KONSEP KEWIRAUSAHAAN DALAM ISLAM. docx

MAKALAH
TAFSIR AYAT KEWIRAUSAHAAN :
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Tafsir Ayat dan Hadits Ekonomi Syari’ah

TAFSIR
AYAT
KEWIRA
USAHA
AN

Disusun
[Type
your
Oleh :
address]  [Type
FITHRAH
your
phone
KAMALIYAH

number]  [Type
your e-mail
address]

Tim Dosen Pengampu:

1. Prof. Dr. HM Amin Suma, SH, MA, MM (Koordinator)
2. Prof. Dr. H. Said Agil Almunawwar
3. Dr. Ahmad Mukri Aji, M,Ag

Disusun Oleh :
Fithrah Kamaliyah

MAGISTER EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
TAFSIR AYAT KEWIRAUSAHAAN :
Konsep Kewirausahaan dalam Islam


A. Pendahuluan
Mengutip kisah Sejuta Hikmah yang ditulis dalam sebuah buku “Islam dan
Kewirausahaan Inovatif”, dikemukakan bahwa Imam Musa bin Ja’far al-Khadim

Konsep Kewirausahaan dalam Islam
tengah membajak dan mengelola tanahnya. Tetesan keringatnya membasahi tubuhnya.
Ketika itu Ali bin Hamzah al-Bathaini datang, kemudian bertanya: “Wahai Imam!
Kenapa Anda tidak menyuruh orang lain saja untuk mengerjakan ini?”. “Kenapa aku
harus menyuruh orang lain?” jawab Imam. “Orang-orang yang lebih agung dari ku
pun sering melakukan kerja yang serupa.” “Siapakah gerangan mereka?” tanya AlBathaini. “Rasulullah, Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib dan semua ayah dan
datuk-datuk ku. Sebenarnya kerja bertani dan mengolah tanah adalah sunah para
Nabi, wasiat Nabi dan orang-orang shaleh.”1
Kisah di atas menunjukkan betapa kuatnya etos kerja Imam Musa bin Ja’far
al-Khadim sebagai seorang entrepreneur yang patut kita contoh di bidang pertanian
pada waktu itu. Selain itu yang paling utama untuk kita contoh adalah teladan dari
Rasulullah SAW sebagai Rasul yang sejak kecil telah menempa dirinya ketika ia
berusai 12 tahun yang telah dididik oleh pamannya, Abu Thalib, untuk berbisnis.
Hingga mencapai puncak karirnya ketika ia telah menjadi kepercayaan dari Siti
Khadijah yang menjadi pebisnis andal, hingga akhirnya menikah dengannya.

Rasulullah SAW telah meninggalkan begitu banyak hadits dalam praktik
bisnis sehingga dapatlah dikatakan bahwa beliau telah mewariskan kearifan bisnisnya
kepada segenap kaum muslimin. Bisnis bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan
sembilan dari sepuluh pintu rizki. Bisnis yang baik adalah bisnis yang bertujuan
sukses tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Sebagai mana Rasulullah SAW
bersabda :
“Barang siapa yang menjadikan dunia ini sebagai satu-satunya tujuan akhir
(yang utama), niscahya Allah akan menyibukkan ia dengan (urusan dunia itu),
Allah pun akan membuatnya miskin seketika, dan ia akan tercatat (ditakdirkan)
merana di dunia ini. Namun, barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai
tujuan akhirnya, Allah akan mengumpulkan teman-teman untuknya, Allah akan
membuat hatinya kaya, dan dunia akan takluk menyerah padanya.” (H.R Ibnu
Majjah dan Turmudzi)2
Begitu pula Allah SWT telah memberikan seruan kepada umat Islam untuk
bekerja keras tidak hanya untuk tujuan dunia tetapi juga akhirat, diantara Firman-Nya
yaitu:

     
       
1 Muh. Yunus, Islam dan Kewirausahaan Inovatif (Malang : UIN Malang

Press, 2008), hlm.1.
2 Bambang Trim, Business Wisdom of Muhammad SAW : 40 Kedahsyatan
Bisnis Ala Nabi SAW (Bandung : Madania Prima, 2008), hlm.xi.
2

Konsep Kewirausahaan dalam Islam

      
       
 
Q.S Al-Qashash ayat 77: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.”

      
    
     

  
Q.S An-Nuur 37 : “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula)
oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari)
membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan
penglihatan menjadi goncang.”
Dalam Ensiklopedi Al-Qur’an dikemukakan bahwa istilah yang relevan
dengan usaha / etoskerja adalah kata kunci “rizq”. Dengan segala perubahan kata atau
tafsirnya, istilah itu dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 112 kali dalam 41 surat. 3
Disebutkan dalam Al-Qur’an (Q.S An-Nuur: 37-38) misalnya, Allah menganjurkan
optimisme manusia terhadap rizqi Allah. Allah adalah pemberi rizqi yang sebaikbaiknya, implikasinya Allah memang merupakan sumber rizqi, tetapi rizqi itu tidak
mungkin diperoleh tanpa bekerja. Sebagaimana firman Allah Q.S An-Najm: 39 :

      
39. “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya,”
Dengan demikian maka konsep wirausaha yang merupakan konsep umat islam
untuk selalu bekerja keras dalam rangka mencari rizqi Allah SWT. Dalam makalah ini
penulis i/ngin sedikit membahas mengenai konsep wirausaha dari pandangan Islam
melalui penafsiran Ayat dan Hadits yang terkait dengan kewirausahaan tersebut.
B. Pembahasan

1. Ayat yang berkaitan dengan perintah berusaha
a. Teks Ayat dan Terjemahnya :
Ayat Utama
3 M. Yunus, Op.cit., hlm.13.
3

Konsep Kewirausahaan dalam Islam
Q.S. Al-Qashash ayat 77 :

     
       
      
       
 
77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Ayat Pendukung :

Q.S At-Taubah Ayat 105

    
   




    
105. Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orangorang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Q.S. Al-Jumu’ah ayat 10 :

    
     
    
10. apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Q.S. Al-Mulk ayat 15 :


     





    
15. Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah
kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
Q.S. An-Nuur 37 :

      
    
     
  

4


Konsep Kewirausahaan dalam Islam
37. laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli
dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan
zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi
goncang.
Q.S. An-Najm ayat 39 :

      
39. dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya,

Hadits yang berkaitan :

"‫ و اعمل لخرتك كأنك تموت غدا‬,‫"اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا‬

“Bekerjalah untuk duniamu seakan engkau akan hidup selamanya, dan beribadahlah
untuk akhiratmu seakan engkau akan mati esok.”

