PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGENAI KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA: Penelitian Tindakan Kelas di SDN 2 Cikancas Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kec. Beber Kab. Cirebon.
PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
MENGENAI PERUBAHAN SIFAT BENDA
(Penelitian TindakanKelas di SDN 2 Cikancas Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S1 Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh NANIT SETIANI
0806404
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
(2)
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
========================================================
PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
MENGENAI PERUBAHAN SIFAT BENDA
(Penelitian TindakanKelas di SDN 2 Cikancas Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon)
Oleh NANIT SETIANI
0806404
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© NANIT SETIANI 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(3)
LEMBAR PENEGESAHAN
PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGENAI KONSEP
PERUBAHAN SIFAT BENDA
Oleh
NANIT SETIANI 0806404
Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I
Dra. Tatat Hartati, M.Ed. Ph. D. NIP. 19530312 197903 2 002
Pembimbing II
Drs. Nana Djumhana, M.PD. NIP. 19590508 198403 1 002
Diketahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Babang Robandi, M.Pd. NIP. 19610814 19860031 1 001
(4)
PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGENAI KONSEP
PERUBAHAN SIFAT BENDA
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 2 Cikancas Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kec. Beber Kab. Cirebon)
Oleh NANIT SETIANI
ABSTRAK : Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Konsep Perubahan Sifat Benda. Latar belakang penelitian ini berdasarkan pengalaman peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Cikancas kabupaten Cirebon ditemukan beberapa kelemahan, diantaranya yaitu: pembelajaran IPA sangat didominasi oleh kegiatan mengeksplorasi pencapaian hasil kognitif atau hafalan saja walaupun terkadang para siswa lebih sukar untuk mengingat atau memahami suatu konsep dalam pembelajaran IPA, metode pembelajaran masih bersifat konvensional yaitu hanya menggunakan metode ceramah. Penelitian ini ditujukan pada penggunaan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dalam pembelajaran perubahan sifat benda. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: (1) Untuk mengetahui gambaran perencanaan pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dalam memahami konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN 2 Cikancas, (2) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)
mengenai konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN 2 Cikancas, dan (3) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN 2 Cikancas?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian tindakan yang mengadaptasi model Kemmis dan MC Taggart (1986) dengan dua siklus, yang setiap siklusnya dilaksanakan satu tindakan yaitu terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V semester II di SDN 2 Cikancas Kabupaten Cirebon yang berjumlah 25 orang siswa. Instrumen yang digunakan yaitu RPP model Contextual Teaching Learning (CTL), lembar observasi, LKS dan lembar evaluasi siswa. Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatam pembelajaran ContextualTeaching Learning(CTL) pada pembelajaran perubahan sifat benda mengalami peningkatan yaitu dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching Learning(CTL) siswa mampu menunjukkan keaktifan, dan hasil belajar siswa pun meningkat. Pada spra siklus nilai rata-rata siswa yaitu 60,4, sedangkan pada siklus pertama nilai rata-ratanya 72,4 dan pada siklus kedua meningkat lagi menjadi 82,8 serta semua siswa telah mencapai KKM. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
(5)
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA pada perubahan sifat benda dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian tersebut ada beberapa saran yang perlu diperhatikan diantaranya guru sebaiknya mengimplementasikan model pembelajaran ini pada materi pelajaran yang lain, guru sebaiknya dapat meningkatkan keaktifan dan kerjasama siswa pada saat berdiskusi dalam kelompok.
(6)
PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGENAI KONSEP
PERUBAHAN SIFAT BENDA
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 2 Cikancas Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kec. Beber Kab. Cirebon)
Oleh NANIT SETIANI
ABSTRAK : Application contextual teaching learning (CTL) to improve student learning outcomes of the nature of the concept of changes things. Background of this study are based on experience in the implementation of science education researchers in class V SDN 2 Cikancas Cirebon district found several weaknesses, among which are: science education is very dominated by the results of the exploration activities of cognitive or memorization alone though sometimes the students are more difficult to remember or understand a concepts in science education, teaching methods are still using the conventional method that is only talk. This research is directed at the use of contextual approach Teaching Learning (CTL) in learning change the nature of things. Based on these concerns, the purpose of the research is to be achieved are: (1) To know the picture planning contextual learning Teaching Learning (CTL) in understanding the concept of change in the nature of things SDN 2 Cikancas class V, (2) To know the performance of contextual learning Teaching Learning ( CTL) on the concept of change in the nature of things SDN 2 Cikancas class V, and (3) To find an increase in student learning outcomes to understand the concept of change in the nature of things in class V SDN 2 Cikancas?. The method used in this study is adopting the action research Kemmis and Taggart MC (1986) with two cycles, each cycle compared implemented an action plan that is made up of, implementation, observation and reflection. The subject of this research is class V semester II students at SDN 2 Cikancas Cirebon totaling 25 students. The instrument used namely contextual model RPP Teaching Learning (CTL), observation sheets, LKS and student evaluation sheet. The results of research using contextual learning pendekatam Teaching Learning (CTL) on learning change the nature of things that is increased in the learning plan, the implementation of contextual learning and adoption of Teaching Learning (CTL) able to show the activities of students, and student learning outcomes also increases. In spra cycle average value that is 60.4 students, while in the first cycle of mostly second cycle of 72.4 and 82.8, and increased again become all students have achieved the MOH. Based on these findings it can be concluded that science education to change the nature of things by using contextual approach Teaching Learning (CTL) can improve student learning outcomes. From these findings there are some suggestions that should be observed among them teachers should implement this learning model in other subject matter, the teacher should be able to activate and when students discuss cooperation in groups.
