BIOLOGI 3A BELAJAR PEMBELAJARAN KETERAMP (1)

KETERAMPILAN MENANYA

MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH :
LAYLA MUTIASARI

1301145053

PUTRI NOVTIANI

1301145081

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
JAKARTA
2014

KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum wr wb
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
Nikmat-Nya makalah ini bisa terselesaikan. Dan tidak lupa pula sholawat dan salam
saya haturkan keharibaan Nabi Kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah
membimbing manusia dari alam kegelapan menuju alam yang penuh dengan
rahmat.
Tak hanya itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang sumbernya berupa artikel, tulisan dan buku yang telah kami jadikan referensi
untuk menyelesaikan makalah ini, semoga terus berkarya guna menghasilkan
tulisan-tulisan yang lebih baik lagi.
Saya berharap semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna khususnya bagi pembaca pada umumnya.
Saya menyadari bahwa makalh ini masih jauh dari sempurna, maafkan jika
kalau banyak kekurangan dan kesalahan. Saya setulus hati menerima kritik dan
saran yang membantu guna penyempurnaan makalah ini.

Wabillahitaufik wahidayah

i


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
1.
2.
3.
4.

Latar belakang ....................................................................1
Rumusan masalah .............................................................1
Tujuan .................................................................................2
Manfaat...............................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI
1. Pengertian keterampilan menanya.....................................3
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................
1.
2.

3.
4.
5.
6.

Pentingnya keterampilan menanya ....................................6
Dasar Dasar pertanyaan yang baik ....................................7
Jenis pertanyaan.................................................................7
Tujuan keterampilan bertanya.............................................8
Komponen komponen bertanya..........................................9
Teknik teknik bertanya .......................................................10

BAB VI PENUTUP.............................................................................12
1. Kesimpulan........................................................................13
Daftar pustaka.....................................................................................iii

ii

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Bertanya merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajan,
keterampilam bertanya merupakan salah satu skill yang harus dimiliki oleh
semua guru, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa ketrampilan bertanya
merupakan salah satu yang harus dimiliki oleh setiap guru. Keterampilan
bertanya merupakan salah satu keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh
setiap guru disamping keterampilan memberi penguatan, keterampilan
mengadakan, variasai, keterampilan menjelaskan, keterampilan membukan dan
menutup pelajaran,dan keterampilan memimpin kelompok kecil. Seorang guru
perlu menumbuhankan rasa percaya diri dan keberanian siswa dalam
mengajukan pertanyaan misalnya menciptaka kelas yang kondusif, bervariatif,
hangat, dan memberi kesempatan untuk bertanya. Mengajukan pertanyaan
kepada siswa mesti memperhatikan karakteristik dan latar belakang siswa.
Keheterogenan siswa dalam ruang kelas menuntut guru lebih kreatif dan
mengadakan inovasi pembelajaran terus-menerus. Guru tentulah harus menulis
tujuan pembelajaran di papan tulis dengan membagi tiga papan yang berisi
tujuan, materi, dan kesimpulan, guru mengusahakan siswa bertanya semua, dan
diawali dengan pertanyaan dasar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Bertanya berfungsi mengembangkan minat dan rasa ingin tahu memusatkan

perhatian pada pokok masalah dan mengukur hasil belajar, bertanya juga dapat
memberika motifasi pada siswa dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan oleh sebab itu bertanya adalah hal yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana cara siswa menghilangkan rasa takut pada saat berbicara di
depan kelas ?
1.2.2 Bagaiman cara guru menciptakan suasana kelas yang hangat saat mengajar?
1.2.3 Bagaimana cara guru untuk dapat memotivasi siswa untuk bertanya ?

1

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui manfaat dari keterampilan bertanya
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan dari keterampilan bertanya
1.3.3 Untuk mengatahui teknik – teknik dari keterampilan bertanya

1.4 Manfaat
1) Peneliti
1. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam memahami

keterampilan bertanya dan menerapkan kepada siswa dan sisiwa
2) Pembaca
1. Menambah wawasan dalam bertanya
2. Memberikan pemahaman bertanya pada guru dan sisiwa
3. Menambah pengetahuan dalam mempelajari keterampilan bertanya

2

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Hakikat Bertanya
A. Pengertian keterampilan bertanya
Menurut pendapat Brown pengertian bertanya adalah…any statement which
tests or creates knowledge in the learner (setiap pertanyaan yang mengkaji atau
menciptakan ilmu pada diri siswa-siswi merupakan pengertian dari bertanya)
(Brown, 1975, 103). Dalam proses belajar-mengajar, tujuan pertanyaan yang
diajukan oleh guru adalah agar siswa-siswi belajar, artinya memperoleh
pengetahuan (informasi) dan meningkatkan kemampuan berpikir. 1
Hal yang tidak kalah penting terkait dengan kemampuan bertanya adalah
proses menyeleksi pertanyaan yang dapat mengarah pada kegiatan menginvestigasi

jawaban. Dalam seting kelas salah satu keterampilan yang penting adalah
pemahaman tentang pertanyaan yang jawabannya dapat ditentukan melalui proses
eksperimen. Pesertan didik harus dilatih untuk memahami hal ini secara bertahap
tetapi berkesinambungan.
Harus disadari bahwa keterampilan bertanya memegang peranan penting
dalam model pembelajaran karena tujuan utama adalah untuk menemukan jawaban
pertanyaan mealui proses investigasi. Oleh karena itu pendidikan harus mampu
menjadi penanya yang baik dan bukan sekedar menjadi penjawab pertanyaan.
Pedidik profesional yang memiliki kemampuan baik dalam merancang pembelajaran,
mereka meluangkan banyak waktu untuk berinteraksi dengan peserta didik tetepi
tidak banyak menunjukan atau membantu peserta didik dalam merumuskan jawaban
terhadap pertanyaan. Ini berarti bahwa pendidik yang baik akan memfasilitasi
peserta didik untuk mencari dan merumuskan sendiri jawabannya terhadap
permasalahan yang dihadapi. 2
Keterampilan bertanya, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang
sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru dapat
menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran akan menjadi
sangat membosankan, jika selama berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran 4
tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau
pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir.

Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam suatu proses
komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya
1
2

Eni Purwati dkk, Microteaching,(Surabaya : Aprinta, 2009) hlm 6-15
Wahab jufri belajar dan pembelajaran (bandung : pustaka reka cipta 2013) hlmn 100

3

merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk
memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik. Ada hal
penting dalam keterampilan bertanya yaitu :

1. Pausing
Setelah guru mengajukan pertanyaan, murid diminta tenang sebentar. Ini bertujuan
untuk :
 Memberikan kesempatan berpikir mencari jawaban
 Untuk memperoleh jawaban yang komplit
 Memahami pertanyaan / menganalisa pertanyaan

 Agar banyak murid yang menjawab.
2. Prompting
Guru mengajukan pertanyaan “sulit”, sehingga tidak ada murid yang dapat
menjawab, karena sulitnya, atau karena pertanyaan tidak jelas. Oleh sebab itu guru
harus melakukan “prompt” mendorong. Caranya ialah :
 Memberikan informasi tambahan, agar murid dapat menjawab
 Mengubah pertanyaaan dalam bentuk lain
 Pecah pertanyaan semula menjadi beberapa sub pertanyaan sehingga akhirnya
semua dapat terjawab.
3. Probing
Melacak, menuntun, mengarahkan. Probing dilakukan karena belum diperoleh
jawaban yang memuaskan. Untuk memperoleh jawaban yang sempurna, maka guru
menunjuk murid lain untuk menjawab. Apabila belum puas, minta murid yang lain
lagi. Yang akhirnya diperoleh jawaban yang sempurna. 3

3

Bukhari Alma, dkk, Guru Professional (Bandung : Alfabeta, 2009) hlm 24

BAB III

PEMBAHASAN
Bertanya merupakan tingkah laku yang sangat penting di dalam kelas
bertanya untuk mengetahui apakah kualitas berfikir siswa dari sederhana terjadi
perubahan frerfikir secara kompleks setelah diberikan pelajaran.Bertanya
merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan siswa untuk berfikir dan
mengemukakan jawaban yang sesuai dengan harapan guru. Sardinian 1987 dalam
bukunya ‘Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar’ mengatakan bahwa pertanyaan
yang baik mempunyai ciri-ciri:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kalimatnya singkat dan jelas.
Tujuannya jelas.
Setiap pertanyaan hanya -satu masalah.
Mendorong anak untuk berfikir kritis.

Jawaban yang diharapkan bukan sekedar ya atau tidak.
Bahasa dalam pertanyaan dikenal baik oleh siswa, dan
Tidak menimbulkan tafsiran ganda

Yang perlu diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan:
1. Kehangatan Dan Keantusiasan Baik pada waktu mengajukan pertanyaan
maupun menerima jawaban siswa, sikap dan gaya guru suara, ekpresi wajah,
gerakan badan, dan sebagainya. Menampilkan ada tidaknya kehangatan. –
Kebiasaan Yang Harus Dihindari – Mengulangi Pertanyaan Sendiri Contoh:
Sebelum siswa dapat berpikir maksimal terhadap pertanyaan guru
mengulangi pertanyaan kembali akibatnya siswa tidak konsentrasi.
2. Mengulangi Jawaban Siswa Menyebabkan waktu terbuang, siswa tidak
mendengar jawaban dari temanya yang lain karena guru akan
mengulanginya.
3. Mejawab Pertanyaan Sendiri Pertanyaan dijawab guru sebelum siswa
mendapatkan kesempatan cukup untuk memikirkan jawabanya sehingga
anak beranggapan tidak perlu memikirkan jawabanya karena guru akan
memikirkan jawabanya.
4. Pertanyaan Yang Memancing Jawaban Serentak Contoh : Apa ibu kota RI?
Akibatnya guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa yang benar dan
menutut kemungkinan terjadi interaksi selanjutnya.
6
5. Pertanyaan Ganda Contoh : Siapa pemimpin orang belanda yang pertama
datang ke Indonesia, mengapa mereka datang, dan apa akibat mereka itu

5

bagi bangsa Indonesia. Hal ini akan mematahkan semangat siswa yang
hanya sanggup menyelesaikan satu dari semua tugas itu.
6. Menentukan siswa tertentu untuk menjawabnya. Akibatnya anak yang tidak
ditunjuk tidak memikirkan jawabanya.
Komponen Ketrampilan bertanya
1. Pengungkapan pertanyaan yang jelas dan singkat.
2. Pemberian acuan.
3. Penyebaran ; beberapa pertanyaan yang berbeda disebarkan
giliranya kepada siswa yang bertanda.
4. Pemberian waktu berfikir.
5. Pemberian tuntunan.
6. Mengungkapkan sekali lagi pertanyaan dengan cara lain yang lebih
sederhana.
7. Mengajukan pertanyaan yang lebih sederhana.
8. Mengulangi
penjelasan
sebelumnya
yang
berhubungan
4
pertanyaan.

A. Pentingnya Keterampilan Bertanya
 Telah berakarnya mengajar dengan menggunakan metode ceramah yang
cenderung menempatkan guru sebagai sumber informasi sedangkan
siswa menjadi penerima informasi yang pasif
 Latar belakang kehidupan anak dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat yang kurang biasa mengajukan pertanyaan dan menyatakan
pendapat
 Penggalakan penerapan gagasan Active Learning saat ini yang menuntut
para siswa/i lebih banyak terlibat secara mental dalam proses belajarmengajar seperti bertanya, berusaha menemukan jawaban masalah yang
dihadapinya.
Pandangan yang salah mengenai tujuan pertanyaan yang mengatakan
bahwa pertanyaan hanya digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar
siswa.5

4

http://www.m-edukasi.web.id/2013/06/keterampilan-bertanya-bagi-guru.html

5

Eni Purwati dkk, Op.Cit, hlm 6-16

7

B. Dasar-Dasar Pertanyaan Yang Baik
1.Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa
2. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan
3.Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu
4.Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab
pertanyaan
5.Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata
6.Berikanlah respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul
keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya
7.Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri
jawaban yang benar.6

C. Jenis-Jenis Pertanyaan
1. Jenis pertanyaan menurut maksudnya
a. Pertanyaan permintaan, yakni pertanyaan yang mengandung unsure
suruhan dengan harapan agar siswa dapat mematuhi perintah yang
diucapkan, oleh karena itu pertanyaan ini tidak mengharapkan jawaban
dari siswa, akan tetapi yang diharapkan adalah tindakan siswa
b. Pertanyaan retoris, yakni pertanyaan yang tidak menghendaki
jawaban dari siswa, akan tetapi kita sendiri yang menjawabnya.
c. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun, yakni pertanyaan yang
ditujukan untuk menuntun proses berpikir siswa, dengan harapan
siswa dapat memperbaiki atau menemukan jawaban yang lebih tepat
dari jawaban sebelumnya.
d. Pertanyaan menggali, yakni pertanyaan yang diarahkan untuk
mendorong siswa agar dapat menambah kualitas dan kuantitas
jawaban.
2.
Jenis pertanyaan menurut tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan
bisa
dari
pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi
a. Pertanyaan pengetahuan, yakni pertanyaan yang memiliki tingkat
kesulitan yang paling rendah, karena hanya mengandalkan
kemampuan mengingat fakta atau data, oleh sebab itu dinamakan juga
pertanyaan yan menghendaki agar siswa dapat mengungkapkan 8
kembali.
b. Pertanyaan pemahaman, dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang
diharapkan, pertanyaan jenis pertama, oleh sebab itu pertanyaan ini
6

User Usman, Menjadi Guru Professional, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2005) hlm 75

c.
d.
e.

f.

tidak hanya sekedar mengharapkan siswa untuk mengungkapkan
kembali apa yang diingatkannya, akan tetapi pertanyaan yang
mengharapkan kemampuan siswa untuk memperjelas gagasan.
Pertanyaan aplikatif, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban
agar siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya.
Pertanyaan analisis, yakni pertanyaan yang menghendaki agar siswa
dapat menguraikan suatu konsep tertentu.
Pertanyaan sintesis, pertanyaan ini menghendaki agar siswa dapat
membuat semacam ringkasan melalui bagan dari suatu kajian materi
pembelajaran
Pertanyaan evaluasi, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban
dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu
isu.7

D. Tujuan Keterampilan Bertanya
1. Merangsang kemampuan berpikir
2. Membantu siswa dalam belajar
3. Mengarahkan siswa pada interaksi belajar yang mandiri
4. Membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan
5. Memusatkan kekuatan ingatan dalam suatu masalah, sehingga dapat
mengikuti sepenuhnya pembahasan dan pendalaman masalahnya,
kemudian setelah itu bepindah kepada bahan lain (bahan baru).
6. Memantapkan pengertian-pengertian dan masalah-masalah yang telah
diajarkan kepada mereka.
7. Mengukur (mengevaluasi) benar tidaknya bahan pelajaran yang dapat
mengerti / ditangkap oleh murid-murid selama pelajaran berlangsung dan
mengukur kadar jelas tidaknya (pengertian mereka)
Akan
jelas
bagi
guru,
banyaknya
pelajaran
yang
sudah
8
diketahui/dimengerti oleh murid-muridnya.

7

Syaiful Bahri, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,(Jakarta : PT
Rineka cipta,2000) hlm 158
8

Abu Bakar Muhammad, Pedoman Pendidikan dan Pengajaran, (Surabaya : Usaha Nasional, 1981)

hlm 92

9

E. Komponen-Komponen Bertanya
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru karena hampir
semua kegiatan – kegiatan belajar guru mengajukan pertanyaan dan kualitas
guru menentukan jawaban dari murid. Maka keterampilan bertanya dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu keterampilan bertanya dasar dan
keterampilan bertanya lanjutan10:

1.

