Bab 2 PENGARUH KUALITAS WEBSITE TERHADAP NIAT MAHASISWA MELANJUTKAN STUDI DI PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS WIDYATAMA

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka
2.1.1. Pemasaran
Istilah
dengan

pemasaran

dalam

bahasa

Inggris

dikenal

nama marketing. Kata marketing bisa dikatakan telah


diserap dalam bahasa kita, namun juga diterjemahkan dengan
istilah pemasaran. Asal kata pemasaran ialah pasar = market. Apa
yang dipasarkan itu ialah barang dan jasa. Dalam Buchari Alma
(2009, p1) dikatakan, memasarkan tidak hanya menawarkan atau
menjual saja, namun lebih luas dari itu. Di dalamnya terdapat
berbagai kegiatan seperti membeli, menjual, dengan segala macam
cara, mengangkut barang, menyimpan, mensortir, dan sebagainya.
Di dalam marketing usaha ini kita kenal sebagai fungsi-fungsi
marketing.

Beberapa pengertian pemasaran menurut beberapa pakar
dalam Buchari Alma (2009, p1-p3) didefinisikan sebagai berikut:
1.

Charles F. Philips dan Delbert J. Duncan dalam bukunya
“Marketing Principles and Methods” menyatakan bahwa
“Marketing which is often reffered to as “distribution” by
businessman-includ es all to activities necessary to place
tangible goods in the hand of house hold consumer and

16

17

user”. Artinya pemasaran yang sering disebut sebagai
“dist ribusi” oleh pengusaha-termasuk semua kegiatan
yang diperlukan untuk menempatkan barang nyata di
rumah tangga konsumen dan pengguna. Selanjutnya
ditambahkan bahwa excluding only such activities as
involve a significant change in the form goods. Jadi dalam

kegiatan marketing itu tidak termasuk kegiatan perubahan
bentuk barang yang kita jumpai di dalam industri.
2.

Maynard and Beckman dalam bukunya “Principles of
Marketing” menyatakan bahwa “Marketing embraces all
business activities involve d in the flow of goods and

services from physical production to consumption”.

Artinya, marketing berarti segala usaha yang meliputi
penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor
konsumsi.
3.

Converse dan Jones dalam bukunya “Introduction to
Marketing” mengemukakan bahwa dunia bisnis itu dibagi

dua, yaitu production dan marketing. Production diartikan
sebagai kegiatan mencetak barang, sedangkan marketing
diartikan sebagai pekerjaan memindahkan barang-barang
ke tangan konsumen.
4.

William J. Shultz dalam bukunya “Outlines of Marketing”
menyebutkan bahwa marketing atau distribusi adalah
usaha atau kegiatan yang menyalurkan barang dan jasa
dari produsen ke konsumen. Pendapat ini sama dengan
17


18

kesimpulan yang telah diambil oleh The Committe of
Definition of The American Association. Tousley, Eugine
Clark, Fred E. Clark dalam bukunya “Principles of
Marketing” menyatakan bahwa marketing terdiri dari

usaha yang mempengaruhi pemindahan pemilikan barang
dan jasa termasuk distribusinya.
5.

Converse, Huege, dan Mitchell dalam bukunya “Elements
of

Marketing”

menyatakan

bahwa,


marketing

didefinisikan sebagai kegiatan membeli dan menjual, dan
termasuk di dalamnya menyalurkan barang dan jasa antar
produsen dengan konsumen. Dan marketing terdiri dari
kegiatan-

kegiatan

penciptaan

tempat,

waktu

dan

pemiliknya.
7.


Beberapa definisi dalam Hermawan Kertajaya dikutip dari
Buchari Alma (2009,p2):






Pemasaran adalah menghubungkan penjual dengan
pembeli potensial.
Pemasaran adalah menjual barang, dan barang
tersebut tidak kembali ke orang yang menjual.
Pemasaran adalah memberikan sebuah standar
kehidupan.
Brech mendefinisikan pemasaran suatu proses dalam
menentukan permintaan konsumen akan barang dan
jasa, memotivasi penjualan, mendistribusikan ke

18


19

konsumen


akhir,

dengan

keuntungan

sebagai

imbalannya.
Peter Drucker, mengatakan pemasaran bukanlah
sekedar perluasan penjualan, pemasaran meliputi
keseluruhan bisnis, dan harus dilihat dari sudut
pandang pelanggannya.

Hanya


pemasaran dan

inovasilah yang menghasilkan uang, kegiatan yang
lainnya adalah pos biaya saja. Dikatakan bahwa
pemahaman Drucker ini merupakan peletakan sendi
dasar


pemasaran

sebagai

bisnis

kunci

bagi

perusahaan.

Kotler, pemasaran adalah sekumpulan aktivitas
manusia yang ditujukan untuk memfasilitasi dan




melaksanakan pertukaran.
Baker, pemasaran berkaitan dengan penciptaan dan
pemeliharaan hubungan yang saling menguntungkan.
AMA

(American

Marketing

Association)

menyatakan pemasaran adalah proses perencanaan
dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi,
dan pendistribusian barang, jasa dan ide serta dapat



memuaskan pelanggan sebagai tujuan perusahaan.
MAANZ (Marketing Association of Australia and
New Zealand), pemasaran adalah aktivitas yang
memfasilitasi dan memperlancar suatu hubungan
pertukaran

yang

saling

memuaskan

melalui
19

20

penciptaan, pendistribusian, promosi dan penentuan



harga dari barang, jasa, dan ide.
Menurut Hermawan Kertajaya, pemasaran ialah
sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan
proses penciptaan, penawaran dan perubahan values
dari suatu inisiator kepada stekholdernya.

2.1.2 Kualitas Website
2.1.2.1 Internet
Internet adalah jaringan dari ribuan jaringan dan jutaan

computer ( disebut hosts ) yang menghubungkan bisnis, institusi,
pendidikan, organisasi pemerintahan dan individual (Laudon dan
Traver,2011:11). Menurut Kotler & Armstrong (2012:50),”
Internet is a vast public web of computer networks that connects
users of all types all around the world to each other and to an

amazingly large information resository”. Yang artinya, Internet
adalah

web

jaringan

computer

public

yang

luas

yang

menghubungkan pengguna dari semua jenis di seluruh dunia,
kepada satu sama lain dan ke penyimpanan informasi yang luar
biasa besar
Sedangkan menurut Turban dan Volovino,(2010:208)
“Internet adalah sebuah interkoneksi jaringan yang besar dari
jaringan-jaringan komputer dan komputer diseluruh penjuru
dunia, lewat saluran telepon, satelit, dan komunikasi lainnya guna
melakukan

pertukaran

informasi,

internet

menyediakan
20

21

pelayanan, seperti email, newsgroup, belanja, riset, instant
messaging, music, video, dan berita”.
2.1.2.2 Website
Menurut Turban & Linda (2012:105),”Website (WWW) is
an application that runs on the internet, as do email, IM, and
VolP. The web is a system with universally accepted protocols for
storing, retrieving, formatting, and displaying information via
client/server architecture. The usual protocol is HTTP, which
stands for hyper text transport protocol”. Artinya Website (

WWW) adalah sebuah aplikasi yang berjalan di internet, seperti
halnya email, IM, dan VolP. Web adalah sebuah sistem dengan
protocol diterima secara universal untuk menyimpan, mengambil,
memformat, dan menampilkan informasi melalui arsitektur
client/server . Protokol yang biasa adalah HTTP, yang merupakan

singkatan dari hyper text transport protocol. Dinyatakan bahwa :
World Wide Web yakni sebuah system dimana informasi dalam

bentuk teks, gambar, suara, dan lain-lain dipresentasikan dalam
bentuk hypertext dan dapat diakses oleh perangkat lunak yang
disebut browser. Informasi di web pada umumnya di tulis dalam
format HTML. Informasi lainnya disajikan dalam bentuk grafis (
dalam format GIF, JPEG, dan PNG), suara ( dalam format AU
dan WAV), dan objek multimedia lainnya ( MIDI, shockwave,
quicktime movie, 3D World)”. WWW dijalankan dalam server
yang disebut HTTP. Yang merupakan suatu koleksi dokumen
21

22

HTML pribadi atau perusahaan yang memuat informasi dalam
Web Server ( sistem computer di suatu organisasi, yang berfungsi

sebagai server ( suatu unit computer ang berfungsi untuk
menyimpan informasi dan untuk mengelola jaringan computer )
untuk fasilitas World Wide Web atau Web, dan dapat diakses oleh
seluruh pemakai internet )”.
2.1.2.3 Webqual 4.0
WebQual(www.webqual.co.uk)

adalah

pengukuran

berdasarkan quality function deployment (QFD). Pengertian dari
WebQual yaitu “Structured and disciplined process that provides
a means to identify and carry the voice of the customer through
each stage of product and or service development and
implementation” (Slabey, 1990) dalam Barnes dan Richard

Vidgen (2003,p298). Dari pengertian di atas WebQual adalah
suatu pengukuran untuk mengukur kualitas dari sebuah website
berdasarkan

instrument-instrumen

penelitian

yang

dapat

dikategorikan ke dalam 3 variable yaitu :usability, kualitas
informasi,

dan

services

interaction.

Kesemuanya

adalah

pengukuran kepuasan konsumen atau user terhadap kualitas dari
website tersebut.WebQual biasanya digunakan untuk menganalisa

beberapa website di antaranya website pembelian, sekolah,
pendidikan dan website internet banking.

22

23

2.1.2.4 Dimensi Webqual 4.0
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Webqual 4.0
disusun berdasarkan tiga area utama yaitu kualitas informasi,
kualitas interaksi dan usability. Barnes & Vidgen (2003)
mendefinisikannya sebagai berikut:
1. Kualitas informasi
Kualitas informasi meliputi informasi yang akurat,
informasi yang dapat dipercaya, informasi yang up to date,
informasi sesuai dengan topik bahasan, kemudahan informasi
untuk dimengerti, kedetailan informasi dan informasi yang
disajikan dalam format desain yang sesuai.
2. Kualitas interaksi
Kualitas interaksi meliputi kemampuan memberikan rasa
aman saat transaksi, memliki reputasi yang bagus, memudahkan
komunikasi, menciptakan perasaan emosional yang lebih personal,
memiliki kepercayaan dalam memberikan informasi pribadi,
mampu menciptakan komunitas yang spesifik, memberikan
keyakinan bahwa janji yang disampaikan akan ditepati.
3. Kualitas Usability
Kualitas usability meliputi kemudahan website untuk
dipelajari, kemudahan untuk dimengerti, kemudahan untuk
ditelusuri, kemudahan untuk digunakan, kemenarikan website,
interface yang menyenangkan, memiliki kompetensi yang baik
dan memberikan pengalaman baru yang menyenangkan.

23

24

Instrumen-instrumen

pada

webqual

4.0

adalah

pengembangan dari versi-versi pendahulunya, yaitu webqual 1.0,
webqual 2.0, dan webqual 3.0 serta penggabungan dan

penyesuaian

dari

servqual.

Adapun

instrumen-instrumen

penelitian yang digunakan dalam webqual 4.0 mengacu pada tabel
berikut. Tabel ini diambil dari jurnal Measuring Website quality
improvements: a case study of the forum on strategic management
knowledge exchange oleh Stuart J.Barnes and Richard Vidgen

(2003) berikut ini :

Tabel 2.1 Webqual Instrument
Category
1. Usability

2. Information Quality

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

3. Services Interaction

16.
17.
18.

Webqual 4.0 questions
I find the site easy to learn to operate
My interaction with the site is clear and
understandable
I find the site easy to navigate
I find the site easy to use
The site has an attractive appearance
The design is appropriate to the type of site
The site conveys a sense of competency
The site creates a positive experience for me
Provides accurate information
Provides believable information
Provides timely information
Provides relevant information
Provides easy to understand information
Provides information at the right level of
detail
Presents the information in an appropriate
format
Has a good reputation
It feels safe to complete transactions
My personal information feels secure
24

25
19. Creates a sense of personalization
20. Conveys a sense of community
21. Makes it easy to communicate with the
organization
22. I feel confident that goods/services will be
delivered aspromised

Sumber : Barnes dan Richard Vidgen (2003,p299)

2.1.3

Perilaku Konsumen

2.1.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Mengetahui perilaku konsumen sangatlah penting dalam
pemasaran, karena dengan mempelajari perilaku konsumen dapat
membantu perusahaan untuk melaksanakan semua kegiatan dalam
pemasaran, selain itu perusahaan juga dapat mengetahui
bagaimana cara memuaskan konsumen.
Kotler dan Keller (2009:166) mendefinisikan perilaku
konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok,
dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana
barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan mereka.
Sedangkan

perilaku

konsumen

menurut

Tjiptono

(2014:19) adalah perilaku konsumen merupakan tindakantindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha
memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa,
termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan-tindakan tersebut.

25

26

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
perilaku konsumen merupakan proses dimana setiap individu atau
kelompok menentukan persepsi mereka terhadap suatu produk
atau jasa, sebelum akhirnya menggunakan produk atau jasa
tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

2.1.3.2 Model Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tingkah laku dari konsumen,
dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan
jasa mereka. Fokus dari perilaku konsumen adalah bagaimana
individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya
mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Berikut ini gambar yang merupakan perilaku konsumen
menurut Kotler dan Armstrong

26

27

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen

Kotak Hitam Pembeli






Rangsangan
Pemasaran
Produk
Harga
Tempat
Promosi






Rangsangan
Lain
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya

Karakter
Pembeli





Budaya
Sosial
Pribadi
Psikologi

Proses Keputusan
Pembelian











Pengenalan
Masalah
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku Pasca
Pembelian

Sumber: Kotler dan Armstrong (2009:200)

Rangsangan pertama terdiri dari bauran pemasaran, yaitu
produk, harga, tempat, dan promosi. Rangsangan lain meliputi
kekuatan dan kejadian penting di lingkungan konsumen, seperti
ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Semua input tersebut
termasuk ke dalam kotak hitam pembeli, dimana input itu akan
diubah menjadi tanggapan pembeli yang dapat diobservasi, seperti
pilihan produk, pilihan merek, pilihan dealer , waktu pembelian,
dan jumlah pembelian.
Pemasar ingin memahami bagaimana rangsangan itu
diubah menjadi tanggapan dalam kotak hitam konsumen, yang
terdiri dari dua bagian, yaitu pertama adalah karakteristik pembeli
mempengaruhi bagaimana dia mempersiapkan dan bereaksi
27

28

terhadap rangsangan. Kedua, proses keputusan pembelian itu
sendiri mempengaruhi perilaku pembeli.

2.1.3.3

Faktor-faktor

yang

Mempengaruhi

Perilaku

Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2009 : 166) faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen adalah:

1. Faktor budaya
a. Budaya
Budaya adalah determinan dasar keinginan dan
perilaku seseorang. Perilaku manusia

sebagian

besarnya merupakan hasil proses belajar. Sewaktu
tumbuh dalam suatu masyarakat, seorang anak belajar
mengenai nilai persepsi, keinginan dan perilaku dasar
dari keluarga dan institusi penting lainnya.
b. Subbudaya
Setiap budaya terdiri dari sub-sub budaya yang lebih
kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi
yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Subbudaya
meliputi kebangsaan, agama, ras dan wilayah
geografis.

28

29

2. Faktor sosial
a. Kelompok referensi
Semua

kelompok

yang

mempunyai

pengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku orang tersebut.
b. Keluarga
Organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam

masyarakat

dan

anggota

keluarga

merepresentasikan kelompok referensi utama yang
paling berpengaruh.
c. Peran dan status
Orang memilih produk yang mencerminkan dan
mengkomunikasikan peran mereka serta status aktual
atau status yang diinginkan dalam masyarakat.

3. Faktor pribadi
a. Usia dan tahap siklus hidup
Selera kita dalam memilih makanan, pakaian, perabot
dan rekreasi sering berhubungan dengan usia kita.
Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga,
yaitu tahap-tahap yang dilalui oleh suatu keluarga
hingga menjadi matang.
b. Pekerjaan dan keadaan ekonomi
Pekerjaan

juga

mempengaruhi

pola

konsumsi

seseorang, dan pilihan produk sangat dipengaruhi
oleh keadaan ekonomi: penghasilan yang dapat
29

30

dibelanjakan, tabungan dan asset, utang, kekuatan
pinjaman dan sikap terhadap pengeluaran dan
tabungan
c. Kepribadian dan konsep diri
Setiap orang mempunyai karakteristik pribadi yang
mempengaruhi

perilaku

pembeliannya.

Yang

dimaksud dengan kepribadian adalah sekumpulan
sifat psikologis manusia yang menyebabkan respons
yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap
rangsangan lingkungan. Dasar konsep diri adalah
kepemilikan seseorang dapat menyumbang dan
mencerminkan ke identitas diri mereka.
d. Gaya hidup dan nilai
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia
yang

tercermin

dalam

kegiatan,

minat

dan

pendapat.Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh
nilai inti, sistem kepercayaan yang mendasari sikap
dan perilaku. Nilai inti lebih dalam daripada sikap
menentukan pilihan dan keinginan seseorang pada
tingkat dasar dalam jangka panjang.

4. Faktor psikologi
a. Motivasi
Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu
meningkat sampai tingkat intensitas yang cukup
sehingga mendorong kita bertindak.
30

31

b. Persepsi
Proses di mana kita memilih, mengatur dan
menerjemahkan

masukan

informasi

untuk

menciptakan gambaran dunia yang berarti.
c. Pembelajaran
Pembelajaran mendorong perubahan dalam perilaku
kita yang timbul dari pengalaman.
d. Memori
Memori merupakan suatu proses yang sangat
konstruktif, karena kita tidak mengingat informasi
dan

kejadian

secara

lengkap

dan

akurat.

Pemrograman memori menggambarkan bagaimana
dan

di

mana

informasi

masuk

ke

dalam

memori.Secara umum, semakin banyak perhatian
yang kita berikan pada arti informasi sepanjang
pemrograman, semakin kuat asosiasi dalam memori
yang dihasilkan.

2.1.4

Niat Beli ( Niat Melanjutkan Study)
Menurut Mowen dan Miror (2007 : 43) niat beli adalah

penentuan dari pembeli untuk melakukan suatu tindakan seperti
membeli suatu produk atau jasa. Niat itu sendiri merupakan
gabungan dari kepercayaan dari sikap konsumen terhadap produk
atau jasa.

31

32

Sikap merupakan konsep paling penting dalam studi
perilaku konsumen, karena dengan mengetahui sikap konsumen
terhadap suatu produk maka perusahaan dapat menerapkan strategi
untuk mempengaruhi sikap konsumen dan diharapkan dapat
mempengaruhi sikap konsumen dalam membeli suatu produk.
Sikap konsumen terhadap suatu objek sikap (attitude
object) pada dasarnya terbentuk dari interaksi komponen-

komponen yang berurutan. Schiffman & Kanuk (2007 : 239)
berdasarkan tri component attitude model, berpendapat bahwa
sikap terdiri atas tiga komponen utama, yaitu : Kognitif (cognitive
component), Efektif (effective component), dan Konatif (conative
component) yang saling berhubungan satu sama lain.

Menurut Shicffman & Kanuk (2007) dalam Sofyan, dkk
(2011 : II-49), niat beli merupakan komponen ketiga dari tiga
komponen sikap yang berhubungan dengan atau kecenderungan
seseorang akan melakukan tindakan tertentu terhadap objek.
Ketiga komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1) Komponen Kognitif
Komponen kognitif dari suatu sikap konsumen adalah
berwujud suatu kepercayaan konsumen mengenai adanya
atribut-atribut yang dimiliki produk pemasar. Komponen
ini mencakup unsur kognisi dari seseorang berupa
pengetahuan dan persepsi berdasarkan hasil perpaduan
antara pengalaman langsung tentang objek perilaku atau

32

33

informasi yang berkaitan dengan objek perilaku atau
informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.
Definisi kognitif menurut Schiffman & Kanuk (2207 :
239), “Cognitive is component is the knowledge and
perceptions that are acquired by a combination of direct
experience

with

the

attitude

object

and

related

information from various sources.” Komponen inilah yang

memberikan pengertian mengenai sikap yang dikaitkan
erat dengan proses pembelajaran dan persepsi, sebagai
fungsi psikologis konsumen.
2) Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan perilaku yang melibatkan
emosi dan perasaan seseorang atas akibat dari komponen
kognitif. Hasil perasaan atau emosi yang muncul tersebut
dapat berbentuk reaksi positif atau reaksi negatif.
Schiffman & Kanuk (2007 : 240) berpendapat bahwa
komponen afektif dari suatu sikap konsumen adalah emosi
atau perasaan konsumen terhadap produk atau merk
tertentu. Sifat dari komponen afektif adalah evaluatif,
yang artinya merupakan penilaian langsung dan global
mengenai objek sikap untuk membedakannya dari
kognitif, afektif merupakan respon perasaan.
3) Komponen Konatif
Komponen yang terkait dengan kemungkinan atau
kecenderungan yang akan dilakukan individu untuk
33

34

mewujudkan suatu aksi atau perilaku tertentu terhadap
objek. Komponen konatif dalam pemasaran sering kali
disamakan dengan ungkapan niat untuk membeli dari
konsumen.
Definisi konatif menurut Schiffman & Kanuk (2007 : 240)
: “Conative component is the likelyhood or tendency that
an individual will undertake a specific action or behave in

a particulary way with regard to the attitude object.”.
Komponen niat untuk membeli sebagai niat untuk
berperilaku (behavioral intention) dapat menjadi suatu
ramalan akan terjadinya pembelian oleh konsumen, akan
tetapi tapatnya pengukuran komponen konatif konsumen
adalah pada saat konsumen akan melakukan pembelian.
Menurut Kotler dan Keller (2009:237), tidak ada proses
evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen
atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Penilaian
konsumen yang didasarkan pada informasi yang tidak lengkap,
mengakibatkan persepsi nilai dari suatu produk bertindak sebagai
sinyal positif yang akan mempengaruhi niat beli. Hal ini berarti
bahwa semakin tinggi persepsi nilai bagi konsumen, semakin
tinggi pula niat beli. Selain persepsi nilai, konsumen juga
melakukan penilaian mengenai risiko (persepsi risiko) akan suatu
produk yang mempengaruhi niat beli.(Niat melanjutkan study).

34

35

2.2 Hubungan Antar Variabel
2.2.1 Hubungan Kualitas Website (X) dengan Minat Beli
(Melanjutkan Study) (Y)
Pada penelitian yang dilakukan Madharavan dan Laverie
(2004), website effectiveness atau elemen-elemen kualitas dapat
mempengaruhi perilaku pembelian, kualitas dari suatu website
dapat meningkatkan kepuasan dan mendorong pengguna untuk
melakukan pembelian. Penelitian ini didukung oleh penelitian
yang berjudul website costumer orientations, website quality, and
purchase intentions: the role of website personality yang

menghasilkan temuan bahwa kualitas dari website berpengaruh
signifikan terhadap purchase intention (Poddar et al, 2008).

