MCDONALDISASI TERHADAP POLITIK DI INDONE

MCDONALDISASI TERHADAP POLITIK DI INDONESIA
(RENCANA PENCALONAN RHOMA IRAMA SEBAGAI PRESIDEN YANG DIUSUNG
OLEH PARTAI KEBANGKITAN BANGSA)

PROGRAM PASCASARJANA
ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2014

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis berhasil menyelesaikan Tugas
Kelompok ini tepat pada waktunya.
Dengan

tugas ini

kita

dapat


mengetahui

pengertian

dan

karakteristik

Mcdonaldisasi dan pengaruh mcdonaldisasi terhadap politik Indonesia. Tidak lupa,
penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada Dr Tuti Widiastuti Selaku dosen
pengajar mata kuliah Sosiologi Media dan Komunikasi
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam menyusun laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin .
Jakarta, 26 Desember 2014

Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mcdonaldisasi Merupakan fenomena yang saat ini terjadi di berbagai aspek di
dunia ini. Aspek politik, pendidikan, bisnis dan berbagai aspek-aspek lainnya yang kini
meggunakan cara-cara Mcdonaldisasi. Lahirnya Mcdonaldisasi juga dikarenakan
pengaruh globalisasi yang saat ini terus terjadi di zaman ini.Kehadiran Mcdonaldisasi
menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Mcdonaldisasi juga menciptakan
berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam
upaya memanfaatkan Mcdonaldisasi untuk kepentingan kehidupan.

1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apakah pengertian dan karakteristik Mcdonaldisasi?
b. Bagaimana pengaruh Mcdonaldisasi dalam politik?
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik Mcdonaldisasi.
b. Untuk mengetahui pengaruh Mcdonaldisasi dalam dunia politik.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sejarah Mcdonaldisasi
Istilah McDonaldisasi pertama kali dikemukakan oleh George Ritzer,
seorang sosiolog Amerika dalam tulisannya yang terkenal di Journal of American
Culture tahun 1983.Pengertian ini kemudian merebak dengan terbitnya buku
Ritzer yang berjudul The McDonalization of Society (1993) serta publikasi lainnya
yang berkenaan dengan itu.McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsipprinsip

dan

sistem

franchising

makanan

cepat

saji


(fast

food)

dari

McDonald’s.Seperti kita ketahui dewasa ini outlet-outlet McDonald’s terdapat
hampir di seluruh dunia. Bermula restoran kecil drive in yang menjual hamburger
di SAN Berbadino, California, tahun 1954 oleh McDonald bersaudara, seorang
inovator yang bernama Ray Crock pada tahun 1995 memodernisasi serta
merasionalisasi restoran kecil tersebut menjadi restoran raksasa makanan cepat
saji yang mendunia. Roy Crock si jenius yang mengilhami lahirnya restoran
waralaba
McDonald,

memang

sosok


beride

besar

dengan

ambisi

luar

biasa.Sayang, bahkan Crock sendiri tak mampu mengantisipasi dampak dahsyat
dari kreasinya itu.McDonald bisa menjelma sebagai tonggak perkembangan
penting yang berpengaruh pada kehidupan Amerika di abad 20.Dampak ini
sampai pada tataran luas yang begitu mendalam pada berbagai porsi, bahkanm

sudah menyangkut pola hidup yang mengglobal. Terus meluas pada tingkatan
akselerasi
Berilham institusi bisnis Amerika ini, beberapa negara mengembangkan
variasinya sendiri. Bisnis kudapan ini menjamur di Paris, kota yang sebelumnya
dikenal kebal atas serbuan fast food, terciptalah sebuah trend. India memiliki

jaringan restoran Nirula’s yang menghidangkan burger daging kambing cincang
(seperti kita ketahui bahwa 80 persen rakyat India merupakan pemeluk hindu
yang mengharamkan makan daging sapi) serat menu khas lokal. McDonald dan
kepanjangan jaringannya menjelma di mana-mana dan kemudian menjadi simbol
yang bisa diterima diseluruh penjuru Amerika dan belahan lain dunia. Kehadiran
McDonald benar-benar telah menempati posisi sentral dalam masyarakat. Saat
sebuah McDonald baru dibuka di kotakecil, ia mampu menciptakannya sebagai
even besar. Dalam even seperti itu, seorang siswa di SMA di Maryland pernah
berkata, “Belum pernah ada yang semeriah ini di Dele Citry”.Selama bertahuntahun McDonald terus berusaha menyapa masyarakat dengan beragam cara.
Restoran mereka diklaim sebagai yang terapi dan terbersih, menunya di sebut
sebagi yang paling lezat dan bergizi, karyawan yang ditampilkan muda-muda
dan cekatan, manajer tampak tegas, dan pandai mengelola, serba suasana
santap yang menyenangkan. Berkunjung ke sana, orang bahkan percaya bahwa
secara tidak langsung mereka telah menyumbang ke institusi amal seperti
Ronald McDonald House yang membantu ank-anak sakit. Proyek kecil, kolat
atau outlet pelosok yang dibuka di wilayah yang belum menyokong penuh
operasi-operasi restoran fast food, terus berkembang pesat.Di Indonesia bisnis
ini sudah mulai nampak di pajangan toko-toko kecil di perkotaan dan di beberapa
tempat belanja non tradisional seperti toko serba ada, beberapa pusat layanan,
bahkan sekolah.Umumnyamereka menyajikan menu terbatas dan bergabung

pada stok outlet yang lebih besar.
Dominasi

restoran

fast

food

juga

telah

menyerbu

berbagai

kampus.Restoran fast food pertama di buka di Universitas Cincinnati pada tahun
1973.Saat ini, hampir semua kafetaria kampus tampak sebagai ajang belanja


makanan.Di universitas Gadjah Mada, belakangan telah dibuka outlet McDonald
di kampus, tidak ketinggalan POM bensin dan pusat perbelanjaan.6 Hal ini di
lakukan

demi

menggali

sumber-sumber

finansialnya

sendiri.Sebagai

konsekuensi di terapkannya UGM sebagai badan hukum milik negara (BHMN).
McDonald menjadi model ampuh bagi bisnis lain yang kemudian memulai
mereknya dengan “Mc”. Sebut saja “McDentist” dan “McDoctors” bagi klinik drive
in bagi penyembuhan cepat dan efisien atas gangguan pada gigi dan masalah
kesehatan lainnya.Pusat perawatan “McChild” bagi pusat perawatan anak,
“McStables” untuk pelatihan kuda pacuan di segenap pelosok negeri, serta

“McPaper’ bagi perusahaan Koran di Jakarta.

2.2 Konsep Mcdonaldisasi
Mengapa bisnis model McDonald terbukti tidak bisa di tangkal? Ada
empat pemikat yang bersarang pada inti sukses model yang lazim disebut
McDonaldisasi ini. Keberhasilan McDonald meraih sukses karena iamelayani
konsumen, pekerja, serta efisiensi pengelola, daya hitung, daya prediksi dan
kontrol.
Pertama, McDonald menawarkan efisiensi atau metoda optimal bagi
perolehan dari satu ke lain poin.Prinsip ini dikenal secara luas di dalam bisnis.
Berdasarkan prinsip Fordism (assembly line), scientific management dan
management birokrasi, dan prinsip birokrasi maka restoran McDonald dikelola
secara sangat efisien. Pada prinsipnya restoran tersebut telah melaksanakan
prinsip uniformitas, menu standar, porsi yang sama denganharga yang sama
serta kualitas yang sama di setiap restoran McDonalds. Bagi konsumen, itu
berarti McDonald menawarkan pilihan terbaik atas pemenuhan rasa lapar.Dalam
masyarakat di mana orang selalu sibuk lalu lalang, biasanya bermobil dari satu
tempat ke tempat yang lain, efisiensi makanan fast food tanpa harus memutar
balik kemudi atau meninggalkan landasan pacu, membuktikan sebagai tawaran
yang tidak mungkin di tolak. Efisiensi berarti mencari cara yang terbaik untuk


mencari tujuan, dalam restoran cepat saji, mengulurkan sajian melalui jendela
adalah contoh yang baik dari usaha mempertnggi efisiensi dalam mendapatkan
pesanan makanan. Laiknya pelanggan, pekerja disistem yang telah di
McDonaldisasikan

akan

berfungsi

secara

efisien.

