RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARA (1)

KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
FAKULTAS USHULUDDIN
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKS)
PROGRAM STUDI
MATAKULIAH
BOBOT SKS
SEMESTER
DOSEN PENGAMPU

:
:
:
:
:

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
ULUMUL HADIS II
2 SKS
II
Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag.


I. Deskripsi Matakuliah
Ilmu hadis merupakan khazanah klasik warisan intelektual muslim pada masa keemasan Islam. Mempelajari ilmu hadis
membutuhkan ketekunan mengingat kompleksitas ilmu ini sebagai sebuah disiplin keilmuan Islam yang telah ajeg. Keajegan
ilmu hadis dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Pertama, ilmu hadis mencakup sistem keilmuan yang sistemis dan
sistematis. Kedua, ilmu hadis meliputi perangkat metodologi pengkajian-pengkajian hadis. Ketiga, ilmu hadis mempunyai
kompleksitas bahasan-bahasan yang mendalam, komprehensif dan integral sebagai sebuah disiplin keilmuan. Mengingat
demikian kompleksnya, jelaslah bahwa ketekunan amat dibutuhkan dalam mempelajari ilmu warisan khazanah klasik yang
telah ajeg ini.
Selain dipahami sebagai sebuah disiplin ilmu yang telah ajeg sejak di masa klasik Islam, pada kenyataannya ilmu hadis
terus mengalami perkembangan hingga di masa sekarang ini. Ilmu hadis terus berkembang dalam aspek perangkat
metodologi dan pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam kajian hadis. Kenyataan ini tentu saja menambah
pembahasan ilmu hadis semakin kompleks yang membutuhkan ekstra ketekunan dalam mempelajarinya. Ketekunan saja
tidak cukup, mempelajari ilmu hadis butuh ketekunan yang ekstra. Studi ilmu hadis hanya menghasilkan pemahaman yang
setengah-setengah tanpa ketekunan yang serius itu.
Usaha mempelajari ilmu hadis tidak perlu berpretensi untuk menguasai keseluruhannya. Hal paling penting adalah
menyiapkan cara pandang (paradigma) dalam memahami ilmu hadis ini. Suatu paradigma yang mendudukan ilmu hadis
sebagai konstruk keilmuan yang ajeg, disiplin, mandiri, idependen, dan otonom. Karena keajegannya maka disiplin ilmu hadis
bersifat mandiri dan atau otonom di samping ilmu-ilmu keislaman lain. Kenyataannya, ilmu hadis sering kali dipahami sebagai
sebuah konstruks keilmuan yang tidak dapat dipisahkan dengan ilmu fiqih. Ilmu hadis dipahami sebagai ilmu yang amat


1

melekat dengan ilmu fiqih. Seharusnya, suatu ilmu didudukan secara independen dan dipelajari dengan tuntas, meskipun
suatu ilmu tentu saja pasti harus memiliki keterkaitan dengan ilmu-ilmu lainya yang serumpun.
Belajar ilmu hadis berarti memosisikan hadis sebagai subjek ilmu. Setiap memosisikan suatu subjek selalu
membutuhkan kerangka metodologi dan pendekatan-pendekatan yang relevan. Tujuan positioning suatu subjek dimaksudkan
untuk memperoleh pengetahuan yang utuh tentang subjek itu. Hingga subjek tersebut kemudian menunjukan kediriannya
yang berimplikasi menghasilkan pengetahuan bagi yang mempelajarinya. Berdasarkan kajian terhadap hadis maka
melahirkan ilmu tentang hadis. Kajian terhadap hadis membutuhkan suatu kerangka metodologi dalam rangka menentukan
tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Dalam menetapkan tujuan-tujuan kajian hadis tersebut digunakan pendekatanpendekatan yang relevan. Dengan demikian, pengetahuan tentang hadis diperoleh dengan independen dalam konstruksi ilmu
hadis.
II. Capaian Pembelajaran Matakuliah
a. Sikap
Pembelajaran ini diarahkan agar mahasiswa menyikapi hadis sebagai subjek kajian. Artinya, hadis harus diposisikan
sebagai subjek kajian. Sikap memosisikan hadis, tepatnya matan hadis, sebagai subjek kajian harus menjadi sebuah
kesadaran awal. Hal ini penting dalam menegaskan konsentrasi dan fokus. Selanjutnya, pemosisian matan hadis
sebagai subjek kajian membutuhkan perangkat metodologi yang penerapannya menuntut ketekunan. Dengan
demikian, sikap memosisikan matan hadis sebagai subjek kajian membutuhkan konsentasi, fokus dan tekun. Bahkan,
pembelajaran ilmu hadis dengan pola memosisikan hadis sebagai subjek kajian akan menuntut ketekunan yang ekstra.

