Kepemilikan Manajerial sebagai Pemoderasi Pengaruh Diversifikasi Operasional pada Struktur Modal.

(1)

KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH DIVERSIFIKASI OPERASIONAL PADA STRUKTUR MODAL

SKRIPSI

Oleh :

DEWA AYU SRI SWASTI PUTRI WIRYANI NIM : 1206305089

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(2)

i

KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH DIVERSIFIKASI OPERASIONAL PADA STRUKTUR MODAL

SKRIPSI

Oleh :

DEWA AYU SRI SWASTI PUTRI WIRYANI NIM : 1206305089

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi

Universitas Udayana Denpasar


(3)

ii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetuji oleh pembimbing, serta diuji pada tanggal: 28 Januari 2016

Tim Penguji : Tanda Tangan

1. Ketua : Dr. I Ketut Sujana, SE., M.Si., Ak ...

2. Sekretaris : Drs. I Made Mertha, M.Si., Ak ...

3. Anggota : Dr. I Gde Ary Wirajaya, SE., M.Si ...

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE.,M.Si., Ak Drs. I Made Mertha, M.Si., Ak NIP. 19650323 199103 1 004 NIP. 19581129 198503 1 002


(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 28 Januari 2016 Mahasiswa,

DA Sri Swasti Putri W 1206305089


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, skripsi yang berjudul “Kepemilikan Manajerial sebagai Pemoderasi Pengaruh Diversifikasi Operasional pada Struktur Modal dapat diselesaikan dalam tenggang waktu yang telah direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1) Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2) Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3) Ibu Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, SE., M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4) Bapak Dr. I Dewa Gde Dharma Suputra, SE., M.Si.,Ak selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5) Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6) Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

7) Ibu Dr. I Gusti Ayu Made Asri Dwija P, SE., M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahannya.

8) Bapak Drs. I Made Mertha, M.Si., Ak selaku Pembimbing Skripsi atas waktu, bimbingan, arahan, dan dukungan yang sangat besar kepada penulis selama penulisan skripsi.

9) Bapak Dr. I Gde Ary Wirajaya, SE., M.Si selaku dosen pembahas yang telah memberikan saran dan kritik terhadap skripsi ini.

10) Bapak Dr. I Ketut Sujana, SE., M.Si., Ak selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan terhadap skripsi ini.

11) Segenap dosen pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas segala bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

12) Seluruh pegawai dan staf di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, yang telah memberikan bantuan selama proses pengadministrasian skripsi.

13) Orang tua penulis dr. I Dewa Putu Bagus Supriadi, MARS dan I Gusti Ayu Putu Puspadi, SST yang telah memberikan amanat kepada penulis sedari dini untuk menyelesaikan sekolah setinggi-tingginya, dan juga memberikan dukungan berupa materiil, semangat, dan doa yang tiada henti untuk penulis.

14) Adik penulis Hari Sidharta atas bantuan yang telah diberikan selama perkuliahan dan penulisan skripsi.

15) Sahabat-sahabat terbaik penulis Puput, Mayta, Ferdi, Edgar, Anita, Uty, Tasya, Nana, dan Cesa atas dukungannya selama perkuliahan dan penulisan skripsi.


(6)

v

16) Seluruh teman-teman penulis di kampus yang sering membantu penulis terkait perkuliahan ataupun terkait dengan penulisan skripsi ini.

17) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan, saran dan dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, Januari 2016 Penulis


(7)

vi

Judul : Kepemilikan Manajerial sebagai Pemoderasi Pengaruh Diversifikasi Operasional pada Struktur Modal

Nama : Dewa Ayu Sri Swasti Putri Wiryani NIM : 1206305089

ABSTRAK

Diversifikasi operasional merupakan salah satu strategi bisnis yang diduga mempengaruhi keputusan manajer dalam menerapkan struktur modal perusahaan. Teori agensi mengatakan bahwa manajer menerapkan diversifikasi operasional dikarenakan adanya perilaku oportunistik. Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme Good Corporate Governance yang dapat membantu mengendalikan konflik keagenan diantara manajer dan pemilik perusahaan.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal dan untuk mengetahui apakah kepemilikan manajerial memoderasi pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal.

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia, khususnya pada perusahaan properti dan real estate. Metode pengambilan sampel menggunakan metode nonprobability sampling,dengan teknik purposive sampling. Jumlah perusahaan yang diperoleh adalah 10 perusahaan. Total sampel yang diambil selama 4 tahun adalah sebanyak 40 amatan. Metode pengumpulan data data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana dan moderated regression analysis.

Hasil analisis penelitian ditemukan bahwa diversifikasi operasional tidak berpengaruh pada struktur modal perusahaan, dan kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal. Kata Kunci: Diversifikasi Operasional, Struktur Modal, Kepemilikan Manajerial.


(8)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian... 7

1.5 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 9

2.1.1 Teori Agensi ... 9

2.1.2 Diversifikasi Operasional ... 11

2.1.3 Struktur Modal ... 14

2.1.4 Kepemilikan Manajerial ... 16

2.2 Pembahasan Penelitian Terdahulu ... 17

2.3 Hipotesis Penelitian ... 19

2.3.1 Pengaruh Diversifikasi Operasional pada Struktur Modal ... 19

2.3.2 Kepemilikan Manajerial Memoderasi Pengaruh Diversifikasi Opeasional pada Struktur Modal... 20


(9)

viii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 22

3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 22

3.3 Obyek Penelitian ... 22

3.4 Identifikasi Variabel ... 23

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 23

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 26

3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel ... 27

3.7.1 Populasi ... 27

3.7.2 Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 27

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.9 Teknik Analisis Data ... 28

3.9.1 Uji Asumsi Klasik ... 30

3.9.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 30

3.9.3 Uji Hipotesis ... 33

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian ... 33

4.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 34

4.4.1 Uji Normalitas ... 34

4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 35

4.4.3 Uji Autokorelasi ... 36

4.4.4 Uji Heteroskedastisitas ... 38

4.3 Hasil Statistik Deskriptif ... 40

4.4 Hasil Uji Hipotesis ... 41

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

4.5.1 Pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal ... 47

4.5.2 Pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal yang dimoderasi oleh kepemilikan manajerial ... 47


(10)

ix

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 49

5.2 Saran ... 49

DAFTAR RUJUKAN ... 51


(11)

x

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 17

4.1 Hasil Seleksi Pemilihan Sampel ... 33

4.2 Nama Perusahaan Sampel ... 34

4.3 Hasil Uji Normalitas ... 35

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 36

4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 37

4.6 Tabel Durbin-Watson (DW) ... 37

4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 38

4.8 Hasil Statistik Deskriptif ... 40

4.9 Hasil Uji Regresi Persamaan 1 ... 41


(12)

xi DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1 Tabulasi Data ... 57

2 Statistik Deskriptif Penelitian ... 59

3 Uji Normalitas ... 60

4 Uji Multikolinearitas ... 62

5 Uji Autokorelasi ... 63

6 Tabel Durbin-Watson (DW) ... 64

7 Uji Heteroskedastisitas... 66

8 Regresi Linier Sederhana ... 67


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Struktur modal diperlukan untuk membiayai aktivitas perusahaan, baik aktivitas operasional maupun investasi. Manajer berperan dalam menentukan pendanaan yang efisien bagi perusahaan, baik modal yang bersumber dari dalam ataupun dari luar perusahaan. Menurut Riyanto (2001:22), struktur modal adalah perimbangan hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri. Menurut Purwitasari (2013), struktur modal merupakan perimbangan atau perbandingan antara dana jangka panjang yang ditunjukkan oleh hutang jangka panjang pada modal sendiri. Sedangkan Rahayu (2014), mengatakan bahwa struktur modal merupakan gambaran komposisi sumber dana perusahaan dalam membiayai kegiatan dan aktiva perusahaan.

Struktur modal dapat diukur dengan berbagai cara yaitu: book leverage, market leverage, dan debt to equity ratio. Pada penelitian ini peneliti menggunakan proksi yang sama dengan penelitian Su (2010) untuk mengukur struktur modal perusahaan, yaitu book leverage atau debt to book ratio. Menurut Su (2010) proksi ini mampu menjelaskan struktur modal suatu perusahaan dengan cara melihat seberapa besar tingkat hutang perusahaan membiayai aset perusahaan.

Hal-hal yang mempengaruhi keputusan manajemen dalam pemilihan sumber pembiayaan perusahaan sampai saat ini masih sangat sulit untuk diambil


(15)

2

suatu kesimpulan. Barton dan Gordon (1988) menyatakan bahwa salah satu hal yang mungkin mempengaruhi pemilihan struktur modal perusahaan bisa dilihat dari sudut pandang strategi bisnis. Atas dasar tersebut diversifikasi operasional sebagai salah satu strategi bisnis perusahaan mungkin akan memberikan pengaruh terhadap keputusan pemilihan modal. Menurut Harto (2005), diversifikasi merupakan salah satu bentuk pengembangan usaha dengan cara memperluas jumlah segmen usaha maupun segmen geografis. Menurut PSAK No. 5 Revisi 2009, diversifikasi operasional merupakan komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan segmen lain.

Sulastri (2014), mengatakan bahwa seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan strategi diversifikasi. Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI merupakan perusahaan dengan tingkat diversifikasi tertinggi, yaitu sebesar 90,24%. Dilihat dari informasi segmen yang dilaporkan oleh perusahaan properti dan real estate strategi diversifikasi operasional merupakan strategi diversifikasi yang lebih sering di terapkan pada perusahaan properti dan real estate. Alasan banyaknya perusahaan sektor properti dan real estate menerapkan strategi diversifikasi adalah karena bertambahnya jumlah penduduk serta berkembangnya masyarakat kelas menengah di Indonesia sehingga menyebabkan permintaan produk perumahan, semakin banyak investor membangun fasilitas manufaktur dan perusahaannya, meningkatnya kebutuhan hotel akibat sektor pariwisata yang berkembang pesat,


(16)

3

dan sebagainya. Diversifikasi operasional dapat diukur dengan berbagai cara, yaitu dengan menghitung banyaknya jumlah segmen usaha yang dilaporkan, indeks herfindahl, dan indeks entropy. Pengukuran indeks herfindahl dilihat dari rasio penjualan segmen usaha perusahaan (Harto, 2005). Sedangkan, pengukuran dengan indeks entropy secara bersamaan mempertimbangkan jumlah usaha yang dijalankan perusahaan, dan distribusi penjualan total melalui segmen industri. Pada penelitian ini peneliti menggunakan proksi yang sama dengan penelitian Su (2010) untuk mengukur diversifikasi operasional yaitu menggunakan indeks entropy.

Menurut Su (2010), secara umum perusahaan terdiversifikasi memiliki hutang yang lebih rendah daripada perusahaan non-diversifikasi. Sedangkan Qureshi et al. (2012) menemukan bahwa perusahaan yang melakukan diversifikasi memiliki tingkat hutang yang lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak melakukan diversifikasi. Menurut Rahayu (2014), dalam menerapkan strategi diversifikasi pada perusahaan manajer cenderung memilih hutang sebagai sumber pendanaannya. Hal ini dikarenakan, kreditur tidak memiliki kekuasaan dalam mengawasi kinerja manajer. Menurut Su (2010), teori keagenan menunjukkan manajer melakukan diversifikasi karena adanya motif pribadi. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa dalam hubungan keagenan terjadi pemisahan kepemilikan antara pemilik perusahaan (principal) dan pengelola perusahaan (agent). Dengan pemisahan ini, pemilik perusahaan memberikan wewenang pada pengelola untuk mengurus jalannya perusahaan, seperti mengelola dana dan mengambil keputusan lainnya untuk dan atas nama


(17)

4

pemilik. Manajer selaku agent mengetahui informasi internal perusahaan lebih banyak dibandingkan dengan principal, sehingga manajer harus memberikan informasi mengenai perusahaan kepada pemilik perusahaan. Informasi yang disampaikan manajer terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Keadaan seperti ini dikenal dengan asimetri informasi yang dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis. Menurut Hutagalung dan Diyanty (2014), motif pribadi yang mendasari manajer melakukan strategi diversifikasi adalah untuk mengurangi risiko kehilangan pekerjaan, meningkatkan kompensasi dan reward, serta mengembangkan kerajaan bisnis.

Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan ketidakkonsistenan mengenai pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal, diantaranya penelitian Chkir dan Cosset (2001) yang meneliti mengenai pengaruh strategi diversifikasi terhadap struktur modal pada perusahaan multinasional. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan multinasional yang melakukan diversifikasi memiliki tingkat hutang yang lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak melakukan diversifikasi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Singh et al. (2003), Wardhani dan Hasibuan (2011), dan Qureshi (2012) yang menemukan hasil bahwa strategi diversifikasi berpengaruh positif terhadap struktur modal. Namun hasil yang berbeda diperoleh Su (2010), yang meneliti mengenai pengaruh diversifikasi operasional terhadap struktur modal dengan kepemilikan pemerintah sebagai pemoderasi pada perusahaan di Cina. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara umum perusahaan yang melakukan


(18)

5

diversifikasi mempunyai tingkat hutang yang lebih rendah daripada perusahaan yang tidak melakukan diversifikasi. Hasil penelitian Su (2010) didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Alonso (2010) yang juga memperoleh hasil bahwa strategi diversifikasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Junior dan Funchal (2013) yang meneliti pengaruh diversifikasi terhadap struktur modal pada perusahaan di Brazil. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa diversifikasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hasil penelitian Junior dan Funchal (2013) didukung oleh hasil penelitian Hutagalung dan Diyanty (2014) yang menemukan bahwa diversifikasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.

Berdasarkan ketidakkonsistenan hasil penelitian yang meneliti mengenai pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal, peneliti menambahkan variabel moderasi yaitu kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme Good Corporate Governance (GCG) yang di yakini dapat membantu mengendalikan konflik keagenan karena adanya asimetri informasi diantara manajer dan pemilik perusahaan. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Good Corporate Governance adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. Corporate Governance berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu Negara. Diterapkannya Good Corporate Governance (GCG) bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Prinsip-prinsip utama dari Good Corporate Governance yaitu: Transparancy (Keterbukaan),


(19)

6

accountability (akuntabilitas), responsibility (pertanggung jawaban),

independency (kemandirian), fairness (kewajaran atau kesetaraan). Kepemilikan manajerial merupakan salah satu bagian dari prinsip-prinsip utama dari good corporate governance yaitu fairness. Menurut Kurniasari (2011), kepemilikan manajerial ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan manajer terlibat dalam kepemilikan saham sehingga dengan keterlibatan ini kedudukan manajer sejajar dengan pemilik perusahaan. Menurut Sujono dan Soebiantoro (2007), kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham yang dimiliki manajemen perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen. Semakin tinggi kepemilikan manajerial diharapkan pihak manajemen akan berusaha semaksimal mungkin untuk kepentingan pemilik atau para pemegang saham.

Penelitian ini mengacu pada penelitian Larry D. Su yang dilakukan pada tahun 2010. Terdapat perbedaan pada lokasi penelitian, periode penelitian dan variabel pemoderasi. Dimana lokasi penelitian Su (2010) adalah perusahaan-perusahaan di Cina, sedangkan lokasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI merupakan perusahaan dengan tingkat diversifikasi tertinggi, yaitu sebesar 90,24%. Periode penelitian yang dilakukan Su (2010) adalah tahun 2000-2006, sedangkan pada penelitian ini periode penelitiannya dimulai tahun 2011-2014. Pemilihan periode penelitian dikarenakan PSAK 5 (revisi 2009) mengenai informasi segmen baru diterapkan perusahaan pada tahun 2011. Variabel pemoderasi yang digunakan pada


(20)

7

penelitian Su (2010) adalah kepemilikan pemerintah, sedangkan pada penelitian ini menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi. Peneliti menggunakan variabel pemoderasi dalam penelitian ini karena hasil penelitian mengenai pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal masih tidak konsisten.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah jabarkan di atas, maka dapat dirumuskan masalah bentuk pertanyaan sebagai berikut.

1) Apakah diversifikasi operasional berpengaruh pada struktur modal?

2) Apakah kepemilikan manajerial memoderasi pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal. 2) Untuk mengetahui kepemilikan manajerial memoderasi pengaruh

diversifikasi operasional pada struktur modal.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:


(21)

8 1) Kegunaan Teoritis

Bagi akademisi dan dunia pendidikan, khususnya dibidang akuntansi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan konseptual dan bukti empiris mengenai pengaruh diversifikasi operasional dan kepemilikan manajerial pada struktur modal.

2) Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak-pihak terkait sebagai informasi dalam mengambil keputusan, diantaranya bagi manajemen dalam perumusan strategi pengembangan usaha serta bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini diuraikan ke dalam lima bab yaitu bab I, pendahuluan; bab II, kajian pustaka dan hipotesis; bab III, metode penelitian; bab IV, data dan pembahasan; bab V, simpulan dan saran.

Bab I yang merupakan pendahuluan menjabarkan latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II adalah kajian pustaka dan hipotesis yang menjelaskan teori-teori yang melandasi penelitian ini, dan kerangka pemikiran. Dan juga dipaparkan mengenai hipotesis penelitian serta penjelasan hubungan antara variabel terikat dan variabel tidak terikat yang digunakan dalam penelitian ini.

Bab III merupakan metode penelitian menjabarkan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian,


(22)

9

indentifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel beserta metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV data dan pembahasan hasil penelitian menguraikan mengenai gambaran umum daerah atau wilayah penelitian, deskripsi data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V merupakan simpulan dan saran yang berisi kesimpulan dan keterbatasan penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang diperoleh.


(23)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Agensi

Teori keagenan menggambarkan perusahaan sebagai suatu titik temu antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen (agent). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak yang terjadi antara manajer (agent ) dengan pemilik perusahaan (principal). Wewenang dan tanggung jawab agen maupun principal diatur dalam kontrak kerja atas

persetujuan bersama. Principal memberikan wewenang kepada agent untuk

membuat keputusan terbaik atas nama principal. Terdapat pemisahaan kekuasaan antara pemilik saham dan manajer. Manajer berkewajiban untuk menjalankan perusahaan dan melaporkan kepada pemegang sahan secara lengkap dan terbuka. Sedangkan pemegang saham berkewajiban mengawasi dan memperhatikan serta memberikan penghargaan kepada kinerja manajer.

Adanya pemisahan tugas tersebut dapat menimbulkan konflik karena adanya perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham (konflik keagenan). Pemegang saham menginginkan laba atau deviden yang tinggi dalam perusahaan, sedangkan manajer menghendaki kesejahteraan dan kompensasi maksimum walaupun harus bertindak tidak sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Menurut Eisenhardt (1989) dalam Rahayu (2014), terdapat tiga asumsi sifat dasar manusia untuk menjelaskan teori keagenan yaitu (1) pada umumnya manusia mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas


(24)

11

mengenai presepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse).

Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut, manajer (agent) sebagai manusia kemungkinan besar akan bertindak berdasarkan sifat opportunistic (mementingkan kepentingan sendiri). Konflik keagenan semakin meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitor aktivitas manajer sehari-hari untuk memastikan bahwa manajer perusahaan bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham (principal). Principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agen. Agen mempunyai lebih banyak informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal dan agent (Nasution dan Doddy, 2007).

Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut dengan asimetri informasi. Adanya asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan dirinya sendiri, mengakibatkan agen memanfaatkan adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui oleh principal. Asimetri dan konflik keganenan yang terjadi antara principal dan agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal. Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:

1) Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek


(25)

12

perusahaan dibandingkan pihak luar. Dan mungkin terdapat fakta-fakta yang tidak disampaikan pada principal.

2) Moral Hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer

tidak seluruhnya diketahui oleh investor (pemegang saham, kreditor), sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

Menurut Su (2010), teori keagenan menunjukkan manajer melakukan diversifikasi karena adanya motif pribadi. Hutagalung dan Diyanty (2014) menyebutkan motif-motif tersebut antara lain adalah untuk mengurangi resiko kehilangan pekerjaan, meningkatkan kompensasi dan mengembangkan kerajaan bisnis. Jensen dan Meckling (1986) berpendapat bahwa manajer perusahaan yang memiliki kas yang berlebih akan cenderung untuk melakukan aktivitas dengan laba atau hasil yang sedikit. Hal tersebut mereka lakukan dengan tujuan untuk menghindari pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Pembayaran dividen kepada para pemegang saham akan mengurangi sumber daya yang dikuasai dan mengurangi kewenangan mereka.

2.1.2 Diversifikasi Operasional

Kondisi pasar dewasa ini mengharuskan perusahaan untuk mendapat pangsa pasar yang baru dan memperluas pangsa pasar yang ada dengan memberikan peluang-peluang yang lebih baik sehingga perusahaan tetap memiliki keunggulan bersaing dibandingkan dengan perusahaan lainnya (Hill dan Horkisson, 1987). Salah satunya dengan melakukan diversifikasi operasi. Segmen operasi adalah


(26)

13

komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Menurut PSAK No.5 Revisi 2009 faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan terkait atau tidaknya produk atau jasa meliputi:

1) Karakteristik produk atau jasa 2) Karakteristik proses produksi

3) Jenis atau golongan pelanggan (produk atau jasa) 4) Metode pendistribusian produk atau penyediaan jasa

5) Jika praktis, karakteristik iklim regulasi, misalnya dalam perbankan, assuransi atau public utilities.

Bagi perusahaan yang melakukan diversifikasi operasional, pelaporan masing-masing segmen operasinya tercantum dalam segment reporting. Segment reporting merupakan standar pengungkapan yang terutama dan secara khusus relevan bagi perusahaan berukuran besar dalam lokasi geofrafis yang berbeda dan atau bermacam-macam bisnis. Menurut Radebaugh dan Street (2003) dalam Indraswari (2010) tujuan dari standar tersebut adalah untuk memberikan informasi mengenai perbedaan jenis aktivitas bisnis perusahaan dalam membantu pengguna laporan keuangan untuk memahami kinerja perusahaan dengan lebih baik, menilai lebih baik kemungkinan aliran kas masa depan, dan membuat pertimbangan lebih informatif mengenai perusahaan secara keseluruhan.


(27)

14

Menurut Montgomery (1994) dalam Harto (2005), menjelaskan terdapat tiga perspektif motif dilaksanakannya diversifikasi perusahaan, antara lain:

1) Pandangan kekuatan pasar (market power view), diversifikasi sebagai alat untuk menumbuhkan pengaruh anti kompetisi yang bersumber pada kekuatan konglomerasi. Ketika perusahaan tumbuh menjadi besar maka pangsa pasarnya akan semakin besar. Hal ini menyebabkan tingkat konsentrasi industri yang semakin tinggi dan akhirnya akan mengakibatkan berkurangnya kompetisi pasar akibat dominasi usaha.

2) Pandangan yang mendasarkan pada sumber daya (resource based view) yang dimiliki oleh perusahaan. Diversifikasi dilakukan untuk memanfaatkan kelebihan kapasitas dari sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Alokasi sumberdaya yang efisien memungkinkan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun demikian, tingkat diversifikasi yang optimal berbeda antar perusahaan tergantung pada karakteristik sumber daya yang dimiliki.

3) Pandangan perspektif keagenan (agency view), terjadinya konflik kepentingan antara pemilik atau pemegang saham dan manajer perusahaan karena kemungkinan manajer bertindak tidak sesuai dengan kepentingan pemilik atau pemegang saham. Dalam hal ini manajer mempunyai kecenderungan mengarahkan diversifikasi untuk memenuhi kepentingannya, karena kinerja manajerial dikaitkan dengan tingkat penjualan, sehingga diversifikasi menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan omset


(28)

15

perusahaan. Akibatnya diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan justru mengurangi nilai perusahaan.

Sebagian besar perusahaan di Indonesia merupakan perusahaan terdiversifikasi. Hal ini dapat dilihat pada bagian laporan keuangan yaitu catatan atas laporan keuangan setiap perusahaan yang memuat informasi tentang pelaporan segmen usaha yang dimiliki perusahaan. Informasi pelaporan segmen usaha tersebut berdasarkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 5 Revisi 2009 (IAI, 2009) yang menyatakan bahwa setiap perusahaan yang memiliki berbagai segmen usaha dan geografis wajib melakukan pengungkapan jika masing-masing segmen memenuhi kriteria penjualan, aktiva dan laba usaha tertentu sebagai bagian dari laporan keuangan yang diterbitkan.

2.1.3 Struktur Modal

Pada dasarnya, keputusan pendanaan (financing) perusahaan berkaitan dengan penentuan sumber-sumber dana yang digunakan untuk membiayai usulan-usulan investasi yang telah diputuskan sebelumnya. Pemenuhan kebutuhan dana tersebut dapat disediakan atau diperoleh dari sumber internal maupun eksternal perusahaan. Apabila perusahaan memenuhi kebutuhan kebutuhan dananya dari sumber internal, maka perusahaan tersebut melakukan pendanaan internal (internal financing) yaitu dalam bentuk laba ditahan Sebaliknya, jika perusahan memenuhi kebutuhan dananya dari sumber eksternal, maka perusahaan tersebut melakukan pendanaan eksternal (external financing).

Pemenuhan kebutuhan dana secara eksternal dipisahkan menjadi 2 yaitu pembiayaan hutang (debt financing) dan pendanaan modal sendiri (equity


(29)

16

financing). Pembiayaan hutang diperoleh melalui pinjaman, sedangkan pendanaan modal sendiri berasal dari emisi atau penerbitan saham. Menurut Riyanto (2001:22), struktur modal adalah perimbangan hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri. Menurut Purwitasari (2013), struktur modal merupakan perimbangan atau perbandingan antara dana jangka panjang yang ditunjukkan oleh hutang jangka panjang pada modal sendiri. Sedangkan Rahayu (2014), mengatakan bahwa struktur modal merupakan gambaran komposisi sumber dana perusahaan dalam membiayai kegiatan dan aktiva perusahaan. Struktur modal dapat diukur dengan berbagai cara yaitu: book leverage, market leverage, dan debt to equity ratio. Pada penelitian ini peneliti menggunakan proksi yang sama dengan penelitian Su (2010) untuk mengukur struktur modal perusahaan, yaitu book leverage atau debt to book ratio. Alasan peneliti menggunakan proksi ini karena proksi ini mampu menjelaskan struktur modal suatu perusahaan dengan cara melihat seberapa besar tingkat hutang perusahaan membiayai aset perusahaan.

Semakin tinggi Book Leverage, menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibandingkan dengan total asset yang dimiliki perusahaan, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).

Menurut Brigham dan Houston (2007), penggunaan hutang memiliki beberapa keuntungan dan kerugian. Keuntungan dari hutang adalah beban bunga yang harus dibayar atas hutang dapat mengurangi penghasilan bruto untuk menentukan Penghasilan Kena Pajak. Keuntungan lainya adalah perusahaan tidak


(30)

17

perlu membagikan laba kepada kreditur melebihi nominal yang telah ditetapkan apabila perusahaan sukses karena return yang dibayarkan kepada kreditur tetap. Kerugian penggunaan hutang adalah meningkatkan resiko yang ditanggung oleh pemegang saham dan menyebabkan terjadinya ekspektasi tingkat pengembalian ekuitas yang tinggi.

2.1.4 Kepemilikan Manajerial

Ada beberapa alternatif yang digunakan untuk mengurangi konflik keagenan yaitu dengan menerapkan mekanisme Good Corporate Governance. Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme Good Corporate Governance (GCG) yang bisa digunakan untuk mengurangi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dengan pemilik perusahaan karena terjadi perbedaan kepentingan. Menurut Sujono dan Soebiantoro (2007), kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham yang dimiliki manajemen perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen.

Kepemilikan manajerial dimaksudkan untuk memberi kesempatan manajer terlibat dalam kepemilikan saham, sehingga kedudukan manajer sejajar dengan pemilik perusahaan. Selain itu manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan juga apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Menurut Shleifer dan Vishny (1986) dalam Pertiwi (2014) kepemilikan saham yang besar dari segi ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Hal ini dapat terjadi karena dengan memberikan saham kepada manajer maka manajer sekaligus merupakan pemilik perusahaan. Sehingga manajer akan bertindak demi kepentingan perusahaan, manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya yang juga merupakan keinginan dari


(31)

18

pemilik perusahaan. Manajer juga dapat merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil. Oleh karena itu, kepemilikan manajerial dipandang sebagai alat untuk menyatukan kepentingan manajer dengan pemilik perusahaan.

Menurut Kurniasari (2011), kepemilikan manajerial diukur dengan melihat proporsi kepemilikan saham yang dimiliki pihak manajemen.

2.2 Pembahasan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Peneliti Alat Analisis

dan Variabel Hasil Penelitian (Tahun)

1 Diversification Strategy and Capital Structure on Multinational Corporations (2001) Chkir and Cosset Analisis Regresi Data Panel Variabel bebas: diversifikasi geografis dan diversifikasi produk Variabel terikat: struktur modal Perusahaan MNC dengan level diversifikasi geografis dan diversifikasi produk yang tinggi mempunyai tingkat hutang yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan MNC dengan level strategi diversifikasi yang lebih rendah. 2 Corporate

Diversification Strategies and Capital Structure (2003)

Singh et al. Analisis Regresi Data Panel Variabel bebas: diversifikasi geografis dan diversifikasi produk Variabel terikat: struktur modal Diversifikasi produk berpengaruh positif terhadap hutang perusahaan Diversifikasi geografis berpengaruh negatif terhadap hutang perusahaan 3 Pengaruh

Diversifikasi Operasional terhadap Struktur Modal dengan Kepemilikan Pemerintah sebagai Variabel Pemoderasi (2014)

Rahayu Analisis Regresi

Data Panel Variabel bebas: Diversifikasi berhubungan dan diversifikasi tidak berhubungan Variabel terikat: struktur modal Variabel Diversifikasi tidak berhubungan berpengaruh positif terhadap struktur modal Diversifikasi berhubungan berpengaruh negatif terhadap struktur modal Variabel moderasi


(32)

19 moderasi: kepemilikan pemerintah memperlemah hubungan diversifikasi berhubungan dan diversifikasi tidak berhubungan terhadap struktur modal 4 The Effect of

Corporate Diversification on the Capital Structure of Brazil Firms (2013) Junior and Funchal Analisis Regresi Data Panel Variabel bebas: diversifikasi Variabel terikat: struktur modal Diversifikasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal

5 Pengaruh strategi diversifikasi terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel intervening (2014)

Sulastri Analisis Regresi Berganda Variabel bebas: diversifikasi Variabel terikat: kinerja Keuangan Variabel Intervening: struktur modal Diversifikasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal

6 Analisis Pengaruh Strategi Diversifikasi terhadap Tingkat Penggunaan Hutang Perusahaan (2014) Hutagalung dan Diyanty Analisis Regresi Data Panel Variabel bebas: diversifikasi operasional Variabel terikat: struktur modal Variabel moderasi: kepemilikan keluarga Diversifikasi operasional tidak berpengaruh terhadap tingkat hutang perusahaan Kepemilikan keluarga memperlemah hubungan diversifikasi operasional terhadap struktur modal Sumber: data sekunder diolah, 2015


(33)

20 2.3 Rumusan Hipotesis Penelitian

2.3.1 Pengaruh Diversifikasi Operasional terhadap Struktur Modal

Perusahaan yang ingin mengembangkan bisnisnya, biasanya akan menggunakan strategi diversifikasi untuk mencapai tujuannya. Menurut Su (2010), teori keagenan menunjukkan manajer melakukan diversifikasi karena adanya motif pribadi. Dalam hal ini manajer mempunyai kecendrungan mengarahkan diversifikasi untuk memenuhi kepentingannya, karena kinerja manajerial dikaitkan dengan tingkat penjualan, sehingga diversifikasi menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan omset penjualan perusahaan.

Menurut Rahayu (2014), dalam menerapkan strategi diversifikasi pada perusahaan manajer cenderung memilih hutang sebagai sumber pendanaannya. Hal ini dikarenakan, kreditur tidak memiliki kekuasaan dalam mengawasi kinerja manajer. Penerapan strategi diversifikasi dalam suatu perusahaan membutuhkan dana atau modal yang cukup besar. Perusahaan harus menentukan sumber pendanaan atau struktur modal yang tepat untuk menerapkan strategi diversifikasi (Wardhani dan Hasibuan, 2011). Seperti halnya dalam penelitian terdahulu yaitu Wardhani & Hasibuan (2011) dan Singh et al. (2003), yang menyatakan bahwa strategi diversifikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini berarti keragaman usaha menyebabkan struktur modal perusahaan menjadi lebih besar. Berdasarkan kajian teoritis dan empiris yang telah diuraikan, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:


(34)

21

2.3.2 Kepemilikan Manajerial Memoderasi Pengaruh Diversifikasi Operasional terhadap Struktur Modal

Adanya ketidak konsistenan hasil penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara diversifikasi usaha dengan struktur modal perusahaan, yaitu terdapat berbagai hasil penelitian yang mengungkapkan pengaruh diversifikasi usaha yang dilakukan oleh manajer terhadap struktur modal perusahaan. Peneliti menambahkan kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi.

Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme good corporate

governance (GCG). Teori agensi mengatakan kepemilikan manajerial dapat

digunakan untuk membantu mengendalikan terjadinya konflik keagenan. Konflik ini terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara pemilik dan pengelola perusahaan. Kepemilikan manajerial mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang akhirnya berpengaruh terhadap struktur modal yang digunakan perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham yang dimiliki manajemen perusahaan yang diukur menggunakan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen.

Besar kecilnya jumlah kepemilikan manajerial dalam perusahaan akan mengindikasikan adanya kesamaan kepentingan antara manajemen dengan pemilik perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian Sheisarvian, dkk (2015) kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Taswan (2003), Zulhawati (2004) dan Erni Masdupi (2005). Hasil dari penelitian ini sesuai dengan teori agensi yang dikemukakan oleh Jensen and Meckling (1976), yang menyatakan bahwa peningkatan saham manajerial dapat menurunkan agency cost karena dapat mensejajarkan kepentingan dari pemilik perusahaan dengan kepentingan para manajer. Peningkatan


(35)

22

dari kepemilikan saham oleh pihak manajerial akan membuat manajer lebih berhati-hati dalam menggunakan hutang dan meminimalisir risiko yang ditimbulkan karena pihak manajer merasa memiliki perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena manajer akan merasakan manfaat langsung dari setiap keputusan yang diambil dan kerugian jika keputusan yang diambil salah. Dengan demikian menurut teori agensi semakin tinggi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajerial maka hutang yang akan digunakan suatu perusahaan akan semakin rendah. Hubungan antara struktur modal perusahaan dengan diversifikasi usaha akan diperlemah oleh kepemilikan manajerial. Berdasarkan kajian teoritis dan empiris yang telah diuraikan, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H2 = Kepemilikan manajerial memoderasi pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal perusahaan.


(1)

17

perlu membagikan laba kepada kreditur melebihi nominal yang telah ditetapkan

apabila perusahaan sukses karena

return

yang dibayarkan kepada kreditur tetap.

Kerugian penggunaan hutang adalah meningkatkan resiko yang ditanggung oleh

pemegang saham dan menyebabkan terjadinya ekspektasi tingkat pengembalian

ekuitas yang tinggi.

2.1.4 Kepemilikan Manajerial

Ada beberapa alternatif yang digunakan untuk mengurangi konflik keagenan

yaitu dengan menerapkan mekanisme

Good Corporate Governance.

Kepemilikan

manajerial merupakan salah satu mekanisme

Good Corporate

Governance

(GCG)

yang bisa digunakan untuk mengurangi konflik keagenan yang terjadi antara manajer

dengan pemilik perusahaan karena terjadi perbedaan kepentingan. Menurut Sujono

dan Soebiantoro (2007), kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham yang

dimiliki manajemen perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham yang

dimiliki oleh manajemen.

Kepemilikan manajerial dimaksudkan untuk memberi kesempatan manajer

terlibat dalam kepemilikan saham, sehingga kedudukan manajer sejajar dengan

pemilik perusahaan. Selain itu manajer akan merasakan langsung manfaat dari

keputusan yang diambil dan juga apabila ada kerugian yang timbul sebagai

konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Menurut Shleifer dan Vishny

(1986) dalam Pertiwi (2014) kepemilikan saham yang besar dari segi ekonomisnya

memiliki insentif untuk memonitor. Hal ini dapat terjadi karena dengan memberikan

saham kepada manajer maka manajer sekaligus merupakan pemilik perusahaan.

Sehingga manajer akan bertindak demi kepentingan perusahaan, manajer akan

termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya yang juga merupakan keinginan dari


(2)

18

pemilik perusahaan. Manajer juga dapat merasakan langsung manfaat dari keputusan

yang diambil. Oleh karena itu, kepemilikan manajerial dipandang sebagai alat untuk

menyatukan kepentingan manajer dengan pemilik perusahaan.

Menurut Kurniasari (2011), kepemilikan manajerial diukur dengan melihat

proporsi kepemilikan saham yang dimiliki pihak manajemen.

2.2 Pembahasan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Peneliti Alat Analisis

dan Variabel Hasil Penelitian (Tahun)

1 Diversification

Strategy and Capital Structure on Multinational Corporations (2001) Chkir and Cosset Analisis Regresi Data Panel Variabel bebas: diversifikasi geografis dan diversifikasi produk Variabel terikat: struktur modal Perusahaan MNC dengan level diversifikasi geografis dan diversifikasi produk yang tinggi mempunyai tingkat hutang yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan MNC dengan level strategi diversifikasi yang lebih rendah.

2 Corporate

Diversification Strategies and Capital Structure (2003)

Singh et al. Analisis Regresi Data Panel Variabel bebas: diversifikasi geografis dan diversifikasi produk Variabel terikat: struktur modal Diversifikasi produk berpengaruh positif terhadap hutang perusahaan Diversifikasi geografis berpengaruh negatif terhadap hutang perusahaan 3 Pengaruh

Diversifikasi Operasional terhadap Struktur Modal dengan Kepemilikan Pemerintah sebagai Variabel Pemoderasi (2014)

Rahayu Analisis Regresi Data Panel Variabel bebas: Diversifikasi berhubungan dan diversifikasi tidak berhubungan Variabel terikat: struktur modal Variabel Diversifikasi tidak berhubungan berpengaruh positif terhadap struktur modal Diversifikasi berhubungan berpengaruh negatif terhadap struktur modal Variabel moderasi


(3)

19

moderasi: kepemilikan pemerintah memperlemah hubungan diversifikasi berhubungan dan diversifikasi tidak berhubungan terhadap struktur modal

4 The Effect of

Corporate Diversification on the Capital Structure of Brazil Firms (2013) Junior and Funchal Analisis Regresi Data Panel Variabel bebas: diversifikasi Variabel terikat: struktur modal Diversifikasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal

5 Pengaruh strategi diversifikasi terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel intervening (2014)

Sulastri Analisis Regresi Berganda Variabel bebas: diversifikasi Variabel terikat: kinerja Keuangan Variabel Intervening: struktur modal Diversifikasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal

6 Analisis Pengaruh Strategi Diversifikasi terhadap Tingkat Penggunaan Hutang Perusahaan (2014) Hutagalung dan Diyanty Analisis Regresi Data Panel Variabel bebas: diversifikasi operasional Variabel terikat: struktur modal Variabel moderasi: kepemilikan keluarga Diversifikasi operasional tidak berpengaruh terhadap tingkat hutang perusahaan Kepemilikan keluarga memperlemah hubungan diversifikasi operasional terhadap struktur modal

Sumber: data sekunder diolah, 2015


(4)

20

2.3 Rumusan Hipotesis Penelitian

2.3.1 Pengaruh Diversifikasi Operasional terhadap Struktur Modal

Perusahaan yang ingin mengembangkan bisnisnya, biasanya akan

menggunakan strategi diversifikasi untuk mencapai tujuannya. Menurut Su

(2010), teori keagenan menunjukkan manajer melakukan diversifikasi karena

adanya motif pribadi. Dalam hal ini manajer mempunyai kecendrungan

mengarahkan diversifikasi untuk memenuhi kepentingannya, karena kinerja

manajerial dikaitkan dengan tingkat penjualan, sehingga diversifikasi menjadi alat

yang efektif untuk meningkatkan omset penjualan perusahaan.

Menurut Rahayu (2014), dalam menerapkan strategi diversifikasi pada

perusahaan manajer cenderung memilih hutang sebagai sumber pendanaannya.

Hal ini dikarenakan, kreditur tidak memiliki kekuasaan dalam mengawasi kinerja

manajer. Penerapan strategi diversifikasi dalam suatu perusahaan membutuhkan

dana atau modal yang cukup besar. Perusahaan harus menentukan sumber

pendanaan atau struktur modal yang tepat untuk menerapkan strategi diversifikasi

(Wardhani dan Hasibuan, 2011). Seperti halnya dalam penelitian terdahulu yaitu

Wardhani & Hasibuan (2011) dan Singh

et al.

(2003), yang menyatakan bahwa

strategi diversifikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

Hal ini berarti keragaman usaha menyebabkan struktur modal perusahaan menjadi

lebih besar. Berdasarkan kajian teoritis dan empiris yang telah diuraikan, maka

hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:


(5)

21

2.3.2 Kepemilikan

Manajerial

Memoderasi

Pengaruh

Diversifikasi

Operasional terhadap Struktur Modal

Adanya ketidak konsistenan hasil penelitian sebelumnya mengenai hubungan

antara diversifikasi usaha dengan struktur modal perusahaan, yaitu terdapat berbagai

hasil penelitian yang mengungkapkan pengaruh diversifikasi usaha yang dilakukan

oleh manajer terhadap struktur modal perusahaan. Peneliti menambahkan

kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi.

Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme

good corporate

governance

(GCG). Teori agensi mengatakan kepemilikan manajerial dapat

digunakan untuk membantu mengendalikan terjadinya konflik keagenan. Konflik ini

terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara pemilik dan pengelola

perusahaan. Kepemilikan manajerial mampu mempengaruhi jalannya perusahaan

yang akhirnya berpengaruh terhadap struktur modal yang digunakan perusahaan.

Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham yang dimiliki manajemen

perusahaan yang diukur menggunakan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh

manajemen.

Besar kecilnya jumlah kepemilikan manajerial dalam perusahaan akan

mengindikasikan adanya kesamaan kepentingan antara manajemen dengan pemilik

perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian Sheisarvian, dkk (2015) kepemilikan

manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Taswan (2003), Zulhawati (2004) dan

Erni Masdupi (2005). Hasil dari penelitian ini sesuai dengan teori agensi yang

dikemukakan oleh Jensen and Meckling (1976), yang menyatakan bahwa peningkatan

saham manajerial dapat menurunkan

agency cost

karena dapat mensejajarkan

kepentingan dari pemilik perusahaan dengan kepentingan para manajer. Peningkatan


(6)

22

dari kepemilikan saham oleh pihak manajerial akan membuat manajer lebih

berhati-hati dalam menggunakan hutang dan meminimalisir risiko yang ditimbulkan karena

pihak manajer merasa memiliki perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena manajer akan

merasakan manfaat langsung dari setiap keputusan yang diambil dan kerugian jika

keputusan yang diambil salah. Dengan demikian menurut teori agensi semakin tinggi

kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajerial maka hutang yang akan

digunakan suatu perusahaan akan semakin rendah. Hubungan antara struktur modal

perusahaan dengan diversifikasi usaha akan diperlemah oleh kepemilikan manajerial.

Berdasarkan kajian teoritis dan empiris yang telah diuraikan, maka hipotesis yang

diajukan adalah sebagai berikut:

H2

= Kepemilikan manajerial memoderasi pengaruh diversifikasi operasional pada


Dokumen yang terkait

Pengaruh corporate governace, struktur modal dan struktur kepemilikan manajerial terhadap pembayaran dividen Pada perusahaan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 56 96

PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

2 19 58

Pengaruh Diversifikasi Operasional Terhadap Struktur Modal Dengan Kepemilikan Pemerintah Sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 34 85

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN AGENCY COST SEBAGAI Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Manajerial Dan Agency Cost Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Per

0 3 15

Pengaruh Diversifikasi Terhadap Struktur Modal Perusahaan dengan Kepemilikan Pemerintah sebagai Variabel Moderator Doc76

0 0 1

Pengaruh Diversifikasi Operasional Terhadap Struktur Modal Dengan Kepemilikan Pemerintah Sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 20

Pengaruh Diversifikasi Operasional Terhadap Struktur Modal Dengan Kepemilikan Pemerintah Sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi

2 3 64

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI PEMODERASI PADA SEKTOR PROPERTI DAN

0 1 15

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI PEMODERASI PADA SEKTOR PROPERTI DAN

0 0 15