PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DAN NON FISIK

Pengaruh Lingkungan Fisik Dan Non Fisik Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan
Oleh : Rika Vera Natalia
D3 Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Bandung

safety at work, so workers more
eager to do his job.
Employee satisfaction is a
form of positive attitude of the
employees in the work, this attitude
is emotional attitude which is owned
by the employee in respect of his or
her work, this attitude is reflected in
the moral attitude of an employee
and discipline in their work, and a
feat that they have on their work as a
form of recognition that an employee
of the feeling of pride and comfort in
doing his job.
Job satisfaction of employees

able to drive an organization into a
successful organization because an
organization's success one of them is
seen from the performances of the
employees in the organization, the
more employees feel comfortable
secure safe in doing his work, the
more allows the employee provides
an
achievement
useful
for
organizations that can give rise to the
organization and as employees who
excel then the organization also
needs to provide an appropriate
award for its workers, because in
addition to the employee feel valued,
these employees will be more
satisfied in their jobs.


Abstract
The relationship between
physical
and
non
physical
environment with the convenience of
work
is
very
significant.
Environmental physical and nonphysical influence on employee job
satisfaction, job satisfaction of
employees can be interpreted as
comfort
and
Keam
physical
environment office is closely

connected with the senses directly,
where comfort and safety at work
can immediately be felt by every
worker and even achievement in
work as it its air conditioning,
lighting, temperature, movement,
music, cleanliness, security, and
other non-physical environment
while in office is a condition related
to
the
relationship
between
employees and employees or even
with his superiors. Non-physical
environment office is inclusive work
environment that psychic ie working
environment that can not be captured
directly by human senses, but the
working environment can only be

felt by the employees through the
relationships
between
fellow
employees and the relationships
between leaders and subordinates
like it her motivation and good
communications in order to enable
the workers to feel more comfort and

Keyword : Environmental Physical,
Employees,Employee Satisfaction,
Non-Physical Environmen

1

Sumber daya manusia (SDM)
memiliki peranan penting untuk
mewujudkan suatu cita-cita atau suatu
kesuksesan sebuah organisasi. Hasibuan

(2003: 12) menyatakan bahwa seorang
manusia selalu berperan aktif dalam
setiap kegiatan organisasi yaitu sebagai
seorang perencana, seorang pelaku dan
sebagai penentu terwujudnya suatu
tujuan organisasi, sehingga manusia
telah dijadikan sebagai aset yang wajib
ditingkatkan
efisiensi
dan
produktivitasnya dalam pekerjaannya.
Jika karyawan memiliki produktivitas
dan motivasi kerja yang tinggi, maka
tingkat laju roda perusahaan pun akan
berjalan kencang dan lurus, yang
akhirnya akan menghasilkan suatu
kinerja dan pencapaian yang baik bagi
perusahaan atau organisasi. Bagaimana
mungkin laju roda perusahaan berjalan
dengan baik, bila karyawannya bekerja

tidak produktif, artinya karyawan tidak
memiliki semangat kerja yang tinggi,
tidak gencar dalam bekerja serta
memiliki moral yang cukup rendah.
Seorang manajer yang efektif dan
bijak harus mahir dalam membaca tren
atau fashion dalam lingkungan external,
dalam suatu pekerjaan serta memahami
suatu tren atau gaya tersebut berdampak
pada
suatu
pekerjaan
yang
dilaksanakannya dan tenaga kerja yang
akan dikelola, Lingkungan internal
mempengaruhi secara langsung terhadap
kinerja yang ada dari sebuah organisasi,
lingkungan internal tersebut yaitu
seorang pekerja,
anggota dewan

komisaris, serta pemegang saham.
Manfaat dari lingkungan kerja adalah
untuk menciptakan suatu gairah kerja,
sehingga mewujudkan produktivitas
kerja menjadi meningkat. Sedangkan,
manfaat yang akan diperoleh jika bekerja
dengan para pekerja yang memiliki
motivasi kerja adalah pekerjaan dapat
diselesaikan dengan tepat sesuai dengan
yang diharapkan. Artinya pekerjaan
yang diselesaikan sesuai standar yang
benar dan dalam skala waktu yang telah
ditentukan. Lingkungan kerja dalam
2

suatu organisasi atau perusahaan
sangatlah penting untuk diperhatikan.
Melihat dari kepuasan kerja
karyawan merupakan suatu hal penting
yang harus di ciptakan atau di rasakan

oleh seorang karyawan dimana seorang
karyawan tersebut merasakan suatu
kenyaman dan keamanan dalam sebuat
kantor tersebut baik dalam saat
melaksanakan kerja atau saat tidak
melaksanakan kerja karena itu akan
berpengaruh pesat terhadap kesuksesan
suatu organisasi atau suatu perusahaan
tersebut seperti karyawan tersebut dapat
memberikan suatu prestasi kerja. Maka
untuk mencapai hal tersebut maka perlu
adanya pengaturan lingkungan fisik dan
non kantor kerja dalam suatu kantor
tersebut, karena lingkungan fisik dan
non fisik kantor dapat memberikan
kenyamanan dan keamanan dalam
bekerja.
Suatu kondisi lingkungan kerja
dapat dikatakan baik apabila dapat
mendorong para karyawan untuk

melaksanakan kegiatan secara sehat,
nyaman, aman dan optimal. Jika suatu
lingkungan kerja tersebut kurang baik
dapat menyebabkan tidak efisiennya
suatu rancangan sistem kerja atau tidak
sesuai yang di harapkan, suatu pola
lingkungan kerja adalah pola tindakan
seorang anggota organisasi yang
mempengaruhi efektivitas dalam suatu
organisasi baik itu secara langsung
maupun tidak langsung, yang meliputi
sebagai
berikut
kinerja
dan
produktivitas, keanggotaan organisasi
serta absenteisme dan perputaran. Dari
Faktor-faktor kepuasan kerja dapat
mempengaruhi
komitmen

kerja
karyawan pada suatu organisasi.
Komitmen merupakan suatu kondisi
dimana seorang anggota organisasi
memberikan
kemampuan
dan
loyalitasnya pada organisasi dalam
mencapai tujuannya sebagai imbalan
atas kepuasan yang telah diperolehnya.
Seorang Karyawan yang puas akan
termotivasi untuk lebih bersemangat

dalam bekerja dan karyawan yang puas
lebih mencintai situasi kerjanya.
1. Lingkungan Kerja
Menurut
pengutipan
dari
pernyataan Mardiana (2005) Bahwa

“Lingkungan kerja ialah lingkungan
dimana seorang pegawai melakukan
pekerjaannya”. Suatu Lingkungan kerja
yang kondusif memberikan rasa aman
dan bahkan memungkinkan para
pegawai agar dapat bekerja secara
optimal. Lingkungan kerja dapat
mempengaruhi keadaan emosi seorang
pegawai. Jika pegawai menyukai
lingkungan kerja tempat dimana ia
bekerja, maka pegawai tersebut akan
merasa betah di tempat kerjanya untuk
melakukan aktivitas-aktivitas sehingga
waktu kerja yang ada dipergunakan
secara efektif dan efisien serta optimis
prestasi atau nilai terbaik dari kinerja
seorang itu pegawai juga tinggi.
Lingkungan kerja itu saling berhubungan
dengan hubungan-hubungan kerja yang
terbentuk antara sesama pegawai dan
hubungan kerja antar pimpinan dan
bawahan serta lingkungan fisik tempat
pegawai tersebut bekerja. Menurut
Nitisemito (2001) menyatakan bahwa
”Lingkungan kerja adalah suatu situasi
yang ada di seliling para pekerja yang
bisa mempengaruhi dirinya untuk
mengerjakan segala tugas-tugas yang
menjadi tugasnya.” Menurut Maryati
(2008) bahwa sangat banyak faktor yang
dapat mempengaruhi kenyamanan dalam
bekerja, salah satunya dapat diwujudkan
melalui suatu perencanaan lingkungan
fisik kantor yang baik, sebab lingkungan
fisik kantor akan secara langsung
connect dengan tubuh kita, melalui
panca indra kemudian menjulur ke
dalam hati. Kalau Menurut Robbins dan
Coulter (2004) menyatakan bahwa
lingkungan kerja merupakan lingkungan
kerja yang merujuk pada lembaga atau
kekuatan yang berada di luar organisasi
atau perusahaan tersebut dan secara
potensial akan mempengaruhi kinerja
organisasi.

3

Lingkungan
kerja,
menurut
Wursanto
(2009)
yaitu
bahwa
lingkungan kerja dibedakan menjadi dua
macam, yaitu pertama : kondisi
lingkungan kerja yang menyangkut segi
fisik, dan kedua : kondisi lingkungan
kerja yang berhubungan dengan segi
psikis (non fisik)”. Kondisi lingkungan
kerja yang berhubungan tentang segi
fisik atau lingkungan kerja fisik adalah
segala sesuatu yang menyangkut segi
fisik dari lingkungan kerja. Kalau
lingkungan non fisik atau psikis
merupakan lingkungan kerja yang tidak
bisa ditangkap oleh panca indera, seperti
bau, suara, rasa, dan warna.
Suatu kondisi lingkungan kerja
dapat dikatakan baik jika seorang
pegawai
dapat
melaksanakan
kegiatannya secara sehat , optimal,
nyaman
dan
aman,
sedangkan
lingkungan kerja yang sedikit buruk
dapat menyebabkan tidak efisien nya
suatu rancangan sistem kerja yang telah
ditetapkan,
hal
ini
disebabkan
dikarenakan pola atau bentuk lingkungan
kerja adalah pola atau bentuk tindakan
anggota organisasi yang mempengaruhi
suatu kefektivitas sebuah organisasi baik
secara langsung maupun tidak langsung,
yang meliputi produktivitas dan kinerja,
absenteisme dan perputaran, serta
keanggotaan organisasi.
2. Lingkungan Kerja Fisik
Adanya
hubungan
antara
lingkungan
kerja
fisik
dengan
kenyamanan dan keamanan kerja itu
sangat signifikan. Perasaan nyaman
berpusat di hati setiap
pekerja,
lingkungan fisik kantor akan langsung
berhubungan dengan tubuh seorang
pekerja, yaitu melalui media panca
indera tersebut kemudian merambat ke
dalam hati seorang pekerja sehingga
lingkungan fisik kantor yang dan benar
akan menimbulkan perasaan nyaman dan
aman. Misalnya seseorang akan merasa
nyaman dalam bekerja jika suatu
lingkungan kerja disekitarnya tertata rapi
dan bersih, warna- warna cat dinding

atau peralatan kantor itu cocok, dan
penerangan kantor yang sesuai dengan
ketentuan ergonomic kantor. Melakukan
pekerjaan akan lebih terasa tenang jika
lingkungan kerja tidak bising, tidak
adanya suara-suara kebisingan yang
akan menganggu konsentrasi kerja atau
bahkan bekerja akan terasa lebih nyaman
jika bekerja sambil mendengarkan musik
yang membuat kita lebih semangat atau
yang memunculkan suatu inspirasi.
Menurut Sedarmayanti (2007)
menyatakan bahwa “lingkungan kerja
fisik ialah suatu yang terdapat disekitar
tempat kerja yang bisa mempengaruhi
pekerja baik secara langsung maupun
tidak langsung”. Sedangkan menurut
Sarwono (2005) bahwa “Lingkungan
kerja fisik ialah tempat kerja pekerja
melakukan suatu pekerjaan atau
tugasnya ”. Lingkungan kerja fisik itu
akan mempengaruhi semangat dan emosi
kerja para pekerja. Faktor-faktor fisik ini
mencakup suhu udara di tempat kerja,
kebisingan, kepadatan, luas ruang kerja,
dan kesesakan. Faktor-faktor fisik ini
akan sangat mempengaruhi tingkah laku
setiap manusia. Kemudian menurut
Sarwono
menyatakan
bahwa
“Peningkatan suhu dapat menghasilkan
kenaikan prestasi kerja tetapi dapat pula
malah menurunkan prestasi kerja.”
Selanjutnya Lingkungan kerja fisik yaitu
keseluruhan atau setiap aspek dari gejala
fisik
dan
sosial-kultural
yang
mempengaruhi
atau
mengelilingi
individu (Komarudin,2002).
Lingkungan kerja fisik adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar setiap
pekerja yang bisa mempengaruhi dirinya
dalam menngerjakan tugas-tugas yang
dibebankan, misalnya penerangan, ruang
gerak,
suhu
udara,
keamanan,
kebersihan,
musik
dan
lain-lain
(Nitisemito, 2002). Berdasarkan definisi
tersebut dapat dinyatakan bahwa
lingkungan kerja fisik adalah segala
sesuatu yang ada di sekeliling karyawan
bekerja yang mempengaruhi karyawan
dalam melakukan beban tugasnya.
Masalah lingkungan kerja dalam suatu
4

organisasi sangatlah penting, dalam hal
ini maka diperlukan adanya pengaturan
atau penataan terhadap faktor-faktor
lingkungan kerja fisik dalam pengadakan
suatu aktivitas organisasi.
Ada beberapa Faktor-faktor lingkungan
kerja fisik yaitu sebagai berikut:
a) Pewarnaan
b) Penerangan
c) Udara
d) Suara bising
e) Ruang gerak
f) Keamanan
g) Kebersihan
h) Musik
Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat
dijabarkan sebagai berikut bahwa :
1) Pewarnaan
Dalam masalah warna bisa cukup
berpengaruh terhadap karyawan dalam
melaksanakan pekerjaannya, akan tetapi
banyak juga perusahaan yang kurang
memperhatikan masalah pewarnaan.
Dengan demikian pengaturan tentang
pewarnaan hendaknya akan memberi
manfaat dalam arti dapat meningkatkan
semangat kerja karyawan. Pewarnaan
pada dinding ruang kerja hendaknya
menggunakan warna yang lembut.
Untuk warna yang baik dipakai
pada suatu ruangan yang sempit adalah
warna putih, karena dengan warna putih
ruangan itu akan terlihat lebih luas,
bersih dan juga dapat membantu
pekerjaan yang membutuhkan ketelitian.
Di sini bukan warna saja yang perlu
diperhatikan, diperlukan juga kombinasi
warna yang salah yang akan bisa
menimbulkan
rasa
yang
kurang
menyenangkan
bagi
orang
yang
memandangnya. Rasa atau perasaan
yang
tidak
menyenangkan
akan
mengakibatkan turunnya semangat kerja
seorang karyawan, untuk masalah warna
bukan hanya pada dinding saja, namun
juga warna mesin, peralatan dan bahkan

warna seragam yang dikenakan oleh
karyawan.
Sistem
penerangan
yang
dipergunakan didinding atau sebagai
pembaur
sinar,
kembali
dapat
mempengaruhi warna yang digunakan
dalam ruangan kerja karyawan, sehingga
dapat menimbulkan penerangan yang
baik di dalam suatu ruangan kerja itu.
Dibawah ini terdapat daftar
beberapa warna yang dapat merangsang
dan
bahkan mempengaruhi perasaan
setiap manusia :
Warna

Sifat

Pengaruh

Untuk
Ruangan

1.Merah

Dinamis,
merangsang
dan panas

Menimbulka
n semangat
kerja

Pekerjaan
sepintas
lalu
(singkat)

2.Kunin
g

Keangguna
n bebas dan
hangat

Menimbulka
n
rasa
gembira

Ganggang,
jalan dan
lorong

3. Biru

Tenang,
tentram dan
sejuk

Mengurangi
tekanan atau
tegangan

Berpikir
dan
konsentras
i

2) Pencahayaan dan Penerangan
a. Sistem Pencahayaan
McShane (1997) dalam buku
BadruMunir (2007) menyatakan bahwa
80% - 85% informasi yang diterima
pegawai di kantor menggunakan indera
penglihatan (mata), seperti memeriksa
tagihan pembayaran atau membaca surat.
Jadi hal inilah yang sangat penting
menjadikan kenyamanan visual bagi
setiap pegawai di kantor karena akan
mempengaruhi tingkat produktivitas
mereka. Apabila tingkat pencahayaa di
tempat kerja tidak sesuai maka akan
mengakibatkan pegawai mengalami
ketegangan pada mata nya, sehingga
akan berdampak terhadap penurunan
motivasi pegawai dan kinerja pegawai.
5

Maka dari itu, sistem pencahayaan yang
efektif harus memperhitungkan kualitas
dan kuantitas cahaya yang sesuai dengan
pekerjaan, ruangan, serta pegawai itu
sendiri.
Pencahayaan di lingkungan kerja
baru bisa dikatakan efektif apabila
pegawai tersebut merasa nyaman secara
visual
akibat
pencahayaan
yang
seimbang atau selaras. Badru Munir
(2007) menyatakan, bahwa ada 4 jenis
pencahayaan yang di gunakan pada
kantor, antara lain sebagai berikut:
Pertama, Ambient lighting, yaitu
pencahayaan yang digunakan untuk
memberikan cahaya keseluruh ruangan
dan biasanya dipasang pada langit-langit
ruang kantor. Biasanya lampu jenis ini
ialah satu-satunya pencahayaan di
ruangan itu.
Kedua, Task lighting, yang digunakan
untuk menerangi area kerja seorang
pegawai, misalnya meja kerja. Meskipun
menawarkan lebih banyak kontrol bagi
pegawai, namun jenis cahaya ini jarng
digunakan pada kaentor-kantor di
Indonesia karena alas an kepraktisan.
Agar pencahayaan baik maka disarankan
agar jenis ini dapat dikombinasikan
dengn ambient
lighting, sehingga
pekerjaan
yang
tidak
terlalau
membutuhkan tinggat penerangan tinggi
cukup menggunakannya; sedangkan
pekerjaa yang mmbutuhkan tingkat
ketelitian tinggi akan menggunakan task
lighting.
3.
Accent
lighting,
yang
digunakan untuk memberikan cahaya
pada area yang dituju. Biasanya jenis
lampu ini dirancang pada lorong sebuah
kantor atau area lain yang membutuhkan
penerangan sehingga pegawai atau
pengunjung tidak tersesat.
4.
Natural lighting, biasanya
beerasal dari jendela, pintu kaca,
dinding, serta cahaya langit. Jenis
cahaya ini akan memberikan dampak
positif bagi pegawai, namun cahaya ini
tidak selalu tersedia apabila langit dalam
keadaan mendung atau gelap. Untuk itu,
perusahaan perlu menggunakan sistem
pentimpanan cahaya materi (solar
energy saving system) cahaya ijinis

cahaya ini tetap dapat digunakan.
Cahaya ini juga tidak mampu
menjangkau ke area kerja, dan pada hari
sangat terang, intensitas cahaya alami
dapat mengakibatkan cahaya harus
dikontrol. Pegawai, yang area kerjanya
menggunakan cahaya alami, harus
berada pada kondisi dimana cahaya
datang dari bahu kirinya jika ia
menggunakan tangan kanan dan dari
bahu kanan jika menggunakan tangan
kidal. Seharusnya karyawan tidak
menghadap jendela pada posisi kerja
normal. Apabila cahaya alami digunakan
untuk menerangi area kerja, perlu
dipertimbangkan dampak penggunaan
temparatur udara terhadap ruangan kerja.
Karena cahaya alami menghasilkan
panas, pendingin udara harus digunakankhususnya pada musim panas-untuk
mengurangi efek panas tersebut.
Sementara itu, Quible (2001)
menyelakan ada 4 jenis cahaya yang
dpat digunakan di kantor, yaitu:
Cahaya alami adalah cahaya yang
bukan buatan atau yang langsung berasal
dari sinar matahari.
Cahaya
Incandescent,
dengan
menggunakan tabung filament, cahaya
ini paling sering digunakan di rumah.
Cahaya ini juga dapat digunakan secara
efektif
di
perkantoran,
meskipun fluorescent lebih
efisien.
Cahayaincandescent kadang
kala
digunakan untuk membuat panel cahaya
tidak monoton dan untuk menarik
perhatian pada beberapa area. Cahaya ini
paling tidak efektif jika dibandingkan
dengan energy yang dikonsumsi,
meskipun biaya pemasangannya lebih
murah
dibandingkan
dengan
cahaya fluorescent. Kelemahan yang lain
adalah tidak tahan lama, warna yang
dihasilkan
tidak
alami,
dan
menghasilkan banyak bayangan serta
silau.
Cahaya Fluorescent, menjadi jenis
cahaya yang lain digunakan pada
ruangan perkantoran dengan tingkat
terang yagn mirip dengan cahaya alami.
Meskipun pemasangan lebih
mahal
dibandingkan
6

dengan incandescent,
cahaya
ini
mempunyai beberapa kelebihan:
Memproduksi
lebih
sedikit padas dan silau
Tabung fluorescent tahan
sepuluh kali lebih lamadibandingkan
dengan incandescent
Mengkonsumsi
lebih
sedikit listrik
Keterangan
yang
diberikan lebih tersebar
Cahaya fluorescent kira-kira lima kali
lebih efisien dibandingkan dengan
cahaya incandescent.
High Intensity discharge Lamp
penggunaan cahaya ini pada perkantoran
adalah sesuatu yang baru. Lampu ini
biasanya digunakan pada jalan raya dan
stadion olah raga, yang memberikan
pencahayaan yang sangat efisien.
Kekurangannya adalah efeknya yang
menyuilitkan untuk membedakan
beberapa warna.
Ada tiga parameter yang dapat
digunakan dalam mengatur efektivitas
pencahayaan kantor:
1.
Visiblity, pegawai harus dapat
melihat degnan nyaman dan jelas
2.
Fokus, pencahayaan harus dapat
memusatkan perhatiannya dalam
melaksanan tugas yang diembannya.
1.Image, dengan memodifikasi tingkat
pencahayaan, yang meliputi pemilihan
jenis lampu, jenis warna, serta intensitas
cahaya akan membuat kesan yang
berbeda bagi pegawai.
b. Sistem Penerangan
Ada 5 jenis sistem penerangan
yang dapat digunakan oleh organisasi,
antara lain:
1.
Direct, dengan
mengarahkan cahaya 90-100% secara
langsung ke area kerja, sistem ini akan
mengakibatkan munculnya silau dan
bayangan karena hanya sedikit cahaya
yang tersebar. Kecuali cahaya berada
dekat satu sama lain, area kerja tidak
akan mendapat cahaya yang sama.
2.
Semi
direct,
dengan
pencahayaan semi direct 60-90%, cahaya
diarahkan ke bawah dan sisanya
diarakhakn ke atas lalu dilpantulkan

kembali ke bawah. Sistem ini
menghilangkan beberapa bayangan yang
merupakan kelemahan sistem direct.
3.
Indirect, sistem
ini
direkomendasikan untuk kebanyakan
ruang kantor, karena cahaya yang
desebarkan mengurangi bayangan dan
silau yang ditimbulknan dari penerangan
yang digunakan. Dengan sistem ini 90100% cahaya pertama diarahkan ke aatas
dan kemudian menyebar dan memantul
ke area kerja.
4.
Semi indirect, sistem ini
akan mengarahkan 60-90% cahaya ke
atas dan kemudian dilantulkan ke bawah
dan sisanya juga diarakan ke area kerja.
Meskipun sistem ini menghasilkan
jumlah cahaya yang lebih dengan tingkat
watt
yang
sama
dengan indeirect, bayangan dan silau
masih menajdi kendala bagi sistem semi
indirect.
5.
General Diffuse. Sistem ini
mengarahkan 40-60% cahaya ke arah
area kerja, dan sisanya diarahkan ke
bawah.
Meskipun
sistem
ini
menghasilakan lebih banyak cahaya
yang lebih dengan tingkat watt
dengansemi indirect, bayangan dan silau
juga banyak dari sistem semi in direct.
3) Udara
Di
dalam
ruangan
kerja
karyawan dibutuhkan udara yang cukup,
dimana dengan adanya pertukaran udara
yang cukup, akan menyebabkan
kesegaran fisik dari karyawan tersebut.
Suhu udara yang terlalu panas akan
menyebabkan menurunnya semangat
kerja karyawan di dalam melaksanakan
pekerjaan.
Adapun
suhu
udara
atau
temperatur ruang kerja karyawan yang
didapat dipertahankan baik pada musim
panas maupun di musim dingin adalah
bahwa suhu udara harus dipertahankan
di bawah 21C’ untuk menekan
kelembaban.
Faktor lingkungan kantor lainnya
yang dapat mempengaruhi kondisi fisik
dan psikologis pegawai adalah kondisi
udara di dalam kantor. Jika diasumsikan
7

pegawai akan menghabiskan 90% jam
kerjanya di dalam ruangan (kurang lebih
2.500 jam per tahun), kualitas udara
patut menjadi perhatian utama Manajer
Administrasi. Sebagian besar bangunan
perkantoran saat ini memiliki udara yang
mengandung zat kimia dan biologi dari
pada di luar ruangan. Hal ini disebabkan
oleh off-gas(bahan
kimia
yang
dihasilkan oleh penuaan gedung maupun
beberapa alt perkantoran, misalnya
furnitur serta penutup lantsi yanh jarang
dibersihkan). Kondisi inilah yang akan
menimbulkan Sick
Building
Syndrome (sindrom gedung sakit) dan
menyebabkan
pegawai
permanen
mengalami kepusingan permanen jika
mereka menghirupnya dalam waktu
yang relatif lama (Damato dan
Richter,2003).
Beberapa faktor kualitas udara
yang
perlu
diperhatikan
adalah
temperatur, kelembaban, ventilasi, serta
kebersihan udara.
Temperatur Udara
Tempatur ideal yang digunakan
pada ruang kantor adalah Celcius,
sehingga tubuh pegawai tidak terkejut
ketika memasuki ruang kantor. Apabila
di luar kantor sedang panas dengan
temperatur 30◦ C, sebaiknya temperatur
diatur 26◦ C, dan apabila mperatur di
luar sebesar 14◦ C, sebaiknya temperatur
di dalam kantor diatur pada tingkat
18◦C. Di masa depan, energi matahari,
tidak diragukanlagi akan menjadi
sumber pemanas utama dalam bangunan
perkantoran di beberapa bagian dunia.
Tergantung pada lokasi geografi
bangunan, energi matahari mungkin
dapat memberikan semua pemanasan
yang dibutuhkan.
Tingkat Kelembaban Udara
Tingkat
kelembaban
udara
dipengaruhi temperatur udara. Jika
tingkat kelembabban udara sesuai
dengan skala yang direkomendasikan,
maka temperatur pada perkantoran dapat
diturunkan pada musim dingin dan
dinaikan pada musim panas tanpa
mengurangi kenyamanannya. Sistem air-

conditioning untuk segala musim akan
melembabkan udara pada musim dingin,
dan sebaliknya akan mengurangi
kelembaban udara pada musim panas.
Menurut
Quible
(2001),
tingkat
kelembaban udara antara 40-60% akan
memaksimalkan
kenyamanan
bagi
pegawai di ruang kantor. Tingkat
kelembaban optimum adalah sekitar
50%.
Sirkulasi Udara
Pada beberapa tempat kerja,
terutama
yang
peralatannya
menghasilkan
panas,
harus
disirkulasikan
untuk
menghasilkan
kenyamanan. Tanpa sirkulasi udara,
temperatur udara sekitar akan meningkat
dan keberadaan off-gas, seperti yang
dibahas sebelumnya, akan semakin
menetap di tempat yang sama dan
mengakibatkan gangguan pernafasan
serta gangguan fisik lainnya pada
pegawai. Tingkat pergantian uadara ratarata yang cukup adalah 0,67 m per
menit per orang atau setara dengan
102
96
64 cm yang harus
disirkulasikan setiap menitnya untuk tiap
karyawan pada area tertentu. Sirkulasi
volume udara yang lebih besar akan
diperlukan
apabila
merokok
diperbolehkan pada area kerja. Sebagian
besar AC.
Kebersihan Udara
Alat yang didesain untuk
membersihkan udara dipasang pada
beberapa bangunan perkantoran guna
membersihkan udara dari kuman, debu,
dan kotoran. Sebagian besar AC yang
dipasarkan pada saat ini telah dilengkapi
dengan alat tersebut. Cahaya ultraviolet
digunakan untuk membunuh kuman,
serta filter mekanik digunakan untuk
membuang debu serta kotoran lain.
Kebersihan udara dan pemakaian energi
listrik menjadi pertimbangan yang besar,
karena bangunan akan menjadi lebih
kedap udara dan pemakaian energi listrik
menjadi lebih efisien. Apabila udara
yang sama menetap pada ruangan yang
sama, hal itu akan menjadikannya tidak
bersih dan tidak segar
8

4) Suara Bising
Bunyi bising sangat diperhatikan,
karena dapat membantu kesenangan
kerja, merusak pendengaran dan dapat
menimbulkan komunikasi yang salah.
Oleh karena itu setiap perusahaan selalu
berusaha untuk menghilangkan suara
bising tersebut atau paling tidak
menekannya untuk memperkecil suara
bising tersebut. Dengan terganggunya
seseorang atau karyawan didalam
melaksanakan pekerjaan mengakibatkan
pekerjaan tersebut salah sehingga jumlah
dan mutu barang yang dihasilkan
menurun.
Kemampuan
perusahaan
di
dalam
menyediakan
dana
untuk
keperluan pengendalian suara bising
tersebut, juga merupakan salah satu
faktor yang menentukan pilihan cara
pengendalian suara bising dalam suatu
perusahaan.
Suara bising dapat dihindari dengan
suatu tindakan seperti:
a. Mengurangi intensitas dari bunyi
itu pada sumbernya dengan
mengadakan perubahan atau
modifikasi mesin secara mekanis.
b. Mencegah
terpencar
atau
meluasnya suara bising tersebut
dengan mengisolasikan atau
menutup rapat-rapat suara bising
tersebut.
c. Menghindari adanya alunan
suara yang memantulkan dengan
jalan menyerap suara itu dengan
bahan-bahan penyerap suara itu
seperti rock wall atau fiber glass.
Lebih baik menggunakan musik,
musik merupakan salah satu untuk
meningkatkan kepuasan kerja dan
kinerja karyawan dengan menghilangkan
rasa bosan dan monoton dalam
melakukan pekerjaan kantor. Sebaiknya
program pemutaran musik hanya
diberikan dalam jangka waktu 10-15
menit setiap jam.

5) Ruang Gerak
Dalam
suatu
perusahaan
hendaknya karyawan yang bekerja
mendapat tempat yang cukup untuk
melaksanakan pekerjaan atau tugas.
Seseorang tidak mungkin dapat bekerja
dengan tenang jika tempat yang tersedia
tidak dapat memberikan kenyamanan.
Padatnya tempat sama ruang
gerak yang sempit dapat mengurangi
semangat kerja karyawan dalam
melakukan
aktivitasnya.
Dengan
demikian ruang gerak di dalam
melaksanakan
pekerjaan
perlu
diperhatikan, sehingga karyawan dapat
bekerja dengan baik, dan begitu juga
sebaliknya jika ruang gerak terlalu lebar
akan mengakibatkan pemborosan biaya.
Oleh karena itu ruang gerak untuk
tempat karyawan. Adapun persyaratan
lingkungan fisik yang harus diusahakan
oleh setiap kantor adalah sebagai
berikut:
 Kebersihan
Kebersihan
meliputi
bangunan,
perlengkapan, dan perabotan yang ada di
lingkungan kantor harus dipelihara
kebersihannya.
 Luas Ruang Kantor
Ruang kerja harus menyediakan luas
lantai 40 square feet untuk setiap
pegawai, minimal (3,7 meter persegi)
 Suhu Udara
Temperature
yang
layak
harus
dipertahankan dalam ruangan kerja
minimal 16 derajat celcius.
 Ventilasi
Peredaran udara segar atau udara yang
telah dibersihkan harus diusahakan
dalam ruang kerja.
 Penerangan Cahaya
Cahaya alam atau lampu yang cocok dan
cukup harus ada dalam ruang kerja,
sedangkan peralatan
 Fasilitas Kesehatan
Kamar kecil, toilet, dll harus disediakan
untuk para petugas serta dipelihara
kebersihannya.
 Fasilitas Cuci

9

Ruang cuci muka/tangan dengan air
hangat dan dingin berikut sabun dan
handuk disediakan seperlunya.
 Air Minum
Air bersih untuk keperluan minum
petugas harus disediakan melalui pipa
atau tempat penampungan khusus.
 Tempat Pakaian
Dalam kantor harus disediakan tempat
untuk menggantungkan pakaian yang
tidak dipakai sewaktu kerja dan fasilitas
untuk mengeringkan pakaian basah.
 Tempat Duduk
Petugas harus disediakan tempat duduk
untuk keperluan bekerja dengan
sandaran kaki.
 Lantai, Gang, Dan Tangga
Lantai harus dijaga agar orang tidak
mudah tergelincir, tangga diberi
pegangan untuk tangan dan bagian yang
terbuka diberi pagar.
 Mesin
Bagian mesin yang berbahaya harus
diberi pelindung dan petugas yang
memakainya harus terlatih.
 Beban Berat
Pegawai
tidak
boleh
ditugaskan
mengangkat,
membawa
atau
memindahkan beban berat yang dapat
menyebabkan kecelakaan.
 Pertolongan Pertama
Dalam ruangan kerja harus disediakan
kotak obat – obatan sebagai pertolongan
pertama untuk pegawai apabila ada
pegawai yang mengalami sakit atau luka
akibat bekerja.
 Penjagaan Kebakaran
Di dalam kantor harus disediakan alat
untuk memadamkan kebakaran baik itu
lonceng ataupun alarm.
 Pemberitauan Kecelakaan
Kecelakaan
dalam
kantor
yang
menyebabkan kematian atau absen
pegawai lebih dari 1 minggu harus
dilaporkan kepada pihak berwajib.
3. LINGKUNGAN KERJA NON
FISIK
Menurut Sedarmayanti (2001),
“Lingkungan kerja non fisik ialah
seluruh keadaan yang terjadi yang

bersangkutan dengan hubungan kerja,
baik hubungan dengan atasan maupun
hubungan sesama rekan kerja, atau
hubungan dengan bawahan”. Sementara
itu, Wursanto (2009) menyatakan bahwa
untuk lingkungan kerja psikis yang
didefinisikan sebagai “ segala sesuatu
yang bersangkutan dengan segi psikis
daripada lingkungan kerja”. Berdasarkan
pengertian-pengertian itu, bisa dibilang
bahwa lingkungan kerja non fisik
dikatakan juga sebagai lingkungan kerja
psikis, yaitu suatu keadaan yang ada di
sekeliling tempat kerja yang bersifat non
fisik. Lingkungan kerja seperti ini tidak
bisa ditangkap secara langsung oleh
pancaindera manusia, tapi dapat
dirasakan keberadaannya oleh manusia.
Jadi, lingkungan kerja non fisik ialah
lingkungan kerja yang cuma bisa
dirasakan oleh perasaan. Berdasarkan
uraian dan pendapat tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja
non fisik ialah lingkungan kerja yang
tidak bisa ditangkap oleh panca indera
manusia. Tapi , lingkungan kerja non
fisik ini dapat dirasakan oleh para
pekerja melalui hubungan-hubungan
sesama rekan kerja maupun dengan
atasan. Penjelasan tentang lingkungan
kerja non fisik sebagaimana telah
diuraikan di atas bertujuan untuk
membentuk sikap seorang pegawai.
Sikap yang diharapkan tentunya yaitu
sikap positif yang akan mendukung
kepada pelaksanaan kerja yang dapat
menjamin pencapaian tujuan organisasi.
Sehubungan
dengan
masalah
pengusahan dan pembentukan sikap,
Wursanto (2009) mengemukakan bahwa
unsur penting dalam pembentukan dan
pengubahan sikap serta perilaku, yaitu
sebagai berikut.
1) Pengawasan yang dilakukan secara
kontinu dengan menggunakan sistem
pengawasan yang cukup ketat.
2) Suasana atau keadaan kerja yang
dapat memberikan suatu dorongan dan
semangat kerja yang tinggi.

3) Sistem pemberian imbalan (baik gaji
maupun perangsang lain) yang menarik.
4) Memperlakukan dengan baik,
manusiawi, tidak disamakan dengan
robot atau mesin, serta kesempatan
untuk
mengembangkan
karier
semaksimal mungkin sesuai dengan
batas kemampuan masing-masing setiap
anggota.
5) Ada perasaan aman dari setiap
pekerja, baik di dalam dinas maupun di
luar dinas.
6) Hubungan itu berlangsung secara
serasi, penuh kekeluargaan , dan lebih
bersifat informal,.
7) Setiap anggota harus mendapat
perlakuan secara objektif dan adil.
Pendapat lain dikemukakan oleh
Herman (2008) bahwa “sebuah faktorfaktor yang mempengaruhi lingkungan
internal seorang pegawai atau sumber
daya manusia meliputi karakter/budaya
organisasi,
serikat
kerja,
sistem
informasi, dan konflik-konflik internal”.
Pendapat Herman itu jika disimak
cenderung mengarah ke lingkungan
kerja non fisik. Maka dapat dikatakan
bahwa faktor-faktor yang itu ialah faktor
yang mempengaruhi lingkungan kerja
non fisik. Menurut Nitisemito (2001)
menyatakan bahwa sebuah perusahan
hendaknya bisa mencerminkan kondisi
yang mendukung suatu kerja sama
antara tingkat atasan, bawahan maupun
yang mempunyai status jabatan yang
sama di perusahaan. Suatu Kondisi yang
hendaknya diciptakan yaitu komunikasi
yang baik, suasana kekeluargaan, dan
pengendalian diri. Dengan Membina
hubungan yang baik antara sesama rekan
kerja, bawahan maupun atasan harus
dilakukan karena setiap manusia bersifat
saling membutuhkan. Sebuah Hubungan
kerja
yang
terbentuk
sangat
mempengaruhi psikologis karyawan.
4. KEPUASAN KERJA
Kepuasan Kerja merupakan sikap
positif yang dimiliki seorang pekerja

10

terhadap suatu pekerjaannya yang timbul
berdasarkan penilaian terhadap situasi
kerja atau lingkungan kerja. Penilaian itu
dapat dilakukan terhadap salah satu
pekerjaan yang biasa dilakukannya,
penilaian ini dilakukan sebagai rasa
menghargai dalam mencapai salah satu
nilai-nilai
penting
dalam
suatu
pekerjaannya.
Kepuasan
kerja
merupakan salah satu sikap umum yang
dimiliki terhadap pekerjaan seseorang
yang menunjukkan perbedaan antara
jumlah penghargaan yang di terima
seorang pekerja dan jumlah yang mereka
anggap seharusnya mereka terima.
Wibowo (2010). Sedangkan menurut
Hasibuan, (2009). Kepuasan kerja adalah
sikap emosional yang menyenangkan
dan bahkan mencintai pekerjaannya.
Sikap ini tercermin oleh moral kerja,
kedisiplinan
dan
prestasi
kerja.
Kepuasan kerja dinikmati dalam
pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi
dalam dan luar pekerjaan. Sementara itu
Rivai, (2007) menyatakan bahwa
kepuasan kerja adalah penilaian dari
pekerja
tentang
seberapa
jauh
pekerjaannya
secara
keseluruhan
memuaskan kebutuhannya. Kepuasan
kerja juga sikap umum yang merupakan
hasil dari beberapa sikap, khusus
terhadap
faktor-faktor
pekerjaan,
penyesuaian diri, dan hubungan sosial
individu diluar kerja. Dari pendapatpendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa kepuasan kerja adalah sikap
seseorang terhadap pekerjaan yang
menyenangkan dan memcintai pekerjaan
serta
harapan
seseorang
akan
penghargaan yang diterimanya dari
pekerjaan yang dilakukannya.
Menurut
Hasibuan,
(2009)
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kepuasan kerja sebagai berikut :
1) Balas jasa yang adil dan layak
2) Penempatan yang tepat sesuai dengan
keahlian
3) Berat ringannya pekerjaan
4) Suasana dan lingkungan pekerjaan
5)
Peralatan
yang
menunjang
pelaksanaan pekerjaan
11

6) Sikap pemimpin dan kepemimpinan
7) Sifat pekerjaan monoton atau tidak.
5. HUBUNGAN LINGKUNGAN
KERJA TERHADAP
KEPUASAN KERJA
Lingkungan
kerja
sedikit
banyaknya akan mempengaruhi kondisi
fisik ataupun psikologi pegawai. Maka
sangat penting bagi manajemen untuk
menciptakan lingkungan kerja yang
dapat membuat karyawannya bekerja
secara
optimal.
Odger
(2006)
mendefinisikan lingkungan kerja yang
ergonomik, sebagai ilmu terapan yang
mempelajari hal-hal yang berhubungan
dengan tingkat kenyamanan, efisiensi,
dan keamanan dalam mendesain tempat
kerja demi memuaskan kebutuhan fisik
dan psikologis karyawan di perusahaan.
Tentu saja kepuasan kerja tidak
datang dengan sendirinya, disamping
dengan adanya kemauan dan usaha
dalam diri karyawan, ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi hal
tersebut. Salah satu yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja adalah
lingkungan
kerja.
Seperti
yang
dikatakan
Nitisemito.
(1986), bahwa salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi semangat kerja
dalam
pelaksanaan tugas adalah
lingkungan kerja. Meskipun faktor ini
penting dan besar pengaruhnya, namun
banyak diantara perusahaan kurang
memperhatikan faktor tersebut.
Lingkungan kerja yang kurang
menyenangkan akan mengakibatkan
menurunnya hasil kerja pegawai dan
sebaliknya, jika lingkungan kerja
sangat menyenangkan maka akan
menimbulkan rasa kepuasan kerja dan
meningkatnya hasil kerja
padadiri
pegawai tersebut. Hal tersebut
tentu
saja akan menguntungkan bagi perus

 KESIMPULAN

organisasi dalam mencapai tujuannya
sebagai imbalan atas kepuasan yang
telah
diperolehnya.
Seorang
Karyawan
yang
puas
akan
termotivasi untuk lebih bersemangat
dalam bekerja dan karyawan yang
puas lebih mencintai situasi kerjanya.

Lingkungan kerja sangat
berpengaruh
besar
terhadap
kepuasaan kerja seorang karyawan
baik itu lingkungan kerja fisik
maupun lingkungan kerja non fisis
(psikis). Suatu kondisi lingkungan
kerja dapat dikatakan baik apabila
dapat mendorong para karyawan
untuk melaksanakan kegiatan secara
sehat, nyaman, aman dan optimal.
Jika suatu lingkungan kerja tersebut
kurang baik dapat menyebabkan
tidak efisiennya suatu rancangan
sistem kerja atau tidak sesuai yang di
harapkan, suatu pola lingkungan
kerja adalah pola tindakan seorang
anggota
organisasi
yang
mempengaruhi efektivitas dalam
suatu organisasi baik itu secara
langsung maupun tidak langsung,
yang meliputi sebagai berikut kinerja
dan
produktivitas,
keanggotaan
organisasi serta absenteisme dan
perputaran. Komitmen merupakan
suatu kondisi dimana seorang
anggota organisasi memberikan
kemampuan dan loyalitasnya pada

 SARAN
Peran seorang
pegawai atau
karyawan itu sangat penting dalam
sebuah perusahaan dimana tingkat
kesuksesan suatu organisasi itu
berpengaruh kepada salah satu nya
adalah kinerja karyawan. Maka dari
itu sangat perlu nya peran karyawan
di suatu perusahaan.
Untuk
membuat
kinerja
karyawan
memuaskan bagi suatu organisasi
maka organisasi perlu memikirkan
hal-hal yang membuat para karyawan
bekerja dengan nyaman dan aman.
Terutama dalalm lingkungan kerja di
sekeliling
karyawan
perlu
diperhatikan, Jika seperti itu maka
karyawan akan merasa puas dalam
berkerja dan bahkan meningkat kan
prestasi bagi perusahaan tersebut.

12

Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja .
Edisi Tiga. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

DAFTAR PUSTAKA
Badri, Munir Sukoco. 2007
Manajemen Administrasi
Perkantoran Moder. Erlangga:
Jakarta.
Hasibuan. 2003. Manajemen Sumber
Daya Manusia . Bumi Askara
: Bandung.
Hasibuan. 2009. Manajemen Sumber
Daya Manusia . Bumi Askara
: Bandung.
journals.itb.ac.id/index.php/sostek/ar
ticle/download/2100/1165

Ratih Dewi Kumala I. A., 2008.
Pengaruh Pengembangan
Organisasi, Kepemimpinan,
Karir dan Lingkungan Kerja
Fisik Terhadap Kepuasan
Kerja Pegawai Politeknik
Kesehatan Departemen
Kesehatan Denpasar . Tesis
pada Program Magister
Managemen Universitas
Udayana.
Rivai, Veithzal. 2007.
Kepemimpinan dan Prilaku
Organisasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Komaruddin. 2002. Menejemen
Sumber daya Manusia : Suatu
Pendekatan Fungsi Operatif
Edisi I. Penerbit KappaSigma: Bandung.
Sedarmayati. 2001. Manajemen
Perkantoran Efektif. UPP
STIM YKPN. Yogyakarta
Sofyandi,
Herman. 2008. Manajemen Sumber
Daya Manusia . Penerbit:
Graha Ilmu, Yogyakarta.

13

14