Dasar Dasar Ilmu Sosial PENDIDIKAN ILMU
Dasar-Dasar Ilmu Sosial
Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial di
Sekolah
Disusun oleh :
Dwi Tursina Utari
13803241004
Ayu Nur Anisa13803241024
Azizah Hasna’ Arifin 13803241025
Reni Listyawati
13803241040
JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
PROGRAN STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
1 | Page
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala nikmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tanpa halangan suatu apapun.
Adapun maksud dan tujuan kami membuat makalah ini adalah
memenuhi penugasan dari Ibu Anik Widiastuti, M.Pd sebagai Dosen Mata
Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Dalam makalah ini kami membahas tentang
Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial di Sekolah.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca sebagai referensi
tambahan.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Yogyakarta, 15 November 2013
Tim
2 | Page
DAFTAR ISI
Cover..................................................................................................
Kata pengantar...................................................................................
Daftar Isi............................................................................................
Bab I
Latar Belakang.........................................................................
Rumusan Masalah....................................................................
Tujuan......................................................................................
Bab II
A. Pengertian Pendidikan Ilmu Sosial.....................................
B. Pendidikan Ilmu Sosial di SD.............................................
C. Pendidikan Ilmu Sosial di SMP..........................................
D. Pendidikan Ilmu Sosial di SMA..........................................
E. Pendidikan Ilmu Sosial di Perguruan Tinggi......................
F. Upaya Pembaharuan Pendidikan IPS di Indonesia.............
G. Hubungan Pendidikan Ilmu Sosial dengan Akuntansi........
Bab III
Penutup....................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................
1
2
3
4
4
5
6
8
9
10
11
11
15
16
17
3 | Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak kejadian-kejadian yang memprihatinkan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti misalnya tindakan asusila, kekerasan,
tawuran antar pelajar, antar mahasiswa saling serang, sikap menebas dan
mengambil jalan pintas seakan menjadi budaya masyarakat Indonesia saat
ini, budaya suap, penggelapan uang rakyat, bahkan di Institusi pendidikan
sebagai pabrik moral pun sering terseret dalam budaya menerabas seperti
kecurangan Ujian Nasional yang dilakukan secara sistematis.
Fenomena tersebut seakan akan memunculkan banyak pertanyaan
terutama dari kalangan pendidik dan masyakarat, seperti apakah sekolah
gagal dalam mendidik anak bangsa ini? Apakah ada yang salah dengan
pembelajaran ilmu sosial dan IPS yang selama ini kita lakukan?
Bagaimana seharusnya kita membelajarkan ilmu sosial kepada peserta
didik?
Untuk itu Pendidikan Ilmu Sosial sangatlah penting bagi
masyarakat yang akan kita bahas lebih lanjut dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Pendidikan Ilmu Sosial?
2. Bagaimana Pendidikan Ilmu Sosial di Sekolah Dasar?
3. Bagaimana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah
Pertama?
4. Bagaimana Pendidikan Ilmu Sosial di Sekolah Menengah Atas /
Madrasah Aliah?
5. Bagaimana Pendidikan Ilmu Sosial di PerguruanTinggi?
6. Bagaimana Upaya Pembaharuan Pendidikan IPS di Indonesia ?
7. Bagaimana hubungan Pendidikan Ilmu Sosial dengan Akuntansi?
4 | Page
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Pendidikan Ilmu Sosial secara mendalam.
2. Mengetahui bagaimana Pendidikan Ilmu Sosial di Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas / Madrasah
Aliah.
3. Mengetahui bagaimana Pendidikan Ilmu Sosial di PerguruanTinggi.
4. Mengetahui Upaya Pembaharuan Pendidikan IPS di Indonesia
5. Mengetahui hubungan antara Pendidikan Ilmu Sosial dengan
Akuntansi.
5 | Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Ilmu Sosial
Dalam bahasa inggris dikenal dua istilah yaitu social science atau
social sciences dan social studies. Social sciences diterjemahkan menjadi
Ilmu Sosial dan sosial studies menjadi Ilmu-Ilmu Sosial, tetapi disebut
juga Pendidikan Ilmu Sosial (PIS) atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Ilmu-Ilmu Sosial atau sosial studies tersebut seperti Sejarah, Sosiologi,
Ilmu Politik, Psikologi Sosial, Filosof, Antopologi, Ekonomi, dan Geografi
Sosial.
Secara pedagogik, sebenarnya Ilmu-Ilmu Sosial telah memiliki
peran penting dalam sistem pendidikan nasional. Mulai dari pendidikan
dasar sampai pendidikan tinggi, ilmu sosial telah diberikan tempat untuk
dijadikan sebagai salah satu alat memecahkan permasalahan masyarakat.
Hanya saja, sekali lagi dinamika yang terjadi dalam dunia pendidikan
belum seperti yang diidealkan. Tujuan penggunaan Ilmu-Ilmu Sosial
sebagai salah satu mata pelajaran yang perlu dikaji secara akademik
setidaknya telah nampak dalam pembelajaran Sekolah Dasar sampai
Perguruan Tinggi. Tetapi peranan Ilmu-Ilmu Sosial dalam membantu
memecahkan permasalahan individu dan kelompok belum menonjol dalam
dunia pendidikan kita. Dalam pendidikan dasar dan menengah terdapat
istilah untuk nama mata pelajaran ilmu sosial. Pendidikan dasar (Sekolah
Menengah dan Sekolah Menengah Pertama) mata pelajaran ilmu sosial
muncul
dengan
nama
mata
pelajaran
IPS
dan
Pendidikan
Kewarganegaraan. Sedangkan untuk pendidikan menengah memiliki dua
nama, untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliah
Kejuruan (MAK) menggunakan nama IPS sedangkan untuk SMA/MA
menggunakan nama disiplin ilmu sosial seperti mata pelajaran Geografi,
Sejarah,
Pendidikan
Kewarganegaraan,
Ekonomi,
Sosiologi,
dan
sebagainya.
6 | Page
Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh
para ahli IPS atau social studies. Berikut pengertian IPS yang
dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan dan IPS di Indonesia.
a) Moeljono Cokrodikardjo
Mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu
pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. IPS
merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni Sosiologi,
Antropologi Budaya, Psikologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Ilmu
Politik dan Ekologi Manusia, yang diformulasikan untuk tujuan
instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar
mudah dipelajari.
b) Nu’man Soemantri
Menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran Ilmu-Ilmu Sosial
yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan
SLTA. Penyederhanaan mengandung arti:
a) Menurunkan tingkat kesukaran Ilmu-Ilmu Sosial yang
biasanya dipelajari di Universitas menjadi pelajaran yang
sesuai dengan kematangan berfikir siswa Sekolah Dasar
dan lanjutan.
b) Memadukan aneka cabang Ilmu-Ilmu Sosial dan
kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang
mudah dicerna.
c) S. Nasution
Mendefinisikan bahwa IPS sebagai pelajaran yang merupakan
paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS
merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan
peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek
Sejarah, Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Psikologi
Sosial.
7 | Page
Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS
yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan
tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek
praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial
masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang
pendidikan masing-masing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat
dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar
sekolah atau siswa atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan
negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau.
Dengan demikian siswa yang mempelajari IPS dapat menghayati masa
sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat
manusia.
B. Pendidikan Ilmu Sosial di Sekolah Dasar (SD)
Istilah Pendidikan IPS telah lama kita kenal dalam mata pelajaran
di Sekolah Dasar (SD). Pendidikan IPS untuk Pendidikan Sekolah Dasar
dan Menengah sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti
yang disajikan pada tingkat Universitas. Hanya karena pertimbangan
tingkat kecerdasan, kamatangan jiwa peserta didik, maka bahan
pendidikaannya disederhanakan, diseleksi, diadabtasi, dan dimodifikasi
untuk tujuan Institusionaldikdasmen (Saidihardjo, 1997) Pendidikan IPS
di Sekolah Dasar telah mengintegrasikan bahan pelajaran dalam satu
bidang studi. Hingga sekarang bahwa buku IPS untuk Sekolah Dasar telah
memasukkan setidaknya lima sub bidang studi yakni:
1. Sejarah
Sejarah adalah cabang ilmu yang mengkaji secara sistematis
keseluruhan perkembangan proses perubahan dan dinamika
kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupannya yang
terjadi pada masa lampau.
2. Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan
perbedaan
fenomena
geosfer
dengan
sudut
pandang
kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
3. Politik
8 | Page
Politik adalah kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai
kehidupan yang menyangkut segi-segi kekuasaan dengan
unsur-unsur negara, kekuasaan, pengambilan
keputusan,
kebijakan, dan pembagian atau alokasi.
4. Hukum
Hukum menurut SM Amin adalah kumpulan peraturanperaturan yang terdiri dari norma dan sanksi.
5. Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu tentang bagaimana manusia memenuhi
kebutuhan yang tidak terbatas jumlahnya jenisnya, dengan alat
pemuas kebutuhan yang terbatas.
Guru-guru mata pelajaran di Sekolah Dasar pun telah disiapkan
secara khusus, seperti SPG dan PGSD. Paradigma pengembangan guru
Sekolah Dasar memang diwajibkan untuk bisa mengajar seluruh bidang
studi kecuali Keagamaan dan Penjaskes.
Menurut Noman Somantri bahwa tujuan pendidikan IPS pada
tingkat Sekolah Dasar adalah:
1. Menekankan tumbuhnya nilai kewarganegaraan, moral, ideolog
negara dan agama.
2. Meneknkan pada sisi dan metode berfikir ilmuan.
3. Menekankan reflektive inquiry
C. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama
(SMP)
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah
Pertama adalah mata pelajaran IPS dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Pembelajaran IPS di SMP dilakukan dengan pendekatan terpadu. Menurut
Nunun Sumantri (2004:44) Pendidikan IPS di Sekolah Menengah Pertama
adalah suatu penyederhanaan disiplin Ilmu-Ilmu Sosial, Psikologi,
Filsafat, Ideologi Negara, dan Agama yang diorganisasikan dan disajikan
secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
Pendidikan IPS menekankan pada ketrampilan peserta didik dalam
memecahkan masalah mulai dari lingkup diri sampai pada masalah yang
kompleks.
9 | Page
Materi kajian IPS merupakan perpaduan atau integrasi dari
berbagai cabang Ilmu-Ilmu Sosial dan humaniora, sehingga akan lebih
bermakna dan kontekstual apabila materi IPS didesign secara terpadu.
Materi IPS juga terkait dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan
dan kebangsaan, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, dan
teknologi, serta tuntutan dunia global. Jenis materi IPS dapat berupa fakta,
konsep dan generalisasi, terkait juga dengan aspek kognitif, afektif,
psikomotorik, dan nilai-nilai spiritual.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, dijelaskan bahwa pada jenjang
SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi,
dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk
dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung
jawab, serta warga negara yang cinta damai.
D. Pendidikan Ilmu Sosial di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliah
Pendidikan Ilmu Sosial di SMA/MA berbeda dangan pendidikan
IPS di SMP dan di SMK. Pendidikan IPS di SMA menggunakan
pendekatan terpisah, sedangan di SMP menggunakan pendekatan terpadu.
Tujuan Pendidikan IPS di SMA adalah:
1. Untuk mempersiapkan akademik peserta didik pada pendidikan
yang lebih tinggi (Universitas)
2. Pengembangan tanggung jawab dan kepedulian sebagai warga
negara.
3. Pengembangan diri peserta didik.
Pendidikan Ilmu Sosial di SMA diajarakan terpisah dan merupakan
pengembangan kompetensi lanjut dari jenjang Pendidikan Dasar.
Pelajaran Ilmu Sosial pada jenjang SMA mulai mengajak peserta
didik berfikir akademis dan melaksakan kaidah metode ilmiah sehingga
materi tentang dasar-dasar keilmuan telah termuat dalam standard isi mata
pelajaran Ilmu-Ilmu Sosial SMA. Implikasinya, peserta didik SMA
diharapkan mampu melakukan penelitian sederhana berkaitan dengan
10 | P a g e
Ilmu-Ilmu Sosial seperti Sejarah, Geografi, Sosiologi, dan Ekonomi.
Idealnya, pengembangan pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial di SMA lebih
mengutamakan cara berfikir ilmuan, daripada isi disiplinnya. Tetapi pada
kenyataanya bahwa pelajaran Ilmu-Ilmu Sosial kita masih terpaku pada
pelajaran konsep.
Walaupun diajarkan secara terpisah, namun pelajaran Ilmu-Ilmu
Sosial tetap menggunakan pendekatan korelasi dalam menganalisis
berbagai masalah sosial. Keberadaan jalur IPA dan IPS di SMA ternyata
tidak menunjukkan kontribusi signifakan secama akademik maupun
kompetensi sosial. Tidak ada perbedaan nyata kompetensi sosial antara
peserta didik jurusan IPS dengan IPA. Bahkan muncul stigma dari
masyarakat bahwa jurusan IPS adalah jurusan pilihan kedua. Perlunya
jurusan IPA dan IPS tidak perlu kita perdebatkan, yang jelas terdapat
beberapa realitas pembelajaran ilmu sosial harus dibenahi.
E. Pendidikan Ilmu Sosial di Perguruan Tinggi
Pengertian Pendidikan IPS di Perguruan Tinggi adalah seleksi dari
disiplin Ilmu-Ilmu Sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia
yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologi untuk tujuan
pendidikan.
F. Upaya Pembaharuan Pendidikan IPS di Indonesia
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam sistem pendidikan di
Indonesia baru dikenal sejak lahirnya kurikulum tahun 1975. Sebelumnya,
pembelajaran
Ilmu-Ilmu
Sosial
untuk
tingkat
Pendidikan
Dasar
menggunakan istilah yang berubah-ubah sesuai dengan situasi politik pada
masa itu. Pembaharuan kurikulum IPS di Indonesia diantaranya:
1. Kurikulum 1964
Kurikulum
1964
menggunakan
istilah
Pendidikan
Kemasyarakatan. Ada dua kelompok mata pelajaran, ialah
kelompok dasar yang terdiri atas Sejarah Indonesia, Bahasa
Indonesia dan Civics dan kelompok cipta yang terdiri atas Sejarah
11 | P a g e
Dunia
dan
Geografi
Dunia.
Dan
kemudian
digabungkan
selanjutnya berubah menjadi Pendidikan Kewargaan Negara yang
merupakan korelasi dari Ilmu Bumi, Sejarah dan Pengetahuan
Kewargaan Negara.
2. Kurikulum 1968
Pada tahun 1968 terjadi perubahan pengelompokkan mata
pelajaran sebagai perubahan orientasi pendidikan. Mata pelajaran
disekolah
dibedakan
menjadi
pendidikan
Jiwa
Pancasila,
Pembinaan Pengetahuan Dasar dan Pembinaan Kecakapan Khusus.
3. Kurikulum 1975
Pada
tahun
1975,
lahirlah
kurikulum
1975
yang
mengelompokkan tiga jenis pendidikan, yakni Pendidikan Umum,
Pendidikan Akademis dan Pendidikan Keahlian Khusus. Dalam
kurikulum 1975 dikemukakan secara eksplisit istilah mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan
perpaduan dari mata pelajaran Sejarah, Geografi dan Ekonomi.
Selain mata pelajaran IPS, Pendidikan Kewarganegaraan dijadikan
sebagai mata pelajaran tersendiri ialah Pendidikan Moral Pancasila
(PMP). Dalam kurikulum 1975, IPS termasuk kelompok
pendidikan akademis
sedangkan PMP termasuk kelompok
pendidikan umum. Namun IPS sebagai pendidikan akademis
mempunyai misi menyampaikan nilai-nilai berdasarkan filsafat
pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian mata pelajaran IPS
pun berfungsi dan mendukung tercapainya tujuan PMP.
4. Kurikulum 1984
Menjelang adanya perbaikan Kurikulum 1975, tahun 1980
muncul bidang studi PSPB, gagasan dari Mendikbud mata
pelajaran ini hampir sejenis dengan IPS Sejarah dan PMP. Upaya
perbaikan Kurikulum IPS 1975 (KYD) baru terwujud pada tahun
1984.
Kurikulum IPS 1984 pada hakikatnya menyempurnakan
atau
memperbaiki
kelemahan-kelemahan
Kurikulum
1975.
12 | P a g e
Ditinjau
dari
Kurikulum
segi
pendekatan
IPS1975
dan
1984
(metodologi)
menggunakan
pembelajaran,
pendekatan
integrative dan structural untuk IPS SMP dan pendekatan disiplin
terpisah (separated disciplinary approach) untuk SMA. Sedangkan
pendekatan
untuk
IPS
Sekolah
Dasar
(SD)
lebih
mirip
menggunakan integrative (integrated approach)
5. Kurikulum 1994
Pada tahun 1994, terjadi lagi perubahan kurikulum IPS.
Dalam Kurikulum 1994 dinyatakan bahwa IPS adalah mata
pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada
bahan kajian Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Tata
Negara, dan Sejarah. Untuk IPS SD, bahan kajian pokok dibedakan
atas dua bagian, ialah pengetahuan sosial meliputi lingkungan
sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintahan, sedangkan bahan
kajian sejarah mencakup perkembangan masyarakat Indonesia
sejak masa lampau hingga kini. Ada perbedaan yang cukup
menonjol dalam kurikulum IPS Sekolah Dasar 1994 dibandingkan
dengan Kurikulum IPS sebelumnya, yakni dalam metode dan
penilaian. Kurikulum IPS 1994 hanya memberikan anjuran umum
bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar hendaknya para guru
menerapkan prinsip belajar aktif. Dari bunyi rambu-rambu yang
terakhir
ini,
menunjukkan
bahwa
Kurikulum
IPS
1994
memberikan keleluasaan atau kekuasaan otonom yang cukup besar.
6. Kurikulum 2004
Memasuki Abad 21 yang ditandai oleh perubahan mendasar
dalam segala aspek kehidupan khususnya perubahan dalam bidang
Politik, Hukum, dan kondisi Ekonomi telah menimbulkan
perubahan ekonomi yang sangat signifikan dalam sistem
pendidikan di Indonesia. Pada tahun 2003 disahkanlah UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Undang-undang tersebut telah menimbulkan dampak
yang cukup signifikan terhadap perubahan sistem kurikulum di
13 | P a g e
Indonesia. Pada tahun 2004, pemerintah melakukan perubahan
kurikulum kembali yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Namun pengembangan kurikulum IPS
diusulkan menjadi Pengetahuan Sosial untuk merespon secara
positif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan relevansi
program pembelajaran Pengetahuan Sosial dengan keadaan dan
kebutuhan setempat
7. Kurikulum 2006
Ketentuan tentang implikasi dari peraturan perundangan
tersebut adalah dikeluarkannya kebijakan tentang Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) beserta pedomannya dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dengan panduan KTSP yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 ini,
antara IPS dan PKn dipisahkan kembali. Hal ini memperhatikan
berbagai masukan dan kritik ahli pendidikan nasional dan politik
bangsa yaitu perlunya pendidikan Kewarganegaraan Bangsa, maka
antara IPS dan PKn meskipun tujuan dan kajiannya adalah sama
yaitu membentuk warga negara yang baik, maka PKn tetap
diajarkan sebagai mata pelajaran di sekolah secara terpisah dengan
IPS.
G. Hubungan Pendidikan Ilmu Sosial dengan Ilmu Akuntansi
Ilmu Sosial mempelajari cara manusia mencukupi kebutuhan hidupnya,
meningkatkan kesejahteraan hidupnya baik secara individu maupun
kelompok. Konsep – konsepnya yang bermanfaat antara lain : kelangkaan
14 | P a g e
produksi, barang dan jasa : distribusi, konsumsi, pembagian kerja,
pertukaran pendapatan, dan saling ketergantungan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. IPS sebagai pelajaran yang merupakan paduan sejumlah mata
pelajaran sosial yang tidak menekankan pada aspek teoritis
keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah,
mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan
keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing.
2. Pendidikan Ilmu Sosial di Sekolah Dasar mempelajari Ekonomi,
Hukum, Politik, Sejarah, dan Geografi.
15 | P a g e
3. Pendidikan IPS di Sekolah Menengah Pertama merupakan suatu
penyederhanaan disiplin Ilmu-Ilmu Sosial, Psikologi, Filsafat, Ideologi
Negara, dan Agama yang terkait juga dengan aspek kognitif, afektif,
psikomotorik, dan nilai-nilai spiritual.
4. Tujuan Pendidikan IPS di SMA untuk mempersiapkan akademik
peserta didik pada pendidikan yang lebih tinggi (Universitas),
pengembangan tanggung jawab dan kepedulian sebagai warga negara
dan pengembangan diri peserta didik
5. Pendidikan IPS di Perguruan Tinggi adalah seleksi dari disiplin IlmuIlmu Sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologi
6. Pendidikan IPS di Indonesia mengalami banyak perubahan, antara lain:
Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984,
Kurikulum 1994, Kurikulum 2004, Kurikulum 2006
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.uny.ac.id/8606/3/BAB%202%20-%2008416241036.pdf
diakses pada hari Rabu, 27 November 2013 pukul 09.50 WIB
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132304486/3.pipsglobal.pdf
diakses pada: Rabu, 27 November 2013 pukul 09.50 WIB
http://adlilfirdaus.blogspot.com/2013/01/makalah-kurikulumpendidikan-ips.html diakses pada hari Jumat, 6 Desember 2013 pukul
11.10 WIB
Supardan, Dadang. (2003). Pengantar Ilmu Sosial, Sebuah Kajian
Pendekatan Struktural. Jakarta:Bumi Aksara.
