PENINGKATAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DA (1)
PENINGKATAN KOMPETENSI
KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENGELOLA IMPLEMENTASI KURIKULUM
SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK
PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan
Komplek Kemdikbud Gedung D Lantai 17, Jln. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, 10270 Telp.(021) 57946110, Fax. (021) 57946110 Kampus Pusbangtendik Jln. Raya Cinangka Km. 19 Bojongsari, Depok, 16517 Telp. (021) 7490411, Fax. (021) 7491174
website: http://bpsdmpk.kemdikbud.go.id/pusbangtendik email: tendik@kemdikbud.go.id
2 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
SAMBUTAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
Pengawas sekolah dan kepala sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil prestasi belajar siswa. Efektivitas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar tersebut diperlukan upaya strategis di antaranya peningkatan kompetensi bagi pengawas sekolah dan kepala sekolah melalui pelatihan yang disertai dengan pengukuran mutu secara sistematis.
Menindaklanjuti kebutuhan tersebut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMPK dan PMP) melalui Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, menyusun Materi Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum.
Materi yang tersusun diharapkan menjadi referensi utama bagi fasilitator dan peserta pelatihan dalam penyelenggaraan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum. Materi Pelatihan terdiri dari: Manajemen Implementasi Kurikulum, Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah, Supervisi Akademik dan Manajerial, Evaluasi Diri Sekolah, Penilaian Kinerja dan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PK dan PPK), Pengembangan Kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler, Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Anak, dan Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas dedikasi yang tinggi untuk penyusun materi dan penelaah materi. Terima kasih saya sampaikan kepada pejabat dan staf BPSDMPK dan PMP, widyaiswara, dosen perguruan tinggi, pengawas sekolah, dan kepala sekolah yang telah berpatisipasi aktif sehingga materi pelatihan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga keberadaan materi dan seluruh perangkat pelatihan lainnya dapat berkontribusi positif terhadap efektivitas penyelenggaraan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum.
Jakarta, Mei 2015 Kepala Badan PSDMPK dan PMP,
Prof. Dr. Syawal Gultom
NIP 196202031987031002
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan materi pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum. Materi pelatihan merupakan muatan wajib yang digunakan oleh narasumber, instruktur nasional, pengawas sekolah, dan kepala sekolah.
Sasaran dalam meningkatkan kompetensi sesuai dengan tujuan pelatihan antara lain meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Materi Pokok Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum terdiri dari: Manajemen Implementasi Kurikulum, Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah, Supervisi Akademik dan Manajerial, Evaluasi Diri Sekolah, Penilaian Kinerja dan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PK dan PPK), Pengembangan Kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler, Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Anak, dan Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal.
Materi pelatihan ini merupakan salah satu sumber belajar sehingga peserta pelatihan diharapkan dapat memperkaya diri dengan referensi lain yang relevan. Materi yang disusun ini diupayakan untuk menjawab beberapa prinsip dan tujuan utama. Pertama, materi ini diharapkan dapat menunjang pengembangan kompetensi pengawas sekolah yang diturunkan dari kebutuhan pelaksanaan kurikulum pada seluruh level satuan pendidikan. Kedua, setiap materi menunjang sikap keberterimaan, pengetahuan, dan keterampilan serta menumbuhkan daya inisiatif untuk merencanakan strategi dan implementasi perencanaan, pelaksanaan, dan evalausi pengawasan dan pembinaan sekolah sesuai kebutuhan khas implementasi kurikulum. Ketiga, materi yang dipelajari dapat mengurangi resistensi pada implementasi kurikulum pada tingkat satuan pendidikan. Keempat, seluruh materi pelatihan dapat berkontribusi positif terhadap pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang menunjang kompetensi pengawas sekolah dan kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum. Kelima, menyelaraskan seluruh kompetensi yang dikembangkan untuk menunjang penjaminan mutu kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian sesuai dengan karakteristik kurikulum .
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas dedikasi yang tinggi para tim pengembang materi, penyusun dan pengembang perangkat pelatihan. Terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh pejabat dan staf BPSDMPK dan PMP, widyaiswara, dosen perguruan tinggi, pengawas sekolah, dan kepala sekolah yang telah berpatisipasi aktif dalam penyusunan materi ini.
Semoga materi pelatihan ini dapat membantu narasumber, instruktur nasional, pengawas sekolah dan kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum dan secara khusus bermanfaat sebagai referensi bagi narasumber dan instruktur pada pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum.
Jakarta, Mei 2015 Kepala Pusbangtendik,
Dr. Muhammad Hatta
NIP.195507201983031003
ii Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik v
Glosarium
Achieveable, program-program yang dirancang terjangkau untuk dicapai, baik dari segi waktu, biaya maupun kondisi yang ada.
Causal-conference percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru
Classroom-conference percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika peserta didik sedang meninggalkan kelas (istirahat).
Coach
pelatih, pendamping, pembina
Coachee orang yang mendapat pelatihan, pendampingan, dan pembinaan dari coach
Coaching proses pendampingan.kepada seseorang (guru atau kepala sekolah) yang dibina dari kondisi saat ini kepada kondisi yang lebih baik sesuai dengan kebutuhannya
GROW ME
model coaching yang berorientasi pada pengembangan manusia
Office-conference. percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru
Measureable program-program dan kegiatan-kegiatan yang dipilih dapat diukur pencapaiannya.
Program supervisi dokumen perencanaan pelaksanaan dan perencanaan
pemantauan dalam rangka.membantu guru mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Program tindak lanjut penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti bimbingan teknis/penataran lebih lanjut
Realistics program-program benar-benar didasarkan pada data atau kondisi dan kebutuhan riil sekolah-sekolah binaan serta tidak mengada-ada
Specific program yang disusun memiliki fokus yang jelas dan mencakup bidang tertentu secara khusus.
vi Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Supervisi.
supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain,
tuk
pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.
Supervisi akademik
supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
nce
Supervisi artistik
model supervisi yang mendasarkan diri pada bekerja untuk orang lain ( working for the other), bekerja dengan orang lain ( working.with the other), dan bekerja melalui orang lain ( working trough the other).
Supervisi ilmiah
model supervisi yang digunakan oleh supervisor untuk
dan
menjaring data atau informasi dan menilai kinerja kepala sekolah dan guru dengan cara menyebarkan angket
tau
Supervisi konvensional model supervisi yang menganut paham.bahwa supervisor sebagai seseorang yang memiliki power untuk menentukan nasib kepala sekolah dan guru
Supervisi klinis
supervisi yang dilakukan berdasarkan adanya keluhan atau masalah dari guru yang disampaikan kepada supervisor
Time Bound
program yang dirancang memiliki batasan waktu pencapaian atau pelaksanaan yang jelas
da guru
data
s dan
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik vii
viii Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
I. PENDAHULUAN
A. Petunjuk Pembelajaran
Bahan pelatihan ini memfasilitasi Anda untuk meningkatkan kemampuan Anda dalam melaksanakan supervisi manajerial dan supervisi akademik. Anda akan mengawali kegiatan pelatihan ini dengan memperhatikan hasil belajar yang harus capai, dan kegiatan-kegiatan belajar yang harus diikuti. Secara umum Anda diminta untuk mengamati dengan membaca konsep dan mengkaji contoh pelaksanaan supervisi manajerial dan akademik; melakukan penyesuaian teknik dan instrumentasi supervisi manajerial dan akademik.
B. Kompetensi Yang Akan Dicapai
Setelah mengikuti pelatihan ini, Pengawas Sekolah diharapkan mampu:
1. Menyusun program perencanaan dan instrumen supervisi manjerial.
2. Melaksanakan supervisi manajerial dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan
3. Menyusun program perencanaan dan instrumen supervisi akademik
4. Melaksanakan supervisi akademik dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan
5. Membuat program tindak lanjut supervisi manajerial dan akademik
C. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi pelatihan Supervisi Manajerial adalah :
1. Penyusunan program perencanaan dan instrumen supervisi manjerial,
2. Pelaksanaan supervisi manajerial dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat,
3. Penyusunan program perencanaan dan instrumen supervisi akademik,
4. Pelaksanaan supervisi akademik dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat,
5. Penyusunan program tindak lanjut supervisi manajerial dan akademik.
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 1
D. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Fasilitator memperkenalkan identitas, menyampaikan,
kompetensi, peta konsep dan skenario kegiatan pembelajaran materi pelatihan supervisi manajerial dan
supervisi akademik.
2. Fasilitator melakukan apersepsi dan memotivasi peserta. mengajak berdinamika agar saling mengenal, mengikuti
kegiatan dengan serius, semangat, dan bekerja sama saat
proses pembelajaran berlangsung.
INTI
Fasilitator menayangkan power point supervisi
manejerial: overview konsep, ruang lingkup, metode, perencanaan, dan instrumen supervisi manajerial.
Peserta mengerjakan LK B. 4.1.1 (Khusus NS)
Presentasi hasil pengerjaan LK B. 4.1.1
Fasilitator menayangkan power point supervisi akademik:
pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, prosedur, teknik, perencanaan supervisi Akademik
Peserta mengerjakan LK B.4.1.2
Menayangkan hasil penyusunan RPA
Fasilitator menayangkan power point tentang
implementasi supervise akademik Peserta mengamati tayangan video 4.1. (proses
pembelajaran) sambil mengisi instrumen LK B.4.1.3, instrument pengamatan proses pembelajaran.
Peserta mengolah data hasil pengamatan proses
pembelajaran dari tayangan Video 4.1 kemudian mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan aktivitas guru dan siswa terkait dengan impelementasi kurikulum 2013 dan menentukan program tindak lanjut.
Mempresentasikan hasil pengamatan dan pengolahan
data
2 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Mengamati tayangan GROW ME kemudian mengisi
instrumen GROW ME (LK B. 4.1.4) Mendiskusikan hasil pengamatan dari tayangan GROW ME
aktu
Fasilitator menayangkan power point tentang rencana
tindak supvervisi manajerial dan supervise akademik Menyusun program tindak lanjut (LK B. 4.1.5)
Membuat rangkuman materi pelatihan
Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran. Fasilitator menutup pembelajaran
E. PENILAIAN
1. Aspek Yang Dievaluasi Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat
penguasaan kompetensi peserta yang dilakukan dengan menggunakan
metode penilaian otentik. Evaluasi dilakukan pada awal, proses dan akhir
pelatihan. Aspek yang dievaluasi terdiri dari aspek sikap, pengetahuan
dan keterampilan.
2. Pelaksanaan Evaluasi
a. Penilain awal (pre test), dilakukan untuk mengukur kemampuan awal peserta. Pre test dilakukan dengan menggunakan instrumen tes.
b. Penilaian keterampilan (proses pembelajaran) Penilaian proses, dilakukan melalui pengamatan terhadap performasi peserta pada
saat praktik terbimbing, dengan menggunakan instrumen pengamatan. komponen yang dinilai Keterampilan berpikir, Keterampilan reaktif, Keterampilan interaktif, Keterampilan
berkontribusi dalam kelompok, Keterampilan memimpin
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 3 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 3
d. Penilaian akhir (post test), dilakukan dengan menggunakan instrumen tes. Post test dilakukan pada setiap akhir mata Pelatihan untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta.
3. Kriteria Evaluasi
a. Nilai post test setiap mata Pelatihan inimal ≥ 80
b. Nilai sikap minimal baik ≥ 80
c. Nilai performasi (keterampilan) minimal ≥80
d. Peserta diwajibkan mMengikuti tatap muka minimal 95 % dari total jam
4. Nilai Akhir Penentuan nilai akhir untuk menentukan kelulusan peserta ditetapkan
dengan ketentuan sebagai berikut:
Rumus Nilai Akhir
Kualifikasi nilai kelulusan peserta Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 diatur sesuai dengan table berikut ini :
Tabel . Kualifikasi Nilai Kelulusan Peserta Nilai
Predikat
Skala – lihat team
Sangat Memuaskan
Memuaskan Baik Sekali Baik
Tidak Lulus
4 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
II. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PROGRAM DAN INSTRUMEN SUPERVISI MANEJERIAL
A. Deskripsi Materi
Aktivitas supervisi seorang pengawas diharapkan menuju pada peningkatan mutu sekolah dan mutu pendidikan secara umum. Secara spesifik supervisi ditujukan bagi peningkatan mutu pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Salah satu sasaran dalam supervisi manajerial adalah bagaimana cara kepala sekolah mewujudkan pengelolaan sekolah yang bermutu. Untuk
Nilai post test setiap mata Pelatihan inimal ≥ mengetahui secara tepat terkait dengan pengelolaan sekolah yang bermutu Nilai sikap minimal baik ≥ sangat ditentukan oleh cara merencanakan supervisi. Materi yang dibahas
minimal ≥
pada kegiatan pembelajaran ini adalah berkaitan dengan perencanaan supervisi manajerial terkait dengan penyusunan program supervisi manajerial dan penyusunan instrumen supervisi manajerial.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran:
1. peserta dapat menyusun rencana pengawasan manajerial (RPM)
2. peserta dapat menyusun instrumen supervisi manajerial implementasi
kurikulum 2013 dengan tepat.
C. Uraian Materi
Sebelum kita membahas tentang penyusunan rencana pengawasan manajerial dan instrumen supervisi manajerial, sebaiknya kita pahami dulu mengenai apa, mengapa, dan bagaimana supervisi manajerial.
1. Konsep Supervisi Manajerial
Supervisi adalah kegiatan professional yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam rangka membantu kepala sekolah, guru dan tenaga
kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.
Supervisi manajerial menitik beratkan pada pengamatan terhadap aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung ( supporting) terlaksananya pembelajaran.
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 5
Dalam supervisi manajerial, pengawas berperan sebagai kolaborator, asesor, evaluator dan narasumber secara bersamaan atau bergantian.
Supervisi manajerial dilaksanakan berdasarkan pendekatan proses yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut.
2. Ruang Lingkup Supervisi Manajerial.
Pemantauan manajemen perubahan mengarah pada pencapaian 8 standar nasional pendidikan (SNP) dan memanfaatkan hasil-hasilnya
untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditasi sekolah. Penilaian terhadap kinerja kepala sekolah dalam hal menjadi agen
perubahan pertama di sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Pembinaan dilakukan pengawas tentang pengelolaan sekolah meliputi antara lain penyusunan KTSP 2013, peminatan, penerimana peserta
didik baru, dsb. Supervisi manajerial dalam implemetasi kurikulum berkaitan langsung dengan terselenggaranya kurikulum, di antaranya :
manajemen KTSP, dan pembelajaran saintifik dan penilaian otentik
manajemen ekstrakurikuler wajib dan pilihan administrasi buku guru dan buku siswa
analisis ratio PTK dalam program peminatan manajemen keuangan hubungan sekolah dan masyarakat serta layanan khusus peminatan.
3. Metode Supervisi Manajerial
Metode pelaksanaan pengawasan manajerial dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode antara lain:
a. Monitoring dan Evaluasi
Metode utama yang harus dilakukan oleh pengawas Sekolah dalam
kepengawasan manajerial adalah monitoring dan evaluasi. Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan penyelenggaraan Sekolah, apakah sudah sesuai dengan
6 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
rencana, program, dan/atau standar yang telah ditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam
pelaksanaan program (Rochiat, 2008: 115).
b. Diskusi Kelompok Terfokus (Focused Group Discussion)
Hasil monitoring yang dilakukan pengawas hendaknya disampaikan
secara terbuka kepada pihak Sekolah, terutama kepala Sekolah, komite Sekolah dan guru. Secara bersama-sama pihak Sekolah dapat melakukan refleksi terhadap data yang ada, dan menemukan sendiri
faktor-faktor penghambat serta pendukung yang selama ini mereka
rasakan. Forum untuk ini dapat berbentuk Focused Group Discussion (FGD), yang melibatkan unsur-unsur stakeholder Sekolah.
Diskusi kelompok terfokus ini dapat dilakukan dalam beberapa
putaran sesuai dengan kebutuhan Agar FGD dapat berjalan efektif, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
Sebelum FGD dilaksanakan, semua peserta sudah mengetahui
maksud diskusi serta permasalahan yang akan dibahas.
Peserta FGD hendaknya mewakili berbagai unsur, sehingga
diperoleh pandangan yang beragam dan komprehensif.
Pimpinan FGD hendaknya akomodatif dan berusaha menggali
pikiran/pandangan peserta dari sudut pandangan masing-masing
unsur.
Notulen hendaknya benar-benar teliti dalam mendokumentasikan
usulan atau pandangan semua pihak. Pimpinan FGD hendaknya mampu mengontrol waktu secara efektif, dan mengarahkan pembicaraan agar tetap fokus pada
permasalahan. Apabila dalam satu pertemuan belum diperoleh kesimpulan atau
kesepakatan, maka dapat dilanjutkan pada putaran berikutnya. Untuk ini diperlukan catatan mengenai hal-hal yang telah dan belum disepakati.
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 7 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 7
Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas dalam membantu pihak Sekolah merumuskan visi, misi dan tujuannya. Sesuai dengan konsep MBS. Dalam merumuskan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) sebuah Sekolah harus memiliki rumusan visi, misi dan tujuan yang jelas dan realistis yang digali dari kondisi Sekolah, peserta didik, potensi daerah, serta pandangan seluruh stakeholder.
Metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas kepada kepala Sekolah ketika hendak mengambil keputusan yang melibatkan banyak pihak. Langkah-langkahnya menurut Gordon (1976: 26-27) adalah sebagai: Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap
memahami persoalan dan hendak dimintai pendapatnya mengenai pengembangan Sekolah;
Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara tertulis tanpa disertai nama/identitas; Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar urutannya sesuai dengan jumlah orang yang berpendapat sama.
Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai
pihak tersebut untuk diberikan urutan prioritasnya. Mengumpulkan kembali urutan prioritas menurut peserta, dan menyampaikan hasil akhir prioritas keputusan dari seluruh peserta
yang dimintai pendapatnya.
d. Workshop
Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat ditempuh pengawas dalam melakukan kepengawasan manajerial. Metode ini tentunya bersifat kelompok dan dapat melibatkan beberapa kepala Sekolah, wakil kepala Sekolah dan/atau perwakilan komite Sekolah. Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya, dan dapat diselenggarakan bersama
8 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 8 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
4. Perencanaan Supervisi Manajerial
Perencanaan supervisi disusun dalam program kerja yang dilandasi dari hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Program kerja pengawasan disusun untuk menjawab pertanyaan mengapa kegiatan pengawasan dilakukan, apa tujuan dan sasaran pengawasan, siapa yang terlibat dalam pengawasan, bagaimana pengawasan dilakukan. Program pengawasan sekolah terdiri atas: (a) program pengawasan tahunan, (b) program pengawasan semester, dan (c) rencana pengawasan manajerial (RPM) supervisi manajerial. Program
pengawasan tahunan disusun dengan cakupan kegiatan pengawasan pada semua sekolah dalam kurun waktu satu tahun. Adapun program pengawasan semester disusun dengan cakupan kegiatan pengawasan
pada sekolah binaan dalam kurun waktu satu semester. Untuk pelaksanaan pengawasan tekait dengan masalah tertentu yang ditemukan di sekolah binaan berdasarkan evaluasi hasil pengawasan tahun sebelumnya dirancang rencana pengawasan manajerial (RPM) Rencana pengawasan manajerial sekurang-kurangnya memuat komponen pokok yakni: fokus masalah, berupa identifikasi hasil pengawasan sebelumnya sebagai prioritas dalam rencana pengawasan; tujuan pengawasan yang hendak dicapai; indikator atau target keberhasilan, waktu pelaksanaan, metode dan teknik supervisi; skenario kegiatan, berupa langkah atau tahapan supervisi yang sistematis dan logis yang disesuaikan dengan jadwal dan waktu; sumber daya yang diperlukan.
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 9
Contoh Rencana Pengawasan Manajerial
(RPM)
A. Aspek/Masalah
: Pembinaan Pengelolaan Sekolah Mengenai
Penyusunan Peraturan Akademik
B. Tujuan
: Memberikan bimbingan dan Arahan dalam
Penyusunan Perturan Akademik
C. Indikator
: Sekolah Memiliki Peraturan Akademik sesuai dengan
aturuan yang berlaku dan kondisi sekolah
D. Waktu Pelaksanaan Pembinaan
: Sabtu, 25 April 2015
E. Setting
: SMA HARAPAN BANGSA
F. Strategi/Metode kerja /Teknik Supervisi
: Refleksi/ Focus Group Discussion dalam rapat Kerja
G. Skenario Kegiatan
Alokasi
No. Pertemuan
Kegiatan
Waktu
1. Awal Menanyakan informasi perkembangan terakhir sekolah
20 menit
Menyampaikan hasil tinjauan renstra yang telah dilakukan pengawas Menyepakati agenda/skenario pertemuan inti untuk pembinaan
2. Inti Kepala Sekolah membuka acara dan menjelaskan tujuan pertemuan
150 menit
Pengawas memberikan arahan tentang pentingnya keterkaitan antara
visi, misi, indikator dan tujuan, analisis konteks, KTSP, dan Peraturan Akademik
Peserta bekerja dalam kelompok. (Pengawas membagi kelompok
berdasarkan kata kunci pada visi) Masing-masing kelompok mengkaji keterkaitan misi, indikator dan
tujuan yang ada dengan kata kunci visi sekolah sekaligus merevisinya. Masing-masing kelompok memaparkan hasil kajiannya Masing –masing kelompok melakukan pengkajian laporan hasil anlisis
konteks dan KTSP berdasarkan aspek analisis konteks dan KTSP kemudian merancang Peraturan Akademik
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kanjiannya Pengawas mengadakan konfirmasi/penguatan dan refleksi sebagai
penutup (Apakah manfaat yang bapak/ibu rasakan setelah mengkaji
keterkaitan antara visi, misi, indikator dan tujuan? Kira-kira apa yang akan bapak/ibu lakukan setelah mengkaji dan merevisi renstra ?), dll
3. Akhir Penguatan dan pemberian motivasi pengawas kepada kepala
10 menit
sekolah, guru-guru dan komite sekolah/yayasan Menyepakati agenda berikutnya untuk melihat tindak lanjut dari pro-
gram jangka menengah ke program tahunan, KTSP, dan Peraturan Akademik serta perkembangan dan kemajuan yang dicapai sekolah
H. Sumber daya yang diperlukan :
Profil sekolah Renstra sekolah LCD Komputer.
I. Penilaian dan Instrumen
Penilaian : produck Peraturan Akademik Instrumen: Format onbervasi dokumen Peraturan Akademik
J. Rencana Tindak Lanjut :
Implementasi dan tindak lanjut Peraturan Akademik, selama sebulan dilakukan pemantauan
Jakarta, 25 April .2015
Mengetahui Kepala Dinas Pendidikan
Pengawas Satuan Pendidikan,
Kabupaten Harapan Bangsa,
Drs. H. Bratayudha M.MPd.
