MEKANISME DEOXYCORTICOSTERONE ACETATE DO DO
MEKANISME DEOXYCORTICOSTERONE ACETATE (DOCA)-GARAM TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA HEWAN COBA
Nour Athiroh Abdoes Sjakoer*) Nur Permatasari**)
*)FMIPA-Jurusan Biologi Universitas Islam Malang **) Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Abstract
Over the past 50 years various animal models of hypertension have been develop, predominantly in the rat. Various models of experimental hypertension have been primarily develop to obtain information on the etiopathogenesis of hypertension. The animal models of hypertension share many features which are common to human hypertension. Many of these models have been develop by utilizing the etiological factors are presumed to be responsible for human hypertension. Various studies have been done and continues to be developed as an integrated control of blood pressure regulation in animals with hypertension, so the strategy development, prevention, and treatment of hypertension can
be treated with either. The most common human primary hypertension, is often presented by genetic models of hypertension such as SHR, Dahl, and Transgenic. As to demonstrate the role of the environment with models of stress. Secondary hypertension is affected by the kidneys (by the 2K1C method) and hormone (endocrine) with Deoxycorticosterone Acetate (DOCA)-salt method. To understand the pathogenesis and discuss the treatment and prevention of hypertension, it is necessary to develop the condition of hypertension animal models. A form of animal models of hypertension by the administration of DOCA. DOCA produces hypertension in rats. Mineralocorticoid DOCA is qualitatively the same role with the aldosterone. Mineralocorticoid hormones are involved in sodium retention. There is increased DOCA-induced reabsorption of salt and water leading to increased blood volume and hence increased blood pressure. There is also increased secretion of vasopressin leading to water retention and vasoconstriction. In addition, altered activity of RASS leads to increased sympathetic activity. Keywords: Deoxycorticosterone Acetate (DOCA)-salt, blood pressure, sodium retension, and animal models hypertension
PENGANTAR
homeostatis dan Hipertensi dan penyakit kardiovaskular
dalam
mekanisme
patofisiologi, sehingga pemahaman yang adalah penyakit penyebab kematian yang paling
menyeluruh dari model hewan dan analisis umum yang terjadi diberbagai negara maju.
yang teliti diperlukan sebelum ekstrapolasi Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial
temuan pada hewan untuk manusia (Plehm, yang melibatkan interaksi kompleks antara
et.al. , 2009).
faktor genetik dan lingkungan. Penggunaan Pengembangan model eksperimental model hewan coba hipertensi telah memberikan
dari hipertensi telah banyak dikaji dari berbagai informasi yang berharga mengenai berbagai
faktor yang terkait dengan pengaturan tekanan aspek
darah, pewarisan sifat-sifat hipertensi, dan patofisiologi, komplikasi, dan pengobatan.
tanggapan selular pada cedera. Model Etiologi hipertensi adalah heterogen, banyak
eksperimental memungkinkan pengembangan model hewan percobaan telah dikembangkan
intervensi ditujukan tidak hanya pada untuk meniru aspek hipertensi manusia. Pilihan
penurunan tekanan darah, tetapi juga cedera model hewan akan ditentukan berdasarkan
organ target. (Lerman, et.al., 2005). tujuan penelitian, keterbatasan dana, dan
Selama 50 tahun terakhir model keahlian teknis. Kategori model hipertensi
berbagai hewan hipertensi telah dikembangkan, adalah: renovaskular, parenkim ginjal, induksi
terutama pada tikus. Model tikus yang berbeda farmakologi, akibat pengaruh lingkungan, dan
sesuai dengan genetik. Ada perbedaan besar antara hipertensi
dapat
dikelompokkan
kapasitasnya untuk meniru etiologi hipertensi pada hewan dan manusia, termasuk perbedaan
primer maupun sekunder baik karena
Nour Athiroh Abdoes Sjakoer*), Nur Permatasari**)
dipengaruhi oleh genetik maupun lingkungan
yaitu otak, jantung, ginjal, dan pembuluh darah
(Pinto, et.al., 1998 ; Badyal, et.al., 2003).
(Guyton, 1998)
Berbagai penelitian telah dilakukan dan
terus dikembangkan sebagai pengendalian Upaya menjaga agar aliran darah dalam terpadu terhadap regulasi tekanan darah pada
sirkulasi sistemik tidak naik atau turun hewan
disebabkan oleh tekanan darah yang berubah- pengembangan, pencegahan, dan pengobatan
rubah, maka penting untuk mempertahankan hipertensi dapat teratasi dengan baik. Dalam
tekanan arteri rata-rata dalam batas konstan. rangka untuk memahami patogenesis dan untuk
Hal tersebut dapat dicapai melalui serangkaian mempelajari pengobatan dan pencegahan
mekanisme yang meliputi (Guyton, 1998): penyakit
mengembangkan model
hewan kondisi
Pengaturan Melalui Saraf.
hipertensi. Salah satu cara model hewan Pengaturan tekanan arteri dalam jangka hipertensi
waktu pendek selama beberapa detik atau Deoxycorticosterone acetate (DOCA)-garam.
dengan
pemberian
menit, hampir seluruhnya dicapai melalui DOCA-garam akan meningkatkan tekanan
refleks saraf. Salah satu yang paling penting darah sehingga terjadi hipertensi.
ialah refleks baroreseptor. Bila tekanan darah Berdasarkan pemaparan tersebut perlu
terlalu tinggi, reseptor khusus yang disebut dikaji mekanisme DOCA-garam terhadap
baroreseptor akan diaktifkan. Reseptor tersebut peningkatan tekanan darah serta model hewan
terletak di dinding aorta dan arteri karotis hipertensi. Model penginduksian DOCA-garam
interna. Baroreseptor kemudian mengirimkan pada hewan uji merupakan kajian yang penting
sinyal ke medula oblongata di batang otak. Dari untuk membuat hewan uji hipertensi.
media dikirimkan sinyal melalui susunan saraf otonom yang menyebabkan (a) pelambatan
Perumusan Masalah
jantung, (b) pengurangan kekuatan kontraksi Bagaimana
jantung, (3) dilatasi arteriol, dan (d) dilatasi Deoxycorticosterone acetate (DOCA)-garam
mekanisme
vena besar. Kesemuanya bekerja bersama untuk terhadap peningkatan tekanan darah serta apa
menurunkan tekanan arteri ke arah normal. saja model hewan hipertensi?
Efek sebaliknya terjadi bila tekanan terlalu rendah baroreseptor menghilangkan rangsangannya
Tujuan Penelitian
(Guyton, 1998 ; Taddei, et.al., 2002). Untuk
Sistem saraf simpatis merupakan Deoxycorticosterone acetate (DOCA)-garam
menjelaskan
mekanisme
bagian dari sistem saraf otonom, untuk terhadap peningkatan tekanan darah serta untuk
sementara waktu akan meningkatkan tekanan mengetahui model hewan hipertensi.
darah selama respon reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar. Disamping itu juga
Manfaat Penelitian
meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut Memberikan informasi ilmiah tentang
jantung, juga mempersempit sebagian besar mekanisme
Deoxycorticosterone acetate arteri, tetapi memperlebar arteri di daerah (DOCA)-garam terhadap peningkatan tekanan
(misalnya otot rangka, yang darah serta mengetahui model hewan hipertensi
tertentu
memerlukan pasokan darah yang lebih banyak). Ada kalanya mengurangi pembuangan air dan
TINJAUAN PUSTAKA
garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan
Regulasi Tekanan Darah
volume darah dalam tubuh. Melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), merangsang jantung dan pembuluh darah. (Goodman and Gilman’s, 2006).
Pengaturan Melalui Ginjal.
Pengaturan tekanan darah arteri jangka panjang hampir seluruhnya dikendalikan oleh ginjal. Dalam hal ini ginjal berfungsi melalui
Gambar 1. Regulasi Tekanan Darah Berbagai
dua mekanisme penting, yaitu mekanisme
aktivitas organ yang berperan terhadap regulasi
hemodinamik dan mekanisme hormonal. 200
Mekanisme Deoxycorticosterone Acetate (199-213)
El-Hayah Vol. 1, No.4 Maret 2011
Mekanisme hemodinamik sangat sederhana. Bila tekanan arteri naik melewati batas normal,
Pengaturan Melalui Jantung dan Pembuluh
tekanan yang besar dalam arteri renalis akan
Darah
menyebabkan lebih banyak cairan yang disaring Pengaturan tekanan darah arteri rata- sehingga air dan garam yang dikeluarkan dari
rata dilakukan dengan mengontrol curah tubuh juga meningkat. Hilangnya air dan garam
jantung, resistensi perifer total dan volume akan mengurangi volume darah, dan sekaligus
darah. Tekanan darah arteri rata-rata adalah menurunkan tekanan darah kembali normal.
gaya rata-rata yang merupakan gaya utama Sebaliknya bila tekanan turun di bawah normal,
yang mendorong darah ke jaringan. Tekanan ini ginjal akan menahan air dan garam sampai
harus diatur secara ketat karena tekanan tekanan naik kembali menjadi normal (Guyton,
tersebut harus cukup tinggi untuk menghasilkan 1998 ; Oates and Brown, 2001).
gaya dorong, karena tanpa tekanan ini, otak dan Ginjal mengendalikan tekanan darah,
jaringan lain tidak akan menerima aliran yang jika tekanan darah meningkat, ginjal akan
adekuat. Disamping itu tekanan tidak boleh menambah pengeluaran garam dan air, dan
terlalu tinggi sehingga menimbulkan beban akan menyebabkan berkurangnya volume darah
kerja tambahan bagi jantung dan meningkatkan dan mengembalikan tekanan darah ke normal.
resiko kerusakan pada pembuluh (Taddei, et.al., Jika tekanan darah menurun, ginjal akan
mengurangi pembuangan garam dan air, Faktor yang mempengaruhi curah sehingga volume darah bertambah dan tekanan
jantung yaitu kecepatan denyut jantung dan darah kembali normal. Ginjal juga bisa
volume sekuncup. Kecepatan denyut jantung meningkatkan
ditentukan oleh pengaruh saraf otonom, menghasilkan enzim yang disebut renin, yang
sedangkan volume sekuncup ditentukan oleh memicu pembentukan hormon angiotensin,
aliran balik vena dan aktifitas simpatis. Aliran yang selanjutnya akan memicu pelepasan
balik vena ditentukan oleh katup vena, denyut hormon aldosterone (Oates and Brown, 2001).
jantung, tekanan yang terjadi pada darah oleh Mekanisme yang terlibat dalam
kontraksi jantung, peningkatan aktifitas mengontrol tekanan darah normal telah
simpatis, pompa otot rangka, pompa respirasi, dimodifikasi,
peningkatan volume darah. Faktor yang dipengaruhi
oleh peran ginjal. Bukti mempengaruhi resistensi perifer total yaitu jari- menunjukkan peran yang jelas untuk
jari arteri dan viskositas darah. Jari-jari arteri pemrograman dari ginjal dalam pengembangan
ditentukan oleh kontrol intrinsik dan ekstrinsik. hipertensi. Mekanisme utama yang dibahas
digunakan untuk sampai saat ini meliputi perubahan dalam
Kontrol
intrinsik
menyesuaikan aliran darah melalui suatu fungsi ginjal sistem renin-angiotensin. Organ
jaringan dengan kebutuhan metabolik jaringan lain yang berperan yaitu sistem organ utama
tersebut dan diperantarai oleh faktor-faktor kardiovaskular (otak, pembuluh darah, dan
jaringan yang bekerja pada otot polos arteri. jantung) dalam pemrograman hipertensi. Tubuh
Kontrol intrinsik meliputi perubahan metabolik memiliki suatu sistem untuk mengatur
lokal menyangkut oksigen, karbondioksida, tingginya tekanan darah, yakni sistem renin-
pengeluaran histamin respon miogenik terhadap angiotensin. Sel-sel tertentu dari ginjal dapat
peregangan. Kontrol ekstrinsik digunakan untuk memprodusir renin , yang dilepaskannya
mengatur tekanan darah terutama diperantarai bilamana tekanan darah di glomeruli menurun.
oleh pengaruh simpatis dan otot-otot polos Hal ini terjadi bila jumlah darah yang mengalir
arteri. Kontrol ekstrinsik meliputi aktifitas melalui ginjal berkurang, misalnya karena
simpatis, epinefrin, norepinefrin, angiotensin II, menurunnya volume darah atau karena
dan vasopressin . Sedangkan viskositas darah penciutan setempat dari arteri ginjal. Dalam
dipengaruhi oleh jumlah sell darah merah dan darah, renin bergabung dengan suatu zat protein
konsentrasi protein plasma (Taddei, et.al., 2002 tertentu dengan menghasilkan angiotensin yang
; Guyton, 1998).
antara lain memiliki khasiat meninggikan Aliran darah ke suatu jaringan tekanan darah sebagimana neurohormon
tergantung pada gaya pendorong berupa noradrenalin (vasokonstriksi) atau dengan jalan
tekanan darah arteri rata-rata dan derajat sekresi hormon aldosterone dengan retensi
vasokonstriksi arteri jaringan tersebut. Tekanan natrium dan naiknya volume darah (Oates and
arteri tergantung pada curah jantung dan derajat Brown, 2001 ; Taddei, et.al., 2002).
vosokonstriksi arteri Jika arteri dii salah satu 201
Nour Athiroh Abdoes Sjakoer*), Nur Permatasari**)
jaringan berdilatasi, arteri di lingkungan lain akan
mempertahankan tekanan darah arteri yang adekuat, darah mengalir tidak saja ke jaringan yang mengalami vasodilatasi, tetapi juga ke otak harus mendapat pasokan darah konstan. Tekanan arteri rata-rata dipantau oleh baroreseptor di dalam sirkulasi. Apabila reseptor mendeteksi adanya penyimpangan dari normal, akan terjadi respon refleks untuk memulihkan tekanan arteri ke nilai normal. Penyesuaiannya terdiri dari penyesuaian jangka pendek dan jangka panjang. Penyesuaian jangka pendek (dalam beberapa detik) dilakukan dengan mengubah curah jantung dan resistensi perifer total, diperantarai oleh pengaruh saraf otonom pada jantung, vena dan arteri. Penyesuaian jangka panjang (dalam
beberapa menit atau hari) melibatkan penyesuaian volume darah total dengan
Gambar 2. Model Tikus Hipertensi
memulihkan keseimbangan garam dan air (Guyton, 1998 ; Oates and Brown, 2001).
Bagan di atas menggambarkan etiologi Regulasi tekanan darah akan diketahui
hipertensi. Berdasarkan etiologinya, hipertensi peranannya melalui pendekatan eksperimen
terdiri dari hipertensi primer dan sekunder. hewan coba hipertensi. Berbagai eksperimen
Hipertensi primer dipengaruhi oleh faktor model hewan hipertensi mengacu pada organ-
genetik dan peran lingkungan. Pada hipertensi organ yang berpengaruh pada regulasi tekanan
primer, hewan uji tikus yang digunakan untuk darah seperti otak, jantung, ginjal, dan
membuktikan peran genetiknya yaitu SHR, pembuluh darah.
Dahl, dan transgenik. Adapun untuk membuktikan peran lingkungannya yaitu
Kajian Model Hewan Hipertensi
dengan model stres. Hipertensi sekunder Berbagai
dipengaruhi oleh ginjal (dengan metode 2K1C) eksperimental telah dikembangkan terutama
model
hipertensii
dan hormon (endokrin) dengan metode DOCA- untuk memperoleh informasi tentang asal
garam. Bagan bawah menampilkan keterlibatan etiopatho-hipertensi. Model ini juga digunakan
organ akhir yang terlihat dalam berbagai model untuk pemeriksaan potensi agen antihipertensi
tikus hipertensi (Sun and Zhang, 2005) secara farmakologis. Model hewan uji
hipertensi dahulu jarang digunakan untuk Akhir-akhir ini banyak hewan-hewan pengujian obat antihipertensi potensial. Seiring
yang digunakan sebagai model hipertensi yang dengan perkembangan ilmu dan teknologi,
dimaksudkan untuk membuka wawasan baru maka untuk membuktikan suatu mekanisme
patogenesis hipertensi. Hewan model dapat obat tertentu terhadap hipertensi maka
menggambarkan sebagian gambaran hipertensi penggunaan model hewan ditingkatkan untuk
pada manusia dan harus memenuhi kriteria menjelaskan pengujian tersebut.
sebagai berikut: termasuk kelompok hewan kecil, mudah diperlakukan dan diperbanyak, dapat digunakan untuk menduga potensi obat- obat antihipertensi, dapat bertahan dengan mengkonsumsi makanan yang dibatasi, dan dapat dibandingkan dengan hipertensi pada manusia. (Pinto, et.al., 1998 ; Badyal, et.al., 2003).
Model hewan hipertensi tertentu membantu peneliti untuk mengkaji beberapa peran herbal atau obat pada kondisi hipertensi. Untuk menggambarkan pentingnya pilihan
Mekanisme Deoxycorticosterone Acetate (199-213)
El-Hayah Vol. 1, No.4 Maret 2011
untuk model tertentu, perlu membandingkan adrenal (hiperaldosteroneisme), dan lain lain model tikus yang berbeda. Pada hipertensi
(Oates and Brown, 2001). Model tikus primer menggunakan model stres, Spontaneous
hipertensi sekunder dengan menggunakan Hypertension Rat (SHR), Dahl, dan transgenik
model pemberian DOCA-garam atau dengan TGR (mRen2). Pada hipertensi sekunder
model 2K1C pada ginjal (Sun and Zhang, meliputi deoxycorticosterone acetate (DOCA)-
garam dan dua-ginjal satu-klip (2 Kydney 1 Clip = 2K1C). Pada umumnya hipertensi
Model Stress Hipertensi
mempunyai gejala yang serupa, karena semua Penelitian dari Knardahl et.al., (1988) model menunjukkan hipertrofi jantung, dan
dalam Pinto, et.al., (1998) pada tikus yang semua menunjukkan gangguan relaksasi.
diberi stres dengan kejutan listrik pada kaki dan Namun seringkali terjadi kerusakan pada akhir
bunyi dapat meningkatkan tekanan darah dan organ seperti gagal jantung, stroke, dan gagal
peningkatan denyut jantung. Hal ini disebabkan ginjal, terjadi hanya dalam beberapa model
karena adanya peningkatan adrenalin dan tikus hipertensi. Beberapa obat mampu
noradrenalin secara bermakna. menurunkan tekanan darah, tetapi tidak mampu
Denton et.al. dalam Zimmerman and mencegah kerusakan akhir organ (misalnya
Frohlich (1990) meneliti kelinci-kelinci yang hydralazine dalam model SHR). Dengan
diberi stres dengan meletakkan jaket pada demikian tidak semua kelas antihipertensi
punggung kelinci selama 10 hari. Asupan sama-sama efektif dalam semua model tikus
garam meningkat sampai 15 mmol/hari selama hipertensi. Endotelin tidak efektif dalam modell
10 hari dan menurun kadarnya sampai ke garis SHR, namun memiliki efek menguntungkan
dasar setelah jaket diangkat. Untuk menentukan dalam modell DOCA-garam (Pinto, et.al.,
bahwa diet asupan garam atau stres yang 1998).
menjadi penentu utama dari stres kronik yang Model hewan hipertensi dikembangkan
menyebabkan hipertensi (chronic stress- sebagai wawasan baru untuk menjelaskan
induced hipertensi ). Henry dan Stephen dalam patogenesis hipertensi. Banyak model tersebut
Zimmerman and Frohlich (1990) mengevaluasi yang dikembangkan dengan menggunakan
perubahan tekanan darah pada tiga kelompok faktor-faktor
tikus yang diberi stres secara psikososial bertanggung jawab untuk hipertensi manusia,
dengan diet makanan yang mengandung 20, 30, seperti konsumsi garam yang berlebihan,
dan 800 mmol natrium perhari selama 4 bulan. hiperaktif dari sistem Renin-Angiotensin-
Ketiga kelompok tikus tersebut pada akhirnya Aldosterone (RAAS) dan faktor genetik..
terjadi kenaikan tekanan darah 40 mmHg Hipertensi terjadi karena adanya kenaikan
selama 4 bulan, dengan demikian stres dapat tekanan darah (Badyal, et.al., 2003).
menyebabkan perubahan tekanan darah tanpa Hipertensi esensial (primer) penyebab
bergantung pada asupan garam. pasti belum diketahui. Berbagai faktor diduga
Perubahan fungsional tekanan darah sebagai penyebab hipertensi primer, seperti
pada beberapa tempat dapat disebabkan oleh bertambahnya umur, stres psikologis, dan
stres akut, bila berulang secara intermiten hereditas (keturunan). Kurang lebih 90%
beberapa kali, dapat menyebabkan suatu penderita hipertensi tergolong hipertensi primer
adaptasi struktural hipertropi kardiovaskular. sedangkan 10%-nya tergolong hipertensi
Bila ini terjadi pada tingkat vaskular akan ada sekunder. Pada 70-80% kasus hipertensi
ketahanan (resistensi), esensial, didapatkan riwayat hipertensi di dalam
peningkatan
menyebabkan peningkatan rasio dinding keluarga (Oates and Brown, 2001). Faktor
pembuluh dengan lumennya. Hal ini kemudian lingkungan seperti stres, kegemukan (obesitas)
mempertinggi pengaruh hemodinamik tekanan. dan kurang olahraga juga berpengaruh terhadap
Kemungkinan besar bahwa faktor-faktor tropik timbulnya hipertensi esensial (Oates and
adalah penting dalam Brown, 2001). Hubungan antara stres dengan
neurohormonal
perkembangan hipertensi jangka panjang yang hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf
mengikuti perpanjangan stres penginduksi simpatis (Oates and Brown, 2001).
hipertensi. Suatu penelitian yang menunjukkan Hipertensi sekunder adalah hipertensi
bahwa angiotensin II, suatu hormon yang sering yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain
meningkat dalam situasi-situasi yang penuh kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan
stres, menyebabkan peningkatan sintesis protein kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar
dalam sediaan sel otot polos pembuluh darah. 203
Nour Athiroh Abdoes Sjakoer*), Nur Permatasari**)
Efek ini dapat menyebabkan hipertropi endotel klorida 1-2% selama 9-12 bulan (Badyal, et.al., dan sepertinya menurunkan ukuran lumen,
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan. Tikus sensitif garam Dahl menjadi Disamping itu peningkatan aterosklerosis
hipertensi berat dan fatal ketika diberi makan seringkali tampak pada hewan-hewan setelah
diet tinggi garam, sedangkan tikus yang resisten stres kronik penginduksi hipertensi, yang juga
garam tidak mengembangkan hipertensi berat. mengurangi lumen dan dapat menyebabkan
Tikus setelah mengkonsumsi garam (8% NaCl), peningkatan tekanan darah yang irreversibel.
tekanan darah naik tajam, ke tingkat sedikit Dengan munculnya teknik-teknik baru dalam
lebih tinggi dari yang ditemukan di SHR. bidang biologi seluler dan molekuler, mungkin
Meskipun hipertrofi jantung sebanding dengan akan ditemukan
beberapa faktor-faktor yang ditemukan pada SHR (hingga 32%), penginduksi tekanan darah yang merangsang
terjadi gagal jantung usia 4-5 bulan (Badyal, hipertropi dinding pembuluh darah (Badyal,
et.al ., 2003).
et.al , 2003 ; Zimmerman and Frohlich, 1990 ).
hipertensi dengan pemberian propilthiourasil (1,25 mg/kg/hari)
Model
tikus
Kajian SHR, Dahl, dan Transgenik
secara oral, NaCl (3,75 g/kg/hari) satu kali
Kajian SHR
sehari selama 14 hari, dan pemberian dosis Pada model SHR terjadi kerusakan
tunggal adrenalin (1,2 myu g/kg) secara organ akhir seperti hipertrofi jantung, gagal
intraperitonial. Hasil menunjukkan pemberian jantung dan disfungsi ginjal. Namun, tidak
propilthiourasil (PTU) dan adrenalin menunjukkan masalah pada pembuluh darah,
meningkatkan denyut jantung (2,690 ± 0,1958 aterosklerosis
Hz dan 2,726 ± 0,2007 Hz). Pemberian NaCl makroskopik, tidak memiliki kecenderungan
volume Atenolol untuk berkembang menjadi stroke pada kondisi
meningkatkan
stroke
menurunkan denyut jantung tikus yang awal, namun pada tahap berikutnya model SHR
diinduksi PTU (1,094 ± 0,2284 Hz) dan rawan menuju stroke dan mempunyai
mencegah peningkatan denyut jantung tikus kecenderungan yang kuat untuk mati. SHR
yang diinduksi adrenalin. Sedangkan kaptopril telah banyak digunakan untuk mengevaluasi
menurunkan stroke volume tikus yang diinduksi faktor-faktor genetik dalam hipertensi. SHR
NaCl (Martha, 2007).
adalah model yang paling populer, walaupun secara fakta hanya mewakili sebagian kecil dari
Transgenik Tikus Overexpressing Mouse
beragam etiologi hipertensi (Pinto, et.al., 1998 ;
Ren2 Gen (TGR (mRen2)
Badyal et.al., 2003). Hipertensi pada model
Ren-2 tikus menyebabkan SHR terjadi pada 5-6 minggu, tekanan
Gen
hipertensi berat, mematikan pada tikus darah sistol mencapai 180 dan 200 mmHg.
homozigot jika tidak diobati dengan ACE- Pada umur 40-50 minggu sudah
inhibitor. Model tikus ini dicirikan oleh dua menunjukkan
fitur penting yaitu bentuk dan warisan genetik kardiovaskular, seperti kerusakan pembuluh
karakteristik
penyakit
hipertensi. Meskipun perubahan genetik sudah darah dan hipertrofi jantung (Pinto, et.al.,
jelas diketahui, namun tetap sulit dipahami. 1998).
Jelas bahwa hipertensi pada tikus ini terkait dengan aktivitas renin -meningkat, tetapi
Kajian Dahl
mekanisme jelasnya belum terungkap. Tikus Diet hipertensi terjadi peningkatan
heterozigot 70% bertahan hidup sampai usia 5 asupan garam secara fisiologis, ginjal normal
bulan. Penghambatan dari sistem renin- memiliki kemampuan mengeluarkan beban
angiotensin efektif menurunkan tekanan darah, garam sehari-hari tanpa memungkinkan
dan melemahkan perkembangan hipertrofi peningkatan yang ditandai dalam volume
jantung dan meningkatkan relaksasi tergantung ekstraseluler.
endotel (Badyal, et.al., 2003). menunjukkan bahwa semakin tinggi rata-rata asupan natrium pada populasi tertentu, maka
Dua-Ginjal Satu-Klip (2K1C=2 Kidney 1
semakin besar pula prevalensi hipertensi
Clip)
tersebut. Asupan tinggi
Model hewan hipertensi pertama kali menyebabkan hipertensi seperti pada sampel
garam, akan
dikembangkan ketika Harry Goldblatt menjepit tikus, kelinci dan anak ayam. Hipertensi terjadi
arteri ginjall anjing, dan menghasilkan setelah mengganti air minum dengan natrium
hipertensi sekunder, setelah itu terjadi 204
Mekanisme Deoxycorticosterone Acetate (199-213)
El-Hayah Vol. 1, No.4 Maret 2011
pengembangan beragam model hewan untuk penurunan tekanan darah akibat pemberian obat hipertensi. Pada hipertensi yang berlangsung
akan lebih jelas teramati.
lama, akan terjadi berbagai perubahan pada
darah tikus dikatakan sistem neurohormonal yang terkait dengan
Tekanan
hipertensi apabila tekanan darah sistol melebihi keseimbangan cairan dan elektrolit. Dalam
120 mmHg (Guyton, 2006). Menurut Badyal, keadaan ini, korteks adrenal akan banyak
et.al ., (2003); Sherwood (2007), penyempitan menghasilkan aldosterone sebagai hormon
arteri ginjal merangsang pengeluaran renin dari yang
sel juxtaglomerulus ginjal. Renin akan keseimbangan
memecah angiotensinogen menjadi angiotensin Konsekuensi dari keadaan ini adalah
I (AI). AI yang relatif tidak aktif dikonversi aldosterone akan mempengaruhi reseptor dan
olah ACE menjadi angiotensin II (AII). AII molekul signaling pada pembuluh darah
bekerja pada reseptor otot polos vaskular, sehingga menginduksi vasokonstriksi dan
korteks adrenal, jantung, dan SSP untuk berefek langsung terhadap proses remodeling
menimbulkan konstriksi arteri dan venul, pada ventrikel kiri (Pinto, et.al., 1998 ; Badyal
stimulasi sintesis, dan sekresi aldosterone, et.al ., 2003).
stimulasi jantung dan saraf simpatis. Akibatnya terjadi peningkatan resistensi perifer, reabsorbsi natrium dan air, serta peningkatan denyut jantung dan curah jantung yang akhirnya meningkatkan tekanan darah. Hasil penelitian Armenia, dkk., (2007) 100% tikus Goldblatt 2K1C selama ± 4 minggu memperlihatkan peningkatan tekanan darah yaitu 169±24 mmHg. Menurut Badyal, et.al., (2003) tekanan sistol tikus Goldblatt 2K1C selama ±5 minggu adalah 170±9 mmHg.
Studi Perbandingan Model Hewan Coba Hipertensi
Berdasarkan paparan sebelumnya setiap model hipertensi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pelajaran yang paling penting dari perbandingan langsung dari model-model
Gambar 3. Model Eksperimen Goldblatt Hipertensi
hewan adalah meskipun kasus hipertensi
Gambar kanan 2 ginjal satu jepitan menyebabkan
sangat heterogen, namun model hipertensi
peningkatan tekanan darah, kadar renin tinggi dan volume darah normal atau terjadi penurunan, gambar
menunjukkan persamaan pada kerusakan organ.
kiri 1 ginjal 1 jepitan menyebabkan tekanan darah
Semua model pada hewan uji tikus
tinggi, kadar renin normal, dan volume darah tinggi
menunjukkan hipertrofi jantung, dan semua
(Bruno, et.al., 2004)
menunjukkan gangguan relaksasi yang bergantung endotel (isolated organ). Beberapa Secara alami tikus 2K1C sebagian
obat dapat menurunkan tekanan darah tetapi bergantung pada teknik yang digunakan untuk
tidak mencegah kerusakan akhir organ mempersempit arteri ginjal terutama pada
(misalnya hydralazine dalam SHR). Selain itu, ukuran klip dan usia tikus, akibatnya terjadi
tidak semua kelas antihipertensi sama-sama hipertrofi jantung berkisar 25-50%. (Pinto,
efektif dalam semua model tikus hipertensi: et.al ., 1998).
endotelin-reseptor antagonis tidak efektif dalam Armenia, dkk., (2007) telah melakukan
SHR, namun memiliki efek menguntungkan penelitian menggunakan model tikus hipertensi
dalam model DOCA-garam. Kelebihan pada dengan cara menjepit salah satu arteri ginjal
model SHR dan transgenik, kemampuan untuk tikus (tikus hipertensi Goldblatt 2K1C=2
secara khusus memperkenalkan membangun Kidney 1 clip) suatu model yang secara klinis
genetik dan dengan demikian membiakkan identik dengan hipertensi ginjal. Penggunaan
hewan transgenik, juga telah membuka model tikus ini analog dengan keadaan
kemungkinan baru untuk penelitian hipertensi. hipertensi ginjal secara klinis pada manusia.
Kelemahan dari model hipertensi Dengan menggunakan model ini, respon
primer meliputi model stress, SHR, Dahl, dan 205
Nour Athiroh Abdoes Sjakoer*), Nur Permatasari**)
tikus transgenik seringkali hewan coba
PEMBAHASAN
mengalami hipertensi berat dan hewan coba mendadak mati, model tersebut merupakan
Kajian
Deoxycorticosterone Acetate
model hipertensi dengan renin tinggi. Model
(DOCA)-Garam
tikus hipertensi menampilkan berbagai macam Deoxycorticosterone adalah hormon gangguan biokimia, stres mekanik merupakan
steroid yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal tingkat absolut tekanan darah, dan ketika di atas
aktifitas sebagai ambang tertentu akan selalu menyebabkan
yang
memiliki
mineralokortikoid dan bertindak sebagai kerusakan organ (misalnya stroke SHR TGR
prekursor aldosterone. Jalur utama untuk rawan dan homozigot (mRen2). Walaupun SHR
produksi aldosterone yaitu pada zona adalah model yang paling populer, namun
Sebagian besar secara fakta hanya mewakili sebagian kecil dari
glomerulosa adrenal .
deoxycorticosterone sebagai cortexon, 11 beragam etiologi hipertensi.
B Alternatif
deoxycorticosterone,
deoxycortone
disekresikan oleh zona fasculiata dari korteks menggunakan model tikus hipertensi sekunder.
berikutnya
yaitu
adrenal juga mensekresi kortisol. Pemberian Dalam rangka untuk menyelidiki morbiditas
deoxycorticosterone tidak yang terkait dengan hipertensi, sangat relevan
suntikan
menyebabkan ekskresi kalium bila asupan untuk memilih model dengan etiologi dapat
natrium rendah (Don and Lo, 2007). diketahui sampai batas tertentu misalnya
DOCA-garam merupakan salah satu DOCA-garam, 2K1C, sehingga pendekatan
model hipertensi sekunder karena pengaruh yang lebih rasional dapat dilakukan. Aspek
endokrin (hormon). Hormon adalah zat yang penting lainnya adalah bahwa model yang
dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu berbeda dapat dilihat untuk mewakili berbagai
kelenjar atau organ yang mempengaruhi jenis hipertensi. Namun kelemahan pada model
kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar 2K1C tersebut bahwa model 2K1C merupakan
hormon merupakan protein yang terdiri dari model hipertensi renin tinggi. Pada hewan coba
rantai asam amino dengan panjang yang terjadi kerusakan akhir organ sangat tergantung
berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu pada angiotensin II dan sangat peka terhadap
zat lemak yang merupakan derivat dari penghambatan RAAS, menyebabkan hipertensi
kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat berat, dan kematian dini pada hewan coba.
kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat Disamping itu model tersebut relatif
luas. Deoxycorticosterone merupakan salah lama untuk meningkatkan tekanan darah. Pada
satu hormon yang dihasilkan di korteks adrenal model stres terjadi tekanan darah setelah 4
(Blacker, 1992 ; Don and Lo, 2007). bulan, pada SHR terjadi kenaikan darah setelah
Korteks adrenal terletak di kutub atas 5-6 minggu, Dahl 9-12 bulan, 2K1C yaitu 4
kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar minggu, model transgenik setelah 5 bulan.
suprarenalis karena letaknya di atas ginjal. Bentuk yang lebih fatal dari kerusakan akhir
Kadang-kadang juga disebut sebagai kelenjar organ seperti gagal jantung, stroke dan gagal
anak ginjal karena menempel pada ginjal. ginjal, terjadi hanya dalam subset dari tikus
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu hipertensi.
bagian korteks dan bagian medulla. Keduanya Berdasarkan fenomena tersebut, maka
menunjang dalam ketahanan hidup dan model Deoxycorticosterone acetate (DOCA)-
kesejahteraan, namun hanya korteks yang garam lebih visible untuk dijadikan model
esensial untuk kehidupan. Korteks adrenal hipertensi hewan coba. Hal-hal yang
esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan mendukung yaitu: pemaparan DOCA-garam
hormon adrenokortikoid dapat menyebabkan lebih cepat meningkatkan tekanan darah yaitu
kematian. Korteks adrenal mensintesa hormon setelah 1 bulan pemaparan atau pada minggu ke
steroid salah satunya adalah mineralkortikoid
dan deoxycorticosterone ) kerusakan organ yang fatal, pada DOCA-garam
8 terjadi kenaikan tekanan darah, jarang terjadi
(aldosterone
dibentuk pada zona glomerulosa korteks kadar renin rendah. Dengan demikian
adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan berikutnya akan dibahas mekanisme DOCA-
elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium garam pada peningkatan tekanan darah.
dan ekskresi kalium. Aktifitas fisiologi selanjutnya membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung. Defisiensi
mineralkortikoid (penyakit 206
Mekanisme Deoxycorticosterone Acetate (199-213)
El-Hayah Vol. 1, No.4 Maret 2011 Addison’s)
dibawa oleh aliran darah ke ginjal, natrium hyperkalemia, penurunan curah jantung, dan
disaring dan dikembalikan ke aliran darah syok. Kelebihan mineralkortikoid menyebabkan
yang cukup untuk hipertensi dan hypokalemia. Hormon terikat
dalam
jumlah
mempertahankan taraf natrium dalam darah. kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam
Kelebihan Natrium yang jumlahnya mencapai sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan
90-99 % dari yang dikonsumsi, dikeluarkan mempercepat, memperlambat atau merubah
melalui urin. Pengeluaran urin ini diatur oleh fungsi
hormon aldosterone yng dikeluarkan kelenjar mengendalikan fungsi dari organ secara
sel. Pada
akhirnya
hormon
adrenal bila kadar Natrium darah menurun. keseluruhan, mengendalikan volume cairan dan
Aldosterone merangsang ginjal untuk kadar air dan garam di dalam darah
mengasorpsi natrium kembali. Jumlah natrium (Don and Lo, 2007).
dalam urin tinggi bila konsumsi tinggi dan Natrium adalah kation utama dalam
rendah bila konsumsi rendah (Boulanger and cairan ekstraseluler dan hanya sejumlah kecil
Vanhoutte, 1994 ; Marney and Brown, 2007). natrium berada dalam cairan intraseluler.
Garam dapat memperburuk hipertensi Natrium menjaga keseimbangan asam dan basa
pada orang secara genetik sensitif terhadap di dalam tubuh dengan mengimbangi zat-zat
natrium, misalnya orang Afrika-Amerika, yang membentuk asam. Natrium berperan
lansia, dan orang hipertensi atau diabetes. dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.
Asosiasi jantung Amerika menganjurkan setiap Natrium berperan pula dalam absorpsi glukosa
orang untuk membatasi asupan garam tidak dan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui
lebih dari 6 gram per hari. Pada populasi membran.. Kalium merupakan ion bermuatan
dengan asupan natrium lebih dari 6 gram per positif, akan tetapi berbeda dengan ion natrium,
hari, tekanan darahnya meningkat lebih cepat kalium terutama terdapat di dalam sel, sebanyak
dengan meningkatnya usia, serta kejadian 95% kalium berada di dalam cairan
hipertensi lebih sering ditemukan. Hubungan intraselluler. Peranan kalium mempunyai
antara restriksi garam dan pencegahan kemiripan dengan natrium, kalium bersama
hipertensi masih belum jelas. Namun dengan klorida membantu menjaga tekanan
berdasarkan studi epidemiologi diketahui osmotis dan keseimbangan asam basa.
terjadi kenaikan tekanan darah ketika asupan ( Goodman and Gilman’s, 2006).
garam ditambah (Blacker, 1992). Perpindahan air diantara
Kalium merupakan ion utama dalam ekstraseluler dan intraseluler ditentukan oleh
cairan
cairan intraseluler, cara kerja kalium adalah kekuatan osmotik. Osmosis adalah perpindahan
kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang air menembus membran semipermiabel ke arah
banyak akan meningkatkan konsentrasinya di yang mempunyai konsentrasi partikel lebih
dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung rendah. Natrium klorida
menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan ekstraseluler dan kalium dengan zat-zat organik
pada cairan
menurunkan tekanan darah. Sekresi kalium pada cairan intraseluler, adalah zat-zat terlarut
ginjal dikendalikan oleh yang tidak dapat menembus dan sangat
pada nefron
aldosterone . Peningkatan sekresi aldosterone berperan dalam menentukan konsentrasi air
menyebabkan reabsorbsi natrium dan air juga pada kedua sisi membran. Hampir seluruh
ekskresi kalium. Sebaliknya penurunan sekresi natrium yang dikonsumsi (3-7 gram sehari)
aldosterone menyebabkan ekskresi natrium dan diabsorpsi terutama di usus halus (Boulanger
air juga penyimpanan kalium. Rangsangan and Vanhoutte, 1994 ; Marney and Brown,
utama bagi sekresi aldosterone adalah 2007).
penurunan volume sirkulasi efektif atau Mekanisme pengaturan keseimbangan
penurunan kalium serum. Ekskresi kalium juga volume tergantung pada perubahan volume
dipengaruhi oleh keadaan tersebut dan sirkulasi efektif. Volume sirkulasi efektif
keseimbangan asam basa tubuh serta berperan adalah bagian dari volume cairan ekstraseluler
dalam transfusi saraf dan kontraksi otot pada ruang vaskuler yang melakukan perfusi
(Boulanger and Vanhoutte, 1994 ; Marney and aktif pada jaringan. Pada orang sehat volume
Brown, 2007).
cairan ekstraseluler umumnya berubah sesuai dengan sirkulasi efektifnya dan berbanding secara proporsional dengan natrium tubuh total. Natrium diabsorpsi secara aktif setelah itu
Nour Athiroh Abdoes Sjakoer*), Nur Permatasari**)
Mekanisme Deoxycorticosterone Acetate
pembentukan aldosterone oleh kelenjar adrenal
(DOCA)-Garam terhadap
Peningkatan
(Boulanger and Vanhoutte, 1994 ; Marney and
Tekanan Darah
Brown, 2007).
Model endokrin hipertensi diinduksi Aldosterone merupakan oleh mineralokortikoid (Deoxycorticosterone
mineralokortikoid kuat yang mendukung retensi Acetate) .
natrium dan peningkatan tekanan arteri. meningkatkan reabsorpsi ion Na + serta ekskresi Terlepas dari kerjanya dalam meregulasi
Mineralokortikoid
dapat
ion K + serta H di tubulus distal pada tekanan darah, aldosterone juga memiliki peran hiperkortisisme. (Blacker, 1992).
dalam terjadinya hipertrofi jantung. Dalam Selye et.al. dalam Badyal, et.al., (2003)
miokardium, aldosterone bekerja melalui adalah orang yang pertama kali membuktikan
reseptor mineralokortikoid untuk meningkatkan bahwa Deoxycorticosterone Acetate (DOCA)
deposisi matriks ekstraselular dan kolagen. menghasilkan hipertensi pada hewan uji tikus.
Adapun menurut Gharbawy, et.al., (2001) pada DOCA
model binatang coba, konsentrasi aldosterone menyebabkan retensi natrium dan air dalam
termasuk
mineralokortikoid
tinggi dalam sirkulasi menstimulasi terjadinya tubuh sampai terjadi diuresis dan peningkatan
fibrosis pada miokardium, sehingga terjadi tekanan pada ginjal. Pemaparan DOCA-garam
hipertrofi ventrikel kiri.
menghasilkan hipertensi pada tikus (Badyal, et.al ., 2003). Ada peningkatan reabsorbsi DOCA-diinduksi garam dan air menyebabkan volume darah meningkat dengan demikian terjadi peningkatan tekanan darah. Reabsorpsi natrium dapat menyebabkan peningkatan reabsorpsi air dan peningkatan tekanan darah. Ada peningkatan vasopresin menyebabkan retensi air dan vasokonstriksi. Aktifitas RAAS menyebabkan peningkatan aktivitas simpatis.
Deoxycorticosterone salah
satu
mineralkortikoid secara kualitatif mempunyai kemiripan dengan aldosterone, serta merupakan hormon steroid yang berperan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan
Gambar 4. Mekanisme ACE Inhibition
ekstraseluler, aldosterone akan mengurangi
1. Renin dihasilkan oleh ginjal sebagai respon mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya
ekskresi NaCl (garam)
dengan
cara
terhadap adanya katekolamin, penurunan konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali
kadar natrium plasma, dan penurunan aliran dengan cara meningkatkan volume cairan
darah ginjal
2. Renin selanjutnya mengubah meningkatkan volume dan tekanan darah (Don
ekstraseluler yang pada gilirannya akan
angiotensin ogen menjadi angiotensin I, yang and Lo, 2007).
merupakan dekapeptida yang tidak aktif Aldosterone
I diubah menjadi angiotensin II merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi
3. Angiotensin
aldosterone isme
oleh ACE (Angiotensin-Converting Enzyme) kadar natrium, kalium, bikarbonat dan klorida
II berefek vasokonstriktor kuat, dalam darah, yang menyebabkan tekanan darah
4. Angiotensin
meningkatkan aktivitas sistim saraf simpatis, tinggi. Aldosterone adalah hormon yang
merangsang produksi aldosterone Dengan dihasilkan dan dilepaskan oleh kelenjar adrenal,
adanya angiotensin II sekresi aldosterone memberikan sinyal kepada ginjal untuk
meningkat menyebabkan retensi garam membuang lebih sedikit natrium dan lebih
natrium dan air. Keadaan ini akan banyak kalium. Pembentukan aldosterone
meningkatkan tekanan darah (Boulanger, sebagian diatur oleh kortikotropin pada hipofisa
and Vanhoutte. 1994 dan Marney and dan sebagian lagi oleh mekanisme kontrol pada
Brown 2007) (Lakhanpal and Rai, 2008) ginjal (sistem renin-angiotensin-aldosterone).
Renin adalah enzim yang dihasilkan di dalam Aldosterone memiliki peran penting ginjal dan bertugas mengendalikan pengaktifan
dalam patogenesis penyakit kardiovaskular. hormon
Secara historis angiotensin II diketahui sebagai 208
angiotensin , yang
merangsang
Mekanisme Deoxycorticosterone Acetate (199-213)
El-Hayah Vol. 1, No.4 Maret 2011
faktor utama menyebabkan kerusakan jaringan. ekskresi natrium, sehingga dapat menurunkan Kajian studi yang dilakukan terhadap senyawa
volume darah dan tekanan darah. Kalium ACE inhibitor dan Angiotensin II Receptor
merupakan bagian esensial semua sel hidup, Blocker (ARB) dapat mencegah efek Ang II
sehingga banyak terdapat dalam bahan terhadap organ target (termasuk sistem
makanan. Pengeluaran air dalam tubuh diatur kardiovaskular). Aldosterone memiliki peran
oleh ginjal dan otak. Hipotalamus mengatur independen terhadap perkembangan kerusakan
kosentrasi garam di dalam darah, dengan jaringan kardiovaskular (Rocha, et.al., 2000).
merangsang kelenjar pituitari mengeluarkan Pada studi lain diketahui bahwa
hormon antidiuretika (ADH). ADH dikeluarkan konsentrasi aldosterone berkorelasi dengan
bila volume darah atau tekanan darah terlalu tingkat
rendah. ADH merangsang ginjal untuk penderita-penderita dengan kondisi hipertrofi
menahan atau menyerap kembali air dan ventrikel kiri, memberikan bukti yang pasti
mengeluarkannya kembali ke dalam tubuh mengenai efek merugikan dari aldosterone dan
(Boulanger and Vanhoutte, 1994 ; Marney and aktivasi reseptor mineralokortikoid. Keadaan
Brown, 2007).
hipertrofi ventrikel kiri ini berhubungan dengan Apabila terlalu banyak air keluar dari peningkatan tingkat morbiditas dan mortalitas
tubuh, volume darah dan tekanan darah akan penderita dengan kondisi hipertensi esensial.
turun. Sel-sel ginjal akan mengeluarkan enzim Pada manusia, peningkatan konsentrasi plasma
renin . Renin mengaktifkan protein di dalam aldosterone berhubungan dengan disfungsi
darah yang disebut angiotensinogen ke dalam endotel, infark miokard, hipertrofi ventrikel kiri
bentuk aktifnya angiotensin. Angiotensin akan dan
diameter pembuluh darah Aldosterone dapat menginduksi stres oksidatif
kematian (Brown,
et.al. , 2005).
mengecilkan
sehingga tekanan darah naik. Disamping itu dalam sel-sel arterial secara umum dan pada
angiotensin mengatur ginjal untuk menahan makrofag secara khusus. Hal ini mungkin dapat
natrium dan air. Akibatnya, bila dibutuhkan menghubungkan keterlibatan aldosterone dalam
lebih banyak air, akan lebih sedikit air yang penyakit kardiovaskular (Keidar, et.al., 2004).
dikeluarkan dari tubuh dan tekanan darah akan Studi lain pada binatang coba
naik kembali (Boulanger and Vanhoutte, 1994 ; menunjukkan kemampuan aldosterone dalam
Marney and Brown, 2007). menstimulasi matriks metaloproteinase (MMP) dan reactive oxygen species (ROS) pada kardiomiosit ventrikel tikus dewasa. Aktivitas MMP diduga diinduksi oleh aldosterone melalui aktivasi reseptor mineralokortikoid, protein kinase C (PKC), dan ROS dalam responnya terhadap stimulasi aldosterone (Rude, et.al., 2005).
Berbagai studi pada model binatang coba dan pada penderita dengan gagal jantung kongestif atau hipertensi menunjukkan bahwa aldosterone menginduksi stres oksidatif. Pada jantung dan ginjal, aldosterone menstimulasi stres oksidatif dan meningkatkan ekspresi penanda inflamasi yang mengarah kepada fibrosis. Sampai dengan saat ini, tidak banyak penelitian klinis yang mengungkap mekanisme
yang mendasari hubungan antara aldosterone
Gambar 5. Komponen dari Sistem Renin-
dengan stres oksidatif, respon inflamasi, dan
Angiotensin -Aldosterone
remodeling matriks terhadap massa ventrikel kiri pada penderita hipertensi (Brown, et.al.,
terganggu akan 2005; Rude, et.al., 2005)
Ginjal
yang
mensekresikan renin suatu enzim yang bekerja Ginjal adalah regulator utama kalium di
angiotensinogen untuk dalam tubuh, menjaga kadarnya tetap di dalam
pada
protein
melepaskan angiotensin I oleh enzim ACE di darah dengan mengontrol eksresinya. Kadar
menjadi angiotensin II. kalium yang tinggi dapat meningkatkan
endotel paru
Angiotensin
II di darah akan meningkatkan 209
Nour Athiroh Abdoes Sjakoer*), Nur Permatasari**)
tekanan darah, angiotensin pada kelenjar karena rentan terhadap hipertensi yang adrenal melepaskan hormone aldosterone
DOCA-garam. Untuk terjadi reabsorbsi natrium dan air serta
diinduksi
oleh
menghasilkan hipertensi, tikus dengan berat meningkatkan volume dan tekanan darah.
sekitar 100 gram dipelihara dan diberi diet Angiotensin
II di otak akan meningkatkan AVP natrium klorida 2% sebagai pengganti di ginjal terjadi reabsorbsi air (Ganong, 2002)
minumnya. Setelah tikus mencapai berat sekitar 250 g, diberi DOCA yang dilarutkan dalam
Konsumsi natrium yang berlebih minyak biji wijen dengan dosis10 mg/kg, dua menyebabkan konsentrasi natrium di dalam
kali seminggu selama 43 hari (Badyal, et.al., cairan
menormalkannya, cairan intraselular ditarik Nguyen, et.al., (1992) meneliti tentang keluar, sehingga volume cairan ekstraselular
respon reseptor endothelin 1 vaskular terhadap meningkat sehingga meningkatkan volume
DOCA-garam hipertensi. Penurunan densitas darah. Konsumsi garam dalam jumlah yang
reseptor endothelin-1 pada tikus hipertensi tinggi dapat mengecilkan diameter arteri,
DOCA-garam menyebabkan penurunan aktivasi sehingga jantung harus memompa lebih keras
akibatnya mengurangi lagi untuk mendorong volume darah yang
fosfolipase C,
disebabkan oleh meningkat melalui ruang yang semakin sempit
vasokonstriksi
yang
endothelin -1. Hal tersebut karena menurunnya mengakibatkan terjadinya hipertensi. Asupan
efek vasokonstriktor endothelin-1 (kondisi kalium yang meningkat akan menurunkan
tanpa endotel). Aorta dan arteri mesenterika tekanan darah sistolik dan diastolik. Cara kerja
tanpa endotel secara nyata menurunkan kadar kalium adalah kebalikan dari natrium.
endothelin -1. Endothelin-1 membran arteri Konsumsi kalium
lebih rendah pada hipertensi DOCA-garam meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan
yang banyak akan