Supardi. (2011). Dasar Dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta:Ombak
16 | P a g e
17 | P a g e
Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial di
Sekolah
Disusun oleh :
Dwi Tursina Utari
13803241004
Ayu Nur Anisa13803241024
Azizah Hasna’ Arifin 13803241025
Reni Listyawati
13803241040
JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
PROGRAN STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
1 | Page
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala nikmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tanpa halangan suatu apapun.
Adapun maksud dan tujuan kami membuat makalah ini adalah
memenuhi penugasan dari Ibu Anik Widiastuti, M.Pd sebagai Dosen Mata
Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Dalam makalah ini kami membahas tentang
Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial di Sekolah.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca sebagai referensi
tambahan.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Yogyakarta, 15 November 2013
Tim
2 | Page
DAFTAR ISI
Cover..................................................................................................
Kata pengantar...................................................................................
Daftar Isi............................................................................................
Bab I
Latar Belakang.........................................................................
Rumusan Masalah....................................................................
Tujuan......................................................................................
Bab II
A. Pengertian Pendidikan Ilmu Sosial.....................................
B. Pendidikan Ilmu Sosial di SD.............................................
C. Pendidikan Ilmu Sosial di SMP..........................................
D. Pendidikan Ilmu Sosial di SMA..........................................
E. Pendidikan Ilmu Sosial di Perguruan Tinggi......................
F. Upaya Pembaharuan Pendidikan IPS di Indonesia.............
G. Hubungan Pendidikan Ilmu Sosial dengan Akuntansi........
Bab III
Penutup....................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................
1
2
3
4
4
5
6
8
9
10
11
11
15
16
17
3 | Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak kejadian-kejadian yang memprihatinkan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti misalnya tindakan asusila, kekerasan,
tawuran antar pelajar, antar mahasiswa saling serang, sikap menebas dan
mengambil jalan pintas seakan menjadi budaya masyarakat Indonesia saat
ini, budaya suap, penggelapan uang rakyat, bahkan di Institusi pendidikan
sebagai pabrik moral pun sering terseret dalam budaya menerabas seperti
kecurangan Ujian Nasional yang dilakukan secara sistematis.
Fenomena tersebut seakan akan memunculkan banyak pertanyaan
terutama dari kalangan pendidik dan masyakarat, seperti apakah sekolah
gagal dalam mendidik anak bangsa ini? Apakah ada yang salah dengan
pembelajaran ilmu sosial dan IPS yang selama ini kita lakukan?
Bagaimana seharusnya kita membelajarkan ilmu sosial kepada peserta
didik?
Untuk itu Pendidikan Ilmu Sosial sangatlah penting bagi
masyarakat yang akan kita bahas lebih lanjut dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Pendidikan Ilmu Sosial?
2. Bagaimana Pendidikan Ilmu Sosial di Sekolah Dasar?
3. Bagaimana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah
Pertama?
4. Bagaimana Pendidikan Ilmu Sosial di Sekolah Menengah Atas /
Madrasah Aliah?
5. Bagaimana Pendidikan Ilmu Sosial di PerguruanTinggi?
6. Bagaimana Upaya Pembaharuan Pendidikan IPS di Indonesia ?
7. Bagaimana hubungan Pendidikan Ilmu Sosial dengan Akuntansi?
4 | Page
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Pendidikan Ilmu Sosial secara mendalam.
2. Mengetahui bagaimana Pendidikan Ilmu Sosial di Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas / Madrasah
Aliah.
3. Mengetahui bagaimana Pendidikan Ilmu Sosial di PerguruanTinggi.
4. Mengetahui Upaya Pembaharuan Pendidikan IPS di Indonesia
5. Mengetahui hubungan antara Pendidikan Ilmu Sosial dengan
Akuntansi.
5 | Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Ilmu Sosial
Dalam bahasa inggris dikenal dua istilah yaitu social science atau
social sciences dan social studies. Social sciences diterjemahkan menjadi
Ilmu Sosial dan sosial studies menjadi Ilmu-Ilmu Sosial, tetapi disebut
juga Pendidikan Ilmu Sosial (PIS) atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Ilmu-Ilmu Sosial atau sosial studies tersebut seperti Sejarah, Sosiologi,
Ilmu Politik, Psikologi Sosial, Filosof, Antopologi, Ekonomi, dan Geografi
Sosial.
Secara pedagogik, sebenarnya Ilmu-Ilmu Sosial telah memiliki
peran penting dalam sistem pendidikan nasional. Mulai dari pendidikan
dasar sampai pendidikan tinggi, ilmu sosial telah diberikan tempat untuk
dijadikan sebagai salah satu alat memecahkan permasalahan masyarakat.
Hanya saja, sekali lagi dinamika yang terjadi dalam dunia pendidikan
belum seperti yang diidealkan. Tujuan penggunaan Ilmu-Ilmu Sosial
sebagai salah satu mata pelajaran yang perlu dikaji secara akademik
setidaknya telah nampak dalam pembelajaran Sekolah Dasar sampai
Perguruan Tinggi. Tetapi peranan Ilmu-Ilmu Sosial dalam membantu
memecahkan permasalahan individu dan kelompok belum menonjol dalam
dunia pendidikan kita. Dalam pendidikan dasar dan menengah terdapat
istilah untuk nama mata pelajaran ilmu sosial. Pendidikan dasar (Sekolah
Menengah dan Sekolah Menengah Pertama) mata pelajaran ilmu sosial
muncul
dengan
nama
mata
pelajaran
IPS
dan
Pendidikan
Kewarganegaraan. Sedangkan untuk pendidikan menengah memiliki dua
nama, untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliah
Kejuruan (MAK) menggunakan nama IPS sedangkan untuk SMA/MA
menggunakan nama disiplin ilmu sosial seperti mata pelajaran Geografi,
Sejarah,
Pendidikan
Kewarganegaraan,
Ekonomi,
Sosiologi,
dan
sebagainya.
