Beruh
Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi. Diperoleh
Tanggal
3
Januari
2014
dari
http://jurnal.usu.ac.id/index.php/ws/search
/authors/view?FirstName=FRANS&middleN
ame=&LastName=JUNIARDI&affiliation=&co
untry=

Arikunto, S. (2009), Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmad. 2007. Hubungan Sikap Kader, Keterampilan
Kader dan Dukungan Keluarga Terhadap
Kunjungan Lansia ke Posyandu di Surabaya
Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian, Cetakan
Ketujuh. Jakarta : Rineka Cipta
Azizah, LM. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Jakarta:
Graha Ilmu

Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pembinaan Kesehatan
Lanjut Usia Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Azwar, Azrul. 1999. Pengantar Administrasi Kesehatan.
Jakarta: Binarupa Aksara.

Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pengelolaan Kegiatan
Kesehatan Di Kelompok Lanjut Usia. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Bandiyah, S. 2009. Lanjut usia dan Keperawatan
Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika
DepKes RI. 2006. Pedoman Umum
Posyandu. Jakarta: DepKes RI

KemenKes RI. 2013. Buletin Lansia. Jakarta: Pusat
Datadan Informasi Kementrian Kesehatan RI

Pengelolaan

KomNas RI. 2010. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009.
Jakarta: Komisi Nasional RI

DepKes RI. 2006. Buku Kader Posyandu : Dalam Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta: DepKes RI
46

An-Nadaa, Desember 2014, hal 42-47

Kurniasari, L. 2013. Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan, Tingkat Pendidikan dan Status
Pekerjaan dengan Motivasi Lansia Berkunjung ke
Posyandu Lansia di Desa Dadirejo Kecamatan
Tirto
Kabupaten
Pekalongan.
STIKes
Muhammadiyah. Pekalongan

Razak, Amran. 2000. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Pesisir. Makassar: Kalammedia
Pustaka.
Sucipto, Edy. 2009. Berbagai Faktor yang Berhubungan
dengan
Praktik
Kader
Posyandu
dalam
Penimbangan Balita dan Cakupan D/S di
Posyandu di Wilayah Puskesmas Geyer II
Kabupaten Grobogan. Semarang : Universitas
Diponegoro

Notoatmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan
Seni. Jakarta: Rineka Cipta

Suhadi. 2008. Studi Pemanfaatan Pelayanan Poliklinik
Mahasiswa UNHALU Puskesmas Pembantu
Mokoau di Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu
Kota Kendari Sulawesi Tenggara Tahun 2008.
Dari
http://terrymbienugraha.blogspot.com/2013/
07/laporan-penelitian-kesehatan_2695.html
diakses tanggal 29 Mei 2014 pukul 21.30 WIB

Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik. Jakarta:
EGC
Nur Fadhilah. 2012. Faktor-faktor Yang Berhubungan
Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Desa
Blitarejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten
Pringsewu
Tahun
2012.
Dari
http://www.scribd.com/doc/178846482/Den
gan-Pemanfaatan-Posyandu-Lansia
diakses
tanggal 29 mei 2014 pukul 22.00 WIB.

Susanti. 2011. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia.
Pekanbaru: STIKes Hangtuah

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metode
Penelitian Ilmu Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika

Novita, S. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Kuta
Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013. STIKes
U’budiyah Banda Aceh

Predy. 2012. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia.
Pekanbaru: STIKes Hangtuah

Uwie. 2004. Hubungan Sikap dan Pengetahuan Terhadap
Kunjungan Lansia ke Posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Bunga Raya

Profil Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. 2012.
Rekapan Laporan Lansia di Posyandu. Pekanbaru

47