b. Pengetahuan
Pembelajaran ilmu hadis, yang dalam hal ini khusus tentang matan, ditargetkan untuk mencapai beberapa
pengetahuan mendasar. Pertama, pengetahuan tentang perangkat metodologi yang digunakan dalam kajian hadis dan
kajian matan hadis secara khusus. Kedua, pengetahuan tentang pendekatan-pendekatan yang relevan dalam kajian
matan hadis. Ketiga, pengetahuan yang utuh tentang matan hadis berdasarkan perangkat metodologi dan pendekatanpendekatan yang digunakan dalam kajian matan hadis.
c. Keterampilan
Keterampilan yang ingin dicapai dalam pembelajaran ilmu hadis terutama mahasiswa mampu dan mempunyai skill
dalam melakukan kajian matan berdasarkan perangkat metodologi ilmu hadis dengan menggunakan pendekatanpendekatan yang relevan. Sedangkan secara teknis mahasiswa dituntut mempunyai keterampilan dalam beberapa hal:
1) Mampu mengeluarkan matan hadis dari kitab-kitab hadis secara tematis; 2) Mampu menganalisis kedudukan hadis
dalam kualifikasi maqbul ma’mul bih; 3) Mampu melakukan kajian matan hadis dengan menggunakan berbagai
perspektif; dan 4) Mampu menarik makan sebagai kesimpulan kajian matan.

2

Ming
gu

1

2


3

Kemampuan Akhir
1.
Kesiapan pembelajaran;
2.
Mahasiswa mengerti
kontrak belajar terkait
kehadiran, metode
perkuliahan, tugas-tugas,
UTS dan UAS;
3.
Kesepakatan dan
komitmen.
1.
Mahasiswa mengerti
matan hadis sebagai subjek
pembahasan atau kajian ilmu
hadis di samping sanad

hadis;
2.
Mahasiswa mengetahui
jenis-jenis kitab hadis tempat
sebaran matan;
3.
Mahasiswa mengetahui
perbedaan teks Al-Qur’an
dan Hadis.
1.
Mahasiswa mengerti
perbedaan subjek kajian
sanad dan matan;
2.
Mahasiswa memahami
kajian matan sebagai bentuk
kritik matan dalam tradisi
ilmu hadis;
3.
Mahasiswa mengetahui

fungsi dan urgensi kajian

Materi Pembelajaran

Introduction: Kontrak belajar

Matan hadis:
1.
Esensi matan (teks hadis);
2.
Bentuk matan;
3.
Matan dan kitab-kitab hadis;
4.
Matan: Subjek kajian ilmu
hadis;
5.
Teks: Al-Qur’an dan AlHadis.
Subjek kajian matan:
1.

Subjek kajian ilmu hadis:
sanad-matan; dan otentisitaskontekstualitas;
2.
Kajian atau kritik matan:
Lanjutan tradisi kritik sanad
(naqd al-hadis).
3.
Fungsi dan urgensi atau
signifikansi kritik matan hadis.
3

Meto
de

Kontra
k

Resolu
si


Resolu
si

Wakt
u

90

90

90

Kriteria Penilaian
(Indikator)
1.
Absensi;
2.
Silabi;
3.
Rencana

materi
pembelajaran.
1.Mahasiswa
menyiapkan
literatur;
2.Mahasiswa
meyiapkan catatan;
3.Mahasiswa
menyiapkan
pertanyaan;
4.Mahasiswa
mendiskusikan
materi.
1. Mahasiswa
menyiapkan
literatur;
2. Mahasiswa
meyiapkan
catatan;
3. Mahasiswa

menyiapkan
pertanyaan;

Bob
ot

5

5

5

4. Mahasiswa
mendiskusikan
materi.

atau kritik matan.

4


5

1.
Mahasiswa memahami
berbagai kategori matan
dalam perspektif ilmu hadis;
2.
Mahasiswa mengerti
perbedaan kesahihan hadis
antara sanad dan matan; dan
3.
Mahasiswa mengerti
syarat-syarat kesahihan
matan hadis;
4.
Mahasiswa mengetahui
dhaif matan.

1.Mahasiswa mengerti selukbeluk (asal-usul)
pembentukan ilmu matan
hadis;
2.Mahasiswa memahami
perbedaan pandangan hadis
antara muhaditsin dan ahli
fiqih;
3.Mahasiswa mengetahui
perkembangan ilmu matan
hadis sejak pembentukan,
pertumbuhan hingga

Matan dalam perspektif ilmu
hadis:
1.
Hadis ditinjau dari bentuk
matan: Qauli, Fi’li, Taqriri, dan
Hammi;
2.
Matan hadis ditinjau dari
penyandaran (idhafah): Marfu,
Mawquf, Maqtu dan Maudhu.
3.
Tanda bentuk penyandaran
matan, seperti: marfu qauli
haqiqi (eksplisit) atau marfu
qauli hukmi (implisit);
4.
Kaidah otentisitas
(kesahihan) matan hadis: Marfu;
Tidak janggal (syadz); dan Tidak
cacat (illat) karena sisipan,
pengurangan dan perubahan;
5.
Dhaif matan: Gharib,
Mudraj, Ziyadah, Mudhtarib,
Maqlub, Mushahhaf, Muharraf.
Sejarah perkembangan ilmu
matan hadis:
1.
Asal-usul dirayah matan:
Justifikasi Islam di samping AlQur’an;
2.
Geneologi kajian matan
dalam khazanah Islam:
Strukturalis, formalis dan
substansialis;
3.
Matan hadis dalam
pandangan muhaditsin (:
khazanah ilmu keislaman) dan
4

Resolu
si

Resolu
si

90

90

1. Mahasiswa
menyiapkan
literatur;
2. Mahasiswa
meyiapkan
catatan;
3. Mahasiswa
menyiapkan
pertanyaan;
4. Mahasiswa
mendiskusikan
materi.

1.
Mahasiswa
menyiapkan
literatur;
2.
Mahasiswa
meyiapkan catatan;
3.
Mahasiswa
menyiapkan
pertanyaan;
4.
Mahasiswa
mendiskusikan
materi.

5

5

tebentuknya cabang-cabang
ilmu matan hadis.

6

1. Mahasiswa mengetahui
cabang-cabang ilmu matan
hadis;
2. Mahasiswa memahami
sistem ilmu dan kerangka
metodologi ilmu matan
hadis;
3. Mahasiswa mengerti subjek
formal, epistemologi
(kerangka konseptual) dan
aksiologi ilmu-ilmu matan
hadis.

ahli fiqih (: sumber justifikasi
hukum Islam);
4.
Peletak dasar ilmu matan
hadis: Konvergensi muhaditsfuqaha;
5.
Studi matan hadis dalam
struktur ilmu hadis dan studi
matan hadis dalam struktur ilmu
fiqih;
6.
Perkembangan cabangcabang ilmu matan hadis: antara
kontribusi ilmu fiqih dan ilmu
hadis;
7.
Matan dalam kajian-kajian
mutakhir: Pergeseran lafadz ke
makna.
Metodologi ilmu matan hadis:
1.
Ilmu Gharib al-Hadis: antara
sanad dan matan;
2.
Ilmu Musykilat al-Hadis:
antara mufradat dan struktur
kalimat;
3.
Ilmu Ilal al-Hadis: Faktorfaktor dan indikator;
4.
Ilmu al-Naskh fi al-Hadis:
Faktor-faktor dan contoh-contoh
kasus;
5.
Ilmu Asbab Wurud al-Hadis
(“nilai etis”): Perbedaan dan
persamaannya dengan sebab
nuzul Al-Qur’an (“nilai moral);
6.
Ilmu Tawarikh al-Mutun:
Historisitas nilai-nilai etis budaya
muslim;
7.
Ilmu Ma’ani al-Hadits:
5

Resolu
si

90

1.
Mahasiswa
menyiapkan
literatur;
2.
Mahasiswa
meyiapkan catatan;
3.
Mahasiswa
menyiapkan
pertanyaan;
4.
Mahasiswa
mendiskusikan
materi.

5

7

1. Mahasiswa mengerti
signifikansi kritik matan
hadis;
2. Mahasiswa mengetahui
metode-metode kritik
matan hadis;
3. Mahasiswa memahami
model-model kajian matan
hadis dengan menggunakan
berbagai pendekatan atau
perspektif;
4. Mahasiswa mampu latihan
melakukan kritik matan
hadis dengan metode dan
pendekatan tertentu.

Tekstual dan kontekstual;
8.
Ilmu Mukhtalaf al-Hadis:
antara tanaqud (berbeda) dan
ta’arud (berlawanan);
9.
Ilmu Muhkam al-Hadis:
Maqbul ma’mul bih tidak
mutasyabihat.
Metode-metode kritik matan
hadis dan problematika
tafhim:
1.
Metode tematik (maudui):
a) Penelusuran: teks hadis yang
sejenis melalui kitab al-Jami’ alShagir (al-Sayuti) pada lafadz
awal; lafadz tengah atau akhir
melalui al-mu’jam al-Mufahras
(A.J. Winksink); aplikasi teknologi
digitlal Kitab 9 Imam Hadis; b)
Mufradat dan maksud lafadz;
dan d) Kandungan (hukum dan
hikmah);
2.
Metode interkoneksiintertektualitas (munasabah,
kesesuaian makna) dan sebab
wurud (makna tekstual dan
makna kontekstual);
3.
I’tibar: a) I’tibar diwan; b)
I’tibar syarah; dan I’tibar fan;
4.
Kaidah Tathbiq (Ta’amul):
Maqbul ma’mul bih dan maqbul
ghair ma’mul bih;
5.
Kaidah ma’mul bih dan
ghair ma’mul bih: a) Muhkam
dan mutasyabih; b) Tanaqud
atau ta’arud (Jam’i atau
6

Resolu
si

90

1. Mahasiswa
menyiapkan
literatur;
2. Mahasiswa
meyiapkan
catatan;
3. Mahasiswa
menyiapkan
pertanyaan;
4. Mahasiswa
mendiskusikan
materi.

5

kompromi, Tarjih, Nasakh, dan
Tawakuf);
6.
Natijah I’tibar: Maqbul
ma’mul bih (muhkam, mukhtalif,
rajih, dan nasikh); dan Makbul
ghair ma’mul bih (mutasyabih,
marjuh, mansukh, dan
mutawaqqaf fih).

8

9

1.Mahasiswa mampu
menghimpun metodemetode kritik matan hadis;
2.Mahasiswa mampu
menghimpun berbagai
perspektif dalam kritik
matan hadis;
3.Mahasiswa mampu
menghimpun model-model
kritik matan hadis.

1.
Mahasiswa mengerti
konsep tentang hadis
bergantung perspektif yang
digunakan;
2.
Mahasiswa memahami
kajian-kajian hadis dengan
menggunakan perspektif
ilmu-ilmu tertentu dalam
perkembangan modern;

Ujian tengah semester (UTS):
Resume buku-buku literatur terkait
kerangka metodologi kritik matan
hadis dan pendekatan-pendekatan
kiritik (studi) matan hadis.

Kajian matan hadis dalam
perkembangan era modern:
1.
Matan hadis tinjauan ilmu
kebahasaan: Jawami’ al-Kalim;
Tamsil; Simbolik; Dialogis; dan
Analogi.
2.
Penyampaian dan
penerimaan matan hadis (sistem
riwayah: tahamul wa al-ada)
tinjauan ilmu budaya (culture
studies): Internalisasi
(Naql/Tahamul); Objektivasi7

Take
Home

Resolu
si

1
Mingg
u

90

1.
Mahasiswa
dibagi kelompok
sesuai kebutuhan;
2.
Format dan
sistematika paper
ditentukan
kemudian;
3.
Paper print out
dikolektif oleh
kosma: pont time
new roman, spasi
1.5, margin 3:3:2:2,
minimal 10
halaman, kertas
HVS A-4.
1. Mahasiswa
menyiapkan
literatur;
2. Mahasiswa
meyiapkan
catatan;
3. Mahasiswa
menyiapkan
pertanyaan;
4. Mahasiswa
mendiskusikan
materi.

5

5

subjektivasi (Dhabtun); dan
Eksternalisasi (Tahrir), lisan (alada) atau tulisan;
3.
Substansi matan hadis
tinjauan sains.

10

11

12

1.
Mahasiswa memahami
kerapuhan modernisme;
2.
Mahasiswa mengerti
pergeseran perspektif dari
formal ke substantif;
3.
Mahasiswa mengerti
minimnya kajian sanad
dibanding kajian matan.

1.
Mahasiswa mengerti
arus utama pemikiran
kontemporer;
2.
Mahasiswa mengetahui
issu-issu kontemporer;
3.
Mahasiswa memahami
kajian-kajian kontemporer
berdasarkan perspektif
hadis.
1.
Mahasiswa mengerti
kenabian dan kerasulan
Muhammad Saw.;
2.
Mahasiswa mengerti
hierarki firman dan sabda;
3.
Mahasiswa mengerti

Kajian matan hadis perspektif
post-modern:
1.
Matan hadis tinjauan
analisis wacana: Teks populer
dan teks soliter;
2.
Matan hadis tinjauan
metode transformasi;
3.
Matan hadis tinjauan ilmu
tanda (semiotika).
Konstruksi hadis dalam nalar
Arab, nalar modern dan nalar
kontemporer:
1.
Hadis dalam nalar Arab
klasik: Arabisme-formalisme
(bayaniah);
2.
Pengaruh nalar hadis
terhadap nalar positivisme
modern;
3.
Hadis dalam nalar
kontemporer: Nilai, Makna dan
Moral.
Matan hadis tinjauan sufistik:
1.
Posisi dan fungsi Nabi Saw.;
2.
Perspektif sufi tentang AlQur’an, hadis qudsi dan sunnah;
3.
Perspektif sufi tentang
kemurnian risalah Nabi Saw.;
8

Resolu
si

90

Resolu
si

90

Resolu
si

90

1. Mahasiswa
menyiapkan
literatur;
2. Mahasiswa
meyiapkan
catatan;
3. Mahasiswa
menyiapkan
pertanyaan;
4. Mahasiswa
mendiskusikan
materi.
1. Mahasiswa
menyiapkan
literatur;
2. Mahasiswa
meyiapkan
catatan;
3. Mahasiswa
menyiapkan
pertanyaan;
4. Mahasiswa
mendiskusikan
materi.
1. Mahasiswa
menyiapkan
literatur;
2. Mahasiswa
meyiapkan
catatan;

5

5

5

misi spiritualitas Nabi Saw.

4.
Hadis-hadis sufistik: amal
dan keutamaan.

13

1.
Mahasiswa mengerti
persamaan dan perbedaan
antara hadis dan sunnah;
2.
Mahasiswa mampu
memahami sunnah sebagai
tafsir transformatif Nabi Saw.
atas kalam Allah bagi
peradaban muslim;
3.
Mahasiswa mengerti
sunnah sebagai living values
muslim;

Sekali lagi tentang hadis dan
sunnah:
1.
Teori bahasa: Kemutlakan
dan kemahlukan;
2.
Arabisme-formalisme dan
kulturalisme;
3.
Bayan Al-Qur’an: Deduktif
dan induktif.

Resolu
si

90

14

1.
Mahasiswa mengetahui
berbagai kerangka
metodologi orientalisme
dalam kritik hadis;
2.
Mahasiswa mengerti
aspek objektifitas dan
subjektifitas dalam
memahami kajian orientalis
atas hadis.

Hadis dan Keruntuhan
Orientalisme:
1.
Pengertian orientalisme;
2.
Orientalis era modernisme
dan postmodernisme.
3.
Kajian orientalis atas hadis;
4.
Keruntuhan orientalisme.

Resolu
si

90

1.
Mahasiswa mengerti
hadis sebagai bayan AlQur’an;
2.
Mahasiswa mengetahui
fungsi-fungsi bayan hadis

Hadis dan model-model bayan
Al-Qur’an: Taqrir, Tabdil, Tawdih,
Tafsil, Basti, Takhsis, Ta’yin,
Nasakh, Ta’kid, Tafsir, Tasyri, dan
Taqyid.

15

9

Resolu
si

90

3. Mahasiswa
menyiapkan
pertanyaan;
4. Mahasiswa
mendiskusikan
materi.
1. Mahasiswa
menyiapkan
literatur;
2. Mahasiswa
meyiapkan
catatan;
3. Mahasiswa
menyiapkan
pertanyaan;
4. Mahasiswa
mendiskusikan
materi.
1. Mahasiswa
menyiapkan
literatur;
2. Mahasiswa
meyiapkan
catatan;
3. Mahasiswa
menyiapkan
pertanyaan;
4. Mahasiswa
mendiskusikan
materi.
1. Mahasiswa
menyiapkan
literatur;
2. Mahasiswa
meyiapkan

5

5

5

terhadap Al-Qur’an.

16

1.Mahasiswa mampu
membuat artikel kritik matan
hadis;
2.Mahasiswa mampu
mengangkat issu-issu
kontemporer berbasis kritik
matan hadis; dan
3.Mahasiswa mampu
menggunakan perspektif
tertentu yang relevan dalam
kritik matan hadis.

Ujian Akhir Semester (UAS):
Pembuatan artikel kritik matan
hadis terkait issu-issu kontemporer
dengan menggunakan berbagai
perspektif (pendekatan).

Take
Home

3 Hari

catatan;
3. Mahasiswa
menyiapkan
pertanyaan;
4. Mahasiswa
mendiskusikan
materi.
1.Isi artikel kritik
matan hadis
bersifat original dan
individual;
2.Format dan
sistematika serta
teknis pembuatan
artikel ditentukan
kemudian; dan
3.Materi artikel
dikirim via email
dan print out
dikolektif oleh
kosma: pont time
new roman, 1
spasi, margin
3:3:2:2, minimal
6.000 karakter,
kertas HVS A-4.

Bandung, 25 Januari 2016
Dosen Pengampu,

Mengetahui
Ketua Jurusan,

Dr. Ali Masrur, M.Ag

Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag.
10

20

NIP. 197304092000031001

NIP. 197108271998031007

11