PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATANSIMPANG EMPAT TERHADAP PERISTIWA FRONT SIPAKU AREA 10 AGUSTUS 1947 DIKABUPATEN ASAHAN.

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN SIMPANG EMPAT TERHADAP PERISTIWA FRONT SIPAKU AREA (10 AGUSTUS 1947)

DI KABUPATEN ASAHAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Meraih Gelar Sarjana S1- Pendidikan

Oleh : Indri Prima Dewi NIM. 3103121033

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Indri Prima Dewi. NIM : 3103121033. Persepsi Masyarakat Kecamatan Simpang Empat Terhadap Peristiwa Front Sipaku Area 10 Agustus 1947 Di Kabupaten Asahan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat Kecamatan Simpang Empat terhadap peristiwa sejarah Front Sipaku Area yang terjadi pada tahun 1947 saat Agresi Militer Belanda I. Peristiwa Front Sipaku Area adalah pertempuran antara pasukan rakyat Indonesia yang bernama Pasukan Barisan Maut di bawah pimpinan Letnan Satu Ahmad Nurdin Lubis dengan tentara Belanda. Untuk mengenang peristiwa bersejarah tersebut, maka desa tempat terjadinya pertempuran Front Sipaku Area diabadikan menjadi Desa Sipaku Area yang berada di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan. Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, maka peneliti menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dan library research. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kecamatan Simpang Empat yang berjumlah 40. 011 jiwa. Untuk menghemat waktu dan biaya dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik sampling yaitu purposive sample atau sample bertujuan. Sample dalam penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Simpang Empat yang bertempat tinggal di Desa Sipaku Area dengan jumlah jiwa sebanyak 6.173 jiwa. Jumlah masyarakat yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah 23 orang dengan beberapa kriteria yaitu, masyarakat Kecamatan Simpang Empat yang bertempat tinggal di Desa Sipaku Area, usia minimal 17 tahun, mata pencaharian, dan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai 23 responden yang menjadi sample dalam penelitian ini, selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan putra dari Letnan Satu Ahmad Nurdin Lubis, yaitu Bapak Indra Mora Lubis. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap Peristiwa Front Sipaku Area sehingga masyarakat tidak bisa memberikan persepsinya kepada peneliti. Rata-rata masyarakat yang tidak mengetahui peristiwa ini adalah masyarakat dengan usia di bawah 50 tahun. Berdasarkan hasil wawancara dalam penelitian, peneliti mengetahui bahwa hanya masyarakat yang berusia 60 tahun ke atas saja mengetahui Peristiwa Front Sipaku Area. Karena mereka masih sempat bertemu dengan tokoh-tokoh pejuang yang ikut dalam pertempuran tersebut dan mendengarkan secara langsung penuturan mereka tentang kronologis terjadinya Peristiwa Front Sipaku Area sehingga menumbuhkan rasa nasionalisme yang kuat dalam diri mereka sampai sekarang terhadap Peristiwa Front Sipaku Area 10 Agustus 1947.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah Nya serta kemudahan-kemudahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Sholawat dan salam juga peneliti hadiahkan kepada Baginda Rasullah SAW semoga mendapat syafaat Nya kelak.

Skripsi ini berjudul “Persepsi Masyarakat Kecamatan Simpang Empat Terhadap Peristiwa Front Sipaku Area (10 Agustus 1947) Di Kabupaten Asahan”, disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar S-1 Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan. Untuk itu peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penelitian serta penulisan skripsi ini. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua peneliti, yaitu Ibunda tercinta Nirwani dan Papa M. Indra A.M atas limpahan kasih sayang dan motivasi kepada peneliti serta materi untuk pendidikan peneliti. Terimakasih juga buat iyung dan bang dedek atas bantuan materinya selama perkuliahan, serta adik dan keponakanku tersayang Intan, Asrul, Bima, Jihan, Shendy, dan Ica atas semangatnya kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

3. Ibunda Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah memberikan saran dan masukan membangun kepada


(7)

peneliti dalam penulisan skripsi ini serta bantuan sehingga peneliti dapat dengan cepat menyelesaikan penelitian ini.

4. Bapak Dr. Phil. Ichwan Azhari selaku Dosen Pembimbing Akademik dan penguji peneliti.

5. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dan penguji peneliti atas saran dan masukan serta bantuannya kepada peneliti di awal perkuliahan dulu. Terimakasih banyak bu, semoga Allah memberikan kesehatan dan kemudahan sebagaimana ibu memberi kemudahan kepada mahasiswa-mahasiswa ibu.

6. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si, selaku dosen penguji utama peneliti atas masukannya dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti selama masa perkuliahan.

8. Kepada Kak Khairul Usman yang selalu mendampingi hari-hari peneliti. Terima kasih atas limpahan kasih sayang, perhatian, motivasi, dan materi. Terima kasih karena selalu sabar mendampingi dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini.

9. Kepada Bapak Indra Mora Lubis yang telah banyak memberikan informasi dan data-data dalam penelitian.

10. Kepada “the best friend ever” Nurhairina yang juga selalu bersama sejak ketemu tahun 2010 sampai sekarang. Terima kasih karena selalu mengerti sifatku, memotivasi disaat aku buntu. Semoga cepat menyusul ya rintul.


(8)

11. Kepada sahabat dan teman-teman penulis di kelas A- Reguler 2010 Sugianto jangan jalan di tempat terus. Mbak Fit dan Indah cepat menyusul, Dan teman-teman angkatan 2010 Adam, Nurul, Rita, Muis, Ardy, dll. 12. Keluarga kecilku di Sanggar Pramuka Mery, Uci, Runa, Lia, Ulfa, Mega,

Dewi, Janu, Sufi, Irma, Elman, Dendi, Budi, Kak Kiting, Bedol, Riki, Kak Lintong, Kak Sapar, Ana, dan Salman. Terima kasih buat hari-hari penuh canda, tawa, marah-marah bersama kalian.

13. Kawan-kawan PPL Panca Jaya Galang 2013 Pecong Aicah, Vivi, Uci, Mak Yuli, Bunda Yuli, Ipin (Zainal), Bang Dinan buat pertemuan dan kebersamaan tiga bulan kita.

14. Kepada adik-adik kos ku tercantik dan terjontik se gang padi Ana Fullo dan Nurhalimah Mingke, Yati, Safrida, Widya, Kak Yusmaliza, Yesi Oeni, Ayu Junsu.

15. Kepada kakak dan abang di PUSSIS, Kak Nur, Bang Madan, Bang Ater, Bang Ronggur. Khusus buat Kak Nur makasih udah selalu siap membantu mencarikan buku-buku yang indri mau.

16. Buat “Bu Adek dan Pak Yus” terima kasih karena selalu setia menjadi penghubung dalam komunikasi dengan papa. Bu Mini, Pak Udin, Bang Kembar, Kadek sekeluarga.

17. Kepada para responden yang bersedia menjadi sample dalam penelitian ini.


(9)

Peneliti sadar bahwa skripsi ini jauh dari sempurna tetapi peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 25 Februari 2014 Penulis,

Indri Prima Dewi NIM. 3103121033


(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Tinjauan Pustaka ... 8

B. Kerangka Konsep ... 12

1. Persepsi Masyarakat ... 12

2. Front Sipaku Area ... 13

3. Kecamatan Simpang Empat ... 15

C. Kerangka Berpikir ... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 17

A. Metode Penelitian ... 17

B. Sumber Data ... 18

C. Populasi dan Sample ... 19

D. Lokasi Penelitian ... 20

E. Teknik Pengumpulan Data ... 21

F. Teknik Analisa Data ... 22

BAB IV PEMBAHASAN ... 24

A. Gambarn Umum Lokasi Penelitian ... 24

B. Latar Belakang Terjadinya Agresi Militer Belanda I Di Sumatera Timur 31 C. Masuknya Belanda Di Asahan ... 35

D. Peristiwa Sejarah Pertempuran Front Sipaku Area ... 49

E. Peninggalan-peninggalan Bersejarah Peristiwa Front Sipaku Area 10 Agustus 1947 ... 55


(11)

F. Persepsi Masyarakat Kecamatan Simpang Empat Terhadap

Peristiwa Front Sipaku Area 10 Agustus 1947 ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

Daftar Informan ... 70

Pedoman Observasi ... 74

Pedoman Wawancara ... 75


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi di Jalan Pengangsaan Timur Nomor 56 Jakarta tersebut menggema ke seluruh penjuru tanah air tanda berakhirnya masa penjajahan oleh bangsa asing disaksikan oleh rakyat Indonesia yang ada di Jakarta dan beberapa utusan yang hadir pada saat sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Berita kemerdekaan tersebut lalu disebarluaskan melalui radio dan selebaran dengan maksud memberitahukan kepada rakyat Indonesia bahwa Indonesia telah merdeka.

