JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN

AYU ISMI HANIFAH

Analisis Kesalahan Siswa Dilihat dari Skema Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika

KUSNAN Penggunaan Metode Praktek Terbimbing Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas VIII-C SMP Negeri 3 Ngimbang Semester II Tahun Pelajaran 2015-2016

FITA FARIDAH Three Dimension Movie for The Students’ Ability in Narrative Writing

WIWIK PUJIATI Penggunaan Metode Pembelajaran Peta Konsep (Mind Map) untuk Meningkatkan

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Ngimbang Semester I Tahun Pelajaran 2016-2017

ZAMRONI

Penggunaan Metode Pemecahan Masalah Sistematis (Systematic Approach to Problem Solving) untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran pada Tema Getaran dan Gelombang Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 3 Ngimbang

Diterbitkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Lamongan

REFORMA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Vol IV, No. 01, Desember 2016

DEWAN REDAKSI

Penanggung Jawab

: Rektor Universitas Islam Lamongan

Pengarah

: Wakil Rektor I Universitas Islam Lamongan

Ketua Penyunting

: Madekhan, MSi

Wakil Ketua Penyunting

: Mohamad Nurman, SPd. MPd.

Penyunting Pelaksana

: Abdul. Kholik, S.Pd., M.Pd.

Dian Luthfiyati, S.Pd., M.Pd. Diah Astuty, MPd. Ryrin Fatmawati, MPd. Tiara Retno H., MPd.

Penyunting Ahli

: Dr. Like Riskova, MPd. (UIN MMI Malang)

Rivatul Ridho Elvierayani, S.Si, MPd Ayu Ismi, S.Pd., M.Pd. Abdullah Farih, S.Pd., M.Pd. Nahdia Rupawanti BR., S.Pd., M.Pd. Septy Rizki Amalia, S.Pd., M.Pd.

PENERBIT KANTOR

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Lamongan

Gedung A Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No. 53 A Lamongan Telp. (0322)324706/ 317116.

Email: fkipunisla@gmail.com

Mengutip ringkasan dan pernyataan atau mencetak ulang gambar atau tabel dari

jurnal ini harus mendapatkan ijin langsung dari penulis. Jurnal ini diedarkan sebagai tukaran untuk perguruan tinggi, lembaga penelitian dan perpustakaan di

dalam negeri.

REFORMA

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran

ISSN : 2502 – 35856 Vol. IV No. 01, Desember 2016

ABDUL KHOLIQ

Penerapan Model Snowball Throwing pada Pembelajaran Pemahaman Paragraf

RIVATUL RIDHO ELVIERAYANI

Gesture Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Fungsi

EKO SULISTIONO

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Berorientasi Keterampilan Proses untuk Mengajarkan Life Skills Siswa

AYU ISMI HANIFAH

Analisis Kesalahan Siswa Dilihat dari Skema Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika

KUSNAN

Penggunaan Metode Praktek Terbimbing Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas VIII-C SMP Negeri 3 Ngimbang Semester II Tahun Pelajaran 2015-2016

FITA FARIDAH

Three Dimension Movie for the Students’ Ability in Narrative Writing

WIWIK PUJIATI

Penggunaan Metode Pembelajaran Peta Konsep (Mind Map) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Ngimbang Semester I Tahun Pelajaran 2016-2017

ZAMRONI

Penggunaan Metode Pemecahan Masalah Sistematis (Systematic Approach to Problem Solving) untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran pada Tema Getaran dan Gelombang Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri

3 Ngimbang

Artikel merupakan kajian kependidikan yang belum pernah dterbitkan dalam media lain, baik cetak maupun online. Jurnal Reforma di bawah naungan FKIP Unisla. Artikel dapat dikirim ke email fkipunisla@gmail.com dalam format Ms. Word/rtf.

A. FORMAT PENULISAN

1. Artikel ditik pada kertas A4 dengan 1,5 spasi, kecuali kutipan langsung. Artikel ditik dengan menggunakan huruf book antiqua 11.

2. Artkel ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kecuali ditulis dalam bahasa asing.

3. Sistematika artikel meliputi abstrak, nama penulis, asal instansi (jika ada), alamat email, abstrak, kata kunci, pendahuluan, metode, hasil, simpulan, dan daftar pustaka.

4. Artikel ditulis tidak lebih dari 7.000 kata (untuk pendahuluan—simpulan)

5. Abstrak ditulis dalam satu paragraf sekitar 120 kata dengan 1 spasi.

6. Sumber kutipan ditulis dengan menggunakan model catatan perut/bodynote. Contoh :

Model 1 Zubaedi (2011:17) mengatakan pendidikan karakter adalah upaya penanaman kecerdasan dalam berfikir; penghayatan dalam bentuk sikap; dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya.

Model 2 Pendidikan karakter adalah upaya penanaman kecerdasan dalam berfikir; penghayatan dalam bentuk sikap; dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya (Zubaedi, 2011:17).

B. FORMAT DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka dituliskan sebagai berikut.

a. Dari buku

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter : Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan . Jakarta: Kencana

Wijayakusuma, Mustava. 2009. Mukjizat Air Putih. Yogjakarta: Data Media.

b. Dari Penelitian

Mardiyati, Iffah. 2011. Pengaruh Motivasi dan Kompetensi terhadap Kinerja Guru di Mediasi Komitmen Sekolah Studi Kasus di SMK Negeri se-Kecamatan Pati (Tesis). Semarang: Universitas STIKUBANK.

c. Dari Artikel dari Sumber Cetak

Djaali. 2007. Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional Melalui Program Sertifikasi dalam majalah Buletin BSNP. Edisi Mei 2007.

Kustinah . 2016. “Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Cerita melalui Pendekatan Whole Language Siswa Kelas V SDN Kramat II Kecamatan

Lamongan”. Reforma. Vol. 02 nmr. 02. Hlm. 70—84.

e. Dari Artikel dari Sumber Online

Syaifudin, Ahmad. 2015. “Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Makalah ”.

www.tipspendidikan.site/2015/04/hal-hal-yang-perlu-diperhatikan- dalam .html . diakses 14 April 2015

Paragraf ABDUL KHOLIQ

Prodi. Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, Universitas Islam Lamongan

E-mail: abdul.kholeq@gmail.com

ABSTRAK:

Model pembelajaran inovatif diperlukan setiap pengajar dan calon pengajar sebagai bentuk pengembangan diri atas kualitas dan efektivitas pembelajaran. Melalui penerapan pembelajaran snowball throwing, mahasiswa yang mengampu mata kuliah Bahasa Indonesia memiliki gambaran tentang langkah dan kendala model pembelajaran tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan dan kendala model snowball throwing pada pembelajaran pemahaman paragraf. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi dengan instrumen tabel pengamatan. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester VA Prodi Bahasa Inggris, Unisla. Hasil penelitian adalah penerapan model snowball throwing pada pembelajaran pemahaman paragraf dilakukan dengan delapan langkah dan kendalanya adalah alokasi waktu dan terdapatnya fase diam untuk anggota kelompok.

