HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN INTERNET SEKOLAH DENGAN MOTIVASI SISWA UNTUK MENELUSURI BAHAN AJAR : Studi Deskriptif Korelasional Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang.

(1)

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN INTERNET SEKOLAH DENGAN

MOTIVASI SISWA UNTUK MENELUSURI BAHAN AJAR

(Studi Deskriptif Korelasional Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Disusun Oleh: Zakky Bunyanum Marsus

NIM 0900653

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Sekolah Dengan Motivasi Siswa Untuk

Menelusuri Bahan Ajar

Oleh

Zakky Bunyanum Marsus

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Zakky Bunyanum Marsus 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Zakky Bunyanum Marsus (0900653). Hubungan Antara Pemanfaatan Internet

Sekolah Dengan Motivasi Siswa Untuk Menelusuri Bahan Ajar. (Studi Deskriptif Korelasional terhadap Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang).

Skripsi, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Tahun 2014.

Berlandaskan oleh aktifitas utama siswa di sekolah yaitu melaksanakan proses pembelajaran, sudah seharusnya terintegrasi dengan teknologi internet di dalamnya dan memacu motivasi para elemen di sekolah untuk meraih tujuannya yaitu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Penelitian ini mengacu pada masalah yang telah dirumuskan, yaitu: 1) Bagaimanakah persepsi siswa terhadap pemanfaatan internet sekolah untuk menelusuri bahan ajar ? 2) Bagaimanakah motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar dengan menggunakan internet sekolah ? dan, 3) Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan internet sekolah dengan motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar ?.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “pemanfaatan internet sekolah berhubungan secara positif dan signifikan dengan motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar.” Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional dan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket dan wawancara. Sampel yang digunakan sebanyak 50 siswa. Pengolahan data menggunakan perhitungan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 20. Data diolah menggunakan rumus uji korelasi Product Moment. Pengolahan data dilakukan dengan langkah : 1) mendeskripsikan data temuan, 2) uji validitas dan reliabilitas, 3) pengujian hipotesis, 4) penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil kajian yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa pemanfaatan internet sekolah berhubungan secara signifikan dengan motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar,dengan nilai korelasi 0,383. Persepsi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang terhadap pemanfaatan internet sekolah untuk menelusuri bahan ajar sangat baik dengan kriteria interpretasi skor sebesar 74,2 % dan tergolong dalam kategori yang kuat. Tingkat motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar dengan menggunakan internet sekolah didapat termasuk dalam kategori yang sangat baik dengan kriteria interpretasi skor sebesar 68,9 % dan tergolong dalam kategori yang kuat. Pemanfaatan internet sekolah dengan motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar berhubungan dengan positif dan signifikan dengan kriteria interpretasi koefisien korelasi yang cenderung rendah.


(5)

ABSTRACT

Zakky Bunyanum Marsus (0900653). The Relationship Between School Internet

Utilization With The Motivation Of Students To Navigate The Learning Materials. (Correlational descriptive study of grade VIII SMP Negeri 1 Lembang).

Thesis, Department of Curriculum and Educational Technology, Faculty of

Education, Indonesia University of Education, Bandung, 2014.

Based on the main activities by students in a school that is implementing the learning process, it should be integrated with the internet technology in it and spur the motivation element at the school to reach its goal of creating qualified human resources. This study refers to a problem that has been formulated, namely: 1) how did the student perception of school internet use to search for learning materials? 2) how does the motivation of students to browse materials by using the internet to school? and, 3) whether there is a positive and significant relationship between utilization of internet by school student's motivation to navigate the learning materials?.

The hypothesis presented in this study are: "school internet utilization associated positively and significantly with the motivation of students to browse materials." The research method used is descriptive korelasional method and technique of data collection by way of spreading the question form and interview. The sample used as many as 50 students. Data processing using the calculation of SPSS (Statistical Product and Service Solution) version 20. The Data were processed using the formula tests Product Moment correlation. Processing of data is carried out by steps: 1) describes the data, 2) test of validity and reliability, 3) hypothesis testing, 4) withdrawal of the conclusion.

Based on the results of the study are obtained, can be drawn the conclusion that the utilization of the internet school is associated significantly with the motivation of students to navigate the learning materials, with a value of 0,383 correlation. The perception of VIII grade students of SMP Negeri 1 Lembang against exploiting the internet to browse the school materials with very good interpretation of the criterion score of 74,2% and belongs in the category. The level of motivation of students to browse materials by using the internet the school had included in the category of very good interpretation criteria score of 68.9% and belongs in the category. School internet utilization with the motivation of students to browse materials related to a positive and significant with a correlation coefficient interpretation criteria tend to be low.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Hasil Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG PEMANFAATAN INTERNET SEKOLAH DENGAN MOTIVASI SISWA UNTUK MENELUSURI BAHAN AJAR A. Internet ... 12

1. Internet Dan Fasilitasnya ... 12

2. Internet Sebagai Media Informasi ... 15

B. Konsep Internet Sekolah ... 17

1. Pengertian Internet Sekolah ... 17

2. Tujuan dan Fungsi Internet Sekolah ... 18

3. Prinsip Pemanfaatan Internet Sekolah ... 20

4. Langkah – Langkah Penerapan Internet Sekolah ... 21

C. Motivasi ... 23

D. Bahan Ajar ... 28

1. Pengertian Bahan Ajar ... 28

2. Kedudukan Bahan Ajar Dalam Sistem Pembelajaran ... 29


(7)

4. Fungsi Bahan Ajar Berdasarkan Dalam Strategi Pembelajaran Yang

Digunakan ... 32

5. KarakteristikBahan Ajar ... 33

6. Pengelompokan Bahan Ajar ... 36

E. Asumsi ... 41

F. Hipotesis ... 42

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Metode Penelitian... 43

B. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 45

1. Populasi Penelitian ... 45

2. Sampel Penelitian ... 46

C. Definisi Operasional ... 47

D. Instrumen Penelitian ... 48

1. Angket ... 48

2. Wawancara ... 49

3. Analisis Validitas Instrumen ... 49

4. Uji Realibilitas ... 50

E. Prosedur Penelitian ... 51

F. Teknik AnalisisData ... 52

1. Menghitung Skor Penelitian ... 53

2. Uji Normalitas ... 53

3. UjiHipotesis ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian... 56

1. Hasil Uji-coba Instrumen ... 56

2. Deskripsi Hasil Penelitian Tentang Gambaran Pemanfaatan Internet Sekolah ... 60

3. Deskripsi Hasil Penelitian Tentang Gambaran Motivasi Siswa Untuk Menelusuri Bahan Ajar ... 70


(8)

4. Uji Hipotesis Mengenai Hubungan Antara Pemanfaatan Internet

Sekolah Dengan Motivasi Siswa Untuk Menelusuri Bahan Ajar ... 82

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

1. Pemanfaatan Internet Sekolah (Variabel X) ... 85

2. Motivasi Siswa Untuk Menelusuri Bahan Ajar (Variabel Y) ... 91

3. Hubungan Antara Pemanfaatan Internet Sekolah Dengan Motivasi Siswa Untuk Menelusuri Bahan Ajar ... 97

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 101

1. Simpulan Umum ... 101

2. Simpulan Khusus ... 101

B. Rekomendasi ... 102

1. Pihak Sekolah ... 102

2. Peneliti Selanjutnya ... 103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Semakin bertambahnya tahun dan berkembangnya zaman, maka tak ayal lagi jika perkembangan teknologi informasi saat ini mulai cepat dan merata, hal ini pun sudah menjalar dan merambah ke berbagai sektor kehidupan dalam kultur yang semakin beragam, salah satunya dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam dunia pendidikan. Bila dahulu teknologi informasi hanya bisa “dinikmati” oleh para kalangan bisnis, akan tetapi berbagai fakta menyebutkan bahwa hari ini pengguna perangkat teknologi informasi dan komunikasi bukan hanya kalangan

high-class saja, semua jenis perkembangan teknologi sekarang sudah bisa diakses

dan digunakan masayarakat Indonesia oleh kalangan menengah bahkan sampai kalangan bawah pun ikut merasakan dari perkembangan teknologi tersebut. Hal tersebut diperkuat dengan data yang diriris oleh situs internetworldstats.com (2012), antara lain sebagai berikut:

Gambar 1.1

Diagram Penggunaan Internet di Asia

Saat ini perangkat teknologi informasi terutama komputer dan internet bukan lagi barang mahal dan tabu lagi di dalam kehidupan sosial. Jika dahulu komputer dan internet hanya ada pada instansi dan perusahaan besar saja, maka


(10)

saat ini disetiap rumah dan sekolah hampir memilikinya, bahkan ketika munculnya warung internet dan rental komputer, maka kedua penyedia jasa tersebut menjadi lahan para masyarakat umum untuk mengkonsumsi “lebih” komputer dan layanan internet.

Ini semua ditandai dengan semakin mudahnya masyarakat dalam mengakses internet, terutama di daerah-daerah, kini dengan hadirnya warung-warung internet, mempermudah semua orang tanpa terkecuali untuk mengakses informasi dan sebagainya melalui internet. Namun, sampai hari ini mayoritas pengguna internet di Indonesia biasa memanfaatkan internet untuk mengakses mesin pencari (google), pemanfaatan e-mail serta didominasi oleh penggunaan jejaring seperti

facebook, twitter dan sebagainya. Ali Muhtadi (2005:12) menjelaskan dalam

penelitiannya bahwa, “warnet banyak dikunjungi hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Kenyataan ini menunjukkan fakta bahwa aspek rekreatif lebih dipentingkan oleh pengunjung warnet daripada aspek edukatifnya.” Sejalan dengan hasil penelitian diatas, Herry Hermawan (2011:44) mengungkapkan, “besarnya pengaruh variabel hiburan terhadap variabel intensitas menggunakan internet yaitu 32,6 % atau dengan kata lain ada hubungan linier antara variabel hiburan dengan variabel intesitas untuk menggunakan internet.” Hasil penelitian tersebut sebenarnya sangat jelas menggambarkan jika masayarakat Indonesia cenderung lebih tertarik untuk membuka internet dengan tujuan untuk mencari hiburan dan masih mengesampingkan untuk menelusuri masalah pembelajaran.

Sebagai negara yang besar dan berkembang akan penduduknya, masyarakat Indonesia juga memiliki kecenderungan dalam hal perbedaan umur dalam mengakses internet. Dalam situs beritaunik (2012), dikemukakan bahwa

penetrasi internet di Indonesia pada segmen penduduk usia 15-19 tahun paling tinggi dibandingkan segmen usia lain dengan persentase sebesar 64 persen, diikuti usia 20-24 tahun sebesar 42 persen. Berikutnya usia 25-29 tahun sebesar 28 persen, kemudian usia 30-34 tahun sebesar 16 persen, usia 40-44 tahun sebesar 12 persen, dan usia 45-50 tahun sebesar 5 persen. Banyaknya segmen pengguna internet dikalangan usia 20 tahun serta membludaknya pengguna internet di Indonesia seharusnya sudah cukup membuktikan bahwa usia pelajar merupakan konsumen terbesar dalam


(11)

pengaksesan internet. Pemerintah seharusnya cepat tanggap dalam menanggulangi serta mengarahkan minat pelajar yang begitu besar ini ke arah yang lebih positif. Peran orang tua sangat diperlukan untuk membimbing anak-anaknya yang mulai mengenal teknologi internet.

Penggunaan internet hari ini memang banyak didominasi oleh kawula muda baik tingkat pelajar ataupun mahasiswa. Melihat dominasi dari kalangan anak muda ini, bukan berarti kaum yang sudah berumur atau tua sekalipun tidak menggunakan internet ini. Faktanya, penggunaan internet tidaklah sulit atau serumit yang banyak orang awam katakan. Dominasi kaum muda dengan penggunaan jaringan internet ini lebih disebabkan karena pergaulan dan lingkungan disekitarnya. Faktor lingkungan ini tidak bisa kita kesampingkan, karena faktanya memang lingkungan urban atau perkotaan mempengaruhi kehidupan sosial juga. Barata (2013) dalam harian berita online suara merdeka mengungkapkan, “sampai kini, baru terdapat 74 juta pengguna internet di Indonesia. Angka itu baru setara 29% dari total penduduk. Itupun kebanyakan masih berada di wilayah perkotaan.” Fakta tersebut ternyata masih jauh dari harapan pemerintah untuk mencapai target “melek” internet sebanyak 50% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2015 nanti.

Kehadiran internet mencoba mengurangi batasan jarak dan waktu. Dengan kata lain, seluruh komunikasi ini adalah kumpulan jaringan global yang jumlahnya sampai dengan jutaan atau bahkan puluhan juta sambungan antara perangkat satu dan lainnya dengan menggunakan Transmission Control Protocol atau Internet Protocol (TCP/IP) didukung media komunikasi yang canggih seperti satelit dan paket radio. (Oetomo, 2007:23). Selanjutnya Boedi Soetedjo (2007:2) mengemukakan, “dengan adanya internet, seolah-olah bumi menyusut seperti desa yang kecil. Para warganya dapat saling berjumpa, bertegur sapa, berdagang, berbelanja, sekolah dan berwisata.” Sependapat dengan pernyataan di atas, setidaknya sampai saat ini, internet telah banyak dibahas atau bahkan digunakan oleh berbagai perusahaan, organisasi pemerintah, institusi pendidikan atau bahkan perorangan dan semua ini tersambung dalam jaringan raksasa ini.


(12)

Semakin canggihnya perangkat lunak dan perangkat keras dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi sedikit banyak mulai menggerakkan hampir sebagian besar masyarakat dunia menuju era gadget serta era informasi, dimana informasi telah menjadi kebutuhan pokok dan komoditas baru. Era yang demikian dipicu oleh teknologi informasi yang sangat berperan dalam mempercepat pengolahan data menjadi informasi serta menambah keakuratan dari informasi tersebut. Tidak sampai situ saja, teknologi informasi juga berperan mendistribusikan data yang telah menjadi informasi ke seluruh dunia melalui sistem jaringan raksasa yang sekarang kita kenal dengan nama internet. (Sutopo, 2012:52)

Jaringan internet telah menjadi pelopor dalam terjadinya revolusi teknologi. Terciptanya internet telah melahirkan “dunia baru” yang memiliki pola, karakteristik, serta corak yang sangat berbeda dengan dunia nyata. Internet juga telah mengubah pola kehidupan sehari-hari, perilaku pengguna teknologi, serta berbagai konsep dan sistem bisnis, pendidikan, pemerintahan, hubungan sosial dan lain sebagainya. (Oetoemo, 2007:2) Berbagai penelitian tentang internet dan kehidupan sosial telah banyak dilakukan. Dalam penelitiannya, Yudaninggar (2013:12) mengemukakan beberapa peranan internet dalam perubahan sosial masyarakat, antara lain:

1. Merubah mindset masyarakat melalui informasi yang diperoleh dari internet. 2. Internet berperan dalam menimbulkan perubahan perilaku masyarakat. 3. Internet digunakan sebagai support system kegiatan usaha masyarakat.

Beberapa faktor seperti latar belakang sosial masyarakat dan intensitas penggunaan internet oleh masing-masing individu sangat mempengaruhi terutama pada pola mereka berkomunikasi dan interaksi antar individu, pengembangan ekonomi masyarakat serta kebebasan menyampaikan pendapat dari setiap individu. (Yudaninggar, 2013:13)

Dunia pendidikan dan belajar mengajar yang lebih menekankan komunikasi dan penyampaian pesan (informasi) dalam kegiatannya ini seharusnya sudah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang tentunya untuk membantu serta meningkatkan kualitas dalam pembelajaran, baik dalam bidang


(13)

ke-administrasian sekolah ataupun fasilitas sekolah. Bahkan, seharusnya teknologi informasi komunikasi ini sudah harus menyentuh aspek siswa sebagai pelaku utama dalam pembelajaran dalam lingkup sempit seperti dalam proses pembelajaran dan penelusuran informasi untuk keperluan akademiknya, atau dalam lingkup pendidikan secara keseluruhan seperti pemanfaatannya dalam sistem informasi akademik ataupun untuk promosi kegiatan sekolah di situs internet. Munculnya sekolah-sekolah bertaraf internasional ataupun sekolah swasta elit yang mulai memanfaatkan fasilitas internet ini adalah sebagai contoh dalam pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi khususnya dalam pemanfaatan jaringan internet bagi semua sekolah dan instansi pendidikan di seluruh Indonesia.

Sebenarnya, perkembangan serta pemanfaatan internet di sekolah telah digagas sejak beberapa tahun yang lalu. Dari wilayah timur Indonesia, Sekolah Menengah Pertama 1 Jayapura di awal tahun 2011 mulai memanfaatkan jaringan internet. Pembangunan jaringan internet serta pembuatan website sekolah adalah langkah awal pihak sekolah untuk mulai memanfaatkan internet untuk keperluan pendidikan. Edwin Olaf (2011) dalam website resmi SMP Negeri 1 Jayapura berpendapat, “kami mengharapkan agar siswa-siswi di almamater kami ini dapat memanfaatkan internet untuk belajar sendiri secara cepat, sehingga akan meningkatkan dan memperluas pengatahuan, belajar berinteraksi dan mengembangkan kemampuan dalam segala bidang.”

Internet tentu saja tak hanya mulai dimanfaatkan di Jayapura saja. Sebagai pusat dari pemerintahan Indonesia, wilayah pulau Jawa yang menjadi kawasan terpadat di Indonesia, PT. Telekomunikasi Indonesia sempat merencanakan untuk menyebarkan terus jaringan internet ke seluruh daerah di Indonesia dengan menambah jaringan internet di sekolah-sekolah. Operator tersebut berencana menyiapkan akses internet kepada 40 ribu sekolah yang difokuskan awal di daerah Jawa Timur, dan sekarang baru mencapai 600 sekolah di seluruh Jawa Timur, dengan paling banyak berada di kota Surabaya dengan capaian 147 sekolah, serta mempunyai target pemasangan access point sebanyak 10 ribu sekolah di Surabaya karena memang persentase peminatnya hampir 30 persen. Susatyo (2013) dalam


(14)

harian online JPNN Mobile mengungkapkan “Telkom Indonesia akan fokus pada program Indonesian Digital School (Indischool) di Jawa Timur tahun 2013 ini. Segmen pelajar merupakan konsumen yang paling mempunyai potensi soal konsumsi internet.”

Sedangkan untuk daerah Jawa Barat terutama kota Bandung, Walikota Ridwan Kamil sedang memulai usahanya untuk menata kembali Bandung dan memajukan sumber daya manusianya. Ridwan Kamil (2013) dalam harian online Tribunnews mengungkapkan “kami ingin menjadikan Bandung sebagai kota yang paling terkoneksi internetnya se-Indonesia. Kami bekerja sama dengan pihak ketiga, dalam hal ini dengan PT Telkom, yang memasang wifi di semua pelosok Kota Bandung.” Pemasangan wifi oleh PT Telkom Indonesia ini merupakan bentuk corporate social responsibility (CSR). Dari rencana 5.000 titik, yang dipilih sebagian besar di ruang yang banyak menjadi tempat berkumpul, seperti balai RW, taman, rumah ibadah, hingga pasar.

Sebelum ide dari walikota muncul akhir-akhir ini, sebenarnya sudah ada beberapa sekolah yang telah memanfaatkan akses internet di dalamnya. Tepat di daerah utara Bandung, SMP Negeri 1 Lembang adalah salah satu contoh sekolah yang mulai memanfaatkan kecanggihan teknologi masa kini. Internet sekolah yang sejatinya telah mulai dirintis sejak tiga tahun yang lalu merupakan salah satu pemenuhan sarana dan prasarana serta fasilitas sekolah dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas sekolah tentunya. Akses internet 24 jam yang terpasang secara nirkabel (wi-fi) di hampir setiap sudut sekolah dan pemasangan

local area network (LAN) di ruang guru dan laboratorium komputer dengan

menggunakan kabel dan terhubung ke setiap komputer.

Akses internet yang disediakan oleh sekolah tersebut menandakan betapa pentingnya teknologi informasi dalam dunia pembelajaran. Setiap siswa dan guru disana berhak mengakses internet untuk keperluan yang positif tentunya. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, fasilitas internet masih banyak menemui beberapa hambatan teknis seperti kendala jaringan yang lambat karena banyaknya pengguna di sekolah tersebut dan masih kurangnya pemeliharaan (maintenance) perangkat teknologi informasi dan komunikasi di sekolah tersebut.


(15)

Contoh kasus pengembangan internet di Bandung, Jawa Barat serta wilayah Jawa Timur merupakan upaya dari pemerintah dan pihak swasta untuk memajukan sumber daya manusia Indonesia. Sedangkan pemanfaatan internet sekolah di Lembang, Bandung dan terutama wilayah Jayapura, seharusnya membuka mata masyarakat Indonesia untuk lebih memanfaatkan kemajuan teknologi internet untuk hal-hal yang bersifat positif dan mendidik. Jika wilayah timur Indonesia saja sudah mulai mengembangkan, seharusnya daerah lain di Indonesia juga sudah mulai memanfaatkan serta mengembangkannya.

Proses belajar adalah proses untuk merubah dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan di dalam proses belajar tersebut terdapat informasi-informasi (pengetahuan) yang harus diberikan kepada peserta didik. Untuk memperoleh informasi harus dicari dari sumber-sumber yang berisikan informasi dan salah satu sumber informasi tersebut adalah internet. Internet adalah pusat informasi yang multiaspek, semua aspek kehidupan baik yang berdampak positif maupun negatif dapat diakses dan diperoleh dari internet. Oleh karena itu dalam pemanfaatan internet kita harus memiliki filter keimananan serta moralitas yang baik untuk menyeleksi informasi yang akan kita dapatkan nantinya.

Dalam dunia pendidikan, kegiatan pembelajaran bukanlah hanya sekedar menyampaikan informasi ataupun berinteraksi antar siswa dan guru saja, melainkan ada aspek yang lain yang nyata seperti sarana dan pra-sarana, media pembelajaran, bahan ajar atau lainnya. Selain aspek yang riil atau nyata seperti yang telah disebutkan, aspek non-riil seperti semangat dan motivasi juga sangat mempengaruhi proses pembelajaran tersebut. Sardiman (2004:75) mengemukakan bahwasanya,

dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan


(16)

semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Bicara motivasi berarti tidak akan lepas dari soal kebutuhan, seseorang akan terdorong melakukan sesuatu bila merasa ada suatu kubutuhan yang timbul akibat keadaan yang tidak berjalan dengan baik atau menuntut suatu kepuasan dalam suatu yang diinginkan. Kebutuhan manusia yang sifatnya dinamis berpengaruh juga terhadap motivasi setiap manusia untuk memenuhi semua kebutuhannya. Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi, makin tepat motivasi yang diberikan oleh guru atau lingkungannya, maka diharapkan hasil belajar siswa akan menjadi maksimal. Sejalan dengan hal di atas, Arif (2010:192) mengemukakan bahwa “motivasi yang merupakan aspek atau salah satu faktor psikologis dalam belajar mengandung arti yang penting yakni sebagai pendorong adanya suatu aktifitas belajar.”

Seperti diungkapkan sebelumnya, dalam proses belajar diperlukan adanya suatu aktifitas, karena pada hakikatnya proses belajar adalah berbuat. Berbuat dalam artian mengubah tingkah laku dan pengetahuan dan melakukan kegiatan dengan secara aktif. Siswa dituntut kreatif untuk mencari dan menempuh cara yang dilaluinya untuk mencapai suatu suatu pengetahuan atau nilai. Guru hanya memberikan acuan dan dan fasiltas saja dan siswa yang berbuat aktif, karena ini sesuai dengan hakikat anak didik sebagai manusia yang mempunyai potensi dan bisa berkembang secara optimal bila kondisi mendukungnya. Peran guru hanyalah perlu menciptakan kondisi yang kondusif untuk mengeluarkan semua potensi siswa. Perlu diketahui juga bahwasanya aktifitas pembelajaran ini tidak hanya aktifitas fisik semata, akan tetapi aktifitas mental juga berpengaruh besar terhadap siswa. Tanpa kedua aktifitas tersebut, proses belajar tidak mungkin terjadi. Logikanya, jika diantara kedua aktifitas tersebut tidak mengalami sinkronisasi, maka tidak berjalan baik juga hubungan antara keduanya. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian dari Amin (2011:122) yang menyebutkan, “semakin tinggi motivasi belajar siswa, maka semakin tinggi pula kegiatan belajar siswa.” Dalam penelitiannya, hipotesis yang diajukan oleh peneliti mencapai nilai KD sebesar


(17)

60,79 % dan menandakan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap kegiatan siswa ini dapat diterima.

Dunia pendidikan yang mulai membaur dengan teknologi informasi dan komunikasi seperti saat ini, bisa dilihat dengan diterapkannya kurikulum 2013 yang mulai mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi ke setiap proses pembelajaran beserta perangkatnya seperti media, guru dan siswa. Ini semua menuntut elemen yang terlibat di dalamnya memahami betul dan mulai mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, terutama dalam proses pembelajaran yang dipusatkan terhadap siswa (student-centered), yang menuntut peran aktif siswa dalam belajar, beraktifitas dan memperbaharui serta menambah ilmunya. Guru hanyalah berperan sebagai “alat pemancing” para siswa untuk terus giat mencari materi serta bahan ajar yang tersedia banyak secara

offline seperti di perpustakaan atau langsung bertanya kepada gurunya dan proses

penelusuran online dengan memanfaatkan fasilitas internet yang mulai banyak dipasang dan dimanfaatkan oleh sebagian besar instansi pendidikan dan sekolah. Menurut Kurniawati dalam hasil penelitannya mengungkapkan beberapa dampak yang ditimbulkan dengan pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran, antara lain:

a. Internet telah merubah anak untuk menjadi lebih kritis dan kreatif tidak hanya berpegang pada materi pelajaran yang ada di buku teks.

b. Siswa dapat mengembangkan topik yang diberikan dengan ide-ide baru yang sangat menarik.

c. Proses pembelajaran di kelas menjadi hidup karena tidak hanya guru yang ceramah didepan kelas, sudah ada interaksi antara siswa dan guru. d. Guru sekarang tidak harus banyak berbicara tetapi guru hanyalah seorang

yang membangkitkan dan menggali kemampuan siswa.

e. Guru merasa senang dalam setiap proses pembelajarannya karena suasana kelas menjadi lebih hidup.

f. Penggunaan komputer dan internet dapat mengurangi beban tugas guru dan siswa karena setiap tugas dapat dikerjakan dengan cermat, teratur, dan sistematik (Kurniawati, 2012:8)

Peran guru sebagai pemancing dan penyemangat di dalam proses belajar mengajar nampaknya akan menjadi stimulus dan motivasi tersendiri bagi siswa untuk terus beraktifitas dan belajar aktif, salah satunya dengan menelusuri bahan ajar melalui fasilitas internet yang memiliki jutaan katalog dan informasi yang


(18)

tersebar di seluruh penjuru dunia yang saling terhubung oleh jaringan raksasa ini baik itu yang positif atau negatif sekalipun. Lagi-lagi peran guru, orang tua siswa serta lingkungan yang kondusif lah yang bisa membuat suasana belajar aktif menjadi aman, menyenangkan dan pastinya bermanfaat.

Memperhatikan berbagai penjabaran di atas, maka penulis mencoba meneliti lebih jauh lagi dan mengeksplor segalanya dengan berdasarkan fenomena yang terjadi saat ini, dan akan mencoba mengungkapnya di penelitian ini yang akan di beri judul: “Hubungan Antara Pemanfaatan Internet Sekolah dengan Motivasi Siswa Untuk Menelusuri Bahan Ajar.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan sebelumnya diatas, peneliti mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin mudahnya masyarakat Indonesia dalam mengakses internet saat ini.

2. Kecendrungan masyarakat pengakses internet di Indonesia adalah segmen usia 15-19 tahun yang kebanyakan adalah usia anak sekolah.

3. Mulai diterapkannya kurikulum 2013di sekolah-sekolah terutama di daerah Bandung yang dimana mengintegrasikan teknologi informasi termasuk internet di dalam proses pembelajaran di sekolah.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Adapun permasalahan yang diangkat oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana persepsi siswa terhadap pemanfaatan internet sekolah untuk menelusuri bahan ajar ?

2. Bagaimana motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar dengan menggunakan internet sekolah ?

3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan internet sekolah dengan motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar?


(19)

D. Tujuan Penelitian

Selain rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis persepsi siswa terhadap pemanfaatan internet di sekolah untuk menelusuri bahan ajar.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar menggunakan internet sekolah

3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan antara pemanfaatan internet sekolah dengan motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar

E. Manfaat Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Guru

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pencerahan serta informasi bagi guru untuk menggunakan serta mengelola layanan internet sekolah sebagai salah satu potensi sumber ilmu yang ada di lingkungan sekolah.

2. Bagi Siswa

Dapat dijadikan sebagai sarana meningkatkan motivasi belajar dan menggali ilmu di lingkungan sekolah dengan memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan oleh sekolah untuk menunjang proses belajar di kelas.

3. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, diharapkan tulisan ini menjadi kumpulan data serta dapat memberikan gambaran umum pemanfaatan fasilitas sekolah terutama internet, dan akan menjadi manfaat baik untuk sendiri ataupun peneliti selanjutnya kelak.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Zainal Arifin (2011:29) mengemukakan,

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang disusun akan menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan-simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif juga mengedepankan rancangan penelitian berdasarkan prosedur statistik serta dalam pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian berupa tes, angket, observasi, dan wawancara. Pendekatan kuantitatif ini digunakan dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif korelasional, yakni mendeskripsikan mengenai hubungan antara pemanfaatan internet sekolah dengan motivasi siswa dalam penelusuran bahan ajar. Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam sebuah penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Rancangan ini berisi rumusan tentang objek atau subjek yang akan diteliti, teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan dan analisis data berkenaan dengan fokus masalah tertentu.

Zainal Arifin (2011:41) menerangkan, “pola-pola penelitian deskriptif antara lain survey, studi kasus, kausal komparatif, korelasional dan pengembangan.” Pemilihan metode deskriptif korelasional dalam penelitian ini didasari oleh maksud dari peneliti yang ingin mengkaji dan melihat hubungan antara pemanfaatan internet sekolah dengan motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar. Sejalan dengan itu Mohammad Ali (2010:65) mengungkapkan,

Studi korelasional tidak hanya dilakukan untuk memperoleh temuan-temuan terkait dengan hubungan kesejalanan antar dua atau lebih variabel, namun juga dapat dilakukan secara lebih kompleks dan mendalam, seperti membuat


(21)

prediksi, atau bahkan untuk dasar melakukan eksplorasi yang menuntun kearah pengujian hubungan kausal.

Fokus dalam penelitian ini adalah melihat apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan internet sekolah dengan motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar. Berdasarkan rumusan masalah yang ingin dijawab dan fokus utama dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian yang bersifat deskriptif korelasional, dengan pendekatan kuantitatif.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen (x) atau variabel yang tidak terikat dengan variabel yang lain dalam masalah ini, yaitu pemanfaatan

internet sekolah. Lalu variabel dependen (y) atau variabel yang terikat dengan

variabel lainnya yaitu, motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar. Sugiyono (2008:2) mengemukakan, “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi dengan hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.”

Hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Hubungan Antar Variabel

Keterangan :

XY : Hubungan antara pemanfaatan internet sekolah dengan motivasi siswa untuk

menelusuri bahan ajar. X

Y

XY

Motivasi Siswa Untuk Menelusuri Bahan Ajar

(Y)

Pemanfaatan Internet Sekolah (X)


(22)

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat yang terdiri atas 9 kelas. Dalam suatu penelitian, populasi adalah keseluruhan objek yang dijadikan sumber penelitian, mempunyai karakteristik tertentu sebagai objek, atau sasaran penelitian. Sebagai gambaran, populasi dapat dijabarkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2

Populasi Penelitian

Siswa SMP Negeri 1 Lembang

No. Kelas Jumlah Siwa

1. VIII-A 27

2. VIII-B 26

3. VIII-C 28

4. VIII-D 28

5. VIII-E 27

6. VIII-F 28

7. VIII-G 28

8. VIII-H 29

9. VIII-I 28

Jumlah Total 249

(Berdasarkan studi pendahuluan arsip tata usaha SMP Negeri 1 Lembang)

Alasan penggunaan kelas VIII untuk populasi dalam penelitian ini adalah kondisi kelas VIII yang sangat ideal untuk melakukan penelitian ini karena mereka telah mengenal kondisi internal sekolah beserta fasilitas yang ada di dalamnya selama satu tahun lebih. Kondisi ini sangat berbeda dengan kelas VII yang baru saja mengenal lingkungan SMP dan sedang dalam masa peralihan antara kondisi di sekolah dasar dan sekolah menengah, sedangkan untuk kelas IX, populasi ini dirasa kurang cocok karena memang mereka sedang fokus untuk ujian nasional. Jadi alangkah baiknya populasi ini ditentukan secara bijak dan diambil jalan tengahnya yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang.


(23)

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian adalah adalah suatu bagian dari populasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara

simple random sampling. Sugiyono (2012:118) mengemukakan, “teknik ini (simple random sampling) merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.

Arikunto (2006:134) mengungkapkan“…jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 –25% atau lebih.” Adapun penentuan sampel mengambil presisi yang ditetapkan sebesar 20% dari populasi yang berjumlah 249 siswa dan yang hasilnya mencapai 49,8. Jumlah sub kelas di tingkat kelas VIII ada sejumlah sembilan kelas, maka perhitungan angka 49,8 yang dibulatkan menjadi 50 orang akan dibagi dengan teknik proportionate random sampling, yaitu;

��= ��

� x � (Riduwan, 2010:254) Keterangan :

ni : jumlah sampel menurut stratum

n : jumlah sampel seluruhnya

Ni : jumlah populasi menurut stratum

N : jumlah populasi seluruhnya

Berikut adalah hasil perhitungan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.3

Jumlah Sampel Penelitian

Kelas VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F VIII G VIII H VIII I Total Jumlah Per-kelas 5 Siswa 5 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 6 Siswa 6 Siswa 6 Siswa 50 Siswa


(24)

Cara yang digunakan pada teknik simple random sampling penelitian ini adalah dengan cara ordinal. “Cara ordinal yaitu cara mengambil anggota populasi dari atas ke bawah” (Zainal Arifin, 2011:218). Hal ini dapat dilakukan dengan salah satunya cara mengambil lima sampai enam orang siswa dengan nomor urut presensi bilangan kelipatan angka 5, yaitu 5, 10, 15, 20, 25 dst.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan penafsiran istilah dalam penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Hubungan

Hubungan secara harfiah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI

offline) merupakan suatu keadaan yang saling berkaitan atau tersangkut-paut

antara satu dengan yang lainnya. Hubungan yang dimaksud di dalam penelitian ini

adalah keadaan dimana variabel bebas yaitu “pemanfaatan internet sekolah” saling berkorelasi dan mempengaruhi dengan varibel terikat yaitu “motivasi siswa dalam menelusuri bahan ajar.”

2. Internet

Secara harfiah, internet berasal dari kata interconnected network, atau bisa juga disebut dengan suatu sistem jaringan komputer yang saling terhubung satu sama lain secara luas dan tanpa mengenal batas wilayah geografis dan batas waktu untuk saling bertukar informasi sesama penggunanya. Boedi Soetedjo (2007:23) mengemukakan bahwa “internet ialah sebuah kumpulan global (mendunia) ribuan

jaringan komputer dan jutaan komputer pribadi yang dikelola secara bebas.”

Dalam penelitian ini, internet disini dapat diartikan dengan fasilitas jaringan internet yang disediakan oleh pihak sekolah untuk keperluan administrasi, publikasi serta pembelajaran.

3. Motivasi

Secara umum, motivasi menurut Hamzah B. Uno (2006:3) menyatakan

bahwa “istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai


(25)

bertindak atau berbuat.” Motivasi dalam penelitian ini bisa diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang siswa secara sadar atau tidak sadar untuk belajar serta memperoleh informasi berupa bahan ajar yang dia telusuri dari berbagai sumber.

D. Instrumen Penelitian

Sebuah instrumen dikatakan baik jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang digunakan dan dapat menangkap data variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yang berfungsi sebagai alat pengumpul data adalah angket dan observasi.

1. Angket

Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang permasalahan yang diajukan sebelumnya. Masalah tersebut adalah, (1) Bagaimana persepsi siswa terhadap pemanfaatan internet sekolah untuk menelusuri bahan ajar, serta (2) Bagaimana motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar dengan menggunakan internet sekolah. Kedua masalah di atas sangatlah cocok untuk dicari datanya melalui angket tertutup dan bisa diolah secara statistika dan dapat menyimpulkan hasil dari kedua masalah diatas.

Angket tertutup adalah angket dimana pertanyaan atau pernyataan yang telah memiliki alternatif jawaban yang tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau respon lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban. Skala yang digunakan dalam angket ini menggunakan skala likert dengan skala deskriptif (SS, S, R, TS, STS). “Dasar dari skala likert ini adalah merespon seseorang terhadap sesuatu dapat dinyatakan dengan pernyataan persetujuan (setuju-tidak setuju) terhadap suatu objek” (Syaodih, 2007:238). Dengan demikian, maka penyusun kuisioner cukup menyajikan alternatif jawaban yang paling cocok, sesuai dengan maksud dirumuskannya jawaban tersebut (kuisioner tertutup) atau yang jawaban sepenuhnya diserahkan pada responden (kuisioner terbuka).


(26)

Tabel 3.4

Rentang Skala Likert

Pernyataan sikap

Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju/Ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Favorable (+) 5 4 3 2 1

Unfavorable (-) 1 2 3 4 5

(Syaodih 2007:240)

2. Wawancara

Dalam instrumen ini, peneliti melakukan wawancara yang dilakukan secara lisan dengan pertemuan tatap muka secara individual untuk mendapatkan atau mengungkapkan informasi mengenai hubungan pemanfaatan internet sekolah dengan motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar menurut perspektif, pengalaman atau perasaannya. Pelaksanaan wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan masalah dari penelitian ini, sehingga memperoleh tambahan data serta penguat informasi dari seluruh informasi yang dikumpulkan mengenai pemanfaatan internet sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lembang.

3. Analisis Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang mengukur tingkat keabsahan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diharapkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Metode validitas dari instrumen angket menggunakan teknik uji validitas

empirical validity, dimana angket yang digunakan diujikan kepada sampel yang

bukan sampel penelitian kemudian skor-skor yang diperoleh dari tes angket tersebut dihitung menggunakan rumus product moment dari Karl Pearson. Adapun perhitungannya menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson, yaitu :

� = � −( ) ( )

[�� 2−( )2][� 2−( )2]


(27)

Keterangan :

: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y : Jumlah responden

: Jumlah jawaban item : Jumlah item keseluruhan

Uji validitas digunakan untuk menguji angket dengan menghitung nilai validitas dari setiap butir soal yang ada dalam angket. Angket yang digunakan ini akan diujikan kepada 50 sampel yang bukan sampel sebenarnya, kemudian skor-skor yang diperoleh dari angket tersebut dihitung menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson dengan bantuan Microsoft Excel 2010.

4. Uji Realibilitas

Reliabilitas soal/pertanyaan dimaksudkan untuk melihat keajegan atau konsistensinya soal dalam mengukur respon siswa sebenarnya. Zainal Arifin (2012 : 248) mengemukakan “reliabilitas adalah derajat konsisten instrumen yang bersangkutan.” Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mencari reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha adalah sebagai berikut:

a. Mencari Varians Total

(Sugiyono, 2008:365) Keterangan :

: Varians total

: Jumlah kuadrat skor total setiap responden

: Jumlah kuadrat seluruh skor total dari setiap responden n : Jumlah responden uji coba

b. Mencari Harga-Harga Varians Setiap Item


(28)

Keterangan:

: Varians butir setiap varians

: Jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap varians

: Jumlah kuadrat skor seluruh responden dari setiap item

N : Jumlah responden uji coba c. Rumus Alpha

�11=

� −1 1−

��2

��2

(Arikunto, 2006:196) Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir item

: Jumlah varians item

: Varians total

Metode uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas cronbach’s alpha dengan menggunakan program SPSS versi 20.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian secara umum dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

1. Membuat Rancangan Penelitian

a. Memilih masalah penelitian dengan melakukan studi literatur terlebih dahulu seperti buku bacaan, internet, skripsi, dan sebagainya.

b. Melakukan studi pendahuluan yang terdiri dari 3 objek, yaitu paper (skripsi, buku, internet, dsb), person (konsultasi dengan dosen pembimbing Akademik dan guru sekolah), dan place (mengunjungi sekolah yang terkait, melihat kondisi fasilitas internet dan kondisi laboratorium komputer).

c. Merumuskan masalah dengan melakukan perumusan judul, membuat desain penelitian sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan diteliti. Kegiatan ini disertai dengan konsultasi dengan dosen pembimbing Akademik.

d. Setelah masalah ditemukan, peneliti kemudian merumuskan asumsi dasar penelitian yang ditindaklanjuti oleh perumusan hipotesis.


(29)

e. Memilih pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptifkorelasional. f. Menentukan variabel dan sumber data. Terdapat dua variabel dalam penelitian

ini yaitu pemanfaatan internet sekolah dan motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar, sedangkan sumber data berasal dari angket/kuisioner.

g. Menentukan dan menyusun instrumen yang dilakukan atas kerjasama dengan dosen pembimbing skripsi.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data diawali dengan menentukan sampel yang akan diberikan lembaran pertanyaan dalam kuisioner yang telah melalui expert judgement.

3. Analisis Data

Proses analisis data dalam penelitian ini terdiri atas uji normalitas dan uji hipotesis.

4. Menarik Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan dengan hasil pengolahan data dari hasil pengolahan data dari jawaban kuisioner yang terlah terkumpul setelah angket tersebut disebarkan.

5. Membuat Laporan Penelitian

Menulis laporan penelitian dalam bentuk tertulis sesuai dengan kaidah-kaidah pedoman penulisan karya ilmiah UPI tahun 2013.

F. Teknik Analisis Data

Setelah peneliti melakukan penelitian dilapangan dan mengumpulkan data-data, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan analisis data. Data yang dikumpulkan merupakan data yang masih bersifat mentah karena data yang diperoleh masih berupa uraian menganai subjek yang diteliti seperti pengetahuan, pengalaman, pendapat maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengolahan data adalah:

1. Menghitung jumlah lembar jawaban yang telah diisi oleh responden. 2. Memeriksa hasil jawaban responden dan memberikan skor.


(30)

3. Mentabulasikan data, yang meliputi kegiatan menghitung skor mentah yang telah diperoleh dari responden.

4. Mengolah data menggunakan uji statistika non-parametrik atau parametrik berdasarkan hasil uji normalitas. Jika data berdistribusi normal, maka pengolahan data menggunakan statistika parametrik. Sebaliknya, jika data tidak berdistribusi normal, maka digunakan statistika non-parametrik.

5. Menguji hipotesis dengan uji-t, jika t hitung > t tabel, maka hipotesis nol ditolak

dan begitu juga sebaliknya.

6. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

1. Menghitung Skor Penelitian

Penghitungan skor dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah terkait hubungan pemanfaatan internet sekolah dengan motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar. Skor yang telah didapat lalu diinterpretasikan sesuai kriteria interpretasi yang telah ditetapkan. Seperti yang dikemukakan oleh Riduwan (2010:18), tentang menentukan kriteria interpretasi, adalah sebagai berikut:

a. Menghitung skor indeks maksimum, dengan cara:

(skor tertinggi = 5) x (jumlah item setiap aspek) x (jumlah responden) b. Menghitung rentang untuk kategori interpretasi persentase skor, dengan

cara:

Jumlah Total Skor

Nilai Skor Maksimumx 100 %

c. Menentukan kriteria interpretasi skor seperti berikut:

0 % 20 % 40 % 60 % 80 % 100 % Sangat lemah Lemah Cukup Kuat Sangat Kuat

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dipakai untuk menentukan analisis data yang digunakan, apabila data yang diperoleh berdistribusi normal maka dapat menggunakan statistika parametrik, namun apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal maka statistika yang digunakan adalah statistika non-parametrik. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov yang bertujuan untuk apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dapat dihitung dengan menggunakan bantuan SPSS (Statistical


(31)

bahwa data yang signifikansinya di atas 0,05 maka data berdistribusi normal. Sebaliknya, jika data signifikansinya di bawah 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan. Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dilakukan langkah pengujian sebagai berikut:

a. Menghitung Koefisien Korelasi

Koefisisen korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel. Jika data yang ada berdistribusi normal maka rumus yang digunakan adalah koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson, dengan rumus sebagai berikut:

� = � −( ) ( )

[� 2−( )2][� 2−( )2]

(Arikunto 2006:254) Keterangan :

: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y : Jumlah responden

: Jumlah jawaban item : Jumlah item keseluruhan

Sedangkan jika data yang ada berdistribusi tidak normal, maka pengolahan data dilakukan dengan statistika non-parametrik. Rumus yang dipakai adalah korelasi rank spearman, dengan rumus sebagai berikut:

=1− (6 ��) 2

�(�2−1)

(Sugiyono, 2012:229) Keterangan:

: Koefisien korelasi n : Jumlah responden


(32)

b. Keberartian Korelasi

Keberartian korealasi dimaksudkan untuk mengetahui berarti tidaknya hubungan antaria variabel X (pemanfaatan internet sekolah) dengan variabel Y (motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar), dengan menggunakan kriteria interpretasi koefisien korelasi. Koefisien korelasi biasanya berkisar antara +0,00 s/d 1,00, tanda (+) berarti menunjukkan arah hubungan positif, tanda (-) menunjukkan arah hubungan negatif. Nilai koefisien korelasi yang telah dihitung kemudian diinterpretasikan berdasrkan tabel berikut ini:

Tabel 3.5

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisen Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono 2012:257)

c. Uji Signifikansi Korelasi

�= � � −2 1− �2

(Sugiyono, 2012:257 ) Keterangan:

t : Nilai t hitung

: Nilai koefisien korelasi

n : Banyaknya data atau jumlah sampel

Setelah mendapatkan nilai t hitung dari uji signifikansi korelasi, kemudian

hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan nila t tabel. Setelah itu

dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitain. Jika t hitung > t tabel maka H0

ditolak dan H1 diterima dan apabila t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1


(33)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Setelah melakukan analisis dan proses olah data, maka diperoleh hasil dari pengolahan serta pengujian hipotesis, dan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemanfaatan internet sekolah dengan motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar di SMP Negeri 1 Lembang, Bandung.

2. Simpulan Khusus

Pada penelitian ini dirumuskan tiga simpulan khusus yang merupakan penjabaran dari simpulan umum di atas. Adapun simpulan khusus penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :

a. Persepsi siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Lembang terhadap pemanfaatan internet sekolah untuk menelusuri bahan ajar sangatlah baik dengan tingkat interpretasi persentase sebesar 74,2 % dan termasuk dalam kategori yang kuat. Hal ini terlihat dengan adanya kemampuan siswa dalam memahami dan memanfaatkan internet sekolah. Selain itu, interaksi sosial antara sesama siswa dan guru dalam membangun minat untuk menelusuri bahan ajar melalui internet sekolah ini sudah sangat baik. Ini semua menandakan siswa memahami pentingnya pemanfaatan internet sekolah untuk berbagai kebutuhan termasuk memenuhi kebutuhan tugasnya di kelas.

b. Tingkat motivasi siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Lembang untuk menelusuri bahan ajar termasuk kategori yang sangat baik dengan tingkat interpretasi persentase sebesar 68,9 % dan termasuk dalam kategori yang kuat. Siswa sangat antusias untuk dapat menemukan informasi dengan cara menelusuri bahan ajar melalui internet di sekolah. Setap siswa yang memiliki kebutuhan untuk memenuhi tugas serta minatnya tentu akan berusaha untuk mencapainya. Akan tetapi ada beberapa aspek dalam variabel ini yang belum optimal dan diharapkan kedepannya bisa lebih baik lagi.


(34)

c. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan internet sekolah dengan motivasi untuk menelusuri bahan ajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,383 dan termasuk dalam koefisien yang lemah karena beberapa aspek dalam variabel y berada di kategori yang cukup dan lemah. Hal ini terlihat adanya korelasi antara keberadaan internet sekolah, kemampuan untuk memanfaatkannya serta untuk memenuhi segala kebutuhannya di sekolah. Upaya pemenuhan dari berbagai kebutuhan yang timbul dari lingkungan sekolah ataupun yang timbul dari diri sendiri ini adalah bagian dari motivasi. Motivasi inilah yang menggerakkan siswa dalam proses menelusuri internet terutama untuk mencari bahan ajar di sekolah.

B. Rekomendasi

Hasil penelitian ini memberikan gambaran kepada semua pihak, baik peneliti sendiri, pihak sekolah, guru dan siswa tentunya. Peneliti mencoba mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Pihak Sekolah a. Guru

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa peranan guru dalam pemanfaatan internet sekolah untuk menelusuri bahan ajar sangatlah penting dalam proses pengawasan tiap siswa ketika berselancar internet di sekolah. Guru juga berperan penting sebagai jembatan untuk memahami serta mengarahkan siswa ketika pembelajaran menggunakan internet sekolah, karena variasi pembelajaran di kelas sangatlah penting untuk membangkitkan minat siswa terhadat mata pelajaran tertentu dan akan membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Oleh karena itu disarankan untuk setiap guru di sekolah yang sudah difasilitasi internet oleh sekolahnya untuk terus membuat inovasi dalam pembelajarannya menggunakan teknologi informasi terutama teknologi internet. Untuk pihak sekolah keseluruhan, proses maintenance perangkat keras (hardware) dalam bidang komputer dan jaringan internet harus terus dilaksanakan dan sebisa mungkin untuk mempunyai sumber daya manusia yang berperan sebagai


(35)

administrator serta yang mampu untuk menjadi teknisi laboratorium serta jaringan internet di sekolah.

b. Siswa

Keberadaan fasilitas internet sekolah yang semakin membaik diharapkan menjadi sarana meningkatkan motivasi belajar dan menggali ilmu di lingkungan sekolah dengan memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan oleh sekolah untuk menunjang proses pembelajaran di kelas dan meningkatkan potensi diri di dalam minatnya masing-masing.

2. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian mengenai pemanfaatan internet sekolah ataupun tentang motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar. Pada penelitian korelasional ini, peneliti hanya meneliti tentang hubungan antara pemanfaatan internet sekolah dengan motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar saja. Selanjutnya mungkin perlu diadakannya penelitian mengenai pemanfaatan dan pengaruhnya pada hasil belajar siswa atau faktor-faktor lainnya yang terdapat dalam proses pembelajaran di sekolah dan tentunya bermanfaat bagi semua pihak.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

A.M. Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Ali, M. (2010). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Hadi Soetopo, A. (2012). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam

Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Harjanto. (2012). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Asdi Mahasatya.

M.A. Nasution. (2009) Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar: Jakarta: Bumi Aksara.

Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Noegroho, A. (2010). Teknologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Praswoto. (2011), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Bandung: Diva Press.

Prayitno, E. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Purwanto, N. (1996). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rafiudin, R. (2006). Sistem Komunikasi Data Mutakhir, Yoyakarta: Penerbit

Andi.

Sadiman, A. dkk. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Susilana, R. dan Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, UPI Bandung.

Sutedjo Dharma Oetomo, B. dkk. (2007). Pengantar Teknologi Informasi Internet,


(37)

Reid, G. (2009) Memotivasi Siswa di Kelas: Gagasan dan Strategi, Terjemahan: Hartati Widiastuti, Jakarta : Indeks.

Riduwan dan Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Somantri, A, (2006). Aplikasi Statistika dan Penelitian. Bandung: Pustaka Setia Sudjana, N. dan Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:

Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, N. dan Rivai. (2009). Media Pengajaran ; Penggunaan dan

Pembuatannya. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

_______. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Syamsuddin, A. (1998) Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran

Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya.

______________. (2003) Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syaodih, N. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Syaodih, N. dan Ibrahim. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

UNESCO. (2009). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan:

Kurikulum untuk Sekolah dan Program Pengembangan Guru, Terjemahan:

Rusli, Jakarta : Gaung Persada Press.

Uno, H. B., (2009). Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang

pendidikan: Jakarta: Bumi Aksara.

Winardi, J. (2004). Motivasi dan Permotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yudaninggar, K. (2013). Internet Dan Perubahan Sosial. [tersedia] http://jurnal-kommas.com/docs/KARTIKASARI_D0209047.pdf. Diakses 2 Desember 2013


(38)

Jurnal dan Artikel Online

Hermawan, H. (2011). Hubungan Motivasi Dengan Intensitas Menggunakan Internet. Dalam Jurnal Wacana. [online] Vol 10, (2), 8 halaman. Tersedia: http://ejournalwacana.com/pdf/apr-juni%2012/40-47.pdf. Diakses 1 Desember 2013.

Hevi Kurniawati, V. (2012). Perilaku Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Belajar Pada Mata Pelajaran Sosiologi di SMA. [online], 10

halaman. Tersedia:

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/viewFile/417/202. Diakses 1 Desember 2013.

Kiswoyowati, A. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar dan Kegiatan Belajar Siswa Terhadap Kecakapan Hidup Siswa. [online], 7 halaman. Tersedia: http://jurnal.upi.edu/file/11-Amin_Kiswoyowati.Pdf. Diakses 2 Desember 2013.

Muhtadi, A. (2005). Mobilitas Mahasiswa Teknologi Pendidikan Mencari Sumber Belajar dalam Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran. [online],

15 halaman. Tersedia:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132280878/4.%20Mobilitas%20mah asiswa%20TP%20mencari%20sumber%20belajar%20dalam%20upaya%20 peningkatan%20kualitas%20pembelajaran.pdf. Diakses 2 Desember 2013. No Name. (2011). Implementasi Internet Sekolah. [online]. Tersedia di:

http://smpn1-jayapura.sch.id/berita/implementasi-internet-sekolah. Diakses 19 September 2013.

________. (2012). 10 Perilaku & Kebiasaan Berinternet Orang Indonesia. [online]. Tersedia di: http://www.beritaunik.net/unik-aneh/10-fakta-perilaku-kebiasaan-berinternet-orang-indonesia.html. Diakses 20 November 2013.

________. (2012). Asia Top Internet Countries. [online]. Tersedia di: http://www.internetworldstats.com/stats3.htm. Diakses 20 November 2013.

________. (2013). Pengguna Internet didominasi Penduduk Perkotaan. [online]. Tersedia_di:_http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_solo/2 013/11/21/180486/-Pengguna-Internet-Didominasi-Penduduk-Perkotaan. Diakses 1 Desember 2013.

________. (2013). Telkom Fokus Internet Sekolah. [online]. Tersedia di: http://jpnn.com/news.php?id=163871. Diakses 19 September 2013.

________. (2013). Informasi. [online]. Tersedia di:


(39)

________. (2013). Internet Society. [online]. Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/ISOC. Diakses 16 Oktober 2013.

________. (2013). Perkembangan Internet Sekolah Indonesia. [online]. Tersedia di: http://gurupembaharu.com/home/perkembangan-internet-sekolah-indonesia/. Diakses 16 Oktober 2013.

Sanusi. (2013). Al-Muhajirin Bandung, Masjid Pertama Dilengkapi Wifi Gratis. [online]. Tersedia di: http://www.tribunnews.com/regional/2013/11/16/al-muhajirin-bandung-masjid-pertama-dilengkapi-wifi-gratis. Diakses 2 Desember 2013.

Unwanullah, A. (2010) Arti Pentingnya Motivasi Dalam Belajar. [online], 7

halaman. Tersedia:

http://ejournal.unirow.ac.id/ojs/files/journals/2/articles/4/public/10.%20Arif. pdf. Diakses 2 Desember 2013.


(1)

102

c. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan internet sekolah dengan motivasi untuk menelusuri bahan ajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,383 dan termasuk dalam koefisien yang lemah karena beberapa aspek dalam variabel y berada di kategori yang cukup dan lemah. Hal ini terlihat adanya korelasi antara keberadaan internet sekolah, kemampuan untuk memanfaatkannya serta untuk memenuhi segala kebutuhannya di sekolah. Upaya pemenuhan dari berbagai kebutuhan yang timbul dari lingkungan sekolah ataupun yang timbul dari diri sendiri ini adalah bagian dari motivasi. Motivasi inilah yang menggerakkan siswa dalam proses menelusuri internet terutama untuk mencari bahan ajar di sekolah.

B. Rekomendasi

Hasil penelitian ini memberikan gambaran kepada semua pihak, baik peneliti sendiri, pihak sekolah, guru dan siswa tentunya. Peneliti mencoba mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Pihak Sekolah a. Guru

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa peranan guru dalam pemanfaatan internet sekolah untuk menelusuri bahan ajar sangatlah penting dalam proses pengawasan tiap siswa ketika berselancar internet di sekolah. Guru juga berperan penting sebagai jembatan untuk memahami serta mengarahkan siswa ketika pembelajaran menggunakan internet sekolah, karena variasi pembelajaran di kelas sangatlah penting untuk membangkitkan minat siswa terhadat mata pelajaran tertentu dan akan membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Oleh karena itu disarankan untuk setiap guru di sekolah yang sudah difasilitasi internet oleh sekolahnya untuk terus membuat inovasi dalam pembelajarannya menggunakan teknologi informasi terutama teknologi internet. Untuk pihak sekolah keseluruhan, proses maintenance perangkat keras (hardware) dalam bidang komputer dan jaringan internet harus terus dilaksanakan dan sebisa mungkin untuk mempunyai sumber daya manusia yang berperan sebagai


(2)

103

administrator serta yang mampu untuk menjadi teknisi laboratorium serta jaringan internet di sekolah.

b. Siswa

Keberadaan fasilitas internet sekolah yang semakin membaik diharapkan menjadi sarana meningkatkan motivasi belajar dan menggali ilmu di lingkungan sekolah dengan memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan oleh sekolah untuk menunjang proses pembelajaran di kelas dan meningkatkan potensi diri di dalam minatnya masing-masing.

2. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian mengenai pemanfaatan internet sekolah ataupun tentang motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar. Pada penelitian korelasional ini, peneliti hanya meneliti tentang hubungan antara pemanfaatan internet sekolah dengan motivasi siswa untuk menelusuri bahan ajar saja. Selanjutnya mungkin perlu diadakannya penelitian mengenai pemanfaatan dan pengaruhnya pada hasil belajar siswa atau faktor-faktor lainnya yang terdapat dalam proses pembelajaran di sekolah dan tentunya bermanfaat bagi semua pihak.


(3)

DAFTAR PUSTAKA Buku

A.M. Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Ali, M. (2010). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Hadi Soetopo, A. (2012). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam

Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Harjanto. (2012). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Asdi Mahasatya.

M.A. Nasution. (2009) Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar: Jakarta: Bumi Aksara.

Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Noegroho, A. (2010). Teknologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Praswoto. (2011), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Bandung: Diva Press.

Prayitno, E. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Purwanto, N. (1996). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rafiudin, R. (2006). Sistem Komunikasi Data Mutakhir, Yoyakarta: Penerbit

Andi.

Sadiman, A. dkk. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Susilana, R. dan Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, UPI Bandung.

Sutedjo Dharma Oetomo, B. dkk. (2007). Pengantar Teknologi Informasi Internet,


(4)

Reid, G. (2009) Memotivasi Siswa di Kelas: Gagasan dan Strategi, Terjemahan: Hartati Widiastuti, Jakarta : Indeks.

Riduwan dan Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Somantri, A, (2006). Aplikasi Statistika dan Penelitian. Bandung: Pustaka Setia Sudjana, N. dan Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:

Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, N. dan Rivai. (2009). Media Pengajaran ; Penggunaan dan

Pembuatannya. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

_______. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Syamsuddin, A. (1998) Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran

Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya.

______________. (2003) Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syaodih, N. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Syaodih, N. dan Ibrahim. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

UNESCO. (2009). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan:

Kurikulum untuk Sekolah dan Program Pengembangan Guru, Terjemahan:

Rusli, Jakarta : Gaung Persada Press.

Uno, H. B., (2009). Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang

pendidikan: Jakarta: Bumi Aksara.

Winardi, J. (2004). Motivasi dan Permotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yudaninggar, K. (2013). Internet Dan Perubahan Sosial. [tersedia] http://jurnal-kommas.com/docs/KARTIKASARI_D0209047.pdf. Diakses 2 Desember 2013


(5)

Jurnal dan Artikel Online

Hermawan, H. (2011). Hubungan Motivasi Dengan Intensitas Menggunakan Internet. Dalam Jurnal Wacana. [online] Vol 10, (2), 8 halaman. Tersedia: http://ejournalwacana.com/pdf/apr-juni%2012/40-47.pdf. Diakses 1 Desember 2013.

Hevi Kurniawati, V. (2012). Perilaku Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Belajar Pada Mata Pelajaran Sosiologi di SMA. [online], 10

halaman. Tersedia:

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/viewFile/417/202. Diakses 1 Desember 2013.

Kiswoyowati, A. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar dan Kegiatan Belajar Siswa Terhadap Kecakapan Hidup Siswa. [online], 7 halaman. Tersedia: http://jurnal.upi.edu/file/11-Amin_Kiswoyowati.Pdf. Diakses 2 Desember 2013.

Muhtadi, A. (2005). Mobilitas Mahasiswa Teknologi Pendidikan Mencari Sumber Belajar dalam Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran. [online],

15 halaman. Tersedia:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132280878/4.%20Mobilitas%20mah asiswa%20TP%20mencari%20sumber%20belajar%20dalam%20upaya%20 peningkatan%20kualitas%20pembelajaran.pdf. Diakses 2 Desember 2013. No Name. (2011). Implementasi Internet Sekolah. [online]. Tersedia di:

http://smpn1-jayapura.sch.id/berita/implementasi-internet-sekolah. Diakses 19 September 2013.

________. (2012). 10 Perilaku & Kebiasaan Berinternet Orang Indonesia. [online]. Tersedia di: http://www.beritaunik.net/unik-aneh/10-fakta-perilaku-kebiasaan-berinternet-orang-indonesia.html. Diakses 20 November 2013.

________. (2012). Asia Top Internet Countries. [online]. Tersedia di: http://www.internetworldstats.com/stats3.htm. Diakses 20 November 2013.

________. (2013). Pengguna Internet didominasi Penduduk Perkotaan. [online]. Tersedia_di:_http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_solo/2 013/11/21/180486/-Pengguna-Internet-Didominasi-Penduduk-Perkotaan. Diakses 1 Desember 2013.

________. (2013). Telkom Fokus Internet Sekolah. [online]. Tersedia di: http://jpnn.com/news.php?id=163871. Diakses 19 September 2013.

________. (2013). Informasi. [online]. Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi. Diakses 29 Oktober 2013.


(6)

________. (2013). Internet Society. [online]. Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/ISOC. Diakses 16 Oktober 2013.

________. (2013). Perkembangan Internet Sekolah Indonesia. [online]. Tersedia di: http://gurupembaharu.com/home/perkembangan-internet-sekolah-indonesia/. Diakses 16 Oktober 2013.

Sanusi. (2013). Al-Muhajirin Bandung, Masjid Pertama Dilengkapi Wifi Gratis. [online]. Tersedia di: http://www.tribunnews.com/regional/2013/11/16/al-muhajirin-bandung-masjid-pertama-dilengkapi-wifi-gratis. Diakses 2 Desember 2013.

Unwanullah, A. (2010) Arti Pentingnya Motivasi Dalam Belajar. [online], 7

halaman. Tersedia:

http://ejournal.unirow.ac.id/ojs/files/journals/2/articles/4/public/10.%20Arif. pdf. Diakses 2 Desember 2013.


Dokumen yang terkait

Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Antara Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 29 Medan)

0 38 109

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP BATIK SURAKARTA Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Perilaku Membolos Pada Siswa Kelas VIII SMP Batik Surakarta.

1 4 15

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP BATIK SURAKARTA Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Perilaku Membolos Pada Siswa Kelas VIII SMP Batik Surakarta.

0 4 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA MENGENAI PEMANFAATAN INTERNET SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MENGGUNAKAN INTERNET : Studi Deskriptif Korelasional pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Bandung.

1 4 52

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMP NEGERI 3 LEMBANG(Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 3 Lembang).

13 54 46

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA : Studi Korelasional Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung.

0 2 46

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN MINAT BELAJAR SISWA : Studi Deskriptif Korelasional terhadap Siswa SMA Negeri 1 Bandung.

1 4 52

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP

1 2 14