PENERAPAN ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HABITS OF MIND DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA KELAS XI.
PENERAPAN ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HABITS OF MIND DAN
PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Master Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Tengku Idris
1102650
PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TAHUN 2013
(2)
Contoh Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S2
=========================================================
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh Tengku idris S.Pd UNRI, 2006
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Biologi
© Tengku Idris 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Siti Sriyati, M.Si NIP. 196705271992031001
Pembimbing II
Dr.rer.nat. Adi Rahmat, M.Si NIP. 196512301992021001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002
(4)
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Penerapan Asesmen Portofolio untuk Meningkatkan Habits of Mind dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Kelas XI”. Penelitian yang dilakukan di kelas IX IPA IV SMAN X Bandung tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah sampel sebanyak 48 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan habits of mind dan penguasaan konsep melalui penerapan asesmen portofolio, serta tanggapan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio tersebut. Pengambilan data dilakukan sebanyak 7 kali pertemuan pada dua materi yaitu sistem ekskresi dan sistem saraf. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah angket habits of mind, soal penguasaan konsep sistem ekskresi dan sistem saraf serta angket siswa tentang penerapan asesmen portofolio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori habits of mind yang meningkat dalam kategori sedang adalah critical thinking dan self regulation sedangkan kategori creative thinking meningkat dalam kategori rendah. Terjadi peningkatan penguasaan konsep siswa tentang sistem ekskresi dan saraf setelah penerapan asesmen protofolio dimana peningkatan tersebut secara rata-rata berada di atas standar yang telah ditetapkan yakni 0.31 dengan rata-rata peningkatan sebesar 0.51. Peningkatan habits of mind sebesar 31% memiliki korelasi yang signifikan dengan asesmen portofolio dengan kontribusi sebesar 13.7% sedangkan peningkatan penguasaan konsep sebesar 55.45% tetapi memiliki korelasi yang tidak signifikan dengan asesmen portofolio dengan kontribusi hanya 3.8%. Secara keseluruhan siswa menanggapi positif penerapan asesmen portofolio pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf. Kata Kunci: Habits of mind, penguasaan konsep, asesmen portofolio
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Pertanyaan Penelitian ... 7
D. Batasan Masalah... 8
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II PENTINGNYA ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP PEMBENTUKAN HABITS OF MIND DAN PENGUASAAN KONSEP A. Pentingnya Asesmen Formatif ... 11
B. Asesmen Portofolio ... 17
C. Habits of Mind ... 27
D. Penguasaan Konsep ... 32
E. Karakteristik Materi Sistem Ekskresi dan Sistem Saraf ... 34
F. Hasil Penelitian Relevan ... 39
G. Asumsi Penelitian ... 41
(6)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian ... 43
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 43
C. Defenisi Operasional ... 44
D. Instrumen Penelitian... 45
E. Teknik Pengumpulan Data ... 48
F. Prosedur Penelitian... 49
G. Teknik Pengolahan Data ... 52
H. Analisis Data Uji Coba... 55
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 59
B. Pembahasan ... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 115
B. Rekomendasi ... 117
DAFTAR PUSTAKA ... 119 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(7)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan seorang individu menuju kedewasaan. Kedewasaan meliputi kedewasaan intelektual, sosial dan moral (Sriyati, 2011). Tujuan Pendidikan bukan hanya mengembangkan aspek kognitif saja, akan tetapi harus diimbangi dengan sikap dan keterampilan. Hal ini sejalan dengan hakekat sains yang memperhatikan dan menyeimbangkan proses, produk dan sikap (nilai) (Rustaman et al. 2003.)
Produk sains berupa konsep, prinsip dan hukum sangat diperlukan oleh siswa untuk menambah wawasannya dan menjelaskan fenomena yang ada di lapangan. Selain itu juga, pengetahuan konseptual sangat membantu siswa untuk tetap survive jika melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, karena pengetahuan dasar (pior knowledge) menentukan keberhasilan pembelajaran selanjutnya. Tetapi pengetahuan berupa konsep tidak akan cukup untuk menjadi bekal dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Selain itu juga harus ada kemampuan yang diperoleh siswa untuk bekal menuju dunia kerja (bagi yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi). Para guru sering mengukur keberhasilan siswa dengan hanya melihat kemampuan siswa mengungkap kembali apa yang dipelajarinya (note learning), tanpa memperhatikan proses yang berlangsung.
Tujuan dari Pendidikan yang paling penting adalah mengembangkan kebiasaan mental siswa yang memungkinkan siswa mampu memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan yang berkaitan dengan hidupnya. Setiap individu dalam hidupnya pasti akan berhubungan dengan masalah, baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Kadang-kadang masalah yang kecil menjadi besar karena kesalahan dalam menyikapi sebuah permasalahan. Maka tidak heran kita lihat sekarang banyaknya tawuran anak-anak sekolah yang bermula dari masalah yang sangat sepele. Permasalahan tersebut terjadi ketika seseorang tidak mengetahui bagaimana merespon suatu masalah, maka untuk mengatasinya diperlukan perilaku cerdas. Cerdas disini
(8)
tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan seseorang tentang informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut tetapi juga berkaitan dengan bagaimana harus bertindak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kemampuan perilaku cerdas tersebut disebut sebagai habits of mind (Costa &Kalick, 2000a). Sebagai respon terhadap permasalahan yang terjadi, maka pemerintah melakukan usaha preventif, salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mewajibkan pembelajaran berbasis karakter di semua
tingkatan sekolah melalui Kementerian Pendidikan Nasional
(KEMENDIKNAS).
Untuk menunjang keberhasilan program pendidikan karakter ada dua langkah besar yang dilakukan pemerintah. Langkah pertama dengan mewajibkan tiap guru mencantumkan indikator pendidikan karakter dalam Rancangan Proses Pembelajaran (RPP) dan langkah kedua adalah mengubah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum baru yang dikenal dengan kurikulum 2013. Tujuan dari kedua langkah tersebut adalah untuk membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan semangat pancasila. Pada hakekatnya pendidikan karakter memiliki irisan dengan habits of mind. Indikator dari kategori habits of mind seperti self regulation, critical thinking dan creative thinking memiliki indikator yang sama dengan pendidikan karakter. Jadi dengan pembentukan dan pengembangan habits of mind pada siswa berarti mendidik siswa menjadi pribadi yang memiliki karakter yang unggul, peduli, tekun, jujur, kritis dan kreatif.
Habits of mind dikembangkan oleh Marzano et al. (1993) sebagai salah satu dimension of learning outcome meliputi: dimensi 1) sikap dan persepsi terhadap belajar, dimensi 2) memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan, dimensi 3) memperluas dan memperhalus pengetahuan, dimensi 4) menggunakan pengetahuan secara bermakna, dimensi 5) memanfaatkan kebiasaan berfikir produktif (habits of mind). Dimensi pertama dan kelima merupakan bagian yang paling menentukan keberhasilan dari dimensi dimensi lain. Sikap dan persepsi siswa tentang sebuah pengetahuan akan
(9)
pengetahuan. Siswa yang tidak memiliki sikap yang positif terhadap suatu ilmu, maka dia tidak akan memberikan hasil yang baik. Selain sikap, dimensi 5 yaitu habits of mind melandasi siswa dalam memperdalam pengetahuan dan menyelesaikan permasalahan didalamnya (Sriyati, 2010).
Beberapa tokoh seperti (Flavel 1976; Amabile, 1983; Perkins, 1984; Ennis, 1987: Paul, 1990;; Zimmwemn, 1990; Costa, 1991 dalam Marzano et al, 1993) menempatkan kebiasaan berfikir kedalam tiga kategori yaitu self regulation, critical thinking dan creative thinking. Indikator-indikator yang dikembangkan merupakan indikator yang menjadi tujuan penting pendidikan dan merupakan indikator kesuksesan dalam akademik, pekerjaan dan hubungan sosial.
