JENIS JENIS AWAN DI INDONESIA

JENIS - JENIS AWAN
Jika langit sedang cerah, kita bisa melihat awan di langit. Awan tersebut terlihat seperti
kapas-kapas yang sedang terbang di langit. Jika langit sedang cerah, maka awan akan terlihat
berwarna putih. Sering kali kita lihat awan putih dengan berbagai bentuk. Kadang-kadang
bergumpal-gumpal, kadang tersebar tipis, berbentuk seperti sisik ikan, atau bergaris-garis seperti
serat. Sebentar terlihat bergumpal, tak lama kemudian berubah bentuk, bertebaran dibawa angin.
Memang, bentuk awan selalu berubah-ubah mengikuti keadaan cuaca. Sering kali awan
berbentuk indah bagaikan lukisan di langit. Lihatlah di puncak gunung yang tinggi, akan terlihat
awan yang memayungi gunung itu. Sungguh indah bukan ? Itulah salah satu dari kekuasaan
Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya ini. Lalu, kira-kira bagaimana ya
awan itu terbentuk ?
Diawali dari turunnya hujan, kemudian sinar/cahaya Matahari yang sampai di permukaan
bumi, lantas diserap bumi, tumbuhan, tanah, sungai, danau dan laut, sehingga menyebabkan air
menguap. Uap air naik ke udara atau atmosfer.
Uap air naik semakin lama semakin tinggi karena tekanan udara di dekat permukaan
bumi lebih besar dibandingkan di atmosfer bagian atas. Semakin ke atas, suhu atmosfer juga
semakin dingin, maka uap air mengembun pada debu-debu atmosfer, membentuk titik air yang
sangat halus berukuran 2 - 100 mm (1 mm = 1 / 1.000.000 meter). Tanpa adanya debu atmosfer,
yang disebut aerosol, pengembunan tidak mudah terjadi. Miliaran titik-titik air tersebut
kemudian berkumpul membentuk awan.
Seorang ahli -Gibbs (1987)- mengatakan yang dimaksud dengan iklim adalah keadaan

atmosfer yang meliputi suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, yang
terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang. Keadaan atmosfer tersebut ditentukan
adanya proses penguapan air yang terangkat keatas dan pada ketinggian tertentu terdinginkan
dan membentuk butiran air (hujan) dan bila ukuran butir air ini bertambah besar secara visual
terlihat sebagai awan.
Salah satu cara untuk menetapkan ramalan/prakiraan iklim/cuaca, dapat dilakukan
dengan membaca gejala alam yaitu dengan melihat jenis awan yang nampak, apakah awan
tersebut mengandung hujan lebat, petir, kilat, atau bahkan berpotensi terjadi badai, cuaca buruk
dan turbulensi yang sangat besar.
Ada 10 jenis awan utama yaitu cirrus (Ci), Cirrocumulus (Cc), Cirrostratus (Cs),
Altocumulus (Ac), Altostratus (As), Stratus (St), Stratocumulus (Sc), Cumulus (Cu),
Nimbostratus (Ns), Cumulonimbus (Cb). Ciri dan sifat dari jenis-jenis awan tersebut sebagai
berikut:

Cirrus (Ci), awan terlihat halus dan lembut seperti bulu2, berwarna putih. Ketinggian
umumnya lebih dari 5.000 meter. Terdiri dari kristal es, suhu sangat dingin, walaupun pada
musim panas atau kering.

Cirrocumulus (Cc), mengandung butiran air super-dingin, bercampur dengan kristal es. Butiran
air cepat membeku. Awan ini berumur sangat singkat, cepat berubah menjadi cirrostratus.

Mengandung hujan yang tidak sampai ke permukaan bumi (virga), bercampur salju.

Cirrostratus (Cs), gugusan kristal es, menyebar dan menutupi sebagian atau seluruh langit.
Menyerupai selaput tipis tembus cahaya. Sering terbentuk cincin atau halo di sekeliling matahari
atau bulan. Kadang-kadang terjadi hujan yang tidak sampai ke permukaan bumi (virga), seolaholah cerah di permukaan.

Altocumulus (Ac), puncak awan putih bergulung, dengan dasar awan lebih gelap dan umumnya
melebar. Seperti pecahan atau halus, ketebalan beragam. Menggambarkan udara cerah, namun
bisa berkembang menjadi awan hujan lainnya, bahkan cumulonimbus. Lapisan awan lenticularis
dapat terbentuk di atas pegunungan, atau angin kencang pada siang hari, massa udara stabil dan
kering.

Altostratus (As), awan seperti lembaran halus berwarna abu-abu gelap. Dapat menghasilkan
hujan gerimis, hujan ringan hingga sedang. Umumnya terbentuk sepanjang sore hari, diikuti
hujan pada senja atau malam hari. Dalam kondisi tertentu dapat berkembang awan altostratus
lenticularis, akibat angin kencang, dan tidak menghasilkan hujan.

Stratus (St), awan terpecah-pecah dan tipis, dapat berbentuk lembaran atau lapisan. Tidak
tumbuh vertikal. Berkembang pada kondisi dimana aliran angin mengakibatkan udara
terkondensasi pada lapisan atmosfer bawah. Kadang-kadang terlihat sebagai kabut. Bila tumbuh

terus, dapat berkembang menjadi awan badai nimbostratus.

Stratocumulus
(Sc), awan rendah
yang
umumnya bergerak lebih cepat dari cumulus.
Cenderung lebih mengembang ke arah
horisontal
daripada
arah
vertikal.
Dasar awan umumnya lebih gelap daripada
puncak awan, namun ciri-cirinya dapat lebih
beragam. Dapat terlihat seperti lembaran
rendah yang lebar, atau berbentuk rekahan
dimana cahaya matahari terlihat melalui
rekahan tersebut.
Cumulus (Cu), adalah awan yang mengandung kristal es.
Terlihat seperti serabut atau buntut kuda berwarna putih.
Terlihat pada posisi yang sangat tinggi, umumnya lebih

dari 5.000 meter dimana suhu sangat dingin, walaupun
pada musim panas atau kering.

Nimbostratus (Ns), berwarna gelap, visibility
rendah, langit tertutup awan, dan sinar
matahari terhalang. Umumnya disertai cuaca
buruk. Hujan turun dengan intensitas rendah
hingga sedang, untuk waktu yang lama.

Cumulonimbus (Cb), awan cumulus yang tumbuh vertikal ketika cuaca terik. Mengandung hujan
lebat, petir, kilat, kadang-kadang terkait dengan badai dan cuaca buruk. Turbulensi sangat besar.

JENIS - JENIS AWAN
Jenis-Jenis Awan Tinggi
Jenis awan ini terletak pada ketinggian yang beragam. Bila di kawasan tropis jenis awan
ini terdapat pada ketinggian 6-18 km, pada kawasan yang beriklim sedang berada pada
ketinggian 5-13 km, sedangkan di kawasan kutup terletak pada ketinggian 3-8 km. Macammacam jenis awan yang tergolong awan tinggi adalah sebagai berikut..
Awan Cirrus (Ci) adalah awan halus dengan struktur seperti serat dan berbentuk seperti
bulu burung. Awan cirrus (Ci) tersusun atas pita melengkung di langit, sehingga tampak bertemu
satu atau dua titik horizon, dan sering terdapat kristal es. Awan Cirrus tidak menimbulkan hujan.


Awan Cirrocumulus (Ci-Cu) adalah awan yang terputus-putus dan penuh dengan kristalkristal es serta berbentuk seperti segerombolan domba dan sering menimbulkan bayangan.

Awan Cirrostatus (Ci-St) adalah awan yang berbentuk seperti kelambu putih yang halus
dan rata dengan menutup seluruh langit sehingga tampak cerah atau juga terlihat seperti anyaman
yang bentuknya tidak teratur. Awan cirrostatus sering menimbulkan hallo (lingkaran yang bulat)
yang mengelilingi matahari dan bulan. Hal ini biasa terjadi pada musim kering.

Jenis-Jenis Awan Menengah
Jenis awan ini terletak pada ketinggian yang beragam, dimana pada kawasan tropis jenis
awan ini terdapat pada ketinggian 2-8 km, pada kawasan beriklim sedang terletak pada
ketinggian 2-7 km, dan kawasan yang terletak di kutup utara terletak di ketinggian 2-4 km.
Macam-macam jenis awan menengah adalah sebagai berikut..

Awan Alto Cumulus (A - Cu) adalah awan yang bentuknya kecil-kecil yang jumlahnya
banyak. Umumnya berbentuk bola yang agak tebal, berwarna putih sampai pucat dan ada bagian
yang kelabu. Awan ini bergerombol dan saling berdekatan sehingga tampak bahwa awan ini
saling bergandengan.

Awan Alto Stratus (A-St) adalah awan ini tebal dan luas dengan warna kelabu, sehingga

pada matahari dan bulan tampak terang.

Jenis-Jenis Awan Rendah
Jenis awan ini terletak pada ketinggian kurang dari 3 km. Macam-macam jenis awan
rendah adalah sebagai berikut..
Awan Strato Cumulus (St-Cu) adalah awan yang berbentuk bola dan memiliki lapisan
tipis yang sering menutupi langit sehingga tampak seperti gelombang lautan. Jenis awan ini tidak
menimbulkan hujan

Awan Stratus (St) adalah awan rendah dan luas dengan tinggi berada dibawah 200 m.
Lapisan melebar seperti kabut dan berlapis-lapis. Antara kabut dan awan stratus pada dasarnya
tidak berbeda

Awan Nimbo Stratus (Ni-St) adalah awan yang bentuknya tidak menentu, tepinya
compang-camping tak beraturan dan berwarna putih kegelapan serta penyebarannya cukup luas.
Awan ini menimbulkan hujan gerimis.

Jenis-Jenis Awan Udara Naik
Jenis awan ini terletak pada ketinggian antara 500- 1500 m. Macam-macam jenis awan
udara naik adalah sebagai berikut..

Awan Cumulus (Cu) adalah awan tebal dengan puncak-puncak yang tinggi, terbentuk di
siang hari karena udara naik. Jika berhadapan dengan matahari terlihat terang dan jika
memperoleh sinar hanya sebelah saja akan menimbulkan bayangan yang berwarna kelabu.

Awan Cumola Nimbus (Cu-Ni) adalah awan yang menimbulkan hujan dengan kilat
guntur. Awan ini mmiliki volume yang besar posisi yang rendah dengan puncak yang tinggi
sebagai menara atau gunung dan puncaknya melebar, sehingga merupakan awan tebal. Biasanya
di atas awan cumulo nimbus terdapat awan cirro stratus. Hal ini sering terjadi pada waktu angin
ribut.

JENIS - JENIS IKLIM
Iklim merupakan kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dan melipiti wilayah yang luas.
Bumi memiliki geografis tempat yang berbeda- beda. Tidak hanya geografis saja, namun secara
astronomis di daerah mempunyai letak berbeda- beda dan karakteristiknya berbeda- beda. Iklim
sangat erat kaitannya dengan letak astronomis. Dalam ilmu geografi kita mengenal beberapa
jenis iklim yang dikaitkan dengan letak astronomis. Secara umum, dikaitkan dengan letak garis
lintang, iklim dibagi menjadi dua macam yaitu iklim matahari (baca: bagian- bagian matahari)
dan iklim fisis. Untuk penjelasan masing- masing iklim adalah sebagai berikut:
Iklim matahari
Iklim matahari merupakan iklim yang didasarkan pada jumlah sinar matahari (banyak sedikitnya

sinar matahari) yang diterima oleh permukaan Bumi (baca: kerak Bumi). Iklim matahari ini
dapat dibagi menjadi beberapa macam. Macam- macam iklim matahari adalah sebagai berikut:
Iklim Tropis
Jenis iklim matahari yang pertama adalah iklim tropis. Iklim tropis merupakan iklim yang sangat
cukup menerima sinar matahari. Wilayah yang mempunyai iklim tropis terletak antara 00 –
23,50LU / LS. Dengan letak astronomis yang demikian, maka iklim tropis ini mencakup hampir
40% dari permukaan Bumi. Iklim tropis mempunyai ciri- ciri khusus, yakni sebagai berikut:
 Suhu udara rata- rata tinggi yakni antara 200 – 230 Celcius. Dan di beberapa tempat suhu
bisa mencapai 300C.
 Amplitudo suhu rata- rata tahunan kecil. Di daerah khatulistiwa, amplitudo antara 10 –
50Celcius
 Amplitudo harian lebih besar
 Tekanan udaranya rendah dan terjadi perubahan secara perlahan- lahan dan beraturan
 Curah hujan banyak, dan merupakan iklim dengan curah hujan tertinggi di dunia.
 Itulah beberapa ciri dari iklim tropis. Iklim tropis juga merupakan iklim yang paling
panas karena memperoleh sinar matahari paling banyak.
Iklim Sub Tropis
Setelah iklim tropis, selanjutnya ada iklim sub tropis. Iklim sub tropis merupakan iklim
peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Iklim sub tropis dimiliki oleh daerah- daerah
yang berada di wilayah 23,50 – 400 LU/ LS. Iklim sub tropis mempunyai ciri- ciri sebagai

berikut:
 Terdapat empat musim, yaitu musim dingin, musim semi, musim panas dan musim
gugur. Namun musim panas tidak terlalu panas di iklim ini, begitu pula musim dingin
tidak terlalu dingin.
 Suhu sepanjang tahun tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin
 Batas yang tegas tidak dapat ditentukan di wilayah iklim ini dan merupakan daerah
peralihan dari daerah iklim tropis ke daerah iklim sedang.
Itulah beberapa ciri dari iklim sub tropis. Daerah di iklim sub tropis yang musim
hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya adalah kering disebut dengan daerah
ilim Mediterania. Dan daerah yang musim hujannya jatuh pada musim panas, serta musim
dinginya kering disebut dengan daerah iklim Tiongkok.

Iklim Sedang
Selanjutnya adalah iklim sedang. Iklim sedang merupakan iklim yang dimiliki oleh
daerah- daerah yang berada di wilayah antara 400 – 66,50LU/ LS. Iklim sedang ini mempunyai
ciri- ciri sebagai berikut:
 Amplitudo suhu tahunan lebih besar daripada amplitudo suhu harian.
 Amplitudo suhu harian lebih kecil jika dibandingkan dengan yang terdapat di iklim
tropis.
 Terdapat banyak gerakan- gerakan udara siklonal, tekanan udara yang berubah- ubah,

arah angin yang sering berubah dan tidak menentu, sering terjadi badai dengan tiba- tiba.
 Itulah beberapa ciri dari iklim sedang. Iklim ini tidak mendapatkan penyinaran matahari
dalam jumlah besar.
Iklim dingin (iklim kutub)
Yang terakhir dari iklim matahari adalah iklim dingin atau iklim kutub. Sesuai dengan
namanya, iklim ini terdapat di daerah kutub. Sesuai dengan namanya pula bahwa suhu udara di
iklim ini sangatlah rendah. Iklim ini dibagi menjadi dua jenis, yakni iklim tundra.
Iklim Fisis
Selain iklim matahari ada iklim lain yakni iklim fisis. Iklim fisis merupakan iklim yang
menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka Bumi sebagai hasil pengaruh
lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Yang dimaksud dengan pengaruh lingkungan
alam maksudnya adalah pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka Bumi, serta angin dan
curah hujan. Secara umum, iklim fisis dibagi ke dalam lima macam, yakni iklim laut, iklim darat,
iklim dataran tinggi, iklim gunung atau pegunungan dan iklim musim atau muson. Untuk
penjelasan dari masing- masing iklim adalah sebagai berikut:
Iklim laut atau Maritim
Iklim laut disebut juga sebagai iklim maritim, yakni iklim yang berada di daerah tropis
dan sub tropis, dan di daerah sedang. Meski sama- sama beriklim laut namun keadaan iklim di
kedua daerah tersebut sangatlah berbeda. Ciri- ciri iklim laut (baca: macam-macam laut) yang
berada di daerah tropis dan sub tropis adalah sebagai berikut:

Suhu rata- rata tahunan rendah
Amplitudo suhu harian kecil
Banyak terdapat awan
Sering hujan lebat dan juga disertai badai
Sementara ciri- ciri iklim laut di daerah sedang adalah sebagai berikut:
Amplitudo suhu harian dan juga tahunan kecil
Banyak terdapat awan
Benyak turun hujan di musim dingin, biasanya hujan yang turun adalah hujan rintikrintik
 Pergantian antara musim panas dan musim dingin terjadi tidak mendadak.









Iklim darat atau Kontinen
Biasanya, lawan dari laut adalah darat. Dan bebar saja. Kita sebelumnya bertemu
mengenai iklim laut, dan sekarang kita akan membicarakan mengenai iklim darat. Iklim darat
juga disebut sebagai iklim kontinen. Sama seperti iklim laut, iklim darat juga berada di daerah-

daerah sub tropis dan tropis, serta ada yang di daerah sedang. Adapun ciri- ciri iklim darat di
wiayah tropis dan sub tropis adalah sebagai berikut:
 Amplitudo suhu hariannya sangat besar, sementara suhu tahunannya kecil.
 Curah hujan sangat sedikit dengan waktu hujan sebentar dan terkadang disertai angin
topan.
 Sementara ciri dari iklim darat yang berada di wilayah beriklim sedang adalah sebagai
berikut:
 Amplitudo suhu tahunan besar
 Suhu rata- rata ketika musim panas tiba cukup tinggi dan katika musim dingin rendah
 Curah hujan sangat sedikit dan jatuh ketika musim panas berlangsung.
Iklim dataran tinggi
Jenis iklim fisis yang ketiga adalah iklim dataran tinggi. sesuai dengan namanya, iklim
ini terdapat di wilayah dataran tinggi. ciri- ciri iklim ini adalah sebagai berikut:





Amplitudo suhu harian dan tahunanbesar
Udara bersifat keribg
Kelembaban udara sangat rendah
Jarang dituruni hujan

Iklim gunung
Selanjutnya ada iklim gunung. Iklim gunung merupajan iklim yang berada di wilayah
gunung atau pegunungan. Ciri- ciri iklim gunung antara lain adalah:
 Terdapat di daerah sedang
 Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil
 Hujan banyak yang jatuh di lereng bagian bagian depan dan sedikit di daerah bayangan
hujan
 Terkadang bisa turun salju.
Iklim muson
Iklim muson merupakan iklim yang bisa berganti- ganti setiap setengah tahun satu kali.
Beberapa ciri dari iklim ini antara lain adalah:
 Setengah tahun akan dilalui oleh angin laut yang bersifat basah, sehingga menimbulkan
hujan.
 Setengah tahun berikutnya akan bertiup angin darat yang bersifat kering, sehingga
menimbulkan musim kemarau.

JENIS - JENIS IKLIM
A. Iklim Matahari
Pembagian iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari atau berdasarkan
letak dan kedudukan matahari terhadap permukaan bumi.
Kedudukan matahari dalam setahun adalah :






Matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0º) tanggal 21 Maret
Matahari beredar pada garis balik utara (23,5º LU) tanggal 21 Juni
Matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0º) tanggal 23 September
Matahari beredar pada garis balik selatan (23,5º LS) tanggal 22 Desember
Pembagian daerah iklim matahari berdasarkan letak lintang adalah sebagai berikut.

1. Daerah iklim tropis
 Iklim Tropis terletak antara 0° - 23½° LU dan 0° - 23½° LS. Ciri – ciri iklim tropis
adalah sebagai berikut :
 Suhu udara rata – rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara
antara 20° - 23° C. Bahkan dibeberapa tempat suhu tahunannya mencapai 30°C.
 Amplitudo suhu rata – rata tahunan kecil. Di khatulistiwa antara 1° - 5° C, sedangkan
amplitudo hariannya besar.
 Tekanan udara lebih rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
Hujan banyak dan umumnya lebih banyak dari daerah lain di dunia.
2. Daerah iklim subtropis
Iklim subtropis terletak antara 23½° - 40° LU dan 23½° - 40° LS. Daerah ini merupakan
peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Ciri – ciri iklim subtropis adalah sebagai berikut:
 Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah
iklim tropis dan iklim sedang.
 Terdapat empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musin
dingin. Tetapi pada iklim ini musim panas tidak terlalu panas dan musim dingin tidak
terlalu dingin.
 Suhu sepanjang tahun tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
 Daerah subtropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya
kering disebut daerah Iklim Mediterania. Jika hujan jatuh pada musim panas dan musim
dinginnya kering disebut Daerah Iklim Tiongkok.
3. Daerah iklim sedang
Iklim sedang terletak antara 40° - 66½° LU dan 40° - 66½° LS. Ciri – ciri iklim sedang adalah
sebagai berikut :
 Banyak terdapat gerakan – gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah –
ubah, arah angin yang bertiup berubah – ubah tidak menentu, dan sering terjadi badai
secara tiba – tiba.
 Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan
dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.

4. Daerah iklim dingin
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim
kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.
Ciri – ciri iklim tundra adalah sebagai berikut :
 Musim dingin berlangsung lama
 Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.
 Udaranya kering.
Ciri – ciri iklim es adalah sebagai berikut :
 Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi.
 Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub
selatan.
B. Iklim Fisis
Iklim fisis adalah berdasarkan fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai
hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan,
daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan.
Iklim fisis terdiri dari :
1.

Iklim laut (Maritim)

Iklim laut berada di daerah tropis dan subtropis; dan daerah sedang. Keadaan iklim kedua daerah
berbeda. Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai
berikut:





Suhu rata-rata tahunan rendah
Amplitudo suhu harian rendah/kecil
Banyak awan
Sering hujan lebat disertai badai.

Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:




2.

Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil
Banyak awan
Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik
Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.

Iklim Darat (Kontinen)

Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang. Ciri-ciri
iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40º , yaitu sebagai berikut :







Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil
Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.
Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
Amplitudo suhu tahunan besar
Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah
Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.

3.

Iklim Dataran Tinggi

Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:




4.

Amplitudo suhu harian dan tahunan besar
Udara kering
Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah
Jarang turun hujan.

Iklim Gunung

Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai
berikut:





5.

Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi
Terdapat di daerah sedang
Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil
Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan
Kadang banyak turun salju

Iklim Musim (Muson)

Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah tahun. Ciricirinya adalah sebagai berikut:
 Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan
 Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan menimbulkan
musim kemarau.
C. Iklim Junghuhn
F. Junghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan penelitian di Sumatra Selatan
dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitiannya F. Junghuhn membagi iklim di
Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.
Empat daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah sebagai berikut.
1.

Zona Iklim Panas

Zona iklim panas terletak pada daerah
meter dan temperatur antara 26,3 °C – 22 °C.
2.

dengan

ketinggian



650

antara

650 – 1500

Zona Iklim Sejuk

Zona iklim sejuk terletak pada daerah dengan
meter dan temperatur antara 17,1 °C – 11,1 °C.
4.

0

Zona Iklim Sedang

Zona iklim sedang terletak pada daerah dengan ketinggian
meter dan temperatur antara 22 °C – 17,1 °C.
3.

antara

ketinggian

antara

1500



2500

Zona Iklim Dingin

Zona iklim dingin terletak pada daerah dengan ketinggian di atas 2500 meter dan temperatur
kurang dari 11,1 °C.

D. Iklim Koppen
Pada tahun 1918 Dr Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman) membuat klasifikasi
iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat
besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan
itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi
simbol A, B, C, D, dan E.
1.

Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut:
o
o
o
o

2.

suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,
suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,
curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan
tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.

Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai berikut:
o Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);
o Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar;

3.

Iklim C atau iklim sedang.

Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan terdingin antara 18° sampai -3°C.
4.

Iklim D atau iklim salju atau microthermal.

Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10°C, sedangkan suhu
rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.
5.

Iklim E atau iklim kutub .

Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika, suhu tidak pernah lebih dari 10°C,
sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.
Dari kelima daerah iklim tersebut sebagai variasinya diperinci lagi menjadi beberapa
macam iklim, yaitu:
1.

Daerah iklim A, terbagi menjadi empat macam iklim, yaitu sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)

2.

Af = Iklim panas hujan tropis.
As = Iklim savana dengan musim panas kering.
Aw = Iklim savana dengan musim dingin kering.
Am = Iklim antaranya, musim kering hanya sebentar.

Daerah iklim B, terbagi menjadi dua macam iklim, yaitu:
1)
2)
3)

Bs = Iklim steppa, merupakan peralihan dari iklim gurun (BW) dan iklim lembab dari
iklim A, C, dan D.
BW = Iklim gurun.
Daerah iklim C, terbagi menjadi tiga macam iklim, yaitu:
 Cs = Iklim sedang (laut) dengan musim panas yang kering atau iklim lembab agak
panas kering.
 Cw = Iklim sedang (laut) dengan musim dingin yang kering atau iklim lembab dan
sejuk.
 Cf = Iklim sedang (darat) dengan hujan pada semua bulan.
 Daerah iklim D, terbagi dua macam iklim, yaitu:
o Dw = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering.
o Df = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.
o Daerah iklim E, terbagi menjadi 2 macam iklim, yaitu:
 ET = Iklim tundra, temperatur bulan terpanas antara 0( sampai 10(C.

 Ef = Iklim salju , iklim dimana terdapat es abadi.
Perlu Anda ketahui bahwa menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw,
Am, C, dan D yaitu:
 Af dan Am = terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa
Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.
 Aw = terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerahdaerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan.
 C = terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.
 D = terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.
E. Iklim Thornthwaite
C.W.Thornthwaite (1993) membuat klasifikasi iklim berdasarkan pada curah hujan yang
sangat penting untuk tanaman,sehingga selain jumlah curah hujan yang dipakai oleh tanaman
akan lebih kecil dari pada penguapannya kecil,pada jumlah curah hujan yang sama. Thornthwaite
menghitung ratio keefektifan curah hujan (precipatation effectiveness) atau ratio P-E sebagai
jumlah curah hujan (P=presipitasi) bulanan dibagi dengan jumlah penguapan (E=evaporasi)
bulanan,yaitu ratio P-E=P/E jumlah 12 bulan ratio P-E disebutkan indeks P/E.
Masing-masing golongan kelembapan dan golongan suhu di komfermasikan dengan
penyebaran curah hujan musiman.penyebaran curah hujan musiman dibedakan:
r = curah hujan banyak pada setiap musim.
s = defisit curah hujan pada musim panas
w = defisit curah hujan pada musim dingin
d = defisit curah hujan pada setiap musim
F. Iklim Mohr
Berdasarkan penelitian tanah,Mohr membagi tiga derajat kembapan dari bulan-bulan
sepajang tahun yaitu.
a.
Jika curah hujan dalam 1 bulan lebih dari 100mm,maka bulan ini dinamakan bulan
basa;jumlah curah hujan ini melampaui penguapan.
G.Iklim schimdt dan ferguson
Sistem klasifikasi iklim ini banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan perkebunan
serta sudah sangat dikenal di Indonesia. Kriteria yang digunakan adalah dengan penentuan nilai
Q, yaitu perbandingan antara bulan kering (BK) dan bulan basah (BB) dikalikan 10% (Q = BK /
BB x 100%).
Klasifikasi ini merupakan modifikasi atau perbaikan dari sistem klasifikasi Mohr (Mohr
menentukan berdasarkan nilai rata-rata curah hujan bulanan selama periode pengamatan). BB
dan BK pada klasifikasi Schmidt-Ferguson ditentukan tahun demi tahun selama periode
pengamatan yang kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya.
Kriteria bulan basah dan bulan kering (sesuai dengan kriteria Mohr) adalah :
1)
2)
3)

Bulan Basah (BB) Bulan dengan curah hujan > 100 mm
Bulan Lembab (BL) Bulan dengan curah hujan antara 60 – 100 mm
Bulan Kering (BK) Bulan dengan curah hujan < 60 mm

H.Iklim Oldeman
Klasifikasi iklim Oldeman tergolong klasifikasi yang baru di Indonesia dan pada
beberapa hal masih mengundang diskusi mengenai batasan atau kriteria yang digunakan. Namun

demikian untuk keperluan praktis klasifikasi ini cukup berguna terutama dalam klasifikasi lahan
pertanian tanaman pangan di Indonesia.
Klasifikasi iklim ini diarahkan kepada tanaman pangan seperti padi dan palawija.
Dibandingkan dengan metode lain, metode ini sudah lebih maju karena sekaligus
memperhitungkan unsur cuaca lain seperti radiasi matahari dikaitkan dengan kebutuhan air
tanaman.
Oldeman membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang dihubungkan dengan
pertanian menggunakan unsur iklim hujan. Ia membuat dan menggolongkan tipe-tipe iklim di
Indonesia berdasarkan pada kriteria bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering secara berturutturut. Kriteria dalam klasifikasi iklim didasarkan pada perhitungan bulan basah (BB), bulan
lembab (BL) dan bulan kering (BK) dengan batasan memperhatikan peluang hujan, hujan efektif
dan kebutuhan air pada tanaman
Konsepnya adalah:
 Padi sawah membutuhkan air rata-rata per bulan 145 mm dalam musim hujan.
 Palawija membutuhkan air rata-rata per bulan 50 mm dalam musim kemarau.
 Hujan bulanan yang diharapkan mempunyai peluang kejadian 75% sama dengan 0,82
kali hujan rata-rata bulanan dikurangi 30.
 Hujan efektif untuk sawah adalah 100%.
 Hujan efektif untuk palawija dengan tajuk tanaman tertutup rapat adalah 75%.
Dapat dihitung hujan bulanan yang diperlukan untuk padi atau palawija (X) dengan
menggunakan data jangka panjang yaitu:
Padi sawah:
145 = 1,0 (0,82 X -30)
X = 213 mm/bulan
Palawija:
50 = 0,75 (0,82 X - 30)
X = 118 mm/ bulan.
213 dan 118 dibulatkan menjadi 200 dan 100 mm/bulan yang digunakan sebagai batas penentuan
bulan basah dan kering.
Bulan Basah (BB) : Bulan dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm
Bulan Lembab (BL) : Bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm
Bulan Kering (BK) : Bulan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm
Selanjutnya dalam penentuan klasifikasi iklim Oldeman menggunakan ketentuan panjang
periode bulan basah dan bulan kering berturut-turut.
Tipe utama klasifikasi Oldeman dibagi menjadi 5 tipe yang didasarkan pada jumlah pada
jumlah bulan basah berturut-turut. Sedangkan sub divisinya dibagi menjadi 4 yang didasarkan
pada jumlah bulan kering berturut-turut.
Oldeman membagi tipe iklim menjadi 5 katagori yaitu A, B, C, D dan E.
Tipe A : Bulan-bulan basah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan.
Tipe B : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 7 sampai 9 bulan.
Tipe C : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 5 sampai 6 bulan.
Tipe D : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 3 sampai 4 bulan.
Tipe E : Bulan-bulan basah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan

PETA DUNIA TENTANG PELABUHAN-PELABUHAN PADA
MASA ISLAM YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BANDAR
PERDAGANGAN