DESKRIPSI PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN LI

DESKRIPSI PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
DESCRIPTION OF THE PLANNING AND THE MANAGEMENT OF
LIQUID WASTE
Aini Maryam Ridwan1, Dian Anugrah Putri2, Fachrur Rozy3, Ikra Akhmat4, Muhammad
Ilham5, Siti Romadhonah6
Senin – Kelompok 8
1,2,3,4,5,6)
Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Dramaga Kampus IPB
Ilham971015@gmail.com
Abstrak: Meningkatnya arus pembangunan di kota-kota besar memberikan dampak yang cukup
besar pada pertumbuhan penduduk. Jumlah air limbah yang dibuang akan selalu bertambah
dengan meningkatnya jumlah penduduk. Untuk menghindari dampak yang merugikan dari
pembuangan air limbah domestik tersebut, maka diperlukan desain instalasi pengolahan air
limbah domestik yang berfungsi menurunkan konsentrasi zat-zat pencemar sebelum air limbah
tersebut dialirkan ke badan air penerima. Metode yang digunakan adalah perhitungan data
proyeksi jumlah penduduk dengan metode geomatik dan perencanaan saluran perpipaan.
Kepadatan penduduk dalam SIL Regency terbagi menjadi 4 yaitu, 400 jiwa/ha, 430 jiwa/ha, 460
jiwa/ha, dan 500 jiwa/ha. Fasilitas-fasilitas umum yang menghasilkan limbah cair pada Kota SIL
Regency meliputi perkantoran dengan jumlah 5 unit, sekolah dengan jumlah 3 unit, rumah sakit
dengan jumlah 1 unit, Pasar dengan jumlah 1 unit, masjid dengan jumlah 2 unit, terminal dengan
jumlah 1 unit, musholla dengan jumlah 1 unit, dan puskesmas dengan jumlah 1 unit. Pertumbuhan

penduduk meningkat setiap tahun dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,81% setiap
tahun. Jumlah penduduk tahun 2007 sebesar 7500 jiwa dan meningkat sebanyak 9012 jiwa pada
tahun 2030, dari data tersebut dapat diketahui bahwa perencanaan untuk penyediaan kebutuhan
air bersih harus ditingkatkan setiap tahunnya. Kota SIL Wow Regency memiliki 25 pipa
dilambangkan dengan huruf J, dimana pipa diletakkan untuk menampung limbah dari sebuah blok
atau beberapa blok.
Kata kunci : Desain, limbah, perpipaan, proyeksi
Abstract: The increasing flow of development in big cities provide considerable impact on
population growth. The amount of wastewater dumped will always increase with rising population.
To avoid the adverse impact of the disposal of domestic waste water, then the design of domestic
wastewater treatment installations that function lowers the concentration of contaminant
substances before the waste water flowed into a body of water the receiver is required. The
method used is calculation of the population projection data with geomatics method and piping
channel planning. The population density in the SIL Regency is divided into 4 i.e., 400
inhabitants/ha, 430 inhabitants/ha, 460 inhabitants/ha, and 500 inhabitants/ha. Public facilities
that produce liquid waste in the SIL Regency city include the office with a total of 5 units, schools
with a total of 3 units, hospitals with a total of 1 unit, market with a population of 1 unit, mosque
with a total of 2 units, station with the number of 1 units, small mosque with a population of 1 unit,
and clinics with a total of 1 unit. Population growth increases every year with the rate of 0.81%
per year. 2007 year population of 7500 inhabitants and increase as much as 9012 inhabitants in

2030, from these data may be known that the planning for the provision of clean water needs
should be increased every year. The town of SIL Wow Regency has 25 pipes is denoted by the
letter J, where the pipeline is laid out to accommodate waste from a block or several blocks.
Keywords: Design, piping, projection, waste

PENDAHULUAN
Meningkatnya arus pembangunan di kota-kota besar memberikan dampak
yang cukup besar pada pertumbuhan penduduk. Peningkatan jumlah penduduk
tersebut selalu berbanding lurus dengan pertumbuhan di berbagai sektor
penunjang kehidupan lainnya seperti sektor pemukiman dan perumahan yang
tumbuh semakin cepat. Perkembangan sektor perumahan dan pemukiman tersebut
menuntut adanya pembangunan infrastruktur dasar pelayanan publik yang lebih
baik. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pelayanan prasarana lingkungan seperti

infrastruktur air bersih dan sistem sanitasi, penyediaan rumah dan transportasi
yang baik untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan kota dapat menjadi penyebab
utama timbulnya berbagai masalah di kota-kota pada negara berkembang
(Nurmadi 1999).
Kurang memadainya sarana dan prasarana kebersihan di suatu wilayah
pemukiman akan sangat berdampak besar pada kualitas lingkungan dan kesehatan

di wilayah tersebut. Hal ini disebabkan keberadaan prasarana lingkungan
merupakan kebutuhan yang paling penting yang secara langsung maupun tidak
langsung berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia. Artinya
prasarana dasar dalam satu unit lingkungan adalah syarat bagi terciptanya
kenyamanan hunian (Claire 1973). Tingkat kenyamaman seseorang dalam
bertempat tinggal ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan, termasuk juga
prasarana lingkungan, karena prasarana lingkungan merupakan kelengkapan fisik
dasar suatu lingkungan perumahan diantaranya tersedianya sarana dan prasarana
sanitasi lingkungan.
Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya
(Notoadmojo 2003). Masalah sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan merupakan
isu yang krusial dan selalu menarik perhatian banyak pihak saat ini. Selain
permasalahannya yang kompleks, sanitasi lingkungan berperan besar dalam upaya
meningkatkan derajat kehidupan dan kesehatan masyarakat, terutama pada
masyarakat lapisan bawah. Sanitasi lingkungan terkait dengan peningkatan
kebersihan atau higienis dan pencegahan berjangkitnya penyakit yang
berhubungan dengan faktor-faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang
berhubungan dengan sanitasi tersebut termasuk penanganan air limbah rumah
tangga yang berasal dari mandi, cuci, dan limbah tinja dari kakus atau Water

Closet (WC).
Jumlah air limbah yang dibuang akan selalu bertambah dengan
meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya. Para penduduk yang
bermukim di beberapa wilayah hampir belum memiliki bangunan pengolahan air
limbah baik yang individu maupun komunal, khususnya untuk limbah yang
berasal dari non toilet atau limbah dapur (grey water ). Limbah dapur yang mereka
keluarkan, sebagian besar langsung dibuang ke badan air atau tanah tanpa
dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Apabila jumlah air limbah yang dibuang
berlebihan, melebihi dari kemampuan alam untuk menerimanya, maka akan
terjadi kerusakan lingkungan (Wulandari 2014).
Untuk menghindari dampak yang merugikan dari pembuangan air limbah
domestik tersebut, maka diperlukan desain instalasi pengolahan air limbah
domestik yang berfungsi menurunkan konsentrasi zat-zat pencemar sebelum air
limbah tersebut dialirkan ke badan air penerima. Langkah yang sebaiknya
dilakukan untuk mencapai sanitasi yang lebih baik dan lengkap adalah dengan
merencanakan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang
nantinya berfungsi untuk melayani penyaluran air limbah domestik di perumahan
tersebut (Wulandari 2014). Perkiraan kebutuhan infrastuktur penyaluran air
limbah tergantung dari jumlah penduduk. Data jumlah penduduk pada daerah
yang akan di bangun infrastruktur penyaluran air limbah sangat diperlukan dari

tahun ke tahun untuk di prediksikan pada tahun-tahun yang akan datang. Hasil
analisis perkembangan penduduk aktif ini, selanjutnya di pergunakan sebagai

dasar perhitungan perencanaan pengelolaan limbah cair khususnya dalam sistem
penyaluran limbah cair yang dihasilkan oleh kawasan tersebut. Beberapa faktor
yang sangat mempengaruhi prediksi jumlah penduduk adalah Jumlah populasi
suatu area, Kecepatan pertambahan penduduk, dan Kurun waktu proyeksi. Oleh
karena itu diperlukan data-data awal seperti jumlah penduduk, dan kurun waktu
proyeksi untuk perencanaan dan pengelolaan limbah cair. Praktikum ini bertujuan
mampu mengolah data dan membuat perencanaan penyaluran air limbah yang
berasal dari air limbah domestik dan non-domestik.
METODOLOGI
Praktikum tentang perencanaan dan pengelolaan limbah cair dilaksanakan di
ruang kuliah v 2.3 pada hari Senin, 12 Februari 2018 jam 13.00 – 15.30 WIB.
Praktikum diawali dengan disiapkannya data penduduk, dan selanjutnya
dilakukan pengolahan data untuk proyeksi penduduk dengan menggunakan
software excel. Pengolahan data proyeksi jumlah penduduk dilakukan dengan
menggunakan empat metode yaitu Geometrik, dan verhulst. Proyeksi jumlah
penduduk dengan menggunakan metode geometrik dilakukan dengan
menggunakan rumus 1.

