KATA PENGANTAR - Analisis campuran siproheptadin HCI dan ketotifen fumarat dengan metode spektrofotometri ultraviolet [EV] aplikasi derivatif - USD Repository

  ANALISIS CAMPURAN SIPROHEPTADIN HCl DAN KETOTIFEN FUMARAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET (UV) APLIKASI DERIVATIF SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

  Progam Studi Ilmu Farmasi

  Oleh :

  Maria Kartika Rachmawatie NIM: 048114046

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

  ii

  ANALISIS CAMPURAN SIPROHEPTADIN HCl DAN KETOTIFEN FUMARAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET (UV) APLIKASI DERIVATIF SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

  Progam Studi Ilmu Farmasi

  Oleh :

  Maria Kartika Rachmawatie NIM: 048114046

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Skripsi Berjudul

  ANALISIS CAMPURAN SIPROHEPTADIN HCl DAN KETOTIFEN FUMARAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET (UV) APLIKASI DERIVATIF

  Yang disusun oleh: Maria Kartika Rachmawatie

  NIM: 048114046 telah disetujui oleh: Pembimbing I Christine Patramurti, M.Si., Apt.

  Tanggal 27 Mei 2008 iii iv Pengesahan Skripsi

  Berjudul

  ANALISIS CAMPURAN SIPROHEPTADIN HCl DAN KETOTIFEN FUMARAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET (UV) APLIKASI DERIVATIF

  Oleh: Maria Kartika Rachmawatie

  NIM: 048114046

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BERDOA DAN BEKERJA Kita tidak perlu khawatir akan masa depan.......

  Karena Tuhan akan memenuhi kebutuhan kita..... Bila kita bekerja keras tiap hari.

  GAINS without ”No PAINS

NO ONE IS INDISPENSABLE. NO ONE IS

TOTALLY INDEPENDENT

  Karya ini saya persembahkan untuk: Orang tua, kakak, adek, keluarga besar, masku dan sahabat

  Seluruh teman-teman angkatan 2004 dan satu kelompok penelitian khususnya, Dan untuk almamater yang Tika cintai dan hormati v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Kartika Rachmawatie NIM : 048114046

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  

ANALISIS CAMPURAN SIPROHEPTADIN HCl DAN KETOTIFEN

FUMARAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

ULTRAVIOLET (UV) APLIKASI DERIVATIF

  Dengan demikian saya memberika kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan ke internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 26 Mei 2008 Yang menyatakan Maria Kartika Rachmawatie vi vii

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih untuk rahmat-Nya yang sangat besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul ”Analisis Campuran Siproheptadin HCl dan Ketotifen Fumarat dengan Metode Spektrofotometri Ultraviolet (UV) Aplikasi Derivatif”.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapat banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Ibu Rita Suhadi, M. Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Drama.

  2. Ibu Christine Patramurti, M. Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang selalu sabar membimbing penelitian dan penyusunan skripsi.

  3. Bapak Drs. Sulasmono, Apt. dan Ibu Lucia Wiwid Wijayanti, M. Si. selaku dosen penguji untuk semua saran dan masukan yang telah diberikan kepada penulis.

  4. Pak Mukmin, Pak Prapto, Mas Sarwanto, Pak Parlan, Mas Kunto, Mas Narto, Pak Tatmo, dan Mbak Sari untuk semua bantuannya.

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5. Mama, Papa, Mbak Mesya, Gilang, dan keluarga besar untuk dukungan baik moril dan materil. Mas Stev buat pantun n joke-nya yang KATRO abiezz

  6. Yosef Bayu Adi yang selalu sabar ngadepin Tika, thanks buat dukungan dan perhatiannya.

  7. Sahabat-sahabat tersayang: Nono, Chika, Vinna, Yoana Rissa M, S.Farm, Noer, Rintul, Nopheng, Thomas Arian Adrianto, S.Farm.

  Thanks…

  8. Sahabat-sahabat terbaik selama perjalanan: Rian “Ndoet” (untuk diskusi n data), Nopheng, Ci Lyd, A Cin, dan Ismiyati “Reni”, semuanya Thanks...!!!!

  9. Teman-teman kelompok praktikum A dan B juga teman-teman angkatan 2004 (FST dan FKK), salam kompak selalu!!!!!

  10. Teman-teman KKN: Dita, Yo2k, Tuti, Mami Sita, Dhiyan, Lupe, Teguh, Donnie, dan Rian “Ndoet”.

  Dan terima kasih pula kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima semua kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

  Yogyakarta, Maret 2008 Penulis viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, Maret 2008 ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  INTISARI Siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat merupakan obat antihistamin.

  Siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat memiliki struktur kimia yang mirip dan keduanya larut dalam metanol, sehingga akan sulit dipisahkan secara konvensional, oleh karena itu kadar kedua senyawa dapat ditentukan secara simultan dengan metode spektrofotometri UV aplikasi derivatif. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui akurasi, presisi, LOD dan LOQ dari metode yang digunakan.

  Penelitian ini bersifat non-eksperimental deskriptif. Campuran siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dibuat dalam 2 seri perbandingan dengan 6 kali pengulangan yaitu 2:1 dan 1:1. Penelitian dilakukan dengan membuat spektra serapan, baik spektra normal maupun spektra derivat pertama. Spektra derivatif pertama merupakan plot dA/dλ lawan λ. Panjang gelombang zero

  

crossing siproheptadin HCl pada derivat pertama ada pada 287 nm, sedangkan

  panjang gelombang zero crossing ketotifen fumarat ada pada 297 nm. Persamaan kurva baku dibuat dengan persamaan regresi antara konsentrasi vs amplitudo.

  Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode spektrofotometri UV dengan aplikasi derivatif terhadap campuran siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat memiliki akurasi dan presisi yang baik. LOD dan LOQ untuk siproheptadin HCl sebesar 9,13 ppm dan 23,78 ppm, sedangkan untuk ketotifen fumarat sebesar 9,08 ppm dan 29,86 ppm.

  Kata kunci : siproheptadin HCl, ketotifen fumarat, aplikasi derivatif x

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Cyproheptadine HCl and ketotifen fumarate are antihistamine.

  Cyproheptadine HCl and ketotifen fumarate have similar chemical structure and both soluble in methanol. So, it will be very difficult to separate them conventionally. That’s why the dose from both substances can be conducted simultaneously by using derivative application with ultraviolet spectrophotometry method. This research was aimed to determine the accuracy, precision, LOD and LOQ of the method which is used.

  This research was non-experimental descriptive. Cyproheptadine HCl and ketotifen fumarate was made in two comparison of series with six replication, they were 2:1 and 1:1. This research was done by make the absorbance spectra, both normal spectrum or first derivative spectrum. The first derivative spectrum is a plot of dA/dλ vs λ. Cyproheptadine HCl’s zero crossing was at 287 nm at first derivative spectrum and ketotifen fumarate’s zero crossing was at 297 nm at first derivative. The standart equation curve was made by regression equation between concentration vs amplitude.

  The result shows that determination using derivative application of ultraviolet spectrophotometry method towards the mixture of cyproheptadine HCl and ketotifen fumarate has good accuracy and precision. LOD and LOQ of cyproheptadine HCl are 9.13 ppm and 23.78 ppm respectively, while LOD and LOQ of ketotifen fumarate are 9.08 ppm and 29.86 ppm respectively.

  Keywords: Cyproheptadine HCl, ketotifen fumarate, derivative application xi

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ..................... . ............................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ ix

  INTISARI ................................................................................................... x

  

ABSTRACT ................................................................................................ xi

  DAFTAR ISI .............................................................................................. xii DAFTAR TABEL ........................................................................................xv DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................xviii

  BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang....................................................................... 1 B. Permasalahan ........................................................................ 3 C. Keaslian penelitian ................................................................ 3 D. Manfaat Penelitian ................................................................. 3 E. Tujuan Penelitian .................................................................. 4 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5 A. Siproheptadin HCl ................................................................ 5 xii

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  B. Ketotifen fumarat .................................................................. 6

  C. Spektrofotometri Ultraviolet ................................................. 7

  D. Analisis multikomponen secara spektrofotometri UV ............ 13

  E. Spektrofotometri Derivatif……………………………………17

  F. Parameter Validitas Metode .................................................. 18

  G. Keterangan Empiris .............................................................. 21

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 23 A. Jenis Rancangan Penelitian .................................................... 23 B. Definisi Operasional .............................................................. 23 C. Bahan – bahan Penelitian....................................................... 24 D. Alat – alat Penelitian.............................................................. 24 E. Tata Cara Penelitian............................................................... 24

  1. Pembuatan larutan stok siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat ............................................................................ 24

  2. Pembuatan seri larutan baku siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat ............................................................................ 25

  3. Pengamatan spektra masing – masing senyawa ................ 25

  4. Penentuan zero crossing masing – masing senyawa ......... 25

  5. Pembuatan persamaan kurva baku.................................... 25

  6. Pengamatan amplitudo larutan sampel dan perhitungan kadar campuran siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat (2:1) dan (1:1)................................................................................. 26

  F. Analisis Hasil ........................................................................ 27 xiii

  xiv

  BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 29 A. Pembuatan Larutan Baku ...................................................... 29 B. Pengamatan Spektra masing – masing Senyawa..................... 30 C. Penentuan Zero Crossing masing – masing Senyawa ............. 32 D. Pembuatan Persamaan Kurva Baku........................................ 36 E. Penetapan Kadar Sampel dalam Campuran ........................... 40 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …................................................. 47 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 48 LAMPIRAN ................................................................................................ 51 BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL

  Tabel I. Pelarut untuk daerah ultraviolet dan daerah tampak .................... 11 Tabel II. Parameter validitas metode......................................................... 21 Tabel III. Data Kurva Baku Siproheptadin HCl ........................................... 38 Tabel IV. Data Kurva Baku Ketotifen Fumarat........................................... 39 Tabel V. Kadar siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dalam sampel

  2:1 ............................................................................................. 43 Tabel VI. Kadar siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dalam sampel

  1:1 ............................................................................................ 44 Tabel VII. LOD dan LOQ siproheptadin HCl dan Ketotifen fumarat............ 45 xv

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Rumus Bangun Siproheptadin HCl .............................................. 5 Gambar 2. Rumus Bangun Ketotifen Fumarat.................... ……... ........…. ...6 Gambar 3. Diagram tingkat energi elektronik................................................. 8 Gambar 4. Sistem kromofor dari siproheptadin HCl..................................... 10 Gambar 5. Sistem kromofor dan auksokrom dari ketotifen fumarat.............. 10 Gambar 6. Spektra serapan yang pada panjang gelombang terjadinya serapan maksimum masing-masing komponen tidak saling tumpang tindih.......................................................................... 14

  Gambar 7. Spektra serapan tumpang tindih satu daerah................................ 15 Gambar 8. Spektra serapan tumpang tindih dua daerah ................................ 16 Gambar 9. Spektrogram derivatif pertama sampai keempat suatu pita gauss ......................................................................................... 18 Gambar 10. Spektra serapan normal dari tiga konsentrasi siproheptadin

  HCl ............................................................................................ 30 Gambar 11. Spektra serapan normal dari tiga konsentrasi ketotifen fumarat ..................................................................................... 31 Gambar 12. Spektra tumpang tindih dari siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat....................................................................... 32 Gambar 13. Spektra derivat pertama siproheptadin HCl delta panjang gelombang 1 nm dan 2 nm ........................................................ 33 xvi

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Gambar 14. Spektra derivat pertama ketotifen fumarat delta panjang gelombang 1 nm dan 2 nm ........................................................ 34 Gambar 15. Spektra gabungan derivat pertama siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dengan delta panjang gelombang 1 nm .......... 34 Gambar 16. Spektra gabungan derivat pertama siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dengan delta panjang gelombang 2 nm .......... 35 Gambar 17. Kurva baku siproheptadin HCl.................................................. 38 Gambar 18. Kurva baku ketotifen fumarat ................................................... 39 Gambar 19. Spektra normal siproheptadin HCl, ketotifen fumarat dan sampel 2:1................................................................................. 41 Gambart 20. Spektra normal siproheptadin HCl, ketotifen fumarat dan sampel 1:1................................................................................. 41 Gambar 21. Spektra gabungan derivat pertama siproheptadin HCl, ketotifen fumarat dan sampel 2:1 .............................................. 42 Gambar 22. Spektra gabungan derivat pertama siproheptadin HCl, ketotifen fumarat dan sampel 1:1 .............................................. 42 xvii

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Sertifikat analisis ketotifen fumarat ........................................... 49 Lampiran 2. Sertifikat analisis siproheptadin HCl ......................................... 50 Lampiran 3. Tabel penimbangan baku siproheptadin HCl dan contoh perhitungan seri larutan baku siproheptadin HCl....................... 51 Lampiran 4. Tabel penimbangan baku siproheptadin HCl dan contoh perhitungan seri larutan baku ketotifen fumarat ....................... 53 Lampiran 5. Data persamaan kurva baku Siproheptadin HCl......................... 55 Lampiran 6. Data persamaan kurva baku ketotifen fumarat ........................... 56 Lampiran 7. Tabel penimbangan baku siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat (2:1) dan contoh perhitungan konsentrasi sampel........ 57 Lampiran 8. Tabel penimbangan baku siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat (1:1) dan contoh perhitungan konsentrasi sampel........ 59 Lampiran 9. Contoh perhitungan kadar siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dalam campuran 2:1.................................................... 61 Lampiran 10. Contoh perhitungan kadar siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dalam campuran 1:1 .................................................. 61 Lampiran 10. Contoh perhitungan kadar ,recovery, koevisien variansi

