JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS

STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA ELEKTRONIKA PADA MADRASAH DINIYAH PONDOK PESANTREN AN-NUR II BULULAWANG-MALANG SKRIPSI OLEH;

Badrut Tamami 05110181 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

April, 2009 April, 2009

STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA ELEKTRONIKA PADA MADRASAH DINIYAH PONDOK PESANTREN AN-NUR II BULULAWANG-MALANG SKRIPSI OLEH;

Badrut Tamami 05110181

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG April, 2009 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG April, 2009

HALAMAN PERSETUJUAN STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA ELEKTRONIKA PADA MADRASAH DINIYAH PONDOK PESANTREN AN-NUR II BULULAWANG-MALANG OLEH: BADRUT TAMAMI NIM :05110181

Telah Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing

Dra. Hj. Siti Annijat, M.Pd NIP. 131121923

Tanggal, 30 Maret 2009

Mengetahui Ketua Jurusan

Drs. Moh. Padil, S.Ag

NIP : 150 267 235 NIP : 150 267 235

HALAMAN PENGESAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA ELEKTRONIKA PADA MADRASAH DINIYAH PONDOK PESANTREN AN-NUR II BULULAWANG-MALANG SKRIPSI OLEH: BADRUT TAMAMI NIM :05110181

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi Dengan Nilai: B Dan telah dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

Tanggal 13 April 2009

Susunan Penguji (Tanda Tangan)

1. Dr. Nur Ali, M.Pd NIP. 150 289 265

(Penguji Utama)

2. Abdul Azis, M.Pd NIP. 150 302 564

(Sekretaris)

Dra. Hj. Siti Annijat, M.Pd

) NIP. 131121923 (Pembimbing/Ketua Sidang)

Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

Prof, Dr. H.M. Djunaidi Ghony NIP : 150042031

PERSEMBAHAN

? Karya ini merupakan sebuah wujud baktiku kepada Kedua Orang Tuaku tersayang dan Kakakku yang telah membesarkan dan mendidikku sehingga menjadi orang yang berguna dan berpendidikan.

? Kepada para Guru dan Dosen yang dengan sabar Membimbing dan mendidikku serta Saudara-saudaraku Keluarga Besar Seni Religius yang telah banyak memberikan Motivasi dan Pengalaman yang barharga

SEMOGA HARI ESOK LEBIH BAIK DARI HARI SEKARANG

Amiiiin.......,

vi

MOTTO

? ???? ?? ????? ??? ???? ?? ?? ?? ???? ? ???? ??????? ????? ????? ??? ???? ?? ??????? ??????? ????????? ?? ?????? ???????? "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah

pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." (QS:Al- Baqoroh: 250)

Kesabaran adalah kunci utama seseorang dalam menjalani kehidupan, karena dengan kesabaran seseorang akan menemukan hikmah di balik sesuatu yang sifatnya suka maupun duka, dan dengan kesabaran kita akan mendapatkan banyak keuntungan dan seorang sahabat.

Sedangkan pendirian yang kokoh akan membuat seesorang tidak akan mudah terombang-ambing dan terpengaruh oleh segala sesuatu yang akan menjerumuskan kita ke dalam hal-hal yang negatife dan merugikan, baik diri sendiri maupun orang lain.

vii

Dra. Hj. Siti Annijat, Maimunah ,M.Pd Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING Malang, 13 April 2009

Hal : Skripsi Badrut Tamami Lamp

: 5 (Lima) Eksemplar

Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Di

Malang

Assalamu`alaikum Wr.Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun tekhnik penulisan, dan setelah membaca skripsi tersebut di bawah ini : Nama

: Badrut Tamami NIM

: 05110181 Jurusan

: Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi : Strategi Pembelajaran Dengan Media Elektronik Pada Madrasah Diniyah Dipondok Pesantren An-Nur II Bululawang-Malang

Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa Skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk di ujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamu`alaikum Wr.Wb.

Pembimbing,

Dra. Hj. Siti Annijat, M.Pd

NIP. 131121923 NIP. 131121923

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Badrut Tamami

Ketawang Gede, Kerto Raharjo

Menyatakan bahwa Skripsi yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Fakultas Tarbiyah UIN Malang yang berjudul:

“ Strategi Pembelajaran Dengan Media Elektronik Pada Madrasah Diniyah Di Pondok Pesantren An-Nur II Bululawang-Malang”

adalah hasil karya saya sendiri dan bukan “replikasi” dari karya orang lain, selanjutnya apabila dikemudian hari ada claim dari pihak lain, bukan menjadi tanggung jawab dosen pembimbing atau Fakultas Tarbiyah UIN Malang, tetapi menjadi Tanggung jawab Saya Sendiri. Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Malang, 30 Maret 2009 Hormat Saya,

BADRUT TAMAMI BADRUT TAMAMI

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan Inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dengan judul: ”Strategi Pembelajaran

Dengan Media Elektronika Pada Madrasah Diniyah Pondok Pesantren An-

Nur II Bululawang-Malang” Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI) pada fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang.

Semoga Allah tetap melimpahkan sholawat serta salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya yang senantiasa setia sampai akhir masa.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, telah banyak mendapat bantuan dari semua pihak, baik moril maupun materiil. Oleh karena itu penulis memohon kepada Yang Maha Kuasa agar semua itu dibalas sesuai dengan amal perbuatannya. Untuk itulah, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Ayah dan Ibu tercinta, yang telah memberikan dukungan baik materiil maupun spiritual serta kasih sayangnya yang tiada batas demi tercapainya cita-cita penulis.

2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Malang yang telah memberikan tempat bagi kami untuk menuntut ilmu.

3. Bapak Prof. Dr. H.M Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang yang telah banyak memberikan waktu dan kesempatan bagi penulis.

4. Ibu Dra. Hj. Siti Annijat Maimunah, M. Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktunya untuk memotivasi serta pengarahan yang amat berharga bagi penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.

5. Kyai Kanjeng Romo Badrudin selaku pengasuh Pondok Pesantren An-Nur

II Bululawang

6. Segenap pengurus Pondok Pesantren An-Nur II Bululawang (mas Hadi kul, Maron, Ulum, mas Farid) yang telah memberikan izin dan keterangan yang penulis perlukan dalam penelitian.

7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Malang, yang telah banyak memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Saudara-saudaraku keluarga Besar SENI RELIGIUS yang telah banyak memberikan motivasi dan pengalaman yang barharga (mbak Ifatullailiyah, Aminullah, mas Hamim, mas Baharuddin, Habib Mustofa, Durrotul Abroor, mbak Vitri, hijjal, kholek, Dian, Santoso, Chamidiyah, Yusuf, Jama`arif, Ayik) dan yang tidak bisa tersebutkan satu persatu.

9. Teman-temanku senasib seperjuangan yang telah menjalani hari-hari bersama dengan penuh suka dan duka (Junaidah, Lutfi, Gus Samsul, Khoiron, Hasan Basri, Sholeh, Rafi,) serta yang tidak bisa kusebutkan satu persatu.

Sejalan dengan keterbatasan yang ada pada diri penulis maka skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam hal metodologi, sestematika maupun illustrasi pembahasannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya koreksi, saran dan kritik yang konstruktif dari segenap pembaca terhadap kekurangan dan kekeliruan yang terdapat pada skripsi ini.

Akhirnya penulis memohon taufiq serta hidayah-Nya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 30 Maret 2009

Penulis Penulis

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Bukti Konsultasi Lampiran 2 : Surat Penelitian Dari Fakultas Tarbiyah Lampiran 3 : Surat Keterangan Penelitian Dari Pondok Pesantren An-Nur II Lampiran 4 : Struktur Organisasi Pondok Pesantren An-Nur II Lampiran 5 : Dokumentasi Foto-Foto Lampiran 6 : Jenis Pendidikan Formal Pondok Pesantren An-Nur II Lampiran 7 : Daftar Kitab yang dipelajari di Pondok Pesantren An-Nur II Lampiran 8 : Data Santri Berdasarkan Daerah Asal Lampiran 9 : Pedoman Wawancara Lampiran I0 : Denah Lokasi Pondok Pesantren An-Nur II Lampiran I1 : Tata Tertib Guru Pondok Pesantren An-Nur II

xv

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN……………………. 90 BAB VI PENUTUP…………………………………………………….. 95

A. Kesimpulan…………………………………………………... 95

B. Saran………………………………………………………….. 95

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

xvi

ABSTRAK

Badrut Tamami, 2009. Strategi Pembelajaran Dengan Media Elektronika Pada Madrasah Diniyah Pondok Pesantren An-Nur II Bululawang-Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Dra. Hj. Siti Annijat Maimunah, M.Pd.

Kata kunci :strategi pembelajaran, Media Elektronik, PondokPesantren

Pengggunaan strategi pembelajaran diperlukan media pembelajaran. Media elektronik adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran, proses pengajaran yang diperankan oleh seorang guru kepada siswanya, agar dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat serta motivasi belajar siswa sehingga terlaksananya proses belajar mengajar.

Perkembangan Abad mutakhir menghendaki adanya suatu sistem pendidikan yang komprehensif. Karena perkembangan masyarakat dewasa ini menghendaki adanya pembinaan siswa atau santri yang dilaksanakan secara seimbang antara nilai dan sikap pengetahuan, kecerdasan, keterampilan, kemampuan komunikasi, dan kesadaran akan ekologi lingkungan. Dengan kata lain seimbang antara IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan IMTAQ (Iman Dan Taqwa) yakni meliputi IQ (Intelectual Quotient), EQ (Emocional Quotient), Dan SQ (Spiritual Quotients)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses belajar mengajar kitab dengan media elektronika di Madrasah Diniyyah Pondok Pesantren An-Nur

II Bululawang-Malang dan untuk mengeathui faktor penghambat dan pendukung strategi pembelajaran dengan media elektronika di Madrasah Diniyyah Pondok Pesantren An-Nur II Bululawang-Malang.

Penelitian yang penulis lakukan adalah termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan pengumpulan data, penulis menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun informan dalam penelitian ini adalah Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur II Bululawang, pengurus Pondok Pesantren An-Nur II Bululawang, Para ustadz dan santri Pondok Pesantren An- Nur II Bululawang-Malang. Sedangkan analisis data digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Uji keabsahan data dilakukan dengan tehnik ketekunan pengamatan, triangulasi dan pemeriksaan sejawat melaui diskusi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai iptek dan imtaq yang terdapat dalam pondok pesantren adalah: upaya untuk meningkatkan pengetahuan di bidang teknologi, mempermudah mengakses informasi, bisa beradaptasi dengan dunia luar, serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, semangat melakukan ritual keagamaan, tolong menolong, menyadari keterbatasan diri, amar ma’ruf nahi munkar, sigap menghadapi masalah, pengembangan pendidikan, kemandirian, prinsip keadilan, menciptakan kondisi lingkungan yang sarat nuansa religius, menghargai perbedaan, menghargai dan menghormati sesama manusia, berfikir kritis mengenai kehidupan, mau memaafkan, mampu menerima kritik, bersikap lembut, welas asih dan ramah pada orang lain, bersikap Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai iptek dan imtaq yang terdapat dalam pondok pesantren adalah: upaya untuk meningkatkan pengetahuan di bidang teknologi, mempermudah mengakses informasi, bisa beradaptasi dengan dunia luar, serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, semangat melakukan ritual keagamaan, tolong menolong, menyadari keterbatasan diri, amar ma’ruf nahi munkar, sigap menghadapi masalah, pengembangan pendidikan, kemandirian, prinsip keadilan, menciptakan kondisi lingkungan yang sarat nuansa religius, menghargai perbedaan, menghargai dan menghormati sesama manusia, berfikir kritis mengenai kehidupan, mau memaafkan, mampu menerima kritik, bersikap lembut, welas asih dan ramah pada orang lain, bersikap

optimis dan tidak putus asa. Sedangkan dari nilai-nilai edukatif di atas, yang bisa kita terapkan sebagai reformulasi pola interaksi kyai dan santri di pesantren adalah: Upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, menciptakan kondisi lingkungan yang sarat nuansa religius, menghargai dan menghormati sesama manusia, bersikap lembut, welas asih dan ramah pada orang lain, menghargai perbedaan, prinsip keadilan, berfikir kritis mengenai kehidupan, mampu menerima perubahan, mampu menerima kritik, dan mau memaafkan.

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan Abad Mutakhir Menghendaki adanya suatu sistem pendidikan yang komprehensif. Karena perkembangan Masyarakat dewasa ini menghendaki adanya pembinaan siswa / santri yang dilaksanakan secara seimbang antara nilai dan sikap pengetahuan, kecerdasan, keterampilan, kemampuan komunikasi, dan kesadaran akan ekologi lingkungan. Dengan kata lain seimbang antara IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan IMTAQ (Iman Dan Taqwa) Yakni meliputi IQ (Intelectual Quotient), EQ (Emocional

Quotient), Dan SQ (Spiritual Quotients) 1 Dalam Masyarakat yang dinamis pendidikan di Pesantren memegang

peranan yang sangat menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu Islam sebagai agama Rahmatan Lil ‘Alamin merupakan konsekuensi logis bagi umatnya untuk menyiapkan generasi penerus yang berkualitas, baik moral maupun intelektual serta berketerampilan dan bertanggung jawab. Salah satu upaya untuk menyiapkan generasi penerus tersebut adalah melalui lembaga pendidikan pesantren.

Pesantren merupakan salah satu wadah bagi seorang anak untuk belajar memperoleh pengetahuan keagamaan dan mengembangkan berbagai kemampuan dan keterampilan. Oleh karena itu, pengajaran di pesantren adalah salah satu usaha yang bersifat semi formal, sadar, bertujuan, sistematis dan terarah.

1 Prof. Dr. H. M. Ridlwan Nasir,. MA, mencari tipologi format pendidikan ideal, pustaka belajar, yogyakarta, 2005, hal : 1

Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah salah satu usaha yang bersifat sadar, bertujuan, sistematis dan terarah pada perubahan tingkah laku atau sikap yang sejalan dengan ajaran-ajaran yang terdapat dalam Islam. Sejalan dengan ini, Zakiyah Daradjat mengatakan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran

agama Islam serta menjadikannya sebagai way of life. 2 Dengan Pendidikan Agama Islam itu, diharapkan santri mampu

Mengamalkan dalam kehidupan Pribadinya, Sehingga menjadi Manusia yang dapat menjadi anggota Masyarakat luas yang sanggup Mandiri, Berjuang untuk kepentingan Bangsa, Negara dan Agama serta Mengabdi kepada Allah dan mencapai kebahagiaan Dunia Akhirat.

Salah satu fungsi pendidikan adalah memindahkan nilai-nilai, ilmu dan keterampilan dari generasi tua kepada generasi muda untuk melanjutkan dan memelihara identitas masyarakat dan kebudayaan tersebut. Dalam hal ini bisa dilalui dengan proses pengajaran dan belajar. Dahulu orang menyangka bahwa mengajar adalah kegiatan memindahkan isi Kepala Seorang Guru, Kalaulah ilmu itu ada di Kepala, Kepada kepala seseorang atau beberapa santri. Dengan demikian terjadilah proses belajar. Dengan kata lain belajar sebenarnya, tidak ubahnya seperti memindahkan isi suatu keranjang kepada keranjang-keranjang

lain. 3 Pondok Pesantren sebagai salah satu Sarana Pendidikan Agama Islam

memiliki sebuah harapan yang sangat besar, dimana Pondok Pesantren sendiri

2 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 86. 3 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam (Jakarta: Penerbit Pustaka Al-Husana, 1988),

hlm. 250 hlm. 250

Pondok Pesantren merupakan sebagai salah satu wadah bagi anak untuk belajar memperoleh Pengetahuan dan mengembangkan berbagai kemampuan dan keterampilan terutama dalam segi Akhlak, Dimana dizaman yang serba maju dan teknologi ini bangsa ini sekarang mengalami kemunduran baik dari segi Moral maupun Akhlak. ini tebukti dengan banyak nya pemberitaan di media Massa dan Televisi tentang kenakalan-kenakalan Remaja.

Mulai dari meningkatnya kriminalitas yang dilakukan oleh Remaja yang semakin tinggi dan juga tawuran antar Remaja yang sekarang ini sangat marak sekali. Oleh karena itu, Pengajaran di Pondok Pesantren adalah salah satu usaha yang bersifat Sadar, Bertujuan, Sistematis dan Terarah untuk mencetak generasi yang dapat dibanggakan oleh Bangsa ini sekaligus sebagai generasi penerus Bangsa.

Hasan Langgulung Menyebutkan bahwa dalam Pendidikan mengandung dua Aspek, Pertama: Aspek Mengajar dan Kedua: Aspek belajar. Aspek mengajar itu hanyalah suatu cara untuk memantapkan proses belajar itu.

Sedangkan proses belajar berlaku apa sebenarnya yang terjadi pada manusia. 4 Dalam konteks pembaharuan pendidikan, ada tiga yang perlu disoroti,

yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektifitas metode pembelajaran. 5 Dunia pendidikan saat ini menuai berbagai kritik tajam

karena ketidak mampuannya dalam menanggulangi berbagai isi penting dalam

4 Ibid., hlm. 23 5 Nurhadi, dkk. Pembelajaran kontekstual dan penerapannya dalam KBK (Malang: Universitas

Negeri Malang, 2004), hlm. 2 Negeri Malang, 2004), hlm. 2

Akan Tetapi Banyak Sekali Pondok-Pondok Pesantren Pada Zaman Sekarang Ini Mengalami Penurunan Jumlah Santri Bahkan Sampai Ada Pondok Pesantren Yang Mengalami Kemunduran, Dan Ini Dikarenakan Beberapa System Pendidikan Atau Metode Pengajaran Yang Di Terapkan Kurang Relevan Dengan Kemajuan Teknologi Yang Sekarang, Dimana Di Era Modernisasi Ini Manusia Telah Dimanjakan Dengan Perkembangan Teknologi

Dengan Keadaan Seperti Itu, Mendorong Peneliti Ingin Mengetahui Kenyataan Dengan Mengamati Secara Teliti Dan Sistematis Melalui Penelitian. kegiatan ini akan penulis terapkan Di Pondok Pesantern An-Nur II Bululawang- Malang. dengan mengambil judul : Strategi Pembelajaran Dengan Media

Elektronik Pada Madrasah Diniyah Di Pondok Pesantren An-Nur II Bululawang-Malang.

B. FOKUS PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

A. Bagaimana Proses Belajar Mengajar Dengan Media Elektronik di Pondok Pesantren An-Nur II Bululawang.

B. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung bagi Strategi Pembelajaran Dengan Media Elektronik Pada Madrasah Diniyah Di Pondok Pesantren An-Nur II Bululawang-Malang.

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelititan ini adalah:

1. Untuk Mendeskripsikan proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam Dengan Media Elektronik di Pondok Pesantren An-Nur II Bululawang.

2. untuk mendeskripsikan faktor-faktor penghambat dan pendukung Strategi Pembelajaran Dengan Media Elektronik Pada Madrasah Diniyah Di Pondok Pesantren An-Nur II Bululawang-Malang.

D. MAFAAT PENELITIAN

Setelah menentukan tujuan, selanjutnya menentukan kegunaan penelitian atau manfaat dari dilaksanakannya suatu penelitian, baik untuk pengembangan teori, bagi peneliti maupun khalayak umum. Karena secara rinci guna penelitian dijadikan peta yang menggambarkan tentang suatu keadaan, sarana diagnosis mencari sebab akibat, menyusun kebijakan, melukiskan kemampuan dalam pembiayaan, pembekalan tenaga kerja dan lain-lain.

Adapun dalam penelitian ini memiliki kegunaan, sebagai berikut:

1. Teoritis 1. Teoritis

2. Praktis Bermanfaat bagi;

a. Peneliti Sebagai penambah pengetahuan, wawasan pengajaran serta pengalaman terutama penelitian mengenai Strategi Pembelajaran Dengan Media Elektronik Pada Madrasah Diniyah Di Pondok Pesantren An-Nur II Bululawang-Malang.

b. Pembaca Dapat meningkatkan pemahaman, wawasan dan pengetahuan mengenai Strategi Pembelajaran Dengan Media Elektronik Pada Madrasah Diniyah di Pondok Pesantren An-Nur II Bululawang-Malang.

c. Lembaga Pondok Pesantren Dapat digunakan sebagai evaluasi terhadap pola dalam Strategi Pembelajaran Dengan Media Elektronik Pada Madrasah Diniyah Di Pondok Pesantren An-Nur II Bululawang-Malang.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Kajian mengenai Strategi Pembelajaran Dengan Media Elektronik di pondok pesantren sangat jarang sekali di gunakan, Oleh karena itu, pembahasan dalam penelitian ini di batasi agar tetap fokus pada rumusan masalah. Batasan- batasan tersebut meliputi Strategi Pembelajaran Dengan Media Elektronik Pada Madrasah Diniyah Di Pondok Pesantren An-Nur II Bululawang-Malang.

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang pembahasan ini, secara singkat dapat dilihat dalam sistematika pembahasan dibawah ini:

BAB I Pendahuluan

Merupakan Kerangka Dasar Yang Berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, Dan Sistematika Penulisan Pembahasan.

BAB II Kajian Pustaka

Berisi Tentang Kajian Pustaka, Dengan Bab Ini Dapat Dijadikan Dasar Untuk Penyajian Dan Analisis Data Yang Ada Relevansinya Dengan Rumusan Masalah

BAB III Metode Penelitian

Merupakan Bab Metode Penelitian Yang Meliputi Pendekatan Dan Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Prosedur

Pengumpulan Data, Tekhnik Analisis Data, Dan Pengecekan Keabsahan Data

BAB IV Laporan Hasil Penelitian

Berisi tentang laporan hasil penelitian terdiri atas latar belakang obyek, penyajian dan analisis data

BAB V Pembahasan Hasil Penelitian

Berisikan tentang pembahasan apa yang telah diteliti dan disajikan dalam bentuk yang ringkas,padat,dan komunikatif sesuai dengan wilayah populasi dan objek penelitian.

BAB VI Penutup

Penutup dari seluruh rangkaian pembahasan yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pengertian pendidikan agama tidak dapat dipisahkan dengan pengertian pendidikan pada umumnya, sebab pendidikan agama merupakan bagian integral dari pendidikan secara umum. Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembanagan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama, sehingga pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi muda agar memiliki kepribadian yang utama.

Dalam hal ini menurut Zuhairini, yang dikutip oleh Muhaimin menjelaskan bahwa dalam Islam pada mulanya pendidikan disebut dangan kata “ta’lim” dan “ta’dib” mengacu pada pengertian yang lebih tinggi, dan mencakup unsur-unsur pemgetahuan (‘ilm), pengajaran (ta’lim) dan pembimbingan yang baik (tarbiyah). Sedangkan menurut Langgulung (1997), pendidikan Islam itu setidak-tidaknya tercakup dalam delapan pengertian, yaitu Al-tarbiyah al-diniyah (pendidikan keagamaan), ta’lim al-din (pengajaran agama), al-ta’lim al-diny (pengajaran keagamaan), al- ta’lim al-Islamy

(pengajaran keislaman), tarbiyah al-muslimin (pendidikan orang-orang Islam), al-tarbiyah fi al-Islam (pendidikan dalam Islam), al-tarbiyah ‘inda al-muslimin (pendidikan di kalangan orang-orang

Islam), dan al-tarbiyah al-Islamiyah (pendidikan Islam). (Muhaimin, 2002: 36)

Para ahli pendidikan biasanya lebih menyoroti istilah tersebut dari aspek perbedaan anatara tarbiyah dan ta’lim, atau antara pendidikan dan pengajaran, sebagaimana sering diperbincangkan dalam karya-karya mereka.Di kalangan para penulis Indonesia, istilah pendidikan biasanya lebih diarahkan pada pembimbingan watak, moral sikap atau kepribadian, atau lebih mengarah pada afektif, sementara pengajaran lebih diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan atau menonjolkan dimensi kognitif dan psikomotor.

Akhir-akhir ini di kalangan masyarakat Indonesia istilah “pendidikan” mendapatkan arti yang sangat luas. Kata-kata pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pelatihan, sebagai istilah-istilah teknis tidak lagi dibeda-bedakan oleh masyarakat kita, tetapi ketiga-tiganya lebur menjadi satu pengertian baru tentang pendidikan. (Muhaimin 2000: 37)

Sedangkan dalam Enclyclopedia education, pendidikan agama diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan orang beragama, dengan demikian dapat diarahkan kepada pertumbuhan moral dan karakter, pendidikan agama tidak cukup hanya memberikan pengetahuan tentang agama saja akan tetapi disamping pengetahuan agama, mestilah ditekankan pada felling attitude, personal ideal, aktivitas, kepercayaan. (Zuhairini 1997:10)

Pengertian pendidikan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya secara sadar yang dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental dan sosial. Sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak. Oleh karena itu pendidikan Islam, berarti pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup yang bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah/Al-Hadits. Di dalam GBPP PAI 1994 sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam menyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalaui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional.

2. Dasar Pendidikan Agama Islam

Dasar pendidikan adalah suatu landasan yang dijadikan pegangan dalam menyelenggarakan pendidikan. Dasar pendidikan negara kita secara Yuridis Formal telah dirumuskan dalam:

1. Undang-Undang RI No. 2, 1989, tentang sistem pendidikan Nasional Bab II pasal 2 yaitu,”pendidikan Nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

2. Undang-Undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.

20 tahun 2003 memuat Tujuan Pendidikan Nasional sebagai berikut: “Pendidikan Nasional bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berpendidikan agama Islam mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Dengan demikian jelaslah bahwa dasar pendidikan di Indonesia adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Konsep dasar pendidikan agama Islam adalah konsep atau gambaran umum tentang pendidikan. Sumber pendidikan agama Islam adalah ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. (Tajab 1996: 40) Sebagai sumber dasar ajaran Islam, Al-Qur’an memang diturunkan oleh Allah kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad Saw. Untuk memberikan petunjuk dan penjelasan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan permasalahan hidup dan kehidupan umat manusia di dunia ini.

Di antara permasalahan hidup manusia itu adalah masalah yang berkaitan dengan proses pendidikan. Sedangkan As-Sunnah, berfungsi untuk memberikan penjelasan secara oprasional dan terperinci tentang Di antara permasalahan hidup manusia itu adalah masalah yang berkaitan dengan proses pendidikan. Sedangkan As-Sunnah, berfungsi untuk memberikan penjelasan secara oprasional dan terperinci tentang

Dengan demikian dasar pendidikan agama Islam sudah jelas dan tegas yaitu firman Allah dan Sunnah Rasulullah SAW, maka isi Al- Qur’an dan Hadits-lah yang menjadi pedoman pendidikan agama Islam. Al-Qur’an adalah sumber kebenaran dalam agama Islam, sedangkan Sunnah Rasulullah yang dijadikan landasan pendidikan agama Islam adalah berupa perkataan, perbuatan, atau pengakuan Rasulullah SAW dalam bentuk isyarat. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

??????? ? ? ?? ? ??t ???? ?????????????? ???????????µ ?

( `? ? ??S?? ) ????? ? ???

Artinya: “ Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rosul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar “(Q.s. Al-Ahzab: 71)

Dari ayat tersebut dapat dipahami, bahwa apabila manusia telah mengatur seluruh aspek kehidupannya (termasuk pendidikannya) dengan berpedoman pada Al-qur’an dan Sunnah Rosulullah, maka akan bahagia hidupnya dengan sebenar-benarnya bahagia baik di dunia maupun di akhirat.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan pendidikan agama Islam secara umum ialah,”meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berpendidikan agama Islam mulia dalam kehidupan kepribadian, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”(GBPP PAI, 1994). Sedangkan dalam GBPP mata pelajaran pendidikan agama Islam kurikulum 1999, tujuan PAI tersebut lebih dipersingkat lagi, yaitu,”agar siswa memahami, menghayati, menyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, bertakwa kepada Allah Swt dan berpendidikan agama Islam mulia. Muhaimin (2000: 78). Sedangkan Pendidikan Agama Islam pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berpendidikan agama Islam mulia dalam kehidupan kepribadian, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (Kurikulum PAI: 2002)

Zainuddin (1991: 59) tujuan pendidikan agama Islam menurut beberapa para ahli adalah:

a. Menurut Al-Ghazali, tujuan pendidikan Islam adalah: pertama kesempurnaan manusia yang puncaknya adalah dekat dengan Allah, kedua kesempatan manusia yang puncaknya kebahagiaan didunia dan akhirat, karena itu berusaha mengajar manusia agar mampu mencapai tujuan-tujuan yang dirumuskan tadi.

b. Menurut Athiya al-Abrasi, tujuan pendidikan Islam secara umum adalah: 1). Untuk membantu pembentukan pendidikan agama Islam yamg

mulia 2). Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat 3). Persiapan mencari rezki dan pemeliharaan segi-segi pemanfaatan. 4). Menumbuhkan semangat ilmiah (scientific spirit) pada pelajar dan

memuaskan keinginan untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu demi ilmu itu sendiri.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa tujuan pendidikan agama Islam yaitu untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan diri kepribadian manusia muslim secara menyeluruh melalui latihan kejiwaan, akal, pikiran, kecerdasan, perasaan dan panca indera, sehingga memiliki kepribadian yang utama untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa aspek dari tujuan pendidikan agama Islam yaitu; aspek keimanan, ilmu dan amal, yang pada dasarnya berisi:

a. Menumbuhsuburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap positif dan disiplin serta cinta terhadap agama dalam berbagai kehidupan anak yang nantinya diharapkan menjadi manusia bertaqwa kepada Allah SWT taat kepada perintah-Nya dan Rasul-Nya.

b. Ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya merupakan motivasi intrinsik terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang harus dimiliki anak. Berkat pemahaman tentang pentingnya agama dan ilmu pengetahuan (agama dan umum) maka anak menyadari keharusan menjadi seorang hamba Allah SWT yang beriman dan berilmu pengetahuan.

c. Menumbuhkan dan membina keterampilan beragama dalam semua lapangan hidup dan kehidupan serta dapat memahami dan menghayati ajaran agama Islam secara mendalam dan bersifat menyeluruh, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman hidup, baik dalam hubungan dirinya dengan Allah SWT melalui ibadah shalat umpamanya dan dalam hubungan dengan sesama manusia yang tercermin dalam Pendidikan agama Islam perbuatan, serta dalam hubungan dirinya dengan alam sekitar melalui cara pemeliharaan dan pengolahan alam serta pemanfaatan hasil usahanya. (Derajdat 1992:82)

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Fungsi merupakan kegunaan Pendidikan Agama Islam secara operasional. Menurut Ramayulis (2001: 103), pendidikan agama Islam disekolah berfungsi:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan kewajiban yang pertama yaitu kewajiban menanamkan ketaqwaan dan keimanan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi menumbuh kembangkan lebih lanjut pada diri anak melalui bembingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangan.

b. Penyaluran yaitu, untuk menyalurkan anak yang memiliki bakat khusus agama agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan orang lain.

c. Perbaikan yaitu, untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan kelemahan peserta didik dalam keyakinan pemahaman dan pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

d. Pencegahan yaitu, untuk menangkal hal-hal negatif dalam lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

e. Penyesuaian yaitu, menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya dengan ajaran Islam.

f. Sumbernilai yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. Untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut, Faisal (1999) berpendapat bahwa terdapat beberapa pendekatan yang digunakan dalam memainkan fungsi pendidikan agama Islam di sekolah sebagaimana dikutip oleh Majid (2004:135) sebagai berikut:

a. Pendekatan nilai universal (makro) adalah suatu program yang dijabarkan dalam bentuk kurikulum.

b. Pendekatan meso, adalah suatu pendekatan program pendidikan yantg memiliki kurikulum, sehingga dapat memberikan informasi dan kompetisi pada anak.

c. Pendekatan ekso, adalah suatu pendekatan program pendidikan yang memberikan kemampuan kebijakan pada anak untuk untuk membudidayakan nilai agama Islam.

d. Pendekatan makro, yaitu pendekatan program pendidikana yang memberikan kemampuan kecukupan ketrampilan seseorang sebagai professional yang mampu mengemukakan ilmu teori, informasi, yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

Keempat pendekatan tersebut dapat digunakan untuk mencapai pendidikan agama Islam (PAI) yang berbasis kompetensi disekolah yang sudah menerapkan KBK.

Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam secara nasional dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi ditandai dengan ciri- ciri antara lain:

1. Lebih menitik beratkan pada target kompetensi dari pada penguasaan materi.

2. Lebih mengakomodasi keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia.

3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dam melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

Ada beberapa pendapat yang mengkritisi Pendidikan Agama Islam di sekolah, di antaranya:

a. Hasil belajar PAI di sekolah-sekolah belum sesuai dengan tujuan- tujuan Pendidikan Agama Islam, (Mimbar Pendidikan, No. 1 tahun

XIX, 2000).

b. Soedijarto (1999: 3): Pendidikan Nasional belum sepenuhnya mempu mengembangkan manusia Indonesia yang religius, berpendidikan agama Islam, berwatak kesatria dan patriotik.

c. Nurcholis Madjid: Kegagalan pendidikan agama disebabkan Pendidikan Agama Islam lebih menitikberatkan pada hal-hal yang c. Nurcholis Madjid: Kegagalan pendidikan agama disebabkan Pendidikan Agama Islam lebih menitikberatkan pada hal-hal yang

d. Karo Hukum dan Humas Depag. RI mengutip pernyataan Presiden RI menyatakan bahwa: Pendidikan Agama Islam belum berhasil dengan baik, salah satu indikatornya adalah masih banyak kejadian perkelahian antar pelajar terutama di jakarta, (Repoblika, 28/1997).

e. Menteri Agama (Said Agil al-Munawar) bahawa Pendidikan Agama Islam di sekolah mengalami masalah metodologi, (Pikiran Rakyat, 2003:9).

Dari pemaparan diatas dapat difahami bahwa masih banyak persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia yang berkaitan dengan keberhasilan pendidikan agama. Memang sulit untuk memahami siapa yang paling bertanggung jawab atas ketidakberhasialan pendidikan agama ini. Sebab pendidikan dalam pelaksanaannya terkait dengan berbagai komponen yang melingkupinya, masalah tujuan, kompetensi guru, kepala sekolah, sarana dan prasarana, kurikulum, kebijakan, keadaan murid dan lain sebagainya. Oleh karena itu untuk menanganinya memerlukan penanganan yang konprehensif (menyeluruh) yang dilakukan oleh semua pihak yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan agam di Indonesia.

B. KAJIAN UMUM TENTANG IPTEK DAN IMTAQ

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK) Ilmu pengetahuan atau yang sering kita sebut dengan sains (science) merupakan pengetahuan yang telah teruji kebenarannya melalui proses pengumpulan fakta dengan observasi maupun eksperimen dan menganalisisnya untuk menolak dan menerima suatu hipotesis yang diajukan.

Kesimpulan yang diperolehnya akan memberikan kontribusi khazanah ilmu pengetahuan jika telah diterima dan digunakan untuk pengembangan ilmu itu

sendiri ataupun dalam penerapan praktis manusia. 6 Ada juga yang menyebutkan bahwasanya ilmu pengetahuan atau sains

adalah suatu uraian yang Sistematis, Terarah, Dan Ilmiah, Untuk dapat dijadikan gagasan yang mendasar. Tak ada kehidupan di dunia ini yang terlepas dari jangkauan berpikir, Mulai dari soal yang paling Sederhana sampai pada soal yang paling asasi, Karena berpikirlah yang mencirikan hakekat manusia itu. Berpikir pada hakekatnya merupakan sebuah proses yang membuahkan ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan merupakan produk kegiatan berfikir manusia. Berbagai kemewahan di Dunia ini, Peradaban, Kebudayaan, dan lain-lain merupakan produk Manusia dengan jalan menerapkan ilmu pengetahuan yang di perolehnya. Dengan kekuatan ilmu pengetahuannya manusia mampu menyingkap segala rahasia yang ada di muka bumi ini. Melthat kenyataan seperti sekarang ini, kita tidak bisa memalingkan muka dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan telah berjasa kepada umat manusia. Karena itu piciklah apabila kita memalingnkan

6 Turmudi, dkk, islam sains & tekhnologi (malang; uin press, 2006), hal: 189 6 Turmudi, dkk, islam sains & tekhnologi (malang; uin press, 2006), hal: 189

Memang ilmu memberikan kebenaran, namun kebenaran ilmu bukanlah satu-satunya kebenaran dalam hidup kita ini, terdapat sumber kebenaran lain yang memperkaya kehidupan kita ini, ilmu pengetahuan baru memberi makna atau manfaat bagi kehidupan manusia bila di letakkan pada tempatnya yang layak. Misalnya, orang sekarang ini bisa berpetualangan di bulan atau planet lain disebabkan karena kemajuan ilmu pengetahuan. Demikian pula berjuta-juta manusia mati, baik karena perang, pencemran, kebocoran nuklir, tikndakan kriminalitas, berbagai peristiwa yang tak bermoral adalah karena kemajuan ilmu

pengetahuan. 7 Karena itu ilmu pengetahuan ini bemanfaat apabila diletakkan pada tempat

yang layak dan ilmu pengetahuan menjadi pengkhianat apabila dipergunakan oleh manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab atau yang tak bermoral 8

Emil salim (1986) telah melaporkan jumlah korban kematian akikbat perang, korban terbesar terdapat dalam kawasan asia timur dan tenggara dengan jumlah sebesar 10.955.000 orang dalam 1945-1985 atau 56% dari seluruh korban. Pada tahun 1945- 1955 di korea selatan tercatat sebanyak 2.890.000 orang dan republik rakyat cina 2.000.000 orang. Akhir-akhir ini dalam tahun 1976- 1985 korban jatuh sebanyak 2.204.000 orang di kamboja. Asia selatan mencatat korban sebanyak 2.657,000 orang atau 14% dari seluruh korban di dunia, benua asia telah

7 Mulkhan munir, dkk, religiusitas iptek ( jogjakarta; pustaka belajar offset, 1998) 8 Wahyu M,S, wawasan ilmu social dasar (Surabaya, usaha nasional ) hlm 204-205 7 Mulkhan munir, dkk, religiusitas iptek ( jogjakarta; pustaka belajar offset, 1998) 8 Wahyu M,S, wawasan ilmu social dasar (Surabaya, usaha nasional ) hlm 204-205

Afilka menelan korban sebanyak 4.225.000 orang atau 21 % dari korban dunia selama ini. Timur tengah adalah Kawasan ketiga yang menderita korban sebanyak 902.000 orang atau 5 % dari korban seluruh dunia. Amerika Selatan mencatat kematian sebanyak 513.000 orang atau 3 % dari seluruh korban selama ini.

Di eropa hanya tercatat korban kematian perang sebesar 175.000 orang atau tak sampal I % dari seluruh jumlah korban. Semua peristiwa ini antara lain disebabkan oleh karena ilmu pengetahuan yang telah mereka peroleh tidak diletakan pada tempatnya yang layak. Ilmu pengetahuan benar-benar dijadikan senjata yang ampuh untuk membunuh sesama manusia, sehingga menimbulkan malapetaka besar bagi peradaban manusia di muka bumi ini. Karena itu sangat tepat pernyataan Einstein bahwa "ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh". Pemanfaatan ilmu pengetahuan hendaknya membatasi diri pada hal-hal yang asasi, dan semua orang akan menyambut gembira bila ilmu pengetahuan dewasa ini benar-benar dapat dimanfaatkan bagi kemaslahatan manusia. Ilmu pengetahuan hendaknya di kembangkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Ilmu pengetahuan yang dikendalikan oleh manusia-manusia yang tak bermoral telah membawa maut dan penderitaan yang begitu dahsyat kepada Di eropa hanya tercatat korban kematian perang sebesar 175.000 orang atau tak sampal I % dari seluruh jumlah korban. Semua peristiwa ini antara lain disebabkan oleh karena ilmu pengetahuan yang telah mereka peroleh tidak diletakan pada tempatnya yang layak. Ilmu pengetahuan benar-benar dijadikan senjata yang ampuh untuk membunuh sesama manusia, sehingga menimbulkan malapetaka besar bagi peradaban manusia di muka bumi ini. Karena itu sangat tepat pernyataan Einstein bahwa "ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh". Pemanfaatan ilmu pengetahuan hendaknya membatasi diri pada hal-hal yang asasi, dan semua orang akan menyambut gembira bila ilmu pengetahuan dewasa ini benar-benar dapat dimanfaatkan bagi kemaslahatan manusia. Ilmu pengetahuan hendaknya di kembangkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Ilmu pengetahuan yang dikendalikan oleh manusia-manusia yang tak bermoral telah membawa maut dan penderitaan yang begitu dahsyat kepada

Karena itu para ahli filsafat seperti Descartes menyatakan bahwa ilmu pengetahuan merupakan serba budi; menurut Immanuel Kant ilmu pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Dari pandangan di atas dapatlah dikemukakan bahwa ilmu pengetahuan selain tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran juga harus mengandung nilai etis atau moral. Ilmu pengetahuan dikatakan etis atau bermoral adalah harus mengandung nilai yang bermakna atau berarti, berguna bagi kehidupan manusia.

Ilmu pengetahuan bukan saja mengandung kebenaran-kebenaran tapi juga kebaikan-kebaikan, Jadi dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, perlu diperhatikan Suatu Perpaduan dan pertimbangan antara aspek ilmiah dan moral. Pada umumnya manusia tidak sadar akan perpaduan di atas (aspek ilmiah dan moral), sehingga manusia hanya menerima informasi mengenai, kemungkinan yang di hasilkan oleh para peneliti sebelumnya. Dalam perkembangan sekarang ini manusia harus sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dan etika(kebaikan).

Demikian pula manusia harus mampu mengintegrasikan antara ilmu pengetahuan dan etika dalam suatu sikap yang dapat dipertanggung iawabkan, karena perkembangan, ilmu-ilmu modern, tidak ada alasan bahwa ilmu pengetahuan mempunyai tujuan sendiri, yaitu ilmu demi ilmu. Semua ilmu pengetahuan tidak bisa lepas dari lingkup kehidupan manusia sehari-hari.

9 Ibid, hal 207

Teknologi adalah untuk kesejahteraan. Teknologi diterapkan oleh manusia demi kesejahteraan manusia, untuk memenuhi kebutuhan manusia. Artinya menciptakan dan mencarikan kesenangan manusia, melindungi dari malapetaka kalaparan, dari bahaya kekejaman alam dan mampu memenuhi tiga kebutuhan pokok manusia, seperti sandang, pangan dan papan.

Noerdin (1985) menyatakan bahwa pengertian teknologi lebih luas, bukan sekedar mengkaitkan teknologi dengan engineering, perekayasaan. Misalnya, kita melihat jembatan yang megah, gedung, kapal, ruang angkasa, itu semuanya hanyalah hasil teknologi. Teknologi lebih tepat disebut proses teknologi, pemikiran teknologi yang sebagai hasil akhir memberikan kepuasan dan kesenangan materi kepada umat manusia. Kesemuanya memperlihatkan, bahwa tujuan teknologi adalah meningkatkan taraf kehidupan manusia, dengan memenuhi tuntutan materinya, bahwa teknologi adalah penerapan sains demi kesejahteraan manusia.

Timbul pertanyaan : Mungkinkah teknologi bisa dikaitkan dengan kemiskinan? Apa yang telah dikemukakan di bagian terdahulu mendapat kesan bahwa yang dimaksud dengan kemiskinan adalah suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya.suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standard kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Jadi kemiskinan adalah kekurangan materi. Kalau demikian kenyataannya adalah suatu hal yang sangat mustahil mengkaitkan teknologi dan kemiskinan. Namun demikian, apabila mengkaitkan teknologi Timbul pertanyaan : Mungkinkah teknologi bisa dikaitkan dengan kemiskinan? Apa yang telah dikemukakan di bagian terdahulu mendapat kesan bahwa yang dimaksud dengan kemiskinan adalah suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya.suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standard kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Jadi kemiskinan adalah kekurangan materi. Kalau demikian kenyataannya adalah suatu hal yang sangat mustahil mengkaitkan teknologi dan kemiskinan. Namun demikian, apabila mengkaitkan teknologi

Untuk suatu kehidupan yang serasi, la harus berada dalam keseimbangan dengan ketiga dunia itu. Apa yang terjadi saat ini bahwa kemajuan teknologi membawa kepada bidang kebendaan yang lebih tinggi sehingga timbul ketidak seimbangan dengan dunia lainnya. Acapkali perubahan teknologi sangat cepat, sedangkan manusianya sendiri tidak mampu untuk mengimbanginya. Ketim- pangan inilah yang akan menyebabkan keretakan sosial, yang mengakibatkan terjadinya pelapisan sosial yang sangat menyolok sekali, sehingga timbul sebutan kelas elite, kelas menengah, dan kelas bawah. kehidupan kelompok ini yang paling nampak sekali terjadi di kota-kota.

Gambaran ini kita..anggap sebagai suatu indikasi belum siapnya masyarakat menerima kemajuan teknologi, Kemajuan teknologi harus dibarengi dengan peningkatan kesadaran manusia, masyarakat sehingga kemajuan teknologi ini benar-benar membawa kepada kesejahteraan manusia.

Tiba sekarang teknologi, suatu pembaharuan, yang pasti membawa perubahan-perubahan dalam sistem nilai masyarakat. Perubahan-perubahan tek- nologis yang cepat tanpa diikuti oleh perubahan yang serasi dalam masyarakat, pasti membawa dampak negatife. Jauh lebih berbahaya lagi kalau terpengaruh nilai-nilai sosial secara tak terkendali. Lebih celakanya, kalau masyarakat belum siap, belum matang untuk menerima perubahan, la akan menerima tanpa selektif, semuanya ditelan yang baik atau yang jelek. Lebih kronis lagi, acapkali yang lebih baik lebih sukar diterima dibandingkan dengan yang jeleknya.

Misalnya, Break dance, narkotika, gang remaja, kumpul kebo, kebebasan seksuil, dan lain-lain, yang merupakan transformasi dari dunia Barat mudah sekali diterima oleh remaja kita, dibandingkan dengan kerja keras, tekun dan memacu keberhasilan dalam belajar. Dalam pandangan etika atau moral merupakan bahaya yang paling besar, di mana sistem nilai budaya yang kita hormati jatuh nilainya, merosot, tak bermakna lagi dan ini merupakan suatu jenis kemiskinan yang jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan kemiskinan materi.

Contoh lain, misalnya dari dunia Barat dan merupakan transformasi dunia Barat. Menurut para ahli pendidikan bahwa video membawa dampak negative terhadap sikap moral para pelajar. Banyak akses yang ditimbulkan akibat pemakaian video yang tak bartanggung jawab, pemutaran video banyak disalahgunakan dengan tak bertanggung jawab dan hanya memenuhi kepuasan nafsu tanpa mempertimbangka aspek etika atau moral.

Dari gambaran diatas jelaslah bahwa masyarakat kita belum siap semuanya untuk menerima suatu teknologi. Jika demikian halnya, maka perlu dibekali terlebih dahulu pengetahuan seperlunya tentang masalah teknologi, sehingga mereka siap dan matang untuk menuju kearah sana.

Dalam usahanya untuk mencari sumber tenaga untuk menjalankan impian teknologi, maka kita harus menemukan kunci untuk melepaskan rahasia alam yang tersimpan dalam teknologi, masyarakat kita harus disiapkan untuk menerima teknologi baru itu, agar kita tidak termaka oleh teknologi yang telah menjelma.

2. PENGERTIAN IMAN DAN TAQWA (IMTAQ)

Iman adalah kepercayaan yang meresap ke dalam hati dengan penuh keyekinan, tidak bercampur dengan syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan pemiliknya sehar]-hari (Yusuf Qardlawi, 1977 ;25).

Iman bukanlah semata-mata dengan lidahnya, " saya beriman ". banyak orang mengaku beriman tetapi hatinya tidak percaya. Iman bukan pula semata- mata mengerjakan amal dan syari'at yang biasa dikerjakan oleh orang-orang beriman, karena banyak orang yang pada lahimya mengerjakan peribadatan dan perbuatan baik, tetapi hatinya kosong dari rasa kebaikan dan keikhlasan kepada

Allah. 10 . Al-qur' an menyebutkan ; Di antara manusia ada yang mengatakan, " kami beriman kepada

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

MASALAH YANG DIHADAPI SISWA PADA JURUSAN YANG TIDAK SESUAI MINAT

10 183 1

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL UJI PRESTASI BIDANG STUDI EKONOMI SMA TAHUN AJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBE

1 50 16

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

PENGAJARAN MATERI FISIKA DASAR UNTUK MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

9 106 43

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI TANJUNG KARANG PERKARA NO. 03/PID.SUS-TPK/2014/PT.TJK TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DANA SERTIFIKASI PENDIDIKAN

6 67 59