Habits of mind seorang individu dapat digali dan tingkatkan dengan pembelajaran yang menunjang pengembangan hal tersebut. Sebagaimana yang penelitian yang dilakukan oleh Sriyati (2011), terjadi peningkatan habits of mind mahasiswa dalam kategori sedang dengan menggunakan asesmen formatif. Penggunaan asesmen formatif berdampak terbesar pada kategori self regulation mahasiswa dibandingkan kategori lain. Penelitian Anwar (2005) menunjukkan bahwa habits of mind dapat ditingkatkan melalui asesmen formatif berupa Perfomance assessment pada pembelajaran konsep lingkungan. Sedangkan menurut Cheung dan Hew (2008), self regulation dan bersifat terbuka dalam habits of mind bisa digali melalui partisipasi mahasiswa pada pembelajaran online dibandingkan dengan indikator lain.
Berdasarkan kebutuhan di lapangan baik dibidang akademis, sosial dan kerja, siswa harus dibekali habits of mind untuk menunjang kesuksesannya. Pengembangan dan pembekalan habits of mind membutuhkan sarana. Salah satu sarana yang paling tepat adalah dengan menggunakan assessment formatif. Sebagaimana penelitian yang dilakukan Sriyati, (2011) bahwa asesmen formatif memberikan dampak positif terhadap habits of mind siswa. Tetapi asesmen formatif yang digunakan pada penelitian ini tidak terfokus pada satu asesmen formatif tetapi secara keseluruhan.
(10)
Program asesmen formatif dapat dilakukan harian, mingguan atau pertengahan jadwal program berupa portofolio, jurnal, obervasi selama proses pembelajaran, diskusi kelompok, kinerja, self assessment dan ujian. Menurut Mui (1998) bahwa strategi asesmen formatif dapat berupa performance assessment berbasis proyek atau penyelidikan, menulis ilmiah, peta konsep dan portofolio serta tanya jawab.
Salah satu asesmen formatif yang sedang giat dilaksanakan adalah asesmen portofolio. Menurut Surapranata dan Hatta (2006) penilaian portofolio merupakan salah satu dari penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu.
Asesmen portofolio sangat baik diterapkan dalam proses pembelajaran karena asesmen ini memiliki beberapa kelebihan seperti (1) menekankan penilaian terhadap proses perubahan kemampuan siswa, (2) memungkinkan penilaian lebih kompleks dibandingkan penilaian yang dilakukan secara tradisional, (3) memungkinkan guru menilai siswa berdasarkan karakteristik, kebutuhan dan kelebihan yang dimiliki setiap siswa, (4) memungkinkan siswa menilai dirinya sendiri (self-assesment) dan (5) dapat menggambarkan kelebihan serta kekurangan siswa, juga dapat memantau perkembangan siswa. Selain memiliki kelebihan asesmen portofolio juga memiliki kekurangan diantaranya: (1) memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan penilaian yang biasa dilakukan guru karena ada pemberian feedback pada tugas tugas yang diberikan, (2) dianggap kurang reliabel dibandingkan dengan penilaian yang menggunakan angka, (3) tidak memiliki kriteria khusus dan (4) menimbulkan kebosanan pada siswa karena tugas yang dikerjakan harus diperbaiki (Surapranata dan Hatta, 2006).
Beberapa penelitian dilakukan tentang asesmen portofolio
menunjukkan hasil yang positif terhadap sikap dan hasil belajar siswa, misalnya oleh Jantimala (2007) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil
(11)
belajar siswa pada konsep sistem koordinasi dengan menggunakan portofolio dan refleksi pengalaman belajar yang dilakukan menjadi umpan balik dalam memperbaiki karya mereka. Hal senada juga diungkapkan oleh Widiyati (2005) bahwa pembelajaran dengan menggunakan portofolio dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep lingkungan. Hasil penelitian yang dilakukan Nurmalasary (2012) menunjukkan bahwa portofolio dapat diterapkan pada pembelajaran sistem reproduksi untuk mengungkap proses dan hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan Wulan (1998) tentang penggunaan asesmen portofolio pada pembelajaran biologi menunjukkan bahwa portofolio dapat mengungkap banyak aspek tentang siswa yang belum terungkap, seperti sikap belajar siswa, minat dan motivasi, keterampilan proses, karakteristik individual dan miskonsepsi siswa. Dengan pengetahuan guru tentang siswa maka guru dapat menilai siswa secara utuh dan memahami kesulitan belajar siswa dengan baik.
Penggunaan asesmen portofolio dalam mengembangkan habits of mind sangat berkaitan. Umpan balik yang terdapat pada asesmen portofolio harus dilakukan secara berkesinambungan oleh guru untuk memperoleh informasi tentang adanya kelemahan dalam hasil maupun proses pembelajaran, sehingga dapat dilakukan perbaikan, penyesuaian, peningkatan bahkan perubahan saat itu juga. Umpan balik pada siswa dapat mendorong siswa untuk meningkatkan motivasi belajar, memperbaiki kesalahan yang dibuat atau meninggalkan hal-hal negatif yang menjadi kelemahan mereka dalam belajar (Zainul, 2008).
Asesmen portofolio hendaknya tidak hanya ditekankan kepada keberhasilan siswa dalam memperoleh jawaban yang diinginkan oleh guru, tetapi lebih ditekankan pada proses kebiasaan berfikir siswa (habits of mind) yang terdapat atau tersirat dalam portofolio. Penilaian berbasis kompetensi mempunyai prinsip belajar tuntas (mastery learning), siswa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik.
(12)
Salah satu ciri dari portofolio adalah written feedback dan self assessment. Menurut peneliti written feedback dan self assessment yang terdapat pada portofolio ini diharapkan mampu mengembangkan habits of mind siswa, feedback diharapkan dapat membantu siswa mengatur dirinya sendiri dan meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa sedangkan self assessment akan membantu siswa mengembangkan metakognisi yang pada akhirnya mereka mampu mengatur dirinya sendiri dan kritis terhadap pekerjaan dan persoalan yang diberikan dan creative dalam memecahkan permasalahan yang ada (habits of mind). Metakognisi tidak hanya berfikir bagaimana dia (diri sendiri) berfikir tetapi juga mengajarkan dan memberikan kemampuan untuk memahami bagaimana orang berfikir sehingga apa yang diinginkan seseorang (guru) sejalan dengan apa yang dikerjakannya. Dengan demikian peneliti berharap apa yang menjadi hipotesis peneliti dapat dibuktikan dengan data secara ilmiah.
Selain habits of mind, hasil belajar siswa harus tetap diperhatikan karena ini berkaitan dengan tuntutan kurikulum dan standar kelulusan siswa. Siswa harus menguasai konsep yang diajarkan sebagai bekal untuk kehidupan sehari-hari dan untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Sebagaimana penelitian yang dilakukan Anwar (2005) bahwa habits of mind secara tidak langsung akan menunjang hasil belajar siswa. Selain itu juga penggunaan asesmen portofolio membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang dipelajari (Jantimala, 2007). Habits of mind, penguasaan konsep dan asesmen portofolio memiliki hubungan yang saling berkaitan dan diharapkan dapat membantu siswa dalam mengatasi persoalan belajar dan sebagai bekal kehidupan di masa mendatang.
Penerapan asesmen portofolio tidak lepas dari proses pembelajaran, oleh karena itu diperlukan wadah untuk mengimplementasikannya. Pada penelitian ini penerapan asesmen portofolio dilakukan pada konsep sistem ekskresi dan sistem saraf. Materi sistem ekskresi dan sistem saraf merupakan materi yang sulit dan kurang diminati siswa karena biasanya diajarkan hanya bersifat hafalan. Dalam mengajarkan materi seorang guru harus mampu
(13)
membuat siswa tertarik untuk mendalami dan memahami materi ini. Ketidakpahaman siswa dalam materi ini dibuktikan dengan hasil belajar pada materi yang bersifat fisiologi biasanya yang lebih rendah dibandingkan materi yang lain seperti struktur, morfologi dan lingkungan. Diharapkan dengan menggunakan asesmen portofolio maka siswa semakin tertarik dan memahami materi ini dengan baik yang ditunjukkan dengan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan hanya asesmen sumatif.
Selain itu juga, materi sistem ekskresi dan sistem saraf memiliki karakteristik yang dirasakan sama, dimana selama pembelajaran ada proses penyampaian secara teoritis dan ada kegiatan praktikumnya, sehingga penerapan asesmen portofolio sangat cocok diterapkan. Pemilihan dua konsep ini berlandaskan pemikiran bahwa suatu kebiasaan berpikir (habits of mind) tidak dapat diperoleh secara instan dan cepat tetapi membutuhkan waktu dan proses yang berkesinambungan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang peningkatan habits of mind dan penguasaan konsep siswa dengan menerapkan asesmen portofolio pada konsep sistem ekskresi dan sistem saraf.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut “Bagaimana Penerapan Asesmen Portofolio Terhadap Peningkatan Habits of Mind dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Sistem Ekskresi dan Sistem Saraf”.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat disederhanakan menjadi pertanyaan sebagai berikut:
(14)
1. Bagaimana peningkatan habits of mind siswa kelas XI pada pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf melalui penerapan asesmen portofolio?
2. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa kelas XI pada pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf melalui penerapan asesmen portofolio?
3. Berapa besar korelasi dan kontribusi komponen asesmen portofolio terhadap peningkatan masing-masing kategori habits of mind (self regulation, critical thinking dan creative thinking) pada pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf?
4. Berapa besar korelasi dan kontribusi komponen asesmen portofolio terhadap peningkatan penguasan konsep sistem ekskresi dan sistem saraf pada siswa kelas XI?
5. Bagaimana korelasi peningkatan habits of mind terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa kelas XI pada konsep sistem ekskresi dan sistem saraf?
6. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan asesmen portofolio pada pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf?
D. Batasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan kajian penelitian ini, maka dilakukan pembatasan ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
1. Komponen asesmen formatif berupa self assesment dan written feedback diterapkan hanya pada strategi asesmen formatif berupa portofolio pada tugas beruapa soal esai dan laporan praktikum.
2. Kategori habits of mind yang ingin diteliti berdasarkan habits of mind yang dikembangkan oleh Marzano (1993) dengan 3 kategori yaitu self regulation, critical thinking dan creative thinking.
3. Indikator dari masing-masing habits of mind yang diukur dari masing kategori hanya terbatas pada: indikator self regulation: Menyadari pemikiran sendiri, membuat rencana efektif, menyadari dan
(15)
menggunakan sumber informasi yang diperlukan, sensitif terhadap umpan balik, dan mengevaluasi kefektifan tindakan. Untuk indikator critical thinking: akurat dan mencari keakuratan, jelas dan mencari kejelasan, bersifat terbuka, mampu menempatkan diri ketika ada jaminan (percaya diri), besifat sensitif dan tahu kemauan temannya dan untuk indikator creative thinking: dapat melibatkan diri dalam tugas meskupun jawaban dan solusinya tak segera tampak, melakukan usaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan dan pengetahuan serta menghasilkan cara baru serta melihat situasi yang berbeda dari cara yang biasa berlaku pada umumnya.
4. Penelitian ini memilih konsep sistem eksresi dan sistem saraf sebagai wadah penerapan asesmen portofolio untuk meningkatkan habits of mind siswa dan penguasaan konsep siswa.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
mendeskripsikan habits of mind dan penguasaan konsep dengan menggunakan asesmen portofolio pada materi sistem eksresi dan sistem saraf. Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam tujuan khusus yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan peningkatan habits of mind siswa melalui asesmen portofolio pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf. 2. Untuk mendeskripsikan pengetahuan konsep siswa pada materi sistem
ekskresi dan sistem saraf dengan menggunakan asesmen portofolio. 3. Untuk mendeskripsikan seberapa besar korelasi dan kontribusi
asesmen portofolio seperti feedback dan self assessment dalam meningkatkan habit of mind (self regulation, critical thinking dan creative thinking).
4. Untuk mendeskripsikan seberapa besar korelasi dan kontribusi asesmen portofolio terhadap peningkatan masing-masing kategori habits of mind.
(16)
5. Untuk mendeskripsikan seberapa besar korelasi dan kontribusi asesmen portofolio seperti feedback dan self assessment dalam meningkatkan penguasaan konsep sistem ekskresi dan sistem saraf. 6. Untuk mendeskripsikan seberapa besar korelasi dan kontribusi
asesmen portofolio terhadap peningkatan penguasaan konsep sistem ekskresi dan sistem saraf.
7. Untuk mendeskripsikan respons siswa terhadap penerapan asesmen portofolio.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak seperti:
1. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf. Selain itu juga dapat melatih guru dalam menggunakan asesmen formatif terutama asesmen portofolio.
2. Bagi siswa
Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan habit of mind siswa, sehingga mereka mampu melakukan pilihan cerdas dan mengontrol perilakunya sebagai bekal dalam mengikuti materi atau konsep lain serta bekal dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat membantu siswa dalam menguasai konsep sistem eksresi dan sistem saraf dengan baik.
3. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam mencari asesmen alternatif (asesmen formatif lain selain portofolio) untuk membentuk habits of mind dan penguasan konsep siswa.
(17)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen dengan tipe weak experiment. Penerapan penggunaan asesmen portofolio diterapkan pada satu kelas eksperimen. Pengukuran peningkatan habits of mind dan penguasaan konsep siswa dilaksanakan melalui pretes dan postes, sehingga desain penelitian yang digunakan adalah ”The One-Group Pretest-Postest Design”.
Tabel 3.1. The One-Group Pretest-Postest Design
(Sumber: Fraenkel & Wallen, 2010) Keterangan:
O : Pretes/Postes
X : Penerapan strategi asesmen formatif (terdiri dari; komponen self assessment, dan written feedback) dalam bentuk asesmen portofolio (tugas-tugas portofolio adalah soal esai dan laporan praktikum)
Design pada penelitian ini tidak memiliki kelas kontrol karena sangat sukar untuk mencari strategi yang sempadan dengan asesmen portofolio. Selain itu juga, penelitian dengan penerapan asesmen portofolio membutuhkan waktu dan tenaga lebih banyak sehingga pengadaan kelas kontrol akan membuat penerapan asesmen tidak optimal.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SMAN 24 Bandung yang terletak di daerah Cibiru. Sekolah ini merupakan sekolah dalam kategori cluster satu.
O X O
(18)
2. Subjek (Populasi dan Sampel) Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA yang mengambil atau mengikuti materi sistem ekskresi dan sistem saraf di SMA 24 kota Bandung. Sampel pada penelitian ini adalah salah satu kelas XI IPA yang berjumlah 48 orang siswa yang sedang mempelajari materi sistem ekskresi dan sistem saraf. Pemilihan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Pengambilan sampel yang dilakukan secara cluster random sampling karena siswa dianggap memiliki karakteristik yang sama. Selain itu juga asesmen portofolio tidak memberikan ketentuan tertentu yang harus dimiliki siswa untuk menerapkannya.
C. Definisi Operasional
Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda terhadap istilah dalam penelitian ini, maka akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Asesmen portofolio yang dimaksud pada penelitian ini adalah prosedur yang digunakan untuk merencanakan, mengoleksi, dan memberi pertimbangan penilaian terhadap tugas-tugas portofolio siswa berupa tugas soal esai dan tugas laporan praktikum.
2. Habits of mind yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor atau rekap dari angket yang diberikan diawal dan diakhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio. Angket ini berisikan tiga kategori dan habits of mind yaitu self regulation, critical thinking dan creative thinking. Masing-masing kategori tersebut diuraikan dalam indikator-indikatornya dan kemudian dibuat angket yang berskala 1 sampai 4 yang berisikan indikator dari masing-masing kategori habits of mind.
3. Penguasaan konsep yang dimaksud dari penelitian ini adalah skor siswa terhadap soal-soal yang diberikan diawal dan diakhir pembelajaran. Soal-soal dibuat dengan menggunakan taksonomi Marzano et al. (1993).
(19)
D. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen. Jenis-jenis instrumen penelitian dan tujuan dari instrumen tercantum pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian dan Tujuan Instrumen
No Jenis instrument Tujuan instrument Sumber
data 1. Pretes dan postes
penguasaan konsep
materi sistem
eksresi dan sistem saraf
Mendeskripsikan penguasaan konsep
siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan menerapkan
asesmen portofolio.
Siswa
2. Angket
penelusuran habits of mind (Marzano,
1993) awal dan
akhir
Mendeskripsikan habits of mind
mahasiswa sebelum dan sesudah diterapkan asessmen portofolio.
Siswa
3. Task dan rubric Soal latihan
Menetapkan kriteria yang harus
dipenuhi dalam menjawab soal esai
Siswa 4. Task dan rubric
pembuatan laporan praktikum
Menetapkan kriteria yang harus
dipenuhi siswa dalam menyusun laporan praktikum.
siswa
5 Data written
feedback dari task
soal esai dan
laporan praktikum
Memantu dan mendiskripsikan
perkembangan siswa dalam
menyelesaikan task yang diberikan
6. Angket siswa
dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran biologi pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf dengan asesmen portofolio
Mendeskripsikan kelebihan dan
kelemahan yang dirasakan siswa selama pembelajaran sistem eksresi dan sistem saraf dengan penerapan asesmen portofolio.
Siswa
7. Format wawancara
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran
Mendeskripsikan kesan-kesan siswa terhadap pembelajaran dan kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas
Siswa dan guru
Uraian dari setiap jenis instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
(20)
1. Pretes Postes Penguasaan Konsep Materi Sistem Ekskresi Dan Sistem Saraf
Pretes dan postes digunakan untuk mendeskripsikan
pengetahuan siswa tentang konsep sistem ekskresi dan sistem saraf. Pretes diberikan sebelum pembelajaran kedua materi tersebut. Sedangkan postes diberikan setelah proses pembelajaran selesai pada masing-masing konsep. Pretes dan postes menggunakan indikator soal dari taksonomi Marzano et al. (1993) dengan tipe soal pilihan berganda, setiap soal ada lima option pilihan jawaban. Data pretes dan postes akan dianalisis dan dibandingkan secara kuantitatif dengan statistik dan deskriptif.
Validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal penguasaan konsep dilakukan untuk mendapatkan soal yang memadai dari segi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran dan pola jawaban soal (distractor). Analisis uji coba instrumen dihitung dengan bantuan program Anates V.4.0.9 (Karnoto & Wibisono, 2004).
2. Angket Penelusuran Habits Of Mind (Marzano, 1993)
Habits of mind siswa dijaring dengan menggunakan angket penelusuran habits of mind oleh Marzano (1994) yang telah dikembangkan oleh Sriyati (2011). Angket ini berisi tiga indikator habits of mind yaitu self regulation, critical thinking dan creative thinking. Angket ini diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio untuk melihat ada tidaknya peningkatan habits of mind dengan menggunakan asesmen tersebut. 3. Task dan Rubric Soal Esai
Setiap siswa diberikan task berupa soal esai setiap memasuki materi baru. Ada 2 tugas soal esai yang akan dikumpulkan siswa yaitu berkaitan dengan masing-masing materi. Pada materi sistem ekskresi siswa diberikan soal sebanyak 7 soal dan pada sistem saraf ada 6 soal.
(21)
Soal dibuat disesuaikan dengan indikator pembelajaran untuk mendukung penguasaan konsep tentang masing-masing materi tersebut. Task diberikan diawal pertemuan dan akan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Jawaban siswa akan diperiksa sesuai dengan rubric yang disediakan. Siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan jawaban dari soal tersebut dengan memperhatikan feedback yang diberikan.
4. Task dan Rubric Laporan Praktikum
Setiap melaksanakan kegiatan praktikum setiap kelompok siswa
ditugaskan untuk membuat laporan praktikum yang akan
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Kemudian laporan tersebut diperiksa oleh guru untuk diberikan written feedback.
Rubric disediakan untuk memeriksa ketercapain indikator yang diharapkan yang meliputi sistematis laporan, landasan teoritis, pembahasan, jawaban pertanyaan kesimpulan dan daftar pustaka. Selama penelitian, setiap kelompok menyerahkan 2 laporan paktikum. Setiap kelompok akan diberi kesempatan untuk memperbaiki laporannya sesuai dengan feedback yang diberikan sebelum dilakukan penilaian sebenarnya. Task dan rubric laporan praktikum dapat dilihat pada Lampiran B.9.
5. Data Written Feedback Dari Task Soal Esai dan Laporan Praktikum
Data written feedback digunakan untuk memantau perkembangan siswa dalam menyelesaikan task yang diberikan pada setiap tugas. Data written feedback dapat dilihat pada Lampiran C.3 dan C.4. 6. Lembar Self Assessment
Self assessment digunakan sebagai data penunjang untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan tugas portofolio berupa soal esai dan laporan praktikum berdasarkan penilaian yang mereka lakukan sendiri
(22)
(self assessment). Self assessment dilakukan siswa setiap kali pengumpulan tugas baik berupa soal esai maupun laporan praktikum. 7. Angket Siswa Tentang Penerapan Asesmen Portofolio
Angket ini bertujuan untuk mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio pada konsep sistem ekskresi dan sistem saraf. Angket ini akan mengungkap kelebihan atau kelemahan penggunaan asesmen portofolio, tanggapan siswa mengenai kendala-kendala yang dihadapi selama mengerjakan task-task portofolio, umpan balik yang diberikan dan kesempatan self assessment. Angket ini disebarkan setelah proses pembelajaran selesai. Validitas item angket dilakukan oleh tim ahli dalam hal ini dilakukan oleh Dosen Pembimbing Tesis.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Metode Tes Dan Nontes
Data habits of mind (critical thinking, creative thinking dan self regulation) siswa dikumpulkan dengan metode nontes yaitu dengan pemberian angket yang menjaring habits of mind siswa. Sedangkan data kemampuan konsep siswa tentang materi sistem ekskresi dan sistem saraf digunakan metode tes dengan pemberian soal.
2. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara lisan dan berhadapan langsung dengan sumber data.
Peneliti menggunakan metode wawancara untuk memperoleh informasi tentang penerapan asesmen portofolio dalam proses pembelajaran pada konsep sistem ekskresi dan saraf. Selain itu juga melalui wawancara diperoleh informasi kendala-kendala apa saja dalam penerapan asesmen portofolio tersebut.
(23)
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan. Tahapan awal meliputi persiapan penelitian, pelaksanaan survey ke lokasi penelitian dan penentuan subjek penelitian. Tahap pelaksanaan meliputi seluruh aktivitas pengumpulan data. Tahap penyusunan laporan meliputi pengolahan data, penyusunan laporan dan penarikan kesimpulan.
1. Tahapan persiapan
Pada tahap persiapan peneliti mempersiapkan segala instrumen seperti angket, tes penguasaan konsep dan pedoman wawancara dan catatan lapangan yang akan digunakan untuk tahap pelaksanaan. 2. Tahapan pelaksanaan
a. Sosialisasi asesmen portofolio dan jenis portofolio yang akan dikumpulkan, pembentukan kelompok dan pembagian kelompok, pembagian tugas kelompok, informasi batas pengumpulan dan cara pengumpulan tugas serta penjelasan mengenai kategori penilaian asesmen portofolio.
b. Memberikan pretes penguasaan konsep siswa pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf.
c. Menjaring habits of mind awal siswa sebelum penerapan asesmen portofolio.
d. Melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan dimension of learning yang dikembangkan oleh Marzano et al. (1993) yang terdiri dari empat fase yaitu fase I attitude and perception, fase II Acquiring and Integrating Knowledge, fase III Extending and Refining Knowledge dan fase IV Use Knowledge Meaningfully.
e. Selama proses pembelajaran maka akan diterapkan asesmen portofolio dengan pemberian task berupa soal esai dan laporan praktikum.
(24)
f. Jawaban task yang dikumpulkan siswa akan diberikan written feedback, setelah itu dikembalikan kepada siswa untuk diperbaiki sesuai dengan feedback yang diberikan. Pemgembalian tugas yang telah diberikan feedback disertai dengan pemberian lembar self assessment.
g. Pada pertemuan selanjutnya siswa akan mengumpulkan tugas yang telah diperbaiki beserta lembar self assessment yang telah diisi.
h. Memberikan postes penguasaan konsep pada materi sistem
ekskresi dan sistem saraf setelah pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio.
i. Menjaring habits of mind siswa dengan menggunakan angket setelah perlakuan dengan menggunakan asesmen portofolio. j. Menjaring pendapat siswa dengan menggunakan angket tentang
proses pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio. k. Menjaring pendapat guru dengan wawancara tentang kendala
kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran dengan menerapkan asesmen portofolio.
3. Tahap penyusunan laporan
Tahap penyusunan laporan meliputi analisis data, membuat kesimpulan dan saran. Tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan seperti tertera pada alur penelitian dibawah ini.
(25)
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
Membuat instrumen Menyusun proposal
Judgment istrumen Mengurus perizinan Silabus kurikulum KTSP
Pemilihan judul
Tahap persiapan Konsep sistem ekskresi dan
sistem saraf
Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan tes awal
Habits of mind Penguasaan konsep
Wawancara
Analisis Data
Pembahasan dan Kesimpulan
Pelaksanaan tes akhir Pelaksanaan tes akhir
Pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio Pembelajaran dengan
menggunakan asesmen portofolio
Observasi
Pemberian umpan balik dan self assessment
Pemberian task berupa soal esai dan laporan praktikum
Pemberian umpan balik dan self assessment
Pemberian task berupa soal esai dan laporan praktikum
(26)
G. Teknik Pengolahan Data
Setelah dilakukan penelitian maka diperoleh sejumlah data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa wawancara dengan guru dan siswa tentang penerapan asesmen portofolio dalam proses pembelajaran. Data kuantitatif berupa pretes dan postes penguasaan konsep siswa, angket tentang habits of mind diawal dan diakhir, data penilaian laporan, dan data jawaban soal latihan siswa. Analisis data kuantitatif dibantu dengan menggunakan software Statistical Package For Sosial Sciences (SPSS) 17 for windows. Sedangkan data kualitatif dibahas secara diskriptif.
1. Data Pretes dan Postes Habits of Mind Penguasaan Konsep Materi Ekskresi dan Sistem Saraf
Data yang diperoleh dari pretes dan postes akan digunakan untuk mencari nilai N gain. Nilai N gain berfungsi untuk mengetahui seberapa besar peningkatan suatu variabel dalam hal ini habits of mind dan penguasaan konsep setelah mengikuti pembelajaran dengan asesmen portofolio. Untuk mendapatkan nilai N gain maka akan digunakan rumus sebagai berikut (Meltzer, 2002) :
N gain/Indeks gain yang diperoleh pada tes habits of mind dan penguasaan konsep (pretes dan postes) menunjukkan kategori peningkatan berupa habits of mind dan penguasaan konsep. Kategori tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Kategorisasi Skor N gain/Indeks Gain
Rentang Kategori
g > 0,70 Tinggi
0,31 ≤ g ≤ 0,70 Sedang
(27)
Hasil persentase tersebut diinterpretasikan ketercapaiannya pada masing masing indikator baik habits of mind maupun penguasaan konsep. Untuk mengetahui signifikansi maka data N-gain diuji dengan menggunakan one sampel test dengan value sebesar 0.31. Nilai 0.31 merupakan kategori terendah untuk kategori sedangan berdasarkan kategorisasi skor N-gain oleh Meltzer (2002).
2. Analisis Lembar Angket Tentang Penerapan Asesmen Portofolio Untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai kelebihan dan kekurangan pengunaan asesmen portofolio maka digunakan angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung dan tertutup dalam bentuk pilihan jawaban ya dan tidak. Untuk jawaban “ya” diberi nilai 1 sedangkan untuk jawaban “tidak” diberi nilai 0.
a. Untuk menghitung persentase jawaban siswa untuk masing
masing indikator yang dinyatakan dalam perhitungan sebagai berikut:
b. Melakukan interpretasi jawaban angket berdasarkan tabel aturan Purwanto (1994).
Tabel 3.4 Kategorisasi Hasil Presentase Angket Aturan Purwanto (1994).
Ketercapaian Kategori
86 – 100% Baik Sekali
76 – 85% Baik
60 – 75% Cukup
55 – 59% Kurang
(28)
3. Data Korelasi dan Kontribusi Komponen Asesmen Protofolio Terhadap Masing Kategori Habits of Mind dan Masing-Masing Penguasaan Konsep
Data korelasi diperoleh dengan mengkorelasikan masing-masing komponen asesmen portofolio yang diperoleh dari angket siswa dengan hasil N-gain habits of mind dan penguasan konsep. Untuk menghitung korelasi menggunakan rumus korelasi Pearson/Kendal dan Spearman yang terdapat pada perangkat SPSS 17 For Windows dengan kategori korelasi sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kategorisasi Tingkat Korelasi Menurut Young Ketercapaian Kategori
(+/-) 0.7 – 1.00 Tinggi
(+/-) 0.4 -0.69 Substansial
(+/-) 0.2 – 0.39 Rendah
(+/-) < 0.2 Dapat diabaikan
(Sumber: Trihendradi, 2009)
Kontribusi masing-masing komponen asesmen portofolio maupun secara keseluruhan terhadap peningkatan habits of mind dan peningkatan penguasaan konsep dihitung dengan menggunakan rumus regresi linier pada perangkat SPSS 17 for windows.
4. Data Penilaian Soal Esai Dan Laporan Praktikum
Tugas soal esai dan laporan praktikum menggunakan rubrik penilaian soal esai dan laporan praktikum dengan skala nilai 1, 2, 3 dan 4 untuk setiap indikator masing-masing tugas portofolio. untuk penilaian laporan praktikum dilihat dari aspek sistematika makalah,
penulisan (tata bahasan dan pengetikan), bobot makalah
(pendahuluan, isi dan kesimpulan), sedangkan untuk soal esai berdasarkan indikator yang telah dibuat. Skor yang diperoleh dihitung dengan menggunakan rumus:
(29)
Tabel 3.6 Pedoman Penilaian Laporan Praktikum
Ketercapaian Kategori
86 – 100 Baik Sekali
76 – 85 Baik
60 – 75 Cukup
55 – 59 Kurang
≤ 54 Kurang Sekali
(Sumber: Purwanto, 1994) 5. Data Hasil Wawancara
Data wawancara digunakan untuk memperkuat temuan dan melakukan cross chek terhadap data yang diperoleh baik dari angket maupun observasi. Data diolah secara deskriptif untuk mengungkap secara jelas dan mendalam bagaimana pendapat siswa tentang asesmen portofolio dan penerapannya.
H. Analisis Data Uji Coba
Soal tes kognitif pilihan ganda diuji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Analisis dilakukan dengan menggunakan program ANATES V.4.0.9 (Karno & Wibisono, 2004).
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Untuk menghitung validitas instrumen yaitu dengan menggunakan program ANATES V.4.0.9. Adapun kategori acuan untuk validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kategorisasi Validitas Butir Soal
No Rentang Klasifikasi
1 0.8 – 1. 00 Sangat tinggi
2 0.6 – 0.79 Tinggi
3 0.4 – 0.59 Sedang
4 0.2 – 0.39 Rendah
(30)
Pada penelitian ini jumlah soal yang dipergunakan adalah 20 untuk soal objektif atau pilihan ganda guna menguji penguasaan konsep sistem ekskresi. Instrumen penguasaan konsep yang diuji cobakan berisi 51 butir soal dari tingkatan Level 2 sampai level 4 Berdasarkan hasil uji coba mempergunakan software ANATES V.4.0.9 dapat dilihat pada Tabel 3.8 (Rekap hasil uji coba soal dapat dilihat pada Lampiran C.1 dan C2).
Tabel 3.8 Hasil Ujicoba Validitas Soal Penguasaan Konsep Materi No Soal
Valid Soal Dipakai No Soal Baru
Sistem Ekskresi
1, 6, 8, 11, 15, 16, 17, 21, 24, 27, 28, 30, 31, 33, 34, 35, 37, 42, 43, dan 47.
1, 6, 8, 11, 15, 16, 17, 21, 24, 27, 28, 30, 31, 33, 34, 35, 37, 42, 43, dan 47.
1 (1)*, 6 (3), 8 (4), 11 (2), 15 (5), 16 (6), 17 (7), 21 (9), 24 (8), 27 (11), 28 (10), 30 (12), 31 (13), 33 (14), 34 (15), 35 (20), 37 (16), 42 (17), 43 (18), dan 47 (19).
Sistem Saraf
1, 2, 4, 6, 7, 9, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 23, 25, 26, 28, 29 dan 30.
1, 2, 4, 7, 9, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 23, 28, 29 dan 30.
1 (1), 2 (2), 4 (3), 7 (4), 9 (5), 12 (6), 13 (7), 16 (8), 17 (9), 19 (10), 20 (11), 23 (12), 28 (13), 29 (14) dan 30 (15). * nomor soal yang digunakan sebagai pretes dan postes 2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan atau keajegan alat dalam mengukur apa yang akan diukur. Menurut Arikunto (2006: 178), “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Penghitungan reliabilitas menggunakan program ANATES V.4.0.9. Adapun kategori acuan untuk reliabilitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Kategorisasi Reliabilitas Butir Soal
No Rentang Klasifikasi
1 0.8 – 1. 00 Sangat tinggi 2 0.6 – 0.79 Tinggi 3 0.4 – 0.59 Sedang 4 0.2 – 0.39 Rendah 5 0.0 – 0.19 Sangat rendah
(31)
Dari hasil uji coba yang dilakukan dan dari hasil perhitungan reliabilitas maka didapatkan hasil, bahwa reliabilitas soal pilihan ganda penguasaan konsep sistem ekskresi adalah 0,61 yang dapat diklasifikasikan sebagai soal dengan tingkat reliabilitas yang tinggi dan realibitas penguasaan konsep dalam kategori sedangan dengan nilai reliabilitas sebesar 0.57 dalam kategori sedang.
3. Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan program ANATES V.4.0.9. Kategori tingkat kesukaran sebagai berikut :
Tabel 3.10 Kategorisasi Tingkat Kesukaran
No Rentang Nilai Tingkat
Kesukaran
Klasifikasi
1 0,70 TK 1,00 Mudah
2 0,30 TK < 0,70 Sedang
3 0,00 TK < 0,30 Sukar
(Sudjana, 2001) Hasil perhitungan tingkat kesukaran tes penguasaan konsep sistem ekskresi dan sistem saraf dengan menggunakan ANATES V.4.0.9, dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Pengusaaan Konsep
Materi Kategori
Sukar Sedang Mudah
Sistem Ekskresi
1, 2, 5, 10, 14, 22, 23, 25, 30, 35, 37, 39, 40, 42, 45, 46, 50, dan 51.
3, 13, 20, 21, 24, 27, 28, 32, 36, 44, 48, 49
7, 8, 9, 11, 12, 15, 18, 19, 26, 29, 41, dan 47
4, 16, 17, 31, 34
Sistem Saraf
4, 9, 11, 18, 25 dan 28 2, 3, 5, 7, 12, 14, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 29 ,30.
1, 6, 8,
10,13, 15, 16, 17, 19 dan 20.
(32)
4. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut dapt membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab menggunakan program ANATES V.4.0.9. Sebagai acuan untuk mengklasifikasi data hasil penelitian, digunakan kategori sebagai berikut :
Tabel 3.12 Klasifikasi Daya Pembeda
No Rentang Nilai D Klasifikasi
1 D < 0,20 Jelek
2 0,20 D < 0,40 Cukup 3 0,40 D < 0,70 Baik 4 0,70 D 1,00 Baik sekali
(Arikunto, 2003) Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran diketahui bahwa soal penguasaan konsep sistem ekskresi dan sistem saraf yang telah diuji coba dengan menggunakan program ANATES V.4.0.9 memiliki klasifikasi jelek, cukup, dan baik yang selanjutnya akan dianalisis kelayakannya untuk dijadikan insturmen penelitian. Hasil uji cobanya dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Hasil Uji Coba Daya Pembeda Penguasaan Konsep
Materi Kategori
Baik Cukup Jelek
Sistem Ekskresi
6, 11,
15, 17, 21, dan 43
4, 7, 8, 9, 10, 13, 16, 18, 19, 20, 24, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 35, 37, 46, 47, 48, dan 49
1, 2, 3, 5, 12, 22, 23, 25, 26, 30, 32, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 45, 46, 50, 51
Sistem Saraf
6, 7, 13 dan 20
2, 8, 12, 14,16, 19, 23, 25, 26, 28 dan 29
3, 5, 9, 10, 11, 15, 18, 21, 22, 24, 27 dan 30
(33)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa peningkatan habits of mind sebesar 31% dan memiliki korelasi yang signifikan dengan asesmen portofolio dengan kontribusi sebesar 13.7% sedangkan peningkatan penguasaan konsep sebesar 55.45% tetapi memiliki korelasi yang tidak signifikan dengan asesmen portofolio dengan kontribusi 3.8%. Secara khusus kesimpulan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Peningkatan self regulation dan critical thinking setelah pembelajaran dengan menerapkan asesmen portofolio sama dengan standar yang ditetapkan yaitu 0.31 atau 31%, sedangkan peningkatan creative thinking di bawah standar yang ditetapkan dengan N-gain sebesar 0.25. 2. Peningkatan penguasaan konsep untuk sistem ekskresi dan saraf berada di atas di atas standar yang telah ditetapkan dengan rata-rata N-gain sebesar 0.55 .
3. Berdasarkan uji korelasi hanya critical thinking yang hanya memiliki korelasi yang signifikan dengan komponen asesmen portofolio, sedangkan self regulation dan creative thinking tidak berkorelasi signifikan dengan komponen asesmen portofolio.
4. Self assessment dan written feedback memberikan kontribusi terbesar pada peningkatan kategori critical thinking (>31%) diikuti oleh kategori self regulation (>10%) sedangkan kontribusi terendah pada peningkatan kategori creative thinking (<10%).
5. Secara keseluruhan komponen asesmen portofolio tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan penguasaan konsep. Hanya written feedback yang berpengaruh pada peningkatan penguasaan konsep sistem ekskresi.
(34)
6. Peningkatan penguasaan konsep sistem ekskresi dikontribusikan oleh written feedback sebesar 33.1% sedangkan self assessment 12.9% dan peningkatan penguasaan konsep sistem saraf hanya 5.4% dari written feedback dan 0.7% disebabkan oleh self assessment sedangkan sisanya disebabkan faktor lain.
7. Peningkatan habits of mind memiliki korelasi yang signifikan hanya pada peningkatan penguasaan konsep sistem saraf sedangkan pada peningkatan penguasaan konsep sistem ekskresi berkorelasi tidak signifikan. Sedangkan jika secara keseluruhan peningkatan penguasaan konsep memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan habits of mind dengan kategori hubungan rendah.
8. Respon siswa dalam pembelajaran bervariasi, sebanyak 93.75% siswa menyenangi pembelajaran dengan asesmen portofolio, sebanyak 73.80% siswa mengatakan bahwa tugas portofolio memberatkan siswa, sebanyak 97.92% siswa merasakan manfaat setelah mengerjakan tugas-tugas portofolio dan sebanyak 78.50% siswa menyatakan mereka mengalami kendala--kendala selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio.
9. Beberapa kendala yang dihadapi siswa adalah jumlah tugas yang terlalu banyak, waktu perbaikan yang sedikit, banyaknya konsep dasar yang belum dipahami siswa, materi yang terlalu padat dan referensi yang sulit dicari.
B. Rekomendasai
Beberapa rekomendasi dari penelitian ini adalah
1. Diperlukan sosialisasi penggunaan dan manfaat self assessment dalam jangka waktu yang lebih lama sehingga mereka memahami manfaatnya self assessment.
2. Bagu guru dan peneliti harus memperhatikan jenis eviden yang diberikan dan disesuaikan dengan kompetensi yang ingin diukur
(35)
atau variabel yang ingin diteliti, waktu dan kemampuan siswa dan guru.
3. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti habits of mind hendaknya mengkombinasikan alat evaluasi berupa tes dan nontes sehingga datanya lebih valid.
4. Uji coba rubric hendaknya dilakukan dengan meminta 2 kelompok
orang/observer mengisi rubric yang sama dan membandingkannya untuk mendapatkan validitas internal.
5. Penelitian menggunakan asesmen portofolio membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak, hendaknya eviden yang dikumpulkan disesuaikan dengan waktu dan kemampuan siswa dan guru.
(36)
DAFTAR PUSTAKA
Adisenjaya, J. H. (2012a). Jenis-jenis Penilaian Portofolio. Tersedia [online]:
http://aadisanjaya.blogspot.com. Tanggal 02 Februari 2012.
Adisenjaya. J. H. (2012b). Pengertian Portofolio. Tersedia [online]:
http://aadisanjaya.blogspot.com. diakses 02 Februari 2012.
Anderson, W., L. Krathwohl (Editor), ((2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asessmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Anderson, J. (2004). Where do habits of mind fit in the curriculum? In C. Owen
(Ed.), Habits of Mind: A resource kit for Australia school (pp. 54-56). Lindfield, NSW: Australian National School Network Ltd.
Anwar, C. (2005). Penerapan Penilaian Kinerja (Performance Assessment) Dalam Membantuk Habits of Mind Siswa Pada Konsep Lingkungan. Thesis pada Sekolah Pascasarjana Pendidikan IPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Arikunto, S. (2009). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Baak, E. (1997). Portofolio Development. (Online): http//eusia.gov/forum/forum/vols. Maret 2013.
Baharuddin, H. dan Wahyuni, E.N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Black, P. and William, D. (1998). “Inside The Black Box: Raising Standart Throught Clasroom Assessment”. Phi Delta Kappan, 80(2). [Online]. Tersedia: http://www//collegenet.co.uk/admin/dowload/inside the black box_23_do.pdf. (23 Desember 2012).
BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Burgess, H. (2012). “The Impact of Teaching Thinking Skills as Habits of Mind
(37)
Taylor & Francis Group-Emotional and Behavioural Difficulties. [Online]: Vol 17 (1). Tersedia ; http://dx.doi.org/10.1080/13632752. 2012.652426. diaksess 16 November 2012.
Campbel, et al. (2008). Biologi. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Cheung & Hew. (2008). Examining Facilitator’s habits of mind and learners’ Participation. Meulbourne: Proceedings Ascilite Melbourne. [Online]. Tersedia: http://portal.acm.org/citatiom.cfm?id= 13838446. (28 November 2012).
Costa , A.L. & Kallick, B (2000a). Describing 16 Habits of Mind. Habits of Mind: A developmental series. Alexandria, VA. [Online]. Tersedia:
http://www.ccsnh.edu/documents/CCSNH MLC. Habits of Mind Costa Kallick.
Costa , A.L. & Kallick, B (2000b). Assessing and Reporting on Habits of Mind. Alexandria: Association For Supervision and Curriculum Development (ASCD).
Dahar, R.W. (1996). Teori Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga Depdiknas. (2006). Pedoman Pengembangan Portofolio Untuk Penilaian.
Departemen Pedidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. [Online]. Tersedia: http://files.wordpress.com. [September 2012].
Etkina, E., Karelina, A., Villasenor, M, Rosengrant, D., Jordan, R.& Siver, H., E.,
C. (2010). “Transfer of Scientific Abilities: Building Habits of Mind”. Seminary Graduate School of Education. New Brunswick, University of New Jersey.
Filsaime, D.K (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Ginanjar, I. (2008). Penerapan Peer Assessment Pada Pembelajaran Kooperatif Materi Alat Indera Untuk Mengungkap Kecakapan Berkomunikasi Siswa. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
(38)
Hanofah, R.N. (2003). Peranan Kegiatan Praktikum Dengan Pendekatan Guided Inquiry Terhadap Keterampilan Proses Siswa Pada Konsep Sistem Syaraf. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
Jantimala. (2007). Pembelajaran Konsep Sistem Koordinasi Dengan Memanfaatkan Portofolio Siswa. Thesis. Sekolah Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Karnoto & Wibisono, Y. (2004). ANATES Program Khusus Analisis Tes Pilihan Ganda dan Uraian Versi 4.0 Untuk Window. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Klenowski, V. (2002). Developing Portofolio for Learning and Assessment Process And Principles. London: RoutledgeFarmer.
Linsday, C and Clarke, S. (2001). Fantastic Feedback Primary Science Review. 68, 22-23.
Marzano, R.J. (1992). Different Kind of Classroom. Teaching with dimensions of learning. Alexandria: ACD (Association for Supervision and Curriculum Development).
Marzano R. J., Pickering and Mc Righe. (1993). Assessing Student Outcomes. Performance Assessment Using the Dimension of Learning Model. Alexandria, Virginia; Association for Supervision and Curriculum Development.
McCallum. (2004). Formative Assessment: Implications For Classroom Practice. Whole-School Development in Assessment For Learning: Crown.
[Online]. Tersedia: www.publication.education.gov.uk/default (23 Desember 2012)
Meltzer, D.E. (2002). The Relationship Between Mathemativs Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: a Possible Hidden Variabele in Diagnostic Pre tes Score. Am. J.Phys. 70(2). 1259-1267. [Online] Tersedia: http://www.physics.lateste.edu/per/does/addedum-_on_normalizegain.pdf.
(39)
Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Neimen, L.V. (1999). Linking Theory and Practice in portfolio Assessment. (Online). Tersedia: http;//www.weac.org/resource/1999.00/oc199/focus. Maret 2013.
Nurmalasari,W. M. (2012). Penggunaan Asesmen Portofolio Untuk Mengungkap Proses dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Konsep Sistem Reproduksi. Skripsi. FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Purwanto, M.N. (1994). Prinsip Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Popham ,E.J. (2011). Classroom Assessment What Teacher Need to Know. Sixth Edition. Boston: Person Education, Inc.
Rustaman, N.Y. et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: FPMIPA UPI.
Sanjaya, W. (2007). Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.
Spandel, V. 1997. Reflections on Portofolio, in G.D. Phye (ed). Handbook of Academic Leaning. San Diego: Academic Press.
Sriyati, S. (2011). Penerapan Asesmen Formatif Untuk Membentuk Habits of Mind Mahasiswa Biologi. Disertasi Sekolah Pascasarjana UPI Bandung:. tidak diterbitkan.
Stiggins, R. J. (1994). Students centered-Classroom Assessment. New York: Merill Macmillan Colege Publishing Company.
Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta.
(40)
Surapranata, S. dan Hatta, M. (2004). Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wulan, A.R. (1998). Penggunaan Asesmen Portofolio Untuk Mengungkap Kemajuan Penguasaan Konsep Siswa Smu Tentang Alat Indra. Skripsi FPMIPA IKIP: tidak diterbitkan.
Wulan, A.R. (2007). Strategi Asesmen Portofolio pada Pembelajaran Biologi di SMA. Asimilasi Jurnal Penddikan Biologi FPMIPA. UPI, Juli 2009, 62-65. Zainul, A. (2008). Asesmen Sumatif dan Asesmen Formatif. Bahan Kuliah
(1)
atau variabel yang ingin diteliti, waktu dan kemampuan siswa dan guru.
3. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti habits of mind hendaknya mengkombinasikan alat evaluasi berupa tes dan nontes sehingga datanya lebih valid.
4. Uji coba rubric hendaknya dilakukan dengan meminta 2 kelompok orang/observer mengisi rubric yang sama dan membandingkannya untuk mendapatkan validitas internal.
5. Penelitian menggunakan asesmen portofolio membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak, hendaknya eviden yang dikumpulkan disesuaikan dengan waktu dan kemampuan siswa dan guru.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Adisenjaya, J. H. (2012a). Jenis-jenis Penilaian Portofolio. Tersedia [online]: http://aadisanjaya.blogspot.com. Tanggal 02 Februari 2012.
Adisenjaya. J. H. (2012b). Pengertian Portofolio. Tersedia [online]: http://aadisanjaya.blogspot.com. diakses 02 Februari 2012.
Anderson, W., L. Krathwohl (Editor), ((2010). Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asessmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Anderson, J. (2004). Where do habits of mind fit in the curriculum? In C. Owen
(Ed.), Habits of Mind: A resource kit for Australia school (pp. 54-56).
Lindfield, NSW: Australian National School Network Ltd.
Anwar, C. (2005). Penerapan Penilaian Kinerja (Performance Assessment)
Dalam Membantuk Habits of Mind Siswa Pada Konsep Lingkungan.
Thesis pada Sekolah Pascasarjana Pendidikan IPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Arikunto, S. (2009). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Baak, E. (1997). Portofolio Development. (Online): http//eusia.gov/forum/forum/vols. Maret 2013.
Baharuddin, H. dan Wahyuni, E.N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Black, P. and William, D. (1998). “Inside The Black Box: Raising Standart Throught Clasroom Assessment”. Phi Delta Kappan, 80(2). [Online]. Tersedia: http://www//collegenet.co.uk/admin/dowload/inside the black box_23_do.pdf. (23 Desember 2012).
BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
(3)
Tengku Idris, 2013
Taylor & Francis Group-Emotional and Behavioural Difficulties.
[Online]: Vol 17 (1). Tersedia ; http://dx.doi.org/10.1080/13632752. 2012.652426. diaksess 16 November 2012.
Campbel, et al. (2008). Biologi. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Cheung & Hew. (2008). Examining Facilitator’s habits of mind and learners’ Participation. Meulbourne: Proceedings Ascilite Melbourne. [Online]. Tersedia: http://portal.acm.org/citatiom.cfm?id= 13838446. (28 November 2012).
Costa , A.L. & Kallick, B (2000a). Describing 16 Habits of Mind. Habits of Mind:
A developmental series. Alexandria, VA. [Online]. Tersedia:
http://www.ccsnh.edu/documents/CCSNH MLC. Habits of Mind Costa Kallick.
Costa , A.L. & Kallick, B (2000b). Assessing and Reporting on Habits of Mind. Alexandria: Association For Supervision and Curriculum Development (ASCD).
Dahar, R.W. (1996). Teori Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga Depdiknas. (2006). Pedoman Pengembangan Portofolio Untuk Penilaian.
Departemen Pedidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. [Online]. Tersedia: http://files.wordpress.com. [September 2012].
Etkina, E., Karelina, A., Villasenor, M, Rosengrant, D., Jordan, R.& Siver, H., E., C. (2010). “Transfer of Scientific Abilities: Building Habits of Mind”.
Seminary Graduate School of Education. New Brunswick, University of New Jersey.
Filsaime, D.K (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Ginanjar, I. (2008). Penerapan Peer Assessment Pada Pembelajaran Kooperatif
Materi Alat Indera Untuk Mengungkap Kecakapan Berkomunikasi Siswa.
(4)
Hanofah, R.N. (2003). Peranan Kegiatan Praktikum Dengan Pendekatan Guided
Inquiry Terhadap Keterampilan Proses Siswa Pada Konsep Sistem Syaraf.
Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan Jantimala. (2007). Pembelajaran Konsep Sistem Koordinasi Dengan
Memanfaatkan Portofolio Siswa. Thesis. Sekolah Pascasarjana UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Karnoto & Wibisono, Y. (2004). ANATES Program Khusus Analisis Tes Pilihan
Ganda dan Uraian Versi 4.0 Untuk Window. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Klenowski, V. (2002). Developing Portofolio for Learning and Assessment
Process And Principles. London: RoutledgeFarmer.
Linsday, C and Clarke, S. (2001). Fantastic Feedback Primary Science Review. 68, 22-23.
Marzano, R.J. (1992). Different Kind of Classroom. Teaching with dimensions of
learning. Alexandria: ACD (Association for Supervision and Curriculum
Development).
Marzano R. J., Pickering and Mc Righe. (1993). Assessing Student Outcomes.
Performance Assessment Using the Dimension of Learning Model.
Alexandria, Virginia; Association for Supervision and Curriculum Development.
McCallum. (2004). Formative Assessment: Implications For Classroom Practice. Whole-School Development in Assessment For Learning: Crown.
[Online]. Tersedia: www.publication.education.gov.uk/default (23 Desember 2012)
Meltzer, D.E. (2002). The Relationship Between Mathemativs Preparation and
Conceptual Learning Gain in Physics: a Possible Hidden Variabele in Diagnostic Pre tes Score. Am. J.Phys. 70(2). 1259-1267. [Online]
Tersedia: http://www.physics.lateste.edu/per/does/addedum-_on_normalizegain.pdf.
(5)
Tengku Idris, 2013
Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Neimen, L.V. (1999). Linking Theory and Practice in portfolio Assessment. (Online). Tersedia: http;//www.weac.org/resource/1999.00/oc199/focus. Maret 2013.
Nurmalasari,W. M. (2012). Penggunaan Asesmen Portofolio Untuk Mengungkap
Proses dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Konsep Sistem Reproduksi.
Skripsi. FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Purwanto, M.N. (1994). Prinsip Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Popham ,E.J. (2011). Classroom Assessment What Teacher Need to Know. Sixth Edition. Boston: Person Education, Inc.
Rustaman, N.Y. et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: FPMIPA UPI.
Sanjaya, W. (2007). Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.
Spandel, V. 1997. Reflections on Portofolio, in G.D. Phye (ed). Handbook of
Academic Leaning. San Diego: Academic Press.
Sriyati, S. (2011). Penerapan Asesmen Formatif Untuk Membentuk Habits of
Mind Mahasiswa Biologi. Disertasi Sekolah Pascasarjana UPI Bandung:.
tidak diterbitkan.
Stiggins, R. J. (1994). Students centered-Classroom Assessment. New York: Merill Macmillan Colege Publishing Company.
Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
(6)
Surapranata, S. dan Hatta, M. (2004). Penilaian Portofolio Implementasi
Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wulan, A.R. (1998). Penggunaan Asesmen Portofolio Untuk Mengungkap
Kemajuan Penguasaan Konsep Siswa Smu Tentang Alat Indra. Skripsi
FPMIPA IKIP: tidak diterbitkan.
Wulan, A.R. (2007). Strategi Asesmen Portofolio pada Pembelajaran Biologi di
SMA. Asimilasi Jurnal Penddikan Biologi FPMIPA. UPI, Juli 2009, 62-65.
Zainul, A. (2008). Asesmen Sumatif dan Asesmen Formatif. Bahan Kuliah Evaluasi Pendidikan IPA di Prodi Pendidikan IPA Pascasarjana