YULIA ERNAWATI F3409071

(1)

commit to user

KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK REKLAME TERHADAP PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO

TAHUN 2007 – 2011

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Mancapai Derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh :

YULIA ERNAWATI F3409071

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF ADVERTISEMENT TAX REVENUE TO THE LOCAL TAX IN SUKOHARJO REGENCY IN 2007-2011

Yulia Ernawati F3409071

This research aims to find out the inhibition and the collecting attempt as well as the contribution of advertisement tax revenue to the local tax in Sukoharjo. The analysis was conducted by calculating the realization of advertisement tax revenue in relation to the realization of local tax revenue that has been determined to calculate the percentage contribution for each fiscal year during 2007-2011. From the data analysis, it could be seen that: Firstly, the local tax in Sukoharjo Regency is potentially explored in the attempt of improving the local income, the presence of local tax income could improve the local income; secondly, the advertisement tax income contributed significantly to the local tax, thirdly, advertisement tax collection in Sukoharjo Regency had almost met the target, but some weaknesses were still found so that the writer gave some recommendations such as to make the advertisement tax disciplinary team effective to take firm measures over both the illegal advertisement installation and the advertisement installation violating the procedure.


(3)

commit to user ABSTRAK

KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK REKLAME TERHADAP PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO

TAHUN 2007 – 2011

YULIA ERNAWATI F3409071

Penelitian ini bertujuan mengetahui hambatan dan upaya pemungutan serta besarnya kontribusi Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah di Kabupaten Sukoharjo. Analisis dilakukan dengan menghitung realisasi penerimaan pajak reklame dengan realisasi penerimaan pajak daerah yang telah ditentukan untuk menghitung presentanse kontribusi untuk masing-masing tahun anggaran selama tahun 2007-2011. Dari analisis data dapat dilihat bahwa: Pertama, pajak daerah di Kabupaten Sukoharjo berpotensi terus digali dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah, adanya pendapatan pajak daerah dapat meningkatkan pendapatan daerah; Kedua, pendapatan pajak reklame memberikan kontribusi signifikan bagi pajak daerah, Ketiga, pemungutan pajak reklame di kabupaten Sukoharjo sudah hamper memenuhi target, namun ada beberapa kelemahan yang ditemukan sehingga penulis memberikan beberapa saran, salah satunya mengefektifkan tim penertib pajak reklame untuk melakukan tindakan tegas terhadap pemasangan reklame liar maupun yang menyalahi tata cara pemasangan.


(4)

commit to user

HAL PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tugas Akhir dengan judul “KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK REKLAME

TERHADAP PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2007 – 2011” telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna mencapai derajat Ahli Madya Program DIII Perpajakan FE UNS.

Surakarta, Juni 2012

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

AgusWidodo, S.E, M. Si, Ak NIP. 197308252000121001


(5)

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perpajakan.

Surakarta, Juli 2012

Tim Penguji Tugas Akhir

1. Ahmad Ridwan, S.E,Ak (...) NRP. 34 07 00001

Penguji

2. AgusWidodo, S.E, M.Si, Ak (...) NIP. 197308252000121001


(6)

commit to user

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang khusyuk” (Q.S Al-Baqarah : 45)

“Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil” ( MarioTeguh)

“Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan” ( MarioTeguh )

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan oleh:

1. Allah SWT

2. Kedua Orang Tuaku tercinta

3. Kakak - kakakku

4. Sahabat - sahabatku


(7)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia dan ridho-NYA dan shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rosullulloh Nabi Muhammad SAW, sehingga penulisan Laporan Tugas Akhir dengan judul “KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK REKLAME TERHADAP PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2007 – 2011” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Ahli Madya pada Program DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir, penulis memperoleh bantuan, dorongan dan keterlibatan beberapa pihak baik materiil maupun non materiil, yang akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan ini dengan baik. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si, Ak selaku Ketua Program DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Agus Widodo, S. E, M. Si, Ak selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan tugas akhir.


(8)

commit to user

4. Ibu Dra. Sri Endang Setyowati selaku Sekretaris Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo

5. Seluruh staf dosen DIII Akuntansi Perpajakan UNS yang telah mentransfer ilmunya kepada penulis

6. Bapak dan Ibu tercinta serta kakak-kakak yang telah memberikan dukungan moral maupun spiritual.

7. Teman-teman Diploma III Perpajakan yang selama tiga tahun bersama-sama 8. Teman seperjuangan Siska, Maya, Risma, Evril, Tyas, Murni, Nurul, Siti

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini.

Penulis menyadari bahwa baik isi maupun bentuk penyajian laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis dengan hati terbuka akan menerima segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna kesempurnaan dari laporan ini

Amin.

Surakarta, Juni 2012


(9)

commit to user DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

ABSTRACT... ii

ABSRAKSI... iii

HALAMAN PERSETUJUAN... iv

HALAMAN PENGESAHAN……… v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……… vi

KATA PENGANTAR………... vii

DAFTAR ISI……….. ix

DAFTAR GAMBAR………. xii

DAFTAR TABEL………... xiii

DAFTAR LAMPIRAN……….. xiv

BAB I PENDAHULUAN A Gambaran Umum Objek Penelitian………...…… 1

B Latar Belakang Masalah……..………... 22

C Rumusan Masalah………....……….. 24

D Tujuan Penelitian……...………. 25


(10)

commit to user

F Metode Penelitian………..………. 26

BAB II ANALISI DAN PEMBAHASAN A Tinjauan Pustaka………... 29

. 1 Pengertian dan Ciri-Ciri Pajak….………..… 29

2 Fungsi Pajak………... 30

3 Pengelompokkan Pajak……….………. 31

4 Sistem Pemungutan Pajak………... 33

5 Syarat Pemungutan Pajak……….. 34

6 Asas-Asas Pemungutan Pajak………... 35

7 Pajak Daerah……….. 37

8 Pajak Reklame……….... 39

B Penyajian Data dan Pembahasan 1 Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah……… 43

2 Hambatan dalam Pemungutan Pajak Reklame………….. 46

3 Upaya yang Ditempuh DPPKAD……… 47

BAB III TEMUAN A. Kelebihan………... 48

B. Kelemahan……….. 49

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………. 50


(11)

commit to user DAFTAR PUSTAKA


(12)

commit to user DAFTAR GAMBAR


(13)

commit to user DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Target dan Realisasi Pajak Reklame……… 23


(14)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan Tugas Akhir

2. Surat Keterangan Telah Melakukan Kegiatan Magang 3. Lembar Penilaian Kegiatan Magang

4. Tanda Terima Laporan Kegiatan Magang

5. Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sukoharjo 6. Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah 7. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Reklame


(15)

commit to user

ii

ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF ADVERTISEMENT TAX REVENUE TO THE LOCAL TAX IN SUKOHARJO REGENCY IN 2007-2011

Yulia Ernawati F3409071

This research aims to find out the inhibition and the collecting attempt as well as the contribution of advertisement tax revenue to the local tax in Sukoharjo. The analysis was conducted by calculating the realization of advertisement tax revenue in relation to the realization of local tax revenue that has been determined to calculate the percentage contribution for each fiscal year during 2007-2011. From the data analysis, it could be seen that: Firstly, the local tax in Sukoharjo Regency is potentially explored in the attempt of improving the local income, the presence of local tax income could improve the local income; secondly, the advertisement tax income contributed significantly to the local tax, thirdly, advertisement tax collection in Sukoharjo Regency had almost met the target, but some weaknesses were still found so that the writer gave some recommendations such as to make the advertisement tax disciplinary team effective to take firm measures over both the illegal advertisement installation and the advertisement installation violating the procedure.


(16)

commit to user

iii

KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK REKLAME TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH

DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2007 – 2011

YULIA ERNAWATI F3409071

Penelitian ini bertujuan mengetahui hambatan dan upaya pemungutan serta besarnya kontribusi Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah di Kabupaten Sukoharjo. Analisis dilakukan dengan menghitung realisasi penerimaan pajak reklame dengan realisasi penerimaan pajak daerah yang telah ditentukan untuk menghitung presentanse kontribusi untuk masing-masing tahun anggaran selama tahun 2007-2011. Dari analisis data dapat dilihat bahwa: Pertama, pajak daerah di Kabupaten Sukoharjo berpotensi terus digali dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah, adanya pendapatan pajak daerah dapat meningkatkan pendapatan daerah; Kedua, pendapatan pajak reklame memberikan kontribusi signifikan bagi pajak daerah, Ketiga, pemungutan pajak reklame di kabupaten Sukoharjo sudah hampir memenuhi target, namun ada beberapa kelemahan yang ditemukan sehingga penulis memberikan beberapa saran, salah satunya mengefektifkan tim penertib pajak reklame untuk melakukan tindakan tegas terhadap pemasangan reklame liar maupun yang menyalahi tata cara pemasangan.


(17)

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 1. Deskripsi berdirinya Kabupaten Sukoharjo

a. Sejarah Kabupaten Sukoharjo

Pada awal Kemerdekaan, Sukoharjo merupakan salah satu kawedanan (sekarang Pembantu bupati) dari empat kawedanan yang ada di Surakarta, yaitu Kawedanan Kartasura, Surakarta, Bekonang dan Sukoharjo. Perkembangan selanjutnya, Kawedanan Surakarta menjadi Hominte Surakarta atau kotapraja (sekarang kotamadya) yang terpisah dari kabupaten Surakarta, sedangkan Kabupaten Surakarta menjadi Kabupaten Sukoharjo yang meliputi kawedanan Kartasura, Bekonang dan Sukoharjo. Adapun istilah kawedanan sekarang menjadi wilayah Pembantu Bupati.

Berpijak pada Penetapan Pemerintah No. 16/SD Tanggal 15 Juli 1946, tim yang dibentuk dengan Surat Keputusan Kepala Daerah Tingkat II Sukoharjo No. 433/051/1986 Tanggal 24 Pebruari 1986, yang kemudian dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo No. 17 Tahun 1986 tentang Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo yang disahkan dengan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Jawa Tengah No. 188.3/480/1986 dan


(18)

commit to user

diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo No. 3 Tahun 1987 seri D No. 2 Tanggal 9 Januari 1987, maka pada hari Lahirnya Kabupaten Sukoharjo.

b. Tata Letak Kabupaten Sukoharjo

Dilihat dari peta kabupaten Kabupaten Sukoharjo, maka Kabupaten Sukoharjo mempunyai batas daerah seperti berikut:

1) Sebelah Utara : Kotamadya Surakarta

2) Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar

3) Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri

4) Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Klaten

Letak Kabupaten Sukoharjo secara astronomis adalah sebagai berikut:

1) Bagian Ujung Sebelah Timur : 110°51’33,70’’BT 2) Bagian Ujung Sebelah Barat : 11°42’06,79’’BT 3) Bagian Ujung Sebelah Utara : 7°32’17,00’’LS 4) Bagian Ujung sebelah Selatan : 7°49’32,00’’LS 2. Sejarah berdirinya DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, bahwa pemberian otonomi kepada daerah Kabupaten dan Kota didasarkan atas asas desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan


(19)

commit to user

3

bertanggungjawab. Berdasarkan asas desentralisasi tersebut, sebagai pelaksana daerah otonom, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo berhak dan tentunya berwenang pula dalam mengatur dan mengurus urusan rumah tangganya guna menggali potensi daerah serta meningkatkan sumber daya yang ada di wilayah Kabupaten Sukoharjo secara lebih maksimal lagi. Hal ini mengacu pada sumber-sumber pendapatan daerah untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Sukoharjo.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, ditegaskan bahwa perangkat daerah terdiri dari unsur staf yang mempunyai tugas membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas Bupati dalam penyusunan dan pelaksanan kebijakan daerah yang bersifat spesifik diwadahi dalam lembaga teknis daerah dalam bentuk badan/ kantor/ rumah sakit, dan unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas daerah.

Sebagai aturan pelaksanaan telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 58 tahun2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 105 tahun 2000. Peraturan tersebut merupakan sinkronisasi dari bebagai ketentuan Pengelolaan Keuangan Daerah, sehingga merupakan satu kesatuan pengaturan pedoman pokok


(20)

commit to user

bagi pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah.Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka sejak tahun 2009 terbentuklah Organisasi Dinas Daerah yaitu Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah atau disingkat menjadi DPPKAD

a. Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sukoharjo Nomor 3 tahun 2008 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukoharjo yang telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 10 Tahun 2011. Pasal 3 ayat (1) Dinas Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan unsur pelaksana otonomi daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Berdasarkan Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 60 tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo, Pasal 3 menyebutkan bahwa DPPKAD dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan,


(21)

commit to user

5

pengelolaan keuangan dan aset daerah. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, maka DPPKAD mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;

2) penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;

3) pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan,

pengelolaan keuangan dan aset daerah;

4) penyusunankebijakanpemungutanPajak Daerah;

5) pendataan, penilaian dan penetapan Pajak Daerah; 6) pengolahan data dan informasi Pajak Daerah; 7) pelayanan Pajak Daerah;

8) penagihan Pajak Daerah;

9) pengawasan dan penyelesaian sengketa pemungutan Pajak Daerah; 10) pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi; 11) pengkoordinasian, fasilitasi, dan pembinaan kegiatan di bidang

pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;

12) pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;


(22)

commit to user

b. Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

DPPKAD Kabupaten Sukoharjo mempunyai visi yaitu

terwujudnya peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya pengelolaan keuangan daerah dan peningkatan pendapatan daerah dengan semangat desentralisasi, demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, DPPKAD Kabupaten Sukoharjo mempunyai misi- misi yaitu sebagai berikut:

1) Meningkatan kualitas sumber daya pengelolaan keuangan Daerah. 2) Meningkatkan fungsi perencanaan dan penyusunan anggaran

Daerah.

3) Meningkatkan fungsi pemungutan pendapatan Daerah dan efisiensi belanja Daerah.

4) Meningkatkan fungsi pengendalian kas Daerah, perbendaharaan umum Daerah dan verifikasi serta perhitungan anggaran, pertanggungjawaban keuangan Daerah.

c. Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Struktur organisasi DPPKAD diatur dalam Pasal 27 Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 10 tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 3


(23)

commit to user

7

tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukoharjo, yaitu terdiri dari:

1) Kepala Dinas.

