TAMBAK KEHIDUPAN DI KOLONG PANTURA
TAMBAK KEHIDUPAN DI KOLONG PANTURA
Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi Pangan dan Gizi
Dosen Pengampu: Irwan Budiono, S.KM., M.Kes.
Oleh:
Maskuniawan
6411413161
Dian Ristia Kuntari
6411413162
Nabila Rona Arfianti 6411413174
Devi Triandari
6411413181
Harizatul Qudsiah
6411413182
Rombel 6
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas, sehingga mampu berperan secara optimal, baik, dan bermutu.
Mencari bahan makanan yang lebih berkualitas, sangat baik dalam usaha untuk
meningkatkan pembangunan sumber daya alam manusia.
Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak hanya masalah kesehatan tetapi juga
masalah sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, dan lingkungan. Faktor pencetus
munculnya masalah gizi dapat berbeda antar wilayah ataupun antar kelompok
masyarakat.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Pangan dan Gizi.
1.2 Masalah Penelitian
Lokasi Desa Tambakrejo yang terletak jauh dari pusat Kota Semarang merupakan
salah satu daerah kumuh di kawasan Semarang. Desa yang terletak di pinggiran Kota
Semarang ini luput dari perhatian pemerintah kota. Tatanan bangunan dan lingkungan
yang seadanya memberikan kesan kumuh pada daerah tersebut. Profesi dan tingkat
pendidikan masyarakat di daerah tersebut rata-rata rendah sehingga sulit bagi mereka
untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga sehari-hari.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian studi ekologi pangan dan gizi adalah untuk
mengetahui masalah gizi yang ada dan bagaimana masyarakat dapat memenuhi
kebutuhan pangan. Pemenuhan berupa cara mendapatkan pangan, akses untuk makanan,
masalah gizi serta penanganannya oleh daerah tersebut, hal ini termasuk dengan lembaga
pelayanan kesehatan.
1.4 Pertanyaan Penelitian
1.4.1 Bagaimana pola makan masyarakat Desa Tambak Rejo sehari-hari?
1.4.2 Bagaimana cara masyarakat Desa Tambak Rejo memperoleh makanannya?
1.4.3 Bagaimana kondisi lingkungan di Desa Tambak Rejo?
1.4.4 Bagaimana pola hidup masyarakat Desa Tambak Rejo?
1.5 Desain Studi
1.5.1 Fokus penelitian
1.5.1.1 Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tambak Rejo RT 05 RW 16 Kelurahan
Tanjung Mas, Semarang.
1.5.1.2 Waktu
Waktu pelaksanakan penelitian ini adalah pada hari Selasa dan Jumat
tanggal 8 dan 18 Desember 2015
1.5.1.3 Responden
Responden dalam penelitian ini adalah 10 warga yang tinggal di RW 05 RT
16 Kelurahan Tanjung Mas, Semarang
1.5.2 Wilayah studi
Lokasi kampung Tambak Rejo berada sekitar satu kilometer dari titik
pelabuhan, tepatnya di sebelah kampung Tambak Lorok. Dapat ditempuh sekitar 15
menit dari pelabuhan jika menggunakan sepeda motor. Kampung Tambak Rejo,
Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang, secara geografis dikelilingi oleh perairan.
Bagian utara berbatasan langsung dengan laut Jawa. Pada sisi timur dibatasi
dengan Banjir Kanal Timur dan Sungai Banger. Sedangkan di sisi barat dibatasi
oleh Sungai Mati (buntu). Data topografi desa memperlihatkan dari 52,8 Ha luas
wilayah Tambak Rejo, sekitar 20 Ha adalah kawasan permukiman dan sisanya
merupakan kawasan perairan seperti sungai dan tambak.