Namun berita proklamasi tersebut pada awalnya hanya menyebar di Pulau Jawa saja terutama di kota-kota besar. Untuk Pulau Sumatera khususnya Kota Medan berita proklamasi dibawa oleh Mr. Teuku Mohammad Hasan dan Dr. Amir pada tanggal 29 Agustus 1945 untuk disebar luaskan kepada rakyat. Tetapi ditunda karena mengingat keadaan yang tidak memungkinkan disebabkan kontrol informasi yang dilakukan oleh Jepang. Proklamasi kemerdekaan Indonesia tetap harus disampaikan kepada semua rakyat Indonesia untuk bersama diketahui.

Maka pada tanggal 6 Oktober 1945 diadakanlah rapat raksasa di lapangan Fukuraido (Lapangan Merdeka sekarang) dengan tujuan menyebar luaskan berita kemerdekaan yang disaksikan oleh tokoh pemuda dari seluruh wilayah yang ada di Sumatera Utara atas undangan pertemuan dari Mr. Tengku Muhammad Hasan


(13)

pada tanggal 21 September 1945. Berita proklamasi yang disampaikan oleh Tengku Muhammad Hasan tersebut disaksikan dan didengar hampir seluruh rakyat di Kota Medan. Dengan dikumandangkannya kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 ternyata tidak menyurutkan keinginan Belanda untuk tetap menguasai Indonesia.

Pada tahun1947 Belanda kembali datang ke Indonesia untuk menguasai wilayah Indonesia. Salah satu wilayah yang ingin kembali dikuasai oleh Belanda adalah Kabupaten Asahan. Pada tanggal 26 Juli 1947 Belanda mendarat di Pantai Cermin dan akan melakukan penyerangan ke Asahan terutama Tanjung Balai sebagai pusat pemerintahan. Tujuan Belanda datang ke Kabupaten Asahan adalah untuk menguasai perkebunan karet dan bangunan-bangunan penting seperti kantor perkebunan, pabrik pengolahan getah dan bangunan lain yang berada di wilayah perkebunan.

Penyerangan yang akan dilakukan oleh Belanda sangat terasa oleh rakyat. Belanda dengan terbuka melakukan pemantauan udara menggunakan pesawat mustang, melakukan konvoi melalui angkatan bersenjatanya dan melintasi jalan raya di sepanjang wilayah Asahan sambil menyebarkan selebaran yang berisi ancaman penyerangan. Dengan situasi yang demikian, para pasukan TRI ( Tentara Rakyat Indonesia ) menjalankan taktik perang gerilya dengan cara bumi hangus dan penghancuran sarana umum. Sasaran utama dari penghancuran adalah sarana-sarana penting seperti jembatan untuk memutus pergerakan dari pasukan tentara Belanda.


(14)

Front Sipaku Area dilatar belakangi dari penyerangan yang dilakukan oleh Belanda ke Tanjung Balai pada tanggal 5 Agustus 1947 dan akan melanjutkannya ke Labuhan Batu. Dalam perjalanan menuju Labuhan Batu Belanda akan melewati desa Sipaku Area oleh karena itu pasukan TRI membakar jembatan dan terjadilah penyerangan. Penyerangan tersebut terjadi pada tanggal 10 Agustus 1947 dan terkenal dengan Peristiwa Front Sipaku Area. Pasukan TRI tersebut terdiri dari pemuda-pemuda yang tergabung dalam Regu Pasukan Barisan Maut yang dipimpin oleh Letnan Satu Ahmad Nurdin Lubis.

Peristiwa Front Sipaku Area termasuk salah satu sejarah perjuangan rakyat Sumatera Utara yang terjadi di Kabupaten Asahan. Untuk mengenang peristiwa di Sipaku Area tersebut didirikanlah sebuah tugu peringatan di dekat jembatan yang pernah di bumi hanguskan oleh TNI. Peristiwa Front Sipaku Area selalu diperingati setiap tahunnya pada tanggal 17 Agustus. Peringatan tersebut dihadiri seluruh unsur pemerintah kecamatan, unsur pendidikan, dan masyarakat dengan upacara dan tabur bunga disekitar tugu dan dilanjutkan dengan ziarah ke makam tokoh-tokoh pejuang yang terlibat dalam peristiwa tersebut.

Setiap tahunnya untuk memperingati peristiwa Front Sipaku Area diadakan upacara di depan tugu peringatan yang didahului dengan napak tilas oleh pegawai pemerintahan, tentara, dan pelajar setelah selesai upacara peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu juga diadakan pementasan drama yang menggambarkan suasana perang dalam peristiwa Front Sipaku Area oleh tokoh kesenian yang ada di Kecamatan Simpang Empat.


(15)

Namun, beberapa tahun belakangan ini terjadi penurunan penghargaan masyarakat terhadap peristiwa tersebut. Hal ini dibuktikan dengan tidak terawatnya tugu peringatan peristiwa Front Sipaku Area dan tidak semaraknya lagi acara napak tilas yang setiap tahunnya dilaksanakan dan tidak pernah dilaksanakannya kembali pementasan drama. Dari hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap peristiwa Front Sipaku Area. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Masyarakat Kecamatan Simpang Empat Terhadap Peristiwa Front Sipaku Area (10 Agustus 1947) Di Kabupaten Asahan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belaakng di atas, maka dapat dikemukakan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Tujuan Belanda menduduki wilayah Kabupaten Asahan setelah kemerdekaan Republik Indonesia.

2. Latar belakang terjadinya peristiwa Front Sipaku Area 10 Agustus 1947. 3. Peninggalan-peninggalan bersejarah dari peristiwa Front Sipaku Area 10

Agustus 1947.

4. Persepsi masyarakat Kecamatan Simpang Empat terhadap Peristiwa Front Sipaku Area 10 Agustus 1947.


(16)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini dibatasi

masalah tentang “Persepsi Masyarakat Kecamatan Simpang Empat Terhadap

Peristiwa Front Sipaku Area (10 Agustus 1947) di Kabupaten Asahan”.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang di dapat dari pembatasan masalah di atas adalah :

1. Apa tujuan Belanda menduduki wilayah Kabupaten Asahan setelah kemerdekaan Republik Indonesia?

2. Apa yang melatar belakangi terjadinya peristiwa Front Sipaku Area 10 Agustus 1947?

3. Apa saja peninggalan-peninggalan bersejarah dari peristiwa Front Sipaku Area 10 Agustus 1947?

4. Bagaimana persepsi masyarakat Kecamatan Simpang Empat terhadap Peristiwa Front Sipaku Area 10Agustus 1947?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tujuan Belanda menduduki wilayah Kabupaten Asahan setelah kemerdekaan Republik Indonesia.

2. Untuk menguraikan latar belakang terjadinya Peristiwa Front Sipaku Area (10 Agustus 1947).


(17)

3. Untuk mengetahui peninggalan-peninggalan bersejarah dari peristiwa Front Sipaku Area 10 Agustus 1947.

4. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Kecamatan Simpang Empat terhadap peristiwa Front Sipaku Area.

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk :

1. Memberikan informasi kepada pembaca dan generasi mendatang untuk mengenal dan mengetahui perjuangan rakyat di Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Asahan sehingga dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap sejarah lokal yang dapat membangkitkan nasionalisme pada generasi muda.

2. Memperluas wawasan dan pengetahuan kepada peneliti tentang peristiwa Front Sipaku Area sebagai sejarah lokal di kampung halaman sendiri. 3. Sebagai rujukan untuk guru sejarah dalam memberikan pengetahuan

kepada siswa tentang sejarah lokal khususnya peristiwa Front Sipaku Area di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan.

4. Menambah sumber kajian kepada mahasiswa Pendidikan Sejarah tentang sejarah lokal.

5. Menjadi referensi dan bahan perbandingan untuk peneliti lain yang akan membahas permasalahan yang sama.


(18)

6. Bagi pemerintah, diharapkan melalui penelitian ini lebih memperhatikan situs-situs sejarah dan mengembangkan Peristiwa Front Sipaku Area menjadi sejarah lokal di Kabupaten Asahan.