Drs. Andi Mahabarata, M.Si.
NIP. 2013042520131001
NIP. 2015052620231002
10 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
5. Instrumen Supervisi Manajerial
Pengawasan diartikan sebagai proses melihat/mencermati apakah yang
A. :
terjadi sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Pengawasan terdiri
B. :
atas empat langkah, yaitu: (1) menetapkan suatu kriteria atau standar
C. :
gan
pengukuran/penilaian; (2) mengukur/menilai perbuatan (performance)
D. :
yang sedang atau sudah dilakukan; (3) membandingkan perbuatan
E. :
F. rvisi
dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika
G. :
ada; dan (4) memperbaiki penyimpangan dari standar (jika ada) dengan
asi
No. muan
tindakan pembetulan.Menurut Asrori (2002: 43-44) ada lima langkah
1. al
menit
utama dalam melakukan pengawasan, yaitu:
2. Inti
a. Menetapkan tolok ukur, yaitu menentukan pedoman yang digunakan.
muan
menit
b. Mengadakan penilaian, yaitu dengan cara memeriksa hasil pekerjaan
yang nyata telah dicapai.
c. Membandingkan antara hasi penilaian pekerjaan dengan yang
seharusnya dicapai sesuai dengan tolok ukur yang teah ditetapkan.
d. Menginventarisasi penyimpangan dan atau pemborosan yang terjadi
(bila ada).
e. Melakukan tindakan korektif, yaitu mengusahakan agar yang
direncanakan dapat menjadi kenyataan
Berdasarkan uraian tersebut dalam konteks pelaksanaan tugas pengawasan manajerial instrumen supervisi manajerial dapat diartikan
sebagai alat yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan tugas
pengawas dalam melakukan pengawasan manajerial sehingga dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul terkait dengan pengelolaan
sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah. Dengan teridentifikasinya
permasalahan tersebut, maka untuk pelaksanaan tugas pengawasan
berikutnya dapat ditetapkan masalah utama yang harus segera ditangani
dan ditetapkan pula strategi penanganannya.
Prinsip penyusunan instrumen supervisi manajerial, antara lain :
Instrumen supervisi manajerial harus memenuhi unsur validitas dan
reabilitas. Instrumen supervisi manajarial harus memenuhi minimal unsur validitas isi, konstuksi. Validitas isi menunjuk kepada suatu instrumen
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 11 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 11
ukur yang dipakai mengandung satu definisi operasional yang tepat, dari suatu konsep teoretis.
Reliabilitas instrumen supervisi menggambarkan ketepatan dalam
mengukur suatu kondisi. Beberapa metode uji yang dipergunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen supervisi antara lain metode ulang ( test-retest), metode pararel, metode belah dua.
Isi dan format instrumen dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan supervisi.
Instrumen supervisi memuat sekurang-kurangnya identitas sekolah yang diamaati, aspek, indikator yang diamati, cara penskoran, dan
cara pengolahan nilai. Pemilihan aspek dan indikator yang diamati (indikator kunci)
didasarkan atas referensi-referensi yang berlaku. Misal, dalam implementasi kurikulum yang menjadi acuan adalah regulasi yang mengatur pelaksanaan kurikulum.
6. Langkah-langkah Penyusunan Instrumen
Bentuk instrumen supervisi bergantung dari metode supervisi yang dipergunakan. Metode supervisi antara lain angket, wawancara, pengamatan, dokumentasi atau test. Setidaknya ada dua cara dalam mengembangkan instrumen sendiri atau menyadur instrumen yang telah dikembangkan pihak lain. Langkah- langkah yang dapat ditempuh untuk mengkonstruksikan sebuah instrumen yang standar, yaitu:
Menentukan tujuan utama penggunaan instrumen Menentukan ruang lingkup supervisi berdasarkan 8 SNP Menentukan metode yang dipergunakan dalam supervisi Menetukan indikator kunci dengan mempertimbangkan referensi
peraturan perundangan yang berlaku dan pertimbangan lain yang menggambangkan profil sekolah bermutu.
12 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Menentukan model penskoran, apakah menggunakan jawab ya-tidak,
atau menggunakan skala tertentu. Menentukan rubrik dari setiap indikator Menentukan cara pengolahan skor
D. Aktivitas Pembelajaran
Untuk meningkatkan pemahaman Anda dalam terkait dengan supervisi manajerial dan tahapan kegiatan pengawasan sebagai bekal untuk
melaksanakan supervisi manajerial lakukan kegiatan sesuai dengan lembar
kerja di bawah ini.
LK-B. 4.1.1
Materi
: Supervisi Manajerial
: Mendiskusikan dan Menjawab pertanyaan-pertanyaan konseptual dan praktis tentang supervisi manajerial.
Kegiatan
Tujuan
: Peserta memahami konsep supervisi manajerial dan tahapan
kegiatan pengawasan manajerial PETUNJUK :
1. Tuliskan pemahanan Anda tentang: supervisi manajerial
tahapan kegiatan supervisi manajerial,
perangkat yang harus dibuat ketika akan melaksanakan supervisi manajerial
2. Berdasarkan pemahaman Anda tentang supervisi manajerial, tuliskan
standar dari 8 SNP, komponen/aspek, dan bukti fisik, serta regualsi yang menjadi referensi yang menjadi focus dalam pelaksanaan supervisi manajerial terkait implementasi kurikulum.
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 13
Landasan No
Komponen/
Standar
Bukti Fisik
Aspek
(regulasi)
3. Potensi masalah apa yang mungkin dihadapi oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum dan tuliskan solusi yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut.
No.
