SEMINAR HUBUNGAN INTERNASIONAL DI INDONESIA
Penolakan Pemerintah Argentina Terhadap Hasil referendum Kepulauan
Falkalnd/Malvinas Tahun 2013
A. Alasan Pemilihan Judul
Presiden Argentina Cristina Kirchner menolak hasil referendum yang menyatakan bahwa
rakyat di Kepulauan Falkland menginginkan tetap berada di bawah kekuasaan Inggris.
Pemungutan suara di kepulauan sengketa yang terletak di Atlantik Selatan itu merupakan sebuah
parodi. Bahkan Amerika Serikat, yang merupakan sahabat terdekat Inggris, mengakui klaim
Argentina tersebut. Perdana Menteri Inggris, David Cameron, sebelumnya telah mendesak agar
negara Amerika Latin itu menghormati keinginan 99,8 persen penduduk pulau itu yang
menginginkan tetap menjadi bagian dari wilayah Inggris yang otonom, berdasarkan hasil resmi
referendum. Para penduduk pulau menyelenggarakan pemungutan suara di tengah berbagai
pernyataan retorik Kirchner yang meminta agar wilayah tersebut dikembalikan ke Argentina.
Hanya tiga orang dari 1.517 penduduk yang memberikan suaranya menyatakan tidak ingin
berada di bawah pemerintahan Inggris.
Pemerintahan Kirchner menolak referendum itu dan menyebutnya sebagai sesuatu yang tidak
berguna, sekaligus tidak mempengaruhi klaim mereka terhadap kepulauan yang mereka sebut
sebagai Las Malvinas. Argentina sebelumnya gagal untuk merebut wilayah itu dari Inggris dalam
perang singkat pada 1982. Pengumuman hasil referendum pada Senin, 11 Maret 2013 mendapat
sambutan meriah di Stanley, ibu kota kepulauan Malvinas/Falkland. PM Inggris, David Cameron
juga menyatakan sangat senang atas hasil pemungutan suara tersebut. Secara fakta warga
Falkland telah member kejelasan melalui pemungutan suara yang mana hasilnya adalah mereka
tetap ingin menjadi warga negara Inggris dan hal itu harus dihormati oleh semua pihak, termasuk
Argentina. Kemudian PM Cameron menghubungi Majelis Legislatif Falkland untuk
mengucapkan selamat, juga mengingatkan tentang kemungkinan aksi militer yang akan
dilakukan oleh Argentina. David Cameron juga menyatakan rakyat Falkland harus tahu bahwa
kami akan tetap berjuang untuk mempertahankan hak mereka.
Para Negara pemantau internasional dari Kanada, Chile, Meksiko, Selandia Baru, Paraguay,
Amerika Serikat, dan Uruguay yang mengawasi jalannya referendum pada 10-11 Maret 2013.
Dimana mereka menyatakan proses pemungutan suara berjalan secara bebas dan jujur. Namun,
Duta Besar Argentina untuk Inggris, Alicia Castro, mengatakan referendum itu adalah upaya
untuk mengalihkan perhatian atas lemahnya klaim Inggris terhadap wilayah tersebut. Sehinga
hasilnya sangat mudah diprediksi karena para penduduk di Malvinas adalah orang Inggris, tetapi
wilayah yang mereka tinggali sekarang bukan milik Inggris. London menguasai Falkland sejak
1833 tetapi Buenos Aires menyatakan hal itu merupakan pendudukan atas wilayah mereka,
sehingga para penduduk yang merupakan warga Inggris tidak memiliki hak untuk menentukan
pilihannya. Perserikatan Bangsa Bangsa sendiri telah menelurkan 40 resolusi yang mendesak
agar Buenos Aires dan London bernegosiasi terkait sengketa wilayah itu. Ketegangan antara
kedua pihak semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir seiring penemuan ladang minyak
di perairan di lepas pantai Falklands. Hal inilah yang mendasari penulis dalam penulisan skripsi
yang berjudul “Penolakan Pemerintahan Argentina Terhadap Hasil referendum Kepulauan
Falkalnd/Malvinas Tahun 2013 “.
B. Latar Nelakang Masalah
Kepulauan
Falkland adalah
sebuah wilayah
seberang
laut Britania
Raya di Samudra
Atlantik Selatan yang terdiri dari dua pulau utama, Falkland Timur dan Falkland Barat, serta
beberapa pulau kecil. Ibu kotanya, Stanley, terletak di Falkland Timur. Kedaulatan kepulauan ini
dipertentangkan oleh Argentina yang menamakannya Islas Malvinas dalam bahasa Spanyol.
Kepulauan Falkland digolongkan oleh Komite Dekolonisasi PBB sebagai salah satu dari 16
Wilayah Jajahan di dunia.
Faktor sejarah Pada abad ke-18, Louis de Bougainville asal Perancis mendirikan pangkalan
angkatan laut di Port Louis, Falkland Timur pada 1764. John Byron asal Britania, yang
mengabaikan kehadiran Perancis, juga mendirikan pangkalan di Port Egmont, Falkland Barat
pada 1765. Pada 1766, Perancis menjual pangkalannya ke Spanyol. Spanyol kemudian
menyatakan perang terhadap Britania Raya pada 1770 untuk memperebutkan seluruh wilayah
kepulauan. Perselisihan tersebut berhasil diselesaikan setahun kemudian, dengan Spanyol
menguasai Falkland Timur dan Britania Raya menguasai Falkland Barat. Semasa penyerbuan
Britania di Rio de la Plata, Britania mencoba untuk merebut Buenos Aires pada 1806 dan 1807,
namun gagal. Masalah ini sebenarnya belum terselesaikan hingga abad ke-19. Untuk merebut
Falkland, Argentina mendirikan koloni hukum pada 1820, dan pada 1829 serta melantik Luis
Vernet sebagai gubernur. Britania Raya kembali merebut kepulauan itu pada 1833, namun
Argentina tidak mau melepas klaimnya. Sejumlah ketegangan menyebabkan Argentina
menyerbunya pada 1982. Namun Britania Raya kembali berhasil merebutnya.
Faktor geografi Kepulauan Falkland terletak 483 km dari daratan Amerika Selatan. Dia
terdiri dari dua pulau utama, Falkland Timur dan Falkland Barat , dan sekitar 700 pulau-pulau
kecil. Luas wilayah daratan sebesar 12.173 km² dengan panjang garis pantai ±1.288 km.
Faktor politik Otoritas eksekutif berada di bawah wewengan Ratu dan menjadi mandat
gubernur. Pertahanan dan keamanan merupakan tanggung jawab Britania Raya. Sebuah
konstitusi disusun pada 1985. Delapan orang Dewan Legislatif dipilih setiap empat tahun.
Dewan Eksekutif yang menasihati Gubernur terdiri dari Kepala Eksekutif, Sekretaris Finansial
dan tiga Dewan Legislatif. Dewan Eksekutif dipimpin oleh Gubernur. Dewan Legislatif terdiri
dari Kepala Eksekutif, Sekretaris Finansial dan delapan Dewan Legislatif.
Kekalahan Argentina dalam perebutan Falkland mengakibatkan runtuhnya kekuasaan
diktator militer Argentina pada 1983. Pertentangan mengenai kontrol kepulauan tersebut masih
berlangsung hingga kini. Pada 2001, Perdana Menteri Britania Tony Blair menjadi tokoh
Britania pertama yang berkunjung ke Argentina sejak perang terjadi. Pada peringatan perang ke22, Presiden Argentina Nestor Kirchner berpidato dengan salah satu topiknya mengenai
keyakinan bahwa Kep. Falkland suatu saat akan menjadi milik Argentina. Selama menjabat
sebagai presiden pada 2003, Kirchner menjadikan kepulauan tersebut sebagai prioritas utamanya.
Pada Juni 2003, isu tersebut menjadi pembicaraan sebuah komite PBB, dan berbagai langkah
telah ditempuh untuk membuka pembicaraan dengan Britania untuk menyelesaikan masalah ini.
Penduduk Falkland tetap melihat diri mereka sebagai warga negara Britania.
Faktor ekonomi Industri terbesar ialah perikanan dan pertanian. Falkland mempunyai
cadangan minyak yang besar, namun belum dieksploitasi.
C. Rumusan Masalah
Mengapa pemerintah Argentina menolak hasil Referendum Kepulauan Falkland/Malvinas
tahun 2013?
D. Kerangka pemikiran
Dalam penulisan ini penulis akan menggunakan konsep yang sesui dan dianggap relevan
yang akan dikaitkan dengan topic permasalahan yang akan dibahas dalam sekripsi ini. Adapun
konsep yang penulis akan gunakan adalah konsep Kepentingan Nasional (National Interest ).
Definisi kepentingan Nasional menurut Plano dan Olton dirumuskan sebagai berikut :
“the national interest of state is typically is highly generalized conception of those
elements that’s constitute the state’s most vital needs. The includes self preservation,
independence, territorial integrity, military security and economic well being". 1
Kepentingan nasional tersusun dari unsure-unsur kebutuhan pokok
Negara yaitu
pemeliharaan diri yang berarti kemampuan menggunakan segala sumber daya yang dimiliki
untuk menjaga eksistensi atau kelangsungan hidup, kemerdekaan berarti bebas menentukan nasib
sendiri, terbebas dari penjajah atau intervensi asing, integritas wilayah yang berarti memiliki
persatuan wilayah, keamanan militer yang berarti kemampuan yang dimiliki suatu Negara untuk
dapat melindungi dirinya dari adanya ancaman dari luar, serta kekuatan ekonomi yang
merupakan kebutuhan pokok suatu negara.
Holsti mengemukakan bahwa output politik luar negeri pada dasarnya merupakan tindakan
atau gagasan yang dirancang pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah terhadap suatu
perubahan dalam lingkungan internasional yaitu berupa kebijakan, sikapa maupun tindakan
Negara lain.2
1
Jack C.Plano dan Roy Olton, The International Relations Dictionary, hal Rinehart Winston
INC. Western Michigan University New York, 1973, hal. 127.
2
K.J Holsti, Politik Internasional: Kerangka Untuk Analisis, terjemahan M. Thahrir Azhary,
Jakarta, Erlangga, 1998, Hal. 131.
Ditengah dunia yang dicirikan oleh interdepensi yang semakin intensif, politik luar negeri
menjadi intrumen utama setiap pemerintah untuk memanfaatkan peluang pencapaian tujuantujuan nasional lingkungan eksternalnya serta mengatasi atau mengurangi kendala atau hambatan
pencapain tujuan-tujuan tersebut. Kebijakan lua rnegeri juga mencerminkan nilai-nilai dasar
yang dianut oleh suatu negara dalam interaksinya dengan aktor lain karena nilai-nilai tersebut
menjadi pedoman perilaku dalam hubungan internasional.3
3
Alexius Jemadu, Politik Global Dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2008, Hal.
61.
Falkalnd/Malvinas Tahun 2013
A. Alasan Pemilihan Judul
Presiden Argentina Cristina Kirchner menolak hasil referendum yang menyatakan bahwa
rakyat di Kepulauan Falkland menginginkan tetap berada di bawah kekuasaan Inggris.
Pemungutan suara di kepulauan sengketa yang terletak di Atlantik Selatan itu merupakan sebuah
parodi. Bahkan Amerika Serikat, yang merupakan sahabat terdekat Inggris, mengakui klaim
Argentina tersebut. Perdana Menteri Inggris, David Cameron, sebelumnya telah mendesak agar
negara Amerika Latin itu menghormati keinginan 99,8 persen penduduk pulau itu yang
menginginkan tetap menjadi bagian dari wilayah Inggris yang otonom, berdasarkan hasil resmi
referendum. Para penduduk pulau menyelenggarakan pemungutan suara di tengah berbagai
pernyataan retorik Kirchner yang meminta agar wilayah tersebut dikembalikan ke Argentina.
Hanya tiga orang dari 1.517 penduduk yang memberikan suaranya menyatakan tidak ingin
berada di bawah pemerintahan Inggris.
Pemerintahan Kirchner menolak referendum itu dan menyebutnya sebagai sesuatu yang tidak
berguna, sekaligus tidak mempengaruhi klaim mereka terhadap kepulauan yang mereka sebut
sebagai Las Malvinas. Argentina sebelumnya gagal untuk merebut wilayah itu dari Inggris dalam
perang singkat pada 1982. Pengumuman hasil referendum pada Senin, 11 Maret 2013 mendapat
sambutan meriah di Stanley, ibu kota kepulauan Malvinas/Falkland. PM Inggris, David Cameron
juga menyatakan sangat senang atas hasil pemungutan suara tersebut. Secara fakta warga
Falkland telah member kejelasan melalui pemungutan suara yang mana hasilnya adalah mereka
tetap ingin menjadi warga negara Inggris dan hal itu harus dihormati oleh semua pihak, termasuk
Argentina. Kemudian PM Cameron menghubungi Majelis Legislatif Falkland untuk
mengucapkan selamat, juga mengingatkan tentang kemungkinan aksi militer yang akan
dilakukan oleh Argentina. David Cameron juga menyatakan rakyat Falkland harus tahu bahwa
kami akan tetap berjuang untuk mempertahankan hak mereka.
Para Negara pemantau internasional dari Kanada, Chile, Meksiko, Selandia Baru, Paraguay,
Amerika Serikat, dan Uruguay yang mengawasi jalannya referendum pada 10-11 Maret 2013.
Dimana mereka menyatakan proses pemungutan suara berjalan secara bebas dan jujur. Namun,
Duta Besar Argentina untuk Inggris, Alicia Castro, mengatakan referendum itu adalah upaya
untuk mengalihkan perhatian atas lemahnya klaim Inggris terhadap wilayah tersebut. Sehinga
hasilnya sangat mudah diprediksi karena para penduduk di Malvinas adalah orang Inggris, tetapi
wilayah yang mereka tinggali sekarang bukan milik Inggris. London menguasai Falkland sejak
1833 tetapi Buenos Aires menyatakan hal itu merupakan pendudukan atas wilayah mereka,
sehingga para penduduk yang merupakan warga Inggris tidak memiliki hak untuk menentukan
pilihannya. Perserikatan Bangsa Bangsa sendiri telah menelurkan 40 resolusi yang mendesak
agar Buenos Aires dan London bernegosiasi terkait sengketa wilayah itu. Ketegangan antara
kedua pihak semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir seiring penemuan ladang minyak
di perairan di lepas pantai Falklands. Hal inilah yang mendasari penulis dalam penulisan skripsi
yang berjudul “Penolakan Pemerintahan Argentina Terhadap Hasil referendum Kepulauan
Falkalnd/Malvinas Tahun 2013 “.
B. Latar Nelakang Masalah
Kepulauan
Falkland adalah
sebuah wilayah
seberang
laut Britania
Raya di Samudra
Atlantik Selatan yang terdiri dari dua pulau utama, Falkland Timur dan Falkland Barat, serta
beberapa pulau kecil. Ibu kotanya, Stanley, terletak di Falkland Timur. Kedaulatan kepulauan ini
dipertentangkan oleh Argentina yang menamakannya Islas Malvinas dalam bahasa Spanyol.
Kepulauan Falkland digolongkan oleh Komite Dekolonisasi PBB sebagai salah satu dari 16
Wilayah Jajahan di dunia.
Faktor sejarah Pada abad ke-18, Louis de Bougainville asal Perancis mendirikan pangkalan
angkatan laut di Port Louis, Falkland Timur pada 1764. John Byron asal Britania, yang
mengabaikan kehadiran Perancis, juga mendirikan pangkalan di Port Egmont, Falkland Barat
pada 1765. Pada 1766, Perancis menjual pangkalannya ke Spanyol. Spanyol kemudian
menyatakan perang terhadap Britania Raya pada 1770 untuk memperebutkan seluruh wilayah
kepulauan. Perselisihan tersebut berhasil diselesaikan setahun kemudian, dengan Spanyol
menguasai Falkland Timur dan Britania Raya menguasai Falkland Barat. Semasa penyerbuan
Britania di Rio de la Plata, Britania mencoba untuk merebut Buenos Aires pada 1806 dan 1807,
namun gagal. Masalah ini sebenarnya belum terselesaikan hingga abad ke-19. Untuk merebut
Falkland, Argentina mendirikan koloni hukum pada 1820, dan pada 1829 serta melantik Luis
Vernet sebagai gubernur. Britania Raya kembali merebut kepulauan itu pada 1833, namun
Argentina tidak mau melepas klaimnya. Sejumlah ketegangan menyebabkan Argentina
menyerbunya pada 1982. Namun Britania Raya kembali berhasil merebutnya.
Faktor geografi Kepulauan Falkland terletak 483 km dari daratan Amerika Selatan. Dia
terdiri dari dua pulau utama, Falkland Timur dan Falkland Barat , dan sekitar 700 pulau-pulau
kecil. Luas wilayah daratan sebesar 12.173 km² dengan panjang garis pantai ±1.288 km.
Faktor politik Otoritas eksekutif berada di bawah wewengan Ratu dan menjadi mandat
gubernur. Pertahanan dan keamanan merupakan tanggung jawab Britania Raya. Sebuah
konstitusi disusun pada 1985. Delapan orang Dewan Legislatif dipilih setiap empat tahun.
Dewan Eksekutif yang menasihati Gubernur terdiri dari Kepala Eksekutif, Sekretaris Finansial
dan tiga Dewan Legislatif. Dewan Eksekutif dipimpin oleh Gubernur. Dewan Legislatif terdiri
dari Kepala Eksekutif, Sekretaris Finansial dan delapan Dewan Legislatif.
Kekalahan Argentina dalam perebutan Falkland mengakibatkan runtuhnya kekuasaan
diktator militer Argentina pada 1983. Pertentangan mengenai kontrol kepulauan tersebut masih
berlangsung hingga kini. Pada 2001, Perdana Menteri Britania Tony Blair menjadi tokoh
Britania pertama yang berkunjung ke Argentina sejak perang terjadi. Pada peringatan perang ke22, Presiden Argentina Nestor Kirchner berpidato dengan salah satu topiknya mengenai
keyakinan bahwa Kep. Falkland suatu saat akan menjadi milik Argentina. Selama menjabat
sebagai presiden pada 2003, Kirchner menjadikan kepulauan tersebut sebagai prioritas utamanya.
Pada Juni 2003, isu tersebut menjadi pembicaraan sebuah komite PBB, dan berbagai langkah
telah ditempuh untuk membuka pembicaraan dengan Britania untuk menyelesaikan masalah ini.
Penduduk Falkland tetap melihat diri mereka sebagai warga negara Britania.
Faktor ekonomi Industri terbesar ialah perikanan dan pertanian. Falkland mempunyai
cadangan minyak yang besar, namun belum dieksploitasi.
C. Rumusan Masalah
Mengapa pemerintah Argentina menolak hasil Referendum Kepulauan Falkland/Malvinas
tahun 2013?
D. Kerangka pemikiran
Dalam penulisan ini penulis akan menggunakan konsep yang sesui dan dianggap relevan
yang akan dikaitkan dengan topic permasalahan yang akan dibahas dalam sekripsi ini. Adapun
konsep yang penulis akan gunakan adalah konsep Kepentingan Nasional (National Interest ).
Definisi kepentingan Nasional menurut Plano dan Olton dirumuskan sebagai berikut :
“the national interest of state is typically is highly generalized conception of those
elements that’s constitute the state’s most vital needs. The includes self preservation,
independence, territorial integrity, military security and economic well being". 1
Kepentingan nasional tersusun dari unsure-unsur kebutuhan pokok
Negara yaitu
pemeliharaan diri yang berarti kemampuan menggunakan segala sumber daya yang dimiliki
untuk menjaga eksistensi atau kelangsungan hidup, kemerdekaan berarti bebas menentukan nasib
sendiri, terbebas dari penjajah atau intervensi asing, integritas wilayah yang berarti memiliki
persatuan wilayah, keamanan militer yang berarti kemampuan yang dimiliki suatu Negara untuk
dapat melindungi dirinya dari adanya ancaman dari luar, serta kekuatan ekonomi yang
merupakan kebutuhan pokok suatu negara.
Holsti mengemukakan bahwa output politik luar negeri pada dasarnya merupakan tindakan
atau gagasan yang dirancang pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah terhadap suatu
perubahan dalam lingkungan internasional yaitu berupa kebijakan, sikapa maupun tindakan
Negara lain.2
1
Jack C.Plano dan Roy Olton, The International Relations Dictionary, hal Rinehart Winston
INC. Western Michigan University New York, 1973, hal. 127.
2
K.J Holsti, Politik Internasional: Kerangka Untuk Analisis, terjemahan M. Thahrir Azhary,
Jakarta, Erlangga, 1998, Hal. 131.
Ditengah dunia yang dicirikan oleh interdepensi yang semakin intensif, politik luar negeri
menjadi intrumen utama setiap pemerintah untuk memanfaatkan peluang pencapaian tujuantujuan nasional lingkungan eksternalnya serta mengatasi atau mengurangi kendala atau hambatan
pencapain tujuan-tujuan tersebut. Kebijakan lua rnegeri juga mencerminkan nilai-nilai dasar
yang dianut oleh suatu negara dalam interaksinya dengan aktor lain karena nilai-nilai tersebut
menjadi pedoman perilaku dalam hubungan internasional.3
3
Alexius Jemadu, Politik Global Dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2008, Hal.
61.