BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(1)

BAB I V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Kegiatan Pembelajaran

Pembelajaran yang dilakukan pada penelitian ini terlaksana dalam tiga pertemuan. Pertemuan I, pelaksanaan penyampaian materi menggunakan metode pembelajaran ceramah bervariasi, Pertemuan II menggunakan metode pembelajaran kooperatif model STAD, Pertemuan III menggunakan pembelajaran kooperatif diskusi model STAD dilanjutkan Turnamen, sedangkan pada pertemuan berikutnya berupa evaluasi.

1. Perencanaan Pembelajaran.

Pada Tahap Perencanaan Penelitian disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan Kompetensi yang diharapkan pada kelas IX Semester Genap Mapel IPS.

2. Kegiatan Belajar Mengajar Pra Siklus.

Kegiatan pembelajaran sebelumnya dari hasil wawancara menurut persepsi siswa masih bersifat monoton sehingga kurang menyenangkan. Metode-metode pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru dan kegiatannya hanya sebatas memperhatikan penjelasan guru, mencatat dan latihan soal. Kegiatan ini cenderung membuat siswa menjadi bosan terhadap pelajaran IPS, sehingga banyak siswa yang kurang memahami materi yang disampaikan.

Kegiatan belajar mengajar pada pra siklus masih menggunakan metode ceramah bervariasi dan tanya jawab, guru menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi.


(2)

Gambar 1. Siswa mengikuti pembelajaran pada Pra Siklus 3. Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus I.

Pada Tahap Siklus I Penelitian disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan Kompetensi yang diharapkan pada kelas IX Semester Genap. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan model Diskusi (STAD), Inquiry dan Pengamatan, alat pembelajaran dapat digunakan langsung oleh siswa sebagai media presentasi dalam diskusi untuk menjawab bahan diskusi dengan cara mengamati Peta dan Atlas.

Gambar 2. Guru sebagai fasilitator dalam diskusi

Siswa langsung pada pengalaman dengan melihat dan menganalisa Benua, Samudera dan Persebaran Negara-negara di dunia dengan multimedia Peta Dunia pada LCD, Guru hanya sebagai fasilitator dalam diskusi (STAD), meliputi kegiatan :


(3)

1. Guru menyajikan materi pelajaran.

2. Membentuk kelas menjadi 5 kelompok yang anggotanya 5 orang. 3. Guru menyajikan materi pelajaran.

4. Guru memberi tugas untuk dikerjakan dengan memanfaatkan media Peta Dunia, anggota kelompok yang mengetahui memberikan penjelasan. 5. Guru memberi pertanyaan, siswa menjawab pertanyaan, tidak saling

membantu.

6. Pembahasan soal dan jawaban siswa. 7. Kesimpulan.

Gambar 3. Siswa bekerja langsung pada kelompoknya

Pada pertemuan berikut diadakan evaluasi berupa ulangan harian tentang materi yang telah didiskusikan pada kegiatan belajar mengajar sebelumnya dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi STAD.

Pada siklus I ini ada beberapa kelemahan yang diprediksi menjadi penyebab kurang optimalnya hasil belajar. Kelemahan tersebut adalah kurang optimalnya aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran karena siswa belum terbiasa menggunakan metode pembelajaran kooperatif STAD.


(4)

4. Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus II.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II dengan metode kooperatif model STAD dilanjutkan Turnamen, media pembelajaran berupa Peta Dunia pada LCD dan komputer dapat digunakan langsung oleh siswa sebagai media presentasi dalam diskusi untuk menjawab bahan diskusi. Pada akhir kegiatan diadakan Turnamen, siswa dalam kelompok memanfaatkan media Peta Dunia pada LCD dan komputer untuk mencoba memahami dan menguasai tentang Benua, Samudera dan Persebaran Negara-negara di dunia dengan bermain pada komputer yang tersedia, kemudian dipresentasikan di depan kelas.

Gambar 4. Siswa mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompoknya

Di dalam turnamen ini guru memberikan 7 buah soal kepada tiap kelompok, di mana soal-soal ini harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok, dan penilaiannya berdasarkan skor benar, serta kecepatan waktu mengerjakannya. Jadi


(5)

bagi kelompok yang dapat mengerjakan soal-soal dengan benar dan waktu mengerjakannya pun cepat akan mendapatkan skor tertinggi.