Kata Kunci : snowball throwing , pemahaman paragraf, kendala penerapan snowball throwing

Pendahuluan

hanya pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah, melainkan juga

Keberhasilan pelaksanaan pembelajar- pembelajaran di perguruan tinggi.

an ditentukan dari beberapa komponen Pembelajaran dikatakan berhasil jika

yang sangat berkaitan. Komponen- terdapat perubahan persepsi peserta didik

komponen tersebut di antaranya guru, (pebelajar) tentang sesuatu yang dijadikan siswa, media, rencana pembelajaran, model

topik setelah pembelajaran selesai. Rusman pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran

(2012:123) menyatakan bahwa hasil belajar yang dipilih. Pembelajaran yang efektif

adalah sejumlah pengalaman yang harus mampu menciptakan interaksi

diperoleh pebelajar yang mencakup antara guru dan siswa dalam proses

kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal pembelajaran. Tujuannya adalah untuk

tersebut menyiratkan bahwa hasil dari menggali kemampuan siswa agar berperan

pembelajaran akan mengubah kognisi, secara aktif, meningkatkan kemampuan

afeksi, dan psikomotor pebelajar. Hasil intelektual,

belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai Pembelajaran yang dimaksudkan bukan

Jurnal Reforma Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | Jurnal Reforma Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA |

pembelajaran kooperatif yang mereka.

satu

pendekatan student Faktor terpenting adalah faktor intern

menggunakan

centerred yang berupaya melibatkan siswa yang berasal dari dalam diri siswa. Sikap

untuk aktif dalam penerapannya. Snowball siswa terhadap proses belajar dapat berupa

throwing berkaitan dengan permainan penerimaan, penolakan, atau pengabaian

menggulung dan melemparkan “bola kesempatan

salju” yang berisikan pertanyaan setiap pembelajaran yang masih menerapkan

pebelajar yang selanjutnya dijawab oleh pembelajaran konvensional, siswa cende-

pebelajar yang lain.

rung melakukan pengabaian terhadap Menurut Suprijono (2009) model kesempatan untuk belajar. Hal tersebut

pembelajaran Snowball Throwing adalah tentu berpengaruh pada hasil belajarnya.

model pembelajaran yang memberikan Dimyati

pengalaman kepada siswa melalui menyatakan bahwa salah satu faktor intern

terpadu dengan yang mempengaruhi hasil belajar siswa

pembelajaran

menggunakan proses yang saling berkaitan adalah sikap terhadap belajar.

dalam situasi dan konteks komunikasi Keefektifan

alamiah baik sosial, sains, hitungan dan satunya

pembelajaran

salah

lingkungan pergaulan. Dibentuk kelompok pembelajaran yang digunakan oleh

yang diwakili ketua kelompok untuk pengajar

mendapatkan tugas dari guru kemudian stragtegi tersebut dikembangkan menjadi

(guru/dosen).

Selanjutnya

masing masing siswa membuat pertanyaan model pembelajaran. Penggunaan model

yang dibentuk seperti bola (kertas pembelajaran yang variatif pun harus

pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain digunakan pengajar untuk meningkatkan

yang masing masing siswa menjawab dan menerapkan pembelajaran inovatif

pertanyaan dari yang diperoleh. sebagai bentuk aplikasi dari pengembang-

Komalasari (2010:67) an pembelajaran di kelas. Model

Menurut

adalah model pembelajaran inovatif yang dimaksudkan

snowball

throwing

pembelajaran yang menggali potensi adalah model pembelajaran yang meng-

kepemimpinan dalam kelompok dan utamakan pebelajar dalam menggali

keterampilan membua pertanyaan dan sendiri informasi, memecahkan masalah –

jawaban yang dipadukan dalam bentuk efektimasalah dari suatu konsep yang

permainan imajinatif dengan membentuk dipelajari (student centered). Hal ini tentu

dan melempar bola salju. Selain itu, model akan membangkitkan aktivitas siswa

pembelajaran snowball throwing adalah selama kegiatan pembelajaran berlang-

model kegiatan pembelajaran yang sung.

memberikan kesempatan individu untuk Salah satu model pembelajaran inovatif

berpendapat, kemudian dipadukan secara yang dapat diterapkan untuk menciptakan

berpasangan, berkelompok, dan yang pembelajaran yang efektif adalah snowball

klasikal untuk throwing. Snowball throwing adalah salah

terakhir

secara

mendapatkan pandangan dari seluruh

2 | Jurnal “Reforma” Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISLA 2 | Jurnal “Reforma” Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISLA

sesungguhnya sebagai bekal mereka dalam pembelajaran inovatif yang menarik untuk

penguasaan model pembelajaran inovatif. diterapkan dalam pembelajaran karena

Oleh karena itu, penelitian penerapan mengajak pebelajar untuk aktif di kelas.

throwing pada Suprijono

model

snowball

pembelajaran paragraf dilakukan pada bahwa langkah-langkah pembelajaran

menyatakan

mahasiswa yang memprogram mata snowball throwing sebagai berikut: (1)

kuliah Bahasa Indonesia. apersepsi; (2) pembentukan kelompok dan

Dari uraian di atas, fokus penelitian pemanggilan

adalah (1) penerapan model snowball kelompok untuk diberikan penjelasan

ketua

masing-masing

throwing pada pembelajaran paragraf dan tentang materi yang dibahas; (3) ketua

(2) kendala penerapan model snowball masing-masing kelompok kembali ke

throwing pada pembelajaran paragraf. kelompoknya untuk menyampaikan ulang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk penjelasan dari pengajar; (4) setiap

menganalisis penerapan dan kendala dari pebelajar menuliskan satu pertanyaan

throwing pada yang berkaitan dengan materi pada

model

snowball

pembelajaran paragraf.

selembar kertas; (5) kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibentuk seperti bola

Metode

dan dilempar ke pebelajar yang lain selama waktu 15 menit; (6) pebelajar menjawab

menggunakan pertanyaan dari pembelajar yang lain; (7)

Penelitian

ini

pendekatan kualitatif. Pengumpulan data Evaluasi; (8) penutup. Penerapan model

dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball throwing tersebut tidak hanya

observasi. Jenis observasi yang dimaksud dapat dilakukan di pendidikan dasar,

adalah obersevasi pertisipan (nana, tetapi juga dapat dilakukan di pendidikan

2013,85). Observasi dilakukan selama satu tinggi. Ciri model snowball throwing

kali pembelajaran mata kuliah Bahasa adalah model yang sesuai untuk

Indonesia (2 sks) dengan setiap pertemuan pembelajaran

menit. Intrumen konsep tentang materi tertentu.

pengumpulan data yang digunakan adalah Model snowball throwing dapat

lembar observasi. Lembar observasi diterapkan

tabel pengamatan pemahaman tentang paragraf di mata

langkah-langkah model kuliah Bahasa Indonesia di perguruan

penerapan

snowball throwing. Tabel tersebut sebagai tinggi sebagai penerapan model inovatif.

berikut.

Model tersebut diharapkan mampu

melibatkan mahasiswa untuk aktif dan

berpikir kritis terhadap materi tentang

paragraf. Selain itu, dengan diterapkannya

model snowball throwing diharapkan

Jurnal Reforma Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA |

Aspek

Hasil

Ket

No. Uraian

Penilaian T

TT

Penerapan Model Snowball Throwing

Pemberian apersepsi

(penyampaian

dalam Pembelajaran Paragraf

materi yang akan

Hasil penerapan model Snowball

dibahas) Pembentukan

Throwing dalam Pembelajaran Paragraf

kelompok dan

pada mata kuliah Bahasa Indonesia dapat

pemanggilan ketua

dilihat pada hasil pengamatan pada tabel

2 kelompok dan penjelasan materi

berikut.

pada ketua Aspek kelompok

Penilaian Keterangan Penyampaian ulang

Nmr.

Uraian

TT dari ketua kelompok

3 Dosen kepada anggota

menyampaika kelompok

n materi yang

Pemberian

Setiap individu akan dibahas

apersepsi

4 menuliskan dalam pertanyaan

(penyampaia

pembelajaran

n materi

Pelemparan bola yang akan

5 yang akan

selama 15 menit dilakukan,

dibahas)

Penjawaban yaitu tentang 6 pertanyaan bola

paragraf (10 yang diterima

menit) 7 Evaluasi

Kelompok 8 Penutup

dibentuk Ket: T : Terpenuhi; TT : Tak Terpenuhi

dengan

Pembentuka n kelompok beranggotakan

Tabel 1 : Pengamatan Penerapan Langkah

Model Snowball Throwing

Subjek penelitian ini adalah mahasiwa

semester V kelas A Tahun Pelajaran 2016-

penjelasan

dipanggil dan

materi pada

2017 di Prodi Bahasa Inggris, Universitas

dijelaskan

ketua

Islam konsep Lamongan. Subjek penelitian

kelompok

tentang

tersebut memprogram mata kuliah Bahasa

paragraf. (35

Indonesia. Subjek penelitian ini berjumlah

menit) Ketua

tiga puluh mahasiswa. Data dari penelitian

kelompok

ini adalah penerapan dari setiap langkah Penyampaia

menyampaika

n ulang dari

model pembelajaran snowball throwing.

n kembali

ketua

penjelasan

Penganalisisan data dalam penelitian ini

3 kelompok

dari dosen

kepada

berupa penganalisisan lembar observasi

kepada

anggota

penerapan anggota snowball throwing pada

kelompok

kelompok(25

pembelajaran pemahaman paragraf.

4 | Jurnal “Reforma” Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISLA

Aspek

Akan tetapi, jawaban dari dosen tidak

Nmr. Uraian

Penilaian

Keterangan

mendalam karena pendalaman tentang

konsep paragraf akan dilakukan pada

pertanyaan

pertanyaan

kegiatan inti atau langkah selanjutnya.

tentang materi

Selain penyampaian materi, penyampaian

yang telah

disampaikan

penggunaan model snowball throwing

ketua

yang akan digunakan juga disampaikan,

kelompok (5

mnt)

kemudian respons mahasiswa begitu

Mahasiswa

tertarik karena mereka dapat menambah

melemparkan

pengalaman mahasiswa dalam menerap-

pertanyan di

kertas yang

kan model snowball throwing. Pada

Pelemparan

telah dibentuk

5 bola selama

langkah ini waktu yang dibutuhkan sekitar

seperti bola

15 menit

sepuluh menit. Waktu tersebut dirasakan

kepada

mahasiswa

sudah sesuai mengingat beberapa langkah

yang lain (15

selanjutnya juga membutuhkan banyak

menit) Mahasiswa

pertanyan di

pertanyaan

2. Pembentukan kelompok dan pemanggilan

kertas yang

bola yang

telah mereka

ketua kelompok dan penjelasan materi pada

diterima

terima (10

ketua kelompok

menit)

Pembentukan kelompok dilakukan

Dosen memberikan

dengan membentuk kelompok yang setiap

atas jawaban mahasiswa (10

sehingga kelompok yang terbentuk adalah

menit)

enam kelompok. Pada pembentukan

Dosen dan

kelompok ini suasana sudah mulai ramai,

mahasiswa melakukan

tetapi tetap terkendali. Waktu yang

refleksi atas

kelompok sekitar 7 menit. Pemanggilan

yang berlangsung

ketua kelompok dan penjelasan materi

kepada ketua kelompok dilakukan di

Tabel 2 : Hasil Pengamatan Model Snowball

depan kelas. Materi yang disajikan kepada

Throwing

ketua kelompok tentang pengertian

1. Pemberian apersepsi (penyampaian materi paragraf, syarat dan ciri paragraf, macam yang akan dibahas)

paragraf berdasarkan letak kalimat utama, Pemberian apersepsi dilakukan dengan

paragraf berdasarkan penyampaian materi yang akan dibahas,

yaitu konsep paragraf. Pada tahap ini Pada tahap penjelasan materi, terdapat mahasiswa bertanya sekilas tentang tujuan

beberapa ketua kelompok yang kurang pembelajaran dan tentang konsep paragraf.

paham atas penjelasan dosen sehingga

Jurnal Reforma Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | Jurnal Reforma Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA |

kelompok dimungkinkan dapa di atasi menjelaskan kepada ketua kelompok

dibutuhkan

untuk

pada tahap selanjutnya, yaitu penulisan menjadi sedikit lama, yaitu sekitar 28

pertanyaan, penjawaban, dan evaluasi. menit. Pada rentang waktu sekitar 28 menit tersebut terjadi fase diam untuk anggota

4. Setiap individu menuliskan pertanyaan masing-masing kelompok. Pada fase

Seperti yang telah dijelaskan pada tersebut suasana menjadi takterkendali

tahap sebelumnya, penulisan pertanyaan karena anggota kelompok berbicara sendiri

mahasiswa beradasarkan dengan anggota kelompok yang lain. Hal

dilakukan

masalah ketidakpahamanan mereka atas tersebut disebabkan anggota kelompok

penyampaian materi dari ketua kelompok. tidak diberikan instruksi untuk melakukan

Dalam waktu sekitar 5 menit mahasiswa tugas atau apa pun. Fase diam yang

menuliskan pertanyaan yang bertujuan dialami anggota kelompok tersebut

untuk memperdalam pemahaman mereka menjadi kendala yang perlu diperhatikan

atas materi yang telah disampaiakan. Dari oleh pengajar ketika menerapkan model

pengamatan yang dilakukan, dalam pembelajaran snowball throwing.

penulisan pertanyaan ternyata terdapa beberapa

mahasiswa menuliskan

3. Penyampaian ulang dari ketua kelompok pertanyaan atas dasar permintaan per- kepada anggota kelompok

tanyaan dari teman yang lain. Hal tersebut Penyampaian ulang yang dilakukan

tidak menjadi masalah yang krusial karena ketua

alasan menulis pertanyaan adalah untuk disampaikan dalam bentuk diskusi

memperdalam pemahaman mahasiswa. intrakelompok. Pada tahap tersebut kegaduhan juga sempat terjadi karena

5. Pelemparan bola selama 15 menit ternyata ketua kelompok juga mengalamai

Pelemparan bola pertanyaan dilakukan kendala saat menyampaikan ulang materi

sekitar 15 menit. Mahasiswa membentuk yang telah dijelaskan dosen pada langkah

kertas pertanyaan menjadi sebuah bola. sebelumnya. Dari hal tersebut, waktu yang

yang mengepal-ngepal kertas dibutuhkan pun menjadi lama, sekitar 25

Ada

tersebut. Ada pula yang membentuknya menit.

dengan sangat hati-hati. Setelah itu mereka Dari

melemparkan bola pertanyaan tersebut penerapan setiap tahap tersebut, terlihat

kepada mahasiswa yang lain secara acak. kendala

Hal tersebut dilakukan secara berulang- manajemen waktu. Selain itu, ternyata

ulang dalam waktu sekitar 15 menit. Ketika pada tahap ini anggota kelompok yang

sudah selesai 15 menit, ternyata terdapat telah dijelaskan ulang oleh ketua kelompok

beberapa mahasiswa yang menerima bola pun

pertanyaan dari dirinya sendiri sehingga memahami materi. Kesulitan yang dialami

dia harus menukarnya dengan bola oleh anggota kelompok dalam memahami

pertanyaan dari teman yang lain. Jika materi yang telah disampaikan ketua

diperhitungkan waktunya, pelemparan

6 | Jurnal “Reforma” Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISLA 6 | Jurnal “Reforma” Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISLA

selama 5 menit karena waktu yang telah sebelumnya waktu yang dibutuhkan

digunakan sudah melampaui 100 menit. sudah terlalu lama.

Dari refleksi yang telah dilakukan didapatkan bahwa mahasiswa merasa

6. Penjawaban pertanyaan bola yang diterima senang karena model pembelajaran yang Penjawaban atas bola pertanyaan yang

telah dilakukan seperti permainan dan mereka terima dilakukan dalam waktu 10

mereka tidak merasa bosan. menit. Pada tahap ini ditemukan beberapa

Dari hasil pengamatan yang telah mahasiswa yang mengalami kesulitan

dilakukan dengan menggunakan model karena takdapat menjawab pertanyaan

snowball throwing, setiap langkah tersebut. Beberapa mahasiswa yang merasa

pembelajaran dapat diterapkan dengan kesulitan

baik. Meskipun terdapat beberapa kendala, mahasiswa yang lain. Dosen tidak

langkah pembelajaran snowball throwing memberikan bantuan jawaban ketika

tetap dapat dilaksanakan oleh mahasiswa terdapat mahasiswa yang menanyakan

dan dosen.

jawaban dari salah satu pertanyaan yang terdapat dalam bola pertanyaan.

Kendala Penerapan Model Snowball Throwing dalam Pembelajaran Paragraf

7. Evaluasi Dari pembahasan hasil pengamatan Pada tahap evaluasi dosen mengambil

penerapan model pembelajaran snowball alih kegiatan pembelajaran dengan

throwing di atas, terdapat beberapa memberikan

kendala yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa

kesempatan

beberapa

pengajar yang akan menerapkan model jawabannya atas pertanyaan yang telah

untuk

membacakan

pembelajaran ini. Kendal-kendala tersebut mereka terima. Pada tahap ini dosen

disajikan sebagai berikut. memberikan konfirmasi benar atau salah

1. Waktu

atas jawaban mahasiswa tersebut. Jika Kendala waktu menjadi kendala utama terdapat kesalahan, dosen membetulkan

penerapan model snowball jawaban yang salah tersebut. Tahap

dalam

throwing. Hal tersebut terjadi pada tahap evaluasi seharusnya menjadi tahap inti

ketiga, keempat, dan kelima yang atau

selanjutnya berakibat pada tahap ketujuh. mahasiswa tentang paragraf. Akan tetapi,

Dari kedelapan tahap yang ada pada waktu yang terlampaui sudah 100 menit

model pembelajaran snowball throwing, sehingga evaluasi hanya dilakukan selama

yang membutuhkan waktu relatif lama

10 menit. terdapat pada tahap ketiga, keempat, dan ketujuh sehingga waktu pada ketiga tahap

8. Penutup tersebut dialokasikan lebih besar daripada Pada tahap penutup, dilakukan refleksi

tahap yang lain.

atas kegiatan pembelajaran yang telah

Jurnal Reforma Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA |

2. Terdapatnya fase diam pada tahap kedua

Daftar Pustaka

Fase diam yang dimaksudkan adalah tidak adanya aktivitas apa pun yang

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan dialami oleh anggota kelompok saat ketua

Pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta. kelompok dijelaskan oleh dosen. Dalam

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran fase tersebut anggota kelompok diam

Kontekstual, konsep dan Aplikasi. menunggu ketua kelompok kembali,

Bandung: PT. Refika Aditama. sedangkan penjelasan untuk ketua

Nana Sudjana. 2013. Penilaian Hasil Proses kelompok sekitar 28 menit. Artinya, selama

Belajar Mengajar. Bandung: PT.

28 menit anggota kelompok tidak Remaja Rosdakarya. mendapatkan tugas atau aktivitas untuk

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran dilakukan. Dari hal tersebut, fase diam

Berbasis Komputer. Bandung: Penerbit pada anggota kelompok akan terjadi yang

Alfabeta

dimungkinkan adanya rasa bosan dalam Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. pembelajaran yang dialami oleh anggota

Jakarta: Pustaka Pelajar. kelompok.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:

Kesimpulan

Pustaka Pelajar.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

1. Penerapan model

pembelajaran

snowball throwing pada pembelajaran pemahaman

paragraf

dilakukan

dengan delapan langkah, yaitu (a) Pemberian apersepsi; (b) Pembentukan kelompok dan penjelasan materi pada ketua kelompok; (c) Penyampaian ulang dari ketua kelompok kepada anggota kelompok; (d) penulisan pertanyaan; (e) Pelemparan bola pertanyaan; (f) Penjawaban pertanyaan bola yang diterima; (g) evaluasi; (h) penutup.

2. Kendala dalam penerapan model pembelajaran snowball throwing pada pembelajaran pemahaman paragraf adalah kendala waktu dan Terdapatnya fase diam.

8 | Jurnal “Reforma” Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISLA

RIVATUL RIDHO ELVIERAYANI

Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan. E-mail: rivatulridho@gmail.com

Abstrak:

Segala tindakan spontan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika merupakan gesture. Penelitian terhadap tiga kelompok siswa yangmana setiap kelompok terdiri dari dua siswa semuanya menggunakan gesture berdasarkan klasifikasi McNeill. Gesture yang dilakukan sebanyak 53 gesture, diantaranya terdiri dari 13 gesture ikonik, 9 gesture metaforik dan 31 gesture deiktik. Gesture ikonik, metaforik dan deiktik ditemui dalam tiga cara baik itu disertai ucapan maupun tidak disertai ucapan. Pertama siswa menggunakan gesture ikonik, metaforik dan deiktik di atas kertas, kedua dilakukan diatas meja dan ketiga dilakukan di udara. Sesuai dengan hipotesis McNeill bahwa gesture matematis siswa memiliki gerakan-gerakan khusus untuk menjelaskan istilah- istilah matematika, dan gerakan ini menyerupai gerakan isyarat namun tidak semuanya mengacu pada gerakan isyarat.

Kata Kunci: pemecahan masalah, gesture, gesture ikonik, gesture metaforik, gesture

deiktik .

Pendahuluan

berbentuk soal cerita materi aljabar dan geometri.

Menyelesaikan masalah matematika Ketika siswa menyelesaikan masalah merupakan proses yang perlu dimiliki

matematika, peneliti mencoba mengamati siswa dalam pembelajaran matematika.

proses penyelesaian masalah yang Siswa dituntut untuk dapat mengem-

dilakukan oleh siswa. Peneliti mulai bangkan kemampuan berpikirnya agar

tertarik dengan segala tindakan spontan dapat lebih terampil dalam menyelesai-

yang dilakukan siswa dalam memecah- kan masalah matematika. Peneliti

kan masalah matematika. Salah satu banyak menemui siswa yang mengalami

penelitian tentang tindakan spontan ini kesulitan dalam menyelesaikan tipe soal

diungkap oleh Caroline, dkk (2012) berbentuk soal cerita. Hal ini diperkuat

tentang Theories of Embodied Cognition, oleh penelitian yang telah dilakukan oleh

teori ini menjelaskan bahwa kemampuan Croteau (2004) dan Chan, dkk (2006)

kognitif seseorang berhubungan dengan bahwa siswa masih mengalami kesulitan

tindakan dan persepsi dari orang saat memecahkan masalah matematika

tersebut. Theories of Embodied Cognition

10 | Jurnal “Reforma” Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISLA 10 | Jurnal “Reforma” Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISLA

kan bahwa bahasa dan gesture memiliki dilakukan oleh

karakteristik yang berbeda namun efektif seseorang berhadapan dengan sebuah

seseorang. Ketika

dalam mendukung sebuah makna dalam masalah, secara alamiah seseorang

komunikasi. Sehingga gesture dapat memikirkannya sebentar dan secara

berperan sebagai mediasi (perantara) spontan menanggapi masalah tersebut

gesture dengan dengan berinteraksi melibatkan gerakan

antara

pengguna

pengamat, gambaran yang subjektif, tubuh mereka.

menjelaskan sebuah hal, dan percakapan Gerakan-gerakan spontan inilah yang

konvensional.

disebut sebagai gesture. Becvar, dkk Saat siswa berdiskusi menyelesaikan (2008) berpendapat bahwa gesture

masalah matematika, siswa melakukan merupakan semua gerakan tubuh,

komunikasi dengan rekannya baik dalam khususnya lengan dan tangan yang

menjelaskan apa yang dipikirknnya terintegrasi baik dengan ucapan maupun

ataupun melakukan sebuah gambaran tidak dan digunakan sebagai alat untuk

dalam menjelaskan konsep matematika. mengkomunikasikan sesuatu. Hosteter &

Komunikasi yang dilakukan juga tidak Alibali (2008) berpendapat bahwa gesture

lepas dari penggunaan gesture di muncul dari persepsi dan simulasi

dalamnya. Hal ini sesuai dengan motorik yang mendasari bahasa dan

penelitiam dalam beberapa tahun bayangan

sebuah badan memecahkan masalah, siswa sering

mental seseorang.

untuk melihat menggunakan gesture disertai dengan

penelitian

empiris

perananan gesture dalam melakukan, ucapan, hal ini digunakan untuk

mengajar dan belajar matematika. memperjelas penggunaan gesture kepada

Penelitian ini membahas topik mulai dari pendengar tentang apa yang sedang

cara anak-anak menggunakan gesture dipikirkannya (McNeill, 1992). Sehingga

dalam menghitung (Alibali &diRusso, gesture sering nampak jika ada seseorang

1999); bagaimana siswa bekerja sama yang melihatnya.

berbagai jenis grafik Baru-baru ini penelitian

memahami

(Moschkovich, 1996; Reynolds & Reeve, menghubungkan antara gesture dan

yang

gesture dalam bahasa merupakan inovasi baru untuk

penggunaan

masalah matematika sebuah paradigma dari kognisi yang

memecahkan

(Alibali, dkk (1999); Rasmussen, Stephan diwujudkan.

& Allen (2004); Edwards (2009); Radford, merupakan bagian yang tak terpisahkan

Gerakan

seseorang

Edwards, & Arzarello (2009); dan antara bahasa dan pikiran. Psikolog dan

Servidio (2011)); ahli bahasa David McNeill (1992) telah

Francaviglia

Pemecahan masalah konservasi bilangan mengatakan bahwa bahasa dan gesture

dan ekivalensi oleh Goldin-Meadow dan telah membentuk sebuah sistem yang

rekannya (Church & Goldin-Meadow, terintegrasi

1986; Alibali & Goldin-Meadow, 1993;

Jurnal Reforma Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 11

Goldin-Meadow, Alibali, & Church, 1993;

dan Goldin-Meadow & Alibali, 1995). Berdasarkan

penelitian-penelitian

yang telah dilakukan peneliti ingin melakukan analisis deskriptif mengenai

𝑋 jenis gesture yang digunakan oleh siswa

saat berdiskusi tentang konsep fungsi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menggambarkan jenis gesture spontan Data penelitian ini diambil dari

yang dilakukan siswa dalam konteks rekaman audio-visual (video) siswa selama matematika. Selain itu juga untuk

menyelesaikan masalah menyelidiki hipotesis yang dikemukakan

berdiskusi

matematika secara kelompok. Selanjutnya oleh McNeill saat difokuskan dalam

dari hasil rekaman, peneliti menganalisa konsep matematika.

banyaknya gesture dan mengkategorisasi-

kan variasi gesture yang dilakukan siswa

Metode

dalam memecahkan masalah matematika. Analisis data mengikuti tahapan dari

Subjek penelitian ini terdiri dari enam Johnson, B. & Christensen L. (2004) yakni

siswa SMP kelas VIII. Selanjutnya subjek dilakukan dengan tekhnik transkripsi,

dibagi menjadi 3 kelompok secara segmentasi, kodding dan pengkate-

heterogen. Diskusi terjadi selama 10 gorisasian hingga penarikan kesimpulan.

menit untuk menyelesaikan masalah soal

cerita berkaitan dengan konsep fungsi Hasil yang dituangkan melalui sebuah grafik

seperti di bawah ini: Dari hasil pengamatan yang telah

Dua orang siswa kelas VIII, yaitu Koko dilakukan terhadap tiga kelompok, Tiga

dan Wachid terlihat sedang berdiskusi kelompok subjek terpilih berasal dari tentang sebuah grafik terkait materi relasi kelompok siswa berkemampuan tinggi dan fungsi. (Perhatikan gambar di

dengan siswa berkemampuan sedang, samping!) Jika sumbu 𝑋 pada grafik siswa berkemampuan sedang dengan

merupakan daerah asal suatu fungsi, Koko siswa berkemampuan sedang dan siswa

menganggap bahwa grafik tersebut berkemampuan sedang dengan siswa

merupakan representasi dari suatu fungsi. berkemampuan rendah.

Terdapat Namun, Wachid tidak setuju dengan koko.

sebanyak 53 geture yang dilakukan Ia berpendapat bahwa grafik tersebut

bukan merupakan representasi suatu diantaranya terdiri dari gesture ikonik, fungsi. menurutmu, siapakah yang benar?

gesture metaforik dan gesture deiktik. Kemukakan alasanmu!

Tabel 1 dibawah ini menunjukkan distribusi dari tiga jenis gesture yang

12 | Jurnal “Reforma” Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISLA 12 | Jurnal “Reforma” Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISLA

Jenis Banyaknya Presentase gesture

gesture

ikonik gesture

Gambar 1. Gesture ikonik untuk menjelaskan

deiktik

garis berpotongan Total

Sama halnya ketika kelompok lain

Tabel 1. Distrubusi banyaknya gesture yang

mendiskusikam

fungsi dengan

dilakukan

representasi grafik maupun diagram

Gesture Ikonik

mereka juga mengindikasikan konsep Gesture ikonik merupakan gesture

yang sedang dipikirkannya dengan yang

menggerakkan tangan maupun jari-jari kesesuaian

mereka secara spontan disertai dengan

ucapan. Ketika mendiskusikan fungsi gambarkan

pembicaraan. Gesture ikonik meng-

dengang diagram yang dikatakan peristiwa, seperti melalui bentuk atau

“seingat saya fungsi itu bisa dibentuk gerak lintasan tangan. Gesture ikonik

dengan diagram panah yang saling terjadi ketika kedua siswa mendiskusikan

menghubungkan antara satu bulatan tentang sebuah fungsi yang mengingat-

dengan bulatan lainnya”. Gesture yang kan mereka tentang sebuah grafik yang

menyertainya ditunjukkan pada gambar saling berpotongan. Gesture tersebut

2 di bawah ini.

dilakukan disertai dengan ucapan “seingatku kalau yang merupakan fungsi itu berpotongan dan sejajar.” Pada saat itulah, mereka menggunakan tangan dan jari mereka untuk mengindikasikan bgaimana bentuk grafik yang saling berpotongan. Percakapan daan gesture yang dimaksud ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 2. Gesture ikonik untuk memjelaskan diagram panah fungsi

Jurnal Reforma Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 13

Kalimat tersebut disertai dengan menggambarkan peristiwa. Gerakan ini gesture

dengan abstraksi mengaitkan kedua tangannya untuk

matematika. Gambar 3 di bawah ini merepresentasikan diagram panah antara

menunjukkan contoh salah satu gesture domain dan kodomainsebuah fungsi.

metaforik. Gesture ini muncul ketika Gerakan-gerakan yang dilakukan

berdiskusi dan tersebut merupakan gesture ikonik yang

keduanya

saling

menemukan perbedaan pendapat pada artinya gerakan tersebut dilakukan oleh

kesimpulan yang diperolehnya. Salah siswa sesuai dengan pengalaman yang

satu rekannya memberikan gambaran pernah dilakukannya dan digunakan

tentang apa itu titik potong pada sebuah dalam menjelaskan konsep abstrak dalam

“koordinat”. Dalam kasus ini,siswa matematika kepada rekan sebayanya. Hal

memberikan gambaran dengan mem- itu dilakukan untuk mempermudah

bentangkan tangan kanannya dan menyampaikan apa yang dipirkannya

menggerakkan tangan kirinya seperti kepada rekan diskusinya. Dua gerakan

menunjuk ke arah tangan kanan yang yang diberikan peneliti sebelumnya

sedang dibentangnya (mungkin hal ini menurut Edwards (2014) dapat dibagi

dimaksudkan sebagai bentuk koordinat dalam dua subcategori gesture yaitu

titik pada sebuah grafik). gesture ikonik-fisik dan gesture ikonik-

simbolik. Menunjukkan Gesture ikonik-simbolik

titik potong

merupakan gesture yang mengacu pada

pada

gerakan-gerakan yang merujuk pada koordinat

yang

simbol atau grafik yang mana prosedur

dimaksud

yang digunakan berkaitan dengan

inskripsinya. Seperti yang ditunjukkan

Gambar 3: Gesture metaforik saat

pada Gambar 1. Sedangkan gesture i

mengkonkritkan ide abstraknya

ikonik-fisik seperti yang disampaikan Gesture oleh McNeill’s yaitu suatu gerakan metaforik yang muncul pada

kelompok lain yaitu saat salah satu rekan konkrit atau fisik untuk menggambarkan

diskusinya tidak memahami masalah sebuah hal, seperti gesture siswa pada

yang diberikan. Pada lembar tugas Gambar 2. terdapat kata “representasi”, salah satu

siswabertanya tentang apa makna

Gesture Metaforik

representasi yang dimaksud dalam Gesture metaforik adalah gesture yang

lembar tugas tersebut. Selanjutnya rekan menggambarkan isi semantik melalui

diskusinya menjelaskan makna tersebut kiasan tanpa bentuk fisik. Berbagai

menaikkan dan macamistilah dan frasa yang terkait

diawali

dengan

membuka semua tanggannya kemudian dengangerakan metaforis, hal ini dapat

membuat lintasan ke samping serta dikatakan sebagai gerakan abstrak yang

membuat lintasan melingkari semua tidak memiliki makna secara nyata untuk

14 | Jurnal “Reforma” Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISLA 14 | Jurnal “Reforma” Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISLA

gesture ini terkadang dengan jari tengah tanggan kanannya.

menemukan

digunakan bersamaan dengan gesture Seperti yang terlihat pada gambar 4 di

ikonik maupun gesture metaforik. Seperti bawah ini.

pada gambar 5 dibawah ini

Membuat lintasan garis dan membuat lengkungan seperti U.

Gambar 5 : geture deiktik yang dilakukan bersamaan dengan ikonik

Hal ini wajar ditemui dikarenakan siswa mencoba untuk mengeksplorasi apa yang sedang dipikirkannya dengan berbagai macam gesture yang dianggap- nya mudah untuk menyampaikan segala

Gambar 4 : Gesture metaforik saat

informasi yang sedang dipikirkannya.

Menjelaskan Pemahaman kata

Hal ini sejalan dengan pendapat yang

“Representasi”

dikemukakan oleh Alibali & Nathan

(2011) bahwa gesture menunjuk yang Gesture metaforik ini sangat menarik,

secara bersamaan atau karena mereka melakukan gerakan yang

dilakukan

mengartikan bahwa sebuah penggambar- serempak secara khusus efektif untuk an dari “representasi” grafik dalam

mereduksi perhatian yang terpecah matematika. Sampai-sampai kata tersebut

karena informasi diintegrasikan baik harus dijelaskannya dalam perbincangan

maupun untuk lain untuk mempermudah memahami

dengan

leluasa

sementara. Hal itu juga dapat membantu pengguna gesture untuk mengatur beban

apa yang dimaksud pada masalah yang memori kerjanya saat berpikir untuk

sedang mereka hadapi. memecahkan masalah matematis dan

Gesture Deiktik

memberikan penjelasan kepada lawan Gesture deiktik merupakan gesture

Selain itu argumentasi yang paling sering dilakukan siswa,baik

bicaranya.

Francaviglia & Servidio (2011) juga saat siswa baru memahami masalah,

bahwa siswa akan sampai dengan siswa menyimpulkan

menguatkan

menggunakan beragam gesture sebagai- hasil jawaban dari masalah yang sedang

mana persepsi pengetahuannya yang dihadapinya. Gesture deiktik merupakan

strategi untuk gesture menunjuk. Sehingga peneliti

berguna

sebagai

menciptakan representasi pemikiran

Jurnal Reforma Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 15 Jurnal Reforma Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 15

sebelum mereka menyampaikannya Data hasil penelitian menunjukkan

dengan perkataan. Sedangkan gesture bahwa dalam memecahkan masalah

deiktik yang digunakan bersamaan matematis yang diberikan oleh peneliti,

ucapan digunakan untuk siswa melakukan variasi gesture. Variasi

dengan

menunjukkan suatu hal kepada lawan gesture yang dilakukan siswa dapat

bicaranya. Seperti yang dikatakan oleh digolongkan berdasarkan klasifikasi yang

McNeill (1992) bahwa gesture dan ucapan dilakukan oleh McNeill (1992) mengenai

pengungkapan gesture

mengkombinasikan

makna yang tidak sepenuhnya ditangkap proporsional tersebut terdiri dari gesture

oleh pembicara jikalau hanya dilakukan ikonik, gesture metaforik dan gesture

salah satu saja. Dengan kata lain gesture deiktik. Selanjutnya gesture ikonik dibagi

deiktik yang disertai dengan ucapan lagi menjadi dua sub kategori yaitu

memberikan penegasan bagi pembicara gesture ikonik-fisik dan gesture ikonik-

menyampaikan apa yang simbolik. Gesture deiktik merupakan

untuk

dipahaminya.

gesture yang paling sering digunakan saat Dalam penelitian ini penggunaan memecahkan masalah yang diberikan.

gesture ikonik, metaforik dan deiktik Dari ketiga kelompok jumlah gesture

ditemui dalam tiga cara baik itu disertai deiktik yang dilakukan sebanyak 31dari

ucapan maupun tidak disertai ucapan.

53 gesture yang dilakukan. Fakta ini Pertama siswa menggunakan gesture sesuai dengan pernyataan yang diungkap

ikonik, metaforik dan deiktik di atas oleh Alibali & Nathan (2007) dalam salah

kertas, kedua dilakukan diatas meja dan satu penelitiannya diperoleh bahwa 56%

ketiga dilakukan di udara. Gesture ikonik pembelajaran matematika menggunakan

yang dilakukan siswa diatas kertas gesture, 21% diantaranya menggunakan

ditujukan pada grafik. Gesture ini sering gesture deiktik, 20% diantaranya gesture

berbentuk lintasan bentuk, baik itu representasional dan sisanya gesture

melingkar yang menulis.

lintasan

bentuk

merepresetasikan Data hasil penelitian menunjukkan

digunakan

untuk

informasi yang dianggap penting dalam bahwa gesture deiktik dilakukan siswa

pikirannya, lintasan garis lurus untuk dengan dua cara, terkadang tanpa

merepresentasikan sumbu 𝑥 sebagai ucapan dan paling sering digunakan

daerah asal suatu fungsi dan lintasan disertai dengan ucapan. Gesture deiktik

grafik lengkung seperti huruf “U” untuk yang dilakukan tanpa ucapan digunakan

merepresentasikan dengan jelas grafik untuk

fungsi kuadrat. Gesture yang dilakukan menyampaikan apa yang dipikirkan

ini digunakan sebagai penggambaran kepada lawan bicaranya, hal ini sesuai

objek yang sedang dipikirkan siswa saat dengan pendapat Alibali dan Nathan

berdiskusi dengan rekan kerjanya. (2011) bahwa siswa mengekspresikan

16 | Jurnal “Reforma” Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISLA

Seperti yang dikatakan oleh McNeill

Ucapan

Gesture

Jenis Gesture Menit

Kamu ingat

Dengan

I (representasi 03:25

(1992) bahwa matematika memiliki

deskriminan?

menggunakan grafik)

gerakan-gerakan pensil khusus untuk

Kalau gini

bukannya itu?

mewakili jari

menjelaskan istilah-istilah matematika, telunjuk

membuat

dan gerakan ini menyerupai gerakan

lintasan tanpa bekas di udara

isyarat namun tidak semuanya mengacu

membentuk

pada garis gerakan isyarat. Mengapa

lengkung.

demikian? Karena dari ketiga kelompok

Bener gak

Dengan

I(grafik 03:39

jawabanku? Tapi

menggunakan panah)

yang mendiskusikan tentang konsep

yang ini?

pensil

fungsi, ditemukan gerakan-gerakan yang mewakili jari

telunjuk

hampir membuat sama (konstan) untuk

lintasan tanpa

menggambarkan sebuah hal, baik seperti

bekas di meja seperti bulatan

grafik fungsi kuadrat dan perpotongan

dan

titik. Sehingga salah satu tujuan dari membentuk

garis lurus di

penelitian ini bahwa untuk membuktikan

tengah bulatan.

hipotesis yang dikatakan oleh McNeill

Bukannya kalau

Menggunakan M 04:18

tentang konsep fungsi menunjukkan (perpotongan

fungsi itu harus

kedua

berbentuk gini

tanggannya,

garis)

adanya gerakan yang khas dalam tangan kanan

diarahkan ke

mempelajari sebuah konsep matematika.

atas dan tangan kiri

Di bawah ini disajikan Tabel 1

diarahkan ke

mengenai protokol gesture siswa saat samping

kanan.

berdiskusi untuk menyelesaikan masalah

Lah kalau ini

Menggunakan I (representasi 04:25

kan berbentuk

jari telunjuk

grafik fungsi

yang berkaitan denga fungsi. simbol D

lengkung

membentuk

kuadrat) lintasan grafik

artinya gesture deiktik yang digunakan, I

di udara

adalah gesture ikonik dan M gesture melengkung

seperti huruf

metaforik.

U.

Iya kan grafik

Menggunakan I (representasi 05:02

Tabel 2. Protokol Gesture LIsaat

nya gini

jari telunjuk

grafik fungsi

Memberikan Alasan Jawaban Setuju kuadrat)

membentuk

lintasan grafik dengan Wachid di udara melengkung

Ucapan Gesture

Jenis Gesture

Menit

seperti huruf

Ini kan gini Dengan

D (gambar

Menggunakan M 05:20 pensil

pada soal)

Seingatku kalau

(representasi mewakili jari

I (koordinat

yang fungsi itu

kedua

grafik) telunjuk

cartesius)

berpotongan dan

tangannya,

sejajar

tangan kanan

menunjuk dan kiri saling gambar dan

bertumpu di

membuat

telapak tangan.

lintasan tanpa

Menggunakan I 06:04 bekas

ini ada

(memperjelas berbentuk dua

deskriminannya

jari telunjuk

alasan grafik) garis, garis

membentuk

lintasan grafik pertama dari

di udara

arah atas ke

melengkung

bawah dan

seperti huruf

garis kedua

U.

dari kiri ke

D (tegak 06:22 kanan.

Ini sejajar bukan

Menunjuk

Jurnal Reforma Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 17

Ucapan Gesture

Jenis Gesture

Menit

merasa terbantu dalam mengurangi

tegak lurus jawaban rekan

lurus)

diskusinya

beban kerjanya selama memecahkan

dengan menggunakan

masalah secara kelompok. Sesuai dengan

jari telunjuk tangan kanan

hipotesis McNeill, gesture matematis siswa. bahwa matematika memiliki

khusus untuk dihasilkan siswa dalam berpikir tentang

Eksplorasi makna dari gesture yang

gerakan-gerakan

menjelaskan istilah-istilah matematika, sebuah konsep matematika akan banyak

dan gerakan ini menyerupai gerakan digali, karena topik gesture dalam bidang

isyarat namun tidak semuanya mengacu matematika diharapkan dapat memberi-

pada gerakan isyarat.

kan inovasi terbaru dalam proses belajar

mengajar. Tata cara berkomunikasi

Daftar Pustaka

dengan menggunakan gesture diharapkan Alibali, M.W. & DiRusso, A.A. 1999. The

dapat membantu siswa lebih muda dalam memahami konsep matematika.

Function of Gesture in Learning to Count: More than Keeping Track.

Cognitive Development , 14: 37 –56.

Kesimpulan

Alibali, M.W. & Goldin-Meadow, S. 1993. Berdasarkan hasil penelitian dan

Gesture –speech Mismatch and pembahasan, dapat disimpulkan bahwa

Mechanisms of Learning: What the selama

Hands Reveal about a Child’s State masalah matematika berkaitan dengan

berdiskusi

menyelesaikan

of Mind. Cognitive Psychology, 25: konsep fungsi. Gesture yang dilakukan

sebanyak 53 gesture, diantaranya terdiri Becvar, A., Hollan, J., dan Hutchins, E. dari 13 gesture ikonik, 9 gesture metaforik

2008. Representational Gestures as dan 31 gesture deiktik. Gesture ikonik,

Cognitive Artifacts for Developing metaforik dan deiktik ditemukan dalam

Theories in a Scientific Laboratory. tiga cara baik itu disertai ucapan maupun

Ackerman, M.S., (eds) Resources, Co- tidak disertai ucapan. Pertama siswa

Evolution and Artifacts: Theory in menggunakan gesture ikonik, metaforik

CSCW . Hal: 117-143. dan deiktik di atas kertas, kedua

Caroline C, W., Walkington, C., dilakukan diatas meja dan ketiga

Boncoddo, R., Srisurichan, R., Pier, dilakukan di udara. gesture digunakan

E., Nathan, A., & Alibali, M. 2012. sebagai alat untuk menarik perhatian dan

Invisible Proof: The Role Of Gesture memusatkan perhatian siswa selama

And Action In Proof. Journal of berdiskusi memecahkan masalah karena

Memory and Languange, (Online), siswa lebih tertarik memperhatikan

No. 3, argumentasi

Vol.

( http://cwalkington.com?PME2012 diskusinya

rekannya saat

rekan

_Presentasion_V15.pdf , diakses Dengan memunculkan gesture siswa

18 | Jurnal “Reforma” Vol. IV No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISLA

Chan, H., Tsai, P., Huang, T.Y. 2006.

Action. Psychonomic Web-based Learning in a Geometry

Simulated

Bulletin & Review . 15 (3): 495-514 Course. Educational Technology &