TUGAS MATA KULIAH SISTEM MANAJEMEN DAN A

TUGAS MATA KULIAH
SISTEM MANAJEMEN DAN AUDIT LINGKUNGAN

Oleh : Muliyadi

Analisis resiko kesehatan lingkungan
Magister kesehatan lingkungan
Fakultas kesehatan masyarakat
Universitas airlangga
Surabaya
2014

BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT.
a) bahwa untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan laut perlu
dilakukan upaya pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan yang
dapat mencemari dan atau merusak lingkungan laut
b) bahwa sebagai salah satu sarana pengendalian pencemaran dan atau
perusakan lingkungan laut, perlu ditetapkan Baku Mutu Air Laut
c) bahwa dalam melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan

atau Perusakan Laut penetapan Baku Mutu Air Laut ditetapkan oleh
Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan mempertimbangkan
masukan dari Menteri lainnya
d) bahwa dengan memperhatikan implementasi di lapangan perlu
dilakukan penyempurnaan terhadap Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Lingkungan,
khususnya BAB IV Pasal 11
e) bahwa berdasarkan pertimbangan a, b, c dan d di atas, perlu
ditetapkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Baku
Mutu Air Laut
(dalam permen ini tidak di jelaskan mengenai cara secara teknis untuk
pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan yang merusak lingkungan secara
jelas serta tidak adanya bentuk yang nyata kegiatan-kegiatan apa saja yang
merusak lingkungan hal ini di rasa perlu untuk kemudian di jabarkan
sehingga tidak menjadi rancu dalam proses penetapan dan pelaksanaan
permen ini.)
(dalam permen ini juga tidak di jelaskan keterkaitan antara kementrian yang
bisa menjadi pendukung dalam proses penetapan permen ini sehingga hal ini
masih di rasa hanya kementrian lingkungan hidup saja yang bekerja secara
penuh tanpa melibatkan kementrian lain dalam proses penetapan permen

tentang baku mutu air laut yang pada dasarnya sangat memerlukan ahli dari
kementrian perdagangan dimana terjadi aktifitas perdagangan di wilayah laut
seperti contohnya di pelabuhan serta tidak melibatkan menteri pariwisata
dimana hal ini sangat penting dalam proses penetapan baku mutu air laut
wilayah wisata bahari.)
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU
MUTU AIR LAUT.
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
a) Laut adalah ruang wilayah lautan yang merupakan kesatuan
geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional

b) Baku Mutu Air Laut adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air laut
c) Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai
tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau
bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan

pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi;
d) Wisata Bahari adalah kegiatan rekreasi atau wisata yang dilakukan di
laut dan pantai;
e) Biota laut adalah berbagai jenis organisme hidup di perairan laut;
f) Menteri adalah Menteri yang ditugasi mengelola lingkungan hidup
dan pengendalian dampak lingkungan.
(dalam permen ini hanya menitik beratkan pada wilayah baku mutu air laut di
wilayah pelabuhan, wisata bahari, dan biota laut yang pada dasarnya itu
masih gambaran secara umum tentang fungsi laut itu sendiri, hal ini tentu
saja akan menjadi celah untuk penyelewengan kebijakan kebijakan oleh
oknum-oknum. sehingga dirasa perlu untuk menetapkan baku mutu air laut
secara lebih khusus seperti baku mutu air laut wilayah tepi pantai, baku mutu
air laut dalam, baku mutu air laut berbatasan dengan air payau, dan lain
sebagainya. Hal ini tentu saja akan lebih memudahkan dalam hal proses
pengambilan keputusan dan penindakan kepada pelanggar baku mutu yang
sudah jelas bentuknya ataupun sudah jelas ranahnya)
Penetapan Baku Mutu Air Laut ini meliputi Baku Mutu Air
Perairan Pelabuhan, Wisata Bahari dan Biota Laut.


Laut untuk

a) Daerah dapat menetapkan Baku Mutu Air Laut sama atau lebih ketat
dari Baku Mutu Air Laut yang telah ditetapkan dalam Keputusan ini.
b) Dalam hal daerah telah menetapkan Baku Mutu Air Laut lebih
longgar sebelum ditetapkannya Keputusan ini, maka Baku Mutu Air
Laut tersebut perlu disesuaikan dengan Keputusan ini selambatlambatnya dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal
ditetapkannya Keputusan ini.
c) Daerah dapat menetapkan parameter tambahan disesuaikan dengan
kondisi ekologis daerah yang bersangkutan.
d) Apabila daerah belum menetapkan Baku Mutu Air Laut, maka yang
berlaku adalah Baku Mutu Air laut seperti dimaksud dalam Lampiran
Keputusan ini.
(dalam hal pensinergian terhadap aturan yang ada di wilayah di bawah
kementerian hal ini sudah di rasa sangat baik dimana terdapat aturan yang

membolehkan daerah mengatur sendiri kebijakan tentang baku mutu air laut
di wilayah mereka sendiri, hal ini tentu saja dapat menjadi suatu titik psotif
dalam penerapan kebijakan dan pengambilan keputusan bagi pelanggaran
yang terjadi di wilayah laut sehingga merupakan potensi yang baik dalam hal

penataan kota pada khususnya di bidang kesehatan perairan laut)
Berikut ini aturan dari kemenlh mengenai baku mutu air laut yang hanya
memuat tiga komponen dalam perairan laut yaitu baku mutu air laut di
wilayah pelabuhan, baku mutu air laut di wilayah wisata bahari, dan baku
mutu air laut biota laut.
BAKU MUTU AIR LAUT UNTUK PERAIRAN PELABUHAN

Keterangan:
1) Nihil adalah tidak terdeteksi dengan batas deteksi alat yang digunakan
(sesuai dengan metode yang digunakan)
2) Metode analisa mengacu pada metode analisa untuk air laut yang
telah ada, baik internasional maupun nasional.

3) Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat
(siang, malam dan musim)
4) Pengamatan oleh manusia (visual).
5) Pengamatan oleh manusia (visual). Lapisan minyak yang diacu adalah
lapisan tipis (thin layer) dengan ketebalan 0,01mm
6) TBT adalah zat antifouling yang biasanya terdapat pada cat kapal
a) Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan