PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MODEL PEMBAHARU
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
Munculnya pemimpin dalam islam dilacak keberadaan manusia di
muka bumi yang dimulai dari Allah menciptakan Adam dan Hawa.
Kepemimpinan islam meliputi banyak hal, karena seorang pemimpin
dalam perspektif islam yang memiliki fungsi ganda yaitu sebagai seorang
khalifatullah ( wakil Allah ) dimuka bumi yang harus mereleasasikan misi
sucinya sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Dan segaligus
sebagai abdullah ( hamba Allah ) yang patuh serta senantiasa terpanggil
untuk mengabdikan segenap dedikasinya di jalan Allah. Jika lihat teoriteori tentang fungsi dan peran seorang pemimpin yang hanya menemukan
bahwa aspek kepemimpinan itu sebagai sebuah konsep relasi, proses
otoritas maupun kegiatan mempengaruhi secara horizontal.1
sebagai umat islam tentunya contoh yang paling ideal untuk di ikuti
adalah Rasulullah Muhammad saw beliau merupakan sososk manusia
yang paripurna diselami lautannya sepanjang zaman.2
Peran Kepemimpinan dalam model pembaharuan sekolah disini
sangat diperlukan, sebab dalam kenyataannya apa yang kita lakukan
setiap waktunya arus lebih baik dari sebelumnya. Dan setiap saatnya
harus berkembang. Disini kami akan membahas tenang peranan
kepemimpinan dalam sekolah dan bagaimana model pembaharuan itu
dalam sekolah.
B . RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan apa yang
dimaksutkan
dengan
kepemimpinan
pendidikan (kepala sekolah) ?
2. Bagaimana peran kepemimpinan dalam membangun sekolah ?
3. Bagaimana model pembaharuan dalam sekolah ?
1 Aunur Rohim Fakih. Kepemimpinan Islam. Yogjakarta:UII Press ( 2001 ).hal:4
2 Ibid.hal:31.
1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kepemimpinan
pendidikan (kepala sekolah).
2. Untuk mengetahui peran seorang pemimpin dalam membangun
sekolah.
3. Untuk mengetahui bagaimana pembaharuan dalam sekolah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan Pendidikan ( Kepala Sekolah ).
Sebagaimana lembaga pendidikan dipahami suatu organisasi,
kepemimpinan dan menejemen menjadi menarik untuk dikaji. Sebagai suatu
organisasi, lembaga pendidikan memerlukan tidak hanya seorang menejer
untuk mengelola sumber daya lembaga pendidikan yang lebih banyak
berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administrasi
lainnya, tetapi juga memerlukan pemimpin yang mamapu menciptakan
sebuah visi dan mengilhami staf dan semua komponen individu yang terkait
dengan lembaga pendidikan.
Lembaga pendidikan merupakan bentuk organisasi moral yang
berbeda dengan bentuk organisasi lainnya, terutama yang beriorentasi pada
keuntungan ( laba ). Sebagai suatu organisasi , menurut Wahjosumidjo,
kesuksesan lembaga pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kepemimpinan
pendidikan, tetapi juga oleh tenaga kependidikan lainnya dan proses
lembaga itu sendiri. Hal tersebut membawa konsekuensi logis bahwa
kepemimpinan
ketenagaan
pendidikan
pendidikan
di
berkewajiban
lembaga
untuk
pendidikan
mengoorganisasikan
untuk
menjamin
teraplikasinya peraturan dan perundangan lembaga pendidikan. Dalam peran
tersebut kepemimpinan pendidikan dapat berfungsi sebagai motivator,
direktur dan evaluator.
Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin pada satu lembaga
satuan pendidikan. Tanpa kehadiran kepemimpina pendidikan, proses
pendidikan termasuk pembelajaran tidak berjalan efektif. Kepemimpinan
pendidikan adalah pemimpin yang proses keberadaannya dapat dipilih
secara langsung, ditetapkan oleh yayasan atau ditetapkan oleh pemerintah.
Menurut mulyono,kepala lembaga pendidikan harus memiliki beberapa
3
persyaratan untuk menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi
efektif, antara lain:
Memiliki kesehatan jasmani dan ruhani yang baik.
Berpegang teguh pada tujuan yang dicapai.
Bersemangat
Cakap dalam memberi bimbingan.
Jujur.
Cerdas
Cakap di dalam hal mengajar dan menaruh perhatian kepercayaanyang
baik dan berusaha untuk mencapainya.
Selain beberapa persyaratan tersebut kepemimpinan pendidikan
sebagai seorang menejerdi lembaga pendidikan juga harus memiliki tiga
kecerdasan pokok yaitu kecerdasan profesional, kecerdasan proposal dan
kecerdasan manajerial agar dapat bekerja sama dan mengerjakan sesuatu
dengan orang lain. Dede Rosyada dalam hal ini mengklasifikasikan
kemampuan manajerial yang harus dipertimbangkan sebagai langkah
awal mengerjakan tugas menejerial sebagi berikut :
1. Kemampuan menciptakan yang meliputi : selalu mempunyai ide-ide
bagus, selalu mempunyai solusi-solusi untuk bebagai macam probelm
yang biasa dihadapi,mampu mengantisipasi berbagai konsekonsuen
dari berbagai pelaksanaan keputusan dan mampu mempergunakan
kemampuan
befikir
imajnatif
(
lateral
thinking
)
untuk
menghubungkan sesuatu dengan yang lainnya yang tidak bisa muncul
dari analisis dan pemikiran-pemikiran empiris.
2. Kemampuan membuat perencanaan yang meliputi : mampu
menghubungkan kenyataan sekarang dan hari esok, mampu mengenali
apa-apa yang penting saat itu dan apa-apa yang bener-benar
mendesak, mampu mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan akan datang
dan mampu melakukan analisis.
3. Kemampuan mengorganisasi yang meliputi : mampu mendistribusikan
tugas dan tanggung jawab yang adil, yang mampu membuat keputusan
yang sangat tepat, selalu bersikap tenang dalam menghadapi kesulitan,
mampu mengenali menggali pekerjaan itu sudah selesai dan sempurna
dikerjakan.
4
4. Kemampuan berkomunikasi yang meliputi : mampu memahami orang
lain, mampu dan mau mendengar orang lain, mampu menjelaskan
sesuatu pada orang lain, mampu berkomunikasi melalui tulisan,
mampu
membuat
orang
lain
berbicara,mampu
mengucapkan
terimakasih pada orang lain,selalu mendorong orang lain untuk maju
dan selalu mengikuti serta memanfaatkan teknologi informasi.
5. Kemampuan membereri motivasi meliputi : mampu memberi inspirasi
pada orang lain, menyampaikan tantangan yang realistis, membantu
orang lain untuk mencapai tujuan dan target, dan membantu orang lain
menilai konstribusi dan pencapaiannya sendiri.
6. Kemampuan
melakukan evaluasi yang meliputi
: mampu
membandingkan antara hasil yang dicapai dengan tujuan, mampu
melakukan evaluasi diri, mampu melakukan evaluasi terhadap
pekerjaan orang lain, dan mampu melakuakan tindakan pembenaran
saat diperlukan.3
B. Peran Kepemimpinan dalam membangun sekolah.
Pada masa sekarang, kita harus menjadi pemilik irama yang
harmonis dan bersinegis. Kita harus menyesuaikan diri dengan
perkembangan dan mengetahui bagaimanamemberikan pengaruh
kepada orang lain. Saat ini kita hidup dibawah bayang-bayang
hilangnya orang berbakat dan pemilik irama kepemimpinan. Dalam
kondisi seperti ini, kita bisa mencetak kepemimpinan, yaitu dengan
memfokuskan kepada peran-peran baru bagi pemimpin.
a. Kepala Sekolah Sebagai Inovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator,
kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin
hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh
tenaga kependidikan sekolah, dan mengembangkan model model
pembelajaran yang inofatif. Kepala sekolah sebagai inovator akan
3 Drs. H. Abd. Wahab H.S & Umiarso, M.Pd.I. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan
Spiritual.Jogjakarta : Ar-Ruzz Media ( 2011 ).hal : 114-116.
5
tercermin dari cara cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif,
kreatif, delegatif, integratif, rasional, objektif, pragmatis, keteladanan.
b. Pemimpin yang bermoral
Pemimpin yang bermoral memiliki etika yang tinggi melalui sentuhan sentuhan yang halus, seperti senyuman, perkataan yang menarik, serta
sentuhan yang kasih sayang.hal ini yang menjadikan tindakan - tindakan
seseorang lebih fleksibel dan elegan, sehingga perasaannya terhadap orang
lain meningkat.
Rasulullah SAW, bersabda “kalian jangan mengatakan, ‘betapa
kotornya jiwa ku’ namun ucapkanlah, ‘betapa kerasnya hatiku.’” ( HR
Bukhari muslim ).
Jiwa yang kotor dan hati yang keras adalah semakna, namun sentuhan
keindahan perkataan yang ditimbulkan berbeda. Pemimpin yang bermoral
memiliki kejujuran, kasih sayang, bijaksanaan, kesabaran, dan kerendahan
hati. Ia sangat teliti dalam hubungannya dengan orang lain.
Peranan pemimpin dalam suatu organisasi sangat diperlukan, sebab
tanpa peran pemimpin suatu organisasi tidak bisa berjalan sebagaimana
layaknya roda. Untuk menjalankan roda ini peranan pemimpin sangat
diperlukan agar tujuan-tujuan organisasi dapat tercapai.
Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah memiliki peran
dalam meningkatkan mutu serta memajukan pendidikan di sekolah. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan
dengan baik, antara lain: (1) Dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan
bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain
terhadap kepemimpinan yang bersangkutan. (2) Efektivitas kepemimpinan
tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang. (3)
Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi.
(4) Skill dan Kemampuan tidak tumbuh begitu saja melainkan melalui
pertumbuhan dan perkembangan. (5) Kehidupan organisasi yang dinamis
dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir
dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
Selanjutnya peranan pemimpin dalam organisasi (sekolah)
sebagaimana
dikemukan
Adair ( 2008: 23) adalah (1) Membantu
6
menciptakan iklim sosial yang baik. (2) Membantu kelompok untuk
mengorganisasikan diri. (3) Membantu kelompok dalam menetapkan
prosedur kerja. (4) Mengambil tanggung jawab untuk menetapkan
keputusan bersama dengan kelompok. (5) Memberi kesempatan pada
kelompok untuk belajar dari pengalaman.
Adapun dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional
(Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu,
sebagai: (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4)
supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja;
dan (7) wirausahawan.
Keberhasilan pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah dalam
mengelola organisasi pendidikan dipengaruhi oleh kemampuan untuk
melakukan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan terhadap semua operasional tingkat satuan pendidikan.
Keberhasilan sekolah dalam meraih mutu pendidikan yang baik banyak
ditentukan melalui peran kepemimpinan kepala sekolah. Hal ini
disebabkan peran kepala sekolah sangat kuat mempengaaruhi perilaku
sumber daya ketenagaan dalam hal ini guru, dan sumber-sumber daya
pendukung lainnya.
C. Karakteristik Pembaharuan Sekolah dan Pembaharuan dalam
Sekolah.
Salah satu usaha untuk pengembangan sekolah adalah dengan
pengenalan model pembaharuan sekolah. Model pembaharuan sekolah
perlu diasosialisasikan dan implementasinya harus disesuaikan dengan
situasi dan kondisi sekolah masing-masing. Untuk mengetauhi lebih jauh
tentang model pembaharuan sekolah, maka perlu diketauhi karakteristikkarakteristiknya.
Adapun beberapa karakteristik yang mendasari pembaharuan sekolah
adalah sebagai berikut :
1. Komunikasi yang lebih terbuka
Secara umum komunikasi di antara para pemegang
peran
meningkat dari sebelumnya. Ada beberapa pemegang peran meningkat
dari sebelumnya. Ada beberapa perbedaan tingkat keterbukaan dan cara
7
pendekatan yang dikomunikasikan pada tiap sekolah. Pada beberapa
sekolah, semua yang terlibat masalah-masalah disampaikan untuk
menjadi perhatian para pemegang peran melalui rapat, diskusi informal
dan surat (kepada orang tua siswa) atau melalui kegiatan sekolah biasa
(misalnya pada upacara bendera setiap senin). Pada sekolah lain
frekuensi dan kesempatan untuk menerima umpan balik sangat kurang,
walaupun pemegang peran merasa bahwa keadaan sekarang lebih baik
daripada sebelumnya. Dengan adanya komunikasi yang lebih terbuka/
transparan, maka para pemegang peran akan merasa lebih positif
mengenai sekolah.
2. Pengambilan keputusan bersama
Secara umum para pemegang peran mengalami lebih banyak
tanggung jawab dalam pengambilan keputusan . tingkat pengambilan
keputusan yang harus diambil oleh para pemegang peran berbeda satu
sekolah dengan sekolah yang lain. Seluruh pemegang peran mengalami
peningkatan
tanggung
jawab
dalam
pengambilan
keputusan
dibandingkan dengan sebelumnya. Para pemegang peran merasa lebih
terlibat didalam proses tersebut dan yakinbahwa Kepala Sekolah
menghargai pendapat mereka.
3. Memperhatikan Kebutuhan Guru
Perhatian dan kemampuan
sekolah
terhadap
hal
inidapat
memberikan berbagai tingkatan motivasi pada guru. Kebutuhan guru
termasuk juga kesejahteraan pribadi, pengembangan profesional dan
bantuan dalam pengajaran. Apabila kesejahteraaguru terjamin, guru dapat
memberi
perhatian yang lebih terhadap pengajaran. Guru didukung
untuk meningkatkan
kualifikasi ke tingkat S1 dan didorong untuk
melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Dukungan dari kepala sekolah
mengenai kenaikan pangkat bagi pegawai negeri dan kebutuhan
pengembangan profesional dikomunikasikan kepada guru, bahwa hal
tersebut penting demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah.
4. Memperhatikan kebutuhan Siswa
Sekolah yang memperhatikan kebutuhan siswa lebih diterima oleh
siswa, orang tua dan masyarakat. Kebutuhan siswa termasuk pula
8
peningkatan pengajaran, memberikan waktu pengajaran tambahan untuk
persipan Ebtanas, menambah kegiatan ekstra kulikuler, melibatkan siswa
dalam pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah mereka.
Semua sekolah yang melakukan pembaharuan yakin, bahwa sekolah
perlu dijadikan tempat yang menyenangkan bagi para siswa sehingga
merasa betah berada disana. Dengan memberikan ketrampilan yang
menarik dan peningkatan kegiatan ekstra, siswa akan lebih termotivasi
untuk pergi ke sekolah.
5. Keterpaduan sekolah dan Masyarakat
Sekolah mempunyai peran sosial yang penting dalam masyarakat.
Yang termasuk masyarakat dalam konteks ini adalah orang tua siswa dan
masyarakat setempat. BP3 adalah alat utama untuk saling bertemu bagi
kepala sekolah dan orang tua siswa biasanya rekomendasi kepala sekolah
dikaji ulang dalam rapat BP3 dan anggotanya memutuskan rekomendasi
mana yang akan didukung sebagai masalah utama yang perlu didanai.
Rekomendasi kepala sekolah didasarkan pada perhatia tersebut, namun
tercermin dalam pemikiran guru, siswa, orangtua siswa dan masyarakat.
Usulan Model Pembaharuan Untuk Mengembangkan Sekolah
Mengembangkan model pembaharuan adalah tugas yang
sulit karena proses bembaharuan adalah usaha yang multidimensional. Tidak ada satu modelpun yang dapat menjelaskan
dengan sempurna betapa rumitnya pengembangan sekolah. Yang
akan diusulkan oleh para konsultan adalah kerangka kerja yang
memberi pedoman pada proses pembaharuan.
9
Salah satu keuntungan dari model ini adalah apabila sekolah
sudah mencapai tingkat-tingkat komunikasi terbuka yang optimal
dan pengambilan keputusan bersama, sekolah dapat menjadi mandiri
. Hal ini secara tidak langsung menyatakan bahwa kepala sekolah
berfungsi sebagai koordinator pada fungsi sekolah yang berbeda.
Masalah utama adalah arah pengembangan sekolah dan identifikasi
sumber keuangan untuk membantu pengembangan sekolah yang
dapat terus menerus dalam kegiatan kepala sekolah. Dalam sistem
pendidikan dimana kepala sekolah
secara periodik diganti,
pendekatan ini membuat pengembangan sekolah tetap dilanjutkan
meskipun kepala sekolah sekolah yang baru, baru diperkenalkan
dengan sekolahnya .
Model ini merupakan tinjauan yang menyeluruh terhadap
semua yang terlibat dalam proses pengembangan kondisi untuk
pembaharuan di sekolah. Ketika sekolah menengah umum berjalan
menuju peningkatan mutu berbasis sekolah, hal ini menunjukkan
kepala sekolah bahwa proses pengembangan akan tercapai.4
Penjelasan Model Pengembangan Sekolah
Berdasarkan gambar 1 Model Pembaharuan
dalam
Pengembangan Sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah.
kepala sekolah merupakan pribadi yang menjadi inti dalam
peningkatan dan pengembangan sekolah. Para Konsutan melihat
bahwa
dalam
PengembanganSekolah
model
kepala
sekolah
mempunyai keinginan untuk memperbarui sekolah. Tujuannya adalah
memperhatikan kebutuhan pembelajaran siswa. Hal ini merupakan inti
dari berbagai usaha pengembangan.
Kepala sekolah memandu pemegang peran menuju
pengembangan visi dan misi sekolah. Melalui diskusi yang diadakan
bagi guru dan orang tua siswa, tujuan tertentu telah teridentifikasi
4 Prayitno dan Erman Anti. (1994). Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
10
untuk tiap tahun pelajaran. Melalui berbagai alat komunikasi,
kebutuhan guru dan siswa telah diketauhi dan dimasukkan dalam
rencana pengembangan. Sebagai pemimpin dalam pengajaran, kepala
sekolah menetapkan peranan dalam setiap pemegang peran ( orang tua
siswa, siswa, guru dan staf). Standar kedisiplinan telah dibuat dan
didiskusikan sehingga tiap orang mengetauhi pentingnya menciptakan
lingkungan belajar. Untuk membantu kepala sekolah, pihak-pihak lain
telah diundang untuk memikul bersama tanggung jawab bagi
keseluruhan pengembangan sekolah.guru diberi keleluasaan untuk
mengawasi yang lebih dalam proses pembelajaran, namun harus
menunjukan adanya peningkatan prestasi siswa. Gagasan-gagasan
telah didiskusikan dengan kepala sekolah lalu diujicobakan.
Program yang berhasil akan dilanjutkan, dan yang tidak berhasil
akan dibatalkan. Pemberian kesempatan kepada guru untuk menguji
gagasan-gagasan baru mendukung sejumlah pengembangan kritis.
Guru dianggap sebagai orang yang profesional dan menganggap
sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang dinamis dan tidak
membosankan. Pada akhirnya, hal ini akan membuat guru merasa
diberdayakan.
5
2. Kebutuhan Guru.
guru merupakan dasar bagi semua usaha pendidikan. Mendukung
mereka dalam berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan
adalah sangat penting. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
kesejahteraan guru, pengembangan profesional dan bantuan dalam
pengajaran. Untuk mendorong motivasi guru, semua itu perlu
diperhatikan.
Model pembaharuan mencatat adanya keterbukaan dan
komunikasi antara kepala sekolah dan para pemegang saham lainnya.
Melalui proses ini, kebutuhan guru dapat diketauhi dan dukungan yang
memadai diperlukan dari kepala sekolah dan para orangtua siswa.
5 Ibid hal 40
11
Pengalaman dari pengembangan Sekolah Model memperjelas
adanya beragam cara untuk membantu guru. Kesejahteraan guru dapat
ditingkatkan melalui pemberian biaya transort, makan siang gratis,
pemberian honor tambahanuntuk kelebihan jam mengajar atau mengikuti
pelatihan khusus.kepala sekolah mempunyai perhatian lebih dalam
pengembangan profesional guru dengan mengkaji ulang kreteria
kenaikan pangkat pegawai negeri dan membantu guru dalam hal ini dan
mendukung semua jenjang pelatihan.
Semua sekolah menitiberatkan pada peningkatan pendidikan guru,
agar
sekurang-kurangnya
berpendidikan
S1.
Hal
ketiga
adalah
memperhatikan penyediaan bahan tambahan untuk mata pelajaran yang
diajarkan, tambahan sumber perpustakaan, peningkatan laboratorium
bahasa dan IPA, penyediaan laboratorium komputer dan perlengkapan
audio-visual.
3. Kebutuhan siswa.
Tujuan utama sekolah adalah memberikan pendidikan yang baik
bagi generasi muda indonesia. Oleh karena itu pencapaian hasil belajar
siswa merupakan perhatian utama dalam semua usaha pengembangan.
Prestasi siwa tergantung pada banyak faktor. Salah satu yang sangat
menentukan
adalah
motivasi
belajar.
Semua
sekolah
model
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Hal ini dapat tercapai melalui peranan masing-masing pemegang
peran termasuk siswa dan orang tua siswa. Siswa bertanggung jawab
dalam belajar sedangkan yang lainnya membantu mereka. Guru dan
kepala sekolah menaruh harapan yang tinggi kepada masing-masing
siswa. Apabila seluruh pemegang peran mempunyai pandangan yang
sama mengenai pentingnya pembelajaran, keajekan dalam memberikan
perhatian untuk keberhasilan siswa, hal itu merupakan pesan yang kuat
kepada siswa.
Selain mempunyai
pemahaman
umum
mengenai
peranan
pendidikan, metode pengajaran dan bahan pengajaran yang tepat dan
efektif akan memperkuat prospek keberhasilan siswa. Rencana lainnya
yang dapat memberikan motivasi adalah penambahan kegiatan
12
ekstrakulikuler yang menarik bagi siswa. Hal ini dapat bervariasi, mulai
dari kegiatan olahraga, pendidikan keagamaan, program pelatihan
ketrampilan untuk persiapan kerja. Peran serta siswa dalam
pengambilan keputusan merupakan sarana lain untuk memotivasi siswa.
Beberapa kepala sekolah membentuk OSIS yang terdiri atas wakil dari
setiap kelas untuk mendiskusikan kepada kepala sekolah yang menjadi
perhatian siswa.
Dalam hal ini siswa mengidentifikasi sendiri apa kebutuhan
mereka yang dapat memberi sumbangan kepada pengembangan
sekolah. Beberapa usulan kegiatan, pelaksanaannya menjadi tanggung
jawab siswa, masalah-masalah lain yang menjadi perhatian dari semua
sekolah adalah kebutuhan akan adanya lingkungan yang aman bagi
siswa dan guru yang datang kesekolah.
4. Keterpaduan Masyarakat.
Orang tua siswa dan masyarakat setempat seringkali tidak dilihat
sebagai aset yang berharga dalam peningkatan mutu pendidikan.
Dengan melibatkan orang tua siswa, kantor pendidikan dan pemerintah,
serta pengusaha setempat, sekolah memperoleh sumber tambahan untuk
pengembangan sekolah. Terdapat variasi fungsi BP3, namun program
yang paling efektif dapat memberikan pertanggungjawaban terhadap
organisasi dalam memutuskan program mana yang akan didanai.6
Pengembangan
manajemen pendidikan dan sosialisasi model
pembaharuan sekolah diharapkan dapat mengembangkan sekolahsekolah yang ada sehingga mutu pendidikan dapat diperbaiki.
Implementasi pengembangan manajemen pendidikan dan sosialisasi
model pembaharuan sekolah sedapat mungkin disesuaikan dengan
situasi dan kondisi masing-masing sekolah. Hal ini harus diperhatikan
sebab antara sekolah yang satu dengan yang lain memiliki situasi dan
kondisi yang berbeda sehingga memerlukan model pembaharuan dan
manajemen pendidikan yang berbeda pula.
6 Dasim B.(2003). Indikator kinerja dewan pendidikan dan komite sekolah. Diambil tanggal
07 mei dari : http://www.depdiknas.go.id/serba serbi/dpks/kinerja.htm
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin pada satu lembaga
satuan pendidikan. Tanpa kehadiran kepemimpina pendidikan, proses
pendidikan termasuk pembelajaran tidak berjalan efektif. Kepemimpinan
pendidikan adalah pemimpin yang proses keberadaannya dapat dipilih
secara langsung, ditetapkan oleh yayasan atau ditetapkan oleh
pemerintah.
. Kepemimpinan islam meliputi banyak hal, karena seorang
pemimpin dalam perspektif islam yang memiliki fungsi ganda yaitu
sebagai seorang khalifatullah ( wakil Allah ) dimuka bumi yang harus
mereleasasikan misi sucinya sebagai pembawa rahmat bagi alam
semesta. Dan segaligus sebagai abdullah ( hamba Allah ) yang patuh
serta senantiasa terpanggil untuk mengabdikan segenap dedikasinya di
jalan Allah. Jika lihat teori-teori tentang fungsi dan peran seorang
pemimpin yang hanya menemukan bahwa aspek kepemimpinan itu
sebagai sebuah konsep relasi, proses otoritas maupun kegiatan
mempengaruhi secara horizontal
peran-peran baru bagi pemimpin yaitu : Kepala Sekolah Sebagai
Inovator, pemimpin yang bermoral. Karakteristik yang mendasari
pembaharuan sekolah adalah sebagai berikut :
Komunikasi yang lebih terbuka
Pengambilan keputusan bersama.
Memperhatikan kebutuhan siswa.
Keterpaduan sekolah dan masyarakat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Aunur Rohim Fakih. Kepemimpinan Islam. Yogjakarta: UII Press (
2001 )
Drs. H. Abd. Wahab H.S & Umiarso, M.Pd.I. Kepemimpinan
Pendidikan
dan Kecerdasan Spiritual.Jogjakarta :
Ar-Ruzz Media ( 2011 ).
Dasim B.(2003). Indikator kinerja dewan pendidikan dan komite
sekolah.
Diambil tanggal 07 mei dari : http://www.depdiknas.go.id/serba
serbi/dpks/kinerja.htm
Prayitno dan Erman Anti. (1994). Dasar-dasar bimbingan dan
konseling. Jakarta,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
15
16
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
Munculnya pemimpin dalam islam dilacak keberadaan manusia di
muka bumi yang dimulai dari Allah menciptakan Adam dan Hawa.
Kepemimpinan islam meliputi banyak hal, karena seorang pemimpin
dalam perspektif islam yang memiliki fungsi ganda yaitu sebagai seorang
khalifatullah ( wakil Allah ) dimuka bumi yang harus mereleasasikan misi
sucinya sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Dan segaligus
sebagai abdullah ( hamba Allah ) yang patuh serta senantiasa terpanggil
untuk mengabdikan segenap dedikasinya di jalan Allah. Jika lihat teoriteori tentang fungsi dan peran seorang pemimpin yang hanya menemukan
bahwa aspek kepemimpinan itu sebagai sebuah konsep relasi, proses
otoritas maupun kegiatan mempengaruhi secara horizontal.1
sebagai umat islam tentunya contoh yang paling ideal untuk di ikuti
adalah Rasulullah Muhammad saw beliau merupakan sososk manusia
yang paripurna diselami lautannya sepanjang zaman.2
Peran Kepemimpinan dalam model pembaharuan sekolah disini
sangat diperlukan, sebab dalam kenyataannya apa yang kita lakukan
setiap waktunya arus lebih baik dari sebelumnya. Dan setiap saatnya
harus berkembang. Disini kami akan membahas tenang peranan
kepemimpinan dalam sekolah dan bagaimana model pembaharuan itu
dalam sekolah.
B . RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan apa yang
dimaksutkan
dengan
kepemimpinan
pendidikan (kepala sekolah) ?
2. Bagaimana peran kepemimpinan dalam membangun sekolah ?
3. Bagaimana model pembaharuan dalam sekolah ?
1 Aunur Rohim Fakih. Kepemimpinan Islam. Yogjakarta:UII Press ( 2001 ).hal:4
2 Ibid.hal:31.
1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kepemimpinan
pendidikan (kepala sekolah).
2. Untuk mengetahui peran seorang pemimpin dalam membangun
sekolah.
3. Untuk mengetahui bagaimana pembaharuan dalam sekolah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan Pendidikan ( Kepala Sekolah ).
Sebagaimana lembaga pendidikan dipahami suatu organisasi,
kepemimpinan dan menejemen menjadi menarik untuk dikaji. Sebagai suatu
organisasi, lembaga pendidikan memerlukan tidak hanya seorang menejer
untuk mengelola sumber daya lembaga pendidikan yang lebih banyak
berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administrasi
lainnya, tetapi juga memerlukan pemimpin yang mamapu menciptakan
sebuah visi dan mengilhami staf dan semua komponen individu yang terkait
dengan lembaga pendidikan.
Lembaga pendidikan merupakan bentuk organisasi moral yang
berbeda dengan bentuk organisasi lainnya, terutama yang beriorentasi pada
keuntungan ( laba ). Sebagai suatu organisasi , menurut Wahjosumidjo,
kesuksesan lembaga pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kepemimpinan
pendidikan, tetapi juga oleh tenaga kependidikan lainnya dan proses
lembaga itu sendiri. Hal tersebut membawa konsekuensi logis bahwa
kepemimpinan
ketenagaan
pendidikan
pendidikan
di
berkewajiban
lembaga
untuk
pendidikan
mengoorganisasikan
untuk
menjamin
teraplikasinya peraturan dan perundangan lembaga pendidikan. Dalam peran
tersebut kepemimpinan pendidikan dapat berfungsi sebagai motivator,
direktur dan evaluator.
Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin pada satu lembaga
satuan pendidikan. Tanpa kehadiran kepemimpina pendidikan, proses
pendidikan termasuk pembelajaran tidak berjalan efektif. Kepemimpinan
pendidikan adalah pemimpin yang proses keberadaannya dapat dipilih
secara langsung, ditetapkan oleh yayasan atau ditetapkan oleh pemerintah.
Menurut mulyono,kepala lembaga pendidikan harus memiliki beberapa
3
persyaratan untuk menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi
efektif, antara lain:
Memiliki kesehatan jasmani dan ruhani yang baik.
Berpegang teguh pada tujuan yang dicapai.
Bersemangat
Cakap dalam memberi bimbingan.
Jujur.
Cerdas
Cakap di dalam hal mengajar dan menaruh perhatian kepercayaanyang
baik dan berusaha untuk mencapainya.
Selain beberapa persyaratan tersebut kepemimpinan pendidikan
sebagai seorang menejerdi lembaga pendidikan juga harus memiliki tiga
kecerdasan pokok yaitu kecerdasan profesional, kecerdasan proposal dan
kecerdasan manajerial agar dapat bekerja sama dan mengerjakan sesuatu
dengan orang lain. Dede Rosyada dalam hal ini mengklasifikasikan
kemampuan manajerial yang harus dipertimbangkan sebagai langkah
awal mengerjakan tugas menejerial sebagi berikut :
1. Kemampuan menciptakan yang meliputi : selalu mempunyai ide-ide
bagus, selalu mempunyai solusi-solusi untuk bebagai macam probelm
yang biasa dihadapi,mampu mengantisipasi berbagai konsekonsuen
dari berbagai pelaksanaan keputusan dan mampu mempergunakan
kemampuan
befikir
imajnatif
(
lateral
thinking
)
untuk
menghubungkan sesuatu dengan yang lainnya yang tidak bisa muncul
dari analisis dan pemikiran-pemikiran empiris.
2. Kemampuan membuat perencanaan yang meliputi : mampu
menghubungkan kenyataan sekarang dan hari esok, mampu mengenali
apa-apa yang penting saat itu dan apa-apa yang bener-benar
mendesak, mampu mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan akan datang
dan mampu melakukan analisis.
3. Kemampuan mengorganisasi yang meliputi : mampu mendistribusikan
tugas dan tanggung jawab yang adil, yang mampu membuat keputusan
yang sangat tepat, selalu bersikap tenang dalam menghadapi kesulitan,
mampu mengenali menggali pekerjaan itu sudah selesai dan sempurna
dikerjakan.
4
4. Kemampuan berkomunikasi yang meliputi : mampu memahami orang
lain, mampu dan mau mendengar orang lain, mampu menjelaskan
sesuatu pada orang lain, mampu berkomunikasi melalui tulisan,
mampu
membuat
orang
lain
berbicara,mampu
mengucapkan
terimakasih pada orang lain,selalu mendorong orang lain untuk maju
dan selalu mengikuti serta memanfaatkan teknologi informasi.
5. Kemampuan membereri motivasi meliputi : mampu memberi inspirasi
pada orang lain, menyampaikan tantangan yang realistis, membantu
orang lain untuk mencapai tujuan dan target, dan membantu orang lain
menilai konstribusi dan pencapaiannya sendiri.
6. Kemampuan
melakukan evaluasi yang meliputi
: mampu
membandingkan antara hasil yang dicapai dengan tujuan, mampu
melakukan evaluasi diri, mampu melakukan evaluasi terhadap
pekerjaan orang lain, dan mampu melakuakan tindakan pembenaran
saat diperlukan.3
B. Peran Kepemimpinan dalam membangun sekolah.
Pada masa sekarang, kita harus menjadi pemilik irama yang
harmonis dan bersinegis. Kita harus menyesuaikan diri dengan
perkembangan dan mengetahui bagaimanamemberikan pengaruh
kepada orang lain. Saat ini kita hidup dibawah bayang-bayang
hilangnya orang berbakat dan pemilik irama kepemimpinan. Dalam
kondisi seperti ini, kita bisa mencetak kepemimpinan, yaitu dengan
memfokuskan kepada peran-peran baru bagi pemimpin.
a. Kepala Sekolah Sebagai Inovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator,
kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin
hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh
tenaga kependidikan sekolah, dan mengembangkan model model
pembelajaran yang inofatif. Kepala sekolah sebagai inovator akan
3 Drs. H. Abd. Wahab H.S & Umiarso, M.Pd.I. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan
Spiritual.Jogjakarta : Ar-Ruzz Media ( 2011 ).hal : 114-116.
5
tercermin dari cara cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif,
kreatif, delegatif, integratif, rasional, objektif, pragmatis, keteladanan.
b. Pemimpin yang bermoral
Pemimpin yang bermoral memiliki etika yang tinggi melalui sentuhan sentuhan yang halus, seperti senyuman, perkataan yang menarik, serta
sentuhan yang kasih sayang.hal ini yang menjadikan tindakan - tindakan
seseorang lebih fleksibel dan elegan, sehingga perasaannya terhadap orang
lain meningkat.
Rasulullah SAW, bersabda “kalian jangan mengatakan, ‘betapa
kotornya jiwa ku’ namun ucapkanlah, ‘betapa kerasnya hatiku.’” ( HR
Bukhari muslim ).
Jiwa yang kotor dan hati yang keras adalah semakna, namun sentuhan
keindahan perkataan yang ditimbulkan berbeda. Pemimpin yang bermoral
memiliki kejujuran, kasih sayang, bijaksanaan, kesabaran, dan kerendahan
hati. Ia sangat teliti dalam hubungannya dengan orang lain.
Peranan pemimpin dalam suatu organisasi sangat diperlukan, sebab
tanpa peran pemimpin suatu organisasi tidak bisa berjalan sebagaimana
layaknya roda. Untuk menjalankan roda ini peranan pemimpin sangat
diperlukan agar tujuan-tujuan organisasi dapat tercapai.
Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah memiliki peran
dalam meningkatkan mutu serta memajukan pendidikan di sekolah. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan
dengan baik, antara lain: (1) Dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan
bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain
terhadap kepemimpinan yang bersangkutan. (2) Efektivitas kepemimpinan
tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang. (3)
Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi.
(4) Skill dan Kemampuan tidak tumbuh begitu saja melainkan melalui
pertumbuhan dan perkembangan. (5) Kehidupan organisasi yang dinamis
dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir
dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
Selanjutnya peranan pemimpin dalam organisasi (sekolah)
sebagaimana
dikemukan
Adair ( 2008: 23) adalah (1) Membantu
6
menciptakan iklim sosial yang baik. (2) Membantu kelompok untuk
mengorganisasikan diri. (3) Membantu kelompok dalam menetapkan
prosedur kerja. (4) Mengambil tanggung jawab untuk menetapkan
keputusan bersama dengan kelompok. (5) Memberi kesempatan pada
kelompok untuk belajar dari pengalaman.
Adapun dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional
(Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu,
sebagai: (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4)
supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja;
dan (7) wirausahawan.
Keberhasilan pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah dalam
mengelola organisasi pendidikan dipengaruhi oleh kemampuan untuk
melakukan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan terhadap semua operasional tingkat satuan pendidikan.
Keberhasilan sekolah dalam meraih mutu pendidikan yang baik banyak
ditentukan melalui peran kepemimpinan kepala sekolah. Hal ini
disebabkan peran kepala sekolah sangat kuat mempengaaruhi perilaku
sumber daya ketenagaan dalam hal ini guru, dan sumber-sumber daya
pendukung lainnya.
C. Karakteristik Pembaharuan Sekolah dan Pembaharuan dalam
Sekolah.
Salah satu usaha untuk pengembangan sekolah adalah dengan
pengenalan model pembaharuan sekolah. Model pembaharuan sekolah
perlu diasosialisasikan dan implementasinya harus disesuaikan dengan
situasi dan kondisi sekolah masing-masing. Untuk mengetauhi lebih jauh
tentang model pembaharuan sekolah, maka perlu diketauhi karakteristikkarakteristiknya.
Adapun beberapa karakteristik yang mendasari pembaharuan sekolah
adalah sebagai berikut :
1. Komunikasi yang lebih terbuka
Secara umum komunikasi di antara para pemegang
peran
meningkat dari sebelumnya. Ada beberapa pemegang peran meningkat
dari sebelumnya. Ada beberapa perbedaan tingkat keterbukaan dan cara
7
pendekatan yang dikomunikasikan pada tiap sekolah. Pada beberapa
sekolah, semua yang terlibat masalah-masalah disampaikan untuk
menjadi perhatian para pemegang peran melalui rapat, diskusi informal
dan surat (kepada orang tua siswa) atau melalui kegiatan sekolah biasa
(misalnya pada upacara bendera setiap senin). Pada sekolah lain
frekuensi dan kesempatan untuk menerima umpan balik sangat kurang,
walaupun pemegang peran merasa bahwa keadaan sekarang lebih baik
daripada sebelumnya. Dengan adanya komunikasi yang lebih terbuka/
transparan, maka para pemegang peran akan merasa lebih positif
mengenai sekolah.
2. Pengambilan keputusan bersama
Secara umum para pemegang peran mengalami lebih banyak
tanggung jawab dalam pengambilan keputusan . tingkat pengambilan
keputusan yang harus diambil oleh para pemegang peran berbeda satu
sekolah dengan sekolah yang lain. Seluruh pemegang peran mengalami
peningkatan
tanggung
jawab
dalam
pengambilan
keputusan
dibandingkan dengan sebelumnya. Para pemegang peran merasa lebih
terlibat didalam proses tersebut dan yakinbahwa Kepala Sekolah
menghargai pendapat mereka.
3. Memperhatikan Kebutuhan Guru
Perhatian dan kemampuan
sekolah
terhadap
hal
inidapat
memberikan berbagai tingkatan motivasi pada guru. Kebutuhan guru
termasuk juga kesejahteraan pribadi, pengembangan profesional dan
bantuan dalam pengajaran. Apabila kesejahteraaguru terjamin, guru dapat
memberi
perhatian yang lebih terhadap pengajaran. Guru didukung
untuk meningkatkan
kualifikasi ke tingkat S1 dan didorong untuk
melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Dukungan dari kepala sekolah
mengenai kenaikan pangkat bagi pegawai negeri dan kebutuhan
pengembangan profesional dikomunikasikan kepada guru, bahwa hal
tersebut penting demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah.
4. Memperhatikan kebutuhan Siswa
Sekolah yang memperhatikan kebutuhan siswa lebih diterima oleh
siswa, orang tua dan masyarakat. Kebutuhan siswa termasuk pula
8
peningkatan pengajaran, memberikan waktu pengajaran tambahan untuk
persipan Ebtanas, menambah kegiatan ekstra kulikuler, melibatkan siswa
dalam pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah mereka.
Semua sekolah yang melakukan pembaharuan yakin, bahwa sekolah
perlu dijadikan tempat yang menyenangkan bagi para siswa sehingga
merasa betah berada disana. Dengan memberikan ketrampilan yang
menarik dan peningkatan kegiatan ekstra, siswa akan lebih termotivasi
untuk pergi ke sekolah.
5. Keterpaduan sekolah dan Masyarakat
Sekolah mempunyai peran sosial yang penting dalam masyarakat.
Yang termasuk masyarakat dalam konteks ini adalah orang tua siswa dan
masyarakat setempat. BP3 adalah alat utama untuk saling bertemu bagi
kepala sekolah dan orang tua siswa biasanya rekomendasi kepala sekolah
dikaji ulang dalam rapat BP3 dan anggotanya memutuskan rekomendasi
mana yang akan didukung sebagai masalah utama yang perlu didanai.
Rekomendasi kepala sekolah didasarkan pada perhatia tersebut, namun
tercermin dalam pemikiran guru, siswa, orangtua siswa dan masyarakat.
Usulan Model Pembaharuan Untuk Mengembangkan Sekolah
Mengembangkan model pembaharuan adalah tugas yang
sulit karena proses bembaharuan adalah usaha yang multidimensional. Tidak ada satu modelpun yang dapat menjelaskan
dengan sempurna betapa rumitnya pengembangan sekolah. Yang
akan diusulkan oleh para konsultan adalah kerangka kerja yang
memberi pedoman pada proses pembaharuan.
9
Salah satu keuntungan dari model ini adalah apabila sekolah
sudah mencapai tingkat-tingkat komunikasi terbuka yang optimal
dan pengambilan keputusan bersama, sekolah dapat menjadi mandiri
. Hal ini secara tidak langsung menyatakan bahwa kepala sekolah
berfungsi sebagai koordinator pada fungsi sekolah yang berbeda.
Masalah utama adalah arah pengembangan sekolah dan identifikasi
sumber keuangan untuk membantu pengembangan sekolah yang
dapat terus menerus dalam kegiatan kepala sekolah. Dalam sistem
pendidikan dimana kepala sekolah
secara periodik diganti,
pendekatan ini membuat pengembangan sekolah tetap dilanjutkan
meskipun kepala sekolah sekolah yang baru, baru diperkenalkan
dengan sekolahnya .
Model ini merupakan tinjauan yang menyeluruh terhadap
semua yang terlibat dalam proses pengembangan kondisi untuk
pembaharuan di sekolah. Ketika sekolah menengah umum berjalan
menuju peningkatan mutu berbasis sekolah, hal ini menunjukkan
kepala sekolah bahwa proses pengembangan akan tercapai.4
Penjelasan Model Pengembangan Sekolah
Berdasarkan gambar 1 Model Pembaharuan
dalam
Pengembangan Sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah.
kepala sekolah merupakan pribadi yang menjadi inti dalam
peningkatan dan pengembangan sekolah. Para Konsutan melihat
bahwa
dalam
PengembanganSekolah
model
kepala
sekolah
mempunyai keinginan untuk memperbarui sekolah. Tujuannya adalah
memperhatikan kebutuhan pembelajaran siswa. Hal ini merupakan inti
dari berbagai usaha pengembangan.
Kepala sekolah memandu pemegang peran menuju
pengembangan visi dan misi sekolah. Melalui diskusi yang diadakan
bagi guru dan orang tua siswa, tujuan tertentu telah teridentifikasi
4 Prayitno dan Erman Anti. (1994). Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
10
untuk tiap tahun pelajaran. Melalui berbagai alat komunikasi,
kebutuhan guru dan siswa telah diketauhi dan dimasukkan dalam
rencana pengembangan. Sebagai pemimpin dalam pengajaran, kepala
sekolah menetapkan peranan dalam setiap pemegang peran ( orang tua
siswa, siswa, guru dan staf). Standar kedisiplinan telah dibuat dan
didiskusikan sehingga tiap orang mengetauhi pentingnya menciptakan
lingkungan belajar. Untuk membantu kepala sekolah, pihak-pihak lain
telah diundang untuk memikul bersama tanggung jawab bagi
keseluruhan pengembangan sekolah.guru diberi keleluasaan untuk
mengawasi yang lebih dalam proses pembelajaran, namun harus
menunjukan adanya peningkatan prestasi siswa. Gagasan-gagasan
telah didiskusikan dengan kepala sekolah lalu diujicobakan.
Program yang berhasil akan dilanjutkan, dan yang tidak berhasil
akan dibatalkan. Pemberian kesempatan kepada guru untuk menguji
gagasan-gagasan baru mendukung sejumlah pengembangan kritis.
Guru dianggap sebagai orang yang profesional dan menganggap
sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang dinamis dan tidak
membosankan. Pada akhirnya, hal ini akan membuat guru merasa
diberdayakan.
5
2. Kebutuhan Guru.
guru merupakan dasar bagi semua usaha pendidikan. Mendukung
mereka dalam berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan
adalah sangat penting. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
kesejahteraan guru, pengembangan profesional dan bantuan dalam
pengajaran. Untuk mendorong motivasi guru, semua itu perlu
diperhatikan.
Model pembaharuan mencatat adanya keterbukaan dan
komunikasi antara kepala sekolah dan para pemegang saham lainnya.
Melalui proses ini, kebutuhan guru dapat diketauhi dan dukungan yang
memadai diperlukan dari kepala sekolah dan para orangtua siswa.
5 Ibid hal 40
11
Pengalaman dari pengembangan Sekolah Model memperjelas
adanya beragam cara untuk membantu guru. Kesejahteraan guru dapat
ditingkatkan melalui pemberian biaya transort, makan siang gratis,
pemberian honor tambahanuntuk kelebihan jam mengajar atau mengikuti
pelatihan khusus.kepala sekolah mempunyai perhatian lebih dalam
pengembangan profesional guru dengan mengkaji ulang kreteria
kenaikan pangkat pegawai negeri dan membantu guru dalam hal ini dan
mendukung semua jenjang pelatihan.
Semua sekolah menitiberatkan pada peningkatan pendidikan guru,
agar
sekurang-kurangnya
berpendidikan
S1.
Hal
ketiga
adalah
memperhatikan penyediaan bahan tambahan untuk mata pelajaran yang
diajarkan, tambahan sumber perpustakaan, peningkatan laboratorium
bahasa dan IPA, penyediaan laboratorium komputer dan perlengkapan
audio-visual.
3. Kebutuhan siswa.
Tujuan utama sekolah adalah memberikan pendidikan yang baik
bagi generasi muda indonesia. Oleh karena itu pencapaian hasil belajar
siswa merupakan perhatian utama dalam semua usaha pengembangan.
Prestasi siwa tergantung pada banyak faktor. Salah satu yang sangat
menentukan
adalah
motivasi
belajar.
Semua
sekolah
model
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Hal ini dapat tercapai melalui peranan masing-masing pemegang
peran termasuk siswa dan orang tua siswa. Siswa bertanggung jawab
dalam belajar sedangkan yang lainnya membantu mereka. Guru dan
kepala sekolah menaruh harapan yang tinggi kepada masing-masing
siswa. Apabila seluruh pemegang peran mempunyai pandangan yang
sama mengenai pentingnya pembelajaran, keajekan dalam memberikan
perhatian untuk keberhasilan siswa, hal itu merupakan pesan yang kuat
kepada siswa.
Selain mempunyai
pemahaman
umum
mengenai
peranan
pendidikan, metode pengajaran dan bahan pengajaran yang tepat dan
efektif akan memperkuat prospek keberhasilan siswa. Rencana lainnya
yang dapat memberikan motivasi adalah penambahan kegiatan
12
ekstrakulikuler yang menarik bagi siswa. Hal ini dapat bervariasi, mulai
dari kegiatan olahraga, pendidikan keagamaan, program pelatihan
ketrampilan untuk persiapan kerja. Peran serta siswa dalam
pengambilan keputusan merupakan sarana lain untuk memotivasi siswa.
Beberapa kepala sekolah membentuk OSIS yang terdiri atas wakil dari
setiap kelas untuk mendiskusikan kepada kepala sekolah yang menjadi
perhatian siswa.
Dalam hal ini siswa mengidentifikasi sendiri apa kebutuhan
mereka yang dapat memberi sumbangan kepada pengembangan
sekolah. Beberapa usulan kegiatan, pelaksanaannya menjadi tanggung
jawab siswa, masalah-masalah lain yang menjadi perhatian dari semua
sekolah adalah kebutuhan akan adanya lingkungan yang aman bagi
siswa dan guru yang datang kesekolah.
4. Keterpaduan Masyarakat.
Orang tua siswa dan masyarakat setempat seringkali tidak dilihat
sebagai aset yang berharga dalam peningkatan mutu pendidikan.
Dengan melibatkan orang tua siswa, kantor pendidikan dan pemerintah,
serta pengusaha setempat, sekolah memperoleh sumber tambahan untuk
pengembangan sekolah. Terdapat variasi fungsi BP3, namun program
yang paling efektif dapat memberikan pertanggungjawaban terhadap
organisasi dalam memutuskan program mana yang akan didanai.6
Pengembangan
manajemen pendidikan dan sosialisasi model
pembaharuan sekolah diharapkan dapat mengembangkan sekolahsekolah yang ada sehingga mutu pendidikan dapat diperbaiki.
Implementasi pengembangan manajemen pendidikan dan sosialisasi
model pembaharuan sekolah sedapat mungkin disesuaikan dengan
situasi dan kondisi masing-masing sekolah. Hal ini harus diperhatikan
sebab antara sekolah yang satu dengan yang lain memiliki situasi dan
kondisi yang berbeda sehingga memerlukan model pembaharuan dan
manajemen pendidikan yang berbeda pula.
6 Dasim B.(2003). Indikator kinerja dewan pendidikan dan komite sekolah. Diambil tanggal
07 mei dari : http://www.depdiknas.go.id/serba serbi/dpks/kinerja.htm
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin pada satu lembaga
satuan pendidikan. Tanpa kehadiran kepemimpina pendidikan, proses
pendidikan termasuk pembelajaran tidak berjalan efektif. Kepemimpinan
pendidikan adalah pemimpin yang proses keberadaannya dapat dipilih
secara langsung, ditetapkan oleh yayasan atau ditetapkan oleh
pemerintah.
. Kepemimpinan islam meliputi banyak hal, karena seorang
pemimpin dalam perspektif islam yang memiliki fungsi ganda yaitu
sebagai seorang khalifatullah ( wakil Allah ) dimuka bumi yang harus
mereleasasikan misi sucinya sebagai pembawa rahmat bagi alam
semesta. Dan segaligus sebagai abdullah ( hamba Allah ) yang patuh
serta senantiasa terpanggil untuk mengabdikan segenap dedikasinya di
jalan Allah. Jika lihat teori-teori tentang fungsi dan peran seorang
pemimpin yang hanya menemukan bahwa aspek kepemimpinan itu
sebagai sebuah konsep relasi, proses otoritas maupun kegiatan
mempengaruhi secara horizontal
peran-peran baru bagi pemimpin yaitu : Kepala Sekolah Sebagai
Inovator, pemimpin yang bermoral. Karakteristik yang mendasari
pembaharuan sekolah adalah sebagai berikut :
Komunikasi yang lebih terbuka
Pengambilan keputusan bersama.
Memperhatikan kebutuhan siswa.
Keterpaduan sekolah dan masyarakat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Aunur Rohim Fakih. Kepemimpinan Islam. Yogjakarta: UII Press (
2001 )
Drs. H. Abd. Wahab H.S & Umiarso, M.Pd.I. Kepemimpinan
Pendidikan
dan Kecerdasan Spiritual.Jogjakarta :
Ar-Ruzz Media ( 2011 ).
Dasim B.(2003). Indikator kinerja dewan pendidikan dan komite
sekolah.
Diambil tanggal 07 mei dari : http://www.depdiknas.go.id/serba
serbi/dpks/kinerja.htm
Prayitno dan Erman Anti. (1994). Dasar-dasar bimbingan dan
konseling. Jakarta,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
15
16