6 | Page
Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh
para ahli IPS atau social studies. Berikut pengertian IPS yang
dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan dan IPS di Indonesia.
a) Moeljono Cokrodikardjo
Mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu
pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. IPS
merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni Sosiologi,
Antropologi Budaya, Psikologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Ilmu
Politik dan Ekologi Manusia, yang diformulasikan untuk tujuan
instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar
mudah dipelajari.
b) Nu’man Soemantri
Menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran Ilmu-Ilmu Sosial
yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan
SLTA. Penyederhanaan mengandung arti:
a) Menurunkan tingkat kesukaran Ilmu-Ilmu Sosial yang
biasanya dipelajari di Universitas menjadi pelajaran yang
sesuai dengan kematangan berfikir siswa Sekolah Dasar
dan lanjutan.
b) Memadukan aneka cabang Ilmu-Ilmu Sosial dan
kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang
mudah dicerna.
c) S. Nasution
Mendefinisikan bahwa IPS sebagai pelajaran yang merupakan
paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS
merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan
peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek
Sejarah, Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Psikologi
Sosial.
7 | Page
Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS
yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan
tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek
praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial
masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang
pendidikan masing-masing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat
dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar
sekolah atau siswa atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan
negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau.
Dengan demikian siswa yang mempelajari IPS dapat menghayati masa
sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat
manusia.
B. Pendidikan Ilmu Sosial di Sekolah Dasar (SD)
Istilah Pendidikan IPS telah lama kita kenal dalam mata pelajaran
di Sekolah Dasar (SD). Pendidikan IPS untuk Pendidikan Sekolah Dasar
dan Menengah sumber bahannya adalah disiplin ilmu-ilmu sosial seperti
yang disajikan pada tingkat Universitas. Hanya karena pertimbangan
tingkat kecerdasan, kamatangan jiwa peserta didik, maka bahan
pendidikaannya disederhanakan, diseleksi, diadabtasi, dan dimodifikasi
untuk tujuan Institusionaldikdasmen (Saidihardjo, 1997) Pendidikan IPS
di Sekolah Dasar telah mengintegrasikan bahan pelajaran dalam satu
bidang studi. Hingga sekarang bahwa buku IPS untuk Sekolah Dasar telah
memasukkan setidaknya lima sub bidang studi yakni:
1. Sejarah
Sejarah adalah cabang ilmu yang mengkaji secara sistematis
keseluruhan perkembangan proses perubahan dan dinamika
kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupannya yang
terjadi pada masa lampau.
2. Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan
perbedaan
fenomena
geosfer
dengan
sudut
pandang
kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
3. Politik
8 | Page
Politik adalah kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai
kehidupan yang menyangkut segi-segi kekuasaan dengan
unsur-unsur negara, kekuasaan, pengambilan
keputusan,
kebijakan, dan pembagian atau alokasi.
4. Hukum
Hukum menurut SM Amin adalah kumpulan peraturanperaturan yang terdiri dari norma dan sanksi.
5. Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu tentang bagaimana manusia memenuhi
kebutuhan yang tidak terbatas jumlahnya jenisnya, dengan alat
pemuas kebutuhan yang terbatas.
Guru-guru mata pelajaran di Sekolah Dasar pun telah disiapkan
secara khusus, seperti SPG dan PGSD. Paradigma pengembangan guru
Sekolah Dasar memang diwajibkan untuk bisa mengajar seluruh bidang
studi kecuali Keagamaan dan Penjaskes.
Menurut Noman Somantri bahwa tujuan pendidikan IPS pada
tingkat Sekolah Dasar adalah:
1. Menekankan tumbuhnya nilai kewarganegaraan, moral, ideolog
negara dan agama.
2. Meneknkan pada sisi dan metode berfikir ilmuan.
3. Menekankan reflektive inquiry
C. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama
(SMP)
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah
Pertama adalah mata pelajaran IPS dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Pembelajaran IPS di SMP dilakukan dengan pendekatan terpadu. Menurut
Nunun Sumantri (2004:44) Pendidikan IPS di Sekolah Menengah Pertama
adalah suatu penyederhanaan disiplin Ilmu-Ilmu Sosial, Psikologi,
Filsafat, Ideologi Negara, dan Agama yang diorganisasikan dan disajikan
secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
Pendidikan IPS menekankan pada ketrampilan peserta didik dalam
memecahkan masalah mulai dari lingkup diri sampai pada masalah yang
kompleks.
9 | Page
Materi kajian IPS merupakan perpaduan atau integrasi dari
berbagai cabang Ilmu-Ilmu Sosial dan humaniora, sehingga akan lebih
bermakna dan kontekstual apabila materi IPS didesign secara terpadu.
Materi IPS juga terkait dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan
dan kebangsaan, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, dan
teknologi, serta tuntutan dunia global. Jenis materi IPS dapat berupa fakta,
konsep dan generalisasi, terkait juga dengan aspek kognitif, afektif,
psikomotorik, dan nilai-nilai spiritual.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, dijelaskan bahwa pada jenjang
SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi,
dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk
dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung
jawab, serta warga negara yang cinta damai.
D. Pendidikan Ilmu Sosial di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliah
Pendidikan Ilmu Sosial di SMA/MA berbeda dangan pendidikan
IPS di SMP dan di SMK. Pendidikan IPS di SMA menggunakan
pendekatan terpisah, sedangan di SMP menggunakan pendekatan terpadu.
Tujuan Pendidikan IPS di SMA adalah:
1. Untuk mempersiapkan akademik peserta didik pada pendidikan
yang lebih tinggi (Universitas)
2. Pengembangan tanggung jawab dan kepedulian sebagai warga
negara.
3. Pengembangan diri peserta didik.
Pendidikan Ilmu Sosial di SMA diajarakan terpisah dan merupakan
pengembangan kompetensi lanjut dari jenjang Pendidikan Dasar.
Pelajaran Ilmu Sosial pada jenjang SMA mulai mengajak peserta
didik berfikir akademis dan melaksakan kaidah metode ilmiah sehingga
materi tentang dasar-dasar keilmuan telah termuat dalam standard isi mata
pelajaran Ilmu-Ilmu Sosial SMA. Implikasinya, peserta didik SMA
diharapkan mampu melakukan penelitian sederhana berkaitan dengan
10 | P a g e
Ilmu-Ilmu Sosial seperti Sejarah, Geografi, Sosiologi, dan Ekonomi.
Idealnya, pengembangan pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial di SMA lebih
mengutamakan cara berfikir ilmuan, daripada isi disiplinnya. Tetapi pada
kenyataanya bahwa pelajaran Ilmu-Ilmu Sosial kita masih terpaku pada
pelajaran konsep.
Walaupun diajarkan secara terpisah, namun pelajaran Ilmu-Ilmu
Sosial tetap menggunakan pendekatan korelasi dalam menganalisis
berbagai masalah sosial. Keberadaan jalur IPA dan IPS di SMA ternyata
tidak menunjukkan kontribusi signifakan secama akademik maupun
kompetensi sosial. Tidak ada perbedaan nyata kompetensi sosial antara
peserta didik jurusan IPS dengan IPA. Bahkan muncul stigma dari
masyarakat bahwa jurusan IPS adalah jurusan pilihan kedua. Perlunya
jurusan IPA dan IPS tidak perlu kita perdebatkan, yang jelas terdapat
beberapa realitas pembelajaran ilmu sosial harus dibenahi.
E. Pendidikan Ilmu Sosial di Perguruan Tinggi
Pengertian Pendidikan IPS di Perguruan Tinggi adalah seleksi dari
disiplin Ilmu-Ilmu Sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia
yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologi untuk tujuan
pendidikan.
F. Upaya Pembaharuan Pendidikan IPS di Indonesia
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam sistem pendidikan di
Indonesia baru dikenal sejak lahirnya kurikulum tahun 1975. Sebelumnya,
pembelajaran
Ilmu-Ilmu
Sosial
untuk
tingkat
Pendidikan
Dasar
menggunakan istilah yang berubah-ubah sesuai dengan situasi politik pada
masa itu. Pembaharuan kurikulum IPS di Indonesia diantaranya:
1. Kurikulum 1964
Kurikulum
1964
menggunakan
istilah
Pendidikan
Kemasyarakatan. Ada dua kelompok mata pelajaran, ialah
kelompok dasar yang terdiri atas Sejarah Indonesia, Bahasa
Indonesia dan Civics dan kelompok cipta yang terdiri atas Sejarah
11 | P a g e
Dunia
dan
Geografi
Dunia.
Dan
kemudian
digabungkan
selanjutnya berubah menjadi Pendidikan Kewargaan Negara yang
merupakan korelasi dari Ilmu Bumi, Sejarah dan Pengetahuan
Kewargaan Negara.
2. Kurikulum 1968
Pada tahun 1968 terjadi perubahan pengelompokkan mata
pelajaran sebagai perubahan orientasi pendidikan. Mata pelajaran
disekolah
dibedakan
menjadi
pendidikan
Jiwa
Pancasila,
Pembinaan Pengetahuan Dasar dan Pembinaan Kecakapan Khusus.
3. Kurikulum 1975
Pada
tahun
1975,
lahirlah
kurikulum
1975
yang
mengelompokkan tiga jenis pendidikan, yakni Pendidikan Umum,
Pendidikan Akademis dan Pendidikan Keahlian Khusus. Dalam
kurikulum 1975 dikemukakan secara eksplisit istilah mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan
perpaduan dari mata pelajaran Sejarah, Geografi dan Ekonomi.
Selain mata pelajaran IPS, Pendidikan Kewarganegaraan dijadikan
sebagai mata pelajaran tersendiri ialah Pendidikan Moral Pancasila
(PMP). Dalam kurikulum 1975, IPS termasuk kelompok
pendidikan akademis
sedangkan PMP termasuk kelompok
pendidikan umum. Namun IPS sebagai pendidikan akademis
mempunyai misi menyampaikan nilai-nilai berdasarkan filsafat
pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian mata pelajaran IPS
pun berfungsi dan mendukung tercapainya tujuan PMP.
4. Kurikulum 1984
Menjelang adanya perbaikan Kurikulum 1975, tahun 1980
muncul bidang studi PSPB, gagasan dari Mendikbud mata
pelajaran ini hampir sejenis dengan IPS Sejarah dan PMP. Upaya
perbaikan Kurikulum IPS 1975 (KYD) baru terwujud pada tahun
1984.
Kurikulum IPS 1984 pada hakikatnya menyempurnakan
atau
memperbaiki
kelemahan-kelemahan
Kurikulum
1975.