2) Sekretariat, terdiri atas: a) Sub Bagian Program; b) Sub Bagian Keuangan;

c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3) Bidang Anggaran, terdiri atas: a) Seksi Perencanaan Anggaran; b) Seksi Penyusunan Anggaran; c) Seksi Pelaksanaan Anggaran. 4) Bidang Pendapatan, terdiri atas:

a) Seksi Pendaftaran dan Penadataan; b) Seksi Penetapan;

c) Seksi Penerimaan, Penagihan dan Pelaporan. 5) Bidang Perbendaharaan, terdiri atas:

a) Seksi Perbendaharaan I; b) Seksi Perbendaharaan II; c) Seksi Perbendaharaan III.

6) Bidang Akuntansi dan Pelaporan, terdiri atas: a) Seksi Verifikasi;


(24)

commit to user

c) Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan. 7) Bidang Kas, terdiri atas:

a) Seksi Penerimaan; b) Seksi Pengeluaran;

c) Seksi pengendalian dan Pelaporan.

8) Bidang Aset dan Investasi Daerah, terdiri atas: a) Seksi Penatausahaan Aset Daerah;

b) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah; c) Seksi Perubahan Status Hukum. 9) Unit Pelaksan Teknis Dinas; dan 10) Kelompok Jabatan Fungsional


(25)

commit to user 9 SUBBAG PROGRAM SEKRETARIAT SUBBAG KEUANGAN SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG ANGGARAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PENDAPA TAN BIDANG PERBENDA HARAAN BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN BIDANG KAS BIDANG ASET KEPALA SEKSI PERENCANAAN ANGGARAN SEKSI PENDAFTA RAN DAN PENDATAAN SEKSI PERBENDA HARAAN I SEKSI VERIFIKASI SEKSI PENERIMAAN SEKSI PENATAUSAH

AAN ASET DAERAH SEKSI PENYUSU NAN ANGGARAN SEKSI PENETAPAN SEKSI PERBENDA HARAAN II SEKSI AKUNTANSI SEKSI PENGELUAR AN SEKSI PENDAYAGU-NAAN ASET DAERAH SEKSI PELAKSA NAAN ANGGARAN SEKSI PENERIMAAN, PENAGIHN DAN PELPORAN SEKSI PERBENDA HARAAN III SEKSI FASILITASI PENYUSUNAN LAP.KEUNGAN SEKSI PENGENDA LIAN DAN SEKSI PERUBAHAN STATUS HUKUM

UPTD

Gambar I.1


(26)

commit to user

d. DESKRIPSI JABATAN DPPKAD KABUPATEN SUKOHARJO Berdasarkan Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 60 tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatatan Struktural pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo, Pasal 2 menyebutkan bahwa susunan organisasi DPPKAD Sukoharjo terdiri dari :

1) Kepala Dinas

Mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.

Kepala Dinas mempunyai tugas:

a) Merumuskan kebijakan Bupati dibidang pendapatan,

pengelolaan keuangan dan aset daerah berdasarkan wewenang dan peraturan perundang- undangan yang berlaku sebagai bahan arahan operasional;

b) merumuskan program kegiatan berdasarkan peraturan

perundang- undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;

c) mengkoordinasi, mengendalikan dan membina pelaksanaan kegiatan di bidang pendapatan, pengeloolaan keuangan dan aset daerah sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku;


(27)

commit to user

11

d) mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya guna kelancaran pelaksanaan tugas;

e) melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

2) Sekretariat

Mempunyai tugas pokok melaksanakan fungsi kesekretariatan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai umum dan kepegawaian, program, serta keuangan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Sekretariat.

Sekretaris mempunyai fungsi:

a) Menyusun program kesekretariatan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku;

b) menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku;

c) menyiapkan konsep kebijakan Kepala Dinas PPKAD di bidang

kesekretariatan;

d) menyiapkan rumus kebijakan strategis program dan kegiatan dalam rangka penyusunan anggaran pendapatan dan belanja.


(28)

commit to user Sekretariat, terdiri atas:

· Sub Bagian Program

Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan.

· Sub Bagian Keuangan

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi keuangan dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan.

· Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi umum organisasi dan tata laksana, pengurusan rumah tangga, perlengkapan dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan serta pengelolaan administrasi kepegawaian.

3) Bidang Anggaran

Mempunyai tugas pokok melaksanakan fungsi perencanaan, penyusunan anggaran dan meliputi sebagai aktivitas mengenai pelaksaan anggaran, anggaran penerimaan, penyusunan anggaran


(29)

commit to user

13

belanja dan pelaksanaan anggaran yang diserahkan dan menjadi tanggungjawab pada bidang anggaran.

Bidang anggaran mempunyai tugas:

a) Menyusun program kegiatan Bidang Anggaran sesuai

peraturan perundang- undangan yang berlaku;

b) melaksanakan perumusan program kerja bidang anggaran; c) melaksanakan penyusunan rencana/ program kerja bidang

anggaran;

d) melaksanakan penghimpunan, pengolahan data dan informasi mengenai pendapatan dan belanja;

e) mengkoordinir rencana kerja anggaran satuan kerja perangkat daerah;

f) Melaksanakan penyusunan rencana anggaran pendapataan dan belanja daerah;

g) Melaksanakan penyusunan nota keuangan APBD dan

pengantar nota keuangan APBD. Bidang Anggaran, terdiri atas: a) Seksi Perencanaan Anggaran

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan


(30)

commit to user b) Seksi Penyusunan Anggaran

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan

pemberian bimbingan di bidang penyusunan anggaran. c) Seksi Pelaksanaan Anggaran

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan

pemberian bimbingan di bidang penyusunan anggaran. 4) Bidang Pendapatan

Mempunyai tugas pokok melaksanakan fungsi pendapatan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan penagihan pendapatan yang diserahkan, dan menjadi tanggungjawab pada bidang pendapatan.

Bidang Pendapatan mempunyai tugas:

a) menyusun program kegiatan Bidang Pendapatan sesuai

peraturan perundang- undangan yang berlaku;

b) melakukan pendaftaran dan pendataan wajib pajak Daerah; c) menetapkan besarnya pajak Daerah;

d) melaksanakan penagihan pajak Daerah;

e) melaksanakan intensentifikasi pengelolaan pendapataan lain-lain.


(31)

commit to user

15

Bidang Pendapatan, terdiri atas: a) Seksi Pendaftaran dan pendataan

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan

pemberian bimbingan di bidang pendaftaran dan pendataan b) Seksi Penetapan

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan

pemberian bimbingan di bidang penetapan. c) Seksi Penerimaan, Penagihan dan Pelaporan

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan

pemberian bimbingan di bidang penerimaan, penagihan dan pelaporan.

5) Bidang Perbendaharaan

Mempunyai tugas pokok melaksanakan fungsi perbendaharaan meliputi keseluruhan aktivitas Penerbitan Surat Pencairan Dana (SPD) untuk pembayaran berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM) dari permintaan pengguna anggaran SKPD atas beban rekening kas umum daerah.


(32)

commit to user

Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas:

a) menyusun program kegiatan Bidang Perbendaharaan sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku;

b) menerbitkan surat perintah pencairan dana berdasarkan surat peritah membayar dari permintaan pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah;

c) melaksanakan pengelolaan administrasi yang berkaitan dengan pembayaran gaji pegawai;

d) membuat pengajuan pencairan dana ke Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat;

e) menyiapkan surat keterangan penghentian pembayaran. Bidang Perbendaharaan, terdiri atas:

a) Seksi Perbendaharaan I

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan

pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan I. b) Seksi Perbendaharaan II

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan


(33)

commit to user

17

c) Seksi Perbendaharaan III

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan

pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan III. 6) Bidang Akuntansi dan Pelaporan

Mempunyai tugas melaksakan fungsi akuntansi meliputi keseluruhan aktivitas mengenai pembukuan, pelaporan, analisis data keuangan, dan sistem akuntansi serta fasilitasi penyusunanan laporan keuangan yang diserahkan dan menjadi tanggungjawab pada Bidang Akuntansi.

Bidang Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas:

a) menyusun program kegiatan Bidang Akuntansi dan Pelaporan sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku;

b) menyiapkan perumusan kebijakan di bidang penatausahaan, akuntansi dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

c) melaksanakan pembukuan atas pelaksanaan anggaran secara sistematis dan kronologis;

d) menyusun laporan realisasi anggaran, aliran kas, neraca daerah dan informasi keuangan daerah;

e) melaksanakan pengolahan dan analisis data keuangan;


(34)

commit to user

Bidang Akuntansi dan Pelaporan, terdiri atas: a) Seksi Verifikasi

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian, danpemberian bimbingan di bidang verifikasi.

b) Seksi Akuntansi

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan

pemberian bimbingan di bidang akuntansi. c) Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan

pemberian bimbingan di bidang fasilitasi penyusuna laporan keuangan.

7) Bidang Kas

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi kas meliputi

keseluruhan aktivitas mengenai penerimaan, pengeluaran,

pengendalian, dan pelaporan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada bidang kas.

Bidang kas mempunyai tugas:

a) menyusun program kegiatan Bidang Kas berdasarkan peraturan perundang- undangan;


(35)

commit to user

19

b) menyiapkan perumusan kebijakan di bidang kas;

c) membuka rekening atas nama pemegang kas daerah pada bank

tertentu untuk menyimpan setoran penerimaan baik dalam bentuk tunai, transfer dan atau surat- surat berharga;

d) menyiapkan surat penyediaan dana;

e) mengelola penerimaan dan pengeluaran uang dan atau surat berharga yang masuk dan keluar kas daerah;

f) menyusun aliran kas;

g) mengendalikan penerimaan, penyimpanan, pengeluaran dan pembayaran uang dan atau surat berharga dalam rangka likuiditas Kas.

Bidang Kas, terdiri atas: a) Seksi Penerimaan

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan

pemberian bimbingan di bidang penerimaan. b) Seksi Pengeluaran

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan


(36)

commit to user c) Seksi Pengendalian dan Pelaporan

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan

pemberian bimbingan di bidang pengendalian dan pelaporan. 8) Bidang Aset Daerah

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi inventarisasi dan penghapusan, pengelolaan aset daerah dan investasi daerah yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada bidang aset daerah. Bidang Aset Daerah mempunyai tugas:

a) menyusun program kegiatan Bidang Aset Daerah berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku;

b) Menyiapkan perumusan kebijakan dan membina pelaksanaan kegiatan optimal dibidang pengolahan aset daerah;

c) Mengelola tanah, bangunan, sarana sosial dan barang bergerak yang tidak dikelola oleh satuan kerja perangkat daerah lainnya; d) Mengelola pendapatan dari hasil pengelolaan tanah dan

bangunan, saran sosial olah raga dan barang bergerak; e) Menyusun laporan atas aset daerah

f) Menyusun rencana kebutuhan, mengelola administrasi, dan melaksankan proporsi benda berharga.


(37)

commit to user

21

Bidang Aset dan Investasi Daerah, terdiri atas: a) Seksi Penatausahaan Aset Daerah

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan

pemberian bimbingan di bidang penatausahaan aset daerah. b) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan

pemberian bimbingan di bidang pendayagunaan aset daerah. c) Seksi Perubahan Status Hukum

Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan

pemberian bimbingan di bidang perubahan status hukum. 9) Unit Pelaksana Teknis Dinas

Unit Pelaksana Teknis Dinas yang dibentuk pada Dinas Daerah di Kabupaten Sukoharjo.

UPTD terdiri atas:

a) UPTD PPKAD Kecamatan;

b) UPTD Pelayanan;


(38)

commit to user 10) Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi,baik dalam lingkungan unit organisasi masing-masing maupunantar satuan organisasi di lingkungan Pemerintahan Daerah dengan instansi lain di luar Pemerintahan Daerah.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Otonomi daerah merupakan pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah yang telah leluasa untuk mengelola sumber daya yang dimiliki dengan potensi dan kepentingan daerah itu sendiri.Salah satu tolak ukur untuk melihat kesiapan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah dengan mengukur seberapa besar kemampuan keuangan suatu daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah atau pemeritahan sendiri.

Daerah otonom mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Oleh sebab itu, daerah diberikan sumber-sumber keuangan untuk dapat membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.Sumber- sumber keuangan yang dimaksud yaitu sumber-sumber pendapatan asli daerah yang meliputi Pajak daerah, Retribusi daerah, Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan Lain- lain PAD yang sah.


(39)

commit to user

23

Pajak daerah adalah kontribusi wajib pajak kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang- undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Salah satunya adalah Pajak Reklame. Pajak reklame adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi dan badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang atas penyelenggaraan reklame.

Tabel I.1

Target dan Realisasi Pajak Reklame

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp)

2007 1.350.000.000 1.189.092.710

2008 1.562.078.000 1.422.512.725

2009 1.552.404.000 1.433.384.200

2010 1.840.000.000 1.842.600.400

2011 1.840.000.000 1.870.064.225

Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayan dan Aset Daerah Sukoharjo, data diolah

Bila dilihat dari angka- angka pada tabel I.1 menunjukkan bahwa realisasi penerimaan pajak reklame selalu mengalami peningkatan dan selama dua tahun terakhir sudah memenuhi target yang ditetapkan sehingga dengan penyajian data selama lima tahun kita dapat mengetahui secara jelas perbandingan peningkatan dan penurunan penerimaan yang diperoleh.


(40)

commit to user

Peningkatan realisasi Pajak Reklame diharapkan mampu memberikan pengaruh yang positif bagi perkembangan pembangunan di Kabupaten Sukoharjo dan mampu meningkatkan Penerimaan Pajak Daerah, yang kemudian digunakan untuk peningkatan dan kemajuan daerah. Meskipun realisasi penerimaan daerah masih perlu untuk melakukan evaluasi yang bertujuan ke depan untuk lebih meningkatkan dan mempertahankan penerimaan dari sektor Pajak Reklame. Untuk mengetahui besarnya kontribusi penerimaan Pajak Reklame dari tahun ke tahun, maka penulis

mengambil judul “KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK REKLAME

TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2007- 2011”.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Berapa besar kontribusi penerimaan Pajak Reklame terhadap penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Sukoharjo tahun 2007- 2011?

2. Hambatan apa saja yang timbul dalam proses pemungutan Pajak

Reklame?

3. Upaya apa saja yang telah ditempuh DPPKAD dalam mengatasi hambatan


(41)

commit to user

25

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan, mempelajari dan menganalisisi komponen Pajak Reklame di Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah. Secara rinci, tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui seberapa besar kontribusi penerimaan Pajak Reklame

terhadap Pajak Daerah.