Pt = P0 (1+r)n …………………………. (1)
Keterangan

: Pt
P0
r
n

= Populasi pada waktu t
= Populasi Awal
= Angka pertumbuhan
= Selisih tahun

Proyeksi jumlah penduduk dengan menggunakan metode Verhulst dilakukan
dengan menggunakan rumus 2.
Pt =
Keterangan

: Pt
K

t

…………………….. (2)

= Populasi pada waktu t
= Populasi dalam waktu takhingga
= Koefisien pertumbuhan penduduk
= Selisih tahun

Langkah-langkah proyeksi penduduk dengan menggunakan excel dapat dilihat
pada diagram alir pada Gambar 1.
Setelah didapatkan proyeksi jumlah penduduk, dilakukan pembuatan blok
blok saluran perpipaan pada peta wilayah yang telah tersedia. Pembuatan blok
dilakuan dengan pembuatan titik pada setiap sudut daerah yang diinginkan yang
disambungkan dengan pipa. Pembuatan titik-titik penyaluran pada peta
berdasarkan ketinggian topografi. Rincian metode dapat dilihat pada diagram alir
yang terdapat pada Gambar 1.

Mulai
Disediakam data tahun dan jumlah penduduk dari tahun 2006- 2016 pada excel

Data jumlah Penduduk diproyeksikan hingga tahun 2030
Proyeksi dilakukan dengan rumus geometrik dan verhulst
Dilakukan pembuatan blok wilayah pada peta
Dilakukan pembuatan titik-titik perpipaan
Dilakukan penyambungan titik-titik penyaluran dengan pipa
Selesai

Gambar 1 Diagram alir metode proyeksi penduduk dan perencanaan penyaluran
limbah cair
PEMBAHASAN
Air limbah adalah cairan buangan dari rumah tangga, industri maupun
tempat – tempat umum lain yang mengandung bahan – bahan yang dapat
membahayakan kehidupan manusia maupun mahluk hidup lain serta mengganggu
kelestarian lingkungan (Metcalf dan Eddy 1993). Air limbah atau air buangan
adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun
tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan- bahan atau
zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu
lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi
dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah permukiman, perdagangan,
perkantran dan industri bersama-sama dengan air tanah, air permukaan, dan air

hujan yang mungkin ada. Air limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal
dari permukiman penduduk yang pada umumnya terdiri atas buangan dari dapur,
air kamar mandi, air cucian, dan kotoran manusia (Notoatmodjo 2003).
Salah satu cara menentukan pengolahan air limbah domestik untuk suatu
kawasan adalah dengan menggolongkan wilayah tersebut ke dalam beberapa
zonasi berdasarkan kepadatan penduduk yang mendiami wilayah
tersebut.pembagian zonasi ini nantinya akan menentukan sistem apa yang akan
diterapkan pada daerah perencanaan. Perencanaan penyaluran air limbah pada
Kota SIL Regency dibagi dalam beberapa blok wilayah. Setiap blok wilayah
memiliki tingkat kepadatan penduduk yang berbeda-beda. Daerah-daerah yang
berada di SIL regency memiliki tingkat kepadatan penduduk berkisar antara 400500 jiwa/ha. Kepadatan penduduk dalam SIL Regency terbagi menjadi 4 yaitu,
400 jiwa/ha, 430 jiwa/ha, 460 jiwa/ha, dan 500 jiwa/ha. Kepadatan penduduk
tinggi dimana pengelolaan air limbah domestik dilakukan dengan sistem
perpipaan secara terpusat, wilayah dengan kepadatan penduduk sedang dilakukan

dengan cara pengolahan secara semi komunal atau secara komunal dan wilayah
dengan kepadatan penduduk rendah dilakukan pengolahan ditempat (On-site
Treatment) atau individual (Djonoputro 2010).
Limbah cair yang dihasilkan berdasarkan peta Kota SIL Regency tidak
hanya berasal dari limbah pemukiman, tetapi juga berasal dari beberapa fasilitas

umum yang terdapat pada Kota SIL Regency. Fasilitas-fasilitas umum yang
menghasilkan limbah cair pada Kota SIL Regency meliputi perkantoran dengan
jumlah 5 unit, sekolah dengan jumlah 3 unit, rumah sakit dengan jumlah 1 unit,
Pasar dengan jumlah 1 unit, masjid dengan jumlah 2 unit, terminal dengan jumlah
1 unit, musholla dengan jumlah 1 unit, dan puskesmas dengan jumlah 1 unit.
Selain didadasarkan pada kepadatan penduduk, dan jumlah fasilitas umum,
perencanaan penyaluran air limbah di Kota SIL Regency juga didasarkan pada
bentuk topografi dari wilayah tersebut. Berdasarkan data topografi, Kota SIL
Regency berada pada daerah dengan ketinggian 410 – 385 mdpl. Data mengenai
peta topografi digunakan untuk perencanaan pengaliran limbah. Pengaliran
diusahakan secara gravitasi menuju dataran topografi terendah. Selain kondisi
topografi daerah pelayanan, penentuan lokasi IPAL juga mempertimbangkan
faktor lain, antara lain lokasi berupa tanah kosong, lokasi jauh dari permukiman,
lokasi terletak dekat dengan badan air penerima (Sungai Ciliwung dan Sungai
Kaliangke), ketersediaan luas lahan cukup memadai (Kurniawan dan Dewi 2015).

Gambar 2 Peta desain perancangan perpipaan air limbah
Berdasarkan Gambar 2, Kota SIL Wow Regency memiliki 25 pipa yang
dilambangkan dengan huruf J, dimana pipa diletakkan untuk menampung limbah
dari sebuah blok atau beberapa blok. Pada desain perancangan pipa di kota SIL

Wow diusahakan memakai pita seminimal mungkin, dimana satu pipa bisa
menampung beberapa daerah contohnya pada pipa J16 yang menampung limbah
dari daerah D2, D5, B13, dan B12. Hal ini dapat menghemat biaya yang
digunakan dalam pembelian pipa dan waktu pemasangan. Kota Sil Wow Regency
juga memiliki 19 manhole yang dilambangkan dengan huruf P. Manhole
diletakkan antara 2 hubungan pipa dan juga bisa terletak disudut atau

persimpangan. Kota ini juga memiliki 5 blok yaitu Blok Warior, Blok Master,
Blok Grandmaster, Blok Epic dan Blok Legend. Blok Warior terdiri dari daerah
A1, A2, A3 , B1, A10, C2, S1, A4, C13, A3, 3 buah taman dan 2 buah fasilitas
umum yaitu K1 dan K2. Blok Master terdiri dari C5, C6, A6, A7, C4, C7, C8, A8,
C3, A9, C9, C10, D11, C11, D12, 3 buah taman dan 2 buah fasilitas umum yaitu
k3 dan k4. Blok Grandmaster terdiri dari daerah D9, D13, D8, D10, C12, B3, B2,
B5, B6, 4 buah taman, dan terdiri dari 3 buah fasilitas umum yaitu K5, T , P3.
Block Epic terdiri dari B12, B11, D6, D7, B10, B9, B7, B8, 5 buah taman dan 1
buah fasilitas umum yaitu RS. Blok Legend terdiri dari B14, C1, D1, D2, D3, D4,
D5, B13, 2 buah taman besar, 4 buah taman berukuran kecil, waduk dan 1 buah
fasilitas umum yaitu M2. Kota sil Wow Regeny memiliki 6 buah jalur utama
pengaliran limbah melalui sistem perpipaan bawah tanah yang muaranya di pipa
J8. Jalur 1 berurutan yaitu , J1, J2, J3, J4, J5, J6, J7, J8. Jalur 2 yaitu J21, J22, J23,
J24, J25, J6, J7, J8. Jalur 3 yaitu J20, J19,J18, J17, J13, J11, J9, J8. Jalur 4 yaitu
J16, J15, J14, J13, J11, J9, J8. Jalur 5 yaitu J12, J11, J9, J8. Jalur 6 yaitu J10, J9,
dan J8.
Hollingworth (1979), didalam Warpani (1980), menyebutkan analisa
penduduk telah diyakini merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan
kota maupun daerah, dimana salah satu hal yang penting dalam analisa penduduk
yaitu mengetahui perkiraan (proyeksi) jumlah penduduk dimasa datang. Adanya
proyeksi dimasa mendatang mempermudah dalam memprediksi kebutuhan
perumahan dan permukiman dibeberapa tahun kedepan. Dengan mengetahui
jumlah kebutuhan perumahan di masa mendatang, pemerintah bisa mengambil
kebijakan atau perencanaan dalam menyediakan lahan untuk permukiman
sehingga perkembangan permukiman di masa mendatang tidak menyalahi
peruntukannya dan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) tersebut.
Rencana tata ruang tersebut juga termasuk dalam merencanakan pola pengaliran
air limbah perkotaan.
Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi
suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen
laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian dan perpindahan (migrasi).
Ketiga komponen inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan
struktur umur penduduk di masa yang akan datang. Untuk menentukan asumsi
dari tingkat perkembangan kelahiran, kematian dan perpindahan di masa yang
akan datang diperlukan data yang menggambarkan tren di masa lampau hingga
saat ini.
Sistem pengolahan air limbah masih belum banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Masyarakat di kota sebagian besar menggunakan tangki
septik (septic tank) sebagai sarana pengolahan air limbah. Perbedaan tingkat
pendapatan merupakan faktor yang berpengaruh pada kemampuan masyarakat
untuk memperoleh tingkat sanitasi memadai. Hal ini mempengaruhi tingkat
kesehatan masyarakat karena air limbah merupakan media pembawa berbagai
jenis penyakit. Selain itu, air limbah juga dapat merusak kelestarian lingkungan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, pengelolaan air limbah cair diperlukan untuk
menurunkan tingkat pencemaran, melindungi ekosistem perairan, dan
menurunkan beban tingkat pengolahan pada instalasi pengolahan air minum
menurut standar yang ditetapkan. Didalam pengelolaan air limbah tersebut
diperlukan berbagai pertimbangan khususnya dalam perencanaan penyaluran air

limbah/buangan dan perencanaan bangunan pengolahan air limbah mengacu pada
standar yang ditentukan. Dalam perencanaan sistem penyaluran air limbah, perlu
dipertimbangkan beberapa hal diantaranya:
a. Jumlah penduduk
b. Jangkan waktu perencanaan
c. Keadaan sosial ekonomi
d. Kualitas dan kuantitas sampah
e. Pilihan antara terpisah dan tercampur
f. Pembagian wilayah
g. Denah system pengumpulan
Pada perencanaan sistem penyaluran air limbah, perlu ditentukan debit air
limbah yang dapat diperoleh melalui konsumsi pemakaian air bersih penduduk
suatu wilayah. Untuk itu diperlukan data penduduk pada tahun perencanaan yang
diperoleh dengan cara memproyeksikan jumlah penduduk. Salah satunya adalah
dengan metode geometrik dengan menggunakan perhitungan pada persamaan (1).
Data jumlah penduduk yang didapat adalah data jumlah penduduk pada
tahun 2007 hingga tahun 2030 yang tertera pada Tabel 1. Melalui persamaan (1)
maka proyeksi jumlah penduduk guna memprediksi kuantitas atau jumlah
pemkaian air bersih terdapat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 1 Data jumlah penduduk tahun 2007 hingga 2016
Luas Area
(km2)

Berdasarkan
kepadatan
penduduk
pada
masing masing peta

Tahun

Jumlah
Penduduk

2007

7143

7500

2008

7195

7555

2009

7270

7634

2010

7323

7689

2011

7433

7805

2012

7554

7932

2013

7593

7973

2014

7628

8009

2015

7655

8038

2016

7675

8059

Kelompok
8 (x1.05)

Tabel 2 Data proyeksi jumlah penduduk hingga tahun 2030
Jumlah
penduduk
dengan
metode
Geometrik

Tahun

Jumlah
Penduduk

2007

7500

7500

2008

7555

7560

2009

7634

7621

2010

7689

7682

2011

7805

7743

2012

7932

7806

2013

7973

7868

2014

8009

7931

2015

8038

7995

2016

8059

8059

2017

8123

2018

8188

2019

8254

2020

8320

2021

8387

2022

8454

2023

8522

2024

8590

2025

8659

2026

8728

2027

8798

2028

8869

2029

8940

2030

9012

Hasil perhitungan proyeksi penduduk pada tabel 2 pada perencanaan tahun
2030 dengan menggunakan metode geometri, pertumbuhan penduduk meningkat
setiap tahun dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,81 % setiap tahun.
Jumlah penduduk tahun 2007 sebesar 7500 jiwa dan meningkat sebanyak 9012
jiwa pada tahun 2030, dari data tersebut dapat diketahui bahwa perencanaan untuk
penyediaan kebutuhan air bersih harus ditingkatkan setiap tahunnya. Data
tersebutlah yang kemudian digunakan untuk merencanakan pola penyaluran air
limbah, maupun instalasi pengolahannya.
SIMPULAN
Perencanaan penyaluran air limbah pada Kota SIL Regency dibagi dalam
beberapa blok wilayah. Setiap blok wilayah memiliki tingkat kepadatan penduduk
yang berbeda-beda. Kepadatan penduduk dalam SIL Regency terbagi menjadi 4
yaitu, 400 jiwa/ha, 430 jiwa/ha, 460 jiwa/ha, dan 500 jiwa/ha. Fasilitas-fasilitas
umum yang menghasilkan limbah cair pada Kota SIL Regency meliputi
perkantoran dengan jumlah 5 unit, sekolah dengan jumlah 3 unit, rumah sakit
dengan jumlah 1 unit, Pasar dengan jumlah 1 unit, masjid dengan jumlah 2 unit,
terminal dengan jumlah 1 unit, musholla dengan jumlah 1 unit, dan puskesmas
dengan jumlah 1 unit. Pertumbuhan penduduk meningkat setiap tahun dengan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 0,81% setiap tahun. Jumlah penduduk tahun 2007 sebesar
7500 jiwa dan meningkat sebanyak 9012 jiwa pada tahun 2030, dari data tersebut dapat
diketahui bahwa perencanaan untuk penyediaan kebutuhan air bersih harus ditingkatkan
setiap tahunnya. Kota SIL Wow Regency memiliki 25 pipa dilambangkan dengan

huruf J, dimana pipa diletakkan untuk menampung limbah dari sebuah blok atau
beberapa blok. Pada desain perancangan pipa di kota SIL Wow diusahakan
memakai pita seminimal mungkin, dimana satu pipa bisa menampung beberapa
daerah.

Saran
Penjelasan terkait rumus perhitungan proyeksi jumlah penduduk dibutuhkan
sehingga dapat menambah wawasan praktikan dalam menggunakan dan upaya
pengembangan di masa depan.
Daftar Pustaka
Claire HW. 1937. Handbook on Urban Planning. New York (US) : Van Hostrand
Rentrold.
Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Bandung (ID) : Tarsito.
Djonoputro R. 2010. Opsi Sanitasi yang Terjangkau untuk Daerah Spesifik.
Jakarta (ID) : Water and Sanitation Program.
Kurniawan A, Dewi NA. 2015. Perencanaan sistem penyaluran air limbah
domestic Kota Bogor menggunakan air hujan untuk debit pengelolaan.
Jurnal Manusia dan Lingkungan. Vol 22 (01) : 39-51.
MetCalf, Eddy. 2003. Wastewater Engineering : Treatment, Disposal and Reuse,
4th ed. New York (US) : McGraw Hill Book Co.
Notoatmodjo S. 2003. Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta (ID) : Rineka Cipta.
Nurmadi A. 1999. Manajemen Perkotaan. Yogyakarta (ID) : Lingkaran Bangsa.
Warpani Suwardjoko. 1980. Analisis Kota & Daerah. Bandung (ID) : ITB.
Wulandari PR. 2014. Perencanaan pengolahan air limbah terpusat (studi kasus di
perumahan PT. Pertamina unit pelayanan III Plaju-Sumatra Selatan).
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan. Vol 2 (03) : 499 – 509.