1.5.3 Subjek penelitian
Subjek penelitian atau yang disebut juga dengan responden dalam penelitian
ini adalah 10 warga yang tinggal di RT 05 RW 16 Kelurahan Tanjung Mas,
Semarang
1.5.4 Instrument penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden.
1.5.5 Analisis data
1.5.6 Kajian terdahulu
1.6 Manfaat
1.6.1 Manfaat Umum
- Untuk bahan kajian lanjutan dari penelitian sebelumnya
- Menambah wawasan mengenai ekologi pangan dan gizi di bantaran laut
- Memberikan informasi mengenai
1.6.2 Manfaat Khusus
BAB II
GAMBARAN UMUM KAMPUNG TAMBAK REJO
Kelurahan Tanjung Mas merupakan suatu kelurahan yang terdapat di sepanjang pantai
utara atau Pantura. Nama kelurahan tersebut sama persis dengan pelabuhan yang ada di
Semarang, karena memang lokasinya yang sangat dekat dengan Pelabuhan Tanjung Mas
Semarang. Kelurahan Tanjung Mas terbagi lagi menjadi empat kampung. Masing-masing
kampung tersebut dibatasi oleh sebuah sungai yang mengalir ke laut. Jumlah penduduk
yang ada di wilayah Tanjung Mas ini kurang lebih sebanyak 2.100 jiwa.
Salah satu kampung yang terdapat di Kelurahan Tanjung Mas ialah Kampung Tambak
Rejo. Lokasi kampung Tambak Rejo berada sekitar satu kilometer dari titik pelabuhan,
tepatnya di sebelah kampung Tambak Lorok. Dapat ditempuh sekitar 15 menit dari
pelabuhan jika menggunakan sepeda motor. Kampung Tambak Rejo, Kelurahan Tanjung
Mas, Kota Semarang, secara geografis dikelilingi oleh perairan. Bagian utara berbatasan
langsung dengan laut Jawa. Pada sisi timur dibatasi dengan Banjir Kanal Timur dan Sungai
Banger. Sedangkan di sisi barat dibatasi oleh Sungai Mati (buntu). Data topografi desa
memperlihatkan dari 52,8 Ha luas wilayah Tambak Rejo, sekitar 20 Ha adalah kawasan
permukiman dan sisanya merupakan kawasan perairan seperti sungai dan tambak.
Kampung Tambak Rejo adalah RW XVI dari Kelurahan Tanjung Mas. Kampung yang
langsung berbatasan dengan laut ini terdiri atas lima RT. Jumlah penduduk Kampung
Tambak Rejo adalah sekitar 416 jiwa, dengan rincian sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk RT 01 sebanyak 89 jiwa
b. Jumlah penduduk RT 02 sebanyak 100 jiwa
c. Jumlah penduduk RT 03 sebanyak 70 jiwa
d. Jumlah penduduk RT 04 sebanyak 67 jiwa
e. Jumlah penduduk RT 05 sebanyak 80 jiwa
Dahulu wilayah Kampung Tambak Rejo sangat luas, khususnya wilayah yang
dijadikan tambak. Jarak antara kampung dengan pantai adalah sekitar 1,5 kilometer.
Kampung yang tidak begitu luas ini diberi nama Kampung Tambak Rejo karena pada
awalnya daerah ini banyak terdapat tambak yang diharapkan mampu menjadi jaya dan maju
dengan hasil alam yang melimpah ruah.
Pendidikan nampaknya telah menjadi prioritas bagi masyarakat Kampung Tambak
Rejo. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat Desa Tambak Rejo bervariasi
tergantung dari usianya. Rata-rata tingkat pendidikan yang dimiliki oleh kaum muda adalah
lulusan SMA. Namun bagi para orang tua hanya mengenyam pendidikan hingga SD atau
bahkan tidak lulus SD. Di Kampung Tambak Rejo sendiri sangat jarang dijumpai lembaga
pendidikan. Lembaga pendidikan berada cukup jauh dari kampung. Lembaga pendidikan
yang ada di sekitar Desa Tambak Rejo hanyalah PAUD. Sedangkan untuk tingkat SD, SMP,
dan SMA tidak ditemukan di kampung ini. Jarak ke SMP terdekat ialah kurang lebih satu
kilometer.
Sebagian besar masyarakat Kampung Tambak Rejo berprofesi sebagai nelayan. Hal
tersebut tentu karena letak wilayahnya yang berada di pesisir atau dekat laut.Akan tetapi,
nelayan yang terdapat pada masyarakat Tambak Rejo ini masih bersifat kecil atau nelayan
individu. Rata-rata penduduk yang ada di Kampung Tambak Rejo ini merupakan
pendatang. Jikapun ada penduduk yang merupakan keturunan asli Desa Tambak Rejo,
mereka sudah berusia lanjut.
Para pemuda di Kampung Tambak Rejo biasanya ikut orang tuanya pergi melaut.
Namun, jika tidak melaut mereka hanya menganggur di rumah karena tidak memiliki
keahlian khusus. Mereka mempelajari bagaimana tata cara menangkap ikan dan lain
sebagainya. Akan tetapi, pemuda yang berpendidikan SMA rata-rata bekerja di pabrikpabrik yang terletak di luar kampung ini. Selain itu,mereka juga bekerja di pelabuhan.
Istri-istri para nelayan di kampung Tambak Rejo rata-rata menjadi ibu rumah tangga
dan usaha kecil di rumah. Ada beberapa dari mereka yang mencari kesibukan yang tentu
saja dapat membantu menopang ekonomi keluarga. Biasanya mereka mengolah hasil
tangkapan yang berupa udang kecil dan ikan-ikan kecil. Udang asil tangkapan tersebut akan
dijadikan terasi sedangkan ikan-ikan kecil biasanya akan dijadikan ikan asin. Akan tetapi,
pekerjaan ini tidak bisa dilakukan setiap hari, melainkan hanya di waktu-waktu tertentu.
Pola pemukiman masyarakat Kampung Tambak Rejo ialah memanjang mengikuti
aliran sejenis sungai yang bermuara di laut dan mengikuti jalan. Sedangkan model atau
bentuk rumah yang terdapat di wilayah Kampung Tambak Rejo rata-rata memiliki
ketinggian yang tidak cukup tinggi atau bisa dikatakan relatif rendah jika dibandingkan
dengan model rumah di wilayah yang lainnya. Ketinggian rumah di Kampung Tambak Rejo
hanya berkisar antara 1 hingga 2 meter saja. Bentuk rumah seperti ini disebabkan karena
adanya peninggian tanah. Masyarakat Kampung Tambak Rejo lebih memilih untuk
merendahkan ketinggian rumah mereka. Alasan mereka memilih untuk merendahkan
ketinggian rumah mereka adalah untuk mencegah adanya ROB atau luapan air laut
memasuki rumah penduduk. Dengan jalan setapak yang lebih tinggi, maka luapan air laut
atau ROB tidak masuk rumah mereka.
Infrastruktur yang terdapat di Kampung Tambak Rejo dapat dikatakan belum cukup
baik. Jalanan yang ada di Kampung Tambak Rejo masih menggunakan tanah, sehingga
ketika turun hujan akan sangat susah untuk dilewati. Jalan penghubung ke wilayah lain
seperti Tambak Lorok dan sekitarnya juga relatif jauh karena harus memutar jalan yang
tentu saja akan memakan waktu cukup lama. Begitupula dengan pusat kegiatan ekonomi
yang berupa pasar. Di Kampung Tambak Rejo tidak terdapat pasar. Jika masyarakat akan ke
pasar, maka harus ke kampung sebelah yaitu Kampung Tambak Lorok. Akan tetapi, pasar
yang ada di Kampung Tambak Lorok tersebut sangat kotor dan tidak beraturan.
Seperti wilayah pesisir lainnya, udara di Kampung Tambak Rejo sangat panas. Selain
itu, bau yang ada di sana juga cukup membuat pusing di kepala jika belum terbiasa di
wilayah yang seperti itu. Kambing-kambing yang dipelihara namun dibiarkan berkeliaran
menambah aroma yang kurang sedap di wilayah ini. Kambing-kambing tersebut dibiarkan
berkeliaran mencari makan, sehingga kotoran kambing pun berada di mana-mana. Akan
tetapi,kambing-kambing tersebut bukan milik masyarakat Tambak Rejo, melainkan milik
masyarakat di luar Kampung Tambak Rejo.
BAB III, IV Hasil dan Pembahasan Penelitian
1. Jumlah bab dalam hasil dan pembahasan
2. Judul bab dikemas dalam kalimat yang mempresentasikan sebuah kelompok yang
akan dibahas
3. Daftar pustaka menggunakan Harvard
Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi Pangan dan Gizi
Dosen Pengampu: Irwan Budiono, S.KM., M.Kes.
Oleh:
Maskuniawan
6411413161
Dian Ristia Kuntari
6411413162
Nabila Rona Arfianti 6411413174
Devi Triandari
6411413181
Harizatul Qudsiah
6411413182
Rombel 6
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas, sehingga mampu berperan secara optimal, baik, dan bermutu.
Mencari bahan makanan yang lebih berkualitas, sangat baik dalam usaha untuk
meningkatkan pembangunan sumber daya alam manusia.
Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak hanya masalah kesehatan tetapi juga
masalah sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, dan lingkungan. Faktor pencetus
munculnya masalah gizi dapat berbeda antar wilayah ataupun antar kelompok
masyarakat.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Pangan dan Gizi.
1.2 Masalah Penelitian
Lokasi Desa Tambakrejo yang terletak jauh dari pusat Kota Semarang merupakan
salah satu daerah kumuh di kawasan Semarang. Desa yang terletak di pinggiran Kota
Semarang ini luput dari perhatian pemerintah kota. Tatanan bangunan dan lingkungan
yang seadanya memberikan kesan kumuh pada daerah tersebut. Profesi dan tingkat
pendidikan masyarakat di daerah tersebut rata-rata rendah sehingga sulit bagi mereka
untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga sehari-hari.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian studi ekologi pangan dan gizi adalah untuk
mengetahui masalah gizi yang ada dan bagaimana masyarakat dapat memenuhi
kebutuhan pangan. Pemenuhan berupa cara mendapatkan pangan, akses untuk makanan,
masalah gizi serta penanganannya oleh daerah tersebut, hal ini termasuk dengan lembaga
pelayanan kesehatan.
1.4 Pertanyaan Penelitian
1.4.1 Bagaimana pola makan masyarakat Desa Tambak Rejo sehari-hari?
1.4.2 Bagaimana cara masyarakat Desa Tambak Rejo memperoleh makanannya?
1.4.3 Bagaimana kondisi lingkungan di Desa Tambak Rejo?
1.4.4 Bagaimana pola hidup masyarakat Desa Tambak Rejo?
1.5 Desain Studi
1.5.1 Fokus penelitian
1.5.1.1 Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tambak Rejo RT 05 RW 16 Kelurahan
Tanjung Mas, Semarang.
1.5.1.2 Waktu
Waktu pelaksanakan penelitian ini adalah pada hari Selasa dan Jumat
tanggal 8 dan 18 Desember 2015
1.5.1.3 Responden
Responden dalam penelitian ini adalah 10 warga yang tinggal di RW 05 RT
16 Kelurahan Tanjung Mas, Semarang
1.5.2 Wilayah studi
Lokasi kampung Tambak Rejo berada sekitar satu kilometer dari titik
pelabuhan, tepatnya di sebelah kampung Tambak Lorok. Dapat ditempuh sekitar 15
menit dari pelabuhan jika menggunakan sepeda motor. Kampung Tambak Rejo,
Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang, secara geografis dikelilingi oleh perairan.
Bagian utara berbatasan langsung dengan laut Jawa. Pada sisi timur dibatasi
dengan Banjir Kanal Timur dan Sungai Banger. Sedangkan di sisi barat dibatasi
oleh Sungai Mati (buntu). Data topografi desa memperlihatkan dari 52,8 Ha luas
wilayah Tambak Rejo, sekitar 20 Ha adalah kawasan permukiman dan sisanya
merupakan kawasan perairan seperti sungai dan tambak.
1.5.3 Subjek penelitian
Subjek penelitian atau yang disebut juga dengan responden dalam penelitian
ini adalah 10 warga yang tinggal di RT 05 RW 16 Kelurahan Tanjung Mas,
Semarang
1.5.4 Instrument penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden.
1.5.5 Analisis data
1.5.6 Kajian terdahulu
1.6 Manfaat
1.6.1 Manfaat Umum
- Untuk bahan kajian lanjutan dari penelitian sebelumnya
- Menambah wawasan mengenai ekologi pangan dan gizi di bantaran laut
- Memberikan informasi mengenai
1.6.2 Manfaat Khusus
BAB II
GAMBARAN UMUM KAMPUNG TAMBAK REJO
Kelurahan Tanjung Mas merupakan suatu kelurahan yang terdapat di sepanjang pantai
utara atau Pantura. Nama kelurahan tersebut sama persis dengan pelabuhan yang ada di
Semarang, karena memang lokasinya yang sangat dekat dengan Pelabuhan Tanjung Mas
Semarang. Kelurahan Tanjung Mas terbagi lagi menjadi empat kampung. Masing-masing
kampung tersebut dibatasi oleh sebuah sungai yang mengalir ke laut. Jumlah penduduk
yang ada di wilayah Tanjung Mas ini kurang lebih sebanyak 2.100 jiwa.
Salah satu kampung yang terdapat di Kelurahan Tanjung Mas ialah Kampung Tambak
Rejo. Lokasi kampung Tambak Rejo berada sekitar satu kilometer dari titik pelabuhan,
tepatnya di sebelah kampung Tambak Lorok. Dapat ditempuh sekitar 15 menit dari
pelabuhan jika menggunakan sepeda motor. Kampung Tambak Rejo, Kelurahan Tanjung
Mas, Kota Semarang, secara geografis dikelilingi oleh perairan. Bagian utara berbatasan
langsung dengan laut Jawa. Pada sisi timur dibatasi dengan Banjir Kanal Timur dan Sungai
Banger. Sedangkan di sisi barat dibatasi oleh Sungai Mati (buntu). Data topografi desa
memperlihatkan dari 52,8 Ha luas wilayah Tambak Rejo, sekitar 20 Ha adalah kawasan
permukiman dan sisanya merupakan kawasan perairan seperti sungai dan tambak.
Kampung Tambak Rejo adalah RW XVI dari Kelurahan Tanjung Mas. Kampung yang
langsung berbatasan dengan laut ini terdiri atas lima RT. Jumlah penduduk Kampung
Tambak Rejo adalah sekitar 416 jiwa, dengan rincian sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk RT 01 sebanyak 89 jiwa
b. Jumlah penduduk RT 02 sebanyak 100 jiwa
c. Jumlah penduduk RT 03 sebanyak 70 jiwa
d. Jumlah penduduk RT 04 sebanyak 67 jiwa
e. Jumlah penduduk RT 05 sebanyak 80 jiwa
Dahulu wilayah Kampung Tambak Rejo sangat luas, khususnya wilayah yang
dijadikan tambak. Jarak antara kampung dengan pantai adalah sekitar 1,5 kilometer.
Kampung yang tidak begitu luas ini diberi nama Kampung Tambak Rejo karena pada
awalnya daerah ini banyak terdapat tambak yang diharapkan mampu menjadi jaya dan maju
dengan hasil alam yang melimpah ruah.
Pendidikan nampaknya telah menjadi prioritas bagi masyarakat Kampung Tambak
Rejo. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat Desa Tambak Rejo bervariasi
tergantung dari usianya. Rata-rata tingkat pendidikan yang dimiliki oleh kaum muda adalah
lulusan SMA. Namun bagi para orang tua hanya mengenyam pendidikan hingga SD atau
bahkan tidak lulus SD. Di Kampung Tambak Rejo sendiri sangat jarang dijumpai lembaga
pendidikan. Lembaga pendidikan berada cukup jauh dari kampung. Lembaga pendidikan
yang ada di sekitar Desa Tambak Rejo hanyalah PAUD. Sedangkan untuk tingkat SD, SMP,
dan SMA tidak ditemukan di kampung ini. Jarak ke SMP terdekat ialah kurang lebih satu
kilometer.
Sebagian besar masyarakat Kampung Tambak Rejo berprofesi sebagai nelayan. Hal
tersebut tentu karena letak wilayahnya yang berada di pesisir atau dekat laut.Akan tetapi,
nelayan yang terdapat pada masyarakat Tambak Rejo ini masih bersifat kecil atau nelayan
individu. Rata-rata penduduk yang ada di Kampung Tambak Rejo ini merupakan
pendatang. Jikapun ada penduduk yang merupakan keturunan asli Desa Tambak Rejo,
mereka sudah berusia lanjut.
Para pemuda di Kampung Tambak Rejo biasanya ikut orang tuanya pergi melaut.
Namun, jika tidak melaut mereka hanya menganggur di rumah karena tidak memiliki
keahlian khusus. Mereka mempelajari bagaimana tata cara menangkap ikan dan lain
sebagainya. Akan tetapi, pemuda yang berpendidikan SMA rata-rata bekerja di pabrikpabrik yang terletak di luar kampung ini. Selain itu,mereka juga bekerja di pelabuhan.
Istri-istri para nelayan di kampung Tambak Rejo rata-rata menjadi ibu rumah tangga
dan usaha kecil di rumah. Ada beberapa dari mereka yang mencari kesibukan yang tentu
saja dapat membantu menopang ekonomi keluarga. Biasanya mereka mengolah hasil
tangkapan yang berupa udang kecil dan ikan-ikan kecil. Udang asil tangkapan tersebut akan
dijadikan terasi sedangkan ikan-ikan kecil biasanya akan dijadikan ikan asin. Akan tetapi,
pekerjaan ini tidak bisa dilakukan setiap hari, melainkan hanya di waktu-waktu tertentu.
Pola pemukiman masyarakat Kampung Tambak Rejo ialah memanjang mengikuti
aliran sejenis sungai yang bermuara di laut dan mengikuti jalan. Sedangkan model atau
bentuk rumah yang terdapat di wilayah Kampung Tambak Rejo rata-rata memiliki
ketinggian yang tidak cukup tinggi atau bisa dikatakan relatif rendah jika dibandingkan
dengan model rumah di wilayah yang lainnya. Ketinggian rumah di Kampung Tambak Rejo
hanya berkisar antara 1 hingga 2 meter saja. Bentuk rumah seperti ini disebabkan karena
adanya peninggian tanah. Masyarakat Kampung Tambak Rejo lebih memilih untuk
merendahkan ketinggian rumah mereka. Alasan mereka memilih untuk merendahkan
ketinggian rumah mereka adalah untuk mencegah adanya ROB atau luapan air laut
memasuki rumah penduduk. Dengan jalan setapak yang lebih tinggi, maka luapan air laut
atau ROB tidak masuk rumah mereka.
Infrastruktur yang terdapat di Kampung Tambak Rejo dapat dikatakan belum cukup
baik. Jalanan yang ada di Kampung Tambak Rejo masih menggunakan tanah, sehingga
ketika turun hujan akan sangat susah untuk dilewati. Jalan penghubung ke wilayah lain
seperti Tambak Lorok dan sekitarnya juga relatif jauh karena harus memutar jalan yang
tentu saja akan memakan waktu cukup lama. Begitupula dengan pusat kegiatan ekonomi
yang berupa pasar. Di Kampung Tambak Rejo tidak terdapat pasar. Jika masyarakat akan ke
pasar, maka harus ke kampung sebelah yaitu Kampung Tambak Lorok. Akan tetapi, pasar
yang ada di Kampung Tambak Lorok tersebut sangat kotor dan tidak beraturan.
Seperti wilayah pesisir lainnya, udara di Kampung Tambak Rejo sangat panas. Selain
itu, bau yang ada di sana juga cukup membuat pusing di kepala jika belum terbiasa di
wilayah yang seperti itu. Kambing-kambing yang dipelihara namun dibiarkan berkeliaran
menambah aroma yang kurang sedap di wilayah ini. Kambing-kambing tersebut dibiarkan
berkeliaran mencari makan, sehingga kotoran kambing pun berada di mana-mana. Akan
tetapi,kambing-kambing tersebut bukan milik masyarakat Tambak Rejo, melainkan milik
masyarakat di luar Kampung Tambak Rejo.
BAB III, IV Hasil dan Pembahasan Penelitian
1. Jumlah bab dalam hasil dan pembahasan
2. Judul bab dikemas dalam kalimat yang mempresentasikan sebuah kelompok yang
akan dibahas
3. Daftar pustaka menggunakan Harvard