Pengelola

melatihnya

demikian, dan mengawasinya agar mereka yakin atas apa yang di kerjakan.
Hukum dan aturan organisasinya juga berperan mendorong terciptanya kerja

yang sangat efisien itu.
Kedua,

McDonald

menawarkan

daya

hitung

(kalkutabilitas),

atau

penekanan pada aspek kuantitatif atas produk yang di jual ukuran porsi, ongkosongkos serta layanan yang di tawarkan.Bisnis yang diadakan haruslah dapat
dihitung untung dan ruginya.Apabila tidak memungkinkan maka dicari jalan
pemecahan agar bisnis tetap memberi keuntungan.Demikian pula keseragaman
(uniformitas) tidak menghalangi adanya inovasi-inovasi, oleh sebab itu
McDonalds Indonesia mempunyai rasa yang cocok dengan lidah Indonesia
karena menyertakan nasi di samping French Fries atau kentang goreng.
Restoran cepat saji adalah contoh yang baik dari penekanan pada kuantitas
ketimbang kualitas dari pada kualitas manusia seorang koki.Restoran cepat saji
tergantung pada teknologi non manusia seperti koki yangtidak terampil yang
mengikuti petunjuk rinci dan metode garis perakitan yang di terapkan dalam
memasak.Beberapa institusi yang di McDonaldisasi menggabungkan penekanan
pada waktu dan uang. Domino menjanjikan pengantaran pizza dalam tempo
setengah jam dan bebas biaya. Pizza Hut mampu menyajikan pesanan pizza
berporsi cukup dalam lima menit, juga kadang di gratiskan. Pekerja di sistem
yang

di

McDonaldisasikan

juga

cenderung

aspek

kuantitatif

dalam

pekerjaanya.Karena kualitas kerja hanya diterjemahkan dalam ranah kerja yang
sempit, mereka memfokuskan dengan menekankan pada seberapa cepat tugastugas bisa terselesaikan.Analog ini ditentukan dengan situasi pembeli, pekerja,
juga diharapkan mampu mengerjakan beragam pekerjaan secara cepat dengan
sedikit pengorbanan.

Ketiga, McDonald menawarkan daya prediksi (prediktabilitas), rasa yakin
bahwa produk dan layanannya akan tetap sepanjang waktu dan diseluruh lokasi.
Menilik maksud dan tujuannya, EGG McMuffin di New York akan identik dengan
yang ada di Indonesia. Juga apa yang akan disanpat pekan atau tahun depan
akan identik dengan yang disantap hari ini. Dengan adanya kalkulabilitas maka
dengan sendirinya dapat diprediksikan keuntungan yang diperoleh outlet
McDonald, setiap outlet telah memprediksikan tempat-tempat yang strategis di
mana orang akanmencari makanan secara cepat, misalnya di lingkunagnlingkungan perkantoran dimana orang-orang tergesa-gesa untuk makan dan
bekerja kembali.
Keempat, kontrol dari kontrol manusia menuju kontrol robot yang
mekanistik. Orang bersantap direstoran fast food akan terkontrol, meskipun
biasanya tidak kentara. Lajur, menu terbatas, sedikit pilihan dan tempat duduk
yang tidak nyaman semuanya menggiring penyantap melakukan apa yang di
inginkan pengelola cepat saji makanan dan pergi. Pekerja diorganisasi yang di
McDonaldsasi juga berada pada tingkat kontrol tertinggi, biasanya lebih
mencolok dan langsung mengena. Mereka dilatih mengerjakan sejumlah
pekerjaan sesuai jatah waktu yang diberikan. Teknologi yang dipakai dan caracara yang diterapkan perusahaan akan memperkokoh kontrol ini. McDonald juga
berusahaa mengontrol pekerjan dengan macam pemakaian teknologi non
manusia untuk menggantikan pekerjaan manusia.Tidak pandang seberapa besar
mereka merasa terprogram dan terkontrol, pekerja dipaksa tunduk pada operasi
sistem.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Profil Rhoma Irama

Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama
setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand
tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai
akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai
berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh
11 Golden Record dari kaset-kasetnya.
Berdasarkan data penjualan kaset, dan jumlah penonton film-film yang dibintanginya,
penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10% penduduk Indonesia. Ini catatan
sampai pertengahan 1984. "Tak ada jenis kesenian mutakhir yang memiliki lingkup
sedemikian luas", tulis majalah TEMPO, 30 Juni 1984. Sementara itu, Rhoma sendiri
bilang, "Saya takut publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh."
Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam
mengumpulkan massa. Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam negeri tapi ia juga
pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Bruneidengan jumlah penonton yang
hampir sama ketika ia tampil di Indonesia. Sering dalam konser Rhoma Irama,
penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah
musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama
Melayu.

Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem"
(Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaru musik Melayu yang memadukan
unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen,
syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut Achmad Albar, penyanyi
rock Indonesia, "Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan rock". Tetapi
jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik
pop, India, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita
rasa yang berbeda.
Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa
agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain.
"Mustahil mengadakan panggung dangdut tanpa menampilkan lagu Bang Rhoma,
karena semua menyukai lagu Rhoma," begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut
dalam suatu acara TV.
Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT Perfin
menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum sebuah film
selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat
dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400
juta. Tetapi, "Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata
Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film tersebut
antara lain disumbangkan untuk masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan
kampung. Ia juga terlibat dalam dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat
menjadi

maskot

penting PPP,

setelah

terus

dimusuhi

oleh

Pemerintah Orde

baru karena menolak untuk bergabung dengan Golkar. Rhoma Sempat tidak aktif
berpolitik

untuk

beberapa

waktu,

sebelum

akhirnya

terpilih

sebagai

anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun
1993. Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.
Rhoma Irama sempat kuliah di Universitas 17 Agustus Jakarta, tetapi tidak
menyelesaikannya. "Ternyata belajar di luar lebih asyik dan menantang," katanya suatu
saat. Ia sendiri mengatakan bahwa ia banyak menjadi rujukan penelitian ada kurang
lebih 7 skripsi tentang musiknya telah dihasilkan. Selain itu, peneliti asing juga kerap

menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William H. Frederick, doktor sosiologi
Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta pengaruh Rhoma
Irama pada masyarakat.
Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American
University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan
banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali
di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar
negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara
bagian Hawaii. Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama
kariernya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan kurang lebih 1000 buah lagu
dan bermain di lebih 20 film.

3.2 Rhoma Irama Sebagai Mcdonaldisasi Politik
Partai Politik di harapkan dapat mencalonkan para kadernya dengan prosesproses pendidikan politik atau dengan pengkaderan. Dewasa ini kita sering sekali
menemukan proses pemilihan calon kepala daerah yang berasal dari partai politik tanpa
pengkaderan yang jelas. Penulis menyimpulkan bahwa yang dilakukan partai politik
pada saat ini ialah suatu Mcdonaldisasi.
Empat unsur Mcdonaldisasi menurut George Ritzer jika di analisis dengan
menggunakan kasus Ridwan Kamil adalah sebagai berikut:
a. Efisiensi. Efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu
proses. Semakin hemat atau sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya
dikatakan semakin efisien. Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan
proses sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat. Efisiensi berarti mencari

cara yang terbaik untuk mencapai tujuan, hal ini yang dilakukan oleh
partai politik di Indonesia kebanyakan melakukan Pengusuangan Calon

Presiden

atau

calon

Kepala

Daerah

yang

telah

terkenal

luas.

Keterkenalan diusung partai politik demi efisiensi. Apabila tanpa
keterkenalan, langkah pemenangan menjadi sulit dan mahal, karena
harus ekstra pembiayaan dan ekstra kampanye-informatif. Prinsip
utamanya berkonsepsi pada kebutuhan pasar. Sosok yang dianggap
“dibutuhkan pasar”, dengan mengabaikan kualitas, dengan mudah
diusung partai politik. Hal yang terjadi pada panggung politik di Indonesia
dewasa ini ialah partai politik memilih mencari calon kandidat yang
mempunyai ketenaran sepertai artis, seniman yang dapat mendulang atau
menaikan suara partai. Rencana pencalonan Rhoma Irama sebagai
presiden ialah contoh yang paling nyata dimana sosok yang mempunyai
ketenaran merupakan salah satu strategi atau cara yang efisien untuk
menarik suara rakyat. Hal ini sangat disayangkan dikarenakan setiap
partai politik seharusnya bertanggung jawab terhadap sosok yang partai
politik

calonkan.