12 | P a g e
Ditinjau
dari
Kurikulum
segi
pendekatan
IPS1975
dan
1984
(metodologi)
menggunakan
pembelajaran,
pendekatan
integrative dan structural untuk IPS SMP dan pendekatan disiplin
terpisah (separated disciplinary approach) untuk SMA. Sedangkan
pendekatan
untuk
IPS
Sekolah
Dasar
(SD)
lebih
mirip
menggunakan integrative (integrated approach)
5. Kurikulum 1994
Pada tahun 1994, terjadi lagi perubahan kurikulum IPS.
Dalam Kurikulum 1994 dinyatakan bahwa IPS adalah mata
pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada
bahan kajian Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Tata
Negara, dan Sejarah. Untuk IPS SD, bahan kajian pokok dibedakan
atas dua bagian, ialah pengetahuan sosial meliputi lingkungan
sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintahan, sedangkan bahan
kajian sejarah mencakup perkembangan masyarakat Indonesia
sejak masa lampau hingga kini. Ada perbedaan yang cukup
menonjol dalam kurikulum IPS Sekolah Dasar 1994 dibandingkan
dengan Kurikulum IPS sebelumnya, yakni dalam metode dan
penilaian. Kurikulum IPS 1994 hanya memberikan anjuran umum
bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar hendaknya para guru
menerapkan prinsip belajar aktif. Dari bunyi rambu-rambu yang
terakhir
ini,
menunjukkan
bahwa
Kurikulum
IPS
1994
memberikan keleluasaan atau kekuasaan otonom yang cukup besar.
6. Kurikulum 2004
Memasuki Abad 21 yang ditandai oleh perubahan mendasar
dalam segala aspek kehidupan khususnya perubahan dalam bidang
Politik, Hukum, dan kondisi Ekonomi telah menimbulkan
perubahan ekonomi yang sangat signifikan dalam sistem
pendidikan di Indonesia. Pada tahun 2003 disahkanlah UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Undang-undang tersebut telah menimbulkan dampak
yang cukup signifikan terhadap perubahan sistem kurikulum di
13 | P a g e
Indonesia. Pada tahun 2004, pemerintah melakukan perubahan
kurikulum kembali yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Namun pengembangan kurikulum IPS
diusulkan menjadi Pengetahuan Sosial untuk merespon secara
positif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan relevansi
program pembelajaran Pengetahuan Sosial dengan keadaan dan
kebutuhan setempat
7. Kurikulum 2006
Ketentuan tentang implikasi dari peraturan perundangan
tersebut adalah dikeluarkannya kebijakan tentang Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) beserta pedomannya dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dengan panduan KTSP yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 ini,
antara IPS dan PKn dipisahkan kembali. Hal ini memperhatikan
berbagai masukan dan kritik ahli pendidikan nasional dan politik
bangsa yaitu perlunya pendidikan Kewarganegaraan Bangsa, maka
antara IPS dan PKn meskipun tujuan dan kajiannya adalah sama
yaitu membentuk warga negara yang baik, maka PKn tetap
diajarkan sebagai mata pelajaran di sekolah secara terpisah dengan
IPS.
G. Hubungan Pendidikan Ilmu Sosial dengan Ilmu Akuntansi
Ilmu Sosial mempelajari cara manusia mencukupi kebutuhan hidupnya,
meningkatkan kesejahteraan hidupnya baik secara individu maupun
kelompok. Konsep – konsepnya yang bermanfaat antara lain : kelangkaan
14 | P a g e
produksi, barang dan jasa : distribusi, konsumsi, pembagian kerja,
pertukaran pendapatan, dan saling ketergantungan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. IPS sebagai pelajaran yang merupakan paduan sejumlah mata
pelajaran sosial yang tidak menekankan pada aspek teoritis
keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah,
mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan
keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing.
2. Pendidikan Ilmu Sosial di Sekolah Dasar mempelajari Ekonomi,
Hukum, Politik, Sejarah, dan Geografi.
15 | P a g e
3. Pendidikan IPS di Sekolah Menengah Pertama merupakan suatu
penyederhanaan disiplin Ilmu-Ilmu Sosial, Psikologi, Filsafat, Ideologi
Negara, dan Agama yang terkait juga dengan aspek kognitif, afektif,
psikomotorik, dan nilai-nilai spiritual.
4. Tujuan Pendidikan IPS di SMA untuk mempersiapkan akademik
peserta didik pada pendidikan yang lebih tinggi (Universitas),
pengembangan tanggung jawab dan kepedulian sebagai warga negara
dan pengembangan diri peserta didik
5. Pendidikan IPS di Perguruan Tinggi adalah seleksi dari disiplin IlmuIlmu Sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang
diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologi
6. Pendidikan IPS di Indonesia mengalami banyak perubahan, antara lain:
Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984,
Kurikulum 1994, Kurikulum 2004, Kurikulum 2006
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.uny.ac.id/8606/3/BAB%202%20-%2008416241036.pdf
diakses pada hari Rabu, 27 November 2013 pukul 09.50 WIB
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132304486/3.pipsglobal.pdf
diakses pada: Rabu, 27 November 2013 pukul 09.50 WIB
http://adlilfirdaus.blogspot.com/2013/01/makalah-kurikulumpendidikan-ips.html diakses pada hari Jumat, 6 Desember 2013 pukul
11.10 WIB
Supardan, Dadang. (2003). Pengantar Ilmu Sosial, Sebuah Kajian
Pendekatan Struktural. Jakarta:Bumi Aksara.
Supardi. (2011). Dasar Dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta:Ombak
16 | P a g e
17 | P a g e