LAPORAN PKL PADA PT ANGKASA PURA II PERS

LAPORAN PKL PADA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR
UDARA POLONIA MEDAN

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan
Sesuai dengan tujuan pendidikan Politeknik Negeri Medan, yaitu mengembangkan
sumber daya manusia yang profesional untuk pembentukan kompetisi dalam
menangani segala pekerjaan dalam bidangnya dapat menjawab tantangan ini, sehingga
diharapkan bahwa para tamatan Politeknik dapat bekerja seperti yang diharapkan yakni
mampu menagani segala tugas yang diemban dengan siap pakai dibidang keteknikan
maupun ketataniagaan. Maka pihak Politeknik Negeri Medan, khususnya pada Program
Diploma Tiga (D3) mengusahakan agar para mahasiswa mempunyai keterampilan dan
persiapan untuk memasuki dunia kerja.
Untuk memperkenalkan dunia kerja ini kepada mahasiswa, maka sangat
diperlukan adanya Praktik Kerja Lapangan. Mahasiswa langsung dihadapkan dengan
masalah yang sebenarnya di dalam dunia kerja. Politeknik Negeri Medan khususnya
pada

Program


Administrasi

Bisnis

mewajibkan

seluruh

mahasiswanya

untuk

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada akhir semester V. Selama
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di sebuah perusahaan atau di instansi

pemerintah, maka pihak perusahaan atau instansi pemerintah akan memberikan
bimbingan dan penjelasan kepada mahasiswa mengenai kegiatan atau pekerjaan yang
ada dalam perusahaan atau instansi tersebut.
Pada kesempatan ini mahasiswa/mahasiswi dapat membandingkan antara teori

yang di bangku perkuliaan dengan praktik yang ada di perusahaan atau instansi
pemerintah. Mahasiswa diharapkan untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
pada waktu kuliah dengan maksud untuk meningkatkan keahlian dan pengalaman serta
mendapat gambaran tentang dunia kerja yang sebelumnya didapat oleh mahasiswa.
1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Adapun tujuan dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut:
1. Memperkenalkan dunia pekerjaan yang sebenarnya kepada mahasiswa/i agar
dapat mempersiapkan diri dalam memasuki dunia usaha nantinya.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa/i untuk dapat menerapkan dan
membandingkan teori-teori yang selama ini diperoleh dibangku perkuliahan
dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, serta dapat melatih mahasiswa/i agar
kelak dapat menjadi manusia yang berkualitas serta berguana bagi pihak-pihak
yang membutuhkan.
3. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta keterampilan mahasiswa/i
dengan cara mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya di bangku perkuliahan ke
dalam pekerjaan.

4. Memperoleh pengalaman selakyaknya seorang karyawan perusahaan yang
diharapkan dapat menyesuaikan diri pada saat terjun ke dunia kerja.
5. Meningkatkan kemampuan mahasiswa/i dalam mengatasi suatu masalah.

1.3 Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan
Dalam penulisan Lapran Praktik Kerja Lapangan ini materi yang dibahas dibagi
kedalam beberapa sub bab, hal ini dimaksudkan agar penulisan Laporan ini lebih
sistematis.
Pada Prinsipnya, sistematika penulisan laporan ini telah ditetapkan sebelumnya
oleh pihak Politeknik Negeri Medan, yaitu melalui jurusan Administrasi Bisnis, sehingga
mahasiswa/i mempunyai pedoman untuk dapat mengarahkan penulisannya.
Adapun sistematika penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah:
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang diadakannya Praktik
Kerja Lapangan, tujuan yang ingin dicapai dan sistematika penulisan laporan Praktik
Kerja Lapangan.
BAB 2 PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang informasi singkat mengenai tempat
Praktik

Kerja

Lapangan,


sejarah

berdirinya

perusahaan,

makna

logo

perusahaan,struktur organisasi perusahaan dan bidang kegiatan perusahaan. Sub bab

lain menjabarkan mengenai pengalaman selama Praktik Kerja Lapangan serta
hambatan-hambatan yang dialami selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
BAB 3 PENUTUP
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang simpulan dan saran-saran dalam
menyusun laporan dan selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

BAB 2
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

2.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan
PT (Persero) Angkasa Pura I berawal dari dibentuknya Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1962 tanggal 15 November
1962 dengan nama Perusahaan Negara Angkasa Pura “Kemayoran” dan merupakan
Perusahaan Negara pertama di Indonesia yang dibentuk oleh Pemerintah sebagai
proyek percobaan dalam pengurusan dan pengusahaan Bandar Udara Kemayoran.
PT (Persero) Angkasa Pura I mempunyai hubungan yang erat dengan sejarah
Bandar Udara Kemayoran Jakarta, yang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda
tahun 1934. Dalam keadaan yang sangat sederhana, Kemayoran mengalami masamasa pergantian penguasaan sampai dengan awal Perang Dunia II tahun 1942, Bandar
Udara Kemayoran dikuasai oleh Belanda yang diambil alih oleh Jepang tahun 1945.

Sejak Jepang menyerah kepada Sekutu tahun 1945 Belanda menguasai kembali
Kemayoran hingga tahun 1949, terutama bagi kepentingan militernya. Tahun 1950
Direktorat Penerbangan Sipil mengambil alih penguasaan Bandar Udara Kemayoran
hingga pengalihannya kepada Perusahaan Negara Angkasa Pura “Kemayoran” tahun
1964.
Setelah realisasi dan aktifitas kerja dan melalui masa transisi selama dua tahun
sejak berdirinya Perusahaan Negara Angkasa Pura “Kemayoran” barulah terlaksana
sebagai hari lahirnya PT (Persero) Angkasa Pura II.
Selanjutnya Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 21 tanggal 17

Mei 1965 tentang menambah dan mengubah beberapa pasal dari peraturan
Pemerintah No. 33 tahun 1962, antara lain:
1. Merubah nama Perusahaan Negara Angkasa Pura “Kemayoran” menjadi
Perusahaan Angkasa Pura.
2. Kantor pusat berkedudukan di Jakarta dan mempunyai cabang di daerah.
3. Perusahaan menguasai Bandar Udara Internasional dan Bandar Udara di daerah
dalam arti kata yang seluas-luasnya yang ditetapkan oleh Menteri.
4. Penambahan anggota Direksi menjadi empat orang, satu orang Direktur Utama dan
tiga orang Direktur yang mengepalai tiga Direktorat Operasi.
Pada tahun 1974, Pemerintah melalui surat keputusan Menteri Perhubungan No.
Km-2/4/PHB-74, melimpahkan pengelolaan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma

mulai tanggal 10 Januari 1974, yang sebelumnya merupakan sebagian dari Pangkalan
Udara Halim Perdana Kusuma, yang diserahkan oleh Departemen Keamanan kepada
Departemen Perhubungan untuk dibangun sebagai bandar Udara Sipil, berdasarkan
keputusan bersama Menteri Pertahanan Keamanan Panglima Angkatan Bersenjata
dengan Menteri Perhubungan No. KEP/B/25/IV/71 dan SK/124/S/1071.
Berdasarkan Undang-Undang No. 9 tahun 1969 pasal 2 ayat 2 tentang
Perusahaan Umum maka pemerintah mengubah Perusahaan Negara Angkasa Pura
menjadi Perusahaan Umum dengan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1974 yang

selanjutnya disebut Perusahaan Umum Angkasa Pura.
Kemudian pada awal tahun 1993 yaitu pada tanggal 3 Januari 1993 Perusahaan
Umum Angkasa Pura I berubah menjadi PT (Persero) Angkasa Pura I. Keberadaan PT
(Persero) Angkasa Pura I tersebut didasarkan dengan adanya Perturan Pemerintah No.
5 tahun 1992 yang mengubah Perum Angkasa I menjadi PT (Persero) Angkasa Pura I
dan atas Akte Notaris Pendirian PT (Persero) Angkasa Pura I No. 1 tahun 1993.
Berdasarkan surat Menteri Keuangan No. S-33/MK/1994 tanggal 22 Januari 1994
PT (Persero) Angkasa Pura I mengalihkan pengelolaan Bandar Udara Polonia Medan
dari PT (Persero) Angkasa Pura I kepada PT (Persero) Angkasa Pura II penyerahan
tersebut meliputi:
1. Penguasaan Bandar Udara Polonia Medan sesuai dengan tugas dan fungsi Bandar
Udara dalam lingkungan perusahaan Perseroan Terbatas.

2. Pemilikan seluruh kekayaan PT (Persero) Angkasa Pura I yang berupa aktiva tetap
dan barang-barang persediaan Bandar Udara Polonia Medan.
3. Pembinaan para karyawan yang ditugaskan pada Bandar Udara Polonia.
4. Semua hutang piutang dan pendapatan yang diperoleh serta biaya yang
dikeluarkan untuk pengoperasian Bandar Udara Polonia Medan setelah tanggal 31
Desember 1993.
Pelaksanaan serah terima tersebut adalah pada tanggal 24 Maret 1994 di Jakarta.

Dengan demikian terhitung tanggal 1 Januari 1994, secara resmi Bandar Udara Polonia
berada di bawah jajaran PT (Persero) Angkasa Pura II.
PT (Persero) Angkasa Pura II mengelola Bandar Udara yang meliputi:
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta
Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta
Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang
Bandar Udara Supadio, Pontianak
Bandar Udara Polonia, Medan
Bandar Udara Simpang Tiga, Pekan Baru
Bandar Udara Tabing, Padang

Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung
Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh
Pada awalnya Bandar udara Polonia dibangun pada tahun 1872 oleh Baron
Michalsky, seorang bangsa Polandia yang mendapat konsesi dari Pemerintah Hindia
Belanda untuk membuka perkebunan tembakau di Sumatera Timur di daerah Medan.
Kemudian dia menamakan daerah/wilayah konsesinya itu dengan nama “Polonia”.
Tahun 1936, lapangan terbang Polonia untuk pertama kalinya mengadakan perbaikan
dengan nomor/arah landasan pada saat itu adalah 10-28, dan panjangnya 600 M. Pada
tahun 1948, sesudah pada masa kemerdekaan Negara Republik Indonesia, kembali

dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda setelah dikuasai oleh sekutu Jepang dari
tahun 1946. Kemudian diadakan pembangunan berupa perpanjangan landasan menjadi
1000 M. Pada tahun 1949, pemerintah Hindia Belanda kembali memperpanjang
landasan pacu menjadi 1200 M. Pada tahun 1950, Bandar Udara Polonia dikelola oleh
AURI dan landasan pacu kembali diperpanjang menjadi 1800 M dengan lebar 45 M.
Tahun 1980, Berdasarkan KM.50/OT/Phb-76 tanggal 8 Maret 1978, Pelabuhan
Udara Polonia Medan dibagi menjadi dua instansi, yakni Pelabuhan Udara Polonia dan
Sentra Operasi Keselamatan Penerbangan (SENOPEN) Medan. Pada tahun ini
Pelabuhan Udara mendapat proyek perpanjangan landasan dengan system “Cakar
Ayam” sepanjang 445 meter. Dengan demikian panjang Landasan Bandar Udara
Polonia Medan menjadi 2900 meter. Tahun 1982 sampai sekarang, pengolahan
Pelabuhan Udara Polonia dipisahkan menjadi dua instansi, yaitu Daerah Kekuasaan
yang dikuasai oleh TNI-AU dan Daerah Pengelolaan yang dikelola oleh Direktorat

Jendral Perhubungan Udara. Tahun 1986, Pemerintah mengganti nama “Pelabuhan
Udara” menjadi “Bandar Udara”. Pada tahun 1994, berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-33/MK.016/1994 tanggal 22 Januari 1994
PT (Persero) Angkasa Pura-I menyerahkan pengoperasian dan pemilikan Bandar
Udara Polonia Medan kepada PT (Persero) Angkasa Pura II.
Tahun 1995, Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Departemen

Perhubungan Republik Indonesia, sedang merancang pemindahan Bandar Udara
Polonia Medan ke lokasi baru. Daerah dimaksud adalah daerah Kuala Namu Lubuk
Pakam Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.
2.2 Makna Logo Perusahaan
Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai logo masing-masing. Logo ini
dibuat dengan tujuan untuk menggambarkan lambang dari suatu perusahaan atau ciri
khusus perusahaan tersebut. Oleh sebab itu antara satu perusahaan dengan
perusahaan lain tidak ada yang sama. Logo dari suatu perusahaan ada yang
mempunyai arti atau makna tersendiri.
Demikian juga dengan PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia
Medan mempunyai logo. Logo ini mempunyai makna tertentu dilihat dari bentuk dan
warnanya.
Berdasarkan keputusan bersama Direksi Perusahaan Umum Angkasa Pura I dan
Direksi Perusahaan Umum Angkasa Pura II No. KEP 352.A/5010.1/PAP II-89, tentang

lambang dan logo Perusahaan Umum Angkasa Pura I dan Perusahaan Umum Angkasa
Pura II yang menyatakan bahwa:
Logo terdiri dari huruf “A” dan huruf “P” dalam gerakan dinamis serta strip dua di
bawah huruf “P” yang mempunyai arti sebagai berikut:
1. Unsur Logo terdiri dari:

a. Huruf “A” merupakan singkatan dari kata Angkasa.
b. Huruf “P” merupakan singkatan dari kata Pura.
c. Strip 2 (dua) sebagai pembeda antara Perum Angkasa Pura I dengan Perum
Angkasa Pura II.
d. Bentuk huruf “A” dan “P” serta garis-garis pada kaki huruf ”A” mengambarkan
kedinamisan dalam pengelolaan perusahaan.
2. Warna Logo terdiri dari:
a. Warna “Jingga” melambangkan warna yang sering digunakan Bandar Udara.
b. Warna “Biru” melambangkan keudaraan yang berarti kedamaian.
Makna logo secara keseluruhan adalah menggambarkan ciri khas dan
kedinamisan pengelolaan perusahaan.
Untuk lebih jelasnya logo PT (Persero) Angkasa Pura II dapat dilihat pada gambar
berikut ini:

2.3 Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan PT (Persero) Angkasa Pura II
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi, karena dengan demikian tugas
dan wewenang dari masing-masing fungsi menjadi jelas. Demikian juga dengan PT
(Persero) Angksa Pura II memiliki struktur organisasi garis dan staf dengan susunan
tugas serta wewenang yang berbeda.
Struktur organisasi PT (Persero) Angkasa Pura II dalam manajemennya menganut
sistem garis dan staff. Dimana dalam melaksanakan tugasnya Kepala Cabang dibantu
oleh Divisi Pelayanan Lalu Lintas Udara, Divisi Pelayanan Operasional Bandara, Divisi
Teknik Peralatan dan Umum, Divisi Teknik Elektronika dan Divisi Administrasi dan
Komersial. Struktur organisasi PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia
Medan dapat dilihat pada Lampiran 1
Susunan organisasi PT (Persero) Angkasa Pura II sesuai dengan keputusan
Direksi PT (Persero) Angkasa Pura II No. KEP. 58/OM.00/1993 dan keputusan Direksi

PT (Persero) Angkasa Pura II No. KEP.150/OM.00/AP-II/1994 tanggal 5 April 1994
yang kemudian diganti dengan keputusan Direksi PT (Persero) Angkasa Pura II No.
KEP 471/OM.00/1998-AP II tanggal 4 September 1998 tentang pemberlakuan
organisasi, peraturan, sistem dan prosedur pada kantor cabang PT (Persero) Angkasa
Pura II Bandar Udara Polonia terdiri dari:
1. Kepala Cabang
Kepala Cabang PT (Persero) Angkasa Pura II mempunyai tugas-tugas antara lain:
a. Menyiapkan sarana, prasarana dan pelaksanaan kegiatan serta pengendalian jasa
ke Bandar Udara serta keselamatan penerbangan sesuai dengan pedoman dan
kebijakan yang digariskan Direksi.
b. Mengelola, mengendalikan, melayani jasa ke Bandar Udara serta keselamatan
penerbangan sesuai dengan pedoman dan kebijaksanaan yang digariskan Direksi.
c. Membina, mengembangkan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia.
d. Menyediakan, mengelola kegiatan usaha lain yang berhubungan dengan usaha
jasa ke Bandar Udara.
2. Manager Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara (LLU)
Manager Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara (LLU) ini di dalam perusahaan
memiliki tugas untuk :

a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pelayanan aerodrome dan approach
control/terminal control area.
b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan area control.
c.

Menyiapkan

serta

melaksanakan

kegiatan

pelayanan

bantuan

operasi

penerbangan/aerounotika.
Sedangkan fungsi dari Manager ini sesuai dengan tugas yang ditetapkan oleh
perusahaan. Untuk melaksanakan tugasnya dan fungsi tersebut. Manager Pelayanan
Operasi Lalu Lintas Udara (LLU) dibantu oleh beberapa Junior Manager yaitu :
1. Junior Manager pelayanan aerodrome dan approach Control/Terminal Area (ADCAPP/TMA),

mempunyai

tugas

melaksanakan

kegiatan

pengendalian

dan

pengawasan Operasi Lalu lintas Udara di Bandar Udara Plonia Medan dan wilayah
udara Terminal Control Area, di wilayah udara pendekatan termasuk Control Zone.
2. Junior Manager pelayanan Area Control (ACC), mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan pelayanan pengendalian dan pengawasan operasi keselamatan lalu
lintas udara di wilayah yang menjadi tanggung jawab.
3.

Junior

Manager

Aeronautika

pelayanan

(BOP/RANGTIKA),

bantuan

Operasi

mempunyai

Penerbangan/Penerbangan

tugas

melaksanakan

kegiatan

pengiriman dan penerimaan berita-berita penerbangan melalui hubungan antara
stasiun

komunikasi

penerbangan

serta

melakukan

kegiatan

pengumpulan, penyampaian dan penyebaran informasi aeronautika.

pengelolaan,

3. Manager Pelayanan Operasi Bandar Udara
Manager Pelayanan Operasi Udara mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan dan melakukan kegitan pelayanan Bandar Udara.
b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pertolongan kecelakaan Penerbangan
dan pemadam kebakaran.
c. Menyiapkan dan melaksanakan pengamanan Bandar Udara.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Manager Pelayanan Bandar Udara
mempunyai fungsi penyiapan dan pelaksanaan operasi sesuai dengan tugas yang
dimiliki. Dalam pelaksanaan dan fungsi Manager Pelayanan Operasi Bandar Udara ini
dibantu oleh beberapa Junior Manager yang bertanggung jawab kepadanya, yaitu :
1. Junior Manager Pelayanan Bandar Udara, mempunyai tugas melaksanakan
pengaturan pelayanan di sisi udara (airside), pengaturan pelayanan di terminal
dan fasilitasnya, sisi darat (landside), pelayanan penerangan dan komunikasi
umum yang berhubungan dengan penerbangan dan pariwisata untuk pemakai
jasa Bandar Udara.
2. Junior Manager pertolongan kecelakaan penerbangan dan kebakaran (PKP-PK),
mempunyai tugas melaksanakan pemberian pertolongan kecelakaan penerbangan
dan pemadam kebakaran serta penanggulangan keadaan gawat darurat medik di
lingkungan kerja Bandar Udara dan sekitarnya.

3. Junior Manager Pengamanan Bandar Udara, mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan pengamanan kerja Bandar Udara.
4. Manager Teknik Umum dan Peralatan
Manager Teknik Umum dan Peralatan mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan
fasilitas bangunan.
b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan
pelaporan fasilitas teknik, mekanikal dan peralatan.
c. Membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik umum dan peralatan sesuai
dengan pelimpahan kewenangan yang diberikan direksi.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Manager Teknik Umum dan Peralatan
mempunyai fungsi penyiapan dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas yang
menjadi wewenang dan tanggung jawab. Dalam pelasanaan tugas fungsinya Manager
Teknik Umum dan Peralatan dibantu oleh 3 Junior Manager, yaitu :
1. Junior Manager Teknik Bangunan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pengoperasian,

pemeliharaan

dan

pelaporan

fasilitas

bangunan

terminal,

bangunan umum.
2. Junior Manager Teknik Landasan dan Tata Lingkungan, mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas
landasan dan lingkungan Bandar Udara.

Junior Manager Teknik Mekanikal dan Peralatan, mempunyai tugas melaksanakan
kegiata pengoperasian, pemeliharaan dan pelaoran fasilitas mekanikal dan
peralatan.
5. Manager Teknik Elektronika dan Listrik
Manager Elektronika dan Listrik mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan
fasilitas teknik elektronika.
b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan
pelaporan fasilitas navigasi udara dan radar.
c. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan
pelaporan fasilitas teknik listrik.
d. Membantu melaksanakan pembangunan fasilitas teknik elektro dan listrik sesuai
pelimpahan kewenangan yang diberikan direksi.
Untuk melaksanakan fungsi dan tujuannya Manager Teknik Elektronika Listrik
dibantu oleh beberapa Junior Manager, yaitu :
1. Junior Manager Telekomunikasi dan Teknik Elektronika Bandara, mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas
telekomunikasi penerbangan, elektronika Bandar Udara dan Komputer.

2. Junior Manager Teknik Navigasi Udara

dan Radar, mempunyai

tugas

melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas
navigasi udara dan radar.
3. Junior Manager Teknik Listrik, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas listrik.
6. Manager Administrasi dan Komersial
Manager Administrasi dan Komersial mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoahan usaha komersial.
b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengolahan keuangan.
c. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan akuntasi.
d. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengelolaan perlengkapan.
e. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian, ketata usaha
dan umum.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsnya, Manager Administrasi dan komersial
dibantu olhe beberapa Junior Manager, yaitu :
1. Junior Manager Komersial, mempunyai tugas menyiapkan pengembangan dan
melaksanakan kegiatan komersial yang meliputi pengumpulan data produksi,
perhitungan dan pembuatan surat tagihan untuk jasa-jasa aeronautika dan jasa

non auronautika maupun usaha-usaha lain yang mempunyai hubungan dengan
usaha-usaha jasa ke Bandar udaraan.
2. Junior Manager keuangan, mempunyai tugas melaksanakan administrasi keuangan
dan anggaran.
3. Junior Manager Akuntansi, mempunyai tugas kegiatan akuntansi.
4. Junior Manager perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pengadaan, pergudangan dan administrasi perlengkapan.
5. Junior Manager Kepegawaian dan Umum, mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan adminstrasi kepegawaian, kesejahteraan dan pelayanan kesehatan
pegawai,

kegiatan

ketatausahaan,

kerumahtanggaan,

keprotokoleran,

penyelenggaraan informatika managerial dan pengolahan data pelaporan serta
penyiapan ikatan kerja.
7. Airport Duty Manager (Kelompok Tugas Operasi)
Airport Duty Manager yang terdiri sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang, setingkat
Manager yang merupakan pelaksanaan non structural dalam menanggulangi
permasalahan operasional tingkat pertama di Bandara Udara, bertugas bergantian
mengkoordinir kegiatan tersebut. Dalam melaksanakan tugas Airport Duty Manager
bertanggung jawab kepada General Manager.
8. Fasilitas Pendukung di Setiap Bidang Perusahaan

Pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan, terdapat
fasilitas

pendukung

dalam

melaksanakan

kegiatan

pekerjaannya

yang

dapat

memberikan kelancaran dan kenyamanan dalam melakukan seluruh pekerjaan. Agar
pekerjaan yang dilakukan dapat lebih terorganisasi serta lebih mudah untuk dikerjakan
dengan baik dan efisien, fasilitas yang disediakan oleh PT. (Persero) Angkasa Pura II di
antaranya adalah kamar mandi, AC, ruangan, telepon, televisi, kendaraan, peralatan
yang berhubungan, koperasi, kantin, mesin, foto copy, dan poliklinik atau askes bagi
karyawan, serta beberapa fasilitas pendukung lainnya.
2.4 Pengalaman Selama Praktik Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 3 minggu, dari tanggal 22 Februari s/
d 20 Maret 2010, dikantor PT (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan pada Dinas
Komersial.
Hari pertama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan diawali dengan acara
pembukan di kantor Dinas Kepegawaian PT (Persero) Angkasa Pura II, yaitu berupa
pengarahan tentang tata cara pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan serta peraturanperaturan yang berlaku di PT (Persero) Angkasa Pura II oleh Koordinator Praktik Kerja
Lapangan.
Dari 12 orang peserta Praktik Kerja Lapangan tersebut dibagi menjadi beberapa
kelompok. Kelompok tersebut ditempatkan di kantor-kantor divisi dan kantor-kantor
dinas yang ada di PT (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan.

Pada kesempatan ini penulis ditempatkan di Dinas Komersial. Berikut ini penulis
akan menguraikan pengalaman-pengalaman penulis selama melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan.
2.4.1 Memproses Data Arrival and Departure Sheet PJP4U dan PJP2U
Data Arrival dan Departure Sheet PJP4U (Pelayanan Jasa Pendaratan,
Penempatan, dan Penyimpanan Pesawat Udara) dan PJP2U (Pelayanan Jasa
Penumpang Pesawat Udara) merupakan data yang diperoleh dari ruangan Aerodrome
Control Tower dimana pada ruangan inilah tempat untuk memantau dan mencatat
semua pesawat yang berangkat mupun mendarat pada Bandar Udara Polonia Medan
kemudian data tersebut diproses oleh dinas ADC-APP/TMA dan Dinas Komersial.
Kegiatan awal dalam memproses Data Arrival and Departure Sheet PJP4U dan PJP2U
pada dinas komersial yaitu mengambil data Arrival and Departure Sheet (Lampiran 2)
dari ruangan Aerodrome Control Tower tiap harinya kemudian data diinput dan diproses
kedalam komputer pada Billing System sebagai data lampiran/data dukung tagihan
PJP4U dan PJP2 Domestik dan Internasional. Dan apabila data dari Ruangan Control
Tower tidak ada atau terjadi kerusakan pada penyimpanan data Arrival and Departure
Sheet maka akan dilakukan penginputan data ke Komputer secara manual yaitu diambil
dari Data Strip Marking yang diperoleh dari Dinas APP/Lalu Lintas Udara.
2.4.2 Mencatat Registrasi Pesawat
Pencatatan registrasi pesawat ini dilakukan tiap harinya yang bertujuan untuk
mengecek data yang telah diinput ke komputer dengan menggunakan Billing System

apakah sesuai dengan data yang diperoleh dari dinas APP/Lalu Lintas Udara tiap
harinya. Adapun yang dlihat sebagai bahan perbandingan ialah kode registrasi pesawat
khususnya pada Garuda Airlines, Lion Airlines, Batavia Airlines yaitu pesawat yang
lebih diminati oleh masyarakat.
2.4.3 Pendistribusian Surat
Setelah surat masuk diproses berdasarkan prosedur penerimaan surat dan
dianggap layak serta sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan maka surat tersebut
akan diteruskan atau didistribusikan kebagian tertentu yang mempunyai wewenang
untuk menindaklanjuti surat tersebut. Dalam pendistribusian surat digunakan buku
ekspedisi surat keluar Divisi Komersial.
Buku Ekspedisi adalah sejenis buku agenda surat keluar yang digunakan untuk
pencatatan surat keluar sebelum diantar ke bagian masing-masing dan pada saat
mengantar surat, buku ekspedisi diparaf dan diberi tanggal penerimaan oleh staf yang
menerimanya. Gunanya adalah sebagai tanda bukti bahwa surat yang dimaksud sudah
diterima oleh yang bersangkutan.
Pada buku ekspedisi terdapat kolom:
a. Tanggal Pengiriman
b. Dikirim Ke
c. Keterangan

d. Tanda Terima
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

TANGGAL
NO

TANDA
DIKIRIM KE

PENGIRIMAN

KETERANGAN
TERIMA

2.4.4 Menangani Telepon
Komunikasi sangat dibutuhkan oleh setiap manusia baik digunakan untuk jarak
jauh maupun jarak dekat. Percakapan jarak jauh membutuhkan alat penghubung dalam
menyampaikan berita yang disampaikan.
Dengan adanya perkembangan teknologi canggih, kebutuhan komunikasi tersebut
sudah dapat dilakukan dengan sarana telepon. Sehingga untuk menyampaikan berita
yang isinya singkat dan tidak kompleks (rumit) harus disampaikan segera serta kadangkadang bersifat pribadi, maka penggunaan telepon adalah saranan yang tepat.
Dalam lingkungan PT (Persero) Angkasa Pura II, penggunaan pesawat telepon
sangat mendukung dalam kelancaran tugas sehari-hari di dalam kantor. Di dalam
perusahaan ini bnayak ditemui pesawat telepon. Ini dimaksudkan satu untuk Kepala
Unit dan satu unit lagi untuk staf. Pesawat telepon dalam satu unit ada yang dipasang
paralel dan ada juga secara seri.
Pesawat telepon ini selain berfungsi sebagai intercom (komunikasi di dalam
perusahaan), juga berfungsi untuk menelepon jarak jauh. Untuk menelepon jarak jauh

harus menggunakan tombol ekstension yaitu angka 9 (sembilan), lalu operator akan
menghubungkan dengan nomor yang akan kita tuju. Sedangkan untuk komunikasi di
dalam perusahaan kita dapat menekan nomor yang akan dituju, dan biasanya kode
tersebut hanya terdiri dari 3 (tiga) angka saja, misalnya Divisi Komersial 228 (dua dua
delapan).
Pesawat telepon dapat juga digunakan untuk memberi informasi dan dapat juga
digunakan untuk menerima informasi. Dalam menerima informasi, ada yang berasal
dari dalam dan luar perusahaan. Adapun cara menerima telepon adalah sebagai
berikut:
Setelah telepon berbunyi, setiap orang yang bertugas pada unit tersebut berhak
mengangkatnya, lalu ucapkaan kata pembukaan dan menyebutkan nama unit tersebut
misalnya:
A: Selamat pagi (sesuai dengan situasi), Divisi Komersial
B: Selamat pagi, bisa bicara dengan Pak Maryono?
A: Maaf Pak ini dengan siapa?
B: Ini dengan………
Setelah itu, apabila yang mengangkat telepon bukan orang yang dicari, maka
orang yang mengankat telepon tadi memberitahukan orang yang bersangkutan bahwa
ada telepon untuknya. Tetapi apabila orang yang dimaksud tidak ada di tempat, maka

kita memberitahukan bahwa orang yang dicari tidak ada ditempat. Lalu kita
menanyakan apakah ada pesan atau tidak yang mau disampaikan.
Setelah selesai berbicara penerima telepon mengucapkan terima kasih dan
kemudian meletakkan gagang telepon setelah terlebih dahulu orang yang menelepon
meletakkan gagang telepon.
2.4.5 Pengarsipan
Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap perusahaan pasti memiliki dokumendokumen yang penting untuk disimpan, baik dokumen yang dibuat oleh peusahaan itu
sendiri maupun yang diterima dari pihak lain. Dokumen-dokumen tersebut harus ada
pertinggal pada perusahaan untuk diarsip/disimpan. Dokumen yang dimaksud diatasi
dapat berupa surat masuk, surat keluar, bukti pembayaran, dan lain-lain. Arsip dan file
ini dibutuhkan untuk menjaga kemungkinan bila suatu waktu dokumen-dokumen
tersebut dibutuhkan terutama sebagai bukti.
Pengarsipan merupakan pengklasifikasian, pengaturan dan penyimpanan catatan
sedemikian rupa, sehingga catatan-catatan tersebut dapat ditemukan kembali dengan
cepat, tepat dan kapan saja diperlukan.
Adapun penataan arsip di lingkungan PT (Persero) Angkasa Pura II Medan adalah
menganut azas desentralisasi, dalam arti bahwa setiap unit kerja mempunyai kewajiban
untuk menata arsip dan menjadi tanggung jawab masing-masing. Dan sistem yang
dipakai dalam pengarsipan adalah sistem abjad yakni berdasarkan huruf abjad.

Pada sistem abjad, penyimpanan dokumennya berdasarkan urutan abjad dari kata
tangkap (nama) dokumen bersangkutan. Nama dapat terdiri dari 2 huruf awal dari nama
orang dan nama badan perusahaan baik dokumen yang dibuat oleh peusahaan itu
sendiri maupun yang diterima dari pihak lain. Huruf alphabet mulai dari A sampai Z
yang dijadikan sebagai kode penyimpanan dan penemuan kembali surat-surat. Sistem
abjad ini dipilih PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan sebagai
system penyimpanan arsip karena:
1. Dokumen-dokumen cenderung dicari atau diminta melakukan nama
2. Jumlah langganan yang berkomunikasi banyak jumlahnya.
3. Unit kerja biasanya hanya menerima dan menyimpan dokumen yang berhubungan
dengan fungsi/tugas masing-masing yang sama (misalnya produksi, keuangan dan
sebagainya)
4. Nama lebih mudah diingat oleh siapa pun.
2.5 Hambatan Sebelum dan Selama Praktik Kerja Lapangan
Sebelum dan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, penulis mendapat
beberapa hambatan tetapi hambatan-hambatan itu dapat diatasi dengan dibantu oleh
teman-teman serta karyawan-karyawan PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Polonia
Medan.
2.5.1 Hambatan Sebelum Praktik Kerja Lapangan

1. Sulitnya dalam mencari tempat Praktik Kerja Lapangan
2. Kurangnya informasi tentang lembaga Perusahaan dan Instansi Pemerintah yang
menerima mahasiswa untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
3. Keterbatasan waktu untuk mencari tempat Praktik Kerja Lapangan, karena
perkulihan yang cukup padat.
2.5.2 Hambatan Selama Praktik Kerja Lapangan
Hambatan/masalah sering kali ditemui dan dirasakan dalam melaksanakan suatu
pekerjaan/kegiatan. Hambatan dapat timbul apabila seorang mahasiswa/I tidak bisa
bersosialisasi, menguasai keadaan, tidak memiliki keramahtamahan, kurangnya
komunikasi dengan pegawai/pimpinan di dalam lingkungan kerja.
Pada saat pertama memulai Praktik Kerja Lapangan, penulis hanya merasakan
perasaan asing dan berusaha untuk beradaptasi terutama dalam hal berkomunikasi,
agar tidak hanya diam dan memandangi setiap sudut ruangan. Jadi, dengan adanya
keramahtamahan dengan para pegawai dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
kerja khususnya antar pegawai/karyawan di PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar
Udara Polonia Medan. Karena baru pertama kali penulis melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan selama pendidikan, pada tahap awal penulis merasa canggung dan
binggung dalam berkomunikasi dengan para pegawai/karyawan yang bekerja pada
Dinas Komersial. Karena bertemu dengan orang-orang yang jauh lebih berpengalaman
dan lebih dewasa. Tapi hal ini tidak berlangsung lama karena penulis selalu berusaha
untuk beradaptasi dengan mereka dan tugas yang diberikan kepada penulis.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa Bandar Udara yang meliputi pelayanan
penumpang, pelayanan pesawat udara yang melayani perusahaan penerbangan baik
dalam maupun luar negeri, melayani kegiatan arus barang kiriman, melaksanakan dan
menyediakan sarana bagi kegiatan Bandar Udara.
Berdasarkan pengalaman penulis selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
yakni dari tanggal 22 Februari s/d 20 Maret 2010 pada PT (Persero) Angkasa Pura II
Bandar Udara Polonia Medan, dimana penulis ditempatkan pada Dinas Komersial
selama 3 minggu penulis mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan baik yang
menyangkut kegiatan di PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan
maupun pengetahuan umum lainnya, maka penulis dapat mengambil simpulan sebagai
berikut:
1. PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan adalah perusahaan yang
bergerak di bidang jasa.
2. Struktur organisasi PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan
adalah struktur organisasi garis dan staff.

3. Salah satu tugas pada Dinas Komersial ialah memproses Data Arrival dan Departure
Sheet PJP4U (Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpanan
Pesawat Udara) dan PJP2U (Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara) tiap
harinya.
4. Pada Dinas Komersial, penanganan surat masuk dan surat keluar dilaksanakan
dengan baik, teratur, sederhana dan mudah dikerjakan, sehingga Divisi dan Dinas
yang berhubungan dengan Dinas Komersial dapat bekerja lebih lancar.
5. Kerja sama antar bagian-bagian di PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara
Polonia Medan terjalin dengan baik.
6. Pekerjaan yang dikerjakan pada Praktik Kerja Lapangan sangat berbeda dengan
teori yang penulis peroleh selama duduk dibangku kuliah.
7. Sistem kearsipan yang digunakan oleh PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara
Polonia Medan adalah sistem abjad
3.2 Saran
Berdasarkan pengalaman yang diperoleh dalam melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan penulis dapat memberikan beberapa saran ialah sebagai berikut:
1 Untuk efisensi kerja perlunya penambahan maupun perbaikan peralatan kantor.
Misalnya, komputer dan mesin print untuk setiap ruangan sangat dibutuhkan, oleh
sebab itu diharapkan agar dapat diadakan penambahan sehingga karyawan dapat
bekerja dengan baik serta penambahan mesin foto copy.

2 Untuk meningkatkan efektifitas kerja, hendaknya tiap karwawan mempunyai dan
menggunakan Flashdisk dalam penyimpanan data-data yang apabila data-data
tersebut suatu waktu dibutuhkan dan diminta oleh divisi dan dinas lain yang ada
pada PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan.
3 Untuk memperlancar proses kerja pada PT (Persero) Bandar Udara Polonia Medan
khususnya pada Dinas Komersial ada baiknya membuat jaringan LAN (Local Area
Networking) yaitu jaringan yang menghubungkan komputer yang satu dengan
yang lain yang ada pada suatu perusahaan. Khususnya dalam memproses Data
Arrival dan Departure Sheet PJP4U (Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan,
dan Penyimpanan Pesawat Udara) dan PJP2U (Pelayanan Jasa Penumpang
Pesawat Udara).
4 Diharapkan agar Politeknik dapat mengirimkan perwakilannya ke perusahaan dimana
mahasiswa melaksanakan praktik kerja lapangan agar perusahaan tidak merasa
siswanya dilepas begitu saja sehingga terjalin kerja sama yang lebih erat antara
perusahaan dengan politeknik
5 Diharapkan agar mahasiswa sebelum melaksanakan Praktik Kerja Lapangan harus
mempersiapkan diri sebaik mungkin sehingga dapat mengerjakan pekerjaan
dengan baik pada waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52