Tidak

hanya

sekedar

mendulang

suara

untuk

kepentingan partai politik saja.
b. Kalkulabilitas. Disaat partai politik mencalonkan sosok yang akan dipilih
oleh rakyat, pastinya partai politik tersebut melakukan perhitungan untung
ruginya jika calon yang merek pilih maju ke pemilihan umum. Partai politik
tidak mengusung calon berdasarkan kualitas kepemimpinan calon, baik
dari

sisi

ideologi

(kuantifikasi)

maupun

dianggap

sisi

melebihi

kecakapan
kualitas.

memimpin.
Partai

Kuantitas

politik

lebih

mengutamakan hitung-hitungan suara melalui keterkenalan. Satu model
yang cukup dikenal dalam pencapaian target ini ialah penghitungan
statistik. Mereka (seakan-akan) tidak bertanggung jawab terhadap kualitas
calon, (seakan-akan) tidak memerhatikan kesesuaian ideologi calon
dengan ideologi partai, dan (seakan-akan) tidak peduli pada kemampuan
penyejahteraan rakyat. Targetan partai politik hanya berdasarkan hitunghitungan suara, misalnya, bagaimana mereka mampu meraih 50 persen
suara dari 200 juta jiwa lebih penduduk Indonesia. Jika dikaitkan dengan
kasus rencana pencalonan Rhoma Irama sebagai Presiden dari Partai

Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai pengusung pastinya memperhitungkan
jumlah fans Rhoma Irama yang banyak di Indonesia. Pihak Soneta
mengklaim bahwa fans Rhoma Irama mencapai 100 juta. Jika dlihat dari
banyaknya jumlah fans Rhoma Irama, pastinya akan menjadi suatu
keuntungan bagi pihak PKB.
c. Prediktibilitas. Perubahan berkala terus ditunjukkan partai politik dalam
mengusung calon. Salah satunya Fenomena yang sangat menarik dari
keterprediksian ini ialah pengusungan seniman popuer Rhoma Irama
sebagai calon presiden 2014. Beberapa partai telah menyatakan
ketertarikan terhadap pengusungan Rhoma. Tidak hanya PKB, namun
PPP sempat berencana menjadikan Rhoma Irama rencana calon
Presiden. Hal ini dikarenakan adanya prediksi-prediksi yang dilakukan
partai politik yang berminat Rhoma Irama sebagai Calon Presiden. PKB
lebih memilih seniman populer demi pencapaian efisiensi dan pencapaian
kalkulabilitas. Jika dilihat dari hasil yang dicapai, terbukti suara Partai
Kebangkitan Bangsa mengalami peningkatan. Prediksi yang dilakukan
untuk mencapai efisiensi dan kalkulabilitas terbukti jitu, hal ini dibuktikan
dengan pengakuan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yaitu,
Muhaimin Iskandar bahwa “Rhoma Effect” menyebabkan suara PKB
meningkat di pemilihan Caleg.
d. Kontrol. Selain media massa wujud jurnalistik, media massa berbasis
teknologi juga menjadi alat pengontrol massa. Misalnnya, media sosial
Twitter,

Facebook,

dan

Youtube.

Era

teknologi

digital

ini

telah

mengarahkan perhatian publik ke ranah maya, sehingga mereka
mengikuti langkah ke mana perhatian massa itu bergerak. Dalam kasus
ini penulis menganalisis banyaknya fans Rhoma Irama selalu dikontrol
melalui media sosial ataupun media jurnalistik agar selalu mendukung
PKB. Pemberitaan-pemberitaan juga selalu tertuju kepada sosok kandidat
calon Presiden.

BAB IV
KESIMPULAN
Mcdonaldisasi merupakan salah satu dampak dari globalisasi. Mcdonaldisasi
berasal dari Amerika. Prinsip Mcdonaldisasi ini dikemukakan oleh Sosiolog Amerika
yang bernama George Ritzer. Kini prinsip Mcdonaldisasi sudah masuk keberbagai
aspek kehidupan. Salah satunya aspek politik. Khususnya dunia politik di Indonesia kini
sudah banyak menggunakan prinsip Mcdonaldisasi dengan unsur efisien, kalkulabilitas,
prediktibilitas, dan control. Rhoma Irama merupakan salah satu contoh nyata, bahwa
politik di Indonesia sudah menggunakan prinsip Mcdonaldisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Konsep McDonaldisasi diambil dari George Ritzer, The Mcdonaldization of Society: An
Heru Nugroho (ed), McDonaldisasi Pendidikan Tinggi, (Yogyakarta: Kanisius 2002), hlm
http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/04/11/muhaimin-iskandar-efek-rhomairama-ampuh