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tujuan Belanda menduduki wilayah Asahan kembali adalah untuk menguasai daerah perkebunan-perkebunan yang berada di Asahan terutama perkebunan karet. Hal tersebut dilatar belakangi karena Belanda memerlukan modal untuk kembali membangun angkatan perangnya dalam upaya menguasai kembali seluruh wilayah Indonesia.

2. Latar belakang terjadinya peristiwa Front Sipaku Area adalah ketika dikuasainya Tanjung Balai sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Asahan oleh Belanda pada tanggal 5 Agustus 1947. Dengan jatuhnya Tanjung Balai, tentara Belanda berniat melanjutkan perjalanan menuju Labuhan Batu untuk menguasai perkebunan karet. Rencana dari pihak Belanda ternyata telah diketahui oleh pasukan rakyat Indonesia, lalu disusunlah taktik penghadangan di sebuah jembatan untuk menghalangi gerak Belanda. Pertempuran yang terjadi dalam front tersebut dikenal dengan Peristiwa Front Sipaku Area dan diabadikan menjadi nama desa yaitu Desa Sipaku Area.


(20)

3. Untuk memperingati Peristiwa Front Sipaku Area, didirikanlah sebuah tugu sebagai peninggalan bersejarah dari peristiwa tersebut pada tahun 1968 atas prakarsa pemerintah Kabupaten Asahan. Selain tugu peninggalan lainnya adalah jembatan yang menjadi arena front dan sudah mengalami pemugaran dari bentuk awalnya dulu.

4. Kurangnya penulis ataupun peneliti sejarah yang menuliskan sejarah Peristiwa Front Sipaku Area.

5. Kurangnya persepsi masyarakat terhadap peristiwa Front Sipaku Area. 6. Tidak adanya keingintahuan masyarakat untuk mencari informasi tentang

Peristiwa Front Sipaku Area.

7. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk melestarikan peninggalan-peninggalan bersejarah dari peristiwa Front Sipaku Area, dan kurangnya perhatian pemerintah.

B. Saran

1. Perlunya perhatian pemerintah maupun instansi-instansi terkait dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengetahui sejarah lokal daerahnya.

2. Sebaiknya para generasi muda tertarik untuk mempelajari sejarah bangsanya, baik sejarah lokal maupun nasional.

3. Pemberian informasi kepada masyarakat tentang peristiwa Front Sipaku Area melalui seminar ataupun pertemuan di Kantor Kecamatan.


(21)

4. Munculnya penulis ataupun peneliti lain yang menuliskan peristiwa Front Sipaku Area.

5. Perlunya perhatian pemerintah dalam pelestarian peninggalan-peninggalan bersejarah.

6. Tumbuhnya semangat nasionalisme masyarakat Kecamatan Simpang Empat melalui penelitian ini.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Daliman. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Hamerster, M. Bijdrage Tot De Kennis Van Asisten Residen 1926 ( De Afdelling Asahan). Belanda: Oostkust Van Sumatra Institut.

Koentjaraningrat. 1983. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia.

Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka. Mansyur. 1977. Gerilya di Asahan – Labuhan Batu 1947 – 1949. Medan.

Moedjanto, G. 1988. Indonesia Abad ke- 20 1. Yogyakarta: Kanisius.

Nurdin, Ahmad Lubis. 1984. Sejarah Front Sipaku Area Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan. Simpang Empat.

Pulungan, Arifin. 1974. Kisah Dari Pedalaman. Medan: Diancorporation.

Reid, Anthony. 1989. Perjuangan Rakyat Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatra. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Ricklefs, M.C. 2009. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

Simatupang, TB. 1981. Pelopor Dalam Perang Pelopor Dalam Damai. Jakarta: Sinar Harapan.


(23)

Soetrisman, R dan Desky, Kadiman. 2008. Satu Jam Di Front Sipaku Area. Yogyakarta: Araska.

Team Asistensi Pangdam II/BB. Sejarah Perjuangan Komando Daerah Militer II Bukit Barisan. Medan: Pangdam Bukit Barisan.

Statistik Daerah Kecamatan Simpang Empat 2013. Asahan: Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan.


(1)

6. Bagi pemerintah, diharapkan melalui penelitian ini lebih memperhatikan situs-situs sejarah dan mengembangkan Peristiwa Front Sipaku Area menjadi sejarah lokal di Kabupaten Asahan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tujuan Belanda menduduki wilayah Asahan kembali adalah untuk menguasai daerah perkebunan-perkebunan yang berada di Asahan terutama perkebunan karet. Hal tersebut dilatar belakangi karena Belanda memerlukan modal untuk kembali membangun angkatan perangnya dalam upaya menguasai kembali seluruh wilayah Indonesia.

2. Latar belakang terjadinya peristiwa Front Sipaku Area adalah ketika dikuasainya Tanjung Balai sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Asahan oleh Belanda pada tanggal 5 Agustus 1947. Dengan jatuhnya Tanjung Balai, tentara Belanda berniat melanjutkan perjalanan menuju Labuhan Batu untuk menguasai perkebunan karet. Rencana dari pihak Belanda ternyata telah diketahui oleh pasukan rakyat Indonesia, lalu disusunlah taktik penghadangan di sebuah jembatan untuk menghalangi gerak Belanda. Pertempuran yang terjadi dalam front tersebut dikenal dengan Peristiwa Front Sipaku Area dan diabadikan menjadi nama desa yaitu Desa Sipaku Area.


(3)

3. Untuk memperingati Peristiwa Front Sipaku Area, didirikanlah sebuah tugu sebagai peninggalan bersejarah dari peristiwa tersebut pada tahun 1968 atas prakarsa pemerintah Kabupaten Asahan. Selain tugu peninggalan lainnya adalah jembatan yang menjadi arena front dan sudah mengalami pemugaran dari bentuk awalnya dulu.

4. Kurangnya penulis ataupun peneliti sejarah yang menuliskan sejarah Peristiwa Front Sipaku Area.

5. Kurangnya persepsi masyarakat terhadap peristiwa Front Sipaku Area. 6. Tidak adanya keingintahuan masyarakat untuk mencari informasi tentang

Peristiwa Front Sipaku Area.

7. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk melestarikan peninggalan-peninggalan bersejarah dari peristiwa Front Sipaku Area, dan kurangnya perhatian pemerintah.

B. Saran

1. Perlunya perhatian pemerintah maupun instansi-instansi terkait dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengetahui sejarah lokal daerahnya.

2. Sebaiknya para generasi muda tertarik untuk mempelajari sejarah bangsanya, baik sejarah lokal maupun nasional.

3. Pemberian informasi kepada masyarakat tentang peristiwa Front Sipaku Area melalui seminar ataupun pertemuan di Kantor Kecamatan.


(4)

4. Munculnya penulis ataupun peneliti lain yang menuliskan peristiwa Front Sipaku Area.

5. Perlunya perhatian pemerintah dalam pelestarian peninggalan-peninggalan bersejarah.

6. Tumbuhnya semangat nasionalisme masyarakat Kecamatan Simpang Empat melalui penelitian ini.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Daliman. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Hamerster, M. Bijdrage Tot De Kennis Van Asisten Residen 1926 ( De Afdelling Asahan). Belanda: Oostkust Van Sumatra Institut.

Koentjaraningrat. 1983. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia.

Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka. Mansyur. 1977. Gerilya di Asahan – Labuhan Batu 1947 – 1949. Medan.

Moedjanto, G. 1988. Indonesia Abad ke- 20 1. Yogyakarta: Kanisius.

Nurdin, Ahmad Lubis. 1984. Sejarah Front Sipaku Area Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan. Simpang Empat.

Pulungan, Arifin. 1974. Kisah Dari Pedalaman. Medan: Diancorporation.

Reid, Anthony. 1989. Perjuangan Rakyat Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatra. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Ricklefs, M.C. 2009. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

Simatupang, TB. 1981. Pelopor Dalam Perang Pelopor Dalam Damai. Jakarta: Sinar Harapan.


(6)

Soetrisman, R dan Desky, Kadiman. 2008. Satu Jam Di Front Sipaku Area. Yogyakarta: Araska.

Team Asistensi Pangdam II/BB. Sejarah Perjuangan Komando Daerah Militer II Bukit Barisan. Medan: Pangdam Bukit Barisan.

Statistik Daerah Kecamatan Simpang Empat 2013. Asahan: Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan.