PENDIDIKAN DAN PROFESIONALISME id. pdf

PENDIDIKAN DAN PROFESIONALISME

Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Dosen Pembimbing :
FINA SURYA ANGGRAINI, M.Pd.I
Disusun Oleh :
1. J aya Roza Azzukhrufi
2. Syaiful Anwar Nurul J amal

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah

INSTITUT KH ABDUL CHALIM
MOJ OKERTO
Tahun 2016

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberi hidayah
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini untuk

memenuhi tugas mata kuliah sosiologi pendidikan
Dalam makalah ini, kami memberikan uraian singkat tentang
pendidikan dan profesionalisme, dengan harapan semoga kita semakin
faham terhadap apa yang kami uraiakan.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan kami dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya
makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu
yang telah memberikan bimbingannya, serta semua pihak yang ikut serta
dalam terselesaikannya makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.
Kami sangat berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua serta langkah kita dalam menuntut ilmu senantiasa diridhai oleh
Allah SWT.

Mojokerto, 5 November 2016

i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

BAB I

1

PENDAHULUAN

1

A.


Latar Belakang Masalah

1

B.

Rumusan Masalah

1

C.

Tujuan Masalah

2

BAB II

3


PEMBAHASAN

3

A.

Pengertian Profesionalisme

3

B.

Ciri – Ciri Profesionalisme

4

C.

Pekerjaan atau J abatan sebagai Profesi


5

D. Pendidikan sebagai Perkembangan Profesionaliasi, Organisasi
Profesional

8

BAB III

10

PENUTUP

10

DAFTAR PUSTAKA

11

ii


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebelum mengetahui tentang pendidikan dan profesionalisme,
sebaiknya terlebih dahulu mengetahui definisi dari pendidikan sendiri
itu apa. Pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam
membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal agar dapat berdiri dan bertanggung
jawab.
Pendidikan adalah proses perubahan manusia dari tidak
berdaya menjadi berdaya, dari tidak punya harapan menjadi
berpengharap. Pendidikan berkaitan erat dengan segala sesuatu yang
bertalian dengan berkembangan manusia mulai perkembangan fisik,
kesehatan keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, social, sampai
kepada perkembangan iman. Perkembangan ini mengacu kepada
membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia
meningkatkan hidupnya dan berprofesi yg faham akan moral.
Pentingnya pendidikan yang lebih tinggi dalam masyarakat juga dapat
diamati pada lapisan elit masyarakat.1

Istilah “ profesi “ memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi
tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi. Untuk mencegah
kesimpang siuran tentang arti profesi dan hal hal yang bersangkut
paut dengan itu, berikut ini dikemukakan beberapa istilah dan ciri ciri
profesi. Dari pendidikan sendiri bisa menguasai bagaimana pekerjaan
maupun jabatan menjadi profesi. Dari pendidikan sendiri sebagai
ajang untuk perkembangan profesionalisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan profesionalisme dan ciri-ciri nya ?
2. Bagaimanakah pekerjaan dan jabatan sebagai profesi ?
1

J urusan Manajemen Pendidikan Islam,Institute KH. Abdul Chalim mojokerto. Kebijakan

pengembangan pendidikan (Yogyakarta: LADANG KATA, 2016) hal 77 - 78

1

3. Bagaimanakah


pendidikan

sebagai

perkembangan

profesionalisasi, organisasi profesional ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian dengan profesionalisme dan ciri-ciri nya
2. Mengetahui pekerjaan dan jabatan sebagai profesi
3. Mengetahui pendidikan sebagai perkembangan profesionalisasi,
oerganisasi professional

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme berasal dari akar kata “profesi” . Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), profesionalisme adalah

“tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi.” Sedangkan profesi
merupakan suatu kelompok yang memiliki kekuasaan tersendiri dan
karena itu mempunyai tanggung jawab khusus. Suatu profesi
disatukan oleh latar belakang pendidikan yang sama serta memiliki
keahlian yang tertutup dari orang lain (Bertens, 2005). Orang yang
bergabung dengan kelompok profesi memiliki pengetahuan dan
keahlian yang tidak dimiliki kebanyakan orang lain. Anggota profesi
ini diatur oleh kode etik dan menyatakan komitmen terhadap
kemampuan, integritas dan moral, altruism, dan dukungan demi
kesejahteraan masyarakat. (Cruess S.R & Cruess R.L., 2012).2
Berkaitan dengan profesi ada beberapa istilah yang hendaknya tidak
dicampur

adukan

yaitu

profesi,

profesional,


profesionalisme,

profesionalitas dan profesionalisasi.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian dari para petugasnya. Artinya pekerjaan yang disebut profesi
itu tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak
disiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan.
Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang
menyandang

suatu

profesi;

misalnya

sebutan

professional.


Kedua

penampilan seseorang

dia

seorang

dalam melakukan

pekerjaan yang sesuai dengah profesinya. Dalam pengertian kedua ini
istlah professional sering dipertentangkan dengan istilah non
profesional atau amatiran. Pasal 1 Bab I tentang ketentuan umum
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005
Profesional diartikan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
2

http:/ / repository.usu.ac.id/ bitstream/ 123456789/ 47041/ 4/ Chapter%20II.pdf

3

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi.
Profesionalisme menunjuk pada komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus
menerus mengembangkan strategi strategi yang digunakannya dalam
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota suatu
profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian
yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya.3
B. Ciri – Ciri Profesionalisme
Ciri ciri profesinalisme antara lain, (1) Punya ketrampilan yang
tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan
peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang
bersangkutan dengan bidang tadi, (2) Punya ilmu dan pengalaman
serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di
dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam
mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan, (3) Punya sikap
berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya, (4) Punya
sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta
terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun
cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan
pribadinya.
Tiga Watak Kerja Profesionalisme (1) Kerja seorang profesional
itu

beritikad

untuk

merealisasikan

kebajikan

demi

tegaknya

kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu
mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil, (2) Kerja
seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang
3

https:/ / www.google.com/ amp/ s/ cancer55.wordpress.com/ 2011/ 04/ 25/ guru-sebagaijabatan-profsi/ amp/

4

berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/ atau
pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat, (3) Kerja seorang
profesional – diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral– harus
menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik
yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah
organisasi profesi. Menurut Harris [1995] ruang gerak seorang
profesional ini akan diatur melalui etika profesi yang distandarkan
dalam bentuk kode etik profesi. Pelanggaran terhadap kode etik
profesi bisa dalam berbagai bentuk, meskipun dalam praktek yang
umum dijumpai akan mencakup dua kasus utama, yaitu:
1. Pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan respek
terhadap nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi
itu. Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan pelayanan
jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan keuntungan uang
yang berkelebihan ataupun kekuasaan merupakan perbuatan yang
sering dianggap melanggar kode etik profesi.
2. Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi yang
kurang mencerminkan kualitas keahlian yang sulit atau kurang
dapat dipertanggung-jawabkan menurut standar maupun kriteria
profesional.4
C. Pekerjaan atau J abatan sebagai Profesi
Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua
pekerjaan

adalah

profesi.

Sebagai

contoh,

pekerjaan

staff

administrasi tidak masuk dalam golongan profesi karena untuk
bekerja sebagai staff administrasi seseorang bisa berasal dari
berbagai latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman,
sedangkan akuntan merupakan profesi karena seseorang yang
bekerja sebagai akuntan haruslah berpendidikan akuntansi dan
memiliki pengalaman kerja beberapa tahun di kantor akuntan.
Profesi adalah kata serapan dari sebuah jata dalam bahasa
4

https:/ / www.google.com/ amp/ s/ ranisakura.wordpress.com/ 2010/ 06/ 04/ ciri-ciriprofesionalisme/ amp/

5

Inggris “Profess”, yang bermakna J anji untuk memenuhi kewajiban
melakuakn suatu tugas khusus secara tetap/ permanen. Profesi
sendiri memiliki arti sebuah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan
dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan dan keahlian khusus.
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu
hal yang berkaitan dengan bidang tertentu banyak orang yang bekerja
tetapi belum tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai. Tetapi
dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga
belum cukup untuk menyatakan suatu pekerjaan dapat disebut
profesi. Tetapi perlu penguasaan teknik intelektual yang merupakan
hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.atau jenis
pekerjaan (occupation) yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan
keahlian.
Disini saya jelaskan lagi pekerjaan tidak sama dengan profesi.
Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah sebuah
profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah
pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki
mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu
ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan
yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat,
karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan
profesi adalah sama.5
Suatu jabatan atau pekerjaan disebut profesi apabila ia memiliki
syarat syarat atau ciri ciri tertentu. Sejumlah ahli seperti ( Mc Cully,
1963 ; Tolbert, 1972 ; dan Nugent, 1981 ) telah merumuskan syarat
syarat atau ciri ciri utama dari suaru profesi sebagai berikut:
1. suatu profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang
memiliki

fungsi

dan

kebermaknaan

sosial

yang

sangat

menentukan.
2. Untuk mewujudkan fungsi tersebut pada butir di atas para
5

http:/ / www.seputarpendidikan.com/ 2014/ 08/ pengertian-pekerjaan-profesi-danprofesional.html

6

anggotanya (petugas dalam pekerjaan itu) harus menampilkan
pelayanan yang khusus yang didasarkan atas teknik teknik
intelektual, dan keterampilan keterampilan tertentu yang unik.
3. Penampilan pelayanan tersebut bukan hanya dilakukan secara
rutin

saja,

melainkan

bersifat

pemecahan

masalah

atau

penanganan situasi kritis yang menuntut pemecahan dengan
menggunakan teori dam metode ilmiah.
4. Para anggotanya memiliki kerangka ilmu yang sama yaitu yang
didasarkan atas ilmu yang jelas, sistimatis, dan eksplisit, bukan
hanya didasarkan atas akal sehat (common sense) belaka.
5. Untuk dapat menguasai kerangka ilmu itu diperlukan pendidikan
dan latihan dalam jangka waktu yang cukup lama.
6. Para anggotanya secara tegas dituntut memiliki kompetensi
menimum melalui prosedur seleksi , pendidikan dan latihan serta
lisensi ataupun sertifikat.
7. Dalam menyelenggarakan pelayanan kepada fihak yang dilayani
para anggota memiliki kebebasan dan tanggung jawab pribadi
dalam memberikan pendapat dan pertimbangan serta membuat
keputusan tentang apa yang akan dilakukan berkenaan dengan
penyelenggaraan pelayanan professional yang dimaksud.
8. Para anggotanya baik perorangan maupun kelompok lebih
mementingkan pelayanan yang bersifat sosial daripada pelayanan
yang mengejar keuntungan yang bersifat ekonomi.
9. Standar tingkah laku bagi anggotanya dirumuskan secara tersurat
(eksplisit) melalui kode etik yang benar benar diterapkan. Setiap
pelanggaran atas kode etik dapat dikenakan sanksi tertentu.
10. Selain berada dalam pekerjaan itu para anggotanya terus menerus
berusaha menyegarkan dan meningkatkan kompetensinya dengan
jalan mengikuti secara cermat literature dalam bidang pekerjaan
itu, menyelenggarakan dan memahami hasl hasil riset serta
berperan serta secara aktif dalam pertemuan pertemuan sesama
anggota.

7

Tidak jauh berbeda dengan ciri-ciri di atas, Sanusi et al dalam
dalam

Soetjipto dan Raflis Kosasi ( 2007 ) mengemukakan ciri-

ciriutama suatu profesi itu sebagai berikut :
1. Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang
menentukan ( crusial ).
2. J abatan yang menuntut keterampilan / keahlian tertentu.
3. Keterampilan / keahlian yang dituntut jabatan itu di dapat melalui
pemecahan masalah dengan menggunakan teori dan metode
ilmiah.
4. J abatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang
jelas, sistimatik, eksplisit, yang bukan hanya sekadar pendapat
khalayak umum.
5. J abatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi
dengan waktu yang cukup lama.
6. Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan
sosialisasi nilai- nilai profesional itu sendiri.
7. Dalam meberikan layanan kepada masyarakat anggota profesi itu
berpegang teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi
profesi.
8. Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan
judgement terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya.
9. Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom
dan bebas dari campur tangan orang luar.
10. J abatan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat,
dan oleh karenanya memperoleh imbalan yang tinggi pula.6
D. Pendidikan sebagai Perkembangan Profesionaliasi, Organisasi
Profesional
Berbicara pendidikan tidak luput dengan pengajar ataupun
pendidik yaitu seorang guru, melihat dari realitas permasalahan yang
dihadapi oleh guru, permasalahan itu merupakan salah satu factor
6

https:/ / www.google.com/ amp/ s/ cancer55.wordpress.com/ 2011/ 04/ 25/ guru-sebagaijabatan-profsi/ amp/

8

kuat mempengaruhi lambatnya peningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia. Dengan demikian, perlu dilakukan strategi-strategi untuk
mempercepat menanggulangi permasalahan tersebut. Salah satu hal
yang perlu dilakukan adalah peningkatan profesionalisme guru.7
Tugas pokok guru sebagai pendidik adalah mendewasakan
peserta didik, yang mana guru mendorong peserta didik mencapai
kedewasaan fisik (physical maturity), kedewasaan sosial pribadi
(social and personal), kedewasaan mental intelektual (mental and
intellectual maturity), kedewasaan moral keagamaan (moral and
religious

maturity).

Pendidikan tidak dapat disajikan dengan

instanisasi atau dengan apa adanya, pendidikan harus disajikan
dengan profesionalitas. Upaya yang dilakukan oleh meperintah untuk
menggasak profesionalisme guru secara langsung sekarang adalah
melalui pensertifikasian. Kebijakan ini merupakan rangsangan atau
alat motivasi bagi tenaga pendidikan untuk membangun kinerja dan
loyalitas

kependidikannya

supaya

lebih

berorientasi

pada

pengembangan mutu dan kualitas pendidikan, karena kualitas
pendidikan saat sekarangharus ditingkatkan mengingat ketatnya
persaingan global.8
Tenaga pendidik yang professional dalam era global tidak dapat
ditawar-tawar lagi karena keprofesionalan sangat menentukan
keberhasilan dalam membawa tujuan pendidikan yang sesuai dengan
keberhasilan dalam membawa tujuan pendidikan yang sesuai dengan
tuntutan zaman. Oleh sebab itu, tenaga pendidik yang professional
mempunyai implikasi langsung terhadap penyampaian materi dan
penguasaan bahan ajar. Pembelajaran berbasis materi sangat
ditentukan oleh keprofesionalan tenaga pendidik.
Dalam konteks ini pula diyakini bahwa keberhasilan pelaksanaan
7

Hanani,silfia. sosiologi pendidikan keindonesiaan (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2013)

hal.146-147
8

Ibid hal 148-149

9

proses belajar mengajar melalui pembelajaran berbasis materi sangat
tergantung pada pendidik yang professional, pendidik mempunyai
pendidikan yag sesuai dengan tuntutan profesinya. Pendidikan
tenaga pendidik yang sesuai dengan tuntutan profesionalnya
merupakan barometer dalam membangun keberhasilan materi ajar
yang dilakukan dalam proses belajar mengajar.9
Profesionalisasi menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi
maupun kemampuan para anggota suatu profesi dalam mencapai
kreteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu
profesi. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian
proses pengembangan keprofesionalan, baik dilakukan melalui
pendidikan/ latihan pra jabatan ( pre service training ) maupun
pendidikan/ latihan dalam jabatan ( in service training ). Oleh sebab itu
profesionalisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang
hayat dan tanpa henti.

9

Hanani,silfia. sosiologi pendidikan keindonesiaan (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2013)

hal 151-152

10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Profesionalisme menunjuk pada komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus
menerus mengembangkan strategi strategi yang digunakannya dalam
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua
pekerjaan adalah profesi. pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah
yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah sebuah
profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah
pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Suatu jabatan atau
pekerjaan disebut profesi apabila ia memiliki syarat syarat atau ciri
ciri tertentu.
Berbicara pendidikan tidak luput dengan pengajar ataupun
pendidik yaitu seorang guru, melihat dari realitas permasalahan yang
dihadapi oleh guru, permasalahan itu merupakan salah satu factor
kuat mempengaruhi lambatnya peningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia. Dengan demikian, perlu dilakukan strategi-strategi untuk
mempercepat menanggulangi permasalahan tersebut. Salah satu hal
yang perlu dilakukan adalah peningkatan profesionalisme guru

11

DAFTAR PUSTAKA
Hanani,silfia. sosiologi pendidikan keindonesiaan (Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA, 2013)
https:/ / www.google.com/ amp/ s/ cancer55.wordpress.com/ 2011/ 04/ 25/
guru-sebagai-jabatan-profsi/ amp/ 03 November 2016
http:/ / www.seputarpendidikan.com/ 2014/ 08/ pengertian-pekerjaanprofesi-dan-profesional.html 03 November 2016
https:/ / www.google.com/ amp/ s/ ranisakura.wordpress.com/ 2010/ 06/ 04
/ ciri-ciri-profesionalisme/ amp/ 03 November 2016
http:/ / repository.usu.ac.id/ bitstream/ 123456789/ 47041/ 4/ Chapter%20II.
pdf 03 November 2016
J urusan Manajemen Pendidikan Islam,Institute KH. Abdul Chalim
mojokerto. Kebijakan pengembangan pendidikan (Yogyakarta:
LADANG KATA, 2016)

12