TREN KAJIAN AL QURAN DI DUNIA BARAT (1)
) f lU [ ] R - N A lL
STUDIA INSANIA
T r e n d K a jia n A I Q u r a n d i O u n ia B a r a t
Yusuf Rahman
A I Q u r a n s e b a g a i S u m b e r T e k s t u a l F ils a f a t I s la m
Wardani
K a jia n P s ik o lo g i d a la m
O is k u s i P e m ik ir a n
M u s lim
K o n te m p o re r
M. Zainal Abidin
U p a y a G u r u A I - Q u r 'a n
d a la m
M e m b a c a A I - Q u r 'a n
M e n g a ta s i
d i S O IT U k h u w a h
K e s u lit a n
B e la ja r
B a n ja r m a s in
Hafiz Mubarak
a a n O ir i t e r h a d a p
P e n y e s u a ia n
C iiS M P M u h a m m a d iy a h
S o s ia l p a d a R e m a j
1 M a la n g
Aziza Fitriah
ungan
P e r ila k u
M e n g a b a ik a n
P o s it if o le h G u r u u n t u k M e n g u r a n g i
T u g a s p a d a S is w a S M A N e g e r i 3 B
Hellya AgustinanmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Jurnal Studia
Insania
Volume 1
Nomor 1
ISSN
2 0 8 8 -6 3 0 6
DAFTAR
I S I nmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Trend Kajian AI-Qur'an di Dunia Barat
Y u su f
R a h m a n TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1
AI-Qur'an sebagai Sumber Tekstual Filsafat Islam
Ward ani
9
Kajian Psikologi dalam Diskusi Pemikiran Muslim Kontemporer
25
M . Z a in a l A b id in
Upaya Guru Al-Qur'an
dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur'an
di SDIT Ukhuwah Banjarmasin
H a fiz
Hubungan
Kepercayaan Diri terhadap Penyesuaian Sosial pada Remaja
di SMP Muhammadiyah
A z iz a
39
M ubarak
1 Malang
F itr ia h
53
Dukungan Perilaku Positif oleh Guru Untuk Mengurangi Perilaku Mengabaikan Tugas
Pad a Siswa SMA Negeri 3 Banjarmasin
H e lly a
A g u s tin a
75
Stu d ia In sa n ia , nmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
April 2013
Vol.
i.ne.rMLKJIHGFEDCBA
ISSN 2088-6306
T R E N K A JIA N
A L -Q U R ' A N
Y u su f
D I D U N IA
BARAT
R ahm an
Dosen Fakultas Ushuluddin dan Sekolah Pascasarjana
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
A b str a c t
Th is r esea r ch wa s p a r tia lfy
O r ien ta lists
Q u r 'a n ,
ta ke r efer en ce ~
E d wa r d
Sa id in h is O r ien ta l ism in TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1 9 7 8 h a ve cr iticized th e
wh ich h e sa id wa s b ia sed a g a in st Wester n th o u g h t a n d cu ltu r e, O r ien ta list
stu d ies o f th e AI-
we co u ld d ivid e th em in to two g en er a l ca teg o r ies, th e fir st g r o u p ''o ld '' O r ien ta l ism (O n 'en ta lism
P a st''). Th is p a r a d ig m
sh ift o ccu r r ed fr o m p h ilo lo g ica l a p p r o a ch , a itia sm o f th e text o f th e AI-Q u r 'a n
a p p r o a ch liter a tu r e; stu cfy th e AI-Q u r 'a n
'Th e
to
in th e Wester n wo r ld in r ecen tyea r s is ver y wid esp r ea d a n d g r o win g .
In co n tr a st to p r evio u s stu d ies in th e p a st wer e ver y m u ch in flu en ced ~ th e sp ir it o f co lo n ia lism , a n d o r ien ta l ism
m isio n a r ism e, stu cfy th e AI-Q u r 'a n
in r ecen t yea r s sh o ws a n u n d er sta n d in g
a n d a p p r ecia tio n o f in tellectu a l
p r o p er (}.
Kata kunci: p a r a d ig m a , o r ien ta lism e, ko lo n ia lism e
P e n d a h u lu a n
Pertama, sebelum membahas lebih lanjut tema ini, perlu dijelaskan terlebih dahulu yang
dimaksud dengan Barat dalam tulisan ini. "Barat" biasanya diasosiasikan dengan para Orientalis,
yaitu para sarjana Barat yang mempelajari budaya dan tradisi Timur. Orientalis berasal dari
kata bahasa Latin o r ien s, Timur. Edward Said dalam karyanya O n en ta lism '
pada tahun 1978
telah mengkritisi para Orientalis yang menurutnya sangat bias terhadap budaya dan pemikiran
Barat. Untuk mas a kolonial di abad kesembilan belas dan awal abad keduapuluh, kajian-kajian
seperti ini memang marak, seperti yang nanti akan didiskusikan. Namun, di antaranya berkat
kritikan keras dari Edward Said, kajian-kajian sarjana Barat terhadap Islam dan al-Qur'an pada
abad keduapuluh dan keduapuluh satu sudah mulai berubah dan beragam,
Selain itu, ketika berbicara Barat, kita juga harus menyadari bahwa di Barat tidak hanya
sarjana non-Muslim yang mengkaji Islam dan al-Qur'an, namun banyak juga sarjana Muslim
yang tinggal dan mengajar di Barat dan menulis beberapa kajian ten tang Islam dan al-Qur'an.
Oleh karena itu, dalam tulisan ini, dunia Barat, tidak hanya dibatasi pada sarjana Barat non
Muslim namun juga sarjana Muslim yang menulis di Barat, seperti Fazlur Rahman, Khalid Abu
el-Fadl, Abdullahi Ahmed an-Nairn, Amina Wadud, Asma Barlas, Nasr Hamid Abu Zayd,
dan lainnya.
Kedua, dalam tulisan ini, penulis lebih memilih tema kajian al-Qur'an
daripada kajian
tafsir, karena sarjana-sarjana di Barat tidak hanya mengkaji tafsir, namun juga mengkaji teks alQur'an,
sejarah al-Qur'an,
'Buku ini sudah diterjemahkan
1984), Lihat juga tulisanJacques
753,
periodisasi
al-Qur'an,
kandungan
oleh Asep Hikmat ke bahasa Indonesia
Waardenburg,
"Mustashrikun,'
al-Qur'an,
ulum al-Qur'an,
dengan judul O r ien ta lism e (Bandung: Pus taka,
E n cyclo p a ed ia o f Isla m (Leiden: E.J. Brill, 1960-),7:
735-
2
Stu d ia ln sa n ia nmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Vol. 1,No. 1
terjemahan al-Qur'an, dan lain-lain. Oleh karena itu sebenarnya kajian-kajian al-Qur'an oleh
sarjana-sarjana di Barat sangat kaya dan layak dikaji karena dapat memperkaya wawasan kita,
walaupun kita harus tetap kritis terhadap karya-karya tersebut. Bahkan Gabriel Said Reynolds
menyatakan bahwa kajian al-Qur'an di Barat saat ini telah mencapai masa keemasannya "the
golden age of Qur'anic studies has arrived."? Oleh karena kajian para sarjana di Barat sangat
banyak, dan tidak mungkin untuk dibahas satu persatu dalam tulisan ini, maka tulisan ini hanya
akan membahas beberapa karya yang cukup berpengaruh
K a te g o r i
Um um
saja.MLKJIHGFEDCBA
K a jia n O r ie n ta lis
Di dalam mendiskusikan kajian Orientalis terhadap al-Qur'an, kita dapat membagi mereka
ke dalam dua kategori umum, yaitu pertama kelompok
''o ld '' O r ien ta l ism (Orientalisme
"Masa
Lalu"). Lihat saja Ignaz Goldziher yang wafat tahun 1921, Theodor Noldeke (m. 1930), Edward
Sell (m. 1932), Arthur Jeffery (m. 1959).
Kelompok
ini di dalam beberapa karyanya lebih mengutamakan
kajian kepada w h a t is
b eh in d th e text (apa yang ada di batik teks/ al-Qur'an). Karya Edward Sell yang berjudul H isto r ica l
D evelo p m en t o j th e Q u r 'a n ,
A Mingana tentang Syir ia c In flu en ce o n th e Style o j th e K u r 'a n , A Jeffery
tentang Th e F o r eig n Vo ca b u la r y o j th e Q u r 'a n , dan juga yang lain, masuk dalam kategori ini, karena
membahas
sesuatu sebelum al-Qur'an
terbentuk,
seperti pengaruh
luar terhadap
dan juga sejarah kemunculan al-Qur'an. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
al-Qur'an
metodologi
filologi, textcr iticism , fo r m cr iticism dan lainnya.
Banyak juga karya Orientalis yang tidak setuju dengan pandangan mereka dan mengajukan
pandangan yang jauh berbeda. Bahkan, beberapa pengamat kajian al-Qur'an menyatakan bahwa
saat ini telah terjadi "perubahan
paradigma" (sh ift o j p a r a d ig m ) dalam kajian al-Qur'an.'
Kalau
kajian kelompok pertama lebih terfokus pada w h a t is b eh in d th e text(a p a yang ada di belakang
teks), paradigma kelompok yang kedua adalah w h a t is b efo r e/in fr o n t o j th e text (apa yang ada di
hadapan teks/al-Qur'an)
kepada
seperti bagaimana al-Qur'an telah dan selalu memberikan pengaruh
orang yang membacanya/mendengarnya,
bagaimana
para pembaca/pendengar
menerima dan memahami al-Qur'an.
Perubahan paradigma ini terjadi dari pendekatan
ke pendekatan
filologis, text cr iticism ter h a d a p
al-Qur'an
sastra. Buku Th e Liter a r y Str u ctu r es o j Relig io u s M ea n in g in th e Q u r 'a n
(LSRMQ)
yang diedit oleh Issa J. Boullata" adalah merupakan salah satu contoh dari perubahan paradigma
ini. Di dalam karya ini, beberapa Orientalis seperti Boullata, A Neuwirth, AH. Johns, AM.
Zahniser, Michael Sells, dan AT. Welch mengkaji dan mengapresiasi
gaya sastra al-Qur'an.
Boullata, seorang penganut agama Kristen dari Pales tina, banyak menulis dan mengapresiasi
kemukjizatan al-Qur'an. A Neuwirth, salah satu sarjana wanita pengkaji al-Qur'an dan sastra
Arab dariJerman, menulis disertasinya tentang kesatuan tema dalam al-Qur'an, dan kini banyak
mempublikasikan beberapa tulisan yang menentang pandangan J. Wansbrough dan A Rippin.
2Gabriel Said Reynolds, "Introduction: The Golden Age of Qur'anic Studies?," dalam Gabriel Said Reynolds (ed.),
N ew P er sp ectives o n th e Q u r 'tm : Th e Q u r 'a n in Its H isto r ica l C o n text 2 (London dan New York: Routledge, 2011), 2.
3Stefan Wild, "Preface," in Th e Q u r 'a n a s Text, ed. S. Wild (Leiden: Brill, 1996), viii.
"Diterbitkan di Richmond, Surrey: Curzon Press, 2000.
1
I. nmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
YUSUF RAHMAN
Tren Kajian Al-Qur'an
3
Selain pembedaan di atas, para pengkaji karya-karya Orientalis biasanya juga membedakan
kajian Orientalis kepada kajian edcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
r evisio n is dan tr a d isio n a lis. Kelompok revisionis adalah para sarjana
yang selalu meragukan dan mempertanyakan
klairn umat Islam atas kebenaran tradisi-tradisi
Islam namun, menurut mereka, klaim tersebut tidak didukung dengan bukti yang kuat dan
tidak bias, semen tara kelompok tradisionalis adalah para sarjana Barat yang mempercayai klairn
umat Islam terse but dengan tanpa mempertanyakannya."
Kajian-kajian
al-Qur'an
yang termasuk
dalam kajian revisionis
adalah karya John
Wansbrough Q u r a n ic Stu d ies: Sour ces a n d M eth o d s o f Scr ip tu r a l In ter p r eta tio n . Di an tara kesirnpulan
Wansbrough adalah pernyataannya bahwa redaksi final al-Qur'an baru selesai 150 tahun setelah
Nabi Muhammad
wafat." Kesimpulan
umat Islam yang menyatakan
ini tentu saja berbeda dengan kesirnpulan mayoritas
bahwa al-Qur'an
telah selesai dan lengkap
sebelum
Nabi
Muhammad wafat.
Banyak sarjana yang juga mengadopsi pendekatan revisionis ini, baik dalam mengkaji alQur'an, tafsir, fiqh maupun bidang lainnya, seperti Andrew Rippin, Gerald Hawting, Patricia
Crone, Michael Cook, Christoph Luxenberg, and Gerd Puin.?
Andrew Rippin, misalnya, dapat dikatakan sebagai murid setia John Wansbrough. Walaupun
sebenarnya dia menulis disertasi ten tang .Asb d b a l-N u zu l
di McGill University Kanada yang
dibirnbing oleh Prof. Charles Adams, tapi ia lebih banyak belajar dan mengerjakan disertasinya
di SOAS (School of Oriental and African Studies) di Inggris bersamaJohn
Wansbrough. Banyak
karya-karya Rippin, yang kini dapat dibaca dalam Th e Q u r 'a n a n d Its In ter p r eta tive Tr a d itio n , tentang
beberapa tema kajian al-Qur'an dan tafsir, dan membahas sejarah perkembangan
tafsir. Salah
satu yang menjadi konsern utamanya adalah tafsir pada masa awal Islam. Dalam hal ini ia banyak
mengkritik para sarjana yang mengaminkan
begitu saja klairn para ulama ten tang karya-karya
sarjana Muslim, seperti Ibn 'Abbas. Berdasarkan kajian terhadap teks dan manuskrip yang ada
di beberapa negara, ia menyirnpulkan
bahwa sebenarnya beberapa karya Ibn 'Abbas an tara
satu dengan lainnya sama saja, namun diberi judul berbeda-beda."
Pertanyaan
mendasar
yang diajukan kelompok
buktinya bahwa al-Qur'an
revisionis
adalah "apa buktinya"
sudah final pada masa Nabi? Apa buktinya
Apa
bahwa al-Qur'an
dikodifikasi pada masa khalifah U sman? Dan bukti yang diharapkan dari kelompok revisionis
ini adalah bukti historis yang tidak bias, dan akan lebih baik dari sumber non-Islam, Kelompok
revisionis menyangsikan dan kurang mempercayai sumber-surnber Muslim, karena bagi mereka
sumber-surnber
tersebut termasuk dalam "Sejarah Penyelamatan"
5Lihat pembagian
J. Koren and Y. D. Nevo, "Methodological
107. Lihat Juga A. Rippin, "Foreword,"
York: Prometheus
6Lihat pembahasan
John Wansbrough,"
to IslamicxtudiesvDe-
Isla m 68 (1991): 87-
dalam Q u r a n ic Stu d ies: So u r ces a n d M eth o d s o f Q u r a n ic In ter p r eta tio n (Amherst
New
Books, 2004), xu.
The Methodologies
151-163,227-232.
Approaches
(sa lva tio n h isto r y). Sumber-
Rippin tentang tesis Wansbrough
of John Wansbrough,"
Sudah diterjemahkan
dalam tulisannya
"Literary Analysis of Qur'an,
ke bahasa Indonesia
7Lihat Abdullah
University
AZ, 1985),
"Analisis Sastra terhadap al-Qur'an, Tafsir dan Sirah: Metodologi
dalam Richard Martin (ed.), P en d eea ta n Ksfia n Isla m d a la m Stu d iAg a m a ,
(Surakarta: Muhammadiyah
Sira and Tafsir:
in .Ap p r o a cb es to Isla m in Relig io u s Stu d ies, ed. R. C. Martin (Tucson,
terjemahan
Zakiyuddin
Baidhawy
Press, 2001), 201-222.
Saeed, Th e Q u r 'a n : An In tr o d u ctio n (New York: Routledge,
2008), 108.
8Lihat di antaranya Rippin, "Tafsir Ibn 'Abbas and Criteria for Dating Early taisir Texts:' J er u sa lem Stu d ies in .Ar a b ic a n d
Isla m 18 (1994): 38-83, Rippin,
G h a r ib a l-Q u r 'd n ," BSO AS
"Ibn 'Abbas's a l-Lu g h a t jil-Q u r 'd n ,"
46 (1983): 332-333.
BSO AS
44 (198 1): 15-2 5; dan Rippin, "Ibn 'Abbas's
4
Stu d ia ln sa n ia nmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Vol. 1,No. 1
sumber tersebut tidak berbicara "what really have happened"
akan tetapi "what they believe/ assume have really happened"
benar telah terjadi").? Argumen
(apa yang sebenamya terjadi),
(apa yang mereka yakini benar-
mereka "kita tidak tahu dan mungkin
tidak pemah
dapat
mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi; semua yang kita ketahui sekarang adalah apa yang
dipercaya telah terjadi oleh orang yang datang kemudian,
seperti terekam
dalam Sejarah
Penyelamatan."!"
Jika kelompok revisionis menyangsikan kesimpulan-kesimpulan
yang terdapat dalam tradisi
Islam karena ketiadaan bukti yang kuat, kelompok Orientalis yang lain, yang disebut dengan
kelompok tradisionalis, mempercayai kesimpulan-kesimpulan
yang terdapat dalam tradisi Islam,
selama belum ada bukti yang mengatakan sebaliknya. WM. Watt, We. Smith, Issa J. Boullata
dan Wael B. Hallaq, adalah di an tara sarjana yang dapat dikategorikan dalam kelompok kedua
ini. Pendekatan ini oleh Charles J. Adams disebut dengan pendekatan ir en ic, yaitu pendekatan
yang menghargai kebenaran keberagamaan orang lain." Wilfred Cantwell Smith, pendiri the
Institute of Islamic Studies di McGill University Kanada mengatakan bahwa pemyataan kita
tentang suatu agama baru bisa dikatakan benar, jika pemeluk agama tersebut mengkonfirmasi
kebenaran pemyataan kita.
Respon Sarjana Muslim terhadap Kajian Orientalis
Sarjana Muslim berbeda-beda
di dalam merespon
karya para Orientalis.
Tentu saja
mayoritas di antara mereka men en tang kajian para Orientalis, terutama yang revisionis. Kalau
kita membaca beberapa artikel dan buku yang ada kita dapatkan "caci maki" mereka terhadap
kajian Orientalis. Di Indonesia
kita bisa menemukan
beberapa tulisan ten tang ini, misalnya
Adnin Armas, M eto d o lo g i Bib el d a la m S tu d i a l-Q u r 'a n : Ka fia n Kr itis, 12 dan Syamsuddin Arif, O r ien ta l is
& D ia b o lism e P em ikir a n . 13
Di Barat, respon negatif terhadap karya Orientalis ditunjukkan oleh, misalnya M. AbdulRauf. Abdul-Rauf menyatakan dalam '''Outsiders'
Interpretation of Islam: A Muslim's Point of
View?" bahwa sarjana non-Muslim tidak berhak untuk berbicara ten tang Islam, karena, menurut
istilah Fazlur Rahman, mereka tidak mengalami dan mengintemalisasi Islam dalam diri mereka.
"Hanya orang yang pemah merasakan sakit gigi bisa menjelaskan sakitnya sakit gigi."
lni tentu berbeda dengan respon Fazlur Rahman, yang walaupun mengkritisi beberapa
kajian Orientalis, namun memberikan apresisasi terhadap kontribusi mereka dalam kajian Islam
dan al-Qur'an.
Rahman memberikan
beberapa
syarat agar kajian Orientalis
bisa memiliki
"Lihat Rippin, "Analisis Sastra terhadap al-Qur'an, Tafsir dan Sirah," 205-208.
IORippin,"Analisis Sastra terhadap al-Qur'an, Tafsir dan Sirah," 208.
"Lihat Charles J. Adams, "Islamic Religious Tradition," dalam Th e Stu r !J o f th e M id d le E a st, L. Binder (ed.) (New
York: Wiley, 1976), 38.
12Jakarta:Gema Insani Press, 2005.
I3Jakarta:Gema Insani Press, 2008.
I~M.Abdul-Rauf, "'Outsiders' Interpretations of Islam: A Muslim's Point of View," dalam R.c. Martin (ed.),
Ap p r o a r : h es to Isla m in Relig io u s Stu d ies (Tucson: University of Arizona Press, 1985), 179-188. Sudah diterjemahkan ke bahasa
Indonesia"Interpretasi Orang Luar ten tang Islam: Studi Pandang Muslim," 237-248. Untuk respon sarjana-sarjana Muslim
lainnya, lihat Rippin, "Western Scholarship and the QuI' an," Th e C a m b r id g e C o m p a n io n to th e Q u r 'e1 n , Jane Dammen McAuliffe
(ed.) (Cambridge, New York: Cambridge University Press, 2006), 245-247.
YUSUF RAHMAN
pemahaman
TrenKajianAl-Qur'an
dan aprresiasi intelektual terhadap Islam, yaitu tidak berprasangka,
berpengetahuan
5
sensitif dan
banyak." Di akhir tulisannya, Rahman berharap terwujudnya kajian Islam yang
lebih sehat dan lebih kaya akan muncul di masa yang akan datang.MLKJIHGFEDCBA
K a jia n S a r ja n a d i B a r a t te r h a d a p
al-Qur'an
p ad a M asa
K in i
Sebagaimana disampaikan oleh Reynolds, kajian al-Qur'an di dunia Barat telah mencapai
"the golden age" dan mencakup berbagai bidang kajian. Di samping itu, fenomena yang menarik
adalah bahwa telah terjadi kolaborasi an tara sarjana Muslim dan sarjana non Muslim dalam
mengkaji Islam dan al-Qur'an. Dengan keberadaan beberapa sarjana Muslim yang tinggal dan
mengajar di negara Barat, kolaborasi ini semakin mudah dilakukan. Salah satu contoh utama
Th e E n r yclo p a ed ia of th e Q u r 'a n , sebanyak 5 jilid, yang diedit oleh
kolaborasi ini adalah terbitnya edcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Jane D. McAuliffe, di mana sarjana non Muslim dan juga sarjana Muslim membahas beberapa
kata, konsep, temp at, dan juga beberapa penafsiran terhadap suatu tema dalam al-Qur'an." Pada
tahun 2007 juga terbit buku referensi penting tentang al-Qur'an dalam bahasa Perancis berjudul
D ictio n n a ir e d u C o r a n , yang ditulis oleh beberapa sarjana dengan bahasa Perancis." Buku-buku ini,
terutama yang pertama, pastinya akan menjadi buku referensi penting ten tang kajian al-Qur'an.
Selain buku referensi di atas, Reynolds" juga menjelaskan beberapa buku referensi yang
dipublikasikan di Eropa. Pertama tentang kamus al-Qur'an untuk memudahkan para pembaca
memahami makna al-Qur' an, seperti A C o n cise D ictio n a r y of Ko r a n ic Ar a b ic oleh Arne A. Ambros
dan Stepan Prochazka,"
serta Th e Ar a b ic
Badawi dan Muhammad
Abdel Haleern."
-
E n g lish
D ictio n a r y
U sa g e oleh Elsaid
of Q u r 'a n ic
Selain kamus al-Qur'an, beberapa terjemahan terhadap al-Qur'an dalam berbagai bahasa
Eropa juga dapat ditemukan, baik yang ditulis oleh sarjana Muslim maupun non Muslim, seperti
MAS. Abdel Haleem dengan judul Th e Q u r 'd n ,2 1 Tarif Khalidi, Th e Q u r 'a n : A New Tr a n sla tio n /"
Sementara dari non Muslim ada Alan Jones dengan judul Th e Q u r 'a n / 3 d a n
Ko r a n i" Menarik untuk
penerjemahan
dikaji bagaimana
subyektifitas penerjemah
Harmut Bobzin D er
mempengaruhi
kegiatan
al-Qur'an.
Jane D. McAuliffe, yang telah menulis beberapa artikel dan buku tentang kajian al-Qur'an
dan mengedit Th e E n r ycfp a ed ia of th e Q u r 'd n , juga mengedit sebuah buku berjudul Th e C a m b r id g e
dengan mengajak sarjana non Muslim dan juga Muslim untuk membahas
C o m p a n io n to th e Q u r 'a n
beberapa aspek ten tang sejarah teks al-Qur'an hingga penafsiran al-Qur'an."
15F.Rahman,
"Pendekatan
16Jane D. McAuliffe
terhadap
l~iesbaden:
259.
(ed.), Th e E n r yclo p a ed ia o f Is/a m , 5 jilid (Leiden: Brill, 2001-2006).
17Diedit oleh M.A. Amir-Moezzi
18Lihat Reynolds,
Islam dalam Studi Agama,"
Sarjana Muslim
"The Golden
(paris: Laffont,
Age of Qur'anic
2007).
Studies,"
5 dst.
reichert, 2004.
2°Leiden: Brill, 2008.
210xford: Oxford
22London: Penguin
University
Press, 2004.
Classics, 2008.
23Exeter: Gibb Memorial
Trust, 2007.
24Munich: Beck, 2010.
25Jane D. McAuliffe
Press, 2006),
(ed.), Th e C a m b r id g e C o m p a n io n to th e Q u r 'a n (Cambridge
dan New York: Cambridge
University
6
Stu d ia In sa n ia nmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
yang ikut berpartisipasi
Vol. 1,No.1
dalam penulisan buku ini adalah Navid Kermani, Asma Barlas dan
Abdulaziz Sachedina, yang masing-masing membahas aspek aestetik dari al-Qur'an, penafsiran
jender dan hubungan antara Islam dengan agama yang lain. Di samping itu, A. Rippin mengedit
buku dengan judul Th e Bla ckwell C o m p a n io n to th e Q u r 'a ,r 6 yang membahas berbagai pendekatan
untuk mengkaji teks al-Qur'an, tema-tema al-Qur'an, dan berbagai bentuk penafsiran al-Qur'an,
seperti penafsiran Sunni, penafsiran sufistik, penafsiran Syi'ah Ismailiyyah dan Ithna Asy'ariyyah,
dll, Kedua buku ini saling melengkapi dan ditulis oleh para sarjana dalam bidangnya, dan juga
diperuntukkan
untuk mereka yang ingin tahu lebih jauh tentang al-Qur'an dan isinya.
Selain kumpulan artikel dalam ensiklopedia dan "companion",
beberapa buku terbit yang
merupakan hasil dari seminar internasional ten tang kajian al-Qur'an. Reynolds mencatat pertama
adalah konferensi yang diadakan pada bulan Januari 21-25 tahun 2004 dengan judul "Historische
Sondierung und methodische Reflexionen zur Koranexegese - Wege zur Rekonstruktion
vorkanonischen
des
Koran." Penyelenggaranya adalah Angelika Neuwirth, Nicolai Sinai dan Michel
Marx dari Free University, Berlin. Paper-paper
dari seminar ini kemudian diterbitkan dalam
bahasa Inggris dengan judul Th e Q u r 'a n in C o n text: H isto r ica l a n d Liter a r y In vestig a tio n s in th e Q u r 'a n ic
M ilieu . 2 7
Sebagaimana dapat dibaca dari judulnya, kajian ini menggabungkan
antara pendekatan
historis dan sastra. Penting untuk dicatat bahwa Angelika Neuwirth merupakan salah satu sarjana
yang banyak mengkritisi karya-karya kelompok revisionis.
Selain di Free University Berlin, diJerman juga terdapat pusat kajian al-Qur'an yang bernama
Inarah: Institute zur Erfoschung der fruehen Islamgescichte und des Koran, yang dipimpin GerdR. Puin dan Karl Heinz Ohlig. Berbeda dengan pusat kajian yang di Free University, pusat kajian
ini sangat ken tara proyek "radical historical revisionism"." Pusat kajian ini telah mempublikasikan
empat buku antara tahun 2005 - 2009 yang mengkaji secara kritis tentang asal usul Islam dan alQur'an, seperti D ie d u n klen Ar ifa en g e: Neu e F o r sch u n g en zu r E n tsteh u n g u n d fr u eh en G esch ich te d es Isla m ,
D er fr u eh e Isla m , Sch la g lich ter : d ie b ied en er sten isla m isch en [ a b r b u n d er te, dan Vo m Ko r a n zu m Isla m . 29
Selain konferensi yang diadakan diJerman, beberapa konferensi juga diadakan di Amerika
Serikat. Pertama konferensi yang diketuai Reynolds yang diadakan di University of Notre
Dame pada bulan April 2005 dengan tema "Towards a New Reading of the Qur'an?" yang
kemudian menghasilkan
buku dengan judul Th e Q u r 'a n
in Its H isto r ica l
C o n text/"
Reynolds
menyatakan bahwa konferensi ini diadakan untuk mengkritisi pemikiran kelompok revisionis
atas dasar argumentasi dan teori mereka, dan juga untuk mengkaji al-Qur'an dan hubungannya
dengan konteksnya, yaitu Late Antiquity.
Pad a bulan April 2009, Reynolds mengadakan Notre Dame Qur'an Conference yang kedua
yang menghasilkan buku dengan judul New P er sp ectives o n th e Q u r 'a n :
31
C o n text. Yang
penting dicatat dari konferensi
Th e Q u r 'a n
in Its H isto r ica l
dan buku ini, kata Reynolds, adalah pertama
26A.Rippin, Th e Bla ckwell C o m p a n io n to th e Q u r 'a n (Oxford: Blackwell, 2006).
27Leiden:Brill, 2010.
28Reynolds,"Introduction: The Golden Age of Qur'anic Studies," 8.
29LihatReynolds, "Introduction: The Golden Age of Qur'anic Studies," 8.
"Reynolde (ed.), Th e Q u r 'a n in Its H isto r ica l C o n text (London dan New York: Routledge, 2007).
llReynolds (ed.), New P er sp ectives o n th eQ u r '!m : Th eQ u r 'a n in Its H isto r ica l C o n text 2 (London dan Newyork: Routledge,
2011).
YUSUF RAHMAN
Tren Kajian AI-Qur'an
7
mulai banyaknya sarjana Muslim yang terlibat dalam kajian kritis terhadap al-Qur'an, dan kedua,
kebanyakan kajian terkini terhadap al-Qur'an, walaupun masih ada kajian yang bersifat polemik,
secara garis besar dipengaruhi oleh respon yang simpatik terhadap teks al-Qur'an. Para sarjana
yang terlibat dalam kajian ini lebih termotivasi oleh apresiasi intelektual mereka terhadap alQur'an, dari pada untuk kepentingan polemik.
Berdasarkan catatan Reynolds ini, penting kemudian bagi para sarjana Muslim untuk ikut
terlibat dalam kajian-kajian akademik terhadap al-Qur'an. Saat ini, sarjana-sarjana Muslim yang
terlibat, baik dengan menggunakan pendekatan tradisional maupun kritis, dalam kajian al-Qur'an,
belum terlalu banyak. Beberapa di antara mereka bahkan saat ini sudah tiada, seperti Fazlur
Rahman, Nasr Hamid Abu Zayd, Mohammed
Arkoun. Beberapa karya mereka telah banyak
menggugah pemikiran kebanyakan umat Islam. Fazlur Rahman dengan pendekatan
"double
movement"nya,
dengan
"deconstruction
Nasr
Abu
Zayd
dengan
"hermeneutika"nya
dan Arkoun
strategy"nya.
Tentu saja, pemikiran dan metode kajian yang mereka ajukan tidak begitu saja diterima
oleh masyarakat Muslim. Itu kenapa di antaranya mereka tinggal dan mengajar di negara Barat
dan tidak di negara Muslim. Yang pertama, dalam konteks luas, sangat menghargai kebebasan
akademik, sementara
di negara Muslim, kajian yang berbeda
dan "bertentangan"
dengan
pandangan masyarakat Muslim dianggap sesat dan dengan demikian dicap kafir,
Selain para sarjana Muslim di atas yang berkiprah
Muslim yang telah menggunakan pendekatan-pendekatan
di Barat, terdapat beberapa
sarjana
baru dan modern, seperti pendekatan
jender yang diu sung oleh Rif'at Hassan, Aminah Wadud, Asma Barlas, pendekatan
teologi
pembebasan yang diu sung Farid Esack dan Asghar Ali Engineer, pendekatan hubungan antar
umat beragama yang diusung Abdulaziz Sachedina.
o n lin e
Terakhir, fen omena yang menarik dalam kajian al-Qur'an di Barat adalah fenomena edcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
r eso u r ce dalam
kajian al-Qur'an.
Reynolds
mencatat
beberapa
digunakan untuk melihat, membaca dan mendownload
alamat website yang dapat
kajian al-Qur'an.F
yang dibuat oleh Mehdi Azaiez dalam bahasa Perancis
dengan
azaiez.org) yang memberikan informasi ten tang konferensi-konferensi
Pertama website
alamat (
STUDIA INSANIA
T r e n d K a jia n A I Q u r a n d i O u n ia B a r a t
Yusuf Rahman
A I Q u r a n s e b a g a i S u m b e r T e k s t u a l F ils a f a t I s la m
Wardani
K a jia n P s ik o lo g i d a la m
O is k u s i P e m ik ir a n
M u s lim
K o n te m p o re r
M. Zainal Abidin
U p a y a G u r u A I - Q u r 'a n
d a la m
M e m b a c a A I - Q u r 'a n
M e n g a ta s i
d i S O IT U k h u w a h
K e s u lit a n
B e la ja r
B a n ja r m a s in
Hafiz Mubarak
a a n O ir i t e r h a d a p
P e n y e s u a ia n
C iiS M P M u h a m m a d iy a h
S o s ia l p a d a R e m a j
1 M a la n g
Aziza Fitriah
ungan
P e r ila k u
M e n g a b a ik a n
P o s it if o le h G u r u u n t u k M e n g u r a n g i
T u g a s p a d a S is w a S M A N e g e r i 3 B
Hellya AgustinanmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Jurnal Studia
Insania
Volume 1
Nomor 1
ISSN
2 0 8 8 -6 3 0 6
DAFTAR
I S I nmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Trend Kajian AI-Qur'an di Dunia Barat
Y u su f
R a h m a n TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1
AI-Qur'an sebagai Sumber Tekstual Filsafat Islam
Ward ani
9
Kajian Psikologi dalam Diskusi Pemikiran Muslim Kontemporer
25
M . Z a in a l A b id in
Upaya Guru Al-Qur'an
dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur'an
di SDIT Ukhuwah Banjarmasin
H a fiz
Hubungan
Kepercayaan Diri terhadap Penyesuaian Sosial pada Remaja
di SMP Muhammadiyah
A z iz a
39
M ubarak
1 Malang
F itr ia h
53
Dukungan Perilaku Positif oleh Guru Untuk Mengurangi Perilaku Mengabaikan Tugas
Pad a Siswa SMA Negeri 3 Banjarmasin
H e lly a
A g u s tin a
75
Stu d ia In sa n ia , nmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
April 2013
Vol.
i.ne.rMLKJIHGFEDCBA
ISSN 2088-6306
T R E N K A JIA N
A L -Q U R ' A N
Y u su f
D I D U N IA
BARAT
R ahm an
Dosen Fakultas Ushuluddin dan Sekolah Pascasarjana
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
A b str a c t
Th is r esea r ch wa s p a r tia lfy
O r ien ta lists
Q u r 'a n ,
ta ke r efer en ce ~
E d wa r d
Sa id in h is O r ien ta l ism in TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1 9 7 8 h a ve cr iticized th e
wh ich h e sa id wa s b ia sed a g a in st Wester n th o u g h t a n d cu ltu r e, O r ien ta list
stu d ies o f th e AI-
we co u ld d ivid e th em in to two g en er a l ca teg o r ies, th e fir st g r o u p ''o ld '' O r ien ta l ism (O n 'en ta lism
P a st''). Th is p a r a d ig m
sh ift o ccu r r ed fr o m p h ilo lo g ica l a p p r o a ch , a itia sm o f th e text o f th e AI-Q u r 'a n
a p p r o a ch liter a tu r e; stu cfy th e AI-Q u r 'a n
'Th e
to
in th e Wester n wo r ld in r ecen tyea r s is ver y wid esp r ea d a n d g r o win g .
In co n tr a st to p r evio u s stu d ies in th e p a st wer e ver y m u ch in flu en ced ~ th e sp ir it o f co lo n ia lism , a n d o r ien ta l ism
m isio n a r ism e, stu cfy th e AI-Q u r 'a n
in r ecen t yea r s sh o ws a n u n d er sta n d in g
a n d a p p r ecia tio n o f in tellectu a l
p r o p er (}.
Kata kunci: p a r a d ig m a , o r ien ta lism e, ko lo n ia lism e
P e n d a h u lu a n
Pertama, sebelum membahas lebih lanjut tema ini, perlu dijelaskan terlebih dahulu yang
dimaksud dengan Barat dalam tulisan ini. "Barat" biasanya diasosiasikan dengan para Orientalis,
yaitu para sarjana Barat yang mempelajari budaya dan tradisi Timur. Orientalis berasal dari
kata bahasa Latin o r ien s, Timur. Edward Said dalam karyanya O n en ta lism '
pada tahun 1978
telah mengkritisi para Orientalis yang menurutnya sangat bias terhadap budaya dan pemikiran
Barat. Untuk mas a kolonial di abad kesembilan belas dan awal abad keduapuluh, kajian-kajian
seperti ini memang marak, seperti yang nanti akan didiskusikan. Namun, di antaranya berkat
kritikan keras dari Edward Said, kajian-kajian sarjana Barat terhadap Islam dan al-Qur'an pada
abad keduapuluh dan keduapuluh satu sudah mulai berubah dan beragam,
Selain itu, ketika berbicara Barat, kita juga harus menyadari bahwa di Barat tidak hanya
sarjana non-Muslim yang mengkaji Islam dan al-Qur'an, namun banyak juga sarjana Muslim
yang tinggal dan mengajar di Barat dan menulis beberapa kajian ten tang Islam dan al-Qur'an.
Oleh karena itu, dalam tulisan ini, dunia Barat, tidak hanya dibatasi pada sarjana Barat non
Muslim namun juga sarjana Muslim yang menulis di Barat, seperti Fazlur Rahman, Khalid Abu
el-Fadl, Abdullahi Ahmed an-Nairn, Amina Wadud, Asma Barlas, Nasr Hamid Abu Zayd,
dan lainnya.
Kedua, dalam tulisan ini, penulis lebih memilih tema kajian al-Qur'an
daripada kajian
tafsir, karena sarjana-sarjana di Barat tidak hanya mengkaji tafsir, namun juga mengkaji teks alQur'an,
sejarah al-Qur'an,
'Buku ini sudah diterjemahkan
1984), Lihat juga tulisanJacques
753,
periodisasi
al-Qur'an,
kandungan
oleh Asep Hikmat ke bahasa Indonesia
Waardenburg,
"Mustashrikun,'
al-Qur'an,
ulum al-Qur'an,
dengan judul O r ien ta lism e (Bandung: Pus taka,
E n cyclo p a ed ia o f Isla m (Leiden: E.J. Brill, 1960-),7:
735-
2
Stu d ia ln sa n ia nmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Vol. 1,No. 1
terjemahan al-Qur'an, dan lain-lain. Oleh karena itu sebenarnya kajian-kajian al-Qur'an oleh
sarjana-sarjana di Barat sangat kaya dan layak dikaji karena dapat memperkaya wawasan kita,
walaupun kita harus tetap kritis terhadap karya-karya tersebut. Bahkan Gabriel Said Reynolds
menyatakan bahwa kajian al-Qur'an di Barat saat ini telah mencapai masa keemasannya "the
golden age of Qur'anic studies has arrived."? Oleh karena kajian para sarjana di Barat sangat
banyak, dan tidak mungkin untuk dibahas satu persatu dalam tulisan ini, maka tulisan ini hanya
akan membahas beberapa karya yang cukup berpengaruh
K a te g o r i
Um um
saja.MLKJIHGFEDCBA
K a jia n O r ie n ta lis
Di dalam mendiskusikan kajian Orientalis terhadap al-Qur'an, kita dapat membagi mereka
ke dalam dua kategori umum, yaitu pertama kelompok
''o ld '' O r ien ta l ism (Orientalisme
"Masa
Lalu"). Lihat saja Ignaz Goldziher yang wafat tahun 1921, Theodor Noldeke (m. 1930), Edward
Sell (m. 1932), Arthur Jeffery (m. 1959).
Kelompok
ini di dalam beberapa karyanya lebih mengutamakan
kajian kepada w h a t is
b eh in d th e text (apa yang ada di batik teks/ al-Qur'an). Karya Edward Sell yang berjudul H isto r ica l
D evelo p m en t o j th e Q u r 'a n ,
A Mingana tentang Syir ia c In flu en ce o n th e Style o j th e K u r 'a n , A Jeffery
tentang Th e F o r eig n Vo ca b u la r y o j th e Q u r 'a n , dan juga yang lain, masuk dalam kategori ini, karena
membahas
sesuatu sebelum al-Qur'an
terbentuk,
seperti pengaruh
luar terhadap
dan juga sejarah kemunculan al-Qur'an. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
al-Qur'an
metodologi
filologi, textcr iticism , fo r m cr iticism dan lainnya.
Banyak juga karya Orientalis yang tidak setuju dengan pandangan mereka dan mengajukan
pandangan yang jauh berbeda. Bahkan, beberapa pengamat kajian al-Qur'an menyatakan bahwa
saat ini telah terjadi "perubahan
paradigma" (sh ift o j p a r a d ig m ) dalam kajian al-Qur'an.'
Kalau
kajian kelompok pertama lebih terfokus pada w h a t is b eh in d th e text(a p a yang ada di belakang
teks), paradigma kelompok yang kedua adalah w h a t is b efo r e/in fr o n t o j th e text (apa yang ada di
hadapan teks/al-Qur'an)
kepada
seperti bagaimana al-Qur'an telah dan selalu memberikan pengaruh
orang yang membacanya/mendengarnya,
bagaimana
para pembaca/pendengar
menerima dan memahami al-Qur'an.
Perubahan paradigma ini terjadi dari pendekatan
ke pendekatan
filologis, text cr iticism ter h a d a p
al-Qur'an
sastra. Buku Th e Liter a r y Str u ctu r es o j Relig io u s M ea n in g in th e Q u r 'a n
(LSRMQ)
yang diedit oleh Issa J. Boullata" adalah merupakan salah satu contoh dari perubahan paradigma
ini. Di dalam karya ini, beberapa Orientalis seperti Boullata, A Neuwirth, AH. Johns, AM.
Zahniser, Michael Sells, dan AT. Welch mengkaji dan mengapresiasi
gaya sastra al-Qur'an.
Boullata, seorang penganut agama Kristen dari Pales tina, banyak menulis dan mengapresiasi
kemukjizatan al-Qur'an. A Neuwirth, salah satu sarjana wanita pengkaji al-Qur'an dan sastra
Arab dariJerman, menulis disertasinya tentang kesatuan tema dalam al-Qur'an, dan kini banyak
mempublikasikan beberapa tulisan yang menentang pandangan J. Wansbrough dan A Rippin.
2Gabriel Said Reynolds, "Introduction: The Golden Age of Qur'anic Studies?," dalam Gabriel Said Reynolds (ed.),
N ew P er sp ectives o n th e Q u r 'tm : Th e Q u r 'a n in Its H isto r ica l C o n text 2 (London dan New York: Routledge, 2011), 2.
3Stefan Wild, "Preface," in Th e Q u r 'a n a s Text, ed. S. Wild (Leiden: Brill, 1996), viii.
"Diterbitkan di Richmond, Surrey: Curzon Press, 2000.
1
I. nmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
YUSUF RAHMAN
Tren Kajian Al-Qur'an
3
Selain pembedaan di atas, para pengkaji karya-karya Orientalis biasanya juga membedakan
kajian Orientalis kepada kajian edcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
r evisio n is dan tr a d isio n a lis. Kelompok revisionis adalah para sarjana
yang selalu meragukan dan mempertanyakan
klairn umat Islam atas kebenaran tradisi-tradisi
Islam namun, menurut mereka, klaim tersebut tidak didukung dengan bukti yang kuat dan
tidak bias, semen tara kelompok tradisionalis adalah para sarjana Barat yang mempercayai klairn
umat Islam terse but dengan tanpa mempertanyakannya."
Kajian-kajian
al-Qur'an
yang termasuk
dalam kajian revisionis
adalah karya John
Wansbrough Q u r a n ic Stu d ies: Sour ces a n d M eth o d s o f Scr ip tu r a l In ter p r eta tio n . Di an tara kesirnpulan
Wansbrough adalah pernyataannya bahwa redaksi final al-Qur'an baru selesai 150 tahun setelah
Nabi Muhammad
wafat." Kesimpulan
umat Islam yang menyatakan
ini tentu saja berbeda dengan kesirnpulan mayoritas
bahwa al-Qur'an
telah selesai dan lengkap
sebelum
Nabi
Muhammad wafat.
Banyak sarjana yang juga mengadopsi pendekatan revisionis ini, baik dalam mengkaji alQur'an, tafsir, fiqh maupun bidang lainnya, seperti Andrew Rippin, Gerald Hawting, Patricia
Crone, Michael Cook, Christoph Luxenberg, and Gerd Puin.?
Andrew Rippin, misalnya, dapat dikatakan sebagai murid setia John Wansbrough. Walaupun
sebenarnya dia menulis disertasi ten tang .Asb d b a l-N u zu l
di McGill University Kanada yang
dibirnbing oleh Prof. Charles Adams, tapi ia lebih banyak belajar dan mengerjakan disertasinya
di SOAS (School of Oriental and African Studies) di Inggris bersamaJohn
Wansbrough. Banyak
karya-karya Rippin, yang kini dapat dibaca dalam Th e Q u r 'a n a n d Its In ter p r eta tive Tr a d itio n , tentang
beberapa tema kajian al-Qur'an dan tafsir, dan membahas sejarah perkembangan
tafsir. Salah
satu yang menjadi konsern utamanya adalah tafsir pada masa awal Islam. Dalam hal ini ia banyak
mengkritik para sarjana yang mengaminkan
begitu saja klairn para ulama ten tang karya-karya
sarjana Muslim, seperti Ibn 'Abbas. Berdasarkan kajian terhadap teks dan manuskrip yang ada
di beberapa negara, ia menyirnpulkan
bahwa sebenarnya beberapa karya Ibn 'Abbas an tara
satu dengan lainnya sama saja, namun diberi judul berbeda-beda."
Pertanyaan
mendasar
yang diajukan kelompok
buktinya bahwa al-Qur'an
revisionis
adalah "apa buktinya"
sudah final pada masa Nabi? Apa buktinya
Apa
bahwa al-Qur'an
dikodifikasi pada masa khalifah U sman? Dan bukti yang diharapkan dari kelompok revisionis
ini adalah bukti historis yang tidak bias, dan akan lebih baik dari sumber non-Islam, Kelompok
revisionis menyangsikan dan kurang mempercayai sumber-surnber Muslim, karena bagi mereka
sumber-surnber
tersebut termasuk dalam "Sejarah Penyelamatan"
5Lihat pembagian
J. Koren and Y. D. Nevo, "Methodological
107. Lihat Juga A. Rippin, "Foreword,"
York: Prometheus
6Lihat pembahasan
John Wansbrough,"
to IslamicxtudiesvDe-
Isla m 68 (1991): 87-
dalam Q u r a n ic Stu d ies: So u r ces a n d M eth o d s o f Q u r a n ic In ter p r eta tio n (Amherst
New
Books, 2004), xu.
The Methodologies
151-163,227-232.
Approaches
(sa lva tio n h isto r y). Sumber-
Rippin tentang tesis Wansbrough
of John Wansbrough,"
Sudah diterjemahkan
dalam tulisannya
"Literary Analysis of Qur'an,
ke bahasa Indonesia
7Lihat Abdullah
University
AZ, 1985),
"Analisis Sastra terhadap al-Qur'an, Tafsir dan Sirah: Metodologi
dalam Richard Martin (ed.), P en d eea ta n Ksfia n Isla m d a la m Stu d iAg a m a ,
(Surakarta: Muhammadiyah
Sira and Tafsir:
in .Ap p r o a cb es to Isla m in Relig io u s Stu d ies, ed. R. C. Martin (Tucson,
terjemahan
Zakiyuddin
Baidhawy
Press, 2001), 201-222.
Saeed, Th e Q u r 'a n : An In tr o d u ctio n (New York: Routledge,
2008), 108.
8Lihat di antaranya Rippin, "Tafsir Ibn 'Abbas and Criteria for Dating Early taisir Texts:' J er u sa lem Stu d ies in .Ar a b ic a n d
Isla m 18 (1994): 38-83, Rippin,
G h a r ib a l-Q u r 'd n ," BSO AS
"Ibn 'Abbas's a l-Lu g h a t jil-Q u r 'd n ,"
46 (1983): 332-333.
BSO AS
44 (198 1): 15-2 5; dan Rippin, "Ibn 'Abbas's
4
Stu d ia ln sa n ia nmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Vol. 1,No. 1
sumber tersebut tidak berbicara "what really have happened"
akan tetapi "what they believe/ assume have really happened"
benar telah terjadi").? Argumen
(apa yang sebenamya terjadi),
(apa yang mereka yakini benar-
mereka "kita tidak tahu dan mungkin
tidak pemah
dapat
mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi; semua yang kita ketahui sekarang adalah apa yang
dipercaya telah terjadi oleh orang yang datang kemudian,
seperti terekam
dalam Sejarah
Penyelamatan."!"
Jika kelompok revisionis menyangsikan kesimpulan-kesimpulan
yang terdapat dalam tradisi
Islam karena ketiadaan bukti yang kuat, kelompok Orientalis yang lain, yang disebut dengan
kelompok tradisionalis, mempercayai kesimpulan-kesimpulan
yang terdapat dalam tradisi Islam,
selama belum ada bukti yang mengatakan sebaliknya. WM. Watt, We. Smith, Issa J. Boullata
dan Wael B. Hallaq, adalah di an tara sarjana yang dapat dikategorikan dalam kelompok kedua
ini. Pendekatan ini oleh Charles J. Adams disebut dengan pendekatan ir en ic, yaitu pendekatan
yang menghargai kebenaran keberagamaan orang lain." Wilfred Cantwell Smith, pendiri the
Institute of Islamic Studies di McGill University Kanada mengatakan bahwa pemyataan kita
tentang suatu agama baru bisa dikatakan benar, jika pemeluk agama tersebut mengkonfirmasi
kebenaran pemyataan kita.
Respon Sarjana Muslim terhadap Kajian Orientalis
Sarjana Muslim berbeda-beda
di dalam merespon
karya para Orientalis.
Tentu saja
mayoritas di antara mereka men en tang kajian para Orientalis, terutama yang revisionis. Kalau
kita membaca beberapa artikel dan buku yang ada kita dapatkan "caci maki" mereka terhadap
kajian Orientalis. Di Indonesia
kita bisa menemukan
beberapa tulisan ten tang ini, misalnya
Adnin Armas, M eto d o lo g i Bib el d a la m S tu d i a l-Q u r 'a n : Ka fia n Kr itis, 12 dan Syamsuddin Arif, O r ien ta l is
& D ia b o lism e P em ikir a n . 13
Di Barat, respon negatif terhadap karya Orientalis ditunjukkan oleh, misalnya M. AbdulRauf. Abdul-Rauf menyatakan dalam '''Outsiders'
Interpretation of Islam: A Muslim's Point of
View?" bahwa sarjana non-Muslim tidak berhak untuk berbicara ten tang Islam, karena, menurut
istilah Fazlur Rahman, mereka tidak mengalami dan mengintemalisasi Islam dalam diri mereka.
"Hanya orang yang pemah merasakan sakit gigi bisa menjelaskan sakitnya sakit gigi."
lni tentu berbeda dengan respon Fazlur Rahman, yang walaupun mengkritisi beberapa
kajian Orientalis, namun memberikan apresisasi terhadap kontribusi mereka dalam kajian Islam
dan al-Qur'an.
Rahman memberikan
beberapa
syarat agar kajian Orientalis
bisa memiliki
"Lihat Rippin, "Analisis Sastra terhadap al-Qur'an, Tafsir dan Sirah," 205-208.
IORippin,"Analisis Sastra terhadap al-Qur'an, Tafsir dan Sirah," 208.
"Lihat Charles J. Adams, "Islamic Religious Tradition," dalam Th e Stu r !J o f th e M id d le E a st, L. Binder (ed.) (New
York: Wiley, 1976), 38.
12Jakarta:Gema Insani Press, 2005.
I3Jakarta:Gema Insani Press, 2008.
I~M.Abdul-Rauf, "'Outsiders' Interpretations of Islam: A Muslim's Point of View," dalam R.c. Martin (ed.),
Ap p r o a r : h es to Isla m in Relig io u s Stu d ies (Tucson: University of Arizona Press, 1985), 179-188. Sudah diterjemahkan ke bahasa
Indonesia"Interpretasi Orang Luar ten tang Islam: Studi Pandang Muslim," 237-248. Untuk respon sarjana-sarjana Muslim
lainnya, lihat Rippin, "Western Scholarship and the QuI' an," Th e C a m b r id g e C o m p a n io n to th e Q u r 'e1 n , Jane Dammen McAuliffe
(ed.) (Cambridge, New York: Cambridge University Press, 2006), 245-247.
YUSUF RAHMAN
pemahaman
TrenKajianAl-Qur'an
dan aprresiasi intelektual terhadap Islam, yaitu tidak berprasangka,
berpengetahuan
5
sensitif dan
banyak." Di akhir tulisannya, Rahman berharap terwujudnya kajian Islam yang
lebih sehat dan lebih kaya akan muncul di masa yang akan datang.MLKJIHGFEDCBA
K a jia n S a r ja n a d i B a r a t te r h a d a p
al-Qur'an
p ad a M asa
K in i
Sebagaimana disampaikan oleh Reynolds, kajian al-Qur'an di dunia Barat telah mencapai
"the golden age" dan mencakup berbagai bidang kajian. Di samping itu, fenomena yang menarik
adalah bahwa telah terjadi kolaborasi an tara sarjana Muslim dan sarjana non Muslim dalam
mengkaji Islam dan al-Qur'an. Dengan keberadaan beberapa sarjana Muslim yang tinggal dan
mengajar di negara Barat, kolaborasi ini semakin mudah dilakukan. Salah satu contoh utama
Th e E n r yclo p a ed ia of th e Q u r 'a n , sebanyak 5 jilid, yang diedit oleh
kolaborasi ini adalah terbitnya edcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Jane D. McAuliffe, di mana sarjana non Muslim dan juga sarjana Muslim membahas beberapa
kata, konsep, temp at, dan juga beberapa penafsiran terhadap suatu tema dalam al-Qur'an." Pada
tahun 2007 juga terbit buku referensi penting tentang al-Qur'an dalam bahasa Perancis berjudul
D ictio n n a ir e d u C o r a n , yang ditulis oleh beberapa sarjana dengan bahasa Perancis." Buku-buku ini,
terutama yang pertama, pastinya akan menjadi buku referensi penting ten tang kajian al-Qur'an.
Selain buku referensi di atas, Reynolds" juga menjelaskan beberapa buku referensi yang
dipublikasikan di Eropa. Pertama tentang kamus al-Qur'an untuk memudahkan para pembaca
memahami makna al-Qur' an, seperti A C o n cise D ictio n a r y of Ko r a n ic Ar a b ic oleh Arne A. Ambros
dan Stepan Prochazka,"
serta Th e Ar a b ic
Badawi dan Muhammad
Abdel Haleern."
-
E n g lish
D ictio n a r y
U sa g e oleh Elsaid
of Q u r 'a n ic
Selain kamus al-Qur'an, beberapa terjemahan terhadap al-Qur'an dalam berbagai bahasa
Eropa juga dapat ditemukan, baik yang ditulis oleh sarjana Muslim maupun non Muslim, seperti
MAS. Abdel Haleem dengan judul Th e Q u r 'd n ,2 1 Tarif Khalidi, Th e Q u r 'a n : A New Tr a n sla tio n /"
Sementara dari non Muslim ada Alan Jones dengan judul Th e Q u r 'a n / 3 d a n
Ko r a n i" Menarik untuk
penerjemahan
dikaji bagaimana
subyektifitas penerjemah
Harmut Bobzin D er
mempengaruhi
kegiatan
al-Qur'an.
Jane D. McAuliffe, yang telah menulis beberapa artikel dan buku tentang kajian al-Qur'an
dan mengedit Th e E n r ycfp a ed ia of th e Q u r 'd n , juga mengedit sebuah buku berjudul Th e C a m b r id g e
dengan mengajak sarjana non Muslim dan juga Muslim untuk membahas
C o m p a n io n to th e Q u r 'a n
beberapa aspek ten tang sejarah teks al-Qur'an hingga penafsiran al-Qur'an."
15F.Rahman,
"Pendekatan
16Jane D. McAuliffe
terhadap
l~iesbaden:
259.
(ed.), Th e E n r yclo p a ed ia o f Is/a m , 5 jilid (Leiden: Brill, 2001-2006).
17Diedit oleh M.A. Amir-Moezzi
18Lihat Reynolds,
Islam dalam Studi Agama,"
Sarjana Muslim
"The Golden
(paris: Laffont,
Age of Qur'anic
2007).
Studies,"
5 dst.
reichert, 2004.
2°Leiden: Brill, 2008.
210xford: Oxford
22London: Penguin
University
Press, 2004.
Classics, 2008.
23Exeter: Gibb Memorial
Trust, 2007.
24Munich: Beck, 2010.
25Jane D. McAuliffe
Press, 2006),
(ed.), Th e C a m b r id g e C o m p a n io n to th e Q u r 'a n (Cambridge
dan New York: Cambridge
University
6
Stu d ia In sa n ia nmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
yang ikut berpartisipasi
Vol. 1,No.1
dalam penulisan buku ini adalah Navid Kermani, Asma Barlas dan
Abdulaziz Sachedina, yang masing-masing membahas aspek aestetik dari al-Qur'an, penafsiran
jender dan hubungan antara Islam dengan agama yang lain. Di samping itu, A. Rippin mengedit
buku dengan judul Th e Bla ckwell C o m p a n io n to th e Q u r 'a ,r 6 yang membahas berbagai pendekatan
untuk mengkaji teks al-Qur'an, tema-tema al-Qur'an, dan berbagai bentuk penafsiran al-Qur'an,
seperti penafsiran Sunni, penafsiran sufistik, penafsiran Syi'ah Ismailiyyah dan Ithna Asy'ariyyah,
dll, Kedua buku ini saling melengkapi dan ditulis oleh para sarjana dalam bidangnya, dan juga
diperuntukkan
untuk mereka yang ingin tahu lebih jauh tentang al-Qur'an dan isinya.
Selain kumpulan artikel dalam ensiklopedia dan "companion",
beberapa buku terbit yang
merupakan hasil dari seminar internasional ten tang kajian al-Qur'an. Reynolds mencatat pertama
adalah konferensi yang diadakan pada bulan Januari 21-25 tahun 2004 dengan judul "Historische
Sondierung und methodische Reflexionen zur Koranexegese - Wege zur Rekonstruktion
vorkanonischen
des
Koran." Penyelenggaranya adalah Angelika Neuwirth, Nicolai Sinai dan Michel
Marx dari Free University, Berlin. Paper-paper
dari seminar ini kemudian diterbitkan dalam
bahasa Inggris dengan judul Th e Q u r 'a n in C o n text: H isto r ica l a n d Liter a r y In vestig a tio n s in th e Q u r 'a n ic
M ilieu . 2 7
Sebagaimana dapat dibaca dari judulnya, kajian ini menggabungkan
antara pendekatan
historis dan sastra. Penting untuk dicatat bahwa Angelika Neuwirth merupakan salah satu sarjana
yang banyak mengkritisi karya-karya kelompok revisionis.
Selain di Free University Berlin, diJerman juga terdapat pusat kajian al-Qur'an yang bernama
Inarah: Institute zur Erfoschung der fruehen Islamgescichte und des Koran, yang dipimpin GerdR. Puin dan Karl Heinz Ohlig. Berbeda dengan pusat kajian yang di Free University, pusat kajian
ini sangat ken tara proyek "radical historical revisionism"." Pusat kajian ini telah mempublikasikan
empat buku antara tahun 2005 - 2009 yang mengkaji secara kritis tentang asal usul Islam dan alQur'an, seperti D ie d u n klen Ar ifa en g e: Neu e F o r sch u n g en zu r E n tsteh u n g u n d fr u eh en G esch ich te d es Isla m ,
D er fr u eh e Isla m , Sch la g lich ter : d ie b ied en er sten isla m isch en [ a b r b u n d er te, dan Vo m Ko r a n zu m Isla m . 29
Selain konferensi yang diadakan diJerman, beberapa konferensi juga diadakan di Amerika
Serikat. Pertama konferensi yang diketuai Reynolds yang diadakan di University of Notre
Dame pada bulan April 2005 dengan tema "Towards a New Reading of the Qur'an?" yang
kemudian menghasilkan
buku dengan judul Th e Q u r 'a n
in Its H isto r ica l
C o n text/"
Reynolds
menyatakan bahwa konferensi ini diadakan untuk mengkritisi pemikiran kelompok revisionis
atas dasar argumentasi dan teori mereka, dan juga untuk mengkaji al-Qur'an dan hubungannya
dengan konteksnya, yaitu Late Antiquity.
Pad a bulan April 2009, Reynolds mengadakan Notre Dame Qur'an Conference yang kedua
yang menghasilkan buku dengan judul New P er sp ectives o n th e Q u r 'a n :
31
C o n text. Yang
penting dicatat dari konferensi
Th e Q u r 'a n
in Its H isto r ica l
dan buku ini, kata Reynolds, adalah pertama
26A.Rippin, Th e Bla ckwell C o m p a n io n to th e Q u r 'a n (Oxford: Blackwell, 2006).
27Leiden:Brill, 2010.
28Reynolds,"Introduction: The Golden Age of Qur'anic Studies," 8.
29LihatReynolds, "Introduction: The Golden Age of Qur'anic Studies," 8.
"Reynolde (ed.), Th e Q u r 'a n in Its H isto r ica l C o n text (London dan New York: Routledge, 2007).
llReynolds (ed.), New P er sp ectives o n th eQ u r '!m : Th eQ u r 'a n in Its H isto r ica l C o n text 2 (London dan Newyork: Routledge,
2011).
YUSUF RAHMAN
Tren Kajian AI-Qur'an
7
mulai banyaknya sarjana Muslim yang terlibat dalam kajian kritis terhadap al-Qur'an, dan kedua,
kebanyakan kajian terkini terhadap al-Qur'an, walaupun masih ada kajian yang bersifat polemik,
secara garis besar dipengaruhi oleh respon yang simpatik terhadap teks al-Qur'an. Para sarjana
yang terlibat dalam kajian ini lebih termotivasi oleh apresiasi intelektual mereka terhadap alQur'an, dari pada untuk kepentingan polemik.
Berdasarkan catatan Reynolds ini, penting kemudian bagi para sarjana Muslim untuk ikut
terlibat dalam kajian-kajian akademik terhadap al-Qur'an. Saat ini, sarjana-sarjana Muslim yang
terlibat, baik dengan menggunakan pendekatan tradisional maupun kritis, dalam kajian al-Qur'an,
belum terlalu banyak. Beberapa di antara mereka bahkan saat ini sudah tiada, seperti Fazlur
Rahman, Nasr Hamid Abu Zayd, Mohammed
Arkoun. Beberapa karya mereka telah banyak
menggugah pemikiran kebanyakan umat Islam. Fazlur Rahman dengan pendekatan
"double
movement"nya,
dengan
"deconstruction
Nasr
Abu
Zayd
dengan
"hermeneutika"nya
dan Arkoun
strategy"nya.
Tentu saja, pemikiran dan metode kajian yang mereka ajukan tidak begitu saja diterima
oleh masyarakat Muslim. Itu kenapa di antaranya mereka tinggal dan mengajar di negara Barat
dan tidak di negara Muslim. Yang pertama, dalam konteks luas, sangat menghargai kebebasan
akademik, sementara
di negara Muslim, kajian yang berbeda
dan "bertentangan"
dengan
pandangan masyarakat Muslim dianggap sesat dan dengan demikian dicap kafir,
Selain para sarjana Muslim di atas yang berkiprah
Muslim yang telah menggunakan pendekatan-pendekatan
di Barat, terdapat beberapa
sarjana
baru dan modern, seperti pendekatan
jender yang diu sung oleh Rif'at Hassan, Aminah Wadud, Asma Barlas, pendekatan
teologi
pembebasan yang diu sung Farid Esack dan Asghar Ali Engineer, pendekatan hubungan antar
umat beragama yang diusung Abdulaziz Sachedina.
o n lin e
Terakhir, fen omena yang menarik dalam kajian al-Qur'an di Barat adalah fenomena edcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
r eso u r ce dalam
kajian al-Qur'an.
Reynolds
mencatat
beberapa
digunakan untuk melihat, membaca dan mendownload
alamat website yang dapat
kajian al-Qur'an.F
yang dibuat oleh Mehdi Azaiez dalam bahasa Perancis
dengan
azaiez.org) yang memberikan informasi ten tang konferensi-konferensi
Pertama website
alamat (