Keterampilan Bertanya Dasar
Komponen keterampilan bertanya dasar adalah :
a. Jelas dan singkat
Pertanyaan hendaknya singkat dan jelas, dengan katakata yang dipahami siswa. Pertanyaan yang berbelit-belit tidak
akan dipahami sehingga kemungkinan besar siswa tidak dapat
menjawabnya. Susunan kata-kata harus disesuaikan dengan
usia dan tingkat perkembangan siswa
b. Pemberian acuan
Sebelum pertanyaan diajukan, kadang-kadang guru perlu
memberi acuan pertanyaan yang berisi informasi yang relevan
dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Pemberian acuan
ini akan banyak menolong siswa mengarahkan pikirannya
kepada pokok bahasan yang sedang dibahas.11
c. Pemusatan
Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan
pertanyaan sempit. Pertanyaan luas menuntut jawaban yang umum
dan cukup luas, sedangkan pertanyaan sempit menuntut jawaban
yang khusus spesifik. Pertanyaan yang sempit menuntut
pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang khusus yan perlu
didalami.
d. Pemindahan giliran
Ada kalanya sebuah pertanyaan lebih-lebih pertanyaan yang
cukup kompleks, tidak dapat dijawab secara tuntas oleh seorang
siswa. Dalam hal ini, guru perlu memberikan kesempatan kepada
siswa lain dengan cara pemindahan giliran. Artinya, setelah siswa
pertama memberi jawaban, guru meminta siswa kedua melengkapi
jawaban tersebut, kemudian meminta lagi siswa ketiga dan10
seterusnya.
e. Penyebaran
Penyebaran pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Teknik penyebaran
perlu diperhatikan guru, lebih-lebih bagi guru yang biasa
mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu. Ada kalanya guru

melupakan siswa yang duduk dideretan belakang, sehingga aman
untuk dari kejaran guru.
f.

Pemberian waktu berpikir
Untuk menjawab satu pertanyaan, seseorang memerlukan
waktu untuk berpikir. Demikian juga seorang siswa yang harus
menjawab pertanyaan guru memerlukan waktu untuk memikirkan
jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, setelah mengajukan
pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum
meminta atau menunjuk siswa untuk menjawabnya.
g. Pemberian tuntunan
Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat
dijawab oleh siswa, ataupun jika ada yang menjawab, jawaban
yang diberikan tidak seperti yang diharapkan. Dalam hal ini guru
tidak boleh hanya diam dan menunggu sampai siswa
menjawabnya. Guru harus memberikan tuntunan yang
memungkinkan siswa secara bertahap mampu memberikan
jawaban yang yang diharapkan. Tuntunan dapat diberikan antara
lain sebagai berikut :
 Memparafrase, yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan
denan cara lain yang lebih mudah dan sederhana, sehingga
lebih dipahami oleh siswa.
 Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang
dapat menuntun siswa menemukan jawabannya.
 Mengulangi penjelasan / informasi sebelumnya yang
berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan. 9
2.

Keterampilan Bertanya Tingkat Lanjutan
Keterampilan bertanya tingkat lanjutan merupakan kelanjutan dari
keterampilan bertanya dasar . Komponen bertanya tingkat lanjut adalah :
a. Pengubahan tuntunan tingkat kognitif
Guru hendaknya mampu mengubah pertanyaan dari tingkat
kognitif yang hanya sekedar mengingat fakta menuju pertanyaan
aspek kognitif lain, seperti pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
b. Pengaturan urutan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan hendaknya mulai dari yang
sederhana menuju yang paling kompleks secara berurutan. Jangan
mengajukan pertanyaan bolak balik dari yang mudah atau yang
sederhana kepada yang sukar kemudian kepada yang sukar lagi.
c. Pertanyaan pelacak

9

Djadja Djadjuri, Strategi Belajar Mengajar, (1994) hlm 7-10

11

Pertanyaan pelacak diberikan jika jawaban yang diberikan
peserta didik masih kurang tepat. Ada tujuh teknik pertanyaan
pelacak, yaitu :
 Klarifikasi
Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum begitu
jelas, maka guru dapat melacak jawaban peserta didik
dengan pertanyaan lanjutan atau pertanyaan lacakan agar
peserta didik tersebut mengungkapkan kembali dengan
kalimat lain.
 Meminta peserta didik memberikan alasan
Pertanyaan ini diajukan guru untuk meminta peserta
didik memberikan alasan terhadap jawaban yang
diajukannya.
 Meminta kesepakatan jawaban
Pertanyaan ini diajukan kepada peserta didik lain
untuk memperoleh kesepakatan bersama tentang jawaban
yang telah diajukan.
 Meminta ketepatan jawaban
Apabila jawaban yang diajukan peserta didik belum
mencapai sasaran yang diharapkan, maka guru dapat
mengajukan pertanyaan lanjut untuk memperoleh jawaban
yang lebih tepat.
 Meminta jawaban yang lebih relevan
Jika jawaban yang diajukan oleh peserta didik kurang
relevan dengan materi standar , maka guru dapat
mengajukan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh jawaban
yang lebih relevan.
 Meminta contoh
Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum jelas
maksudnya, maka guru dapat mengajukan pertanyaan
lanjutan untuk meminta contoh atau ilustrasi atas jawaban
yang diajukannya.
 Meminta jawaban yang lebih kompleks
Jika jawaban yang diajukan peserta didik masih
sederhana, maka guru dapat memberikan pertanyaan
lanjutan untuk memperoleh jawaban yang lebih luas.
d. Mendorong terjadinya interaksi
Untuk mendorong terjadinya interaksi, hal yang harus
diperhatikan adalah :
 Pertanyaan hendaknya dijawab oleh peserta didik, tetapi
seluruh peserta didik diberi kesempatan singkat untuk
mendiskusikan jawabannya bersama teman dekatnya.

12

 Guru hendaknya menjadi dinding pemantul, jika ada peserta
didik yang bertanya, janganlah dijawab langsung, tetapi
dilontarkan kembali kepada seluruh peserta didik untuk
didiskusikan.10

F. Teknik-teknik bertanya
1. Tunjukan keantusiasan dan kehangatan
Keantusiasan dan kehangatan adalah cara guru mengekspresikan
pertanyaan atau menjawab pertanyaan, misalnya bahasa yang digunakan
tidak terkesan memojokkan siswa, wajah yang hangat tidak terkesan
tegang.
2. Berikan waktu kepada siswa untuk berpikir
Dalam proses bertanya, guru perlu memberikan kesempatan yang
cukup bagi siswa untuk menemukan jawaban yang tepat.
3. Atur lalu lintas bertanya jawab
Sering terjadi khususnya disekolah-sekolah tingkat dasar, ketika guru
bertanya, secara bersama-sama siswa menjawab serempak pertanyaan
yang diajukan sehingga sulit menangkap makna jawaban.
4. Hindari pertanyaan ganda
Pertanyaan ganda adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa
jawaban sekaligus.11

10

E Mulyasa, Menjadi Guru Professional, (Bandung : Pt Remaja Rosda Karya, 2005) hlm 73-77

11

Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta :Pustaka Insani Madani :2008) hlm 63

BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
Proses tanya jawab dapat menjelaskan langkah-langkah berfikir anak dalam
memecahkan masalah dan sehingga dapat menjawab masalah atau pertanyaan
dengan benar. Teknin tanya jawab juga digunakan oleh guru dalam proses mengajar
guna meneliti sejauh mana pemehaman siswa pada materi yang diberikan. Pada
hakekatya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi
tentang apa saja yang ingin kita ketahui dikaitkan dengan materi yang kita pelajari.
Keterampilan bertanya ini harus dikuasai oleh setiap guru baik guru pemula
ataupun guru profesional dengan mengajukan pertanyan baik guru maupun sisiwa
mendapatkan umpan materi serta dapat menggugah perhatian sisiwa. Keterampilan
bertanya juga dapat memotifasi cara berfikir anak untuk belajar dan melatih anak
dalam mengutarakan pendapatnya dan merangsang cara berfikirnya.

13

DAFTAR ISI
Purwati, Eni dkk. 2009. Microteaching. Surabaya : Aprinta
Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung : Pustaka Reka Cipta
http://gurukita.guru-indonesia.net/artikel_detail-30362 html
Alma, Bukhari dkk. 2009. Guru Professional. Bandung : Alfabeta
http://www.m-edukasi.web.id/2013/06/keterampilan-bertanya-bagi-guru.html
Usman, Usman. 2005. Menjadi Guru Professional, Bandung : PT Remaja Rosda
Karya
Bahri, Syaiful. 2000. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta : PT Rineka cipta
Abu Bakar Muhammad, Pedoman Pendidikan dan Pengajaran, (Surabaya : Usaha
Nasional, 1981)
Djadja Djadjuri, Strategi Belajar Mengajar, (1994)

iii

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62