  (KV) siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat...................... 61 Lampiran 11. Hasil perhitungan kadar, recovery, KV dari sampel................. 61 Lampiran 12. Penentuan zero crossing replikasi II ........................................ 65 xviii

  xix Lampiran 13. Penentuan zero crossing replikasi III....................................... 65

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini patient safety merupakan isu kritis yang harus ditangani dengan

  tepat karena menyangkut keselamatan pasien. Patient safety salah satunya berkaitan dengan kesesuaian antara dosis, bentuk sediaan dan umur pasien. Pasien anak umumnya sulit menerima sediaan dalam bentuk padat, sehingga lebih sering diberikan dalam bentuk sirup atau pulveres. Sirup merupakan sediaan yang paling cocok untuk pasien anak karena rasanya yang dapat diterima, tetapi tidak semua obat dapat diberikan dalam bentuk sirup hal ini terkait dengan masalah stabilitas dan kelarutannya dalam larutan. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian obat dalam bentuk pulveres yang lebih mudah ditelan daripada tablet.

  Kelebihan bentuk sediaan pulveres yaitu dokter dapat mengkombinasikan beberapa zat aktif menjadi satu untuk mencapai tujuan terapi.

  Salah satu contoh bentuk kombinasi obat yang sering diberikan oleh Rumah Sakit X di Yogyakarta untuk pengobatan asma pada pasien anak yaitu kombinasi antara siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat (2:1) sebagai obat anti-histamin.

  

Pulveres yang merupakan kombinasi dari siproheptadin HCl dan ketotifen

  fumarat (2:1) dibuat dengan cara menggerus tablet kemudian dibagi secara visual sesuai dengan dosis yang diinginkan dan dikemas. Pembagian obat secara visual tidak menjamin adanya keseragaman dari sediaan.

  2

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Obat hasil racikan yang digunakan di Rumah Sakit X di Indonesia umumnya tidak melalui pemeriksaan secara kualitatif maupun kuantitatif, sehingga tidak ada jaminan keamanannya. Menurut KEPMENKES NO. 1197/MENKES/SK/X/2004 mengenai STANDAR PELAYANAN FARMASI DI RUMAH SAKIT (Anonim, 2007) menyatakan bahwa standar pelayanan farmasi harus sesuai dengan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sehingga obat jadi hasil produksi suatu industri obat merupakan produk akhir dan tidak diperkenankan mengalami formulasi ulang di dalam penggunaannya. Adanya perubahan bentuk sediaan dari tablet menjadi pulveres di dalam produksinya akan mempengaruhi stabilitas dari sediaan yang dibuat, baik stabilitas fisika maupun stabilitas kimia. Stabilitas fisika dapat dilihat baik dari segi warna, bau, rasa, dan bentuknya. Stabilitas kimia dapat dilihat dari kandungan zat aktif yang dapat diketahui melalui pemerikasaan kuantitatif.

  Metode analisis yang sesuai sangat dibutuhkan di dalam pemeriksaan kuantitatif. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganilisis suatu zat dalam campuran yaitu secara spekrofotometri baik dengan teknik tunggal ataupun simultan tergantung dari spektra masing-masing komponen. Siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat memiliki struktur kimia yang mirip dan keduanya larut dalam alkohol sehingga sangat sulit dipisahkan secara konvensional, oleh karena itu untuk penetapan kadarnya dapat dilakukan secara simultan. Salah satu teknik penetapan kadar secara simultan dengan spektrofotometri yaitu metode derivatif.

  Spektra derivat pertama merupakan plot dA/dλ lawan λ, sedangkan spektra

  2

  

2

  derivatif ke dua merupakan plot d A/dλ lawan λ. Persamaan kurva baku dibuat

  3

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dengan persamaan regresi antara kadar vs amplitudo. Agar metode ini memberikan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, perlu dilakukan validasi metode. Suatu metode dikatakan memiliki validitas baik maka akurasi, presisi, koefisien korelasi (r) harus memenuhi persyaratan validitas yang didukung oleh LOD dan LOQ masing-masing senyawa.

  1. Permasalahan

  Bagaimanakah akurasi, presisi, linearitas, LOD dan LOQ dari metode spektrofotometri ultraviolet (UV) dengan aplikasi derivatif untuk penetapan kadar siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat?

  2. Keaslian Penelitian

  Penetapan kadar campuran menggunakan spektrofotometri ultraviolet (UV) dengan aplikasi derivatif sudah banyak dilakukan, akan tetapi, penetapan kadar siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat menggunakan spektrofotometri ultraviolet (UV) aplikasi derivatif belum pernah dilakukan.

  3. Manfaat Penelitian

  a. Manfaat metodologis : Metode ini diharapkan dapat digunakan sebagai metode alternatif di dalam menetapkan kadar senyawa dalam campuran.

  b. Manfaat praktis : Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap

  memberikan solusi mengenai metode yang cepat dan praktis yang dapat digunakan untuk penetapan kadar.

  4

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Tujuan

  Untuk mengetahui akurasi, presisi, linearitas, LOD dan LOQ dari metode spektrofotometri ultraviolet (UV) dengan aplikasi derivatif di dalam menetapkan kadar siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dalam campuran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Siproheptadin HCl Siproheptadin HCl mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C H N.HCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

  21

21 Pemerian : serbuk hablur, putih sampai agak kuning; tidak berbau atau praktis

  tidak berbau. Siproheptadin HCl sukar larut dalam air, mudah larut dalam metanol, larut dalam kloroform, agak sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam eter (Anonim, 1995). Siproheptadin HCl dapat ditetapkkan kadarnya dengan metode spektrofotometri ultraviolet, didasarkan adanya serapan siproheptadin HCl pada daerah ultraviolet. Hal ini dapat dilihat bahwa dalam larutan asam, siproheptadin HCl memiliki panjang gelombang serapan maksimum 286 nm (Clarke, 1986).

  

N

H

CH

Cl 3

  1 C

  21 H

  21 N.HCl.1 /

  

2 H

  2 O; BM 350,89 Gambar 1. Rumus bangun Siproheptadin HCl (Anonim, 1995)

  Siproheptadin HCl memiliki indikasi sebagai hay fever, migren dan urtikaria. Efek samping dari penggunaan siproheptadin HCl antara lain mual,

  6

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  muntah, anemia hemolitik, trombositopenia, leukopenia, agranulositosis. Dosis siproheptadin HCl 4 mg 3-4 kali sehari, rentang dosis: 4-20 mg sehari maksimal 32 mg sehari; untuk anak dibawah 2 tahun tidak dianjurkan; anak 2-6 tahun 2 mg 2-3 kali sehari maksimal 12 mg sehari; anak 7-14 tahun 4 mg 2-3 kali sehari maksimal 16 mg sehari. Dosis yang diberikan unutk migren adalah 4 mg diikuti 4 mg setelah 30 menit jika diperlukan; dosis penunjang 4 mg tiap 4-6 jam (Anonim, 2000).

B. Ketotifen fumarat

  Ketotifen fumarat berbentuk serbuk kristal berwarna putih dengan titik leleh antara 190˚ sampai dengan 196˚. Ketotifen larut dalam air, etanol, praktis tidak larut dalam kloroform. Ketotifen fumarat dapat ditetapkan kadarnya dengan metode spektrofotometri ultraviolet, didasarkan adanya serapan ketotifen fumarat pada daerah ultraviolet. Hal ini dapat dilihat bahwa dalam larutan asam, ketotifen fumarat memiliki panjang gelombang serapan maksimum 297 nm (Clarke, 1986). O S

CH

N

3 C

  19 H

  

19 NOS; BM 309,43

Gambar 2. Rumus bangun Ketotifen Fumarat (Anonim, 1989)

  Sebagai antihistamin, ketotifen fumarat dilaporkan tidak memiliki manfaat klinis pada asma bronkial dan terbukti mengecewakan. Efek samping dari

  7

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  penggunaan ketotifen fumarat antara lain mulut kering, mengantuk, pusing, dan stimulasi susunan saraf pusat. Ketotifen diberikan dengan dosis 1 mg 2 kali sehari waktu makan, jika perlu dosis dinaikkan 2 mg 2 kali sehari, sedangkan untuk anak diatas 2 tahun dosis yang diberikan yaitu 1 mg 2 kali sehari (Anonim, 2000).

C. Spektrofotometri Ultraviolet (UV)

  Spektrofotometer UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995). Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektra dengan panjang gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan yang diabsorpsi (Khopkar, 1990).

  Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan atas interaksi yang terjadi antara radiasi elektromagnetik dengan atom atau molekul (Mulya dan Suharman, 1995). Adanya interaksi tadi akan menyebabkan terjadinya perpindahan energi dari sinar radiasi ke materi yang disebut absorpsi. Absorpsi oleh atom akan menyebabkan terjadinya transisi elektronik, yaitu peningkatan energi elektron dari tingkat dasar (ground state) ke tingkat yang lebih tinggi (excited state). Transisi ini akan terjadi apabila energi yang diberikan oleh radiasi sama dengan energi ynag dibutuhkan untuk melakukan transisi tersebut.

  Transisi elektronik senyawa organik yang dapat terjadi yaitu transisi dari orbital σ → σ*, π → π*, n → σ* dan n → π* yang ditunjukkan oleh gambar berikut:

  8

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI σ

  Antibonding *

  • π

  Antibonding E

  n nonbonding π

  Bonding

  σ

  Bonding

  Gambar 3. Diagram tingkat energi elektron molekul (Skoog, 1985)

  1. Transisi elektron n → π*

  Transisi jenis ini meliputi transisi elektron-elektron heteroatom tak berikatan ke orbital antibonding π* seperti Nitrogen, Sulfur, Oksigen, dan Halogen. Serapan ini terjadi pada panjang gelombang yang panjang dan intensitasnya rendah (Sastrohamidjojo, 2001).

  2. Transisi elektron n → σ*

  Senyawa-senyawa jenuh yang mengandung heteroatom seperti Nitrogen, Sulfur, Oksigen, dan Halogen yang memiliki nonbonding elektron (elektron yang tidak berikatan) di samping elektron σ. Elektron nonbonding ini dapat dipromosikan, pada panjang gelombang yang sangat pendek ke keadaan

  

antibonding σ*. Transisi ini terjadi panjang gelombang di bawah 200 nm

(Christian, 2003).

  9

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Transisi elektron π → π*

  Transisi ini terjadi pada elektron di orbital π, yaitu pada ikatan rangkap dua dan rangkap tiga. Eksitasi ini paling mudah terbaca dan bertanggung jawab terhadap spektra elektronik dalam daerah UV dan tampak (Christian, 2003).

  4. Transisi elektron σ → σ*

  Transisi ini memberikan energi yang terbesar dan terjadi pada daerah ultraviolet jauh yang diberikan oleh ikatan tunggal, sebagai contoh pada alkana. .

  Tingkat energi yang dibutuhkan untuk eksitasi sangat besar (Mulja dan Suharman, 1995).

  Transisi elektronik yang berguna dalam penelitian adalah transisi π → π* dan n → π* karena memberikan spektra pada 200-700 nm. Kedua transisi ini membutuhkan adanya kromofor dalam struktur molekulnya, yaitu suatu gugus fungsional tidak jenuh yang meyediakan orbital π yang dapat meyerap pada daerah ultraviolet (Skoog, 1985).

  Selain kromofor, dikenal juga istilah auksokrom. Auksokrom merupakan gugus jenuh yang bila terikat pada kromofor mengubah panjang gelombang dan intensitas serapan maksimum, cirinya adalah heteroatom yang langsung terikat pada kromofor (Sastrohamidjojo, 2001). Gugus auksokrom paling sedikit memiliki sepasang elektron bebas yang dapat berinteraksi dengan elektron π, misalnya -OH, -NH

  2 (Skoog, 1985).

  10

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Sistem kromofor siproheptadin HCl adalah sebagai berikut:

  

Gambar 4. Sistem kromofor dari siproheptadin HCl

  Sistem kromofor dan auksokrom ketotifen fumarat adalah sebagai berikut:

  

Gambar 5. Sistem kromofor dan auksokrom dari ketotifen fumarat

  • ------------ ------------- Keterangan = dan : kromofor

    • : auksokrom

  Spektrofotometri UV-Vis dapat melakukan penentuan terhadap sampel yang berupa larutan, gas atau uap (Mulja dan Suharman, 1995). Pengaruh pelarut dan substitusi gugus dapat menggeser intensitas dan panjang gelombang. Pergeseran menuju panjang gelombang yang lebih panjang disebut sebagai pergeseran batokromik, sedangkan pergeseran menuju panjang gelombang yang lebih pendek disebut pergeseran hipsokromik. Pergeseran intensitas menuju intensitas yang lebih besar disebut pergeseran hiperkromik, sedangkan pergeseran menuju intensitas yang lebih kecil disebut hipokromik (Sastrohamidjojo, 2001).

  11

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Menurut Mulya dan Suharman, untuk sampel yang berupa larutan perlu diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang dipakai, antara lain :

  1. Pelarut yang dipakai tidak mengandung sistem ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna.

  2. Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis.

  3. Kemurniannya harus tinggi atau derajat unutk analisis. Pelarut yang sering digunakan pada umumnya dalam analisis Spektrofotometri UV-Vis adalah air, etanol, sikloheksan, dan isopropanol. Namun demikian perlu diperhatikan serapan pelarut yang dipakai di daerah UV-Vis (penggal UV = UV

  cut off) (Mulja dan Suharman, 1995).

  

Tabel 1. Pelarut untuk daerah ultraviolet dan daerah tampak (Day and

Underwood, 1996)

  Jenis pelarut UV cut off (nm) Jenis pelarut UV cut off (nm) Air 190 Kloroform 250

  Metanol 210 Karbon tetraklorida 265 Sikloheksana 210 Benzena 280

  Heksana 210 Toluena 285 Dietil eter 220 Piridina 305

  p-Dioksan 220 Aseton 330

  Etanol 220 Karbon disulfida 380 Spektrofotometri dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.

  Transisi elektron ditentukan oleh konfigurasi elektron dari molekul yang bersangkutan, maka transisi ditentukan oleh struktur molekul. Sehingga molekul yang berbeda struktur akan memiliki level energi yang berbeda dan setiap jenis molekul menyerap radiasi pada daerah spektra tertentu. Hal inilah yang menjadi dasar analisis kualitatif dengan metode spektrofotometri. Banyaknya cahaya yang diserap pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan jumlah molekul yang ada.

  12

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Hal inilah yang menjadi dasar analisis kuantitatif dengan metode spektrofotometri (Willard, Merrit, Dean, Settle, 1988).

  Analisis dengan spektrofotometri UV-Vis selalu melibatkan pembacaan serapan radiasi elektromagnetik oleh molekul atau radiasi elektromagnetik yang diteruskan. Keduanya dikenal sebagai serapan (A) tanpa satuan dan transmitan dengan satuan persen (%T).

  Apabila suatu suatu radiasi elektromagnetik dikenakan kepada suatu larutan dengan intensitas radiasi yang datang (I ), maka sebagian radiasi tersebut akan diteruskan (I ), diapantulkan (I ) dan diabsorpsi (I ), sehingga :

  t r a

  I = I + I + I (1)

  

r a t

  Harga I r (± 4%) dengan demikian dapat diabaikan karena pengerjaan dengan metode spektrofotometri UV-Vis dipakai larutan pembanding sehingga : I = I a + I t (2)

  Bouguer, Lambert dan Beer membuat formula secara matematik hubungan antara transmitan (T) atau serapan (A) terhadap intensitas radiasi atau konsentrasi zat yang dianalisis dan panjang sel. Bila konsentrasi (c) dinyatakan dalam mol/liter, dan panjang sel (b) dinyatakan dalam cm, persamaan menjadi:

  1 A b c = =

  ! (3) log . .

  T

  Istilah ! didefinisikan sebagai daya serap molar. Bila c dinyatakan dalam gram/liter, persamaan menjadi:

  A a b c . .

  =

  (4) (Mulja dan Suharman, 1995)

  13

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Serapan jenis didefinisikan sebagai serapan dari larutan 1% zat terlarut dalam sel dengan ketebalan 1 cm dan diberi lambang A (1cm, 1%) (Anonim, 1% 1995). Menurut Rohman (2007), hubungan antara ε dengan E 1cm yaitu: 1% BM

  = E x

  " (5) 1cm

  10 Harga ε bergantung pada luas penampang senyawa yang terkena radiasi

  (a) dan probabilitas terjadinya transisi energi yang diserap (p). Hubungan ε dan variabel tersebut adalah sebagai berikut : ε

  = k.p.a (5) Keterangan : ε = daya serap molar

  20

  19

  k = suatu tetapan 10 atau 8,7 ! 10 p = probabilitas (0-1)

  2

  a = area molekul sasaran, untuk molekul zat organik (a = 10A ) Transisi elektronik yang diperbolehkan (allowed transition) adalah transisi

  

4

  elektronik yang memberikan harga ε > 10 atau harga p = 0,1–1. Sedangkan untuk

  3

  harga ε < 10 atau harga p < 0,01 merupakan transisi yang terlarang (for bidden

  

transition). Secara umum dapat dikatakan bahwa harga sangat mempengaruhi

  puncak spektra suatu zat. Rincian harga ε terhadap puncak spektra adalah sebagai

  2

  2

  3

  3

  4

  berikut : 1-10 : sangat lemah; 10-10 : lemah; 10 -10 : sedang; 10 -10 : kuat;

  4

  5 10 -10 : sangat kuat (Mulja dan Suharman, 1995).

D. Analisis Multikomponen secara Spektrofotometri Ultraviolet (UV)

  Analisis kunatitatif multikomponen merupakan pengembangan analisis komponen tunggalnya. Prinsipnya adalah mencari serapan atau beda serapan tiap- tiap komponen yang memberikan korelasi yang linier terhadap konsentrasi,

  14

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sehingga dapat dihitung kadar-kadar masing-masing campuran zat secara serentak atau salah satu komponen dalam campurannya dengan komponen lainnya (Mulja dan Suharman, 1995). Pemilihan metode analisis multikomponen didasarkan pada profil kurva serapan masing-masing komponen. Ada tiga kemungkinan profil spektra serapan yang diperoleh dari suatu larutan yang mengandung dua komponen penyerap.

1. Kemungkinan pertama

  Spektra tidak saling tumpah tindih atau dimungkinkan untuk menemukan panjang gelombang saat X menyerap dan Y tidak menyerap (λ1) serta panjang gelombang saat Y menyerap dan X tidak (λ2). Oleh sebab itu, komponen X dan Y masing-masing dapat diukur pada panjang gelombang tersebut (Day and Underwood, 1996). Spektra ini terlihat pada gambar berikut:

  X Y S e r a p a n λ1 λ2

  Panjang gelombang

  Gambar 6. Spektra serapan yang pada panjang gelombang terjadinya

serapan maksimum masing-masing komponen tidak saling tumpang tindih

(Day and Underwood, 1996)

  15

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Kemungkinan kedua

  Spektra yang tumpang tindih satu daerah, seperti pada gambar berikut:

  S

  X Y e r a p a n

  

λ1 λ2

  Panjang gelombang

  Gambar 7. Spektra serapan tumpang tindih satu daerah (Day and

Underwood, 1996)

  Y tidak mengganggu pengukuran X pada λ1, X menyerap cukup banyak bersamaan dengan Y pada λ2. Konsentrasi Y dihitung dari serapannya pada λ2 yang dapat diperoleh dengan mengurangkan serapan terukur dengan sumbangan serapan larutan X pada λ2 yang dihitung dari serapan molar yang telah diketahui sebelumnya.

  16

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Kemungkinan ketiga

  Spektra tumpang tindih dua daerah pada gambar berikut :

   A c( λ 2) A c(λ 1) A Y(λ 2) Y

  A X( 1) λ

  

X

A X( λ 2) A Y( λ 1) Gambar 8. Spektra serapan tumpang tindih dua daerah (Skoog et al.,

  

1994)

  Persamaan simultan untuk spektra tumpang tindih dua daerah: λ λ λ

  1 1 λ1

  1

  ε Pada λ

  1 : A 1 = 1 b C λ λ λ λ λ 1 dan A

  

II = ε

  1I b C

  1I

  1

  1

  1

  1

  1 λ λ λ

  A = A

  I + A

  II = ε 1 b C 1 + ε 1 b C

  1I

  2 2 λ1

  2

  ε Pada λ : A = b C dan A = ε b C

  2

  1

  1 λ λ λ λ λ

1 II

  1I

  1I

  2

  2

  2

  1

  2 A = A I + A

  II = ε 1 b C 1 + ε

  1I b C

  1I Keterangan: λ λ

  1

  2

  λ A dan A = serapan campuran pada λ λ λ 1 dan

  2

  1

  2

  λ A

  1 dan A λ λ 1 = serapan komponen I dalam campuran pada λ 1 dan

  2

  1

Dokumen yang terkait

Metode cepat penentuan kadar flavonoid total dalam obat herbal secara spektrofotometri derivatif ultraviolet

1 11 1

Metode cepat kuantifikasi kuinina dalam sediaan farmasi dan kulit kina secara spektrofotometri derivatif ultraviolet

0 16 38

Validasi metode spektrofotometri derivatif ultraviolet untuk penentuan reserpin dalam tablet obat

1 11 34

Analisis bikomponen campuran siproheptadin HCI dan ketotifen fumarat secara spektrofotometri ultraviolet dengan aplikasi panjang gelombang berganda.

4 34 90

Evaluasi cara penentuan beyond use date [masa edar] sediaan racika pulveres campuran ketotifen fumarat dan siproheptadin HCI dari rumah sakit X.

2 19 97

Analisis campuran siproheptadin HCI dan ketotifen fumarat dengan metode spektrofotometri ultraviolet [EV] aplikasi derivatif.

6 34 87

Penetapan kadar kafein dalam minuman berenergi merek ``X`` dengan metode spektrofotometri derivatif aplikasi peak-to-peak.

0 2 77

Optimasi natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat sebagai eksipien dalam pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak [Curcuma xanthorrhizaroxb.] secara granulasi basah dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 123

Optimasi campuran natrium sitrat-asam fumarat dan natrium bikarbonat sebagai eksipien dalam pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak [Curcuma xanthorrhiza Roxb.] secara granulasi basah dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 124

Validasi metode spektrofotometri visibel untuk penetapan kadar ampisilin menggunakan pereaksi asetilaseton dan formalin - USD Repository

0 0 87