‫ و‬,‫ وغناك قبل فقرك‬,‫ و صحتك قبل سقمك‬,‫ شببك قبل هرمك‬:‫"اغتنم خمسا قبل خمس‬
"‫ وحياتك قبل موتك‬,‫فراغك قبل شغلك‬


“Ingatlah lima perkara sebelum datang lima perkara, masa mudamu seblum tuamu,
masa sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum
sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.”

‫إن الله يحب اذا عمل احدكم عمل ان يتقنه‬

“Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan seuatu pekerjaan
hendaknya dilakukannya secara itqan (profesional).”

‫ جو ذذى جدعم ممووججعع‬,‫غجرعم مموفجظعع‬
‫ جو ذذى ج‬,‫ لذذذى جفوقعر ممجدققجعع‬:‫ذإ قجن الجموسأ جل ججة جلا تجوصل ممح ذإ قجلا لذثججلاثجعة‬.

"Seaungguhnya meminta-minta tidak boleh, kecuali bagi tiga kelompok :
orang faqir yang betul-betul faqir, orang yang berutang yang tidak bisa membayar,

dan orang tidak mampu yang harus membayar diyat." [H.R. Abu Daud dari Annas
dalam kitab zakat (1641). Dalam sanadnya terdapat Akhdar bin ‘Ajlan. Abu Hatim arRaazi berkata haditsnya ditulis sebagaimana dilakukan oleh al-Mundziri]

‫ أ جوو ذفي أ جومعر ل جبم ق جد ذمن ومه‬,‫ ذإل قج أ جون يجوسأ ججل ال قجرمجمل مسل وجطانا ا‬,‫ذإ قجن الجموسأ جل ججة ك جقدد يجك م قمد ذبها ج ال قجرمجمل جووججهمه‬.


"Sesungguhnya meminta-minta adalah kotoran yang melumuri wajah
seseorang kecualo meminta kepada pemerintah atau meminta sesuatu yang harus
dilakukannya". [H.R. Turmudzi dari Samrah bin Jundab, ia berkata : hadits hasan
sahih (676), Abu Daud (1636), Nasai, 5/100 dan Ibnu Hibban (842).]
2. Makna Mufradhaat Surat Al-Qashash Ayat 77
‫الردارر ال خ‬, dalam tafsir Al-Maraghi dikatakan bahwa ad-daaral aakhirah
a. ‫خررة‬
dalam ayat ini diartikan sebagai ‫ب الله‬
‫ ثججوا ج‬yakni pahala dari Allah dengan
menafkahkan harta dengan mengharap ridha-Nya dengan sebaik-baik

5

Konsep Kewirausahaan dalam Islam
tasharruf dalam jual beli dan berusaha.4 Sedangkan dalam tafsir Al-Qaasimi,

‫ الجداجر ال ذ‬dalam ayat ini diartikan sebagai pekerjaan yang
dikatakan bahwa ‫خجرة‬
bernilai kebaikan dari pekerjaan yang wajib dan sunah yang menjadi
tambahan pahala di akhirat kelak.5 Kemudian berdasarkan tafsir Al-Jalalain
disebutkan bahwa daarul akhirah bermakna menafkahkan harta di jalan
ketaatan kepada Allah.6
b. ‫ن رخصييب‬, dalam tafsir Al-Mishbah diambil dari kata ‫ب‬
‫ ن ججص ج‬yang berarti
menegakkan sesuatu sehingga nyata dan mantap. Kata nashib adalah bagian
tertentu yang telah ditegakkan sehingga menjadi nyata dan jelas bahwa
bagian itu adalah hak dan miliknya dan itu tidak dapat dielakkan. Sementara
para ulama berpendapat bahwa nashib manusia dari harta kekayaan di dunia
ini hanyalah “apa yang dimakan dan habis termakan, apa yang dimakan dan
habis termakan, apa yang dipakai dan punah tidak dapat dipakai lagi serta
apa yang di sedekahkan kepada orang lain dan yang akan diterima
ganjarannya di akhirat nanti.” Pendapat yang lebih baik adalah yang
memahaminya dalam arti segala yang dihalalkan Allah. Harta yang diperoleh
manusia secara halal dapat digunakannya secara baik dan benar sebagaimana
digariskan Allah. Dia hanya berkewajiban mengeluarkan bagian yang
ditentukan dalam bentuk zakat yang wajib, selebihnya adalah halal untuk
dinikmatinya, kecuali kalau ia ingin bersedekah.7
c. ‫حخسين‬
‫أ ر ي‬, dalam tafsir Al-Mishbah terambil dari kata ‫ جحجسن‬yang berarti baik.
Kata yang digunakan dalam kalimat ini merupakan bentuk perintah yang
membutuhkan objek. Namun objeknya dalam ayat ini tidak disebutkan,
sehingga ia mencakup segala sesuatu yang dapat disentuh oleh kebaikan,
bermula terhadap lingkungan, binatang, manusia, baik orang lain maupun
diri sendiri, kemudian dapat pula berbuat baik terhadap harta, benda dan lain
sebagainnya.8 Dalam tafsir Al-Jalalain, kata ahsin tersebut, diartikan sebagai
perintah untuk berbuat baik dengan jalan bersedekah. 9 Sedangkan dalam
tafsir Ath-Thabari kata ahsin diartikan sebagai perintah berbuat baik kepada
orang lain di dunia dengan menginfakkan harta yang telah diberikan Allah
dengan berbagai macam cara.10
d. ‫كما‬, Quraish Shihab mengartikan secara khusus kata kamaa dalam kitab
tafsirnya, beliau menjelaskan bahwa kata kamaa dalam ayat ini dipahami
4 Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Tafsiirul Maraghi: Juz 20 (Darul Ulum, 1946),
h.92.

5 Muhammad Jamaluddin Al-Qaasimi, Tafsiirul Qaasimi: Juz 13 (Daarul Fikr:
Beirut, 1914), h.28.
6 Jalaaluddin Muhammad Bin Ahmad al-Mahalliy & Jalaaluddin Abdur
Rahman Bin Abi Bakr as-Suyuthiy, Tafsiirul Qur’an al-Adzhiim Lil Imaamainil
Jaliilaini (Bndung: Sinar Baru Algensindo, 2009), h.412.
7 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Vol. 10 (Jakarta : Lentera Hati,
2002), h.406-407.
8 Ibid., hlm.407.
9 Jalaaluddin Muhammad Bin Ahmad al-Mahalliy & Jalaaluddin Abdur
Rahman Bin Abi Bakr as-Suyuthiy, Loc.cit.
10 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari (Jakarta :
Pustaka Azzam, 2009), hlm.359.
6

Konsep Kewirausahaan dalam Islam

e.

oleh para ulama dalam arti sebagaimana. Ada juga ulama yang enggan
memahaminya demikian, karena betapapun besarnya upaya manusia berbuat
baik, pasti dia tidak dapat melakukannya “sebagaimana” yang dilakukan
Allah. Atas dasar itu banyak ulama memahami kata kamaa dalam arti
”disebabkan karena”, yakni karena Allah telah melimpahkan aneka karunia,
maka seharusnya manusia pun melkukan ihsan dan upaya perbaikan sesuai
kemampuannya.11
‫الفساد‬, merupakan bentuk masdar dari kata kerja ‫ جفجسجد – يجوفمسمد‬yang berarti
rusak, binasa, atau busuk.12 Diungkapkan pula dalam buku Tafsir Ayat
Ekonomi oleh Prof. Dr, M. Amin Suma, bahwa Fasad bisa berarti batal, tidak
sah, senang-senang, main-main. Dalam konteks usaha ekonomi, beliau
menjelaskan bahwa al-fasad berarti pengambilan harta (uang) secara dzalim
atau perampasan tanpa hak.13

3.

Makna Global Q.S Al-Qashash Ayat 77
Setelah kita bersama telah mengetahui makna secara mufradhat dari surat AlQashash ayat 77, selanjutnya penulis ingin memaparkan mengenai Tafsir Q.S AlQashahsh ayat 77 ini secara ijmali atau global.
Pada hakikatnya penafsiran mengenai Q.S Al-Qashash ayat 77 ini masih ada
kaitannya dengan penefsiran ayat sebelumnya yakni Q.S Al-Qashash ayat 76 yang
mengungkapkan kisah tentang Qarun yang dilimpahi kekayaan oleh Allah SWT
namun kekayaannya tidak digunakan untuk jalan yang benar, tidak juga untuk
dinafkahkan di jalan Allah dan justru ia gunakan sebagai alat yang fasad artinya
digunakan untuk cara yang salah yakni menyobongkan dirinya atas kekayaan yang
berlimpah sebagai alat kesombongan dan menjadikannya dzalim terhadap
masyarakat bani Israil.
Atas tindakan Qarun tersebut maka turunlah ayat yang memberi nasihat bahwa
sesungguhnya memiliki banyak harta bukanlah kecenderungan yang buruk, yang
terpenting adalah bagaimana kita harus melihat di jalan mana kekayaan akan harta
benda yang kita miliki digunakan. Jika ia digunakan untuk mencari kebahagiaan
akhirat, maka apakah yang lebih baik daripada itu? Jika ia digunakan sebagai
sarana kesombongan, kelalaian, kezaliman, penindasan dan hawa nafsu, maka apa
yang bisa lebih buruk daripada itu?
Ini adalah logika yang sama seperti yang diingatkan oleh Amirul Mu’minin Ali
bin Abi Thalib dalam ucapannya yang termasyhur tentang dunia. Beliau
mengatakan “....Jika seseorang melihat dan melewati dunia, maka ia akan
memberikan penglihatan, tetapi jika ia menetapkan matanya kepada dunia, maka
dunia akan membutakannya.” Dan Qarun adalah orang yang semestinya memiliki
kemampuan untuk melaksanakan banyak urusan sosial yang baik dengan harta

11 M. Quraish Shihab, Loc.cit.
12 Mahmud Yunus, Qaamus ‘Arabiyun – Andunisiy (Jakarta: Hidakarya
Agung, 1990), hlm.216.
13 M. Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi (Jakarta: Amzah, 2013), hlm.63.
7

Konsep Kewirausahaan dalam Islam
bendanya yang melimpah itu, jika ia tidak terbunuh oleh hawa nafsunya yang
menyebabkan ia buta akan dunia.14
Nasihat selanjutnya dalam ayat ini adalah untuk tidak melalaikan bagian dari
kehidupan di dunia, untuk selalu berusaha tidak bermalas-malasan hanya
menggantungkan diri kepada kelamahan diri, pasrah dengan keadaan ia di dunia,
akan tetapi sebagaimana yang dikatakan oleh sayyidina Ali ra. dalam Ma’aniyul
Akhbar : “Janganlah melupakan kesehatan, kekuatan, kesempatan, masa muda
serta kegembiraanmu, dan dengan kelima anugerah ini, carilah akhirat” artinya
masih berkaitan dengan perkataan beliau sebelumnya yakni mencari kebutuhan
dunia untuk tujuan akhirat dengan kesehatan, kekuatan, kesempatan, masa muda,
dan kegembiraan tersebut.15
Nasihat selanjutnya yang terkandung dalam ayat ini adalah bahwasannya
Allah SWT adalah pelimpah rizki, pemurah, pengasih dan penyayang kepada
seluruh manusia. Setiap manusia diberikan rizki setiap harinya, diberikan jalanjalan kemudahan untuk dilaluinya di dunia dalam mencari kebutuhannya,
betapakah tidak kita berkeinginan untuk membalas kebaikannya dengan
menumbuhkan rasa yang sama (pemurah, pengasih, pemberi rizki) terhadap
sesama umat manusia yang membutuhkan?
Implikasi dari berbagai macam anugerah Allah yang Ia berikan kepada kita,
pada hakikatnya bukanlah milik kita. Kita sebagai hambanya hanyalah perantara
Allah dalam memberikan anugerah tersebut kepada orang lain yang juga
membutuhkannya. Allah telah menganugerahkan kenikmatan tersebut kepada kita
agar Allah dapat mengelola hambanya melalui tangan kita.16
Wujud dalam pengelolaan harta sebagai anugerah dari Allah SWT kepada
kita adalah dengan salah satunya mencurahkan tenaga kita untuk membuka suatu
usaha. Usaha tersebut nantinya akan memiliki dampak multiflier yakni
perkembangan dari segi pertumbuhan ekonomi dari mikro menuju makro. Artinya
dengan usaha tersebut pada awalnya adalah pembangunan ekonomi secaar mikro
terlebih dahulu, pembangunan itu salah satunya adalah penciptaan lapangan
pekerjaan yang gunanya selain mengelola keuangan secara sehat, juga dapat
menarik masyarakat untuk bekerja sehingga dapat mengurangi angka
pengangguran secara makro. Selain itu suatu usaha tersebut akan memperoleh
keuntungan, dan dari keuntungan tersebut maka pengusaha diwajibkan untuk
membayar zakatnya jika telah cukup nishab dan pajaknya kepada negara. Dengan
membayar zakat dan pajak, zakat tersbut akan disalurkan kepada masyarakt yang
membutuhkan dan pajak untuk membangun fasilitas negara. Dengan banyaknya
usaha yang tumbuh maka akan semakin banyak pula pemerataan pendapatan
masyarakat dan pembangunan perekonomian dan fasilitas negara akan menjadi
lebih baik.

14 Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an (Al-Huda: Isfahan-Iran,
2008), hlm.403.
15 Ibid., hlm.404.
16 Ibid., hlm.405.
8

Konsep Kewirausahaan dalam Islam

4. Tafsir Ayat Q.S Al-Qashash Ayat 77
a. Menurut Tafsir Al-Maraghi

     

Gunakanlah apa yang telah Allah berikan dari harta yang banyak, nikmat yang
berlimpah untuk taat kepada Tuhanmu, dan mendekatkan diri kepadanya dengan
berbagai jalan yang dapat mendekatkan dirimu kepada-Nya sehingga memperoleh

: pahala atau balasan di dunia dan di akhirat. Dan di dalam hadits disebutkan
‫ و‬,‫ وغناك قبل فقرك‬,‫ و صحتك قبل سقمك‬,‫ شببك قبل هرمك‬:‫"اغتنم خمسا قبل خمس‬
"‫ وحياتك قبل موتك‬,‫فراغك قبل شغلك‬

Ingatlah lima perkara sebelum datang lima perkara, masa mudamu seblum tuamu, “
masa sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum
”.sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu

     
Dan janganlah kamu meninggalkan keberuntunganmu dari kelezatan dunia dari apa
yang dapat dimakan, diminum, dan dipakai, karena sesungguhnya Tuhanmu
mempunyai hak atas dirimu, hak atas dirimu sendiri, hak atas keluargamu, dan telah
: meriwayatkan Ibnu Umar

"‫ و اعمل لخرتك كأنك تموت غدا‬,‫"اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا‬

Bekerjalah untuk duniamu seakan engkau akan hidup selamanya, dan beribadahlah “
”.untuk akhiratmu seakan engkau akan mati esok

     
Dan berbuat baiklah kepada ciptaan Allah, sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu
terhadap segala sesuatu yang Allah beri nikmat kepadamu, maka tolonglah makhlukNya dengan hartamu dan kehormatanmu, berserinya wajahmu, bertemu dengannya
.dengan baik, dan memujinya disaat mereka tidak ada

       
Dan janganlah mempergunakan kekayaanmu yang engkau miliki dengan berbuat
.kerusakan di muka bumi dan berbuat aniaya pada makhluk Allah

    
Sesungguhnya Allah tidak memuliakan orang yang berbuat kerusakan, akan tetapi
menghinakan mereka dan menjauhkan mereka dari hal yang dekat kepada Allah, jauh
17
.dari ketenangan dan juga rahmat-Nya
b. Menurut Tafsir Al-Qaasimi

‫وابتغ فيما ءاتك الله‬
Yakni mencari kekayaan yang merupakan keutamaan yang diberikan Allah
kepadamu, setelah kamu mengalami kesusahan.
17 A. Musthofa Al-Maraghi, Op.cit., hlm.94.
9

Konsep Kewirausahaan dalam Islam

‫الدار الخرة‬
Yakni agar melakukan pekerjaan kebaikan baik yang wajib dan yang sunah.
Dan menjadi tambahan bekal untukmu di akhirat.
Adalah mengambil dari dunia apa yang baik bagimu

‫ولتنس نصيبك من الدنيا‬
‫وأحسن‬

Yakni berbuat baik kepada manusia. Atau berbuat baik (ihsan) seutuhnya.

‫كما احسن الله اليك ولتبغ الفساد فساد فى الرض‬

Berbuat baik yakni dengan harta kekayaan yang menjadikan kebaikan
bagimu.

‫إن الله ليحب المفسدين‬

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.18
c.

Menurut Tafsir At-Thabari
Allah berfirman memberitahukan ucapan kaum Qarun kepada Qarun, “Wahai
Qarun, janganlah engkau membanggakan diri kepada kaummu dengan banyaknya
hartamu. Akan tetapi carilah kebaikan akhirat dari harta-harta yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu, dengan menggunakannya dalam ketaatan kepada
Allah di dunia ini. Firman-Nya ‫“ ولتنس نصيبك من الدنيا‬Dan janganlah kamu
melupaka bagianmu dari (kenikmatan) duniawi,” maksudnya adalah, janganlah
engkau tinggalkan bagian dan keberuntunganmu dari dunia. Hendaklah engkau
mengambil bagianmu untuk akhirat, dengan melakukan sesuatu yang dapat
menyelamatkanmu dari hukuman Allah.
Kemudian firman-Nya, ‫“ وأحسن كما أحسن الله اليك‬Dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.” Maksudnya
adalah, berbuat baiklah kepada orang lain di dunia dengan menginfakkan hartamu
yang telah diberikan Allah kepadamu dengan berbagai macam cara. Berbuat baiklah
engkau sebagaiman Allah telah berbuat baik kepadamu dengan melapangkan
rezekimu.
Firman-Nya, ‫“ تبغ الفساد فى الرض‬Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi,“ maksudnya adalah, janganlah engkau melakukan sesuatu yang
diharamkan Allah kepadamu, seperti erbuat aniaya kepada kaummu.
Firman-Nya, ‫“ إن الله ليحب المفسدين‬Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan,” maksudnya adalah, Allah tidak menyukai
orang yang melanggar dan melampaui batas dan berbuat maksiat.19
d. Menurut Tafsir Al-Jalalain
‫( وابتغ‬dan carilah) upayakanlah –‫( فيما اتك الله‬pada apa yang dianugerahkan
Allah kepadamu) berupa harta benda –‫( الدار الخرة‬kebahagiaan negeri akhirat)
umpamanya kamu menafkahkannya di jalan ketaatan kepada Allah – ‫( ولتنس‬dan
janganlah kamu melupakan) jangan kamu lupa – ‫( نصيبك من الدنيا‬bagianmu dari
18 Al-Qaasimi, Op.cit., hlm.126.
19 Ath-Thabari, Op.cit., hlm.354-359.
10

Konsep Kewirausahaan dalam Islam
kenikmatan duniawi) yakni hendaknya kamu beramal dengannya untuk mencapai
pahala di akhirat –‫و أحسن‬

(dan berbuat baiklah) kepada orang-orang dengan

bersedekah kepada mereka –‫( كما أحسن الله اليك ولتبغ‬sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat) mengadakan –‫الفساد فى الرض‬
(kerusakan di muka bumi) dengan mengerjakan perbuatan-perbuatan maksiat –‫إن الله‬

‫( ليحب المفسدين‬sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan) maksudnya Allah pasti akan menghukum mereka.20
Berdasarkan penjelasan dari beberapa kitab tafsir yang dirujuk oleh penulis
mengenai ayat yang berkaitan dengan perintah Allah kepada manusia untuk tidak
melupakan bagian dari usaha dunia, maka dengan ayat itulah secara kontekstual Allah
SWT memerintahkan untuk giat bekerja, bekerja keras untuk mencari kekayaan di
dunia namun tidak semata hanya untuk menimbun kekayaan yang diperoleh itu, akan
tetapi tujuannya adalah untuk mencari keridhaan Allah bekal untuk kehidupan akhirat
kelak.
Dalam pembahasan makalah ini penulis mengarahkan pembaca bahwa yang
diartikan kerja keras atau usaha adalah hakikat kewirausahaan yang merupakan
bentuk usaha dalam mencukupi kehidupan dan membangun perekonomian secara
umum. Penjelasan selanjutnya berkaitan dengan konsep kewirausahaan itu sendiri
menurut pandangan Islam.
5. Konsep Kewirausahaan dalam Islam
a. Pengertian dan karekteristik Kewirausahaan Menurut Islam
Menurut para ahli kewirausahaan didefinisikan sebagai berikut :
1) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat proses dan
hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994).
2) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah
usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997).
3) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai
lebih.
4) Kewirausahaan adalah kemempuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (Drucker, 1959).
5) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian
dalam
6)

memecahkan

persoalan

dan

menemukan

peluang

untuk

memperbaiki kehidupan usaha (Zimmer, 1996).
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda.21

20 Al-Jalalain, Op.cit., hlm.412-413.
21 M. Yunus, op.cit., hlm.31-32.
11

Konsep Kewirausahaan dalam Islam
Berdasarkan definisi yang telah diungkapkan oleh beberapa tokoh mengenai
kewirausahaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirausahaan merupakan suatu
usaha untuk menciptakan dan mengembangkan usaha baru dengan mengelola sumber
daya yang ada, dengan menggunakan cara-cara yang kreatif dan inovatif untuk
menciptakan suatu hasil yang memiliki nilai manfaat untuk membangun atau
memperbaiki perekonomian masyarakat.
Berwirausaha berarti melakukan aktifitas kerja keras, dalam konsep islam kerja
keras haruslah dilandasi dengan iman. Bekerja dengan berlandaskan iman
mengandung makna bahwa bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup dengan
senantiasa mengingat dan mengharap ridha Allah SWT dalam dinilai sebagai ibadah.
Banyak sekali tuntutan dalam Al-Qur’an dan Hadits yang mendorong seorang muslim
untuk bekerja.
Rasulullah SAW sangat menghargai orang yang giat bekerja dan mempunyai etos
kerja yang tinggi. Rasulullah SAW yang mulia dikabarkan mencium tangan sahbat
Saad bin Muadz tatkala melihat tangan Saad sangat kasar akibat bekerja keras, seraya
berkata, “Kaffani yuhubbuhumallau ta’ala” ‘inilah dua tangan yang dicintai Allah
ta’ala’.
Bila orang yang giat bekerja dipuji, sebaliknya Islam juga sangat mencela orang
malas. Suatu ketika sahabat Umar bin Khattab datang ke masjid diluar waktu shalat
lima waktu. Dilihatnya ada dua orang yang terus menerus berdo’a di masjid. Umar
menghampiri mereka seraya bertanya “sedang apa kalian, sedangkan orang-orang di
sana kini tengah sibuk bekerja?”, mereka menjawab, “Yaa Amirul Mu’miniin,
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bertawakkal kepada Allah.” Mendengar
perkataan itu marahlah Umar “kalian adalah orang-orang yang malas bekerja
sedangkan langit tidak akan menurunkan hujan emas dan perak.”22
Dalam konsep Islam kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan harus
memiliki beberapa point penting, yang dipaparkan berikut ini :
1) Mencapai target hasil : profit materi dan benefit non-materi
Seorang pengusaha islam membentuk suatu usaha baru dengan tujuan yang tidak
hanya mencari profit (qimah madhiyah atau nilai materi) setinggi tingginya, tetapi
harus juga memperoleh dan memberikan benefit (manfaat) non-materi kepada internal
usahanya dan eksternal (lingkungan masyarakat), seperti terciptanya suasana
persaudaraan, kepedulian sosial, dan sebagainya.
22 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis
Islami (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm.9.
12

Konsep Kewirausahaan dalam Islam
Benefit yang dimaksud tidaklah semata memberikan manfaat kebendaan, juga
dapat bersigat non-materi. Islam memandang bahwa suatu amal perbuatan tidak hanya
berorientasi pada qimah madiyah. Masih ada tiga orientasi lainnya, yakni qimah
insaniyah, qimah khuluqiyah dan qimah ruhiyah. Dengan orientasi qimah insaniyah,
berarti pengelola usaha (wirausahawan) juga dapat memberikan manfaat yang bersifat
kemanusiaan melauli membuka kesempatan kerja sehingga mengurangi jumlah
pengangguran, bantuan sosial (sedekah) sehingga dapat meratakan pendapatan
masyarakat khususnya menegah kebawah, dan bantuan lainnya. Qimah khuluqiyah
mengandung pengertian bahwa nilai-nilai akhlaqul karimah (khlak mulia) menjadi
suatu kemestian yang harus muncul dalam setiap aktivitas pengelolaan usaha,
misalnya dapat mengelola produk-produk dengan bahan baku dan cara perolehan
yang halal dan thayib, bersaing dengan perusahaan atau usaha lain dengan cara yang
sehat dan dapat menjalin hubungan ukhuwah baik dengan karyawan maupun dengan
mitra bisnis yang lain. Qimah ruhiyah berarti perbuatan tersebut atau usaha yang
dilakukannya dimaksudkan untuk mencari keberkahan dan keridhaan Allah SWT.23
2) Menegakkan Keadilan dan Kejujuran
Keadilan dan kejujuran merupakan hal yang sangat dijunjung dalam Islam sebagai
pengusaha dalam melayani membelinya. Muhammad SAW telah memberikan contoh
berdagang dengan cara mengutamakan kejujuran keadilan, artinya tidaklah ada bagian
dari barang yang dijualnya baik komposisi, kualitas dan harganya yang Ia
sembunyikan, dengan sikap kejujuran beliau para pelanggannyapun merasa senang
dan puas. Sikap jujur dan adil pada hakikatnya akan melahirkan kepercayaan (trust)
dari pihak pelanggan. Rasulullah SAW bersabda :
“Pedagang yang jujur lagi terpercaya adalah bersama-sama nabi, orang-orang
shiddiqiin, dan para syuhada.” (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majjah).24
3) Ihsan dan Jihad dalam Bekerja
Islam tidak semata-mata memerintah kerja dan berusaha, tetapi juga
memerintahkan bekerja dengan profesional dan bersungguh-sungguh. Hendaknya
seorang muslim bekerja dengan ketekunan, kesungguhan, konsisten, dan kontinue.25

23 Ibid., hlm.19.
24 Bambang Trim, Op.cit., hlm.31.
25 Yusuf Qaradhawi, Daurul Qiyam wal Akhlaq fil Iqtishadil Islami (Kairo :
Maktabah Wahbah, 1995)., hlm.161.
13

Konsep Kewirausahaan dalam Islam
Ihsan dalam bekerja bukan perkara sunat, bukan keutamaan, bukan pula urusan
spele dalam pandangan Islam, tetapi suatu kewajiban agama bagi setiap muslim.
Dalam sebuah hadits sahih dikemukakan :

‫ فاذا قتلتم فاحسنوا القتلة و اذا ذبحتم فاحسنوا‬,‫ذإ قجن اللجه كتب الحسان على كل شيء‬
‫ و ليحد احدكم سفرته و ليرح ذبيحته‬,‫الذبحة‬.

“Sesungguhnya Allah mewajibkan ihsan (baik) dalam segala hal. Jika kalian
membunuh (hewan), maka bunuhlah dengan baik, jika menyembelih, sembelihlah
dengan cara yang baik. Hendaknya seseorang diantara kamu menajamkan pisaunya
dan menistirahatkan sembelihannya.”26
Barangsiapa yang menyianyiakan ihsan di dalam bekerja, maka sungguh ia
telah menyia-nyiakan kewajiban agama, kewajiban bagi hamba-Nya yang mu’min.
Rasulullah bersabda :

‫إن الله يحب اذا عمل احدكم عمل ان يتقنه‬

“Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan seuatu pekerjaan
hendaknya dilakukannya secara itqan (profesional).”27
4) Prinsip Kehati-hatian
a) Hati-hati dalam Bersumpah

Rasulullah SAW berpesan :
“Jauhilah oleh kalian semua sumpah-sumpah dalam berdagang, karena ia
akan membuat laris dagangan, tetapi akan menghilangkan keberkahan
laba.”
b) Hati-hati dalam Berpromosi
Rasulullah SAW berpesan :
“Meyakinkan pembeli dengan berbohong adalah haram” (H.R. Ath
Thabrani).
6. Fungsi dan Peran Wirausaha
a. Fungsi Wirausaha untuk Diri Sendiri
Seorang muslim secara syar'i sangat dituntut untuk bekerja dan berusaha
karena memiliki banyak

alasan dan sebab. Ia wajib bekerja untuk memenuhi

kebutuhan dirinya sendiri. Begitupula dengan adanya wirausaha, seseorang yang
bertekad untuk mengelola sebuah usaha maka pada hakikatnya ia telah memenuhi
kewajibannya kepada syari'ah, karena pun syari'ah dalam memerintahkan bekerja
memeiliki tujuan kemaslahatan yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

26 Ibid.
27 Ibid.
14

Konsep Kewirausahaan dalam Islam
Seorang muslim harus memiliki kekuatan, merasa cukup dengan yang halal,
menjaga dirinya dari kehinaan meminta-minta, menjaga air mukanya agar tetap jernih,
dan membersihkan tangannya agar tidak menjadi tangan yang dibawah (memintaminta). Karenanya Islam mengharamkan meminta-minta jika bukan karena kebutuhan
pembebasan yang terpaksa. Dalam sebuah hadits dikemukakan:

‫ جو ذذى جدعم ممووججعع‬,‫غجرعم مموفجظعع‬
‫ جو ذذى ج‬,‫ لذذذى جفوقعر ممجدققجعع‬:‫ذإ قجن الجموسأ جل ججة جلا تجوصل ممح ذإ قجلا لذثججلاثجعة‬.

"Seaungguhnya meminta-minta tidak boleh, kecuali bagi tiga kelompok :
orang faqir yang betul-betul faqir, orang yang berutang yang tidak bisa membayar,

dan orang tidak mampu yang harus membayar diyat." [H.R. Abu Daud dari Annas
dalam kitab zakat (1641). Dalam sanadnya terdapat Akhdar bin ‘Ajlan. Abu Hatim arRaazi berkata haditsnya ditulis sebagaimana dilakukan oleh al-Mundziri]

‫ أ جوو ذفي أ جومعر ل جبم ق جد ذمن ومه‬,‫ ذإل قج أ جون يجوسأ ججل ال قجرمجمل مسل وجطانا ا‬,‫ذإ قجن الجموسأ جل ججة ك جقدد يجك م قمد ذبها ج ال قجرمجمل جووججهمه‬.

"Sesungguhnya meminta-minta adalah kotoran yang melumuri wajah
seseorang kecualo meminta kepada pemerintah atau meminta sesuatu yang harus
dilakukannya". [H.R. Turmudzi dari Samrah bin Jundab, ia berkata : hadits hasan
sahih (676), Abu Daud (1636), Nasai, 5/100 dan Ibnu Hibban (842).]
Tidak dizinkan meminta kecuali kepada pemerintah yang bertanggung jawab
atas urusan masyarakat, atau terhadap kebutuhan primer yang harus dipenuhinya.

b. Fungsi Wirausaha untuk Keluarga
Seorang muslim hendaknya bekerja untuk keluarganya. Ini mencakup laki-laki
dan perempuan, masing-masing pada peran dan fungsi masing-masing yang bisa di
lakukannya. Sebagaimana dikemukakan di dalam sebuah hadits :

‫ جو الجمورأ جمة جراذعيجدة ذفى جبيت جزووذججها جو‬,‫عون جرذعيجذتذه‬
‫جفال قجرمجمل جراعع ذفى أ جوهذل بجيوذتذه جومهجو جموسلمئودل ج‬
‫عن جرذعيقجذتذه‬
‫ جو الجعبمد جراعع ذفى جماذل جس ذيقذدذه جومهجو جمسمئودل ج‬,‫عن جرذعيقجذتجها‬
‫ذهجي جموسئمول جدة ج‬.

"Laki-laki(suami) adalah pemimpin pada keluarganya, ia akan ditanyai
tentang kepamimpinannya. Wanita (istri) adalah pemimpin drumah suaminya dan ia
akan ditanyai tentang kepemimpinannya. Seorang hamba adalah pemimpin pada

harta tuannya, dan ia akan ditanya tentang kepemimpinannya." [Hadits disepakati
Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar. Bukhari: 2/317, Muslim (1829)]
c. Fungsi Wirausaha untuk Masyarakat
Berwirausaha

juga

memiliki

fungsi

yang

penting

bagi

masyarakat

dilingkungannya. Sesungguhnya masyarakat memiliki sumbangsih bagi seorang

15

Konsep Kewirausahaan dalam Islam
wirausaha, baik sebagai tenaga kerja, penyedia tempat, maupun sebagai konsumen
bagi produk yang dihasilkannya. Untuk itu seorang wirausaha juga harus memberikan
seseuatu yang baik dan berdampak positif terhadap masyarakat tersebut. Memberikan
sesuatu yang baik kepada para pekerja, upah yang layak, hubungan tali silaturahmi
yang baik, pemeliharaan terhadap lingkungan sekitar tempat usaha dan memberikan
pelayanan yang baik terhadap konsumen dengan barang-barang yang halal dan thayib.
Sehingga dengan terpenuhinya semua itu usaha yang dijalani selain memiliki dampak
yang positif di dunia, juga mempunyai dampak positif di akhirat.
Sebagaimana firman Allah SWT Q.S. Al-Maidah ayat 2:

     ...
     
       
“... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah
kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.”

Dan Q.S. At-Taubah ayat 7 :




    




   
    
      
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi
rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
d. Fungsi Wirausaha untuk Memakmurkan Bumi
Berwirausaha dalam Islam dituntut untuk memiliki tujuan memakmurkan bumi
Allah. Bahkan memakmurkan bumi merupakan salah satu tujuan utama syari’ah Islam
yang ditegakkan dalam Al-Qur’an, dan diserukan oleh para ulama. Diantara ulama
tersebut adalah Imam Raghib al-Asfahani yang menerangkan bahwa Allah
menciptakan manusia karena tiga alasan :
Pertama: untuk memakmurkan bumi Allah, sebagaimana dikemukakan dalam
firman-Nya : Q.S. Huud ayat 61
16

Konsep Kewirausahaan dalam Islam















      












   
       
61. Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
telah

menciptakan

kamu

dari

bumi

(tanah)

dan

menjadikan

kamu

pemakmurnya[726], karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan
(doa hamba-Nya)."
[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan
memakmurkan dunia.
Kedua: Untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya :
Q.S. Adz-Dzariyat ayat 56

     

56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.
Ketiga: Untuk menjadi Khalifah-Nya di muka bumi, sebagaimana firman-Nya: Q.S.
Al-Baqarah ayat 30

     
      
     
      
    
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Tidak dapati disangsikan lagi, bahwa ketiga hak tersebut saling berkaitan.
Memakmurkan bumi jika dilakukan dengan niat yang benar, maka akan menjadi nilai
ibadah dan ketundukan kepada Allah SWT, yang pada saat bersamaan merupakan
pelaksanaan terhadap kewajiban sebagai khalifah dari Allah yang mengamanahkan

17

Konsep Kewirausahaan dalam Islam
kekhalifahan. Allah menghendaki pemakmuran bumi bukan penghancurannya,
menghendaki keberesannya, bukan kerusakannya, karena sesungguhnya Allah tidak
menyukai kerusakan dan orang-orang yang berbuat kerusakan.28
e. Peran Seorang Wirausaha
Dalam skala makro, kehadiran para wirausahawan diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang pada gilirannya dapat menyerap tenaga
kerja baru. Daya serap pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan meningkat dua
kali lipat agar jumlah lapangan kerja baru yang tersedia bertambah dan angkatan kerja
baru mendapatkan pekerjaan. Ini diperlukan karena pertumbuhan ekonomi yang ada
sekarang belum mampu menyediakan lapangan kerja baru bagi para pengangguran.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran hingga saat ini
sebesar 7,39 juta orang dari total angkatan bekerja 118,19 juta orang. Sedangkan
orang yang bekerja mencapai 110,80 juta orang. Kepala BPS Suryamin menjelaskan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 6,25
persen. Angka tersebut mengalami peningkatan dibanding TPT Februari 2013 sebesar
5,92 persen dan dibandingkan TPT Agustus 2012 meningkat 6,14 persen.29
Kemampuan ekonomi dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru dan
menyerap angkatan kerja yang mencari pekerjaan masih sangat minim. Dari setiap
satu persen pertumbuhan ekonomi, hanya 180.000 tenaga kerja yang terserap.
Sementara jumlah lapangan kerja baru yang tercipta setiap tahunnya dalam lima tahun
terakhir ini hanya mencapai 2,5 juta hingga 2,6 juta orang. 30 Hal ini menjadi sangat
prihatin dikarenakan kualitas SDM dalam negeri yang kurang bersaing dengan para
pekerja asing yang ada di Indonesia dan bahkan menguasai sektor-sektor yang
memiliki nilai ekonomi dan keuntungan yang tinggi. Dari data yang diperoleh di
website pusditnaker, bahwa penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia masih tinggi,
terutama di DKI jakarta jumlah penggunaan tenaga kerja asing adalah sebasar 74.762
tertinggi dibanding daerah lainnya di Indonesia pada tahun 2011. Tenaga kerja asing
di Indonesia terbanyak adalah berasal dari negeri China, yaitu berjumlah 24.365
orang. Sedangkan sektor yang paling banyak dikuasai asing adalah sektor industri
pengolahan yaitu sebesar 32.546 orang.31 Hal tersebut menandakan bahwa SDM
Indonesia belum mampu mengolah kekayaan alamnya, padahal kekayaan alam
28 Ibid., hlm.153-159.
29 http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/11/06/pengangguran-diindonesia-mencapai-739-juta-orang (Diakses : 1 Jan 2014).
30 Muh. Yunus, Loc.cit., hlm.65.
31 http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/viewpdf.php?id=15
(diakses : 1 Jan 2014).
18

Konsep Kewirausahaan dalam Islam
Indonesia sangat melimpah ruah dan juka diolah dengan baik melalui tangan-tangan
penduduk Indonesia sendiri akan menjadi lebih bernilai dan memiliki nilai jual yang
lebih tinggi ketimbang hanya menjual bahan mentah dari sumber alam.
Oleh karena itu, salah satu solusi dari permasalaha ini adalah dengan
menumbuhkan wirausahawan-wirausahawan dari penduduk Indonesia yang tidak
hanya mempunyai modal tetapi juga mampu untuk berinovasi, sehingga dapat
mengolah bahan baku sehingga menciptakan produk baru yang dapat bersaing dengan
produk-produk asing. Penumbuhan wirausahawan yang inovatif bermula dari
pendidikan yang diajarkan dalam lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan di
Indonesia harus mampu memberikan pemahaman mengenai kewirausahaan tidak
hanya berupa teori melainkan lebih banyak untuk berkarya dan mencipta, sehingga
dari sanalah tangan-tangan muda akan terlatih untuk selalu berkarya dan mencipta
untuk kemajuan bangsanya.
C. Penutup
Kewirausahaan merupakan suatu konsep dimana seseorang dituntut untuk
dapat membuka suatu usaha yang dapat memunculkan suatu dampak positif bagi
perkembangan perekonomian. Dengan adanya kewirausahaan seseorang dapat
berperan sebagai pengurang angka pengangguran dengan membuka lapangan
pekerjaan sehingga dapat menyerap angkatan kerja yang ada.
Konsep kewirausahaan ini telah ada dan dijunjung tinggi oleh agama Islam,
karena wirausaha dalam Islam memiliki banyak fungsi, fungsi tersebut dapat
berdampak positif baik bagi dirinya, keluarganya, masyarakat, dan seluruh alam
semesta jika usaha itu dikelola dengan mentaati hal-hal yang diperintahkan oleh
syari’ah dan tidak menimbulkan kerusakan di muka bumi. Kewirausahaan yang baik
menurut agama Islam dapat menumbuhkan kemaslahatan baik di dunia maupun di
akhirat kelak.