PERBEDAANHASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN NUMBER HEAD TOGETHER(NHT) PADA MATERI POKOK HIDROKARBON DI SMA NEGERI 6 BINJAI.
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN
MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEAM GAMES
TOURNAMENT (TGT) DENGAN NUMBER HEAD
TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK
HIDROKARBON DI SMA NEGERI 6 BINJAI
Dine Junetta Manullang (NIM 4101131007)
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil
belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan kooperatif Team Games
Tournament (TGT) dengan Number Head Together (NHT) pada materi
hidrokarbon di SMA Negeri 6 Binjai pada kelas X semester genap tahun ajaran
2014/2015. Sampel penelitian ini diambil secara random sampling yakni 2 kelas
sebagai kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Sebagai alat pengumpul data
hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 25 soal yang telah teruji
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Hasil pengolahan
data menunjukkan siswa pada kelas ekperimenI memiliki rata-rata nilai pre-test
40,067 dan post-tes 77,867 dengan rata-rata gain sebesar 0,637. Sedangkan siswa
pada kelas eksperimen II memiliki rata-rata nilai pre-test 32,133 dan pos-tes 61,2
dengan rata-rata gain sebesar 0,4259. Sedangkan persentase peningkatan hasil
belajar kelas eksperimen I sebesar 63,70% dan pada kelas eksperimen II 42,59%.
Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 21,11%.Hasil uji
statistik menggunakan uji t dua pihak menggunakan nilai rat-rata pot test
diperoleh bahwa nilai t hitung sebesar 7,310 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,0021
pada taraf signifikan α = 0,05, sehingga t hitung>ttabel. Hal tersebut menunjukkan
terdapat perbandingan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan
model kooperatif Team Games Tournament (TGT) dengan Number Head
Together (NHT) pada materi pokok hidrokarbon di kelas X SMA Negeri 6 Binjai.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Ruang Lingkup
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Definisi Operasional
1
1
4
5
5
5
5
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Hasil Belajar
2.2. Pendekatan Konstruktivisme
2.2.1. Pengertian Konstruktivisme
2.2.2. Butir-butir penting strategi belajar mengajar konstruktivisme
2.2.3. Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme
2.2.4. Ciri-ciri Kaedah Pengajaran Konstruktivisme
2.2.5. Kelebihan Kaedah Pengajaran Konstruktivisme
2.2.6. Kelemahan Kaedah Pengajaran Konstruktivisme
2.3. Model Pembelajaran
2.3.1. Pengertian Model Pembelajaran
2.3.2. Model Pembelajaran Kooperatif
2.3.3. Unsur-unsur dalam Pembelajaran Kooperatif
2.3.4. Model pembelajaran kooperatif TGT
2.3.5. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran TGT
2.3.6. Langkah-langkah TGT
2.3.7. Model pembelajarn kooperatif tipe NHT
2.3.8. Langkah-langkah penerapan kooperatif tipe NHT
2.4. Media
2.4.1. Definisi media
2.4.2. Kegunaan media
2.4.3. Pemilihan Media
2.4.4. Media Power point
2.5. Hidrokarbon
7
7
7
9
11
11
12
13
14
15
16
17
17
18
19
21
21
23
25
27
29
29
30
31
32
33
vii
2.5.1. Senyawa organik dan anorganik
2.5.2. Sumber senyawa karbon
2.5.3. Kekhasan atom Karbon
2.5.4. Posisi Atom Karbon Di Dalam Rantai Karbon
2.5.5. Hidrokarbon
2.5.6. Sifat-sifat Hidrokarbon
2.5.7. Isomer
2.6. Kerangka Berfikir
2.7. Hipotesis
34
34
34
35
36
44
46
49
50
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Rancangan Penelitian
3.5. Instrument penelitian
3.5.1.Validitas Tes
3.5.2.Reliabilitas Tes
3.5.3.Tingkat Kesukaran Tes
3.5.4.Daya Pembeda Tes
3.6. Prosedur Penelitian
3.6.1. Teknik Analisis Data
3.7.1.Uji Normalitas Data
3.7.2.Uji Homogenitas Data
3.7.3.Uji Hipotesis Penelitian dengan Uji t-dua Pihak
3.7.4.Peningkatan Hasil Belajar
52
52
52
52
53
53
54
54
55
56
56
59
59
59
60
61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.1.3. Analisis Data Hasil Penelitian
4.1.3.1. Uji Normalitas Pre-tes dan Pos-tes
4.1.3.2. Uji Homogenitas Data Pre-tes dan Post-tes
4.1.3.3. Persentase (%) Peningkatan Hasil Belajar
4.1.3.4. Pengujian Hipotesis
4.2. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
62
62
62
63
64
64
65
66
67
67
72
72
72
DAFTAR PUSTAKA
73
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan senyawa karbon organik dan senyawa karbon anorganik
35
Tabel 2.2 Rumus molekul beberapa alkana
39
Tabel 2.3 Rumus struktur, rumus molekul, serta nama dari beberapa alkena
41
Tabel 2.4 Rumus struktur, rumus molekul, serta nama dari beberapa alkuna
43
Tabel 2.5 Beberapa data fisis alkana
45
Tabel 2.6 Beberapa data fisis alkena
45
Tabel 2.7 Beberapa data fisis alkuna
46
Tabel 3.1 Rancangan penelitian
53
Tabel 3.2 Tabel penolong untuk Uji Normalitas
59
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian
63
Tabel 4.2 Uji Normalitas Pre-Test dan Post-Test
65
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Pre-Test dan Post-Test
65
Tabel 4.4 Persentase Peningkatan Hasil Belajar
66
Tabel 4.5 Temuan Peneliti Di lapangan Pembelajaran Kooperatif TGT
70
Tabel 4.6 Temuan Peneliti Di lapangan Pembelajaran Kooperatif NHT
70
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian
58
Gambar 4.1
66
Diagram Peningkatan Hasil Belajar
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Silabus
76
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
80
Lampiran 3 : Kisi-Kisi Soal
92
Lampiran 4 : Instrumen Tes
97
Lampiran 5 : Kunci Jawaban Instrumen penelitian
107
Lampiran 6 : Lembar Jawaban
108
Lampiran 7 : Kisi-Kisi Instrumen Setelah Validasi
109
Lampiran 8 : Instrumen Tes Setelah Valid
113
Lampiran 9 : Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Setelah Valid
119
Lampiran 10 : Lembar Jawaban Setelah Valid
120
Lampiran 11 : Soal Tounament
121
Lampiran 12 : Kunci Jawaban Soal Tournament
124
Lampiran 13 : PPT Hidrokarbon
129
Lampiran 14 : Tabel Validitas Instrumen
131
Lampiran 15 : Tabel Reliabilitas
132
Lampiran 15 : Tabel Data Tingkat Kesukaran
133
Lampiran 16 : Tabel Data Daya Pembeda Instrumen
134
Lampiran 17 : Perhitungan Uji Validitas Tes Hasil Belajar
135
Lampiran 18 : Perhitungan Uji Reliabilitas
139
Lampiran 19 : Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
140
Lampiran 20 : Perhitungan Daya Pembeda Soal
142
Lampiran 21 : Data Hasil Belajar
144
Lampiran 22 : Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku Dan Varians
146
Lampiran 23 : Perhitungan Normalitas
148
Lampiran 24 : Perhitungan Uji Homogenitas
152
Lampiran 25 : Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa
154
Lampiran 26 : Perhitungan Persentase Peningkatan Hasil Belajar
155
Lampiran 27 : Perhitungan Uji Homogenitas
157
Lampiran 28 : Tabel Nilai R-Product Moment
159
xi
Lampiran 29 : Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat
160
Lampiran 30 : Tabel Nilai Distribusi-T
161
Lampiran 31 : Daftar Nilai Distribusi F
162
Lampiran 32 : Dokumentasi Penelitian
165
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua
tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan
dan tuntutan masyarakat modern. Menurut pendapat Peter Sheal (dalam Amri,
2013), sesuai dengan”kerucut pengalaman belajar”, menyatakan bahwa peserta
didik yang mengandalkan “penglihatan” dan “pendengaran” dalam proses
pembelajarannya akan memperoleh daya serap kurang dari 50%, 20% guru
menggunakan alat bantu dalam pembelajaran, 30% guru yang selalu mengaitkan
materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga wajar apabila evaluasi hasil belajar
belum memperoleh hasil seperti yang diharapkan.
Siswa sering mengalami lupa dalam proses belajar, juga terkadang
mengalami peristiwa negatif lainnya yang disebut jenuh belajar yang dalam
psikologi disebut learning plateau atau plateau. Peristiwa kejenuh dalam belajar
ini jika dialami seorang siswa yang sedang dalam proses belajar dapat membuat
siswa tersebut merasa telah memubazirkan usahanya. Kejenuhan belajar adalah
tidak adanya hasil belajar dalam rentang waktu tertentu yang digunakan untuk
belajar. Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan
pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan.
Kejenuhan dalam belajar ini pada umumnya tidak berlangsung selamanya, tetapi
dalam rentang waktu tertentu saja, misalnya seminggu. Namun tidak sedikit siswa
yang mengalami rentang waktu yang membawa kejenuhan itu berkali-kali dalam
satu periode belajar tertentu. (Syah, 1997).
Pada proses pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Pemilihan model
1
2
pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan
menyeluruh. Misalnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompokkelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah
disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model
pembelajaran tersebut, siswa sering kali menggunakan bermacam-macam
keterampilan,
prosedur
pemecahan masalah dan berfikir
kritis.
Model
pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis. Pada
model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang
penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model
pembelajaran ini, guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah
menjadi tahap-tahap kegiatan.
Piaget, Vygotsky, Bruner (dalam Amri, 2013) membentuk suatu teori
pembelajaran yang di kenal dengan teori konstruktivisme yang memiliki ide
utama yaitu: (1) Siswa secara aktif membangun pengetahuannya sendiri, (2) Agar
benar-benar dapat memahami dan dapat menerapkan pengetahuan siswa harus
bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya sendiri,
(3) Belajar adalah proses membangun pengetahuan bukan penyerapan atau
absorpsi, (4) Belajar adalah proses membangun pengetahuan yang selalu diubah
secara berkelanjutan melalui asimilasi dan akomodasi informasi baru.
Sintaks dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan
urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan
serangkaian kegiatan pembelajaran, yang memiliki komponen-komponen yang
sama. Sebagai contoh, setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik
perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran.
Pada model pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain,
sedangkan pada model pembelajaran langsung siswa harus tenang dan
memperhatikan guru. Menurut Trianto (dalam Kasta, 2011) para ahli telah
menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
3
berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik bagi
siswa
kelompok
bawah
maupun kelompok
atas
yang
bekerja
sama
kooperatif
yang
menumbuhkan
menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Salah
satu
model
pembelajaran
kemampuan siswa untuk berfikir kritis yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT). TGT menggunakan
sistem pertandingan akademik dimana siswa bersaing untuk menunjukkan
kebolehan tim mereka sendiri dengan anggota tim yang lain, yang menunjukkan
akademik siswa. Dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggotaanggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin pada skor tim mereka.
Permainan
disusun
dari
pertanyaan-pertanyaan
yang
relevan
dengan
pembelajaran yang dirancang untuk mengetes pengetahuan yang diperoleh siswa
dari penyampaian kelas presentasi dan kegiatan-kegiatan kelompok. Permainan
itu dimainkan pada meja-meja tournamen. Setiap meja tournamen dapat diisi
oleh wakil-wakil kelompok yang berbeda, namun memiliki kemampuan yang
setara. Permainan itu berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu
yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil kartu yang diberi angka dan
berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut.
(Trianto, 2009)
Number Head Together (NHT) adalah salah satu tipe dari pembelajaran
kooperatif dengan sintaks, pengarahan, membuat kelompok heterogen dan setiap
siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk setiap
kelompok sama tetapi untuk setiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa,
tiap siswa dengan nomor yang sama mendapat tugas yang sama) kemudian
bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai
dengan tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan
membuat skor perkembangan tiap siswa, mengumumkan hasil kuis dan memberi
penghargaan. NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser (1993) untuk
melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam
4
suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
tersebut. ( Trianto, 2009).
Ginting (2010) telah melakukan penelitian dengan mengkolaborasi
pendekatan konstruktivisme dan kooperatif tipe Jigsaw memberikan hasil belajar
kimia yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional. Silitonga
(2012)
telah
melakukan
penelitian
tentang
kolaborasi
pendekatan
konstruktivisme dengan model TGT memberikan hasil belajar kimia yang lebih
tinggi dari pada metode konvensional. Hasil penelitian Nasution (2012)
perbandingan peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model TGT
lebih tinggi dibandingkan dengan kooperatif Student Teams Achievment
Devisions (STAD).
Pokok bahasan Hidrokarbon merupakan materi kimia yang diberikan kepada
siswa kelas X semester genap. Hidrokarbon membahas adanya kekhasan atom
karbon, penggolongan, isomer dan juga sifat-sifat hidrokarbon yang
sarat
dengan konsep sehingga bersifat membosankan bagi siswa. Materi ini
sebenarnya tidak akan menjadi sebuah kendala atau kesulitan bagi siswa jika
metode yang digunakan oleh guru sesuai dengan materi yang diberikan.
Berdasarkan uraian di atas, telah dilakukan penelitian dengan judul
“Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Dibelajarkan Menggunakan Model
Kooperatif Team Games Tournament (TGT) Dengan Number Head Together
(NHT) Pada Materi Pokok Hidrokarbon di SMA Negeri 6 Binjai”.
1.2. Ruang Lingkup Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, ruang lingkup dari yang
akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran yang bersifat monoton dan membosankan, sehingga
minat belajar siswa pada bidang studi kimia masih rendah.
5
2. Pemilihan model pengajaran yang kurang tepat oleh guru yang
menyebabkan pelajaran kimia mendapat kesan yang kurang menarik bagi
siswa.
1.3. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah diantaranya pada:
1. Perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model
kooperatif TGT dengan NHT.
2. Pokok bahasan yang diteliti adalah hidrokarbon di SMA Negeri 6 Binjai
Tahun Pelajaran 2013/2014.
1.4. Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model kooperatif TGT dengan NHT?
1.5. Tujuan Penelitian
Mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model kooperatif TGT dan NHT pada materi pokok
Hidrokarbon.
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti.
Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan
pengalaman dalam meningkatkan kompetensi sebagai calon guru.
2. Bagi guru kimia.
Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan masukan tentang
penggunaan model pembelajaran Kooperatif TGT dan NHT
melakukan
pembelajaran
kimia
khususnya
hidrokarbon.
3. Bagi Siswa.
Menumbuhkembangkan minat belajar siswa.
pada
pokok
dalam
bahasan
6
4. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
1.7. Definisi Operasianal
1. Pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) adalah
salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,
melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan.
2. Pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) merupakan
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada strukturstruktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi
siswa dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan isi
akademik.
3. Konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi
(bentukan) kita sendiri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan yaitu:
Terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa, yaitu yang dibelajarkan
dengan menggunakan kooperatif Team Games Tournament (TGT) dengan yang
dibelajarkan menggunakan model kooperatif Number Head Together (NHT) pada
materi pokok hidrokarbon dengan perbedaan peningkatan hasil belajar kelas
Eksperimen I dengan Eksperimen II sebesar 21,11%.
5.2. Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas dapat dikemukakan saran
sebagai berikut:
Disarankan kepada guru agar mengimplementasikan pembelajaran dengan
menggunakan kooperatif TGT dalam kegiatan belajar mengajar disekolah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
72
73
DAFTAR PUSTAKA
Amri,S., (2013), Pengembangan dan model pembelajaran dalam kurikulum 2013,
PT. Prestasi Pustakaraya, Jakarta
Arikunto, S., (2002), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Diky, M., (2013), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two
Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Poko Bahasan
Hidrokarbon, Skripsi Unimed, Medan.
Ekawati, E., (2013), Efektivitas Metode Pembelajarn TGT Yang Dilengkapi Dengan
Media Power Point, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol.2. No.2 ISSN 2337-9995
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010),
Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi
Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Faturrohman, P., dan Sorby, S., (2007), Strategi Belajar Mengajar, Refika Aditama,
Bandung.
Gurning, K., (2012), Pengaruh Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam, Skripsi Unimed, Medan
Harnanto., (2009), Kimia I Untuk SMA Kelas X, Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta.
Istarani., (2011), 58 Model pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan
Joniansyah., (2012), Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT Terhadap Hasil Belajar, Artikel Penelitian, Fakultas FIP Universitas
Tanjung Pura, Pontianak.
Juniarti., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua
Bertamu
dibandingkan Tipe Jigsaw yang didukung Media Berbasis
Komputer pada Pokok Bahasan Termokimia, skripsi Unimed, Medan.
Lie, A., (2010), Cooperative learning, Grasindo, Jakarta.
Purba, M., (2006). Kimia untuk SMA kelas X, Erlangga, Jakarta.
74
Qonitah, F., (2013), Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif TGT Dengan Permainan Word
Square Dan Cross Word Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Memori Siswa,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2, No. 2. ISSN 2337- 9995
Qurniawati,F., (2013), Efektivitas Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dengan Media Kartu
Pintar Dan Kartu Soal Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hidrokarbon Kelas
X Semester Genap SMA Negeri 8 Surakarta T.P. 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK),
Vol. 2. No.3. ISSN 2337-9995
Rahayu, I., (2009), Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas X, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.
Sabri., (2010), Strategi Belajar Mengajar dan Microteaching, PT Ciputat Press, Ciputat
Sanjaya.,
(2008),
Pembelajaran
dalam
Implementasi
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi, Kencana Prenada, Jakarta.
Silitonga, M., (2012), Hasil Belajar Kolaborasi Pendekatan Konstruktivisme
dengan Model Pembelajaran tipe TGT, Skripsi Unimed, Medan.
Silitonga, P.M.,
(2011),
Statistik
Teori
dan
Aplikasi
Dalam
Penelitian,
FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Metodelogi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas
Negeri Medan, Medan.
Slameto., (2010) , Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,
Jakarta.
Sudarmo, U., (2013), Kimia SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Sukriyah ., (2011), Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe stad (student teams achievement divisions)
dan NHT (numbered heads together), Skripsi Unimed, Medan.
Susilana, R., (2009), Media Pembelajaran: Hakikat Pengembangan, Pemanfaatan, dan
Penilaian, CV. Wacana Prima, Bandung.
Sutresna, N., (2007), Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X, Grafindo, Bandung.
Syah,M., (1997), Psikologi pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta
75
Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Utama, B., (2009), Kimia Untuk SMA Kelas X, Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta.
Wilis ,D., (2006), Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran, Erlangga, Jakarta.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN
MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEAM GAMES
TOURNAMENT (TGT) DENGAN NUMBER HEAD
TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK
HIDROKARBON DI SMA NEGERI 6 BINJAI
Dine Junetta Manullang (NIM 4101131007)
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil
belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan kooperatif Team Games
Tournament (TGT) dengan Number Head Together (NHT) pada materi
hidrokarbon di SMA Negeri 6 Binjai pada kelas X semester genap tahun ajaran
2014/2015. Sampel penelitian ini diambil secara random sampling yakni 2 kelas
sebagai kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Sebagai alat pengumpul data
hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 25 soal yang telah teruji
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Hasil pengolahan
data menunjukkan siswa pada kelas ekperimenI memiliki rata-rata nilai pre-test
40,067 dan post-tes 77,867 dengan rata-rata gain sebesar 0,637. Sedangkan siswa
pada kelas eksperimen II memiliki rata-rata nilai pre-test 32,133 dan pos-tes 61,2
dengan rata-rata gain sebesar 0,4259. Sedangkan persentase peningkatan hasil
belajar kelas eksperimen I sebesar 63,70% dan pada kelas eksperimen II 42,59%.
Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 21,11%.Hasil uji
statistik menggunakan uji t dua pihak menggunakan nilai rat-rata pot test
diperoleh bahwa nilai t hitung sebesar 7,310 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,0021
pada taraf signifikan α = 0,05, sehingga t hitung>ttabel. Hal tersebut menunjukkan
terdapat perbandingan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan
model kooperatif Team Games Tournament (TGT) dengan Number Head
Together (NHT) pada materi pokok hidrokarbon di kelas X SMA Negeri 6 Binjai.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Ruang Lingkup
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Definisi Operasional
1
1
4
5
5
5
5
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Hasil Belajar
2.2. Pendekatan Konstruktivisme
2.2.1. Pengertian Konstruktivisme
2.2.2. Butir-butir penting strategi belajar mengajar konstruktivisme
2.2.3. Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme
2.2.4. Ciri-ciri Kaedah Pengajaran Konstruktivisme
2.2.5. Kelebihan Kaedah Pengajaran Konstruktivisme
2.2.6. Kelemahan Kaedah Pengajaran Konstruktivisme
2.3. Model Pembelajaran
2.3.1. Pengertian Model Pembelajaran
2.3.2. Model Pembelajaran Kooperatif
2.3.3. Unsur-unsur dalam Pembelajaran Kooperatif
2.3.4. Model pembelajaran kooperatif TGT
2.3.5. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran TGT
2.3.6. Langkah-langkah TGT
2.3.7. Model pembelajarn kooperatif tipe NHT
2.3.8. Langkah-langkah penerapan kooperatif tipe NHT
2.4. Media
2.4.1. Definisi media
2.4.2. Kegunaan media
2.4.3. Pemilihan Media
2.4.4. Media Power point
2.5. Hidrokarbon
7
7
7
9
11
11
12
13
14
15
16
17
17
18
19
21
21
23
25
27
29
29
30
31
32
33
vii
2.5.1. Senyawa organik dan anorganik
2.5.2. Sumber senyawa karbon
2.5.3. Kekhasan atom Karbon
2.5.4. Posisi Atom Karbon Di Dalam Rantai Karbon
2.5.5. Hidrokarbon
2.5.6. Sifat-sifat Hidrokarbon
2.5.7. Isomer
2.6. Kerangka Berfikir
2.7. Hipotesis
34
34
34
35
36
44
46
49
50
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Rancangan Penelitian
3.5. Instrument penelitian
3.5.1.Validitas Tes
3.5.2.Reliabilitas Tes
3.5.3.Tingkat Kesukaran Tes
3.5.4.Daya Pembeda Tes
3.6. Prosedur Penelitian
3.6.1. Teknik Analisis Data
3.7.1.Uji Normalitas Data
3.7.2.Uji Homogenitas Data
3.7.3.Uji Hipotesis Penelitian dengan Uji t-dua Pihak
3.7.4.Peningkatan Hasil Belajar
52
52
52
52
53
53
54
54
55
56
56
59
59
59
60
61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.1.3. Analisis Data Hasil Penelitian
4.1.3.1. Uji Normalitas Pre-tes dan Pos-tes
4.1.3.2. Uji Homogenitas Data Pre-tes dan Post-tes
4.1.3.3. Persentase (%) Peningkatan Hasil Belajar
4.1.3.4. Pengujian Hipotesis
4.2. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
62
62
62
63
64
64
65
66
67
67
72
72
72
DAFTAR PUSTAKA
73
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan senyawa karbon organik dan senyawa karbon anorganik
35
Tabel 2.2 Rumus molekul beberapa alkana
39
Tabel 2.3 Rumus struktur, rumus molekul, serta nama dari beberapa alkena
41
Tabel 2.4 Rumus struktur, rumus molekul, serta nama dari beberapa alkuna
43
Tabel 2.5 Beberapa data fisis alkana
45
Tabel 2.6 Beberapa data fisis alkena
45
Tabel 2.7 Beberapa data fisis alkuna
46
Tabel 3.1 Rancangan penelitian
53
Tabel 3.2 Tabel penolong untuk Uji Normalitas
59
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian
63
Tabel 4.2 Uji Normalitas Pre-Test dan Post-Test
65
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Pre-Test dan Post-Test
65
Tabel 4.4 Persentase Peningkatan Hasil Belajar
66
Tabel 4.5 Temuan Peneliti Di lapangan Pembelajaran Kooperatif TGT
70
Tabel 4.6 Temuan Peneliti Di lapangan Pembelajaran Kooperatif NHT
70
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian
58
Gambar 4.1
66
Diagram Peningkatan Hasil Belajar
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Silabus
76
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
80
Lampiran 3 : Kisi-Kisi Soal
92
Lampiran 4 : Instrumen Tes
97
Lampiran 5 : Kunci Jawaban Instrumen penelitian
107
Lampiran 6 : Lembar Jawaban
108
Lampiran 7 : Kisi-Kisi Instrumen Setelah Validasi
109
Lampiran 8 : Instrumen Tes Setelah Valid
113
Lampiran 9 : Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Setelah Valid
119
Lampiran 10 : Lembar Jawaban Setelah Valid
120
Lampiran 11 : Soal Tounament
121
Lampiran 12 : Kunci Jawaban Soal Tournament
124
Lampiran 13 : PPT Hidrokarbon
129
Lampiran 14 : Tabel Validitas Instrumen
131
Lampiran 15 : Tabel Reliabilitas
132
Lampiran 15 : Tabel Data Tingkat Kesukaran
133
Lampiran 16 : Tabel Data Daya Pembeda Instrumen
134
Lampiran 17 : Perhitungan Uji Validitas Tes Hasil Belajar
135
Lampiran 18 : Perhitungan Uji Reliabilitas
139
Lampiran 19 : Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
140
Lampiran 20 : Perhitungan Daya Pembeda Soal
142
Lampiran 21 : Data Hasil Belajar
144
Lampiran 22 : Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku Dan Varians
146
Lampiran 23 : Perhitungan Normalitas
148
Lampiran 24 : Perhitungan Uji Homogenitas
152
Lampiran 25 : Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa
154
Lampiran 26 : Perhitungan Persentase Peningkatan Hasil Belajar
155
Lampiran 27 : Perhitungan Uji Homogenitas
157
Lampiran 28 : Tabel Nilai R-Product Moment
159
xi
Lampiran 29 : Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat
160
Lampiran 30 : Tabel Nilai Distribusi-T
161
Lampiran 31 : Daftar Nilai Distribusi F
162
Lampiran 32 : Dokumentasi Penelitian
165
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua
tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan
dan tuntutan masyarakat modern. Menurut pendapat Peter Sheal (dalam Amri,
2013), sesuai dengan”kerucut pengalaman belajar”, menyatakan bahwa peserta
didik yang mengandalkan “penglihatan” dan “pendengaran” dalam proses
pembelajarannya akan memperoleh daya serap kurang dari 50%, 20% guru
menggunakan alat bantu dalam pembelajaran, 30% guru yang selalu mengaitkan
materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga wajar apabila evaluasi hasil belajar
belum memperoleh hasil seperti yang diharapkan.
Siswa sering mengalami lupa dalam proses belajar, juga terkadang
mengalami peristiwa negatif lainnya yang disebut jenuh belajar yang dalam
psikologi disebut learning plateau atau plateau. Peristiwa kejenuh dalam belajar
ini jika dialami seorang siswa yang sedang dalam proses belajar dapat membuat
siswa tersebut merasa telah memubazirkan usahanya. Kejenuhan belajar adalah
tidak adanya hasil belajar dalam rentang waktu tertentu yang digunakan untuk
belajar. Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan
pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan.
Kejenuhan dalam belajar ini pada umumnya tidak berlangsung selamanya, tetapi
dalam rentang waktu tertentu saja, misalnya seminggu. Namun tidak sedikit siswa
yang mengalami rentang waktu yang membawa kejenuhan itu berkali-kali dalam
satu periode belajar tertentu. (Syah, 1997).
Pada proses pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Pemilihan model
1
2
pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan
menyeluruh. Misalnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompokkelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah
disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model
pembelajaran tersebut, siswa sering kali menggunakan bermacam-macam
keterampilan,
prosedur
pemecahan masalah dan berfikir
kritis.
Model
pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis. Pada
model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang
penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model
pembelajaran ini, guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah
menjadi tahap-tahap kegiatan.
Piaget, Vygotsky, Bruner (dalam Amri, 2013) membentuk suatu teori
pembelajaran yang di kenal dengan teori konstruktivisme yang memiliki ide
utama yaitu: (1) Siswa secara aktif membangun pengetahuannya sendiri, (2) Agar
benar-benar dapat memahami dan dapat menerapkan pengetahuan siswa harus
bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya sendiri,
(3) Belajar adalah proses membangun pengetahuan bukan penyerapan atau
absorpsi, (4) Belajar adalah proses membangun pengetahuan yang selalu diubah
secara berkelanjutan melalui asimilasi dan akomodasi informasi baru.
Sintaks dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan
urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan
serangkaian kegiatan pembelajaran, yang memiliki komponen-komponen yang
sama. Sebagai contoh, setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik
perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran.
Pada model pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain,
sedangkan pada model pembelajaran langsung siswa harus tenang dan
memperhatikan guru. Menurut Trianto (dalam Kasta, 2011) para ahli telah
menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
3
berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik bagi
siswa
kelompok
bawah
maupun kelompok
atas
yang
bekerja
sama
kooperatif
yang
menumbuhkan
menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Salah
satu
model
pembelajaran
kemampuan siswa untuk berfikir kritis yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT). TGT menggunakan
sistem pertandingan akademik dimana siswa bersaing untuk menunjukkan
kebolehan tim mereka sendiri dengan anggota tim yang lain, yang menunjukkan
akademik siswa. Dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggotaanggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin pada skor tim mereka.
Permainan
disusun
dari
pertanyaan-pertanyaan
yang
relevan
dengan
pembelajaran yang dirancang untuk mengetes pengetahuan yang diperoleh siswa
dari penyampaian kelas presentasi dan kegiatan-kegiatan kelompok. Permainan
itu dimainkan pada meja-meja tournamen. Setiap meja tournamen dapat diisi
oleh wakil-wakil kelompok yang berbeda, namun memiliki kemampuan yang
setara. Permainan itu berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu
yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil kartu yang diberi angka dan
berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut.
(Trianto, 2009)
Number Head Together (NHT) adalah salah satu tipe dari pembelajaran
kooperatif dengan sintaks, pengarahan, membuat kelompok heterogen dan setiap
siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk setiap
kelompok sama tetapi untuk setiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa,
tiap siswa dengan nomor yang sama mendapat tugas yang sama) kemudian
bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai
dengan tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan
membuat skor perkembangan tiap siswa, mengumumkan hasil kuis dan memberi
penghargaan. NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser (1993) untuk
melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam
4
suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
tersebut. ( Trianto, 2009).
Ginting (2010) telah melakukan penelitian dengan mengkolaborasi
pendekatan konstruktivisme dan kooperatif tipe Jigsaw memberikan hasil belajar
kimia yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional. Silitonga
(2012)
telah
melakukan
penelitian
tentang
kolaborasi
pendekatan
konstruktivisme dengan model TGT memberikan hasil belajar kimia yang lebih
tinggi dari pada metode konvensional. Hasil penelitian Nasution (2012)
perbandingan peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model TGT
lebih tinggi dibandingkan dengan kooperatif Student Teams Achievment
Devisions (STAD).
Pokok bahasan Hidrokarbon merupakan materi kimia yang diberikan kepada
siswa kelas X semester genap. Hidrokarbon membahas adanya kekhasan atom
karbon, penggolongan, isomer dan juga sifat-sifat hidrokarbon yang
sarat
dengan konsep sehingga bersifat membosankan bagi siswa. Materi ini
sebenarnya tidak akan menjadi sebuah kendala atau kesulitan bagi siswa jika
metode yang digunakan oleh guru sesuai dengan materi yang diberikan.
Berdasarkan uraian di atas, telah dilakukan penelitian dengan judul
“Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Dibelajarkan Menggunakan Model
Kooperatif Team Games Tournament (TGT) Dengan Number Head Together
(NHT) Pada Materi Pokok Hidrokarbon di SMA Negeri 6 Binjai”.
1.2. Ruang Lingkup Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, ruang lingkup dari yang
akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran yang bersifat monoton dan membosankan, sehingga
minat belajar siswa pada bidang studi kimia masih rendah.
5
2. Pemilihan model pengajaran yang kurang tepat oleh guru yang
menyebabkan pelajaran kimia mendapat kesan yang kurang menarik bagi
siswa.
1.3. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah diantaranya pada:
1. Perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model
kooperatif TGT dengan NHT.
2. Pokok bahasan yang diteliti adalah hidrokarbon di SMA Negeri 6 Binjai
Tahun Pelajaran 2013/2014.
1.4. Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model kooperatif TGT dengan NHT?
1.5. Tujuan Penelitian
Mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model kooperatif TGT dan NHT pada materi pokok
Hidrokarbon.
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti.
Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan
pengalaman dalam meningkatkan kompetensi sebagai calon guru.
2. Bagi guru kimia.
Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan masukan tentang
penggunaan model pembelajaran Kooperatif TGT dan NHT
melakukan
pembelajaran
kimia
khususnya
hidrokarbon.
3. Bagi Siswa.
Menumbuhkembangkan minat belajar siswa.
pada
pokok
dalam
bahasan
6
4. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
1.7. Definisi Operasianal
1. Pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) adalah
salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,
melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan.
2. Pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) merupakan
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada strukturstruktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi
siswa dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan isi
akademik.
3. Konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi
(bentukan) kita sendiri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan yaitu:
Terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa, yaitu yang dibelajarkan
dengan menggunakan kooperatif Team Games Tournament (TGT) dengan yang
dibelajarkan menggunakan model kooperatif Number Head Together (NHT) pada
materi pokok hidrokarbon dengan perbedaan peningkatan hasil belajar kelas
Eksperimen I dengan Eksperimen II sebesar 21,11%.
5.2. Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas dapat dikemukakan saran
sebagai berikut:
Disarankan kepada guru agar mengimplementasikan pembelajaran dengan
menggunakan kooperatif TGT dalam kegiatan belajar mengajar disekolah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
72
73
DAFTAR PUSTAKA
Amri,S., (2013), Pengembangan dan model pembelajaran dalam kurikulum 2013,
PT. Prestasi Pustakaraya, Jakarta
Arikunto, S., (2002), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Diky, M., (2013), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two
Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Poko Bahasan
Hidrokarbon, Skripsi Unimed, Medan.
Ekawati, E., (2013), Efektivitas Metode Pembelajarn TGT Yang Dilengkapi Dengan
Media Power Point, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol.2. No.2 ISSN 2337-9995
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010),
Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi
Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Faturrohman, P., dan Sorby, S., (2007), Strategi Belajar Mengajar, Refika Aditama,
Bandung.
Gurning, K., (2012), Pengaruh Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam, Skripsi Unimed, Medan
Harnanto., (2009), Kimia I Untuk SMA Kelas X, Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta.
Istarani., (2011), 58 Model pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan
Joniansyah., (2012), Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT Terhadap Hasil Belajar, Artikel Penelitian, Fakultas FIP Universitas
Tanjung Pura, Pontianak.
Juniarti., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua
Bertamu
dibandingkan Tipe Jigsaw yang didukung Media Berbasis
Komputer pada Pokok Bahasan Termokimia, skripsi Unimed, Medan.
Lie, A., (2010), Cooperative learning, Grasindo, Jakarta.
Purba, M., (2006). Kimia untuk SMA kelas X, Erlangga, Jakarta.
74
Qonitah, F., (2013), Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif TGT Dengan Permainan Word
Square Dan Cross Word Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Memori Siswa,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2, No. 2. ISSN 2337- 9995
Qurniawati,F., (2013), Efektivitas Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dengan Media Kartu
Pintar Dan Kartu Soal Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hidrokarbon Kelas
X Semester Genap SMA Negeri 8 Surakarta T.P. 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK),
Vol. 2. No.3. ISSN 2337-9995
Rahayu, I., (2009), Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas X, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.
Sabri., (2010), Strategi Belajar Mengajar dan Microteaching, PT Ciputat Press, Ciputat
Sanjaya.,
(2008),
Pembelajaran
dalam
Implementasi
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi, Kencana Prenada, Jakarta.
Silitonga, M., (2012), Hasil Belajar Kolaborasi Pendekatan Konstruktivisme
dengan Model Pembelajaran tipe TGT, Skripsi Unimed, Medan.
Silitonga, P.M.,
(2011),
Statistik
Teori
dan
Aplikasi
Dalam
Penelitian,
FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Metodelogi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas
Negeri Medan, Medan.
Slameto., (2010) , Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,
Jakarta.
Sudarmo, U., (2013), Kimia SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Sukriyah ., (2011), Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe stad (student teams achievement divisions)
dan NHT (numbered heads together), Skripsi Unimed, Medan.
Susilana, R., (2009), Media Pembelajaran: Hakikat Pengembangan, Pemanfaatan, dan
Penilaian, CV. Wacana Prima, Bandung.
Sutresna, N., (2007), Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X, Grafindo, Bandung.
Syah,M., (1997), Psikologi pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta
75
Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Utama, B., (2009), Kimia Untuk SMA Kelas X, Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta.
Wilis ,D., (2006), Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran, Erlangga, Jakarta.