PERLINDUNGAN HAK MEWARIS SEORANG ANAK HASIL PERKAWINAN IJAB QABUL TIDAK TERCATAT PADA HUKUM NEGARA

Perlindungan Hak Mewarisi Seorang Anak Hasil Perkawinan Ijab Qabul Tidak Tercatat pada Hukum Negara

PERLINDUNGAN HAK MEWARIS SEORANG ANAK HASIL
PERKAWINAN IJAB QABUL TIDAK TERCATAT PADA HUKUM
NEGARA
Erni Agustina
Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta
JL R.S. Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan 12450
erni.agustina@yahoo.com

ABSTRACT
Based on the foregoing with generally accepted theories, it is to argue that a private covenant of
marriage is valid according to it’s religion and it is government’s responsibility for providing legal protection. Therefore, any child born from private covenant of marriage is a legitimate child
and shall therefore be entitled to legal protection by government through court’s decision (yurisprudensi) that provide inherated right to child from private covenant of marriage.
Keywords: Marriage, Law Protection, Inheritance

sebut, hal ini diatur dalam Pasal 2 Undang-Undang

Pendahuluan
Hukum yang berlaku bagi semua warga ne-


Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974.

gara Indonesia terhadap perkawinan diatur dalam

Di dalam kenyataan, masyarakat Indonesia

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo Peraturan

banyak melakukan perkawinan yang hanya dilaku-

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 merujuk kepada

kan secara agama, tetapi tidak didaftarkan di Pega-

hukum masing-masing agama dan kepercayaan para

wai Pencatatan Perkawinan sesuai Hukum Negara,

pemeluknya (Pasal 2 UU No.1Tahun 1974 jo Pasal


perbuatan perkawinan tersebut tidak sah status hu-

10 Ayat 3 PP No.9 Tahun 1975). Dengan demikian

kum oleh hukum negara, serta membawa dampak

Undang-undang tersebut merupakan suatu unifikasi

hukum terhadap isteri dan anak yang kemudian akan

yang menghormati secara penuh terhadap adanya

lahir dari perkawinan. Dampak dari perkawinan

variasi berdasarkan agama dan kepercayaan yang

yang tidak dicatatkan pada Pegawai Pencatat Nikah

berkeTuhanan Yang Maha Esa sehingga tidak ada


terhadap anak yang dilahirkan dalam perkawinan

perkawinan diluar hukum masing-masing agama

yang tidak dicatatkan tersebut sebagai anak luar ka-

dan kepercayaannya itu yang tidak sesuai dengan

win dan juga menyangkut hak atas warisan dari

Undang-undang Dasar 1945 hasil Amandemen.

anak tersebut, sehingga menarik perhatian penulis

Meskipun secara agama atau adat istiadat

yang menjadi latar belakang selanjutnya untuk me-

dianggap sah, namun dapat merupakan delik pe-


lakukan penelitian, sebab gejala ini menimbulkan

langgaran yaitu perkawinan yang dilakukan tanpa

permasalahan terhadap konsepsi kesadaran hukum

izin istri pertama dan diluar pengetahuan penga-

nasional masyarakat Indonesia.

wasan Pegawai Pencatat Nikah tidak memiliki kekuatan hukum dan dianggap tidak sah dimata hukum negara atau tidak pernah ada perkawinan ter-

Adapun yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Mengapa perlu adanya perlindungan hukum bagi anak hasil perkawinan ijab qabul?

Lex Jurnalica Vol. 6 No.2, April 2009

77


Perlindungan Hak Mewarisi Seorang Anak Hasil Perkawinan Ijab Qabul Tidak Tercatat pada Hukum Negara

2. Apakah dapat diakui dihadapan hukum terha-

Penelitian dilakukan dengan cara menga-

dap anak yang lahir dari hasil perkawinan ijab

dakan pengamatan dan tanya jawab terhadap hakim

qabul oleh putusan hakim melalui teori penaf-

dan masyarakat yang melakukan perkawinan ijab

siran dan penemuan hukum?

qabul, bagaimana hakim menerapkan hukumnya terhadap kasus-kasus anak luar kawin hasil perkawinan

Dimana dalam penelitian ini menggunakan


ijab qabul yang tidak tercatat pada hukum negara.

metode perbandingan hukum penelitian yuridis nor-

Disamping itu, De Empirisch Analytisch Methode

matif, analitis empiris serta metode penelitian kua-

adalah sarana atau metode yang penting untuk me-

litatif. Pendekatan yuridis normatif digunakan da-

nemukan hukum yang baik dan asas-asas hukum

lam usaha menganalisis data dengan mengacu

yang kita terima dan sebagai asas keadilan dalam

kepada norma-norma hukum yang dituangkan da-


hukum. (Srigambir Melati Hatta, 2000)

lam perundang-undangan dan putusan pengadilan.
(Sri Gambir Melati Hatta, 2000)

Pembahasan

Data sekunder terdiri dari bahan hukum pri-

Suasana perjalanan kehidupan aturan hu-

mer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum

kum demikian berakibat terjadinya tarik menarik

tersier. Bahan hukum primer, terdiri dari peraturan

antara sistem hukum adat sebagai tonggak awal de-

perundang-undangan dan peraturan lain yang ber-


ngan sistem hukum islam yang telah membudaya

laku mengenai anak luar kawin juga mengenai hu-

dan atau sistem hukum nasional yang wajib dipatuhi

kum waris. Bahan hukum sekunder terdiri dari bu-

sebagai budaya hukum. Akibatnya terjadi perge-

ku-buku, pendapat-pendapat para ahli untuk mem-

seran perubahan kultural dalam bidang hukum per-

perjelas bahan hukum primer. Bahan hukum tersier,

kawinan, tegasnya ditengah-tengah masyarakat yang

yang merupakan bahan hukum yang memberikan


menjadi responden obyek penelitian melakukan per-

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum

kawinan tidak berdasarkan ketentuan Undang-un-

primer dan sekunder seperti kamus, makalah ilmiah

dang nasional.

dan jurnal hukum.

Aspek keperdataan sebelum Undang-Un-

Dengan cara meneliti yang berkaitan de-

dang Nomor 1 Tahun 1974, berlaku berbagai keten-

ngan hukum positif mengenai peraturan-peraturan


tuan hukum perkawinan untuk berbagai golongan

dan undang-undang anak luar kawin dan perkawi-

warga negara dan berbagai daerah. Perkawinan un-

nan sebelum berlakunya undang-undang perkawi-

tuk Orang-orang Indonesia asli yang beragama Is-

nan maupun sesudah berlakunya undang-undang

lam berlaku hukum agama yang telah diresepiir da-

perkawinan.

lam hukum adat, sedangkan orang-orang Indonesia

Penelitian ini untuk mendapatkan bahan-


asli lainnya berlaku hukum adat. Setelah tahun 1974

bahan berupa teori, konsep, asas hukum dan pera-

proses perkawinan sudah diatur di dalam hukum ne-

turan hukum, yang ada kaitannya dengan hak me-

gara, dalam Pasal 1 Undang-undang Perkawinan

waris seorang anak hasil perkawinan ijab qabul ti-

Nomor 1 Tahun 1974 menyatakan:

dak tercatat pada hukum negara mempergunakan

“Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seseo-

legal research.

rang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri

78

Lex Jurnalica Vol. 6 No.2, April 2009

Perlindungan Hak Mewarisi Seorang Anak Hasil Perkawinan Ijab Qabul Tidak Tercatat pada Hukum Negara

dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah

takan hukum, karena tugasnya bukan semata-mata

tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketu-

sebagai corong dari Undang-undang tetapi mem-

hanan Yang Maha Esa.”

bentuk hukum yudikatif.

“Dalam Negara Indonesia tidak berlaku hukum ter-

Mengingat bahwa Undang-undang Perkawi-

tulis dari hukum negara saja, tetapi juga berlaku

nan Nomor 1 Tahun 1974 berisi ketentuan-keten-

hukum tidak tertulis atau yang lebih dikenal dengan

tuan hukum keluarga, yang sekarang telah dinyata-

norma/kaidah hukum kebiasaan, misalnya norma

kan berlaku secara nasional, maka adakalanya harus

adat, norma susila dan norma agama”. (M.Idris

melihat atau memperbandingkannya dengan keten-

Ramulyo, 1986)

tuan KUHPerdata. (J. Satrio,1992)

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Per-

Berdasarkan Petunjuk Mahkamah Agung

data (BW) mengatur tentang bagian waris dari anak

Nomor M.A /Pemb /0807/75, tertanggal 20 Agustus

luar kawin, tetapi dengan berlakunya Undang-

1975, Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun

undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

1974 tidak hendak menghilangkan sama sekali ke-

maka ketentuan Hukum Perkawinan dianggap tidak

bhinekaan dalam hukum perkawinan yang masih ha-

berlaku lagi sepanjang telah diatur dalam Undang-

rus dipertahankan dan karenanya tidak mencabut

undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

seluruh ketentuan mengenai perkawinan dalam

Sedangkan untuk anak luar kawin hanya diatur da-

KUHPerdata, tetapi hanya sepanjang yang sudah

lam Pasal 43 Undang-Undang Perkawinan yang me-

diatur dalam Undang-undang perkawinan saja. Ke-

nyatakan “ayat (1) Anak yang dilahirkan di luar per-

tentuan dalam Undang-undang perkawinan masih

kawinan hanya mempunyai hubungan perdata de-

membutuhkan peraturan pelaksanaan melalui Pera-

ngan ibunya dan keluarga ibunya. Ayat (2) menye-

turan Pemerintah, maka selama peraturan pelak-

butkan kedudukan anak tersebut ayat (1) di atas se-

sanaan itu belum ada, ketentuan Undang-undang

lanjutnya akan diatur dalam peraturan pemerintah”.

perkawinan belum bisa dilaksanakan oleh Penga-

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

dilan. Di dalam kelompok yang belum dapat dilak-

Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-

sanakan, termasuk ketentuan Undang-undang perka-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 perkawinan ternyata

winan tentang harta benda dalam perkawinan, kedu-

juga tidak mengatur lebih lanjut status dan hak dari

dukan anak, hak dan kewajiban antara orang tua dan

seorang anak yang dilahirkan dari perkawinan ijab

anak serta perwalian. jadi, dengan tegas disebutkan,

qabul tersebut, sehingga hal ini menyebabkan ba-

bahwa ketentuan undang-undang perkawinan ten-

nyak konflik hukum yang terjadi di dalam masya-

tang kedudukan anak di dalam hukum belum bisa

rakat terhadap

dilaksanakan.

anak yang dilahirkan dari perka-

winan ijab qabul tersebut, yang disebabkan oleh ke-

Sikap Hakim sambil menunggu diundang-

tiadaan aturan yang berlaku atau dengan kata lain

kan ketentuan-ketentuan yang khusus berlaku ter-

adanya kekosongan hukum di bidang hak waris

hadap hak waris anak, sebagai dampak dari hasil

anak yang hasil dari perkawinan ijab qabul tidak

perkawinan ijab qabul tidak tercatat pada Hukum

tercatat pada Hukum Negara. Dalam hal ada keko-

Negara, demi kepentingan terbaik si anak, harus be-

songan hukum tersebut hakim harus dapat mencip-

rani memutus dengan cara menemukan hukum dan

Lex Jurnalica Vol. 6 No.2, April 2009

79

Perlindungan Hak Mewarisi Seorang Anak Hasil Perkawinan Ijab Qabul Tidak Tercatat pada Hukum Negara

menciptakan hukum. Untuk mengisi kokosongan

oleh calon mempelai pria”.(R. Soetoyo Prawiroha

hukum yang ada dapat diatasi.

midjojo, 1994)

Disamping itu kesadaran hukum terhadap

Selesainya ijab kabul tersebut terjadilah

hukum waris menjadi kendala tersendiri untuk men-

perkawinan sah menurut hukum Islam bila Keten-

ciptakan hukum dan keadilan bagi anak yang lahir

tuan mengenai pencatatan perkawinan terdapat da-

dari perkawinan ijab qabul. Fungsi hukum sebagai

lam Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Ta-

sarana pengendalian sosial dan sarana perubahan

hun 974 Tentang Perkawinan yang menyatakan

masyarakat tidak diatur dibidang hukum kewarisan

“tiap–tiap perkawinan dicatat menurut peraturan

terhadap anak dari perkawinan ijab qabul.

Perundang-undangan yang berlaku”.

Hak-hak anak dari perkawinan ijab qabul

Sedangkan dalam penjelasan umum pasal-

harus juga direspon oleh pembentuk hukum (lem-

pasal dinyatakan bahwa pencatatan tiap-tiap perka-

baga legislatif) dan pelaksana hukum (lembaga

winan adalah sama halnya dengan pencatatan peris-

yudikatif) guna melindungi anak lahir dari perka-

tiwa-peristiwa penting dalam kehidupan seseorang,

winan ijab qabul untuk mewujudkan keadilan bagi

misalnya kematian, kelahiran yang dinyatakan da-

anak dari perkawinan ijab qabul tersebut sehingga

lam surat-surat keterangan, suatu akte resmi yang

hak-haknya terlindungi seperti hak untuk mewaris

juga dimuat dalam daftar pencatatan.

dari orang tuanya. Peran badan legislatif dan yudi-

Pencatatan perkawinan dimaksudkan untuk

katif menduduki posisi yang penting untuk men-

menjadikan peristiwa perkawinan itu jelas keber-

jadikan hukum sebagai sarana perubahan masya-

adaannya, baik untuk yang bersangkutan maupun

rakat.

untuk orang lain. Hal ini dapat dibaca dalam surat
Perkawinan ijab qabul adalah perkawinan

yang bersifat resmi dan termuat pula daftar khusus

yang dilakukan secara agama saja atau didepan pe-

yang disediakan untuk itu, sehingga sewaktu-waktu

muka agama saja atau secara hukum dapat dika-

dapat dipergunakan, terutama sebagai alat bukti su-

takan perkawinan dibawah tangan. Hal ini dika-

rat yang otentik, dapat dibenarkan atau dicegah sua-

renakan perkawinan ijab qabul pelaksanaannya ha-

tu perbuatan yang lain.

nya memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh hu-

Meskipun pencatatan perkawinan lebih me-

kum agama berdasarkan adat istiadat saja serta

rupakan tindakan administratif belaka, akan tetapi

diluar pengetahuan dan pengawasan pegawai pen-

untuk kesempurnaan perkawinan seyogyanya tin-

catat nikah, dari Kantor Urusan Agama bagi yang

dakan tersebut dilakukan. Keabsahan perkawinan

beragama Islam dan Kantor Catatan Sipil bagi yang

sesungguhnya tidak tergantung pada pencatatan per-

beragama non Islam.

kawinan, akan tetapi tergantung pada ketika Ijab

Salah satu syarat pernikahan menurut hukum islam adalah Ijab Kabul, yang dapat dijabarkan

Qabul itu diucapkan, oleh masing-masing pihak telah terikat kedudukannya sebagai suami istri.
Dengan demikian, menurut Undang-undang

bahwa :
“ijab berarti penyerahan mempelai wanita kepada

Nomor 1 Tahun 1974 bahwa kedudukan Kantor Ca-

calon pengantin pria dan yang dimaksud dengan

tatan Sipil, bukanlah pihak yang melaksanakan per-

qabul berarti penerimaan calon mempelai wanita

kawinan, karena tugasnya hanyalah mencatat pelak-

80

Lex Jurnalica Vol. 6 No.2, April 2009

Perlindungan Hak Mewarisi Seorang Anak Hasil Perkawinan Ijab Qabul Tidak Tercatat pada Hukum Negara

sanaan perkawinan yang telah dilaksanakan oleh

hukum: (Equality before the law) sebagai akhir

pemuka agama dan Kantor Catan Sipil hanya ber-

berpikir analisis.

tugas mengatur administrasi atau Pencatatan Nikah,

Sedangkan J.S. Mills memberikan atribut

jadi tidak menentukan sahnya atau tidak suatu per-

utama pada keadilan yaitu:

kawinan”. (Sri Gambir Melati Hatta, 1999)

“Justice of the legal rights : It is unjust to deprive a

Dalam penelitian dan pembahasan pada ba-

person of his liberty, property or any other thing

gian analisis digunakan teori:

which belongs to him by law. Whatever rights are

Keadilan komutatif Smith.

provided by the law must be respected, otherwise,

a. Keadilan komutatif tidak hanya menyangkut

the violation of them would constitute injudtice”.

pemulihan kembali kerusakan yang terjadi, me-

(Keadilan daripada hak-hak hukum adalah tidak adil

lainkan yang menyangkut pencegahan terhadap

untuk memisahkan seseorang dari kemerdekaannya,

terlanggarnya hak dan kepentingan pihak lain.

kepemilikannya atau hal-hal lain yang menjadi mi-

Keadilan komutatif lalu tertuang dalam hukum

liknya demi hukum. Apapun hak yang diberikan hu-

yang tidak hanya menetapkan pemulihan ke-

kum harus dihormati, jika tidak, pelanggaran ter-

rugian, melainkan juga hukum yang mrngatur

hadap hak-hak tersebut menimbulkan ketidakadil-

agar tidak terjadi pelanggaran atas hak dan ke-

an).

pentingan hak tertentu

J.S. Mills juga menyampaikan teorinya ten-

b. Keadilan komutatif Smith berkaitan dengan ja-

tang Justice or injustice of the laws: Sometimes a

minan atas hak-hak sempurna setiap individu.

law may be unjust in this case, a person might be gi-

Keadilan ini tidak hannya berlaku bagi hubu-

ven a right by the law which the person ought not to

ngan individual antara ,manusia yang satu de-

have but because of the unjust law. On the question

ngan yang lainnya tetapi juga berlaku bagi sega-

whether an unjust law should be obeyed or not, di-

la macam hubungan timbal balik: antara indi-

verse responses are offered by different people. So-

vidu dengan individu, hubungan dalam keluar-

me hold that an unjust law must not be disobeyed.

ga, hubungan sipil.

Others maintain that it is not neccessary to obey an

c. Keadilan komutatif Smith menyangkut jaminan

unjust law.

dan penghargaan atas hak setiap individu dan

(keadilan atau ketidakadilan hukum-hukum adalah

hak masyarakat, keadilan komutatif mau tidak

terkadang hukum dapat bertindak tidak adil. Dalam

mau juga menyangkut prinsip perlakuan yang

hal ini, seseorang dapat diberikan suatu hak oleh hu-

sama didepan hukum bagi setiap anggota ma-

kum yang seharusnya orang tersebut tidak berhak

syarakat. (Sonny Keraf.A, 1996)

untuk memiliki hak ini karena hukum yang tidak
adil atau sebaliknya seseorang yang seharusnya ber-

Dalam mewujudkan hak-hak anak yang dilahirkan dari perkawinan ijab kabul tetapi tidak di-

hak untuk memiliki hak ini justru tidak memiliki
hak tersebut). (Harichand, 1994)

catat dalam hukum negara ini dijelaskan dengan

Didalam Naskah Undang-Undang Dasar

menggunakan beberapa teori kesamaan dimuka

1945 yang sudah mengalami empat kali perubahan
di dalam Pasal 28D ayat (1) disebutkan bahwa :

Lex Jurnalica Vol. 6 No.2, April 2009

81

Perlindungan Hak Mewarisi Seorang Anak Hasil Perkawinan Ijab Qabul Tidak Tercatat pada Hukum Negara

“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, per-

titas, hak atas kesehatan, hak atas pendidikan dan

lindungan, dan kepastian hukum yang adil serta per-

hak atas perlindungan.

lakuan yang sama dihadapan hukum.”

Undang – undang Nomor 39 tahun 1999

Perlindungan hukum terhadap anak yang

tentang Hak Asasi Manusia juga mengatur tentang

berdasarkan “social security” yang kontek dengan

perlindungan anak yang menyatakan :

“social welfare” dan “human right” Pada tingkat

“Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang

penerapan yang terkait dengan Undang–undang

tua, keluarga, masyarakat, dan negara. Hak anak

Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan bahwa Ke-

adalah hak asasi manusia dan untuk kepentingannya

dudukan Hukum Anak perkawinan ijab qabul dan

hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bah-

Kitab Undang – Undang Hukum Perdata (BW),

kan sejak dalam kandungan. Setiap anak sejak kela-

serta Hukum Waris di Indonesia. Menjadi delimatik

hirannya, berhak atas suatu nama dan status kewar-

kepentingan hukum, kepetingan hukum bagi anak

ganegaraan.”
Deklarasi “Sosial Welfare” dan “Human

yang lahir dari perkawinan ijab qabul diperlukan
dasar tertulis:

Rights” untuk anak (Deklarasi Jenewa, 1924). De-

Perlindungan hukum anak (Sosial Security).

klarasi tentang Hak-hak Anak tersebut diantaranya

Di dalam Undang – undang Republik Indonesia No-

mengandung asas-asas sebagai berikut:

mor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
memberikan definisi tentang Perlindungan Anak

Asas 1

yaitu:

“Anak-anak berhak menikmati seluruh haknya yang

“Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk

tercantum dalam Deklarasi ini. Semua anak tanpa

menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya a-

pengecualian yang bagaimanapun berhak atas hak-

gar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpar-

hak ini, tanpa membedakan suku Bangsa, warna ku-

tisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan

lit, jenis kelamin, bahasa, agama, pendapat dibidang

martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan

politik atau dibidang lainnya, asal-usul bangsa atau

dari kekerasan dan diskriminasi”.

tingkatan sosial, kaya atau miskin, keturunan atau

Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (12) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 menyatakan :

status, baik dilihat dari dirinya sendiri maupun dari
segi keluarganya”. (Hadi Setia, 2000)

“Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia

Sedangkan menurut Pasal 7 ayat (1)

yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh

Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) me-

orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan

nyatakan:

negara.”

“Anak akan didaftarkan segera setelah lahir dan se-

Undang-undang ini didasari oleh empat

jak lahir berhak atas sebuah nama, memperoleh ke-

prinsip utama Konvensi Hak Anak yaitu non-dis-

warganegaraan, dan sejauh mungkin berhak me-

kriminasi, yang terbaik bagi anak, hak untuk hidup

ngetahui dan dipelihara oleh orang tuanya”. (Darwin

dan berkembang serta berpartisipasi. Undang-un-

Prinst, 2003)

dang ini juga melingkupi semua aspek tentang hak
anak dan beberapa diantaranya adalah hak atas iden82

Menurut Undang-undang nomor 1 Tahun
1974 syarat sahnya perkawinan adalah :

Lex Jurnalica Vol. 6 No.2, April 2009

Perlindungan Hak Mewarisi Seorang Anak Hasil Perkawinan Ijab Qabul Tidak Tercatat pada Hukum Negara

a. Syarat materil, yaitu syarat yang berkaitan de-

1. Menurut Hukum Agama.

ngan diri pribadi calon suami istri, syarat ini di-

Pada umumnya menurut hukum agama perka-

bagi dua yaitu pertama syarat materil umum

winan adalah perbuatan yang suci (sakramen,

yang terdiri dari kata sepakat atau persetujuan,

samskara), yaitu suatu perikatan antara dua pi-

syarat usia, asas monogami dan tenggang waktu

hak dalam memenuhi perintah dan anjuran Tu-

tunggu. Ke dua syarat materil khusus terdiri dari

han Yang Maha Esa, agar berkehidupan berke-

izin untuk melangsungkan perkawinan dan lara-

luarga dan berumah tangga serta berkerabat te-

ngan untuk melangsungkan perkawinan.

tangga berjalan dengan baik sesuai dengan

b. Syarat formil, syarat ini merupakan syarat yang

ajaran agama masig-masing. (Hilman Hadiku

berkaitan dengan formalitas setelah perkawinan

suma, 2003)

berlangsung seperti tata cara perkawinan.

a) Menurut Hukum Agama Islam, perkawinan
adalah (Perikatan) antara wali wanita calon

Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) Undang-undang No-

istri dengan pria calon suaminya. Akad ni-

mor 1 Tahun 1974 menyatakan bahwa :

kah itu harus diucapkan oleh wali wanita

“tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan

dengan jelas berupa ijab (serah) dan dite-

perundang-undangan yang berlaku”.

rima (Kabul) oleh si calon suami yang di-

Pencatatan perkawinan ini diatur pelaksanaannya di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9
Tahun 1975 dari Pasal 2 sampai dengan Pasal 9.
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975

laksanakan dihadapan dua orang saksi yang
memenuhi syarat.
b) Menurut Hukum Perkawinan Agama Budha, (HPAB) Keputusan Sangha Agung

Pasal 2 berbunyi :

tanggal 1 Januari 1977 Pasal 1 dikatakan

(1) Pencatatan perkawinan dari mereka yang me-

perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin

langsungkan perkawinan menurut agama Islam,

antara seorang pria dan seorang wanita se-

dilakukan oleh Pegawai Pencatatan sebagai-

bagai istri yang berlandaskan cinta kasih

mana dimaksud dalam UU No. 32 Tahun 1954

(Metta), Kasih Sayang (Karunia) dan rasa

tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk.

sepenanggungan (Mudita), dengan tujuan

(2) Pencatatan perkawinan dari mereka yang me-

untuk membentuk suatu keluarga bahagia

langsungkan perkawinannya menurut agamanya

yang

dan kepercayaan itu selain agama islam, dila-

Buddha/ Tuhan yang Maha Esa, Para Bud-

kukan oleh Pegawai Pencatatan Perkawinan

dha dan Para Bodhi Satwa – Mahasatwa.

pada Kantor Catatan Sipil sebagaimana dimak-

(Hilman Hadikusuma, 2003)

sud dalam berbagai perundang-undangan mengenai pencatatan perkawinan.

diberkahi

oleh

Sanghyang

Adi

c) Perkawinan menurut Agama Hindu, sahnya
perkawinan apabila dilakukan dihadapan
brahmana atau pendeta atau pejabat agama

Perkawinan di Indonesia sebelum berlakunya Un-

yang memenuhi syarat untuk melakukan

dang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perka-

perbuatan itu. Tidak semua brahmana atau

winan.

pendeta mempunyai tugas yang sama terLex Jurnalica Vol. 6 No.2, April 2009

83

Perlindungan Hak Mewarisi Seorang Anak Hasil Perkawinan Ijab Qabul Tidak Tercatat pada Hukum Negara

hadap brahmana atau pendeta yang me-

yang bersangkutan. Setelah terjadinya ikatan

lakukan tugas bukan wewenangnya ada an-

perkawinan maka timbul hak-hak dan kewa-

caman hukumannya. Syarat yang lain untuk

jiban-kewajiban orang tua (termasuk anggota

sahnya perkawinan menurut hukum Hindu

keluarga/kerabat) menurut hukum adat setem-

ialah harus dilaksanakan berdasarkan hu-

pat.

kum Hindu, jadi kedua calon suami isteri

3. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

harus menganut agama Hindu. Jika berbeda

(BW).

agama antara calon suami isteri maka per-

Perkawinan menurut BW diatur dalam Pasal 26

kawinan itu tidak dapat disahkan. Untuk itu

yang mengatakan bahwa perkawinan adalah

kedua mmpelai harus disuddihkan kedalam

pertalian yang sah antara seorang lelaki dan

agama Hindu. Menurut tradisi di Bali suatu

seorang perempuan untuk waktu yang lama.

perkawinan menurut hukum Hindu yang da-

Syarat sahnya perkawinan menurut BW adalah:

pat dinyatakan sah setelah melaksanakan

a. Telah mencapai umur ditetapkan Undang-

upacara Beakala atau Beakaon yang dilaku-

undang yaitu untuk seorang laki-laki ber-

kan di Natar atau didepan Sanggah yang

umur 18 tahun dan seorang perempuan ber-

terdiri dari beberapa Phase yaitu acara Sap-

umur 15 tahun.

tapadi, Paninggrahan, Lajahoma dan Majaya-jaya. (Hilman Hadikusuma, 2003)
d). Perkawinan Menurut Agama Katholik, per-

b. Persetujuan bebas antara kedua belah pihak
yaitu antara calon mempelai pria dan calon
mempelai wanita.

kawinan sebagai suatu sakramen didasarkan

c. Perempuan pernah kawin harus lewat waktu

pada Efesus 5 : 25 – 33 (J. Verkuy) yaitu

300 hari sesudah putusnya perkawinan.

merupakan ikatan cinta kasih seorang pria

d. Tidak ada larangan dalam Undang – undang

dan wanita. Kristus membuat perkawinan

bagi kedua belah pihak.

itu menjadi sarana bagi penyaluran cinta ka-

e. Harus ada izin dari orang tua, bagi seorang

sih Illahi (P.A Hauken SJ) (Hilman Hadiku

anak dibawah umur untuk melaksanakan

suma, 2003)

perkawinan. (Subekti, 1985)

e). Perkawinan menurut Agama Protestan, perkawinan adalah persekutuan hidup antara

Perkawinan di Indonesia sesudah berlaku-

seorang laki-laki dan perempuan, suatu

nya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

persekutuan hidup total, eksklusif dan terus

tentang Perkawinan.

menerus, yang dikuduskan dan diberkati

Perangkat hukum mengenai perkawinan su-

Kristus Yesus. (Sri Gambir Melati Hatta,

dah ada di dalam sistim hukum negara kita, yakni

1999)

Undang – undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Per-

2. Menurut Hukum Adat

kawinan dimana didalamnya mengatur mengenai

Perkawinan dalam arti perikatan adat, ialah per-

hukum perkawinan yang berlaku bagi seluruh ma-

kawinan yang mempunyai akibat hukum terha-

syarakat Indonesia.

dap hukum adat yang berlaku dalam masyarakat
84

Lex Jurnalica Vol. 6 No.2, April 2009

Perlindungan Hak Mewarisi Seorang Anak Hasil Perkawinan Ijab Qabul Tidak Tercatat pada Hukum Negara

Perkawinan adalah sebuah ikatan yang bertujuan

lahirkan suatu keturunan yang sah dalam masya-

untuk membentuk keluarga yang bahagia, dengan

rakat. Tanpa Ijab Qabul keabsahan perkawinan da-

berdasarkan pada agama yang dinyatakan dalam

pat dipertanyakan, oleh karena itu syarat ini harus

Pasal 1 Undang – undang

dipenuhi oleh kedua pihak ketika perkawinan di-

Nomor 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan tersebut yang berbunyi “ber-

langsungkan.

dasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Hal ini tentu

Di dalam Undang – undang Nomor 1 Tahun

memberi pengertian bahwa perkawinan mempunyai

1974 mengenal dua golongan anak, yaitu anak sah

hubungan yang erat sekali dengan agama, sehingga

dan anak luar kawin. Kedudukan anak dalam Un-

perkawinan bukan hanya mengandung unsur jas-

dang – undang ini diatur dalam Bab IX Pasal 42

mani saja tetapi juga mengandung unsur rohani

sampai dengan Pasal 44, sedangkan kedudukan anak

yang memiliki peranan yang sangat penting.

ditinjau dari KUHPerdata diatur didalam Buku I

Salah satu syarat pernikahan adalah Ijab

Bab XII tentang Kebapakan dan Keturunan Anak-

Qabul, yang dapat dijabarkan bahwa yang ijab ber-

Anak, terdiri dari tiga bagian yakni :

arti penyerahan mempelai wanita kepada pengantin

a. Bagian Kesatu (Pasal 250 – Pasal 271) tentang

pria dan yang dimaksud dengan qabul berarti penerimaan mempelai wanita oleh mempelai pria. Ijab

anak sah.
b. Bagian Kedua (Pasal 272 – Pasal 279) tentang
pengesahan anak – anak luar kawin

ini harus segera dijawab dengan Qabul secara langsung dan tidak menimbulkan keragu-raguan lafal

c. Bagian Ketiga (Pasal 280 – Pasal 289) tentang

Ijab berbunyi:

pengakuan terhadap anak luar kawin.

dijawab dengan kabul yang berbunyi “aku terima
nikahnya .. dengan maskawin.” dengan selesainya I-

Keanekaragaman Hukum Waris Di Indonesia

jab Qabul tersebut terjadilah perkawinan secara sah.

a. Golongan masyarakat yang beragama islam ber-

Jadi sahnya menurut hukum Islam adalah bila Ijab
Qabul sudah selesai. (R.Soetoyo Prawirohamidjojo,

laku hukum waris Islam.
b. Golongan masyarakat non muslim berlaku

1994)

hukum adatnya masing-masing yang dipengaIjab juga merupakan penawaran dari pihak

ruhi oleh unsur agama dan kepercayaan.

calon isteri atau walinya atau wakilnya dan Qabul

c. Golongan Eropa dan yang dipersamakan dengan

berarti penerimaan oleh calon suami dengan menye-

mereka berlaku Hukum Perdata Eropa (Kitab

butkan besarnya mahar atau mas kawin yang dibe-

Undang – undang Hukum Perdata).

rikan, setelah proses ijab dan qabul itu maka resmi
terjadi perkawinan (aqad nikah) antara seorang laki-

Di dalam hukum waris Islam tidak diatur

laki dan seorang perempuan untuk membentuk ru-

tentang hak waris dari anak luar kawin, berbeda de-

mah tangga atau keluarga yang bahagia kekal ber-

ngan yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hu-

dasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan demi-

kum Perdata tiga penggolongan terhadap anak-anak

kian, setelah dilangsungkan aqad nikah bagi mereka

yang mewaris :

telah terikat perjanjian untuk membangun suatu ru-

a.

mah tangga yang menjadi suatu keluarga dan me-

Anak syah, yaitu seorang anak yang lahir di
dalam suatu perkawinan, terhadap anak syah ini

Lex Jurnalica Vol. 6 No.2, April 2009

85

Perlindungan Hak Mewarisi Seorang Anak Hasil Perkawinan Ijab Qabul Tidak Tercatat pada Hukum Negara

sudah diatur di dalam KUHPerdata bagian wari-

anak, adanya pernyataan kedua pihak menjadi

sannya.

faktor yang menentukan.

b. Anak yang lahir, di luar perkawinan, tapi diakui

Syariat Islam yang dianut masyarakat Indonesia

oleh seorang ayah dan/ atau seorang ibu. Di da-

dalam bidang perkawinan sebenarnya bukan

lam hal ini antara si anak dan orang yang me-

menjadi masalah lagi, itulah yang menjadi

ngakui itu timbul pertalian keluarga. Berdasar-

patokan bagi masyarakat Indonesia akan tetapi

kan Pasal 863 KUHPerdata menyatakan : “Jika

setelah berlakunya undang-undang perkawinan

pewaris meninggalkan keturunan yang syah a-

ada ketentuan mengenai pencatatan perkawinan.

tau seorang isteri (suami) maka bagiannya ada-

2. Hasil wawancara penulis dengan informan

lah 1/3 dari bagian jika ia itu anak syah”. Se-

menyatakan terdapat dampak hukum bagi pa-

dangkan jika si anak luar kawin itu mewaris

sangan yang hanya melakukan perkawinan ijab

bersama-sama dengan golongan kedua yaitu

qabul saja tanpa dicatatkan jika dibelakang hari

bersama-sama dengan keluarga sedarah dalam

muncul konflik sementara hukum positif tidak

garis ke atas atau keturunannya maka ia bagian-

memberikan perlindungan yang porprosional

nya adalah ½ warisan.

disatu sisi masyarakat menilai pencatatan hanya

c. Anak luar kawin, dan tidak diakui, baik oleh

merupakan prosedur administratif, namun un-

ayahnya maupun ibunya. Sehingga anak ini me-

dang-undang menyatakan pencatatan adminis-

nurut hukum tidak punya ayah dan tidak punya

tratif merupakan syarat keabsahan perkawinan.

ibu, karena tidak mempunyai keluarga maka ju-

3. Hasil wawancara penulis dengan informan me-

ga tidak ada ketentuan tentang hukum warisnya.

ngatakan dalam memutus suatu perkara, ter-

(Ali Afandi, 1986)

kadang hakim terikat pada ketentuan perundang-undangan, akibatnya kepentingan keadilan

Dari hasil wawancara dengan hakim-hakim
dan ahli hukum sebagai informan (responden) juga
wawancara terhadap orang yang melakukan perkawinan ijab qabul yang tidak tercatat pada hukum
negara, di dapatkan data sebagai berikut:
1. Hasil wawancara penulis dengan informan bahwa dalam sistem hukum Indonesia menyatakan
bahwa perkawinan ijab qabul adalah perkawinan yang didasarkan sesuai petunjuk syariat
Islam, dimana ijab qabul merupakan syarat sahnya perkawinan disamping adanya saksi dan
mahar. Dalam sistem hukum asli Indonesia ijab
qabul antara kedua pihak dalam sebuah perkawinan menjadi syarat penting, begitu juga dalam bidang hukum lain seperti pengangkatan
86

terabaikan namun demikian, jalan pikiran tersebut dapat dipahami jika dikembalikan kepada
landasan bahwa hakim memutuskan perkara
berdasarkan

peraturan

perundang-undangan.

Dalam perkara perkawinan, hakim terkadang
dalam menegakkan hukum cenderung menggunakan pendekatan legalistis akibatnya terkadang kepentingan ahli waris diabaikan. Pengabaian itu sendiri sesungguhnya disebabkan
karena ketentuan hukum material dan formil
mengikat hakim, sehingga tidak ada pemikiran
lain lagi, bagi hakim untuk tidak mengenyampingkan kepada ketentuan perundang-undangan
tertulis dengan mengenyampingkan hak-hak
keadilan. Seharusnya hakim dalam memutus

Lex Jurnalica Vol. 6 No.2, April 2009

Perlindungan Hak Mewarisi Seorang Anak Hasil Perkawinan Ijab Qabul Tidak Tercatat pada Hukum Negara

perkara perkawinan mempertimbangkan hak-

2. Bagaimana cara mewariskan harta kepada anak
yang lahir dari perkawinan ijab qabul ?

hak anak dan ahli warisnya, karena putusan
tersebut tidak hanya dirasakan oleh para pihak

No

yang sedang berperkara, akan tetapi juga bagi

1

Dengan cara menghibahkan

20%

orang-orang yang mendapatkan hak daripa-

2

Dengan cara membuat wasiat

30%

danya.

3

Dengan cara kekeluargaan

30%

4

Belum terpikir

20%

4. Hasil wawancara penulis informan mengatakan

Cara

Presentase

ruang gerak yang dapat digunakan oleh hakim
adalah dengan mengisi kekosongan hukum me-

3. Apakah saudara mengetahui akibat hukum per-

lalui cara penemuan hukum (rechtvinding). Se-

kawinan yang tidak dicatatkan?

benarnya kewajiban untuk melakukan pene-

No

Jawaban

Presentase

muan hukum itu telah ditetapkan oleh undang-

1

Mengetahui akibat hukumnya

60%

undang akan tetapi belum ada keseragaman/ po-

2

Tidak

40%

la yang sama yang menjadi acuan dalam prak-

mengetahui

akibat

hukumnya

tek, sehingga hakim dalam penemuan hukum
mengalami hambatan psikologis dalam menetapkan hukum.

Kasus dan Analisa

Selain penulis mengadakan wawancara de-

Putusan Nomor 249/Pdt.G/2002/PN. Jakarta

ngan pakar hukum penulis juga mengadakan wa-

Utara Jo Nomor 180/Pdt/2004/PT.DKI Jo No-

wancara dengan 20 orang yang melaksanakan per-

mor 1826.K/Pdt/2005. Tentang Gugatan Hak

kawinan ijab qabul yang tidak dicatatkan pada hu-

Mewaris Dari Anak Luar Kawin
Didalam kasus tersebut telah dilangsungkan

kum negara.
1. Mengapa saudara melaksanakan perkawinan

perkawinan antara Ny. NL dengan SN secara adat
Tionghoa dari perkawinan tersebut lahir 4 orang

ijab qabul tanpa dicatatkan?

anak setelah itu kedua orangtua tersebut mencatatNo

Jawaban

1

Karena salah satu syarat perkawinan menurut undang-un-

Presentase

kan 5 orang anak lagi. Setelah Ny. NL dengan SN
50%

gugat anak luar kawin tentang harta warisan kedua

1974 tidak bisa dipenuhi mi-

orangtuanya.
Putusan

Prosedur ijin perkawinan ber-

20%

Tidak tahu dan tidak mengerti
akibat hukum dari pencatatan
perkawinan

PN

No.

249/Pdt.G/2002/PN.

Jakarta Utara yang amarnya telah memenangkan gugatan dari anak yang telah dilahirkan secara sah

belit-belit
3

meninggal dunia anak-anak sah tersebut telah meng-

dang perkawinan no.1 tahun

salnya ijin isteri pertama
2

kan perkawinannya. Ny. Nelly kemudian melahir-

30%

(setelah perkawinan dicatatkan).
Putusan PT No. 180/Pdt/2004/PT.DKI menguatkan putusan Pengadilan Negeri.

Lex Jurnalica Vol. 6 No.2, April 2009

87

Perlindungan Hak Mewarisi Seorang Anak Hasil Perkawinan Ijab Qabul Tidak Tercatat pada Hukum Negara

Putusan MA No. 1826.K/Pdt/2005 mengabulkan ka-

masyarakat senantiasa mengakui dia selaku anak

sasi anak luar kawin membatalkan putusan penga-

bapaknya; bahwa sanak saudaranya mengakui dia

dilan negeri dan memperbaiki putusan PT yang pa-

sebagai anak bapaknya.

da amarnya anak luar kawin mendapat warisan bersama-sama dengan anak sah.

Pasal 281 KUHPerdata
Pengakuan terhadap anak diluar kawin dapat dilakukan dengan suatu Akte otentik, bila belum

Analisis Kasus
Karena akta kelahiran yang mencantumkan

diadakan dalam akte kelahiran atau pada waktu

nama kedua orang tuanya yang telah didaftarkan/

pelaksanaan perkawinan. Pengakuan demikian dapat

dicatatkan di Kantor Catatan Sipil Provinsi DKI

juga dilakukan dengan akta yang dibuat oleh Pega-

Jakarta berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri

wai Catatan Sipil, dan didaftarkan dalam daftar

Nomor 499/Pdt.P/1999/PN.Jkt.Ut, dimana akta

kelahiran menurut hari penandatanganan. Penga-

kelahiran tersebut menurut pasal 1868 KUHPerdata

kuan itu harus dicantumkan pada margin akte kela-

Jo Pasal 165 HIR adalah sebagai akta otentik yang

hirannya, bila akte itu ada. Bila pengakuan anak itu

mempunyai pembuktian yang sempurna.

dilakukan dengan akte otentik lain tiap-tiap orang
yang berkepentingan berhak minta agar hal itu di-

Landasan teori dan Konsep Hukum

cantumkan pada margin akte kelahirannya. Bagai-

Pasal 261 KUHPerdata

manapun kelalaian mencatatkan pengakuan pada

Asal keturunan anak-anak sah dibuktikan

margin akta kelahiran itu tidak boleh dipergunakan

dengan akte-akte kelahiran yang didaftarkan dalam

untuk membantah kedudukan yang telah diperoleh

daftar-daftar catatan sipil. Bila tidak ada akte demi-

anak yang diakui itu.

kian, cukuplah bila seorang anak telah mempunyai

Teori Keadilan J.S Mills, Keadilan daripada
hak-hak hukum adalah tidak adil untuk memisahkan

kedudukan tak terganggu sebagai anak sah.

seseorang dari kemerdekaannya, kepemilikannya
atau hal-hal lain yang menjadi miliknya demi hu-

Pasal 262 KUHPerdata
dapat

kum. Apapun hak yang diberikan hukum harus

dibuktikan dengan peristiwa-peristiwa yang, baik

dihormati, jika tidak, pelanggaran terhadap hak-hak

bersama-sama maupun sendiri-sendiri, menunjuk-

tersebut menimbulkan ketidak adilan

Pemilikan

kedudukan

demikian

kan hubungan karena kelahiran dan karena perka-

Keadilan atau ketidakadilan hukum-hukum

winan antara orng tertentu dan keluarga yang diakui

adalah terkadang hukum dapat bertindak tidak adil.

olehnya, bahwa dia termasuk didalamnya. Yang ter-

Dalam hal ini, seseorang dapat diberikan suatu hak

penting dari peristiwa-peristiwa ini antara lain ada-

oleh hukum yang seharusnya orang tersebut tidak

lah: bahwa orang itu selalu memakai nama bapak

berhak untuk memiliki hak ini karena hukum yang

yang dikatakannya telah menurunkannya; bahwa

tidak adil atau sebaliknya seseorang yang seha-

bapak itu telah memperlakukan dia sebagai anaknya

rusnya berhak untuk memiliki hak ini justru tidak

dan dia sebagai anak telah diurus dalam hal pen-

memiliki hak tersebut

didkan, pemeliharaan dan penghidupannya, bahwa
88

Lex Jurnalica Vol. 6 No.2, April 2009

Perlindungan Hak Mewarisi Seorang Anak Hasil Perkawinan Ijab Qabul Tidak Tercatat pada Hukum Negara

Hadi Setia, “Undang-undang Tentang Hak Asasi

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian perlu adanya

Manusia UU NO 39 1999 LN. 165 Tahun

perlindungan hukum bagi anak hasil perkawinan

1999 TLN, No 3886”, Cet.2, Harvarindo,

ijab qabul yaitu apabila hukum bagi anak hasil

Jakarta, 2000

perkawinan ini tidak diciptakan oleh konsep hukum

H. Hilman Hadikusuma, “Hukum Waris Indonesia

(social security, social walfare, dan human right)

Menurut

maka berarti anak-anak akan menjadi korban

Hukum Agama Hindu – Islam”, Cet.2, Citra

hukum

Aditya Bakti , Bandung, 1996.

sesuai

dengan

teori

victim

yang

dikembangkan oleh victimologi dengan demikian
diperlukan

konsep

hukum

baru

tentang

perlindungan anak sesuai dengan hak asasi anak-

__________,

Perundangan,

“Hukum

Hukum

Perkawinan

Adat,

Indonesia”,

Mandar Maju, Bandung, 2003.

anak sehingga hukum Indonesia memenuhi adopsi

Harun Alrasid, “Naskah UUD 1945 Sesudah Empat

standar internasional yang dikembangkan piagam

Kali Diubah oleh MPR’, Cet.1, Universitas

PBB dan Deklarasi HAM. Dapat diakui dihadapan

Indonesia, UI-Press, Jakarta, 2006.

hukum terhadap anak yang lahir dari hasil

Indonesia, Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

perkawinan ijab qabul oleh putusan hakim melalui

Tentang

teori penafsiran dan penemuan hukum maka, hasil

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975. Jakarta :

pembahasan tentang anak dari hasil perkawinan ijab

Akola. 1998.

qabul/siri diperlukan penemuan hukum model
pembentukan

hukum

yudikatif

berdasarkan

Perkawinan

dan

Peraturan

Indonesia, Undang – Undang tentang Perlindungan
Anak UU No. 23 Tahun 2002.

konsepsi teori relatif karena terjadi kekosongan

Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

hukum maka akan lebih baik langsung putusan

1975 Tentang Penjelasan Undang-Undang

hukum

Nomor 1 Tahun 1974.

dipengadilan

yurisprudensi

dapat

dikembangkan sebagai sumber hukum materiil yang
tidak tertulis dalam Undang-undang.

J. Satrio, “Hukum Harta Perkawinan”, Alumni,
Bandung, 1992.
M. Idris Ramulyo, “Tinjauan Beberapa Pasal

Daftar Pustaka

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dari

Achmad Ichsan, “Hukum Perkawinan bagi yang
Beragama Islam (Suatu Tinjauan dan
Ulasan Secara Sosiologi Hukum”, Cet.3,
Pradya Pratama, Jakarta, 1997.
Ali, Afandi, “Hukum Waris Hukum Keluarga
Hukum Pembuktian”, Cet.2, Rineka Cipta,
Jakarta, 1986.

Segi Hukum Perkawinan Islam”, Cet.2, IndHillco, Jakarta, 1986.
R. Soetojo Prawirohamidjojo, “Pluralisme Dalam
Perundang-undangan”,Cet.2, Airlangga Uni
versity Press, Surabaya, 1994.
Sonny Keraf. A, “Pasar Bebas Keadilan dan Peran
Pemerintah Telaah Atas Etika Politik

Darwan Prinst, “Hukum Anak Indonesia”, Cet.4,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003.

Ekonomi Adam Smith”, Cet.1, Kanisius,
Jakarta, 1996.

Lex Jurnalica Vol. 6 No.2, April 2009

89

Perlindungan Hak Mewarisi Seorang Anak Hasil Perkawinan Ijab Qabul Tidak Tercatat pada Hukum Negara

Sri Gambir Melati Hatta, “Beli Sewa sebagai
Perjanjian

Tak

Bernama:Pandangan

Masyarakat dan Sikap Mahkamah Agung
Indonesia”, Cet.3, Alumni, Bandung, 2000.
___________, “Perkawinan Antar Pemeluk Agama
Yang Berbeda”, Cet.4, ISTN, Jakarta, 1999.
Subekti, “pokok-ppokok hukum perdata”, PT.
Intermasa, Jakarta, 1985.

90

Lex Jurnalica Vol. 6 No.2, April 2009

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25