PENGEBORAN MINYAK BUMI DI LEPAS PANTAI

WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM

Nama : Yohanes Yoseph Deo
NIM : H031 17 1504
Topik : Pengeboran Minyak Bumi
Judul : Pengeboran Minyak Bumi di Lepas Pantai Kota
Balikpapan
A. Pengantar
Dewasa ini tanpa kita sadari kehidupan kita tidak luput dari minyak bumi.
Pernahkah kita berpikir darimana asal plastik, PVC, dan tupperware yang digunakan
untuk perabotan rumah tangga ? Itu merupakan hasil dari pengolahan sisa minyak bumi.
Petroleum berasal dari kata petra yang berarti batuan dan oleum yang berarti minyak.
Maka secara kosakata petroleum berarti minyak batuan, dengn kata lain berarti minyak
yang berada di dalam batuan. Ada beberapa hal yang menarik tentang minyak bumi
yaitu minyak bumi terdiri atas beberapa teori yaitu teori anorganik dan organik,
cadangan minyak dunia kebanyakan adalah minyak unconventional, minyak bumi
paling banyak diproduksi menjadi bensin dan minyak bumi menjadi sumber utama
energi di dunia.1
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan cadangan minyak. Beberapa kota
di indonesia pun dikenal sebagai kota minyak akibat menjadi tempat pengumpulan dan
pengolahan minyak. Salah satu kota minyak yang kini semakin berkembang adalah kota

balikpapan yang berada di pulau kalimantan. Perkembangan pesat kota balikpapan,
tentu dikarenakan kekayaan alamnya berupa minyak bumi. Perekonomian balikpapan
sendiri berjalan dengan baik. Balikpapan pun akan semakin mengukuhkan posisinya
sebagai kota minyak dengan pengembangan kilang dari Pertamina. Banyaknya
penduduk yang berasal dari luar kalimantan menunjukkkan bahwa balikpapan memiliki
potensi yang besar untuk menjadi kota yang menjanjikan.2
1

Syuhada, Gugus, 2012, dalam http://beberapa hal menarik
bumi.wordpress.com (diakses pada hari senin, 20 November 2017).

2

Defanto, Hafizh, 2017, dalam http://balikpapan, kota minyak di ujung pulau
kalimantan.blogspot.com (diakses pada hari senin, 20 November 2017).

tentang

minyak


1

Minyak bumi sebagai sumber energi utama untuk industri, transportasi dan rumah
tangga dan sumber devisa bagi negara. Pengeboran merupakan bagian proses yang
membutuhkan biaya paling banyak selama proses eksplorasi minyak bumi. Pengeboran
di masa depan akan semakin dalam menembus perut bumi untuk mencari ladang
minyak bumi baru. Masalah utama yang akan dihadapi adalah mengantisipasi tekanan
yang sangat besar dan temperatur yang sangat tinggi. Tekanan dan temperatur di dalam
perut bumi diantisipasi dengan memanfaatkan konsep hidrolik dalam pengeboran
minyak bumi.3
Sekarang keberadaan energi merupakan hal yang penting dan tidak bisa dilepaskan
dari kehidupan manusia. Kondisi sumberdaya energi yang semakin berkurang
sedangkan populasi penduduk terus mengalami peningkatan mengakibatkan kelangkaan
energi yang terjadi seperti sekarang ini. Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa minyak bumi
merupakan energi utama yang berperan penting dalam menopang keberlangsungan
kegiatan industri baik dalam skala kecil ataupun besar. Untuk mengatasi masalah ini
harus dilakukan penghematan dalam penggunaan energi, mencari sumber energi
alternatif serta melakukan kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan minyak dan
gas bumi yang baru. Pada dasarnya sumber energi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
energi konvensional dan unkonvensional. Energi konvensional merupakan sumber

energi yang jika habis tidak dapat diperbaharui lagi seperti minyak bumi, batubara dan
mineral logam lainnya, sedangkan energi unkonvensional merupakan sumber energi
yang dapat diperbaharui seperti matahari, air, angin dan biogas.4
Dalam penulisan ini ada beberapa rumusan masalah yaitu dampak yang ditimbulkan
dari pengeboran minyak bumi, dan pengaruh yang ditimbulkan dari menipisnya
cadangan minyak bumi serta dampak yang ditimbulkan dari penggunaan minyak bumi.

3

Muhajir, Khairul, 2012, Analisa Perbandingan Pengukuran Tekanan Annulus Teori dan
Langsung Pada Proses Pengeboran Minyak Bumi, Jurnal Teknologi Technoscientia Vol.4 No.2
ISSN: 1979-8415

4

Rusin, Alfy, 2015, Jurnal Teknologi Minyak dan Gas Bumi Vol. 9 No. 3 ISSN:

2088-7590

2


Adapun tujuan penulisan

yaitu untuk mengetahui bahwa semakin menipisnya

cadangan minyak, mengetahui kegunaan minyak bumi bagi kehidupan manusia, dan
juga mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penggunaan minyak bumi.

B. Metode Penulisan
Penulisan ini didasarkan pada beberapa referensi yang diperoleh melalui pustaka dan
informasi yang diperoleh didapatkan pada beberapa artikel dan jurnal yang diambil dari
internet. Metode yang digunakan yaitu dengan cara membaca dan menulis.

C. Pembahasan
Peningkatan kebutuhan minyak bumi yang tidak diimbangi dengan peningkatan
produksinya menyebabkan Indonesia terancam krisis energi. Penurunan cadangan
minyak disebabkan oleh dua faktor utama yaitu eksploitasi minyak selama bertahuntahun dan minimnya eksplorasi atau surveigeologi untuk menemukan cadangan minyak
terbaru. Tanpa difokuskan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi terutama di
wilayah lepas pantai pulau kalimantan yang kaya minyak dan gas bumi,diperkirakan
±14 tahun lagi Indonesia menjadi negara total pengimpor minyak. Untuk memperlambat

Indonesia menjadi net oil importer country, perlu ditingkatkan jumlah cadanganminyak
(oil reserve) yang tersimpan di cekungan minyak (oil basin) yang berada pada
kedalamanbeberapa ribu meter di bawah permukaan bumi (subsurface), peningkatan
kegiatan hulu (upstreamoil activity) yang terdiri dari penyelidikan umum, penelitian,
pemetaan, eksplorasi dan eksploitasi,yang dilakukan baik pada kawasan daratan
(onshore) atau lepas pantai (offshore), dan eksplorsi alternatif sumber energi lain
sebagai cadangan habisnya minyak dan gas bumi.Dalam rangka meningkatkan peranan
sub sektor migas dalam upaya memulihkan perekonomian, Undang-undang Nomor 22
Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang merupakan landasan hukum bagi
penataan atas penyelenggaraan pembinaan,pengawasan, pengaturan, dan pelaksanaan
dari kegiatan pengusahaan minyak dan gas bumidi Indonesia, sehingga tercipta kegiatan
usaha minyak dan gas bumi yang mandiri, transparan,berdaya saing, efisien dan
berwawasan lingkungan, serta mendorong perkembangan potensi danperanan nasional.
Sejalan dengan proses Reformasi di Indonesia, dalam UU No. 22. tahun 1999terdapat

3

salah satu pasal yang mengatur kewenangan daerah dalam pengelolaan wilayah
perairan.Dalam Pasal 10 disebutkan bahwa “daerah Provinsi berwenang mengelola
wilayah laut sejauh 12 mil diukur dari garis pantai, sementara Daerah Kabupaten dan

Kota berwenang mengelolawilayah laut sepertiga dari batas kewenangan Propinsi atau
sejauh 4 mil laut”. Dengan demikian dipersepsikan bahwa di luar 12 mil tersebut
merupakan kewenangan Pemerintah Pusat.4
Pengeboran minyak bumi di laut menyebabkan terjadinya pencemaran laut. Pada
umumnya, pengeboran minyak bumi di laut menyebabkan terjadinya peledakan (blow
aut) di sumur minyak. Ledakan ini mengakibatkan semburan minyak ke lokasi sekitar
laut, sehingga menimbulkan pencemaran. Contohnya, ledakan anjungan minyak yang
terjadi di teluk meksiko sekitar 80 kilometer dari Pantai Louisiana pada 22 April 2010.
Pencemaran laut yang diakibatkan oleh pengeboran minyak di lepas pantai itu dikelola
perusahaan minyak British Petroleum (BP). Ledakan itu memompa minyak mentah
8.000 barel atau 336.000 galon minyak ke perairan di sekitarnya. Tumpahan minyak di
laut berasal dari kecelakaan kapal tanker. Contohnya tumpahan minyak terbesar yang
terjadi pada tahun 2006 di lepas pantai Libanon. Selain itu, terjadi kecelakaan Prestige
pada tahun 2002 di lepas pantai Spanyol. Bencana alam seperti badai atau banjir juga
dapat menyebabkan tumpahan minyak. Sebagai contoh pada tahun 2007, banjir di
Kansas menyebabkan lebih dari 40.000 galon minyak mentah dari kilang tumpah ke
perairan itu yang terendam dalam laut yang tercemar limbah minyak bumi. Akibat yang
ditimbulkan dari terjadinya pencemaran minyak bumi di laut adalah:
1. Rusaknya estetika pantai akibat bau dari material minyak. Residu berwarna
gelap yang terdampar di pantai akan menutupi batuan, pasir, tumbuhan dan

hewan. Gumpalan tar yang terbentuk dalam proses pelapukan minyak akan
hanyut dan terdampar di pantai.
2. Kerusakan biologis, bisa merupakan efek letal dan efek subletal. Efek letal yaitu
reaksi yang terjadi saat zat-zat fisika dan kimia mengganggu proses sel ataupun
subsel pada makhluk hidup hingga kemungkinan terjadinya kematian. Efek
subletal yaitu mepengaruhi kerusakan fisiologis dan perilaku namun tidak
mengakibatkan kematian secara langsung. Terumbu karang akan mengalami
efek letal dan subletal dimana pemulihannya memakan waktu lama dikarenakan
kompleksitas dari komunitasnya.

4

3. Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan senyawa
beracun dalam komponen minyak bumi, juga senyawa beracun yang terbentuk
dari proses biodegradasi. Jika jumlah pitoplankton menurun, maka populasi
ikan, udang, dan kerang juga akan menurun. Padahal hewan-hewan tersebut
dibutuhkan manusia karena memiliki nilai ekonomi dan kandungan protein yang
tinggi.
4. Penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun slick (lapisan
minyak di permukaan air). Selain itu, terjadi kematian burung-burung laut. Hal

ini dikarenakan slick membuat permukaan laut lebih tenang dan menarik burung
untuk hinggap di atasnya ataupun menyelam mencari makanan. Saat kontak
dengan minyak, terjadi peresapan minyak ke dalam bulu dan merusak sistem
kekedapan air dan isolasi, sehingga burung akan kedinginan yang pada akhirnya
mati.
D. Penutup
Peningkatan kebutuhan minyak bumi yang tidak diimbangi dengan peningkatan
produksinya menyebabkan Indonesia terancam krisis energi. Penurunan cadangan
minyak disebabkan oleh dua faktor utama yaitu eksploitasi minyak selama bertahuntahun dan minimnya eksplorasi atau surveigeologi untuk menemukan cadangan minyak
terbaru. Tanpa difokuskan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi terutama di
wilayah lepas pantai pulau kalimantan yang kaya minyak dan gas bumi, diperkirakan
±14 tahun lagi Indonesia menjadi negara total pengimpor minyak.
Pengeboran minyak bumi di laut menyebabkan terjadinya pencemaran laut. Pada
umumnya, pengeboran minyak bumi di laut menyebabkan terjadinya peledakan (blow
aut) di sumur minyak. Ledakan ini mengakibatkan semburan minyak ke lokasi sekitar
laut, sehingga menimbulkan pencemaran.
Akibat yang ditimbulkan dari terjadinya pencemaran minyak bumi di laut adalah
Rusaknya estetika pantai akibat bau dari material minyak, kerusakan biologis bisa
merupakan efek letal dan efek subletal, pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat
akibat keberadaan senyawa beracun dalam komponen minyak bumi, juga senyawa

beracun yang terbentuk dari proses biodegradasi dan penurunan populasi alga dan
protozoa akibat kontak dengan racun slick (lapisan minyak di permukaan air).

5

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan kebutuhan minyak
bumi yang tidak diimbangi dengan peningkatan produksinya mengakibatkan indonesia
terancam krisis energi dan akibat yang ditimbulkan yaitu rusaknya estetika pantai,
kerusakan biologis dan senyawa beracun dalam komponen minyak bumi mengakibatkan
penurunan populasi alga dan protozoa.
Oleh karena itu ada beberapa cara yang digunakan untuk mengatasi pengeboran
dan pencemaran minyak bumi yaitu dengan mengurangi pengeboran dan pemerintah
dapat dengan tegas menindak perusahaan yang melakukan pengeboran dan
mengakibatkan pencemaran dilepas pantai
E. Daftar Pustaka
Muhajir, Khairul, 2012, Analisa Perbandingan Pengukuran Tekanan Annulus Teori dan
Langsung Pada Proses Pengeboran Minyak Bumi, Jurnal Teknologi Technoscientia
Vol.4 No.2 ISSN: 1979-8415
Rusin, Alfy, 2015, Jurnal Teknologi Minyak dan Gas Bumi Vol. 9 No. 3 ISSN:
2088-7590

Syuhada, Gugus, 2012, dalam http://beberapa hal menarik tentang minyak
bumi.wordpress.com (diakses pada hari senin, 20 November 2017).
Defanto, Hafizh, 2017, dalam http://balikpapan, kota minyak di ujung pulau
kalimantan.blogspot.com (diakses pada hari senin, 20 November 2017).

6