2. Mengetahui hambatan yang timbul dalam proses pemungutan Pajak Reklame.

3. Mengetahui upaya yang ditempuh oleh pihak Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi Dinas Pendapatan Kabupaten Sukoharjo

Merupakan sumbangan pikiran yang diharapkan bisa membantu mengetahui kelemahan sistem yang telah ada tersebut guna menciptakan efisiensi yang lebih baik, dalam upayanya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak, khususnya dari sektor Pajak Reklame.


(42)

commit to user 2. Bagi Pihak Lain

Dapat dijadikan tambahan wawasan, sumber bahan pertimbangan, acuan, referensi atau bahan masukan guna pembuatan penelitian selanjutnya bagi para pembaca serta sumber informasi khususnya bagi mahasiswa jurusan Perpajakan yang sedang menysun Tugas Akhir dengan pokok permasalahan yang sama.

3. Bagi Penulis

Sebagai tambahan wawasan serta pengetahuan tentang pengelolaan Pajak Reklame dan perbandingan terapan ilmu di bidang perpajakan yang telah diperoleh selama dalam proses perkuliahan dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi di lapangan mengenai Pajak Reklame.

F. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Penerimaan Pajak Reklame di Kabupaten Sukoharjo.

2. Jenis dan Sumber Data

Dalam menyusun laporan tugas akhir ini peneliti memerlukan data- data sebagai berikut:


(43)

commit to user

27

1) Data Kualitatif

Data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar.

2) Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.

b. Sumber Data 1) Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi atau objek penelitian.Data ini meliputi gambaran umum DPPKAD Sukoharjo yang berisi sejarah, lokasi dan struktur organisasi. 2) Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang pengumpulannya bukan diusahakan sendiri oleh penulis, melainkan sudah ada data jadi yang disediakan oleh instansi atau pihak yang bersangkutan. 3. Metode Analisa Data

a. Metode Kepustakaan

Penulis mempelajari dan mengumpulkan data berupa pengertian peranan dan kinerja berbagai literature serta buku-buku yang berhubungan dengan penelitian ini.


(44)

commit to user

b. Metode Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab dengan sumber yang berhubungan dengan penelitian ini, baik dari salah satu pihak DPPKAD Sukoharjo.

c. Metode Pemeriksaan Dokumen

Penulis mengumpulkan dokumen maupun data dari sumber yang terpercaya yang berhubungan dengan penelitian ini.


(45)

commit to user 29 BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian dan Ciri- ciri Pajak

a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra-prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

b. Menurut S. I. Djajadiningrat

“Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagaian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum”.

c. Menurut Dr. N. J. Feldmann

Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara


(46)

commit to user

umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran- pengeluaran umum.

Ciri- ciri yang melekat pada definisi pajak:

1) Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

2) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya

kontraprestasi individual oleh pemerintah.

3) Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

4) Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukkannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public investment.

2. Fungsi pajak a. Fungsi budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

b. Fungsi mengatur (regulerend)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi.


(47)

commit to user

31

3. Pengelompokkan pajak

Pengelompokkan pajak (Suandy, 2008) adalah sebagai berikut:

a. Menurut Golongannya:

1) Pajak langsung, yaitu pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, misalnya Pajak Penghasilan.

2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang bebannya dapat dialihkan atau digeserkan kepada pihak lain, misalnya Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak atas Barang Mewah.

b. Menurut Sifatnya:

1) Pajak subjektif adalah pajak yang memerhatikan kondisi/ keadaan Wajib Pajak. Dalam menentukan pajaknya harus ada alasan-alasan objektif yang berhubungan erat dengan keadaan materialnya, yaitu gaya pikul.

2) Pajak objektif adalah pajak yang pada awalnya memerhatikan objek yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian baru dicari subjeknya baik Orang Pribadi maupun Badan.

c. Menurut Lembaga Pemungut:

1) Pajak Pusat/Pajak Negara adalah pajak yang wewenang


(48)

commit to user

dilakukan oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak.

2) Pajak Daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada Pemerintah Daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah. Pajak Daerah diatur dalam UU No. 18 Tahun 1997 sebagaimana yang telah diubah dengan UU No. 34 Tahun 2004 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, terdiri dari 3 jenis Pajak Daerah Propinsi dan 7 jenis Pajak Daerah Kabupaten/Kota, yaitu:

a) Pajak Daerah Tk. I terdiri atas:

· Pajak Kendaraan Bermotor;

· Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

· Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

b) Pajak Daerah Tk. II terdiri atas:

· Pajak Hotel;

· Pajak Restoran;

· Pajak Hiburan;

· Pajak Reklame;

· Pajak Penerangan Jalan;

· Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian


(49)

commit to user

33

· Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

4. Sistem Pemungutan Pajak

Dalam memungut pajak dikenal beberapa sistem pemungutan, yaitu (Resmi, 2007):

a. Official assesment system

Sistem pemungutan pajak yang memberi kewenagan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang undangan perpajakan yang berlaku.

b. Self assesment system

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang wajib pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang undangan perpajakan yang berlaku.

c. With holding system

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak sesuai dengan peraturan perundang undangan perpajakan yang berlaku.


(50)

commit to user 5. Syarat pemungutan pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan).

Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil.Adil dalam perundang undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.Sedang adil dalam pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.

b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat Yuridis). Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya.

c. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis).

Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarkat.


(51)

commit to user

35

d. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil).

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.

e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.

Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah dipenuhi oleh undang undang perpajakan yang baru.

Contoh :

1) Bea materai disederhanakan dari 167 macam tarif menjadi 2

macam tarif.

2) Tarif PPN yang beragam disederhanakan menjadi hanya satu tarif,

yaitu 10%.

3) Pajak perseroan untuk badan pajak pendapatan untuk perseorangan

disederhanakan menjadi pajak penghasilan (PPh) yang berlaku bagi badan maupun perseorangan (pribadi).

6. Asas- asas pemungutan pajak

Didalam melakukan pemungutan pajak baik yang dikelola oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah selalu berpedoman pada asas-asas pemungutan pajak (Mardiasmo, 2009) yaitu:


(52)

commit to user a. Asas Kebangsaan

Bahwa pajak pendapatan dipungut terhadap orang-orang bertempat tinggal di Indonesia.

b. Asas Tempat Tinggal

Pajak pendapatan dipungut bagi orang-orang yang bertempat tinggal di Indonesia di tentukan menurut keadaan.

c. Asas Sumber Penghasilan

Jika sumber penghasilan berada di Indonesia dengan tidak

memperhatikan subyek tempat tinggal.Disamping asas-asas

berpedoman kepada hal tersebut diatas, ada asas-asas pemungutan pajak yang dilandasi oleh falsafah hukum. Ada beberapa teori pajak yang dilancarkan dari jaman ke jaman yaitu:

1) Asas sumber penghasilan

Negara mempunyai fungsi melindungi rakyat dengan segala kepentingannya seperti keselamatan jiwa dan harta.Untuk kepentingan tugas negara-negara itu seperti halnya dengan perusahaan asuransi, maka rakyat harus membayar premi yang berupa pajak.

2) Teori Kepentingan

Teori ini memperhatikan memungut pembagian beban penduduk seluruhnya supaya adil. Akan tetapi teori ini membenarkan adanya hak pemerintah untuk memungut pajak dari


(53)

commit to user

37

rakyat dapat pula digolongkan dalam teori yang memperkuat beban pajak didasarkan atas kepentingan masing-masing orang dalam tugas pemerintah termasuk dalam perlindungan jiwa orang-orang beserta harta bendanya.

3) Teori Bukti

Menurut teori ini seseorang tidak dapat berdiri artinya tanpa adanya persekutuan dimana persekutuan ini menjelma menjadi Negara.Bahkan tiap-tiap individu menyadari tugas sosial sebagai tanda bukti kebaktian kepada negara dalam bentuk iuran atau pajak. Teori gaya pikul pemungutan pajak didasarkan pada gaya pikul individu dalam masyarakat yaitu dalam tekanan pajak tidak harus sama besarnya untuk tiap orang, jadi beban pajak harus sesuai dengan pemikul pajak. Ukuran kemampuan pikul antara lain penghasilan, kekayaan dan pengeluaran belanja seseorang.

7. Pajak Daerah a. Pengertian

Menurut Undang- undang No. 7 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pengertian Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung


(54)

commit to user

dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah (Mardiasmo, 2009).

Ciri-ciri yang menyertai pajak daerah terdiri dari empat komponen, yaitu (Mardiasmo, 2009):

1) Pajak Daerah berasal dari Negara yang diserahkan kepada daerah sebagai pajak daerah.

2) Penyerahan berdasarkan undang- undang.

3) Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah atau membiayai pengeluaran daerah sebagai badan politik hukum.

4) Pemungutan pajak daerah berdasarkan pada kekuatan undang- undang atau peraturan hukum lainnya.

Pajak daerah dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a) Pajak provinsi, terdiri dari:


(55)

commit to user

39

· Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;

· Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

· Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan

Air Permukaan.

b) Pajak Kabupaten/ Kota, terdiri dari:

· Pajak Hotel;

· Pajak Restoran;

· Pajak Hiburan;

· Pajak Reklame;

· Pajak Penerangan Jalan;

· Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C;

· Pajak Parkir dan Pajak lain- lain.

8. Pajak Reklame

a. Pengertian Pajak Reklame

Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Pajak reklame merupakan salah satu pajak daerah yang mempunyai potensi cukup baik dalam meningkatkan pendapatan daerah. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk susunan dan


(56)

commit to user

menganjurkan, mempromosikan atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca,didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum.

b. Dasar Hukum Pajak Reklame

1) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo no. 7 tahun 2011 tentang pajak daerah.

2) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo no. 12 tahun 2003 tentang pajak reklame.

c. Penyelenggara reklame

Penyelenggara reklame adalah perorangan atau badan yang menyelenggarakan reklame untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.

d. Subyek dan obyek pajak reklame

Subyek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau memesan reklame. Obyek reklame adalah semua penyelenggaraan reklame(Apriyanto, 2010) yang meliputi: 1) Reklame papan

adalah reklame yang antara lain yang diselenggarakan menggunakan papan kayu, plastik, fiber glass, logam, atau sejenisnya yang dipasang pada tempat yang disediakan atau dengan cara di gantung.


(57)

commit to user

41

2) Reklame kain

adalah reklame yang diselenggarakan dengan bahan kain, karet, atau bahan kain yang sejenis.

3) Reklame melekat (stiker)

adalah reklame yang berbentuk lembaran kertas yang diselenggarakan dengan ditempelkan, atau dipasang pada benda lain dengan ketentuan luasnya tidak lebih dari 200 centimeter persegi lebarnya.

4) Reklame selebaran

adalah reklame yang disebar, diberikan, atau dapat diminta, dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan, atau diletakkan pada benda lain.

5) Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan

adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara

ditempelkan ataupu ditempatkan pada kendaraan. 6) Reklame suara

adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan atau suara yang ditimbulkan dan atau oleh perantara alat atau pesawat lain.

7) Reklame film (slide)

adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara


(58)

commit to user

yang sejenis, sebagai alat untuk diproyeksikan dan ataupun diperagakan pada layar atau benda lain atau dipancarkan dan diperagakan melalui pesawat televisi.

8) Reklame peragaan

adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara

memperagakan suatu barang dengan atau tanpa diserta suara. 9) Reklame udara

adalah reklame yang diselenggarakan di udara dengan menggunakan gas, pesawat, atau benda lain yang sejenis.

10) Reklame bersinar (megatron) 11) Reklame non sign

12) Reklame neon box

Pengecualian dari obyek pajak reklame (Perda no. 12 tahun 2003) yaitu penyelenggaraan reklame oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Penyelenggaran reklame melalui televise, radio, warta harian, dan penyelenggaraan reklame lainnya yang ditetapkan oleh bupati. e. Nilai strategi lokasi reklame

Nilai strategi lokasi reklame (Perda no. 12 tahun 2003) adalah ukuran nilai yang ditetapkan pada titik lokasi pemasangan reklame tersebut berdasarkan kriteria kepadatan pemanfaatan tata ruang kota untuk berbagai aspek kegiatan usaha.


(59)

commit to user

43

B. Penyajian Data dan Pembahasan

1. Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah

Pajak reklame merupakan salah satu unsur PAD dari sektor pajak yakni Pajak Daerah. Menurut Kamus Basar Bahasa Indonesia pengertian kontribusi adalah sumbangan, sedangkan menurut Kamus Ekonomi, kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama. Sehingga, kontribusi dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah.

Pajak reklame merupakan pajak daerah penyumbang terbesar kedua setelah Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Sukoharjo.Untuk itu, perlu diketahui besarnya kontribusi atau sumbangan pajak reklame terhadap pajak daerah, yaitu dengan membandingkan antara realisasi pajak reklame dengan realisasi pajak daerah. Untuk menghitung kontribusi realisasi penerimaan pajak reklame dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

%

100

Kontribusi

=

RealisasiRealisasiPenerimaanPenerimaanPajak Pajak ReklameDaerah

X

Perkembangan pajak reklame dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat dari tabel berikut ini:


(60)

commit to user Tabel II.1

Tingkat kontribusi Pajak Reklame terhadap Pendapatan Pajak DaerahKabupaten Sukoharjo Tahun Anggaran 2007 sampai dengan tahun 2011 Tahun

Anggaran

Realisasi Pajak Reklame

Realisasi Penerimaan Pajak Daerah

Kontribusi

2007 1.189.092.710 14.533.357.466 8,18%

2008 1.422.512.725 15.423.340.385 9,22%

2009 1.433.384.200 18.003.312.543 7.96%

2010 1.842.600.400 21.688.462.781 8.5%

2011 1.870.064.225 42.558.642.562 4.4%

Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo, data diolah

Berdasarkan tabel II.1 dapat diketahui bahwa kontribusi penerimaan Pajak Reklame dari tahun 2007 ke tahun 2011 tidak stabil. Kontribusi penerimaan pajak reklame tertinggi terjadi pada tahun anggaran 2008 sebesar 9,22 persen. Kontribusi penerimaan pajak reklame terkecil terjadi pada tahun anggaran 2011 sebesar 4,4 persen, karena pada tahun tersebut terjadi pengalihan pajak provinsi menjadi pajak daerah yaitu Pajak Air Tanah dan kontribusinya terhadap pajak daerah cukup besar dan pada tahun tersebut terjadi peningkatan penerimaan pada pajak hotel. Meskipun kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah tidak stabil, namun


(61)

commit to user

45

realisasi Penerimaan Pajak Reklame selalu mengalamipeningkatan dari tahun ke tahun.

Bila dilihat dari kontribusinya bagi Pajak Daerah, Pajak Reklame sebagai salah satu sumber Pendapatan Daerah yang berpotensi dan dapat dilakukan pemungutan secara efisien, efektif dan ekonomis sehingga dapat lebih berperan dalam usaha peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sukoharjo. Pemasukan dari pajak reklame didapat dari nilai sewa reklame yang dipasang dengan tarif sewa reklame berdasarkan dari lokasi pemasangan reklame, lamanya pemasangan reklame, dan jenis ukuran reklame (Morihot, 2005).

Kabupaten Sukoharjo sebagai pusat pemerintahan dan sekaligus sebagai kota industri maka pajak reklame cukup potensial untuk waktu yang akan datang. Dalam ilmu marketing ada bauran pemasaran yang dipakai sebagai instrumen kebijakan perusahaan. Salah satu bauran pemasaran tersebut adalah promosi yang terdiri antara lain iklan, reklame dan promosi penjualan. Oleh karena itu, objek pajak reklame akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan perusahaan atau industri.

2. Hambatan yang timbul dalam Proses Pemungutan Pajak Reklame Menurut penelitian yang dilakukan Penulis memalui wawancara dengan karyawan DPPKAD dalam proses pemungutan pajak reklame di lapangan dan di kantor, DPPKAD menemukan banyak hambatan yang timbul baik dari wajib pajak maupun dari pihak DPPKAD yang


(62)

commit to user

menyebabkan penerimaan pajak reklame kurang maksimal. Hambatan-hambatan yang timbul antara lain:

a. Pihak Wajib Pajak

1) Masih kurangnya kesadaran wajib pajak akan pentingnya

membayar pajak bahkan beberapa dari mereka memang sengaja menghindar untuk tidak membayar pajak.

2) Adanya kesulitan untuk menghubungi wajib pajak yang

berdomisili di luar kota. Pajak reklame harus dibayar setiap tahun, maka dengan adanya masalah tersebut maka untuk tahun kedua dan tahun ketiga menjadi menunggak.

b. Pihak DPPKAD

1) Keterbatasan personil untuk tim penertib, sehingga tidak dapat menjangkau dan memantau seluruh wilayah di Kabupaten Sukoharjo secara teliti.

2) Kurangnya sosialisasi dan penyuluhan dari Pemerintah Kabupaten Sukoharjo tentang pajak reklame baik tentang manfaat atau proses permohonan ijin dan pemasangannya.

3) Peraturan yang dibuat kurang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya diantaranya masih adanya sistem negosiasi dalam penetapan pajak yang harus dibayar.

4) Kurangnya sarana prasarana/peralatan untuk membongkar reklame besar yang telah habis masa ijinnya.


(63)

commit to user

47

5) Kurangnya petugas pajak lapangan yang ahli di bidang pajak reklame mengakibatkan kurang maksimalnya pendapatan daerah dari sektor pajak reklame.

3. Upaya yang ditempuh DPPKAD untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut

a. Memberikan penyuluhan serta pembinaan tentang pajak reklame secara langsung terhadap wajib pajak yang membutuhkannya.

b. Memasang spanduk yang isinya mengingatkan wajib pajak kapan masa jatuh tempo pembayaran pajaknya.

c. Melalui pameran pembangunan yang diadakan setiap tahun, selaku pengelola pajak daerah khususnya pajak reklame DPPKAD Sukoharjo membuka stan konsultasi pajak yang melayani para wajib pajak untuk berkonsultasi.

d. Menerapkan system self assessment, wajib pajak diajak proaktif dengan menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.


(64)

commit to user 48 BAB III

TEMUAN

A. KELEBIHAN

1. Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame mencapai angka tertinggi pada tahun 2008 dibanding tahun sebelum dan sesudahnya.

2. Meskipun kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajiban perpajakannya kurang dan sulitnya menghubungi wajib pajak yang berdomisili di luar kota, tapi Penerimaan Pajak Reklame masih dapat mencapai target pada tahun 2010 dan 2011.

3. Pihak Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah membuka stan konsultasi pajak saat pameran pembangunan yang diadakan setiap tahun, serta memasang spanduk yang isinya mengingatkan wajib pajak kapan masa jatuh tempo pembayaran pajaknya.

4. Sudah diterapkannya system self assessment, wajib pajak diajak proaktif dengan menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.

B. KELEMAHAN

1. Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame terendah terjadi pada tahun 2011, karena Penerimaan Pajak Hotel mengalami peningkatan yang besar serta pada tahun 2011 terdapat pengalihan pajak provinsi menjadi pajak daerah yaitu


(65)

commit to user

49

Pajak Air Tanah yang kontribusinya cukup besar dan menempati peringkat ketiga (setelah Pajak Reklame).

2. Kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajiban perpajakannya kurang dan sulitnya menghubungi wajib pajak yang berdomisili di luar kota. Padahal sudah diterapkannya system self assessment.

3. Kurangnya sarana prasarana/peralatan untuk membongkar reklame besar yang telah habis masa ijinnya mengakibatkan bertambahnya masa reklame produk yang bersangkutan.

4. Penetapan sanksi-sanksi bagi pelanggar kewajiban pajak belum optimal, sehingga para pelanggar kewajiban pajak reklame merasa tidak terlalu terbeban atau jera dengan hukuman yang diberikan.

5. Keterbatasan personil untuk tim penertib, sehingga pemasangan reklame dapat mengganggu pemandangan jalan atau lingkungan sekitarnya.


(66)

commit to user 50 BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan yang berkenaan dengan tingkat penerimaan pajak reklame pada DPPKAD Kabuaten Sukoharjo sebagai berikut:

1. Kontribusi penerimaan pajak reklame terhadap pajak daerah selama tahun 2007–2011 tidak stabil. Pada tahun 2011 mengalami penurunan yang sangat drastis, karena pada tahun tersebut terdapat pengalihan pajak provinsi menjadi pajak daerah yaitu Pajak Air Tanah yang memberi kontribusi terhadap pajak daerah sangat besar.

2. Banyak hambatan yang timbul saat pemungutan pajak reklame. Berasal dari wajib pajak masih kurangnya kesadaran membayar pajak dan sulitnya menghubungi wajib pajak yang berdomisili di luar kota, sehingga terjadi penunggakan pembayaran. Sedangkan, yang berasal dari pihak DPPKAD keterbatasan personil untuk tim penertib, kurangnya sosialisasi dari pemerintah Kabupaten Sukoharjo tentang pajak reklame, peraturan yang dibuat kurang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya serta kurangnya sarana prasarana dalam pembongkaran reklame yang besar dan telah habis masa ijinnya.


(67)

commit to user

51

3. Upaya yang dilakukan DPPKAD dalam mengatasi hambatan tersebut

memberikan penyuluhan tentang pajak reklame, memasang spanduk yang isinya mengingatkan wajib pajak kapan masa jatuh tempo pembayaran pajaknya dan membuka stan konsultasi pajak melalui pameran pembangunan yang di adakan setiap tahun.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kelemahan dari temuan, saran yang dapat penulis berikan kepada pihak Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo agar dalam tahun-tahun mendatang dapat meningkatkan Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame terhadap Pajak Dearah adalah sebagi berikut:

1. Melaksanakan prosedur pemungutan dengan benar sesuai peraturan Daerah dan undang-undang Perpajakan untuk dapat mengoptimalkan pemungutan dan penerimaan pajak, serta dalam penetapan target setiap tahun harus meningkat, supaya dengan peningkatan target tersebut pajak reklame dapat memberikan kontribusi yang besar.

2. Perlunya memupuk rasa kepercayaan masyakarakat, agar tidak beranggapan bahwa uang yang dibayarkan disalah gunakan dan supaya tumbuh kesadaran untuk membayar kewajiban perpajakannya.

3. Perlunya peningkatan pelayanan dan kemudahan dalam bidang administrasi, sehingga wajib pajak khusunya yang berdomisili di luar kota lebih mudah untuk melaksanakan kewajiban pembayaran pajaknya.


(68)

commit to user

4. Peningkatan sarana dan prasarana bagi petugas Dinas Pendapatan Daerah, maka akan meningkatkan hasil kerja yang optimal.

5. Memberikan sanksi yang tegas kepada wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak, apabila perlu sampai proses pengadilan.

6. Perlunya tim penertib dalam pemasangan iklan, agar pemasangannya tidak mengganggu pemandangan jalan tersebut dan tidak menyalahi aturan.


(1)

commit to user

5)

Kurangnya petugas pajak lapangan yang ahli di bidang pajak

reklame mengakibatkan kurang maksimalnya pendapatan daerah

dari sektor pajak reklame.

3.

Upaya yang ditempuh DPPKAD untuk mengatasi

hambatan-hambatan tersebut

a.

Memberikan penyuluhan serta pembinaan tentang pajak reklame

secara langsung terhadap wajib pajak yang membutuhkannya.

b.

Memasang spanduk yang isinya mengingatkan wajib pajak kapan

masa jatuh tempo pembayaran pajaknya.

c.

Melalui pameran pembangunan yang diadakan setiap tahun, selaku

pengelola pajak daerah khususnya pajak reklame DPPKAD Sukoharjo

membuka stan konsultasi pajak yang melayani para wajib pajak untuk

berkonsultasi.

d.

Menerapkan system

self assessment,

wajib pajak diajak proaktif

dengan menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang

terutang.


(2)

commit to user

48

BAB III

TEMUAN

A.

KELEBIHAN

1.

Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame mencapai angka tertinggi pada tahun

2008 dibanding tahun sebelum dan sesudahnya.

2.

Meskipun kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajiban perpajakannya

kurang dan sulitnya menghubungi wajib pajak yang berdomisili di luar kota,

tapi Penerimaan Pajak Reklame masih dapat mencapai target pada tahun 2010

dan 2011.

3.

Pihak Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah membuka

stan konsultasi pajak saat pameran pembangunan yang diadakan setiap tahun,

serta memasang spanduk yang isinya mengingatkan wajib pajak kapan masa

jatuh tempo pembayaran pajaknya.

4.

Sudah diterapkannya system

self assessment,

wajib pajak diajak proaktif

dengan menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.

B.

KELEMAHAN

1.

Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame terendah terjadi pada tahun 2011,

karena Penerimaan Pajak Hotel mengalami peningkatan yang besar serta pada

tahun 2011 terdapat pengalihan pajak provinsi menjadi pajak daerah yaitu


(3)

commit to user

Pajak Air Tanah yang kontribusinya cukup besar dan menempati peringkat

ketiga (setelah Pajak Reklame).

2.

Kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajiban perpajakannya kurang dan

sulitnya menghubungi wajib pajak yang berdomisili di luar kota. Padahal

sudah diterapkannya

system self assessment

.

3.

Kurangnya sarana prasarana/peralatan untuk membongkar reklame besar yang

telah habis masa ijinnya mengakibatkan bertambahnya masa reklame produk

yang bersangkutan.

4.

Penetapan sanksi-sanksi bagi pelanggar kewajiban pajak belum optimal,

sehingga para pelanggar kewajiban pajak reklame merasa tidak terlalu

terbeban atau jera dengan hukuman yang diberikan.

5.

Keterbatasan personil untuk tim penertib, sehingga pemasangan reklame dapat


(4)

commit to user

50

BAB IV

PENUTUP

A.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan

yang berkenaan dengan tingkat penerimaan pajak reklame pada DPPKAD

Kabuaten Sukoharjo sebagai berikut:

1.

Kontribusi penerimaan pajak reklame terhadap pajak daerah selama tahun

2007–2011 tidak stabil. Pada tahun 2011 mengalami penurunan yang sangat

drastis, karena pada tahun tersebut terdapat pengalihan pajak provinsi menjadi

pajak daerah yaitu Pajak Air Tanah yang memberi kontribusi terhadap pajak

daerah sangat besar.

2.

Banyak hambatan yang timbul saat pemungutan pajak reklame. Berasal dari

wajib pajak masih kurangnya kesadaran membayar pajak dan sulitnya

menghubungi wajib pajak yang berdomisili di luar kota, sehingga terjadi

penunggakan pembayaran. Sedangkan, yang berasal dari pihak DPPKAD

keterbatasan personil untuk tim penertib, kurangnya sosialisasi dari

pemerintah Kabupaten Sukoharjo tentang pajak reklame, peraturan yang

dibuat kurang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya serta kurangnya sarana

prasarana dalam pembongkaran reklame yang besar dan telah habis masa

ijinnya.


(5)

commit to user

3.

Upaya yang dilakukan DPPKAD dalam mengatasi hambatan tersebut

memberikan penyuluhan tentang pajak reklame, memasang spanduk yang

isinya mengingatkan wajib pajak kapan masa jatuh tempo pembayaran

pajaknya dan membuka stan konsultasi pajak melalui pameran pembangunan

yang di adakan setiap tahun.

B.

REKOMENDASI

Berdasarkan kelemahan dari temuan, saran yang dapat penulis berikan kepada

pihak Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Sukoharjo agar dalam tahun-tahun mendatang dapat meningkatkan Kontribusi

Penerimaan Pajak Reklame terhadap Pajak Dearah adalah sebagi berikut:

1.

Melaksanakan prosedur pemungutan dengan benar sesuai peraturan Daerah

dan undang-undang Perpajakan untuk dapat mengoptimalkan pemungutan dan

penerimaan pajak, serta dalam penetapan target setiap tahun harus meningkat,

supaya dengan peningkatan target tersebut pajak reklame dapat memberikan

kontribusi yang besar.

2.

Perlunya memupuk rasa kepercayaan masyakarakat, agar tidak beranggapan

bahwa uang yang dibayarkan disalah gunakan dan supaya tumbuh kesadaran

untuk membayar kewajiban perpajakannya.

3.

Perlunya peningkatan pelayanan dan kemudahan dalam bidang administrasi,

sehingga wajib pajak khusunya yang berdomisili di luar kota lebih mudah

untuk melaksanakan kewajiban pembayaran pajaknya.


(6)

commit to user

4.

Peningkatan sarana dan prasarana bagi petugas Dinas Pendapatan Daerah,

maka akan meningkatkan hasil kerja yang optimal.

5.

Memberikan sanksi yang tegas kepada wajib pajak yang tidak memenuhi

kewajibannya dalam membayar pajak, apabila perlu sampai proses

pengadilan.

6.

Perlunya tim penertib dalam pemasangan iklan, agar pemasangannya tidak