GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TENAGA PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN TAHUN 2017

  

GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN

  

IBU HAMIL TENTANG TENAGA PENOLONG PERSALINAN

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH

BANJARMASIN TAHUN 2017

MARIYANA, S.SiT., MM

AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN

  

ABSTRAK

Latar Belakang: Masalah kematian ibu masih merupakan masalah pokok yang dihadapi

  bangsa Indonesia. Semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan semakin rendah resiko terjadinya kematian.

  

Tujuan: Untuk mengetahui gambaran tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu hamil

  tentang tenaga penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah Banjarmasin.

  

Bahan dan Cara: Metodologi penelitian menggunakan metode deskriptif. Untuk cara

  pengambilan data yaitu dengan menggunakan koesioner, populasi dan sampel yang ditetapkan adalah sebanyak 40 orang responden.

  

Hasil: Dari 40 orang responden, sebagian besar memilih tenaga kesehatan yaitu

  sebanyak 33 orang (82,5%). Dilihat dari tingkat pendidikan, dari 40 orang responden, sebagian besar responden berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 16 orang (40%). Kemudian dilihat dari tingkat pengetahuan, dari 40 orang responden, sebagian besar berpengetahuan baik yaitu sebanyak 24 orang (60%).

  

Kesimpulan: Dari 40 orang responden, sebagian besar yaitu 33 orang (82,5%) memilih

  persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan tingkat pendidikan yang terbanyak adalah Sekolah Dasar (SD) yaitu 16 orang (40%), serta tingkat pengetahuan baik sebanyak 24 orang (60%).

  Kata Kunci: Tenaga Penolong Persalinan.

  kesehatan terlatih (Depkes, 18 Februari 2017). Semakin tinggi cakupan

  

LATAR BELAKANG persalinan oleh tenaga kesehatan

  Masalah kematian ibu masih semakin rendah resiko terjadinya merupakan masalah pokok yang kematian (Agus Suprapto, 26 September dihadapi oleh bangsa Indonesia, dimana 2016). angka kematian ibu di Indonesia pada Berdasarkan data dari Dinas tahun 2002/2003 adalah sebesar Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan 307/100.000 kelahiran hidup (SDK, menunjukkan angka kematian ibu tahun 2002/2003). Angkat tersebut telah 2015 sebanyak 83 kasus dan sebagian mengalami penurunan pada tahun 2005 besar terjadi pada saat persalinan. Hal menjadi 290,8/100.000 kelahiran hidup ini antara lain disebabkan pertolongan (Depkes, 2005). Target yang diharapkan persalinan tidak dilakukan oleh tenaga dapat dicapai pada tahun 2010 adalah kesehatan yang mempunyai kompetensi angka kematian itu mencapai kebidanan (profesional). Menurut 125/100.000 kelahiran hidup melalui statistik Kesra tahun 2004, cakupan MPS (Making Pregnancy Safer) dengan pertolongan persalinan oleh tenaga salah satu pesan kunci yaitu setiap kesehatan termasuk pendampingan persalinan ditolong oleh tenaga meningkat pada kurun waktu terakhir

  • – 20
  • – 25 15 37,5
  • – 30
  • – 35
  • – 40 1 2,5

  21

  Jumlah 40 100

  36

  5

  15

  6

  31

  4

  30

  12

  26

  3

  2

  tahun 2014 sebesar 79,60%. Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari kabupaten/kota pada tahun 2015 menunjukkan bahwa cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Propinsi Kalimantan Selatan sebesar 78,45% dan di Kota Banjarmasin sebesar 81,78%; 18,22% oleh non-tenaga kesehatan.

  15

  6

  17

  1

  No Umur Jumlah Persentase (%)

  Responden Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Tengah

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi

  HASIL PENELITIAN 1. Umur Responden

  Penelitian ini menggambarkan variabel pendidikan dan pengetahuan ibu hamil dalam pemilihan penolong persalinan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester II dan III yang ada di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah Banjarmasin pada bulan Februari 2017. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sample yaitu ibu hamil trimester II dan III yang ada di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah Banjarmasin pada bulan Februari 2017. Variabel Penelitiannya adalah Pemilihan tenaga penolong persalinan, Tingkat pendidikan, Pengetahuan. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah Banjarmasin. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 – Februari 2017.