Potensi Masalah
Solusi
Alasan
4. Bagaimana kesimpulan anda tentang pendekatan dan teknik pelaksanaan supervisi manajerial ?
E. Rangkuman
Supervisi manajerial adalah kegiatan professional yang dilakukan oleh pengawas dengan menitik beratkan pada pengamatan pada aspek-aspek
pengelolaan dan administrasi sekolah Dalam supervisi manajerial, pengawas berperan sebagai kolaborator,
asesor, evaluator dan narasumber secara bersamaan atau bergantian. Supervisi manajerial dilaksanakan berdasarkan pendekatan proses yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut.
14 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 14 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
san
III. Kegiatan Pembelajaran 2
No ndar
ik
PROGRAM DAN INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
A. Deskripsi Materi
Bahan ajar ini memuat materi yang terkait dengan konsep, prinsip, prosedur,
teknik, program, dan instrumen supervisi akademik. Manfaat bagi Pengawas
Sekolah dan Kepala Sekolah setelah mempelajari bahan ajar ini, antara lain:
1) dapat menentukan arah yang jelas dalam pelaksanaan supervisi akademik; 2) meningkatkan efektivitas dan efesiensi pelaksanaan supervisi akademik; dan 3) meningkatkan kepercayaan diri pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik. Dengan demikian harapan untuk mewujudkan pengawas sekolah dan kepala sekolah yang berkinerja baik
No.
an
dapat terealisir secara signifikan sehingga berdampak pada peningkatan
mutu pendidikan.
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan, diskusi, studi kasus, dan presentasi hasil kerja kelompok peserta pelatihan mampu:
1. Memahami konsep supervisi akademik
2. Menyusun rencana pengawasan akademik
3. Menggunakan instrumen pengawasan akademik
C. Uraian Materi
1. Pengertian Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam
mengelola pembelajaran. Esensi supervisi akademik sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran,
melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalisme guru dalam pelaksanaan tugasnya.
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 15
2. Tujuan dan fungsi supervisi akademik
Supervisi akademik memiliki beberapa tujuan. Salah satu tujuannya adalah membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987). Tujuan supervisi akademik dapat digambarkan dalam gambar di bawah ini.
Gambar 2.1. Tujuan Supervisi
Selain itu, supervisi akademik memiliki fungsi mendasar dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et al; 2007), karena hasil supervisi akademik dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.
3. Prinsip-prinsip supervisi akademik
Proses pelaksanaan supervisi memiliki beberapa prinsip, diantaranya:
a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
b. Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran.
c. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
16 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 16 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.
g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.
h. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.
i. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik. j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi. k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang
harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor l. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh Kepala sekolah). m. Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan. n. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di
atas (Dodd, 1972)
4. Prosedur supervisi akademik
Prosedur supervisi akademik merupakan rangkaian kegiatan supervisi untuk memberikan bantuan dan bimbingan kepada kepala sekolah dan guru agar termotivasi melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam bidang akademik dengan cara memilih pendekatan, metoda, dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Prosedur pelaksanaan supervisi akademik terdiri atas:
a. Tahap Persiapan, meliputi menyiapkan instrumen dan menyiapkan jadwal bersama,
b. Tahap Pelaksanaan, yaitu pelaksanaan observasi supervisi baik secara langsung maupun tidak langsung,
c. Tahap Pelaporan, meliputi: mengidentifikasi hasil pengamatan pada saat observasi, menganalisis hasil supervisi, mengevaluasi bersama
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 17 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 17
d. Tahap Tindak lanjut, meliputi: mendisukusikan dan membuat solusi bersama, memberitahukan hasil pelaksanaan supervisi akademik, dan mengkomunikasikan hasil pelaksanaan supervisi akademik kepada kepala sekolah dan guru.
5. Teknik Supervisi Akademik
Teknik supervisi akademik terdiri atas dua macam, yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Secara umum teknik supervisi akademik ditunjukan pada diagram berikut:
Gambar 2.2. Bagan Teknik Supervisi Akademik
6. Perencanaan Supervisi Akademik
Perencanaan program supervisi akademik adalah penyusunan dokumen perencanaan pembinaan, pemantauan, penilaian, dan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam
mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran .
Berdasarkan jangka waktu atau periode kerja penggunaannya, program
supervisi akademik terdiri atas program pengawasan tahunan; program pengawasan semester; dan rencana pengawasan akademik (RPA).
Program pengawasan tahunan disusun dengan cakupan kegiatan
pengawasan pada semua sekolah di tingkat kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun yang disusun dengan melibatkan sejumlah pengawas dalam satu kabupaten/kota untuk setiap jenjang pendidikan. Program
18 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
pengawasan semester merupakan penjabaran dari program pengawasan tahunan pada masing-masing sekolah binaan selama satu semester yang disusun oleh masing-masing pengawas, penyusunannya disesuaikan dengan kondisi obyektif sekolah binaanya masing-masing. Selanjutnya program semester dijabarkan secara rinci dan sistematis untuk dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih, dituangkan dalam rencana pengawasan akademik (RPA). Rencana pengawasan akademik merupakan penjabaran dari program semester kedalam rencana kegiatan yang disusun secara rinci yang berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan guru dalam melaksanakan tugas pokok terkait dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar dan dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Penyusunan rencana pengawasan akademik dilakukan pada setiap awal tahun pelajaran, atau awal semester dengan maksud agar RPA telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan supervisi akademik.
1) Prinsip Penyusunan RPA Sebagai bagian dari tahapan implementasi program kerja pengawasan, penyusunan rencana pengawasan akademik hendaknya memperhatikan prinsip ”SMART” (Specific, Measurable, Achievable, Realistic and Time Bound), yaitu;
Specific, artinya program yang disusun memiliki fokus yang jelas dan mencakup bidang tertentu secara khusus.
Measureable, artinya program-program dan kegiatan-kegiatan yang dipilih dapat diukur pencapaiannya.