Bagi kelompok yang dinilai baik, diberi penghargaan. Hal ini untuk memberikan applaus dan reward, sehingga pada kegiatan pembelajaran berikutnya ada peningkatan.

Gambar 5. Salah satu kelompok mencoba mempertahankan hasil kelompoknya Dalam turnamen ini kelompok IV mendapat skor paling tinggi yaitu 27, dimana dari ketujuh pertanyaan semuanya dikerjakan dengan benar meskipun waktunya masih kalah dengan kelompok I, sedangkan kelompok I mendapat skor 24 dengan perolehan skor waktu paling baik namun dari tiga soal masih ada satu jawaban yang salah, sehingga turnamen pada siklus II ini dimenangkan oleh kelompok IV.


(6)

Gambar 7. Siswa sedang melaksanakan Ulangan Harian Evaluasi pada Siklus II

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

Aktivitas siswa pada saat pembelajaran baik pada saat kegiatan pembelajaran kooperatif STAD maupun pada saat model STAD - Turnamen berlangsung dalam kategori sangat tinggi. Rata-rata aktivitas siswa ketika memperhatikan penjelasan guru maupun penjelasan siswa lain tergolong sangat tinggi yaitu 94,12. Sebagian besar siswa lebih fokus, cermat, antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Tingkat kerjasama mereka dalam kelompok juga tergolong sangat tinggi dengan rata-rata 91,91. Hal ini membuktikan bahwa mereka mampu bekerja sesuai dengan langkah kerja dan setiap anggota melaksanakan tugasnya. Rata-rata skor dalam mengemukakan pendapatnya secara lisan pada kelompok ahli maupun kelompok asal masih dalam kategori tinggi meskipun dilihat dari rata-ratanya mengalami kenaikan menjadi 80,15. Hal ini menunjukkan bahwa mereka mampu mengemukakan pendapatnya secara lebih responsif, runtut dan mudah dipahami oleh siswa lainnya. Dalam hal memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok masih tergolong tinggi


(7)

yaitu sebesar 72,06, karena mereka cenderung responsif dan menyimak ketika temannya berpendapat.

Kemampuan siswa untuk mendengarkan pendapat teman lain tergolong sangat tinggi dan mengalami kenaikan menajadi 93,38 Mereka cenderung lebih memperhatikan, menyimak dan mencatat ketika temannya mengemukakan pendapatnya baik di kelompok ahli maupun di kelompok asal, meskipun dalam hal memberi gagasan yang cemerlang masih belum optimal, terbukti dari rata-rata skornya mencapai 78,68 dalam kategori tinggi karena mereka mampu memahami materi dan mengorganisasikan ide. Dalam hal membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang dalam satu kelompok tergolong sangat tinggi dengan rata-rata 84,56 dan keputusan yang mereka berikan berdasarkan pertimbangan anggota dalam satu kelompok mencapai 85,29 dalam kategori sangat tinggi. Dalam hal ini mereka mampu mengidentifikasi masalah, mengemukakan ide memberi tanggapan ide, keputusan bersama. Dalam hal memanfaatkan potensi anggota kelompok mencapai 83,82 dalam kategori sangat tinggi karena setiap anggota bekerja sesuai dengan potensinya serta bekerja secara efektif. Rata-rata skor untuk aktivitas saling membantu dan menyelesaikan masalah mencapai 83,09 dalam kategori sangat tinggi. hal ini menunjukkan bahwa mereka mampu mengemukakan permasalahan, mengemukakan ide, memberi tanggapan ide, bersama bergerak menyelesaikan masalah. Secara umum aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I dan II sudah tergolong sangat tinggi terbukti dari rata-rata skor 84,29.


(8)

Tabel 1 . Aktivitas Siswa saat pembelajaran siklus I

No Aspek yang diamati Mean

%

skor Kriteria 1

Memperhatikan penjelasan guru atau

siswa lainnya 3.76 94.12 Sangat Tinggi

2 Bekerjasama dalam kelompok 3.68 91.91 Sangat Tinggi 3

Mengemukakan pendapatnya secara

lisan dalam kelompok 3.21 80.15 Tinggi

4

Siswa mengemukakan pendapatnya

secara lisan dalam kelompok 3.21 80.15 Tinggi

5

Siswa memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam

kelompok 2.88 72.06 Tinggi

6

Siswa mendengarkan dengan baik

ketika teman berpendapat 3.74 93.38 Sangat Tinggi 7 Memberi gagasan yang cemerlang 3.15 78.68 Tinggi

8 Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang 3.38 84.56 Sangat Tinggi 9

Keputusan berdasarkan pertimbangan

anggota yang lain 3.41 85.29 Sangat Tinggi

10

Memanfaatkan potensi anggota

kelompok 3.35 83.82 Sangat Tinggi

11

Saling membantu dan menyelesaikan

masalah 3.32 83.09 Sangat Tinggi

Mean 37.09 84.29 Sangat Tinggi

Sumber : Data primer yang diolah

Pada siklus I ini ada beberapa kelemahan yang diprediksi menjadi penyebab kurang optimalnya hasil belajar. Kelemahan tersebut adalah kurang optimalnya aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran karena siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran STAD. Mereka masih terbawa oleh suasana pembelajaran sebelumnya. Hal ini terlihat dari masih belum jelasnya siswa ketika menyampaikan hasil jawaban kepada temannya dalam satu kelompok.

Kelemahan lainnya adalah belum kompaknya siswa ketika bekerjasama di dalam kelompok. Melihat kondisi ini dapat dijadikan sebagai bahan refleksi untuk pertemuan berikutnya, dimana siswa harus lebih ditekankan untuk bertanggung jawab atas masalah dan hasil penyelesaian pada kelompok, serta


(9)

bertanggungjawab untuk menjelaskan kepada teman-temannya secara lebih jelas serta menjaga kekompakan dengan cara memvariasikannya. Namun secara umum ada respon positif dari siswa dengan adanya pembelajaran dengan model STAD ini, karena mereka lebih menyenangi kegiatan yang dilakukan.

Tabel 2. Aktivitas Siswa saat pembelajaran Siklus II

No Aspek yang diamati Mean % skor Kriteria

1

Memperhatikan penjelasan guru atau

siswa lainnya 4.00 100.00 Sangat Tinggi

2 Bekerjasama dalam kelompok 3.88 97.06 Sangat Tinggi 3

Mengemukakan pendapatnya secara

lisan dalam kelompok 3.03 75.74 Tinggi

4

Siswa mengemukakan pendapatnya

secara lisan dalam kelompok 3.03 75.74 Tinggi

5

Siswa memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam

kelompok 3.00 75.00 Tinggi

6

Siswa mendengarkan dengan baik

ketika teman berpendapat 3.32 83.09 Sangat Tinggi 7 Memberi gagasan yang cemerlang 3.03 75.74 Tinggi

8 Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang 3.41 85.29 Sangat Tinggi 9 Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain 3.26 81.62 Sangat Tinggi 10

Memanfaatkan potensi anggota

kelompok 3.06 76.47 Tinggi

11

Saling membantu dan menyelesaikan

masalah 3.15 78.68 Tinggi

Mean 36,18 82,22 Sangat tinggi

Sumber : Data primer yang diolah

Meskipun secara umum respon siswa terhadap pembelajaran pada siklus II

ini tergolong baik, namun masih ada sisi kelemahan yang masih sama dengan siklus I yaitu kurang kompaknya siswa dalam satu kelompok. Kesulitan yang dihadapi oleh teman-teman sejauh ini dalam menerapkan pembelajaran ini adalah kurang kompaknya anggota kelompok, sehingga dengan adanya hal ini akan menghambat kinerja kelompok dalam proses pembelajaran. Selain itu juga, bahwa kendala yang lainnya adalah jika ada anggota kelompok yang tidak menguasai


(10)

materi dan tidak jelas dalam menyampaikan dan menjelaskan pada rekan-rekan dalam kelompoknya, maka hal ini akan membuat teman-teman yang lain menjadi bingung dan tidak jelas.

2. Penilaian Hasil Belajar

Sebelumnya, pada indikator keberhasilan diharapkan pada akhir siklus I, hasil ketuntasan klasikal minimal 50 % peserta didik di kelas IX SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak mampu memahami dan menguasai materi tentang Benua, Samudera dan Persebaran Negara-negara di dunia dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebesar 64 dan pada akhir siklus II, hasil ketuntasan klasikal minimal 85%.

Hasil evaluasi pada kegiatan pra siklus, siswa secara klasikal hanya memiliki ketuntasan 35,29 % dengan rata-rata nilai = 52,65 dan masih di bawah KKM 64. Hal inilah yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Dari hasil Evaluasi/Penilaian (data terlampir) pada siklus I, penyampaian materi menggunakan metode diskusi (STAD) dengan Peta Dunia diperoleh rata-rata nilai = 63,97 dengan KKM = 64 didapat ketuntasan klasikal sebesar 62,86 %.

Dari hasil Evaluasi/Penilaian (data terlampir) pada siklus II dengan penyampaian materi implementasi model pembelajaran STAD dengan multimedia Peta Dunia diperoleh rata-rata Nilai = 71,17 dengan KKM = 64 didapat Ketuntasan Klasikal sebesar 94,29 %.

Dari hasil penilaian pada siklus I dan II, terjadi peningkatan minat dan hasil belajar sebesar 7,71 dari rata-rata nilai pada siklus I = 63,97 dan siklus II = 71,17.


(11)

diperoleh peningkatan hasil ketuntasan klasikal sebesar 31,43 % dari ketuntasan klasikal pada siklus I = 62,86 % dan siklus II = 94,29 %.

Tabel 3. Perbandingan Penilaian Hasil Belajar Tiap Siklus PENILAIAN HASIL BELAJAR

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

Rata-rata

Nilai Ketuntasan

Rata-rata

Nilai Ketuntasan

Rata-rata

Nilai Ketuntasan

52,65 35,29% 63,97 62,86 % 71,17 94,29 %

Sumber : Data primer yang diolah

Hasil analisis validitas instrumen test menunjukkan bahwa item-item test yang akan digunakan untuk mengambil data tergolong valid karena memiliki koefisien korelasi melebihi nilai rtabel = 0,349.


(12)

Test itemNo rxy rtabel Kriteria

Siklus I 1 0,717 0,349 Valid

2 0,468 0,349 Valid

3 0,672 0,349 Valid

4 0,821 0,349 Valid

5 0,574 0,349 Valid

Siklus II 1 0,759 0,349 Valid

2 0,726 0,349 Valid

3 0,849 0,349 Valid

4 0,834 0,349 Valid

Hasil analisis reliabilitas test tersebut diperoleh koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,713 untuk siklus I, sebesar 0,812 untuk siklus II. Kedua siklus melebihi nilai rtabel = 0,349, yang berarti bahwa kedua instrumen tergolong reliabel.

Hasil analisis tingkat kesukaran menunjukkan bahwa item-item soal tersebut dalam kategori mudah dan sedang.

Tabel 5. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Test

Test No

Soal Tingkat kesukaran Kriteria

Siklus I

1 63,02 Sedang

2 54,69 Sedang

3 81,77 Mudah

4 58,75 Sedang

5 66,67 Sedang

Siklus II

1 87,29 Mudah

2 86,67 Mudah

3 77,60 Mudah

4 58,59 Sedang

Tabel 6. Hasil Analisis Daya Pembeda

Test SoalNo Daya pembeda

thitung ttabel Kriteria

Siklus I

1 5,429 1,746 Signifikan

2 3,051 1,746 Signifikan

3 6,414 1,746 Signifikan

4 4,175 1,746 Signifikan

5 3,346 1,746 Signifikan

Siklus II 1 3,402 1,746 Signifikan


(13)

3 4,523 1,746 Signifikan

4 10,096 1,746 Signifikan

Hasil analisis daya pembeda menunjukkan bahwa setiap soal dari kedua test memiliki nilai thitung > ttabel yang berarti bahwa soal-soal tersebut mampu membedakan dengan nyata antara siswa yang berkemampuan baik dan berkemampuan kurang baik. Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal-soal dari kedua test menunjukkan bahwa kedua test layak untuk digunakan sebagai alat pengambil data.


(1)

Tabel 1 . Aktivitas Siswa saat pembelajaran siklus I

No Aspek yang diamati Mean

%

skor Kriteria 1

Memperhatikan penjelasan guru atau

siswa lainnya 3.76 94.12 Sangat Tinggi

2 Bekerjasama dalam kelompok 3.68 91.91 Sangat Tinggi 3

Mengemukakan pendapatnya secara

lisan dalam kelompok 3.21 80.15 Tinggi

4

Siswa mengemukakan pendapatnya

secara lisan dalam kelompok 3.21 80.15 Tinggi 5

Siswa memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam

kelompok 2.88 72.06 Tinggi

6

Siswa mendengarkan dengan baik

ketika teman berpendapat 3.74 93.38 Sangat Tinggi 7 Memberi gagasan yang cemerlang 3.15 78.68 Tinggi

8 Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang 3.38 84.56 Sangat Tinggi 9

Keputusan berdasarkan pertimbangan

anggota yang lain 3.41 85.29 Sangat Tinggi

10

Memanfaatkan potensi anggota

kelompok 3.35 83.82 Sangat Tinggi

11

Saling membantu dan menyelesaikan

masalah 3.32 83.09 Sangat Tinggi

Mean 37.09 84.29 Sangat Tinggi

Sumber : Data primer yang diolah

Pada siklus I ini ada beberapa kelemahan yang diprediksi menjadi penyebab kurang optimalnya hasil belajar. Kelemahan tersebut adalah kurang optimalnya aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran karena siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran STAD. Mereka masih terbawa oleh suasana pembelajaran sebelumnya. Hal ini terlihat dari masih belum jelasnya siswa ketika menyampaikan hasil jawaban kepada temannya dalam satu kelompok.

Kelemahan lainnya adalah belum kompaknya siswa ketika bekerjasama di dalam kelompok. Melihat kondisi ini dapat dijadikan sebagai bahan refleksi untuk pertemuan berikutnya, dimana siswa harus lebih ditekankan untuk bertanggung jawab atas masalah dan hasil penyelesaian pada kelompok, serta


(2)

bertanggungjawab untuk menjelaskan kepada teman-temannya secara lebih jelas serta menjaga kekompakan dengan cara memvariasikannya. Namun secara umum ada respon positif dari siswa dengan adanya pembelajaran dengan model STAD ini, karena mereka lebih menyenangi kegiatan yang dilakukan.

Tabel 2. Aktivitas Siswa saat pembelajaran Siklus II

No Aspek yang diamati Mean % skor Kriteria

1

Memperhatikan penjelasan guru atau

siswa lainnya 4.00 100.00 Sangat Tinggi

2 Bekerjasama dalam kelompok 3.88 97.06 Sangat Tinggi 3

Mengemukakan pendapatnya secara

lisan dalam kelompok 3.03 75.74 Tinggi

4

Siswa mengemukakan pendapatnya

secara lisan dalam kelompok 3.03 75.74 Tinggi 5

Siswa memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam

kelompok 3.00 75.00 Tinggi

6

Siswa mendengarkan dengan baik

ketika teman berpendapat 3.32 83.09 Sangat Tinggi 7 Memberi gagasan yang cemerlang 3.03 75.74 Tinggi

8 Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang 3.41 85.29 Sangat Tinggi 9 Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain 3.26 81.62 Sangat Tinggi 10

Memanfaatkan potensi anggota

kelompok 3.06 76.47 Tinggi

11

Saling membantu dan menyelesaikan

masalah 3.15 78.68 Tinggi

Mean 36,18 82,22 Sangat tinggi

Sumber : Data primer yang diolah

Meskipun secara umum respon siswa terhadap pembelajaran pada siklus II ini tergolong baik, namun masih ada sisi kelemahan yang masih sama dengan siklus I yaitu kurang kompaknya siswa dalam satu kelompok. Kesulitan yang dihadapi oleh teman-teman sejauh ini dalam menerapkan pembelajaran ini adalah kurang kompaknya anggota kelompok, sehingga dengan adanya hal ini akan menghambat kinerja kelompok dalam proses pembelajaran. Selain itu juga, bahwa kendala yang lainnya adalah jika ada anggota kelompok yang tidak menguasai


(3)

materi dan tidak jelas dalam menyampaikan dan menjelaskan pada rekan-rekan dalam kelompoknya, maka hal ini akan membuat teman-teman yang lain menjadi bingung dan tidak jelas.

2. Penilaian Hasil Belajar

Sebelumnya, pada indikator keberhasilan diharapkan pada akhir siklus I, hasil ketuntasan klasikal minimal 50 % peserta didik di kelas IX SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak mampu memahami dan menguasai materi tentang Benua, Samudera dan Persebaran Negara-negara di dunia dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebesar 64 dan pada akhir siklus II, hasil ketuntasan klasikal minimal 85%.

Hasil evaluasi pada kegiatan pra siklus, siswa secara klasikal hanya memiliki ketuntasan 35,29 % dengan rata-rata nilai = 52,65 dan masih di bawah KKM 64. Hal inilah yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Dari hasil Evaluasi/Penilaian (data terlampir) pada siklus I, penyampaian materi menggunakan metode diskusi (STAD) dengan Peta Dunia diperoleh

rata-rata nilai = 63,97 dengan KKM = 64 didapat ketuntasan klasikal sebesar

62,86 %.

Dari hasil Evaluasi/Penilaian (data terlampir) pada siklus II dengan penyampaian materi implementasi model pembelajaran STAD dengan multimedia Peta Dunia diperoleh rata-rata Nilai = 71,17 dengan KKM = 64 didapat Ketuntasan Klasikal sebesar 94,29 %.

Dari hasil penilaian pada siklus I dan II, terjadi peningkatan minat dan hasil belajar sebesar 7,71 dari rata-rata nilai pada siklus I = 63,97 dan siklus II = 71,17.


(4)

diperoleh peningkatan hasil ketuntasan klasikal sebesar 31,43 % dari ketuntasan klasikal pada siklus I = 62,86 % dan siklus II = 94,29 %.

Tabel 3. Perbandingan Penilaian Hasil Belajar Tiap Siklus

PENILAIAN HASIL BELAJAR

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

Rata-rata

Nilai Ketuntasan

Rata-rata

Nilai Ketuntasan

Rata-rata

Nilai Ketuntasan

52,65 35,29% 63,97 62,86 % 71,17 94,29 %

Sumber : Data primer yang diolah

Hasil analisis validitas instrumen test menunjukkan bahwa item-item test yang akan digunakan untuk mengambil data tergolong valid karena memiliki koefisien korelasi melebihi nilai rtabel = 0,349.


(5)

Test itemNo rxy rtabel Kriteria

Siklus I 1 0,717 0,349 Valid

2 0,468 0,349 Valid

3 0,672 0,349 Valid

4 0,821 0,349 Valid

5 0,574 0,349 Valid

Siklus II 1 0,759 0,349 Valid

2 0,726 0,349 Valid

3 0,849 0,349 Valid

4 0,834 0,349 Valid

Hasil analisis reliabilitas test tersebut diperoleh koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,713 untuk siklus I, sebesar 0,812 untuk siklus II. Kedua siklus melebihi nilai rtabel = 0,349, yang berarti bahwa kedua instrumen tergolong reliabel.

Hasil analisis tingkat kesukaran menunjukkan bahwa item-item soal tersebut dalam kategori mudah dan sedang.

Tabel 5. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Test

Test No

Soal Tingkat kesukaran Kriteria

Siklus I

1 63,02 Sedang

2 54,69 Sedang

3 81,77 Mudah

4 58,75 Sedang

5 66,67 Sedang

Siklus II

1 87,29 Mudah

2 86,67 Mudah

3 77,60 Mudah

4 58,59 Sedang

Tabel 6. Hasil Analisis Daya Pembeda

Test SoalNo Daya pembeda

thitung ttabel Kriteria

Siklus I

1 5,429 1,746 Signifikan

2 3,051 1,746 Signifikan

3 6,414 1,746 Signifikan

4 4,175 1,746 Signifikan

5 3,346 1,746 Signifikan

Siklus II 1 3,402 1,746 Signifikan


(6)

3 4,523 1,746 Signifikan

4 10,096 1,746 Signifikan

Hasil analisis daya pembeda menunjukkan bahwa setiap soal dari kedua test memiliki nilai thitung > ttabel yang berarti bahwa soal-soal tersebut mampu membedakan dengan nyata antara siswa yang berkemampuan baik dan berkemampuan kurang baik. Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal-soal dari kedua test menunjukkan bahwa kedua test layak untuk digunakan sebagai alat pengambil data.