PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEMAMP

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA DI SDN KOTA DEPOK
Dwi Sanderayanti
Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Jakarta
[email protected]
Abstract : This study aimed to determine the effect of achievement motivation and ability to
think critically about result of learn mathematic at elementary school. The research was
conducted in the elementary school fifth grade Beji 6, Depok, on June of the school year
2013/2014. The research method with a survey method using path analysis. In this study, it can
be concluded that there is a direct effect between achievement motivation toward mathematic
learning outcomes of 0,802, there is a direct influence of critical thinking on mathematic
learning outcomes at 0,163 and there is a direct influence between achlevement motivation on
critical thingking at 0,588
Keywords : Achievement motivation, critical thinking. Mathematics, elementary school
Abstrak: studi ini dilakukan untuk mengetahui efek pencapaian motivasi dan kemampuan
berpikir kritis terhadap hasil belajar mathematika di sekolah dasar. Penelitian dilakukan di
sekolah dasar kelas lima Beji 6 Depok, pada juni tahun ajaran 2013/2014. Metode penelitian
menggunakan path analisis. Dalam studi ini , dapat disimpulkan bahwa ada efek langsung
antara prestasi motivasi tehadap hasil belajar matematika sebesara 0,802 , ada pengaruh
langsung dari berpikir kritis terhadap hasil belajar di 0,163 dan ada pengaruh langsung antara

motivasi 0,588.
Kata Kunci : motivasi belajar, berpikir kritis. matematika, sekolah dasar

Ilmu yang mendasari ilmu lainnya yang akan

diajarkan

menjadi penguat, sangat penting diberikan

dibanding anak yang belum bahkan yang tidak

pada anak mulai usia dini. Dengan diajarkan

diajarkan sama sekali. Sehingga tidak jarang

seseorang dasar ilmu matematika sejak dini,

seseorang melihat kejeniusan seorang anak itu

maka secara tidak langsung telah melatih


berdasarkan kepintaran ilmu matematikanya.

dasar-dasar

ilmu

matematika

kemampuan seseorang itu untuk berpikir

Berdasarkan pengamatan di kelas V di

rasional, kritis, logis, analitis, dan sistematis.

SDN Beji 6 rata-rata nilai murni Ujian

Berpikir

untuk


Kenaikan Kelas matematika siswa sebesar

menghadapi dan memecahkan permasalahan

63,60 dan nilai tertinggi adalah 96 dan nilai

yang kita hadapi sehari-hari. Jadi matematika

terendah sebesar 16, maka terdapat perbedaan

merupakan pokok landasan dalam kehidupan

(gap) nilai sebesar 80.

ini. Pola pikir ini mengakibatkan adanya

ketuntasan minimal (KKM) 70 dan 43,3 %

perbedaan antara seorang anak yang telah


siswa tuntas dan sisanya 56,7% tidak tuntas.

Rasional

diperlukan

222

Dengan kriteria

Motivasi berprestasi dan kemampuan berfikiri kreatif

Dwi Sanderayanti
Dengan melihat angka siswa yang tidak

dua komponen tersebut. Berkaitan dengan

memenuhi KKM 70 yaitu 56,7%, maka bisa


pandangan

dikatakan kemampuan siswa kelas V dalam

matematika harus disesuaikan dengan tingkat

mata pelajaran matematika yang tergolong

perkembangan mental anak melalui tiga

rendah masih tinggi. Banyak cara yang bisa

tahapan, yaitu: 1) enaktif, 2) ikonik, dan 3)

dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar

simbolik.

tersebut,


maka

pengajaran

matematika siswa khususnya siswa kelas V

Enaktif adalah cara penyajian yang

SDN Beji 6 Depok diantaranya dengan

menggunakan objek-objek secara langsung

meningkatkan keterampilan berpikir kritis

melalui tindakan atau perbuatan (permainan)

serta memberikan dan meningkatkan motivasi

karena itu bersifat manipulatif. Ikonik adalah


kepada siswa untuk berprestasi kepada siswa.

cara penyajian yang mendasarkan pikiran

Menurut
matematika

Suriasumantri
adalah

melambangkan

bahasa

serangkaian

pernyataan-pernyataan

(1990)
yang


makna

yang

internal

yang

merupakan

menyangkut

gambaran

mental

dari

yang


objek-objek

dari

sehingga siswa tidak perlu memanipulasi

ingin

langsung terhadap objek tersebut, misalnya

disampaikan. Lambang-lambang matematika

melalui

bersifat artifisial baru mempunyai arti setelah

simbolik

makna diberikan kepadanya, selain sebagai


memanipulasi simbol-simbol secara langsung

bahasa matematika juga sebagai alat berpikir.

dan tidak terkait dengan objek tersebut,

Suriasumantri mengatakan ada tiga pendekatan

dimana penyajian dengan bahasa lisan atau

(kaum logistik, kaum formalis dan kaum

tulisan.

intuisionis) dalam matematika sebagai sarana
berpikir

deduktif.


atau

grafik.

Sedangkan

adalah

cara

penyajian

dengan

Belajar menurut Gagne dalam Herman

Herman

(1977) mengatakan belajar merupakan proses

mengatakan matematika berkenaan dengan

yang memungkinkan manusia memodifikasi

ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang

tingkah laku secara permanen. Ketika belajar

tersusun secara hirarkis dan penalarannya

terjadi

deduktif, hal tersebut menyebabkan bagaimana

internal berlangsung. Gagne membuat Fase

matematika dipelajari.

suatu kegiatan belajar yaitu fase motivasi, fase

Brunner

dalam

Sedangkan

gambar

Herman

peristiwa-peristiwa

eksternal

dan

(1977)

pemahaman, fase penguasaan, fase ingatan,

berpendapat bahwa belajar matematika adalah

fase menungkap kembali, fase generalisasi,

belajar tentang konsep-konsep dan stuktur-

fase perbuatan, dan fase umpan balik.

struktur, dan mencari hubungannya diantara

223

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015

Atkinson

Kemampuan yang diperoleh seseorang

menyatakan

bahwa

perilaku

setelah melakukan kegiatan belajar dinamakan

berprestasi berasal dari komplik emosional

hasil belajar. Gagne dan Briggs menyebutnya

antara harapan pada kesuksesan dan ketakutan

dengan kapabilitas. Oleh karena itu dapat

pada kegagalan. Menurut McClelland (1958)

dikatakan bahwa hasil belajar matematika

motivasi

adalah tujuan dari belajar matematika.

accomplish something difficult. To master,

berprestasi

didefinisikan:

to

manipulate, or organized physical objects,

Menurut Jamaris (2010) motivasi dapat
yang

human beings, or ideas. To do this as rapidly

mendorong dan mengarahkan prilaku manusia

and as independently as possible.To overcome

untuk mencapai tujuan yang akan dicapainya.

obstacles and attain a high standard.To excel

Dengan kalimat lain dapat dikatakan bahwa

oneself.To rival and surpass others. To

motivasi adalah suatu kekuatan atau tenaga

increase self –regard by the successful

yang membuat individu bergerak dan memilih

exercise or talent.

didefinisikan sebagai

suatu tenaga

dan

Menurut McClelland dan Atkinson (1864)

mengarahkan kegiatan tersebut kearah tujuan

dalam Slavin mengungkapkan bahwa motivasi

yang akan dicapai.

berprestasi adalah “the generalized tendency

untuk

melakukan

suatu

kegiatan

to strive for success and to choose goal-

David McClelland (1958), Atkinson dan
Feather (1966), dan Alschuler, Tabor, dan

oriented,

McIntyre

(1970),

success/failure

activities”,

menyatakan

orang

merupakan kecenderungan bekerja keras untuk

bertindak

dan

sukses dan memilih orientasi tujuan. Menurut

menginvestasikan energi untuk mendapatkan

Slavin motivasi berprestasi adalah “ the desire

tiga hasil, yaitu: prestasi, afliasi, dan pengaruh.

to experience success and to participate in

Ketika

oleh

activities in which success is dependent on

kegiatan di kelas dan di sekolah, siswa

personal effort and abilities” merupakan

menjadi kurang terlibat disekolah. Motif

hasrat untuk sukses dan berpartisipasi dalam

berprestasi

aktifitas,

termotivasi

untuk

keadaan

emosi

digagalkan

menyelesaikan

tugas-tugasnya

dimana

kesuksesan

tersebut

dengan baik dan diatas standar rata-rata orang

tergantung pada usaha dan kemampuan dari

lain. Menurut Murray motivasi berprestasi

masing-masing individu. Menurut Woolfolk

merupakan hasrat atau kecenderungan untuk

motivasi berprestasi adalah hasrat untuk

mengatasi

berhasil;

hambatan,

melatih

kekuatan,

dorongan

bekerja

keras

untuk

berusaha keras mengerjakan sesuatu yang sulit

mencapai keberhasilan atau kesuksesan. Dari

sebaik dan secepat mungkin. Sedangkan

tiga pendapat para ahli, maka motivasi

224

Motivasi berprestasi dan kemampuan berfikiri kreatif

Dwi Sanderayanti
Terdapat tujuh kemampuan intelektual

berprestasi adalah hasrat untuk bekerja keras
untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan

berpikir kritis yaitu:

dan memilih orientasi tujuan.

a) Kemampuan identifikasi dan rekognisi.

Menurut

Larsen

dan

Buss

Elemen

motivasi

pemahaman

terdiri

atas

berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan

kemampuan menemukan tujuan, menggali

hal-hal yang lebih baik untuk mengatasi

permasalahan, menentukan sudut pandang,

hambatan dalam upaya mencapai tujuan.

memahami asumsi, menarik kesimpulan,

Sedangkan

dalam

penilaian, interferensi, dan implikasi, serta

Pintrich dan Schunck mengatakan bahwa

menggali sumber-sumber informasi dari

tingkah laku berprestasi ditentukan oleh

suatu fenomena yang sedang diangkat.

Eccless

dan

Wigfield

harapan dan nilai. Harapan merujuk pada

b) Kemampuan

komprehensi

keyakinan sesorang tentang keberhasilannya.

kemampuan

Harapan terdiri dari dua komponen, yaitu

persamaan dan perbedaan mengenai suatu

konsep diri yang berkaitan dengan tugas

hal secara signifikan.

untuk

c) Kemampuan

tertentu, dan persepsi tentang kesulitan tugas.

terdiri

dari

mengungkapkan

aplikasi,

terdiri

atas

Orang yang berkerja keras untuk sukses dalam

kemampuan membandingkan situasi yang

suatu pekerjaan demi sebuah prestasi atau

sejalan

tidak mengharapkan imbalan, adalah orang-

wawasan kedalam konteks yang baru.

orang yang memiliki kebutuhan untuk prestasi

Kemampuan aplikasi seseorang dalam

yang tinggi.

menggunakan

sehingga

memecahkan

Berpikir kritis menurut Elaine merupakan

dapat

menjadikan

kemampuan
berbagai

masalah

dalam
yang

timbul dalam kehidupan sehari-hari.

sebuah proses yang terarah dan jelas yang

d) Kemampuan

digunakan dalam kegiatan mental seperti

analisis,

terdiri

dari

memecahkan masalah, mengambil keputusan,

kemampuan menjelaskan dan menganalisa.

membujuk dan menganalisa asumsi, dan

Kemampuan

melakukan penelitian ilmiah. Fahruddin Faiz

mengevaluasi

mendefinisikan berpikir kritis adalah proses

keyakinan, atau teori.

menganalisis
argumen,

dan

interpretasi,

e) Kemampuan sintesis adalah kemampuan

mental untuk menganalisis atau mengevaluasi
informasi, informasi tersebut bisa didapatkan

seseorang

dalam

mengaitkan

dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat,

menyatukan berbagai elemen dan unsur

atau melalui media-media komunikasi..

pengetahuan yang ada sehingga terbentuk
pola baru yang lebih menyeluruh.

225

dan

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015

f) Kemampuan

evaluasi,

kemampuan

terdiri

untuk

atas

Adapun rumusan masalah dalam penelitian

mengevaluasi

ini

adalah

Apakah

motivasi

berprestasi

kredibilitas dari sumber-sumber informasi.

berpengaruh secara langsung terhadap hasil

Kemampuan lain

belajar

yang dikembangkan

matematika?

Apakah

kemampuan

adalah untuk membuat dan menilai solusi.

berpikir kritis berpengaruh secara langsung

Kemampuan

dengan hasil belajar matematika? Apakah

untuk

mencipta

dan

membangun adalah kemampuan untuk

motivasi

mampu membuat dan melaksanakan uji

langsung terhadap kemampuan berpikir kritis?

berprestasi

berpengaruh

secara

konsep, teori, hipotesis.
Menurut
berpikir

Fahruddin

kritis

Faiz

Metode yang digunakan adalah metode

Keterampilan

survey dengan teknik analisis jalur. Di dalam

menganalisa, (2) Keterampilan melakukan

penelitian terdapat empat variabel penelitian

sintesa, (3) Keterampilan memahami dan

yaitu motivasi berprestasi (X1), Berpikir kritis

memecahkan

Keterampilan

(X2) dan hasil belajar Matematika (X3).

Keterampilan

Populasi target dalam penelitian ini adalah

yaitu

:

masalah,

menyimpulkan,

(5)

(1)

(4)

lima

METODE

jenis

keterampilan,

mempunyai

kemampuan

mengevaluasi dan menilai.

seluruh siswa SDN Beji 6 Kota Depok, dan

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti

populasi terjangkau adalah kelas V SDN Beji

tertarik untuk melakukan suatu studi guna

6 Kota Depok.

mengkaji faktor-faktor yang berdampak pada

Sampel penelitian dengan menggunakan

keberhasilan peserta didik. Khususnya dalam

teknik random sampling. Menurut William

penelitian

studi

Wiersma dan Stephen G.Jurs teknik ini tetap

dan

dapat diandalkan untuk menjaga keterwakilan

kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar

populasi. Sampel penelitian adalah kelas V,

matematika. Penelitian ini diharapkan dapat

yaitu kelas Va, Vb, dan Vc sebanyak 105

memberikan masukan positif bagi rekan

siswa, dari 105 siswa terpilih 100 siswa.

pengaruh

ini,

peneliti

motivasi

melakukan
berprestasi,

sejawat, khususnya bagi para pengajar dalam

Teknik pengumpulan data dalam penelitian

upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan

ini adalah dengan menggunakan instrumen

lebih jauh lagi untuk memperbaiki mutu

berbentuk

pendidikan

berprestasi, dan kemampuan berpikir kritis

melalui

pendekatan

motivasi

kuesioner

mengenai

motivasi

dengan pilihan berganda, sedangkan data hasil

berprestasi dan kemampuan berpikir kritis.

226

Motivasi berprestasi dan kemampuan berfikiri kreatif

Dwi Sanderayanti
belajar matematika dilakukan tes pilihan

sedangkan hasil belajar metematika (X3)

berganda.

0,0730. Ketiga variabel tersebut mempunyai
Lhitung ttabel dengan α = 0,01

pengaruh

(X2)

yang signifikan

terhadap hasil belajar matematika (X3)

atau 7,201 > 2,627. Karena thitung > ttabel, maka

Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

dapat disimpulkan tolak H0 dan terima H1

untuk mengetahui besarnya pengaruh tidak

yang artinya ada pengaruh yang signifikan

langsung pengambilan motivasi berprestasi

antara motivasi berprestasi (X1) terhadap

(X1) terhadap hasil belajar matematika (X3),

kemampuan berpikir kritis (X2).

kemampuan berpikir kritis (X2) terhadap hasil
belajar

Struktur 2: Hasil Belajar Matematika

matematika

(X3)

dan

besarnya

(X3) atas Motivasi Berprestasi (X1) dan

pengaruh tidak langsung motivasi berprestasi

Kemampuan Berpikir Kritis (X2)

(X1) terhadap kemampuan berpikir kritis (X2)

Nilai R2 sebesar 0,823 menggambarkan

perlu menggabungkan Analisis Jalur 1 dan

konstribusi motivasi berprestasi (X1), dan

Jalur dapat diketahui motivasi berprestasi (X1)

kemampuan berpikir kritis (X2) terhadap hasil

mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap

belajar matematika (X3) sebesar 82,3% dan

hasil belajar matematika (X3) sebesar 0,096.

sisanya 17,7% tidak masuk dalam model. Dari

Pengaruh langsung motivasi berprestasi (X1)

tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa:

terhadap kemampuan berpikir kritis (X2)

1) Koefisien jalur motivasi berprestasi (X1)

0,588,

sedangkan

pengaruh

langsuh

terhadap hasil belajar matematika (X3)

kemampuan berpikir kritis (X2) terhadap hasil

sebesar 0,802 dan mempunyai thitung > ttabel

belajar matematika (X3) 0,163.

dengan α = 0,01 atau 15,195 > 2,627.
Karena

thitung

>

ttabel,

maka

PEMBAHASAN

dapat

Dari hasil analisis data diatas diperoleh

disimpulkan tolak H0 terima H1 yang
artinya

motivasi

berprestasi

(X1)

mempunyai pengaruh yang signifikansi

secara

terhadap hasil belajar matematika (X3) sebesar

ttabel dengan α = 0,01 atau 3,097 > 2,627.
maka

baik

Koefisien jalur motivasi berprestasi (X1)

(X3) sebesar 0,163 dan mempunyai thitung >
ttabel,

kritis

berpikir

belajar matematika.

(X2) terhadap hasil belajar matematika

>

kemampuan

memiliki pengaruh positif terhadap hasil

2) Koefisien jalur kemampuan berpikir kritis

thitung

motivasi berprestasi,

bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri

terhadap hasil belajar matematika (X3).

Karena

bahwa antara variabel

0,802 dan mempunya nilai thitung > ttabel dengan

dapat

α = 0,01 atau 15,195 > 2,627. Karena thitung >

disimpulkan tolak H0 terima H1 yang

ttabel maka dapat disimpulkan, menolak H0 dan
229

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015

menerima H1 yang artinya motivasi berprestasi

kemampuan berpikir kritis siswa maka akan

(X1)

semakin baik pula hasil belajar matematika.

mempunyai

pengaruh

yang

sangat

Suatu

signifikan terhadap hasil belajar matematika

kebenaran

matematika

(X3), atau dengan kata lain semakin tinggi

dikembangkan berdasarkan alasan logis, kerja

motivasi berprestasi siswa maka semakin

matematika

tinggi pula hasil belajar matematika siswa

menebak, menduga, membuat dan menduga

tersebut.

hipotesis,

mencari

koneksi,

dan

Hal tersebut sesuai dengan pendapat

antara

McClelland dan Atkinson bahwa motivasi

representasi,

yang

membuktikan

terpenting

dalam

pendidikan

ialah

lain

mengobservasi,

analogi,

melakukan

komunikasi,

membuat

membuat
teorema

generalisasi,

dan

memecahkan

motivasi berprestasi, karena seseorang yang

masalah, oleh sebab itu dalam matematika

memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung

diperlukan kemampuan berpikir kritis.

berjuang untuk mencapai sukses atau memilih

Siswa yang kemampuan berpikir kritisnya

kegiatan yang berorientasi untuk tujuan hasil

baik, maka hasil belajar matematikanya juga

belajar yang lebih baik.

tinggi dikarenakan dalam kemampuan berpikir
kritis, di dalamnya terdapat beberapa aspek

Koefisien jalur kemampuan berpikir kritis
terhadap hasil belajar matematika sebesar

seperti

0,163 dan mempunyai thitung > ttabel dengan α =

menyimpulkan serta mengevaluasi. Semua

0,01 atau 3,097 > 2,627. Karena thitung > ttabel

aspek tersebut merupakan aspek-aspek yang

maka dapat disimpulkan menolak H0 dan

dibutuhkan untuk mengikuti pembelajaran

menerima H1 yang artinya bahwa kemampuan

matematika. Dibutuhkan kemampuan berpikir

berpikir kritis mempunyai pengaruh yang

kritis dalam matematika karena menurut

signifikan terhadap hasil belajar matematika

Thompson (1997) dan Krulik & Rudnick

artinya semakin tinggi kemampuan berpikir

(NCTM, 1999) dalam matematika diperlukan

kritis siswa maka semakin tinggi juga hasil

kemampuan

belajar matematika.

mempertanyakan,

Hasil

pengujian

hipotesis

di

atas

menganalisis,

suatu

hasil belajar matematika yang maksimal maka

matematika.

siswa harus memiliki kemampuan berpikir
yang

menunjukkan

baik

pula.

bahwa

Hal
semakin

lain:

menguji,

menghubungkan,

mengevaluasi semua aspek yang ada dalam

memberikan informasi agar siswa memperoleh

kritis

antara

membandingkan,

situasi

ataupun

suatu

masalah

Rendahnya koefisien jalur kemampuan

tersebut

berpikir

baik

kritis

terhadap

hasil

belajar

matematika sebesar 0,163 diduga karena

230

Motivasi berprestasi dan kemampuan berfikiri kreatif

Dwi Sanderayanti
dalam pembelajaran di SDN Beji 6 Kota
Depok siswa tidak terbiasa berpikir kritis

DAFTAR RUJUKAN

sehingga kemampuan berpikir kritisnya siswa
Atkinson, John W. 1864. An Introduction To
Motivation. New Jersey: D. Van
Nostrand Company.
Eggen, Paul dan Don Kauchak. 2007.
Educational Psychology:Windows on
Classroom, 7th Edition. USA: Pearson
Merrill Prentice Hall.

juga rendah. Siswa tidak dilatih untuk
membandingkan,
menganalisis,

menyimpulkan,

mengevaluasi,

tetapi

siswa

hanya diberikan latihan-latihan (Drill) untuk
meningkatkan hasil belajar matematika.

Faiz,

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis statistik yang
dilakukan, diperoleh temuan penelitian sebagai

Fahruddin. 2012. Thinking Skill:
Pengantar
Menuju
Berpikir
Kritis.Yogyakarta: Suka Press.

Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar
Matematika. Jakarta: Departeman
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

berikut:
1. Motivasi berprestasi mempunyai pengaruh
langsung yang sangat nyata terhadap hasil

Jamaris, Martini. 2010. Orientasi Baru dalam
Psikologi Pendidikan. Jakarta: Yayasan
Penama Murni.

belajar matematika, hal ini menunjukan
bahwa semakin tinggi motivasi berprestasi
maka semakin tinggi pula hasil belajar

MacClelland
David C. 1987. Human
Motivation. Cambridge: The Press
Syndicate of The University of
Cambridge.

matematika.
2. Kemampuan berpikir kritis mempunyai
pengaruh langsung yang sangat nyata
terhadap hasil belajar matematika, hal ini
menunjukan

bahwa

semakin

Paul, Richard W. 1995. Critical Thinking How
to prepare Student for a Rapidly Ching
World. CA: Foundation For Critical
Thinking.

tinggi

kemampuan berpikir kritis maka semakin
tinggi pula hasil belajar matematika.

Paul, Richard. 2002. Critical Thinking: Tool
for
Taking
Charge
of
Your
Professional and Personal Life. New
Jersey: Pearson Education.

3. Motivasi berprestasi mempunyai pengaruh
langsung yang sangat nyata terhadap
kemampuan

berpikir

kritis,

menunjukan

bahwa

semakin

hal

ini

Suriasumantri, Jujun S. 1993. Filsafat Ilmu.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

tinggi

motivasi berprestasi maka semakin tinggi

Suwangsih. 2006. Model Pembelajaran
Matematika. Bandung:UPI Press.

pula kemampuan berpikir kritis.

231