Achieveable, artinya program-program yang dirancang memungkinkan untuk dicapai, baik dari segi waktu, biaya maupun
kondisi yang ada.
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 19
Realistics artinya program-program benar-benar didasarkan pada data atau kondisi dan kebutuhan riil sekolah-sekolah binaan serta
tidak mengada-ada. Time Bound, artinya program yang dirancang memiliki batasan
waktu pencapaian atau pelaksanaan yang jelas.
2) Komponen dan Sistematika RPA Komponen yang terdapat dalam rencana pengawasan akademik paling sedikit memuat:
Fokus masalah berisi rencana materi pokok kegiatan pengawasan yang akan dilaksanakan terkait dengan kompetensi guru yang
akan ditetapkan sebagai bahan pemantauan delapan SNP,
pembinaan, dan pembimbingan pada saat melaksanakan supervisi
akademik.
Tujuan dirumuskan secara jelas (tidak menimbulkan penafsiran ganda), dan berorientasi pada peningkatan kompetensi guru
dalam pelaksanaan pembelajaran
Strategi/metode/teknik dipilih berdasarkan kebutuhan
pelaksanaan kegiatan pengawasan yang sesuai.
Skenario pembinaan, ditulis secara runtut langkah-langkah dalam
melaksanakan kegiatan pengawasan yang sesuai dengan
strategi/metode/teknik pengawasan yang digunakan. Sumber daya, berisikan alat dan bahan kegiatan yang relevan
(LCD, permen, juklak, juknis, pedoman).
Penilaian dan instrumen diisi dengan jenis penilaian dan instrumen relevan yang digunakan.
Rencana tindak lanjut berisi tindakan rasional dan operasional,
misalnya melalui konsultasi, diskusi, contoh, diklat/PKB.
Waktu berisi hari/tanggal dan jumlah jam yang diperlukan.
Tempat / Sekolah berisi nama dan jenjang sekolah serta jumlah guru dan kepala sekolah sasaran.
20 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Contoh Rencana Pengawasan Akademik
RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK
(RPA)
A. Aspek/Masalah
Penyusunan RPP
Memberikan Bimbingan dan Arahan kepada guru dalam
B. Tujuan
penyusunan RPP
C. Indikator
Guru Memiliki RPP
D. Waktu Pelaksanaan
Senin, 16 Juli 2013
E. Setting
SMAN 1 Pulau Besar
F. Strategi/Metode kerja /Teknik Supervisi :
IHT Penyusunan RPP
G. Skenario Kegiatan
No. Pertemuan
Kegiatan
Alokasi Waktu
45 menit
1. Awal
Menyampaikan informasi tentang program tahunan
sekolah Menyampaikan hasil kinerja guru /reviu kinerja Menyepakati agenda/skenario pertemuan inti untuk
pembinaan
2. Inti
Kepala Sekolah membuka acara dan menjelaskan tujuan 180 menit
IHT Pengawas sekolah/Nara sumber melakukan
refleksi/reviu/evaluasi hasil kinerja guru Pengawas sekolah/Nara Sumber melakukan diskusi
tentang skenario merevisi/membuat RPP melalui MGMP
sekolah Guru berkelompok berdasarkan MGMP untuk melakukan
Focused Group Discussion, tentang revisi/membuat RPP sesuai rambu-rambu
Panel Discussion hasil revisi/membuat RPP setiap MGMP
Pengawas mengadakan konfirmasi/penguatan tentang
RPP hasil karya MGMP (Apakah RPP sudah sesuai rambu-rambu? Apa yang akan
bapak/ibu lakukan setelah membuat RPP ? )
3. Akhir
Refleksi dari kegiatan IHT
45 menit
Penguatan dan pemberian motivasi kepada guru
pemanfaatan penyusunan RPP Menyepakati agenda berikutnya untuk melihat tindak lanjut dari program H Sumber daya yang diperlukan :
Permendikbud no 57, 58, 59, 60 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran Permendikbud nomor 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Pembelajaran oleh Pendidik. Keputusan Dirjet Dikmen Kemdikbud Nomor 1464/D3.3/KEP/KP/2014 tentang Mata Pelajaran C2
dan C3, Keputusan Dirjen Dikmen Kemdikbud Nomor 1769/D3.3/KEP/KP/2014 tentang Siabus Mata Pelajaran C2, C3) dsb
LCD Komputer
I Penilaian dan Instrumen Penilaian : produck hasil revisi/membuat RPP Instrumen: Format evaluasi RPP
Rencana Tindak Lanjut : Implementasi silabus di sekolah (selama sebulan dilakukan pemantauan)
Kab. Harapan bangsa,, Mengetahui : Pengawas Pembina,
Kepala Sekolah,
------------------------------
---------------------------------
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 21
7. Instrumen Supervisi Akademik
Untuk memastikan apakah kegiatan supervisi akademik berjalan efektif
atau tidak diperlukan instrumen supervisi akademik. Instrumen supervisi akademik berfungsi untuk mengukur kesesuaian antara pelaksaaan tugas pokok guru dengan tolak ukur atau standar yang telah ditetapkan. Prosedur, teknik, dan prinsip pengembangan instrumen supervisi akademik pada dasarnya sama dengan pengembangan instrumen supervisi manajerial. Adapun yang membedakan instrumen supervisi manajerial dan instrumen supervisi akademik hanya dalam hal jenis dan ruang lingkupnya. Ruang lingkup instrument supervisi akademik berorientasi pada standar yang menjadi focus supervisi akademik meliputi : Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan standar kompetensi lulusan.
a. Jenis Instrumen Supervisi Akademik
Dalam mengembangkan instrumen supervisi akademik paling sedikit terdapat dua jenis instrumen yaitu ;
Instrumen supervisi persiapan guru untuk pelaksanaan pembelajaran terdiri dari Program Tahunan, Program Semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Pelaksanaan proses
pembelajaran, dan Penilaian hasil pembelajaran. Instrumen supervisi kegiatan pelaksanaan pembelajaran terdiri
lembar pengamatan, dan Suplemen observasi (ketrampilan mengajar, karakteristik mata pelajaran, pendekatan klinis, dan sebagainya).
b. Model Instrumen Pengawasan
Bagi kelancaran dan keefektivan obeservasi, supervisor/ pengawas atau kepala sekolah hendaknya memiliki suatu pedoman observasi yang harus direncanakan sebelum observasi dilaksanakan. Karena observasi di sini sebagai teknik pengawasan, maka supervisor harus menetapkan:
Apa yang harus diobservasi atau diawasi.
22 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Kriteria-kriteria yang dijadikan tolok ukur dengan mempertimbangkan pengawasannya; dan sebagainya
Untuk memudahkan pengolahan data, maka sebaiknya pedoman observasi menggunakan skala penilaian, antara lain; skala angka ( numerical scale), skala grafik (graphic scale), skala grafik deskriptif ( descriptive graphic scale) atau kartu nilai (score card)
Contoh: Skala Angka
Skala Penilaian
No
Pernyataan
Pertanyaan diucapkan dengan
jelas
Contoh Skala Grafik
No
Aspek yang Diawasi
1 Apakah guru merumuskan tujuan instruksional secara khusus?
Keterangan: A= Amat Baik, B= Baik, C=Cukup, D=Kurang, E=Kurang sekali
Contoh Skala Grafik Deskriptif.
1. Sejauh mana guru berpartisipasi dalam rapat supervisi ini?
a. Tak pernah berpartisipasi; diam, pasif.
b. Berpartisipasi seperti peserta lainnya
c. Berpartisipasi lebih dari yang lain
Ulasan:.............................................................................
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 23
Contoh Kartu Nilai
NILAI No
Aspek Pengawasan
1 Perumusan tujuan
a. Guru
b. Peserta didik
2 Kecakapan dan teknik
a. Keadaan fisik kelas
b. Teknik mengajar
3 Kemajuan Kelas
a. Sikap dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan penguasaan
c. Keterampilan
4 Kerja sama
a. Profesional
b. Pribadi
5 Pendidikan dan perkembangan
profesional
a. Pendidikan
b. Perkembangan profesional
Jumlah
Pedoman Wawancara ( Interview Guide) Wawancara dapat digunakan untuk memperoleh atau informasi tambahan berkaitan dengan pelaksaaan pembelajaran. Untuk kelancaran dan keefektipan proses wawancara diperlukan pedoman wawancara.
24 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Contoh:
PEDOMAN WAWANCARA PEMBELAJARAN IPS No
apkan
pai
Berapa lama Bapak/Ibu Guru mengajar IPS di kelas ini?
Berapa jumlah peserta didik yang belajar IPS di kelas Bapak/Ibu?
Laki-laki:.................Orang,
Perempuan:.............. Orang
Topik-topik apa saja yang dapat diselesaikan dalam pembelajaran
IPS di kelas Bapak/Ibu?
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengembangkan silabus IPS sebelum
5 mengajar IPS di kelas?
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengembangkan RPP IPS sebelum mengajar di kelas?
Kesulitan apa saja yang Bapak/Ibu hadapi dalam melaksanakan pembelajaran IPS di kelas?
Dan seterusnya.
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 25
Daftar Cek/Kendali ( Checklist) Daftar kendali merupakan suatu instrumen untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi situasi nyata dari suatu aktivitas/situasi yang terjadi didalam kelas atau di sekolah.Hasil ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan oleh seorang pengawas, seperti rencana pembelajaran bagi guru.
Dalam pelaksanaan supervisi akademik, model instrumen yang telah dipaparkan diatas dapat difungsikan sebagai inspirasi dalam penyusunan instrumen ketika akan merancang instrumen secara mandiri. Namun dapat pula diadaptasi sesuai dengan kebutuhan pelaskanaan supervisi akademik.
Model instrumen supervisi pembelajaran
Contoh Intrumen Supevisi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. NamaGuru
2. Nama Sekolah
3. Mata Pelajaran/Tema :............................................. Berilahtanda cek (V) pada kolom yang disediakan. Berikan catatan perbaikan RPP sesuai penilaian Anda
Hasil Penelaahan dan Skor Komponen Rencana Pelaksanaan No
Sudah Catatan Pembelajaran
Kurang
Tidak ada
Lengkap A Identitas Mata Pelajaran 1. Terdapat satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan B. Perumusan Indikator 1. Kesesuaian KI dan KD 2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan ranah yang diukur 3. Kesesuaian dengan ranah penge- tahuan, sikap, dan keterampilan. C. Pemilihan Materi Ajar 1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3. Kesesuaian dengan alokasi waktu
Lengkap
26 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Hasil Penelaahan dan Skor
Komponen Rencana Pelaksanaan
No
Kurang
Sudah Catatan
Pembelajaran
Tidak ada
Lengkap
Lengkap
D. Pemilihan Sumber Belajar 1. Kesesuaian dengan KI dan KD 2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific 3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik E Pemilihan Media Belajar 1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific 3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik G. Model Pembelajaran 1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2. Kesesuaian dengan pendekatan
Scientific H. Skenario Pembelajaran 1. Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas 2. Kesesuaian kegiatan denganpendekatan scientific 3. Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi 4. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi
I. Penilaian
1. Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik 2. Kesesuaian dengan indikator
pencapaian kompetensi
ada
3. Kesesuaian kunci jawabandengan soal
4. Kesesuaian pedoman
1. s,
penskorandengan soal
Komentar terhadap RPP secara umum
Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik 27
Contoh Instrumen supervisi akademik PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. NamaGuru
2. Nama Sekolah
3. Mata Pelajaran :..............................................
4. Tema
Ya Tidak Catatan Kegiatan Pendahuluan