  METODE

  Ada banyak alasan kenapa masih tingginya persalinan dengan non-tenaga kesehatan antara lain kemungkinan disebabkan karena ibu sering kali tidak berhak memutuskan sesuatu, karena keputusan berada di tangan suami/mertua. Sementara mereka tidak mengetahui pentingnya persalinan ditangani oleh tenaga kesehatan dan hanya mengandalkan cara-cara tradisional, beberapa ibu tidak mengetahui bahwa mereka harus mencari pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan sehingga ibu tidak melakukannya, dan sebab lain yang tak kalah penting adalah faktor pengetahuan yang secara tidak langsung akan mempengaruhi seseorang dalam mempelajari sesuatu, misalnya dalam berperilaku sehat, karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah pula pemahamannya terhadap sesuatu hal, sehingga terbentuk suatu perilaku positif dalam hal ini adalah pemilihan tenaga penolong persalinan dengan tenaga kesehatan, pengetahuan ibu dan keluarga akan sangat mempengaruhi kesadaran ibu untuk memeriksakan kehamilannya, yang pada akhirnya menentukan keputusan kepada siapa pertolongan persalinan pada nantinya dan perilaku pemilihan penolong persalinan ini tergantung dari faktor sarana dan prasarana kesehatan seperti petugas kesehatan dan jangkauan pelayanan kesehatan itu sendiri. (Safe Motherhood dalam Luniati, 2008)

  Berdasarkan data PWS-KIA di Puskesmas Alalak Tengah Kota Banjarmasin tahun 2016/2017 sampai dengan bulan Februari 2017 pencapaian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tidak mencapai target. Pada tahun 2016 dan sampai 2017 cakupan dan target yang diinginkan yaitu sasaran 345 dan target yang ingin dicapai 87%.

  Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa kelompok umur yang terbanyak adalah 21-25 tahun yaitu sebanyak 15 orang (37,5%).

  Dari tabel 4.4 diatas terlihat 2.

   Tingkat Pendidikan Responden

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi sebagian besar responden yaitu

  Responden Berdasarkan sebanyak 33 orang (82,5%), memilih Tingkat Pendidikan di tenaga penolong persalinan tenaga Wilayah Kerja Puskesmas kesehatan.

  Alalak Tengah

5.

   Variabel Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, dan No. Jenjang Jumlah Persentase Pengetahuan Pendidikan (%)

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi

  1 SD

  16

  40 Responden Berdasarkan

  2 SLTP 13 32,5

  Umur, Pendidikan,

  3 SLTA 9 22,5

4 Perguruan

  2

  5 Pengetahuan di Wilayah Tinggi

  Kerja Puskesmas Alalak

  Jumlah 40 100

  Tengah Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pendidikan responden

  Non Nakes Nakes No Variabel Kategori

  terbanyak adalah SD yang berjumlah

  Jlh % Jlh % 16 orang (40%).

  1 Umur 1 14,2 5 15,1  17 – 20

  21  – 25

  2 28,6 13 39,4 3.

   Tingkat Pengetahuan Responden 2 28,6 10 30,3

  26  – 30

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi

  2 28,6 4 12,1  31 – 35

  • 5 3,1

  Tingkat Pengetahuan

   36 – 40

  Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Alalak

  Jumlah 7 100 33 100

  Tengah

  2 Pendidikan 3 42,9 13 39,4  SD

  4 57,1 9 27,3 SLTP 

  No. Tingkat Jumlah Persentase

  • 9 - 27,3

  Pengetahuan (%) SLTA 

  • 2 6,0 -

  1 Tidak Baik

  6 15  PT (< 40%)

  2 Kurang Baik 5 12,5 (41-55%) Jumlah 7 100 33 100

  3 Cukup (56-75%) 5 12,5

  3 Pengetahuan 4 57,1 2 6,0 Tidak baik

  4 Baik (76-100%)

  24

60 

3 42,9 2 6,0

  Jumlah 40 100

  • 5 - 15,1 Cukup

  

  24 72,8 - - Baik 

  Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat tingkat pengetahuan

  Jumlah 7 100 33 100

  responden terlihat dari yang menjawab benar adalah termasuk Dari tabel 4.5 memberikan kategori yang berpengetahuan baik, gambaran bahwa dari variabel umur, yaitu sebanyak 24 orang (60%). terlihat sebagian responden yang 4.

   Pemilihan Tenaga Penolong

  memilih tenaga kesehatan adalah

  Persalinan

  kategori umur 21

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi – 25 tahun yaitu sebanyak

  13 orang (39,4%). Pemilihan Tenaga

  Kemudian dilihat dari variabel Penolong Persalinan di pendidikan di atas sebagian Wilayah Kerja Puskesmas responden yang memilih tenaga Alalak Tengah

  Perse

  kesehatan yang termasuk dalam

  Tenaga Penolong No. Jumlah ntase Persalinan

  kategori pendidikan sekolah dasar

  (%)

1 Tenaga Non Kesehatan 7 17,5 adalah sebanyak 13 orang (39,4%).

  2 Tenaga Kesehatan 33 82,5

  Dilihat dari variabel pengetahuan di

  Jumlah 40 100

  atas sebagian responden yang memilih tenaga kesehatan yang Dari tabel 4.7 terlihat bahwa termasuk dalam kategori baik adalah terdapat 6 responden (15%) yang sebanyak 24 orang (72,8%). memberikan alasan karena merasa lebih murah.

6. Responden Memilih Alasan Tenaga Penolong Persalinan PEMBAHASAN Tenaga Kesehatan

  1. Tenaga Penolong Persalinan

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tabel 4.4 memberikan

  Alasan Memilih Tenaga gambaran bahwa dari 40 orang Penolong Persalinan responden, sebanyak 33 orang ( Tenaga Kesehatan di 82,5%) memilih tenaga kesehatan.

  Wilayah Kerja Puskesmas Data ini sungguh Alalak Tengah menggembirakan, karena ternyata

  Alasan Responden Memilih

  sebagian besar ibu hamil sudah

  Tenaga Penolong Persentase No Jumlah

  memahami untuk bersalin dengan

  Persalinan ke Tenaga (%) Kesehatan

  ditolong oleh tenaga kesehatan,

  1 Karena tenaga kesehatan

  10

  25

  namun demikian masih ada 7 orang

  memiliki keahlian

  (17,5%) yang memilih non tenaga

  2 Karena banyak peralatan dan

  10 25 kesehatan. Hal ini tentunya harus lengkap

  menjadi perhatian dari petugas

  3 Karena merasa lebih aman 7 17,5

  kesehatan, dengan cara memberikan

  4 Karena bersih 1 2,5

  motivasi dan mencari hal-hal yang

  5 Karena bisa memberi obat 1 2,5

  mungkin berkaitan dengan pemilihan

  6 Karena tetangga bidan

  2

  5 tenaga penolong persalinan.

  7

  2

  5 ………………………………

  Dalam penelitian ini dicoba

  Jumlah 33 82,5

  untuk melihat bagaimana keinginan ibu dalam memilih tenaga penolong Dari tabel 4.6 terlihat ada 10 persalinan dari sudut tingkat

  (25%) responden yang memberikan pendidikan dan pengetahuan ibu alasan karena tenaga kesehatan hamil. memiliki keahlian, dan 10 (25%)

   Pendidikan

  responden yang memberikan alasan Tabel 4.2 memperlihatkan karena banyak peralatan dan bahwa pendidikan responden lengkap. terbanyak adalah SD (sekolah dasar)

  7. Responden Memilih yang berjumlah 16 orang (40%) dari Alasan

  penelitian 40 orang responden

  Tenaga Penolong Persalinan Tenaga Non Kesehatan kemudian jika dikaitkan dengan

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi tabel 4.5 terlihat bahwa dari mereka

  Alasan Memilih Tenaga yang berpendidikan SD (Sekolah Penolong Persalinan Dasar) dan SLTP (Sekolah Lanjutan Tenaga Non Kesehatan di Tingkat Pertama), sebagian besar Wilayah Kerja Puskesmas memillih non tenaga kesehatan, Alalak Tengah sedangkan mereka yang

  Alasan Responden Memilih

  berpendidikan SLTA (Sekolah

  Tenaga Penolong Persentase No Jumlah

  Lanjutan Tingkat Atas) dan PT

  Persalinan ke Tenaga Non (%) Kesehatan (Perguruan Tinggi) sudah memilih

1 Karena merasa lebih murah

  6

  15

  tenaga kesehatan. Hasil penelitian

  2 Karena sudah kenal dengan 1 2,5

  ini tidak sesuai dengan teori

  dukun kampungnya

  Notoatmodjo 2003 yang

  Jumlah 7 17,5

  menyebutkan makin tingginya pendidikan seseorang semakin modern orang tersebut menerima informasi. Dengan demikian bahwa tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi maka semakin luas dan semakin terbuka/banyak informasi yang diterima semakin kritis menilai sesuatu, sebaliknya semakin rendah pendidikan cenderung semakin sulit menerima informasi dan cenderung menerima apa adanya. Dan orang akan dapat disadarkan akan keadaan mereka sendiri dan memberikan kemungkinan untuk memperbaiki kemampuan mereka untuk menerima informasi yang dapat membawa perubahan-perubahan menjadi semakin besar.

  Namun pada kenyataannya, tingkat pendidikan tidak selamanya mempengaruhi penerimaan informasi seseorang. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 13 orang (39,4%) responden berlatar belakang pendidikan SD memilih tenaga kesehatan. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan motivasi dari tenaga kesehatan. Selain itu ibu-ibu hamil sering mengikuti penyuluhan- penyuluhan dari tenaga kesehatan dan juga banyaknya akses informasi yang mudah diperoleh dari media massa atau media elektronik, sehingga mereka berpendapat banyak keuntungan melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan, karena tenaga kesehatan memiliki keahlian dan di tunjang dengan peralatan yang lengkap dan tersedianya obat-obatan.

Tabel 4.3 menyajikan data, sebagian besar responden sebanyak

  24 orang (60%) termasuk kategori baik.

  Jika dilihat tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang memilih non tenaga kesehatan sebagian besar berpengetahuan tidak baik dan kurang baik, sedangkan pada mereka yang memilih tenaga kesehatan, sebagian besar 24 orang (72,8 %) memilih tenaga kesehatan.

  Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi tersebut sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo,2003). Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2003 perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu faktor-faktor predisposisi yaitu faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai- nilai, tradisi dan sebagainya, faktor- faktor pemungkin (enabling factors) adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan antara lain sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan dan faktor-faktor penguat (reinforcing factors) adalah faktor- faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Dengan pengetahuan yang baik dapat berpengaruh terhadap tindakan dan perilaku. Seseorang yang memiliki

3. Pengetahuan

  pengetahuan yang baik mengenai sesuatu hal (misalnya pengetahuan tentang tenaga kesehatan) maka kemungkinan besar dia akan melakukan sesuatu hal tersebut. Baiknya pengetahuan ibu hamil dalam penelitian ini disebabkan sebagian besar ibu-ibu hamil tersebut sudah mengetahui dan memahami tentang manfaat dari tenaga kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

  Jakarta: Rineka Cipta.

  Ihsan Fuad. 2005. Dasar-dasar Kependidikan . Cetakan Keempat.

  ”. Cetakan Kedua. Jakarta: Pengurus Pusat IBI.

  Tahun IBI; Bidan Menyongsong Masa Depan

  Salemba Medika. Ikatan Bidan Indonesia. 2003. “50

  Kebidanan dan Teknik Analisis Data . Edisi Pertama. Jakarta:

  Hidayat, AA. 2007. Metode Penelitian

  ”. Banjarmasin: Akademi Kebidanan Bunga Kalimantan.

  out Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Kebidanan di

  Banjarmasin: Akademi Keperawatan Pandan Harum. Fathony, Zaiyidah. 2007/2008. “Hand

  tentang Pengetahuan Ibu dalam Memberikan Makanan Pendamping ASI Bayi Usia 6

  Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, AD. 2007. Studi Deskriptif

  Penelitian suatu Pendekatan Praktek . Cetakan Ketigabelas.

  Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

  Penelitian suatu Pendekatan Praktek . Edisi Revisi IV. Jakarta:

  Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur

  3. Bagi ibu-ibu hamil agar dalam persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan.

  2. Bagi tenaga penolong persalinan diharapkan agar lebih meningkatkan mutu pelayanan dan motivasi kepada ibu-ibu hamil pada khususnya dan pada wanita usia subur pada umumnya serta sharing pendapat dengan dukun beranak atau dukun kampung dalam hal memberikan pertolongan persalinan.

  1. Bagi pengelola program KIA di Puskesmas Alalak Tengah Banjarmasin agar lebih meningkatkan lagi, untuk memberikan informasi/penyuluhan tentang pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan.

  SARAN

  3. Dari 40 orang responden tingkat pengetahuan baik sebanyak 24 orang (60%).

  2. Dari 40 orang responden tingkat pendidikan yang berbanyak adalah SD(Sekolah Dasar) yaitu 16 orang (40%).

  1. Dari 40 orang responden sebagian besar yaitu 33 orang (82,5%).Memilih persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan.

  Tingkat pendidikan responden yang terbanyak berlatar belakang Sekolah Dasar (SD) ternyata mempunyai pengetahuan yang baik tentang pemilihan tenaga penolong persalinan. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan motivasi dari tenaga kesehatan dengan seringnya memberikan penyuluhan kepada ibu- ibu hamil.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

  • 12 bulan di Puskesmas Sungai Bilu ”. Skripsi tidak diterbitkan.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis

  Obstetri Jilid I Obstetri Fisiologi Saifuddin, AB. et.al. 2005. Ilmu dan Patologi . Jakarta: EGC. Kebidanan . Edisi Ketiga.

  Cetakan Ketujuh. Jakarta: Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Pendidikan dan Perilaku . Prawirohardjo.

  Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta. Saifuddin, AB. 2002. Acuan Nasional

  Pelajaran Kesehatan Maternal dan Puskesmas Alalak Tengah. 2008. Neonatal . Jakarta: JNPKKR-POGI. Laporan Tahunan . Banjarmasin: t.pn.

Dokumen yang terkait

Sixtia Kusumawati, S.SiT.,MM Akademi Kebidanan Bunga Kalimantan Email : sixtia_wibowoyahoo.co.id Abstrak - Tampilan PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN MINATBELAJAR TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PEMASANGAN AKDR PADA MAHASISWA SEMESTER II AKADEMI KEBIDANAN BUNG

0 0 10

PERBEDAAN MINAT SKRINING KANKER SERVIKS MENGGUNAKAN METODE IVA ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN PADA WUS DI DESA PARIMATA TAHUN 2015 NOR ANIAH, S.ST., MM AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN ABSTRAK - Tampilan PERBEDAAN MINAT SKRINING KANKER SERVIKS ME

0 0 10

HUBUNGAN ANTAR PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP FREKUENSI PEMERIKSAAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG PADA BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN TAHUN 2015 MARIYANA, S.SiT., MM AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN ABSTRAK - Tampilan HUBUNGAN ANTAR PEN

0 2 10

Tampilan HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI PADA BAYI 0 – 12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDASTANA KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2015

0 0 8

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDASTANA KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2017 YERIKA ELOK N, S.SiT., MM AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN ABSTRAK - Tamp

0 0 6

Tampilan ANALISIS PEMBERIAN ANTIBIOTIK OLEH TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN TANPA RESEP DOKTER DI SALAH SATU APOTEK WILAYAH BANJARMASIN UTARA

0 0 7

Tampilan HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DAN SISWI SMA PGRI 6 BANJARMASIN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH TAHUN 2017

0 1 5

Tampilan HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH ( Fe ) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN TAHUN 2016

0 0 6

Tampilan GAMBARAN TINGKAT KONSUMSI SUMBER ENERGI DAN PROTEIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI BIDAN PRAKTEK SWASTA TAHUN 2016

0 0 6

PENGARUH UMUR DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD DR. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2017 NOR ANIAH, S.ST., MM AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN LATAR BELAKANG - Tampilan PENGARUH UMUR DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSU

0 0 5