2.3 Penelitian Terdahulu
Penyusunan penelitian ini didukung dengan studi literature
berkaitan, diantaranya merupakan hasil studi penelitian dari
penelitian terhadulu mengenai kualitas produk, harga, promosi,
dan kepercayaan terhadap proses keputusan pembelian. Analisis
penelitian terhadulu dipaparkan pada tabel berikut ini:

35

36

Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No.
1

Peneliti

Judul

Variabel

Hasil

Randy
Yuliandi,
Adhi
Prasetyo
(2012)

PENGARUH
KUALITAS
WEBSITE
TERHADAP
MINAT BELI
PRODUK
JABEN
BANDUNG

1. X1 Kualitas
Website
2. Y = Minat
Beli

Penelitian ini
menggunakan metode
penelitian deskriptif
dan kausal.
Pengambilan sampel
penelitian dilakukan
dengan metode non
probability sampling
yaitu
purposive sampling
dengan jumlah
responden sebanyak
105 responden.
Kemudian untuk
analisis
digunakan analisis
deskriptif dan analisis
regresi berganda.
Tanggapan responden
mengenai
kualitas informasi
website Jaben
Bandung adalah
Baik, yaitu sebesar
74,90%. Tedapat 2
variabel
bebas yang
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap minat beli,
yaitu variabel kualitas
interaksi dan usability
sedangkan untuk
variabel kualitas
informasi
berpengaruh negatif
36

37
dan
tidak signifikan.
2

Stefanie
Dwi
Puspita,
Slamet
Mulyana,
Funny
Mustika
Sari Elita
(2012)

Pengaruh
Penggunaan
Website
terhadap
keputusan
pembelian (
Study kasus
KORZ online
)

X1 =
Intensitas
Penggunaan
X2 = Isi Pesan
X3 =
Tampilan
Y=
Keputusan
Pembelian

1. Terdapat pengaruh
yang signifikan
antara intensitas
penggunaan website
www.korz.co.id
terhadap keputusan
pembelian member
korz online, dimana
pengaruh tersebut
pengaruh yang
positif. Hal ini
terlihat dari nilai
koefisien jalur yang
bertanda positif
2. Terdapat pengaruh
yang signifikan
antara isi pesan
website
www.korz.co.id
terhadap keputusan
pembelian member
korz online, dimana
pengaruh tersebut
tetap termasuk
pengaruh yang positif
meskipun dengan
ukuran yang relative
kecil. Dengan
demikian semakin isi
pesan lengkap,
beragam, dan dapat
dipercaya maka
semakin tinggi pula
keputusan pembelian
korz online.

37

38
3

2.4

ALFINA
TARNIS
A PUTRI
( 2016 )

PENGARUH
KUALITAS
WEBSITE
TERHADAP
NIAT
PEMESANA
N ONLINE
YANG
DIMEDIASI
OLEH
KEPERCAYA
AN AWAL
(Studi pada
Website Hotel
Solo Tiara di
Surakarta)

X = Kualitas
Website
Y=
Kepercayaan
Awal
Z = Niat
Pemesanan

Hasil pengujian
menunjukan bahwa
kualitas website
berpengaruh terhadap
kepercayaan awal.
Kepercayaan awal
berpengaruh terhadap
niat pembelian
online. Kualitas
wesbsite berpengaruh
terhadap niat
pembelian online.
Kepercayaan awal
memediasi hubungan
antara kualitas
website dan niat
pembelian online.

Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah dasar pemikira dari penelitian

yag disintesiskan dari fakta fakta, observasi dan telah kepustakaan
(Riduwan, 2007, p25).

Kualitas Website (X) :
 Usability
 Services
Interaction
 Information
Quality

Niat Beli
(Niat Melanjutkan Study)
(Y)
 Pencarian
Informasi Lanjut
 Kemauan Untuk
Memahami
Produk/Program
Study
 Kunjungan ke
Universitas

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
38

39

2.5

Hipotesis
Hipotesis 1.

Kualitas website di Program
Magister

Manajemen

Pascasarjana

Sekolah

Universitas

Widyatama sudah baik.
Hipotesis 2.

Niat

mahasiswa

untuk

melanjutkan studi di Sekolah
Pascasarjana

Universitas

Widyatama tinggi.
Hipotesis 3.

Kualitas website di Program
Magister

Manajemen Sekolah

Pascasarjana

Universitas

Widyatama berpengaruh positif
terhadap niat mahasiswa untuk
melanjutkan studi

di Sekolah

Pascasarjana

Universitas

Widyatama tinggi.

39