(7)
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ...i
ABSTRAK ………...ii
KATA PENGANTAR ………...iii
DAFTAR ISI ………...v
DAFTAR TABEL ...viii
DAFTAR GAMBAR ...ix
DAFTAR GRAFIK ………...x
DAFTAR LAMPIRAN ………...viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ...1
B. Rumusan Masalah ... ...4
C. Hipotesis Tindakan ………...5
D. Tujuan Penelitian ... ...5
E. Manfaat Penelitian ... ...6
F. Definisi Operasional ... ...7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran IPA ... ...9
B. Pengertian ContextualTeachingLearning(CTL) ...12
(9)
D. Konsep Proses BelajarMengajar ………18
E. Penerapan CTL dalamPembelajaran IPA di SD ………27
F. PerubahanSifat Benda ………28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... ...32
B. Model Penelitian ... ……...34
C. Subjek Penelitian . ... ... ...37
D. Prosedur Penelitian ... ... ...38
E. Instrumen Penelitian ... ... ...41
F. Pengolahan dan Analisis Data ... ... ...42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Siklus I 1. Perencanaan pembelajaran ………...……...…46
2. Pelaksanaan Pembelajaran ………...…47
3. Observasi ………...…..51
4. Refleksi ………...…53
5. Deskripsi Hasil Penelitian ………...…55
Siklus I 1. Perencanaan pembelajaran ………...…...……57
(10)
3. Observasi ………...………..60
4. Refleksi ………...……63
B. Pembahasan
1. Perencanaan Pembelajaran ………...………...……64 2. Proses Pembelajaran ………...………...……..65 3. Hasil Belajar Siswa ………...………...66 BAB V Simpulan Dan Rekomendasi
A. Simpulan ………..…...…69 B. Rekomendasi…….………...…………71 DAFTAR PUSTAKA
(11)
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah. Hal ini tentu saja berimplikasi terhadap kegiatan pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA tidak hanya sekedar pengetahuan yang bersifat ilmiah saja, melainkan terdapat dimensi-dimensi ilmiah penting yang menjadi bagian dari IPA, yaitu muatan IPA (content of science), keterampilan proses (science process skills) dan dimensi yang terfokus pada karakteristik sikap dan watak ilmiah.
Akan tetapi pada kenyataannnya, pendidikan kita tidaklah demikian. Hal ini dikemukakan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Blazelly (Sudrajat, 2004) bahwa pembelajaran di Indonesia cenderung teoritik dan tidak terkait dengan lingkungan di mana siswa berada. Akibatnya peserta didik tidak mampu menerapkan apa yang dipelajarinya di sekolah guna memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam tataran praktis pun, banyak ditemukan beberapa kelemahan dalam pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 2 Cikansas Kabupaten Cirebon antara lain yaitu : pembelajaran IPA sangat didominasi oleh kegiatan mengeksplorasi pencapaian hasil kognitif atau hafalan saja walaupun terkadang para siswa
(12)
2
lebih sukar untuk mengingat atau memahami suatu konsep dalam pembelajaran IPA, metode pembelajaran yang konvensional seperti ceramah masih ditemukan pada proses pembelajaran IPA di SD Negeri 2 Cikansas Kabupaten Cirebon sehingga materi-materi yang disampaikan terkesan abstrak dan sulit dipahami oleh peserta didik, teacher center sehingga siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan yang menggali kemampuan berfikir kritis, logis dan bersikap ilmiah. Panca indera para siswa banyak digunakan untuk menyimak penjelasan searah dari guru sehingga kemampuan psikomotornya tidak terkembang secara optimal. Di samping itu, pembelajaran IPA di dalam kelas tedak memenuhi kebutuhan anak dan tidak kontekstual, padahal pembelajaran IPA yang cocok untuk anak-anak sekolah dasar adalah pembelajaran yang memiliki kesesuaian antara situasi dan belajar anak dengan situasi nyata di masyarakat.
Kondisi di atas menggambarkan permasalahan yang terjadi di sekolah dasar negeri 2 Cikancas. Beberapa masalah konkrit yang ditemukan antara lain : siswa tidak tampak antusias dalam mengikuti pembelajaran IPA, sering mengobrol ketika pembelajaran berlangsung, malas mendengarkan penjelasan guru, mencorat-coret bangku, menggunakan alat tulis tidak sesuai dengan fungsinya dan sering keluar masuk kelas. Perilaku para siswa tersebut menyebabkan anak sangat sulit untuk menerima dan mencerna materi pembelajaran. Dampak dari hal tersebut adalah tingkat kesukaran siswa dalam memahami konsep-konsep IPA sangat tinggi yang menyebabkan prestasi dan
(13)
3
hasil belajar siswa kurang memuaskan, seperti yang terlihat pada table dibawah ini.
Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa Pratindakan Penelitian.
Kategori Jumlah Siswa Nilai Persen ( % )
1. Baik 4 orang 75-100 4/25 x 100 = 16% 2. Sedang 7 orang 60-74 7/25 x 100 = 28% 3. Kurang 14 orang 59-50 14/25 x 100 = 56%
Permasalahan di atas mengindentikasikan bahwa proses pembelajaran IPA di SD Negeri 2 Cikansas Kabupaten Cirebon masih memerlukan inovasi dan pengembangan model atau metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan ilmiah dan memudahkan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Sebagaimana yang tertuang dalam KTSP bahwa pembelajaran IPA di SD, demikian pada SD Negeri 2 Cikansas Kabupaten Cirebon sebaiknya dilakukan secara inkuri ilmiah, artinya dalam hal ini siswa dilatih untuk berinkuri seperti yang telah dilakukan oleh para ilmuwan. Kemampuan inkuri yang dilakukan di Sekolah Dasar secara sederhana dapat diartikan sebagai “kegiatan
menemukan” namun dilandasi oleh beberapa langkah yang disusun secara
sistematis, mulai dari mengidentifikasi dan merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, melakukan eksperimen, menguji hipotesis dan
(14)
4
menyimpulkan hasil eksperimen serta membuat atau menyusun laporan sederhana yang dipadukan dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) karena pembelajaran ini merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.Dengan demikian pembelajaran IPA tidak sekedar mentransfer pengetahuan saja tetapi menemukan dan membuktikan sendiri kebenaran pengetahuan yang telah ada sebelumnya, maka pengetahuan yang mereka dapatkan dengan proses yang sistematis ini cenderung akan tersimpan lebih lama dan dapat membekali siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
B.Rumusan Masalah
Berangkat dari permasalahan yang ada, rumus masalah umum dalam
penelitian ini yaitu ”Bagaimana penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning untuk meningkatkan hasil pembelajaran IPA kelas V pada
pokok materi perubahan sifat benda di Sekolah Dasar Negeri 2 Cikancas”.
Masalah tersebut lebih khusus dijabarkan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah gambaran perencanaan pembelajaran Contextual Teaching Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN 2 Cikancas?
(15)
5
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran
IPA melalui
Contextual Teaching Learning mengenai konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN 2 Cikancas?3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami konsep perubahan sifat benda setelah pembelajaran Contextual Teaching Learning
dilaksanan di kelas V SDN 2 Cikancas ?
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian kajian teori di atas, maka hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:“Dengan menerapkan pembelajaran CTL
dalam pembelajaran IPA, hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Cikancas akan
meningkat”.
D. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum
Tujuan penelitian yang di harapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan belajar di rumah.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran perencanaan pembelajaran Contextual Teaching Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN 2 Cikancas.
(16)
6
2. Untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Contextual Teaching Learning mengenai konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN 2 Cikancas.
3. Untuk mengetahui bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN 2 Cikancas.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru
a. Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam melakukan proses pembelajaran di kelas.
b. Untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman guru tentang pendekatan pembelajaran Contextual Teaching Learning dalam materi perubahan sifat benda.
2. Bagi Siswa
a. Dapat menumbuhkan minat belajar siswa dalam belajar sains khususnya materi faktor-faktor penyebab perubahan sifat benda.
b. Mampu menyebutkan faktor-faktor penyebab perubahan sifat benda. c. Dapat memberikan contoh dari masing-masing penyebab perubahan sifat
benda dalam kehidupan sehari-hari. d. Meningkatkan motivasi belajar siswa. 3. Bagi Sekolah
(17)
7
b. Untuk meningkatkan kualitas dan fungsi sekolah dasar sebagai sarana dan prasarana pendidikan.
F. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini perlu didefinisikan beberapa istilah agar tidak terjadi kesalah pahaman dan kekeliruan dalam mendefinisikan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul penelitian. Istilah-istilah tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Pembelajara IPA
Pembelajara IPA adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Pembelajarannya guru menjadi fasilitator dan menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didiknya. Dalam pembelajarannya guru melibatkan pesrta didik secara aktif agar pesrta didik mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi.
2. Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning)
Merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
(18)
8
kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah Kontructivisme (Contructivision), Menemukan (Inkuiry), Bertanya (Questioning), Masyarakat Belajarn (Learning Community), Pemodelan (Modeling), Refleksi (Reflection) dan Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assesment) 3. Hasil Belajar
Suatu proses belajar diharapkan menghasilkan sesuatu yang disebut hasilbelajar. Hasil belajar itu dapat berupa pengetahuan, sikap dan ketrampilan yangdapat diklasifikasikan ke dalam aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif mencakup kemampuan berpikir, termasuk kemampuan memahami, menghapal, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, danmengevaluasi. Aspek afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,sikap, emosi, dan nilai. Aspek psikomotorik mencakup imitasi, manipulasi,presisi, artikulasi, dan naturalisasi.
(19)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang di fokuskan kepada proses belajar mengajar di dalam kelas. Sedangkan metode pendekatannya adalah menggunakan metode contextual learning teaching. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu kajian yang bersifat reflektif dan sistematik oleh pelaku tindakan dan ditujukan untuk memaknai tindakan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran. Pengertian PTK yang dikemukakan oleh Tim Pelatih Proyek PGSM yaitu sebagai berikut :
”Pengertian PTK adalah sebagai bentuk kajian yang reflektif oleh pelaku
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran dilakukan. Metode PTK merupakan studi tindakan (action)dalam sejumlah siklus”.
(TimPelatih Proyek PGSM, 1999).
Pengetian PTK ini telah mulai berkembang sejak perang dunia kedua. Akibatnya terdapat banyak sekali definisi-definisi yang satu dengan yang lainnya sangat mirip. Definisi penelitian tindakan kelas di atas meletakkan dasar bagi definisi pendahuluan penelitian kelas, definisi yang lebih ketat dan formal sebenarnya masih terlalu sulit karena konsep mengenai penelitian kelas itu sendiri berkembang mengikuti pemahaman yang semakin mendalam. Di antaranya menyangkut masih belum memadainya deskripsi metodologi karena masih perlu mempertimbangkan inti permasalahan proses belajar mengajar.
(20)
33
untuk menjelaskan berbagai aspek dari hubungan antar-ketergantungan materi-subyek, pembelajar, dan pengajar sehubungan dengan isu totalitas dan
logika-internal dari tugas sosial mengkonstruksi pengetahuan dari PBM”.
Selain dari dua pendapat yang telah dikemukakan di atas, pendapat lain
ada yang mengatakan bahwa ”Metode penelitian tindakan adalah suatu
penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan decision maker tentang variabel-variabel yang dapat dimanipulasikan dan segera
digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangunan”. Pendapat tersebut
dikemukakan oleh Nazir (dalam Hatimah, 2007). Dalam metode penilitian kelas ini, peneliti dan decision maker bersama-sama menentukan masalah, membuat desain serta melaksanakan program-program tersebut.
Jenis penelitian tindakan kelas mampu menawarkan terhadap cara dan prosedur yang baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dengan melihat berbagai indikator terhadap keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi
pada diri siswa. Bahkan Mc Niff (dalam Hermawan, 2007) ” memandang PTK
sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan kurikulum,
pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya”.
PTK merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan ketika melaksanakan proses pembelajaran, guru sebagai praktisi langsung dalam menerapkan metode temuan baru yang dianggap dapat memperbaiki hasil pembelajaran. Dengan penelitian tindakan kelas, guru dapat
(21)
34
meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang ia lakukan di kelas, penelitian terhadap siswa dari segi interaksinya dalam proses pembelajaran, penelitian terhadap proses dan atau produk pembelajaran secara reflektif di kelas. Secara singkatnya dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran menjadi lebih efektif. Penelitian tindakan kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek pendidikan. Jika sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi kelasnya, melalui PTK guru dapat mengadaptasi teori yang ada untuk kepentingan proses dan atau produk pembelajaran yang lebih efektif, optimal, dan fungsional.
Dengan demikian, PTK memiliki ciri-ciri khusus yaitu dilaksanakan oleh guru-guru sendiri, bertujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan pelayanan profesional guru dalam proses pembelajaran, bersifat kolaboratif dan permasalahan yang diteliti timbul dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari yang dihadapi oleh peneliti. Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis memiliki metode deskriptif kualitatif. Konsep dasar penelitian ini adalah penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dari data-data yang dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis.
B.Model Penelitian
Model PTK yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk sebuah siklus. Penelitian yang dipilih yaitu dengan menggunakan
(22)
35
model dari Kemmis dan Mc. Taggart (1998). Dalam satu silkus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi
(observing), dan refleksi (reflecting) Siklus model Kemmis dan Mc.Taggart
Gambar 3.1
Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Adaptasi Kemmis dan Mc Tagart (1982)
Pelaksanaan tindakan penelitian Refleksi II
Refleksi I
Pelaksanaan
tindakan
penelitian
Observasi pelaksanaan tindakan Penyusunan tindakan penelitian
Observasi pelaksanaan tindakan Penyusunan tindakan penelitian
S i k l u s I S i k l u s II Kesimpulan Identifikasi Masalah Rumusan Masalah
(23)
36
Menunjuk pada model siklus Kemmis dan Mc Tagart di atas, maka langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan, seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang didalamnya termasuk menyiapkan metode, alat dan sumber pembelajaran. Serta merencanakan pula langkah-langkah dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan yang mengacu pada perencanaan yang telah dibuat dilaksanakan sesuai jadwal penelitian yang ada. Serta melakukan pengamatan terhadap proses tindakan yang sedang berlangsung, mulai dari awal perencanaan sampai seluruh tindakan dilaksanakan.
c. Observasi
Pada tahap observasi ini dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dilakukan observasi atau pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
Kegiatan observasi dilakukan peneliti dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya.Hal ini dilakukan untuk melihat hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan.Hasil observasi merupakan bahan pertimbangan untuk melakukan refleksi dan revisi terhadap rencana dan
(24)
37
tindakan yang telah dilakukan untuk menyusun rencana dan tindakan selanjutnya, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode kooperatif.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, hambatan, yang dijumpai, dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Tahapan refleksi ini merupakan tahapan memproses kembali data yang didapat pada saat pengamatan itu dilakukan.Melalui refleksi diharapkan dapat menilai sejauh mana kita dapat mengusai kelas dan mengetahui letak kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki.
Kegiatan refleksi ini merupakan penyusunan rencana tindakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian berikutnya.Dari hasil kegiatan tersebut akan muncul permasalahan baru atau pemikiran baru, sehingga penelitian perlu kembali melakukan perencanaan dan pengulangan tindakan, sehingga akan membentuk siklus dua dan seterusnya sampai dianggap berhasil apa yang menjadi tujuan penelitian.
C.Subjek Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah di SDN 2 Cikancas, Ds. Cikancas, Kec. Beber, Kab. Cirebon. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 25 dengan rincian 7 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Alasan memilih lokasi subjek didasarkan karena penulis bertugas
(25)
38
di lokasi tersebut, peneliti lebih memahami karakteristik dan keinginan siswa, peneliti lebih mengenal situasi dan kondisi lingkungan sekolah, serta adanya dukungan dari semua pihak sekolah. Oleh karena itu, subjek yang menjadi bahan penelitian adalah penerapan CTL mengenai konsep perubahan sifat benda melalui inkuiri.
D.Prosedur Penelitian
1. Tahap Perencanaan Pembelajaran
Dalam PTK tahap kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah membuat perencanaan. Tahap perencanaan yang dilakukan peneliti adalah:
a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah SD Negeri 2 Cikancas kecamatan Beber kabupaten Cirebon.
b. Observasi dan wawancara, untuk memperoleh gambaran keadaan proses belajarr mengajar, mengenal kemampuan siswa, cara guru mengajar, aktivitas siswa dan hasil yang diperoleh.
c. Identifikasi permasalahan. Identifikasi masalah dilakukan dengan menelaah terlebih dahulu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, khususnya mata pelajaran IPA mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, dam materi pokok.
d. Merumuskan media pembelajaran yang akan digunakan dan disesuaikan dengan materi pada setiap siklus.
(26)
39
e. Menyusun alat yang digunakan untuk memantau selama proses penelitian berlangsung berupa format observasi, lembar pengamatan dan catatan lapangan.
2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan proses penelitian disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya, pelaksanaan penelitian terdiri dari proses pembelajaran, evaluasi, dan refleksi pada setiap siklus. Penelitian terdiri dari dua silkus. Adapun penjabaran rencana setiap siklus yaitu:
Siklus I
a. Perencanaan
1) Mempersiapkan skenario pembelajaran. Materi yang diajarkan pada siklus I adalah Mengidentifikasi berbagai jenis perubahan sifat benda 2) Mempersiapkan lembar observasi, lembar wawancara dan LKS. b. Pelaksanaan
Peneliti melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya tentang perubahan sifat benda, sedangkan observer melakukan pengamatan.
c. Observasi
Pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap guru serta siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan peneliti setelah kegiatan pembelajaran selesai, serta refleksi terhadap penilaian yang dilakukan observer kepada peneliti.
(27)
40
Menganalisis data yang diperoleh dalam tindakan siklus I telah mencapai tujuan atau belum, hasil tersebut akan menentukan langkah-langkah di siklus I.
Siklus II
a. Perencanaan
1) Mempersiapkan skenario pembelajaran. Materi yang diajarkan pada siklus I adalah Mengidentifikasi berbagai jenis perubahan sifat benda 2) Mempersiapkan lembar observasi, lembar wawancara dan LKS. b. Pelaksanaan
Peneliti melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya tentang perubahan sifat benda, sedangkan observer melakukan pengamatan.
c. Observasi
Pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap guru serta siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan peneliti setelah kegiatan pembelajaran selesai, serta refleksi terhadap penilaian yang dilakukan observer kepada peneliti. Menganalisis data yang diperoleh dalam tindakan siklus II. Kemudian membuat kesimpulan dari hasil penelitian dari siklus I dan II. Apabila tujuan belum tercapai maka disusun dengan langkah selanjutnya.
(28)
41
E.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memantau pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini adalah :
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan untuk membantu proses pembelajaran siswa serta dapat digunakan sebagai alat penilaian proses belajar siswa.
3. Lembar observasi
Lembar observasi merupakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan di lapangan terhadap aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran. Sasaran pengamatan dalam lembar observasi adalah penerapan pendekatan yang digunakan serta kegiatan guru dan siswa dalam setiap tahap pembelajaran dengan mengguanakan pendekatan inkuiri.
4. Kamera foto, digunakan untuk mengabadikan kegiatan-kegiatan selama proses pembelajaran. Foto dapat digunakan sebagai dokumentasi bukti fisik mengenai penelitian yang telah dilaksanakan.
5. Soal evaluasi, merupakan alat tes yang digunakan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui pemahaman pembelajaran yang sudah dilalui.
(29)
42
F. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data a. Tahap Pengumpulan
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu dari sumber primer yaitu siswa dan guru. Data primer yang dihasilkan dalam penelitian tindakan kelas antara lain :
a) Data hasil belajar diambil setelah melaksanakan tindakan berupa nilai post tes setiap akhir siklus
b) Data penilaian proses kerja ilmiah siswa atau LKS
c) Data pelaksanaan pembelajaran diambil melalui observasi guru peneliti oleh observer
2. Jenis Data
Data yang diperoleh berjenis data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari hasil belajar yang mengungkap pemahaman siswa melalui tes, data hasil observasi aspek contextual teaching learning (CTL) IPA, dan data hasil wawancara mengenai respon siswa terhadap pembelajaran IPA menggunakan pendekatan CTL.
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas sesuai petunjuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas (suyanto, 1996). Pada penelitian ini tahapan pengumpulan data dilakukan pada saat :
a. Observasi awal dan identifikasi awal permasalahan
b. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus 1 c. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus 2
(30)
43
d. Evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus 1 dan 2 e. Wawancara dengan siswa
f. Menganalisis pemahaman siswa b. Analisis Data
Analisis data merupakan tahap pengolahan data hasil penelitian pada setiap siklus yang merupakan bagian terpenting ddalam proses penelitian untuk mendeskripsikan dan menyimpulkan hasil penelitian. Tekhnik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua data yang diperoleh melalui tes, observasi dan wawancara.
1. Pengolahan hasil tes
Data mentah yang diperoleh dari hasil tes, kenudian diolah melalui cara penyekoran, menilai setiap siswa, menghitung niali rata-rata kemampuan siswa untuk mengetahui gambaran jelas mengenai hasil prestasi belajar siswa dalam memahami pelajaran IPA khususnya pada konsep perubahan sifat benda. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
N = Skor perolehan siswa X 100 Skor ideal
Keterangan : N = Nilai X =
Keterangan = X = Rata-rata hitung X = Nilai
(31)
44
2. Pengolahan data hasil observasi
Dalam observasi menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai dalam bentuk angka (5,4,3,2 dan1) untuk aktivitas siswa yang berarti angka 1 = sangat kurang; 2 = kurang baik; 3 = cukup baik; 4 = baik; 5 = sangat baik (Usman, U 1993 :82-85) dengan cara memberi tanda contreng (√) pada kolom skala nilai. Setelah itu semua nilai tersebut dihitung dengan rumus :
N = skor perolehan siswa X 100 Skor maksimum
Keterangan : N = Nilai
Dikonversikan pada skala nilai dengan rentang 100 mengenai unjuk kerja siswa yang mengungkap aspek contextual teaching learning apa saja yang dipahami siswa. Konversi nilai dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Konversi nilai pemahaman setiap aspek contextual teaching learning
Nilai Keterangan 10-29 Sangat kurang dipahami
30-49 Kurang dipahami
50-69 Cukup dipahami
70-89 Dipahami
(32)
45
3. Pengolahan Data Hasil wawancara
Data hasil wawancara diolah dengan menggunakan analisis deskrikriftif sesuai dimensi-simensi jawaban sehingga menafsirkan respon siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dialaminya. (terlampir).
(33)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai konsep perubahan sifat benda, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistematika penyusunan RPP dengan mnerapkan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) pada pembelajaran IPA yang membahas konsep perubahan sifat benda pada dasarnya sama dengan sistematika RPP yang di buat oleh para guru di sekolah, namun untuk penerapan pendekatan
Contextual Teaching Learning (CTL) RPP yang disusun memiliki cirri khusus yaitu menerapkan 7 komponen CTL yaitu diantaranya konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat-belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya. Melalui langkah-langkah pembelajaran yang dimulai dengan mengidentifikasi masalah, mengajukan hipotesis, menganalisis data, menguji hasil hipotesis dan menyimpulkan pembelajaran.
2. Dengan menerapan pendekatan Contexstual Teaching Learning (CTL) pada proses pembelajaran IPA konsep perubahan sifat benda yang telah dilakukan, menunjukkan proses pembelajaran terlihat aktif. Bukan hanya guru tetapi siswa pun terlibat dalam pembelajaran, guru hanya sebagai
(34)
75
fasilitator atau pembimbing dalam proses pembelajaran.. Dengan terlibatnya siswa melakukan berbagai percobaaan serta dapat menyampaikan pendapatnya, akhirnya siswa dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Terbukti bahwa pendekatan Contextual Teaching Learning siswa menjadi aktif, kreatif, efektif, juga belajar dengan menyenangkan. Seperti yang dikemukakan oleh Gagne (1985) bahwa belajar menciptakan perubahan tingkah laku, dan yang kedua perubahan yang terjadi adalah terjadi karena latihan atau pengalaman.
3. Penerapan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditandai dengan hasil belajar siswa pada siklus I nilai rata-rata siswa yaitu 72,4 dan siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 20 orang atau 80% sedangkan sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Contextual Teaching Learning (CTL)
nilai rata-rata siswa yaitu 60,4 an siswa yang mencapai KKM baru 56%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa sebesar 82,8 dan tingkat ketuntasannya sebesar 100%. Hasil belajar tersebut didapat oleh siswa setelah mengalami proses belajar hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sudjana (2004) bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkontruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
(35)
76
B.Saran
Dari hasil temuan-temuan dalam penelitian ini maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Guru/Pendidik
Hasil penelitian pembelajaran CTL sangat cocok digunakan dan di terapkan pada mata pelajaran IPA pokok bahasan perubahan sifat benda. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang disarankan untuk digunakan, maka dengan demikian diharapkan pada para guru supaya mempelajari tentang pembelajaran CTL dan diharapkan bisa menerapkan pembelajaran kontekstual bukan hanya pada mata pelajaran IPA saja. Dalam pelalaksanaan penerapannmya guru harus mengarah dan selalu memberikan motivasi pada siswa untuk mengembangkan kreatifitas dan kepercayaan pada dirinya dan dalam proses pembelajaran guru merupakan sebagai fasilitator dan motivator siswa, dengan begitu milikilah dan teruslah belajar demi memberikan yang menjadi kebermanfaatan bagi siswa dan seluruh orang
2. Peserta Didik
Berikanlah yang terbaik untuk generasi yang akan datang yaitu dengan pemahaman kepribadian dan ketulusan dalam melakukan segala hal. Dalam penerapan metode inquri ini peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran harus kreatif dan penuh dengan ketulusan dalam melakukan segala hal.
(36)
77
3. Sekolah
Bagi kepala sekolah senantiasa memberikan kebijakan untuk setiap guru melakukan PTK dengan dipertegas kembali oleh Kepala UPT Pendidikan kecamaan untuk memperkuat kembali dalam terlaksananya PTK dan menyediakan alat dan sarana prasanan yang diperlukan dalam PTK. Setiap SD memiliki berbagai macam keberbedaan masalah yang dihadapi, oleh karena itu pengkajian dalam penelitian tentu berbeda-beda dan tentu akan menghasilkan hasil yang berbeda pula.
(37)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional (2007), Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI, Jakarta: BNSP.
Departemen Pendidikan Nasional (2008), Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Hermawan, Ruswandi, dkk (2007) Metode Penelitian Pendidikan sekolah dasar. Bandung: UPI PRESS
Johson B. Elaine, 2010, Contextual Teaching and Learning, Bandung: Kaifa learning.
Karli, Hilda dan Yuliartiningsih, Sri 2004, Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetesi Model-model Pembelajaran, Bandung: Bina Media Informasi. Poerwadarminta, W.J.S 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:PN Balai
Pustaka
Rohman. H (2011) Metode Pembelajaran. From http://hipni.blog.spot.com. 09 Spetember 2011
Saefudin, u dan Suherman, A (2007). Inovasi Pendidikan. Bandung UPI PRESS Sadirman (1986). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Samatowa, Usman, 2006, Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar, Jakarta: Depdiknas.
Sudjana, Nana (2004) Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Maulana
Sudrajat, (2009). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung. PT Rosdakarya Sumantri M. dan Purnama J. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Depdikbud. Suryana, A (2011). Penerapan pendekatan CTL untuk meningkatkan Hasil
Belajar siswa Pada Pembelajaran IPA di SD. Skripsi. Tidak diterbitkan.UPI.
(38)
79
Wahyono, B Nurachman, S (2008) Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas V Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Yasbiati, (2005), Jurnal Pendidikan Dasar, “Pengembangan Keterampilan Proses Sains melalui Model Siklus Belajar untuk Siswa Kelas V SD”, II, (4), 27-30. http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai konsep perubahan sifat benda, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistematika penyusunan RPP dengan mnerapkan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) pada pembelajaran IPA yang membahas konsep perubahan sifat benda pada dasarnya sama dengan sistematika RPP yang di buat oleh para guru di sekolah, namun untuk penerapan pendekatan
Contextual Teaching Learning (CTL) RPP yang disusun memiliki cirri khusus yaitu menerapkan 7 komponen CTL yaitu diantaranya konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat-belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya. Melalui langkah-langkah pembelajaran yang dimulai dengan mengidentifikasi masalah, mengajukan hipotesis, menganalisis data, menguji hasil hipotesis dan menyimpulkan pembelajaran.
2. Dengan menerapan pendekatan Contexstual Teaching Learning (CTL) pada proses pembelajaran IPA konsep perubahan sifat benda yang telah
(2)
75
fasilitator atau pembimbing dalam proses pembelajaran.. Dengan terlibatnya siswa melakukan berbagai percobaaan serta dapat menyampaikan pendapatnya, akhirnya siswa dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Terbukti bahwa pendekatan Contextual Teaching Learning siswa menjadi aktif, kreatif, efektif, juga belajar dengan menyenangkan. Seperti yang dikemukakan oleh Gagne (1985) bahwa belajar menciptakan perubahan tingkah laku, dan yang kedua perubahan yang terjadi adalah terjadi karena latihan atau pengalaman.
3. Penerapan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditandai dengan hasil belajar siswa pada siklus I nilai rata-rata siswa yaitu 72,4 dan siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 20 orang atau 80% sedangkan sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Contextual Teaching Learning (CTL)
nilai rata-rata siswa yaitu 60,4 an siswa yang mencapai KKM baru 56%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa sebesar 82,8 dan tingkat ketuntasannya sebesar 100%. Hasil belajar tersebut didapat oleh siswa setelah mengalami proses belajar hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sudjana (2004) bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkontruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
(3)
B.Saran
Dari hasil temuan-temuan dalam penelitian ini maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Guru/Pendidik
Hasil penelitian pembelajaran CTL sangat cocok digunakan dan di terapkan pada mata pelajaran IPA pokok bahasan perubahan sifat benda. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang disarankan untuk digunakan, maka dengan demikian diharapkan pada para guru supaya mempelajari tentang pembelajaran CTL dan diharapkan bisa menerapkan pembelajaran kontekstual bukan hanya pada mata pelajaran IPA saja. Dalam pelalaksanaan penerapannmya guru harus mengarah dan selalu memberikan motivasi pada siswa untuk mengembangkan kreatifitas dan kepercayaan pada dirinya dan dalam proses pembelajaran guru merupakan sebagai fasilitator dan motivator siswa, dengan begitu milikilah dan teruslah belajar demi memberikan yang menjadi kebermanfaatan bagi siswa dan seluruh orang
2. Peserta Didik
Berikanlah yang terbaik untuk generasi yang akan datang yaitu dengan pemahaman kepribadian dan ketulusan dalam melakukan segala hal. Dalam penerapan metode inquri ini peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran harus kreatif dan penuh dengan ketulusan dalam melakukan
(4)
77
3. Sekolah
Bagi kepala sekolah senantiasa memberikan kebijakan untuk setiap guru melakukan PTK dengan dipertegas kembali oleh Kepala UPT Pendidikan kecamaan untuk memperkuat kembali dalam terlaksananya PTK dan menyediakan alat dan sarana prasanan yang diperlukan dalam PTK. Setiap SD memiliki berbagai macam keberbedaan masalah yang dihadapi, oleh karena itu pengkajian dalam penelitian tentu berbeda-beda dan tentu akan menghasilkan hasil yang berbeda pula.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional (2007), Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI, Jakarta: BNSP.
Departemen Pendidikan Nasional (2008), Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Hermawan, Ruswandi, dkk (2007) Metode Penelitian Pendidikan sekolah dasar. Bandung: UPI PRESS
Johson B. Elaine, 2010, Contextual Teaching and Learning, Bandung: Kaifa learning.
Karli, Hilda dan Yuliartiningsih, Sri 2004, Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetesi Model-model Pembelajaran, Bandung: Bina Media Informasi. Poerwadarminta, W.J.S 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:PN Balai
Pustaka
Rohman. H (2011) Metode Pembelajaran. From http://hipni.blog.spot.com. 09 Spetember 2011
Saefudin, u dan Suherman, A (2007). Inovasi Pendidikan. Bandung UPI PRESS Sadirman (1986). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Samatowa, Usman, 2006, Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar, Jakarta: Depdiknas.
Sudjana, Nana (2004) Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Maulana
Sudrajat, (2009). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung. PT Rosdakarya Sumantri M. dan Purnama J. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Depdikbud. Suryana, A (2011). Penerapan pendekatan CTL untuk meningkatkan Hasil
(6)
79
Wahyono, B Nurachman, S (2008) Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas V Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Yasbiati, (2005), Jurnal Pendidikan Dasar, “Pengembangan Keterampilan Proses Sains melalui Model Siklus Belajar untuk Siswa Kelas V SD”, II, (4), 27-30. http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif