Deskripsi tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

(1)

ABSTRAK

DESKRIPSI TINGKAT DAYA JUANG MAHASISWA ANGKATAN 2011 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS

SANATADHARMA CAROLINE NATASIA MIRANTI UNIVERSITAS SANATADHARMA

2016

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan membuat usulan program untuk meningkatkan tingkat daya juang dalam diri mereka.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survey. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa angkatan 2011 yang belum lulus. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang dimodifikasi berdasarkan buku karangan Paul. G. Stoltz yang terdiri dari empat aspek, yaitu control, O2 (origin dan ownership), reach dan

endurance. Teknik analisis yang digunakan adalah pengkategorisasian tingkat daya juang

mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma berdasarkan kriteria dalam buku karangan Paul G. Stoltz. Terdapat tiga tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011, yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 12 (40%) mahasiswa angkatan 2011 yang memiliki tingkat daya juang tinggi, 17 (57%) mahasiswa angkatan 2011 yang memiliki tingkat daya juang sedang dan 1 (3%) mahasiswa angakatan 2011 yang memiliki tingkat daya juang rendah. Melalui hasil diatas, maka diusulkan suatu program yang dapat meningkatkan tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 agar segera lulus. Usulan program yang dapat diberikan agar daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma mencapai hasil yang maksimal ialah melalui program pengembangan diri dengan kegiatan outbond yang dilanjutkan dengan refleksi pada masing-masing peserta setelah mengikuti kegiatan outbond tersebut sehingga para peserta dapat meningkatkan daya juang yang ada dalam diri mereka.


(2)

ABSTRACT

THE DESCRIPTIONS OF THE LEVEL OF ADVERSITY QUOTIENT AMONG THE COLLEGE GUIDANCE AND COUNSELING STUDENTS, BATCH 2011

SANATA DHARMA UNIVERSITY By:

CAROLINE NATASIA MIRANTI SANATA DHARMA UNIVERSITY

2016

The research aims to obtain a description of the level adversity quotient the Guidance and Counseling students batch 2011, Sanata Dharma University and to propose a program to increase their level of adversity quotient.

This research is a descriptive quantitative study with survey research methods. The subjects were all students batch 2011 who had not graduated. The research instrument was a questionnaire which is modified based by Paul G. Stoltz which consist of four aspects, namely control, O2 (origin and ownership), reach, and endurance. The technique of data analysis used is categorization of the adversity quotient the Guidance and Counseling Programs students batch 2011 at Sanata Dharma University based by Paul G. Stoltz criteria. There are three levels of students batch 2011 adversity quotient, namely high, moderate and low.

The result shows that 12 sudents (40%) had a high level of adversity quotient, 17 students (57%) had a medium level of adversity quotient and 1 students (3%) had a low level of adversity quotient. Based on the results, a program to increase students batch 2011 adversity quotient was proposed to help them graduate as soon as possible. The proposed program which was projected to be able to increase students batch 2011 adversity quotient and to reach optimum result was a self development program through outbound activities and self reflection after outbound activities which were expected to increase their adversity quotient.


(3)

DESKRIPSI TINGKAT DAYA JUANG MAHASISWA

ANGKATAN 2011 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Caroline Natasia Miranti NIM: 111114031

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

DESKRIPSI TINGKAT DAYA JUANG MAHASISWA

ANGKATAN 2011 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Caroline Natasia Miranti NIM: 111114031

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

iv

Motto dan Persembahan

Ora et Labora

God’s plan is always the best. Sometimes the process is painful and hard. But don’t forget that when God is silent, He’s doing something for you.

“ Sebab aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-ku mengenai kamu, demikianlah firmanTuhan yaitu rancangan damai sejahtera dan

bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Yeremia 29:11

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Sang pencipta dan pemilik kehidupan, Tuhan Yesus Kristus

Kedua orang tuaku tercinta, papa Julius Makabeus dan mama Cressentiana Partindah.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma. Program Studi Bimbingan dan Konseling, khususnya mahasiswa angkatan 2011, para sahabatku the centil’s, serta rekan- rekan kosku terkasih.


(8)

(9)

(10)

vii ABSTRAK

DESKRIPSI TINGKAT DAYA JUANG MAHASISWA ANGKATAN 2011 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS

SANATADHARMA CAROLINE NATASIA MIRANTI UNIVERSITAS SANATADHARMA

2016

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan membuat usulan program untuk meningkatkan tingkat daya juang dalam diri mereka.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survey. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa angkatan 2011 yang belum lulus. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang dimodifikasi berdasarkan buku karangan Paul. G. Stoltz yang terdiri dari empat aspek, yaitu control, O2 (origin dan

ownership), reach dan endurance. Teknik analisis yang digunakan adalah

pengkategorisasian tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma berdasarkan kriteria dalam buku karangan Paul G. Stoltz. Terdapat tiga tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011, yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 12 (40%) mahasiswa angkatan 2011 yang memiliki tingkat daya juang tinggi, 17 (57%) mahasiswa angkatan 2011 yang memiliki tingkat daya juang sedang dan 1 (3%) mahasiswa angakatan 2011 yang memiliki tingkat daya juang rendah. Melalui hasil diatas, maka diusulkan suatu program yang dapat meningkatkan tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 agar segera lulus. Usulan program yang dapat diberikan agar daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma mencapai hasil yang maksimal ialah melalui program pengembangan diri dengan kegiatan outbond yang dilanjutkan dengan refleksi pada masing-masing peserta setelah mengikuti kegiatan outbond tersebut sehingga para peserta dapat meningkatkan daya juang yang ada dalam diri mereka.


(11)

viii

ABSTRACT

THE DESCRIPTIONS OF THE LEVEL OF ADVERSITY QUOTIENT AMONG THE COLLEGE GUIDANCE AND COUNSELING STUDENTS, BATCH 2011

SANATA DHARMA UNIVERSITY By:

CAROLINE NATASIA MIRANTI SANATA DHARMA UNIVERSITY

2016

The research aims to obtain a description of the level adversity quotientthe Guidance and Counseling students batch 2011, Sanata Dharma University and to propose a program to increase their level of adversity quotient.

This research is a descriptive quantitative study with survey research methods. The subjects were all students batch 2011 who had not graduated. The research instrument was a questionnaire which is modified based by Paul G. Stoltz which consist of four aspects, namely control, O2 (origin and ownership), reach, and endurance. The technique of data analysis used is categorization of the adversity quotient the Guidance and Counseling Programs students batch 2011 at Sanata Dharma University based by Paul G. Stoltz criteria. There are three levels of studentsbatch 2011 adversity quotient, namely high, moderate and low.

The result shows that 12 sudents (40%) had a high level of adversity quotient, 17 students (57%) had a medium level of adversity quotient and 1 students (3%) had a low level of adversity quotient. Based on the results, a program to increase studentsbatch 2011 adversity quotient was proposed to help them graduate as soon as possible. The proposed program which was projected to be able to increase students batch 2011 adversity quotient and to reach optimum result was a self development program through outbound activities and self reflection after outbound activities which were expected to increase their adversity quotient.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur diucapkan kepadaTuhan Yesus Kristus atas segala pertolongan, hikmat, karunia dan penyertaanNya dalam penyelesaian skripsi ini.Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Disadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, diucapkan terimakasih yang tulus kepada :

1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Dra. M. J. Retno Priyani M.Si., selaku dosen pembimbing yang dengan setia, tulus dan sabar telah memberikan waktu, motivasi, masukan, dan banayak pembelajaran berharga selama bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali berbagai ilmu pegetahuan yang berguna bagi penulis.

4. BapakStefanusPriyatmoko yang dengan sabar, tulus dan ikhlas membantu mengurus administrasi selama menempuh studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling angkatan 2011 atas


(13)

(14)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... vii

KATA PENGATAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Definisi Operasional... 8

BAB II. LANDASAN TEORI ... 9

A. KajianTeori ... 9

1. Definisi daya juang ... 9

2. Aspek-aspek daya juang ... 10


(15)

xii

a. Faktor internal ... 13

b. Faktor eksternal ... 13

4. Karakteristik individu berdasarkan tinggi dan rendahnya Daya juang ... 15

5. Definisi masa dewasa awal ... 17

B. Kajian Penelitian yang Relevan ... 19

C. Kerangka Pikir ... 21

BAB III. METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

C. Subjek Penelitian ... 26

D. Variabel Penelitian ... 27

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 27

1. Teknik Pengumpulan Data ... 27

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 28

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 31

1. Validitas Instrumen Penelitian ... 31

2. Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 33

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 34

H. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN PROGRAM MENINGKATKAN DAYA JUANG ... 38

A. Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling USD Yogyakarta ... 38

B. Pembahasan ... 47

C. Usulan Program Bimbingan dalam Meningkatkan Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 ... 54


(16)

xiii

BAB V. PENUTUP ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Keterbatasan ... 56

C. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma ... 26

Tabel 2. Penentuan Skor Tiap Alternatif Jawaban ... 29

Tabel 3. Kisi-kisi Tingkat Daya Juang ... 30

Tabel 4. Kriteria Guilford ... 34

Tabel 5. Norma Kategorisasi ... 37

Tabel 6. Hasil Tingkat DayaJuangMahasiswaAngkatan 2011 ... 38

Tabel 7. Hasil Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angakatan 2011 berdasarkan Aspek Control ... 41

Tabel 8. Hasil Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 berdasarkan Aspek O2 ... 43

Tabel 9. Hasil Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 berdasarkan aspek Reach ... 44

Tabel 10. Hasil Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 berdasarkan aspek Endurance ... 46


(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Tingkat Daya Juang ... 61 Lampiran 2. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Tingkat Daya Juang

... 68 Lampiran 3. Adversity Quotient Training ... 72


(19)

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Diagaram1. Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma ... 39 Diagram 2. Aspek Control Tingkat Daya Juang Mahasiswa

Angakatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma ... 41 Diagram 3. Aspek O2 Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma ... 43 Diagram 4. Aspek Reach Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma ... 45 Diagram 5. Aspek Endurance Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan

2011 Program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma ... 46


(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu berusaha untuk bisa mengembangkan diri dengan segenap potensi yang dimilikinya. Harus diakui bahwa dalam proses pengembangan diri, individu tidak pernah terlepas dari berbagai kesulitan. Salah satu individu yang berada dalam proses pengembangan diri dan tidak terlepas dari berbagai kesulitan adalah mahasiswa. Dilihat dari tahap perkembangan, mahasiswa digolongkan ke dalam fase dewasa awal. Individu yang berada pada masa dewasa awal mengalami perubahan yakni dari mencari pengetahuan kemudian menerapkan pengetahuan tersebut untuk mengejar karir.

Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar dalam lembaga pendidikan tertinggi yang dituntut untuk memiliki kemandirian serta tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas akademik. Tugas akademik yang dimaksud adalah penyelesaian dan pencapaian beban studi yang ditetapkan, seperti penyelesaian tugas mata kuliah, praktikum dan penyusunan skripsi. Mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan studinya selama kurang lebih 4


(22)

tahun. Fenomena yang terjadi saat ini, banyak dari mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studinya secara tepat waktu.

Skripsi merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan oleh mahasiswa agar memperoleh gelar sarjana dengan cara melakukan penelitian. Skripsi menjadi hal yang menakutkan bagi para mahasiswa tingkat akhir dikarenakan adanya kesulitan dan hambatan dalam proses pengerjaannya. Namun, skripsi juga hal yang dibanggakan oleh mahasiswa tingkat akhir. Dalam penyusunan skripsi mahasiswa dituntut untuk mampu mencari dan merumuskan masalah penelitian, membuat rancangan penelitian, melakukan analisis, menyusun laporan hasil penelitian dan mempertanggungjawabkannya di hadapan para dosen.

Selama proses penyusunan skripsi, sebagian mahasiswa mengalami hambatan dan kesulitan yang beragam baik itu dari segi faktor internal seperti, tidak memiliki kemampuan dalam hal menulis, kurangnya kemampuan akademis yang memadai, dan kurangnya ketertarikan dalam hal menulis. Faktor eksternal yang mungkin dialami seperti, suasana lingkungan yang tidak kondusif, kesulitan mencari literatur, masalah ekonomi yang terbatas, kesulitan dan enggan bertemu dengan dosen pembimbing skripsi karena takut menerima banyak revisi.

Hambatan dan kesulitan dalam proses penyusunan skripsi inilah yang mengakibatkan skripsi menjadi sebuah beban akademik bagi sebagian mahasiswa tingkat akhir. Perbedaan respon terhadap skripsi merupakan salah


(23)

satu bentuk respon terhadap situasi yang dipandang sebagai situasi yang penuh tantangan dan tekanan. Dalam situasi seperti inilah, dibutuhkan adanya kekuatan untuk menyelesaikannya (Laura dan Sunjoyo, 2009). Berdasarkan kurikulum 2006, penyelenggaraan pendidikan di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dengan beban 152 SKS, terungkap data yang diperoleh dari sekretariat Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma bahwa angka kelulusan mahasiswa pada tahun angkatan 2009-2011 masuk dalam kategori rendah. Hal ini dikarenakan hanya 219 mahasiswa yang lulus. Stoltz (2007) berpendapat bahwa diantara banyak kekuatan yang dimiliki oleh individu, salah satunya adalah seberapa jauh individu mampu bertahan menghadapi kesulitan dan kemampuan individual untuk mengatasi kesulitan. Dalam mencapai suatu kesuksesan di kehidupan, ditentukan oleh tinggi rendahnya daya juang yang dimiliki setiap individu.

Daya juang merupakan bentuk respon idividu terhadap kesulitan dan pengendalian terhadap respon yang dialami oleh individu itu sendiri. Kemampuan berjuang merupakan kemampuan mempertahankan atau mencapai sesuatu yang dilakukan dengan gigih. Stoltz (2007) mengungkapkan bahwa salah satu rahasia untuk mengatasi tantangan atau kesulitan bagi setiap individu yaitu dengan meningkatkan daya juang. Stoltz (2007) menyatakan bahwa Adversity Quotient (AQ) merupakan kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengatasi kesulitan dan kesanggupan dalam bertahan hidup.


(24)

Tantangan yang akan dihadapi mahasiswa antara lain: mengatur kembali pola kehidupan sehari- hari, mengintegrasikan tuntutan belajar akademik dengan corak kehidupan berelasi, menyesuaikan diri dengan corak kehidupan kampus dan lain- lain (Winkel, 2006). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa mahasiswa memiliki tanggung jawab besar dan menjadi harapan bangsa yang paling berharga. Mahasiswa dipersiapkan untuk memiliki pikiran, keahlian, mental, dan moral yang baik sebagai modal untuk terjun mandiri ke dunia profesi dan masyarakat.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman dalam berinteraksi dengan mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Universitas Sanata Dharma yang sedang menyusun skripsi, ditemukan bahwa tingkat daya juang untuk menyelesaikan skripsi dikalangan mahasiswa masih sangat kurang. Indikasi dari permasalahan ini, ialah tidak sedikit mahasiswa yang enggan menyelesaikan skripsi hanya karena menerima banyak revisi dari dosen pembimbing, banyak pula mahasiswa yang pasif untuk berkonsultasi dengan dosen pembimbing, serta mahasiswa yang juga enggan mencari buku ataupun jurnal yang berkaitan dengan judul skripsi mereka. Dari wawancara yang dilakukan terhadap 5 orang mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2011 yang sedang menyelesaikan skripsi terungkap bahwa yang menyebabkan mereka tidak dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu adalah kurikulum yang masih sangat padat di akhir semester, ada beberapa perasaan negatif yang juga dirasakan oleh mahasiswa seperti perasaan bingung, malas dan jenuh terhadap pengerjaan skripsi. Semua


(25)

perasaan tersebut dapat simpulkan bahwa mahasiswa memiliki tingkat daya juang rendah dalam proses penyelesaian skripsi. Setelah melihat semua hal diatas maka diangkat judul “Deskripsi Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma” dalam pemenuhan tugas akhir. Melalui skripsi ini diharapkan akan ada manfaat yang dapat diambil oleh Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dalam peningkatan prsetasi kelulusan mahasiswa angkatan 2011 yang sedang melaksanakan skripsi.

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan daya juang mahasiswa angkatan 2011 dalam menyelesaikan skripsi, dapat diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut:

1. Pada tahun 2015 sekitar 18 mahasiswa angkatan 2011 yang lulus pada bulan Juni-Agustus.

2. Dari 30 mahasiswa angkatan 2011 yang sedang menulis skripsi, sekitar 22 mahasiswa yang masih berkutat pada bab 2.

3. Sampai dengan bulan Desember ini, diketahui bahwa sekitar 12 mahasiswa angkatan yang masih sulit dan enggan menemui dosen pembimbing.

4. Diketahui sampai dengan bulan Januari 2016 ini masih sekitar 7 mahasiswa angkatan 2011 yang belum melakukan penelitian.


(26)

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari luasnya permasalahan yang akan timbul juga untuk mempermudah pelaksanaan, pengamatan, dan pembahasan, maka dibatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Fokus masalah dalam penelitian ini diarahkan pada tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

2. Penelitian dilakukan hanya pada mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma sehingga kesimpulan yang diperoleh hanya menggambarkan keadaan objek yang diteliti dan tidak berlaku umum.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Seberapa tinggi tingkat daya juang yang dimiliki mahasiswa 2011 dalam menyelesaikan skripsi?

2. Aspek mana sajakah yang teridentifikasi rendah sebagai dasar usulan pembuatan program yang dapat meningkatkan daya juang mahasiswa angkatan 2011 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma?


(27)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan tingkat daya juang yang dimiliki mahasiswa angkatan 2011 dalam menyelesaikan skripsi.

2. Membuat usulan program yang sesuai mengenai tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 dalam menyelesaikan skripsi.

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap muncul beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap pengembangan pengetahuan mengenai tingkat daya juang yang harus dimiliki mahasiswa angkatan 2011 dalam menyelesaikan skripsi dan sebagai wacana untuk membuat suatu program mengenai cara yang dapat digunakan oleh Program Studi Bimbingan dan Konseling dalam mencari tahu bagaimana daya juang yang dimiliki oleh mahasiswa angkatan 2011 dalam menyelesaikan skripsi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur yang dapat digunakan oleh Program Studi Bimbingan


(28)

dan Konseling untuk melihat seberapa tinggi tingkat daya juang yang ada dalam diri mahasiswa angkatan 2011 dalam menyelesaikan skripsi. Selain itu, prodi juga dapat menentukan langkah- langkah yang dapat diberikan kepada mahasiswa angkatan 2011 untuk dapat meningkatkan daya juang yang ada dalam diri mahasiswa angkatan 2011 tersebut.

b. Bagi mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Para mahasiswa angkatan 2011 ini dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk melihat seberapa tinggi tingkat daya juang yang ada dalam diri mereka dan memikirkan kiat- kiat untuk tetap bisa mempertahankannya.

G. Definisi Operasional Variabel

Daya Juang merupakan kemampuan berpikir, mengendalikan emosi, mengakui asal usul dari penyebab kesulitan, menjangkau setiap kesulitan dengan penuh tanggung jawab dan memiliki ketahanan ketika menghadapi tantangan dalam menyelesaikan skripsi.


(29)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang pengertian mahasiswa pada masa dewasa awal, daya juang, aspek- aspek daya juang, faktor- faktor daya juang, karakteristik daya juang, skripsi dan kerangka berpikir.

A. Kajian Teori

1. Definisi daya juang

Konsep daya juang pertama kali dikenalkan oleh Paul G. Stoltz yang memandang bahwa hidup sebagai suatu pendakian yang memiliki banyak tantangan dan menuntut setiap individu untuk dapat menghadapinya (Kandani, 2010). Menurut Stoltz (2007) untuk mencapai kesuksesan atau keberhasilan dalam segala bidang tidak hanya dibutuhkan kecerdasan intelektual (IQ) dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (EQ), tetapi juga membutuhkan Adversity Quotient (AQ) yang merupakan kemampuan seseorang untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Dalam Kamus Bahasa Inggris, adversity berasal dari kata adverse yang artinya kesengsaraan. Sebuah kondisi yang tidak menyenangkan sehingga dapat diartikan bahwa adversity adalah kesulitan, masalah, musibah dan hambatan. Sedangkan Quotient menurut kamus bahasa inggris adalah hasil dari kualitas atau karakteristik yakni mengukur kemampuan diri


(30)

seseorang. Menurut Stoltz (2007) mendefinisikan adversity quotient sebagai kemampuan atau kecerdasan seseorang untuk bertahan menghadapi dan mengatasi kesulitan. Adversity quotient juga dapat diartikan sebagai daya juang (Departemen Pendidikan Nasional, 2007) yaitu kemampuan mempertahankan atau mencapai sesuatu yang dilakukan dengan gigih. Konsep adversity quotient dikembangkan dengan memanfaat tiga cabang ilmu pengetahuan, yakni psikologi kognitif, psikoneurologi dan neurofisiologis. Dapat disimpulkan bahwa daya juang merupakan kemampuan berpikir, mengelola, dan mengarahkan tindakan dalam bentuk kognitif dan perilaku serta ketahanan seseorang terhadap tantangan dan kesulitan untuk terus berjuang dengan gigih dalam meraih pencapaian hidup ataupun kesuksesan.

2. Aspek- aspek daya juang

Menurut Stoltz (2007) aspek- aspek daya juang terbagi menjadi empat dimensi pokok, yaitu:

a. Control (kendali), kemampuan mengendalikan perasaan terhadap

permasalahan yang dihadapi. Dalam situasi ini, individu diharapkan mampu mengkondisikan emosi, mengambil seluruh tantangan secara lebih berani dan optimal. Aspek kendali ini bersifat internal dan sangat individual. Dalam hal ini, apabila semakin tinggi daya juang yang dimiliki individu, maka besar kemungkinan individu itu mempunyai tingkat kendali yang kuat


(31)

atas berbagai kesulitan dan peristiwa hidup yang buruk. Sebaliknya, semakin rendah daya juang seseorang, maka besar kemungkinan individu merasa bahwa peristiwa-peristiwa yang buruk berada diluar kendali. Rendahnya kendali yang dirasakan memiliki pengaruh yang buruk terhadap kemampuan seseorang untuk mengubah situasi sulit ataupun peristiwa buruk yang tengah dialami. Individu yang kemampuan kendalinya rendah, akan mudah menyerah dan sering menjadi tidak berdaya saat menghadapi kesulitan.

b. Origin dan ownership (asal usul dan pengakuan), mempertanyakan

dua hal yakni: “yang” menjadi penyebab dari suatu kesulitan dan “sejauh mana” individu mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan oleh situasi yang sulit. Origin sendiri terkait dengan rasa bersalah. Individu yang memiliki daya juang rendah, cenderung menempatkan rasa bersalah yang tidak semestinya atas peristiwa buruk yang terjadi. Dapat dikatakan bahwa individu tersebut cenderung melihat dirinya sendiri sebagai satu-satunya penyebab atau asal-usul dari kesulitan yang dialami. Sebaliknya, individu yang memiliki daya juang tinggi, cenderung melihat sumber kesulitan iu berasal dari oranglain atau dari luar dan menempatkan perannya pada tempat yang wajar. Daya juang mengajarkan individu untuk bisa meningkatkan rasa tanggung jawab sebagai salah satu cara mempeluas kendali, pemberdayaan dan motivasi


(32)

dalam mengambil tindakan atau keputusan tertentu. Individu yang memiliki daya juang tinggi tidak akan mempersalahkan orang lain sambil mengelakkan tanggung jawab, namun individu tersebut akan cenderung mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kesulitan.

c. Reach (jangkauan), aspek reach ini mempertanyakan sejauh mana

kesulitan akan menjangkau bagian lain dari kehidupan individu. Respon daya juang yang rendah akan membuat kesulitan menyebar ke bagian lain kehidupan individu. Semakin rendah daya juang seseorang, kemungkinan besar individu menganggap peristiwa-peristiwa buruk sebagai bencana yang merasuki wilayah kehidupannya. Semakin tinggi daya juang, individu akan membatasi jangkauan masalahnya pada peristiwa yang sedang dihadapi.

d. Endurance (ketahanan), ketetapan dan kecepatan seseorang dalam

memecahkan masalah. Aspek inilah yang dapat dilihat berapa lama kesulitan akan berlangsung dan berapa lama kesulitan itu akan berlangsung. Semakin tinggi daya juang dalam dimensi ini, individu akan memandang kesuksesan sebagai sesuatu yang bertahan lama dan menganggap kesulitan dan penyebab- penyebabnya sebagai sesuatu yang bersifat sementara. Sebaliknya, seseorang yang berdaya juang rendah akan memandang kesulitan dan penyebab-penyebabnya sebagai peristiwa yang berlangsung


(33)

lama dan menanggap peristiwa-peristiwa positif sebagai sesuatu yang bersifat sementara. Hal ini akan memnculkan persaan-perasaan tidak berdaya atau hilangnya harapan dan individu cenderung kurang bertindak melawan kesulitan yang dianggap sebagai sesuatu yang bersifat permanen.

3. Faktor-faktor yang terkait dalam daya juang ialah :

a. Faktor internal, meliputi genetika, keyakinan, bakat, hasrat, karakter kerja dan kesehatan.

b. Faktor eksternal, meliputi pendidikan dan lingkungan Stoltz (2007).

c. Daya Saing

Seligman (Stoltz, 2000: 93) berpendapat bahwa adversity quotient yang rendah dikarenakan tidak adanya daya saing ketika menghadapi kesulitan sehingga kehilangan kemampuan untuk menciptakan peluang dalam kesulitan yang dihadapi.

d. Produktivitas

Penelitian yang dilakukan di sejumlah perusahan berpendapat bahwa terdapat korelasi positif antara kinerja dengan respon yang diberikan terhadap kesulitan, artinya respon konstruktif yang diberikan seseorang terhadap kesulitan akan membantu meningkatkan kinerja yang lebih baik dan sebaliknya respon yang destruktif mempunyai kinerja yang rendah.


(34)

e. Motivasi

Penelitian yang dilakukan oleh Stoltz (2000: 94) menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai motivasi yang kuat mampu menciptakan peluang dalam kesulitan artinya seseorang dengan motivasi yang kuat akan berupaya menyelesaikan kesulitan dengan menggunakan segenap kemampuan.

f. Mengambil resiko

Penelitian yang dilakukan oleh Satterfield dan Seligman (Stoltz, 2000: 94) menunjukkan bahwa sseorang yang mempunyai

adversity quotient tinggi lebih berani megambil resiko dari

tindakan yang dilakukan. Hal itu dikarenakan seseorang dengan

Adversity Quotient tinggi merespon kesulitan secara lebih

konstruktif. g. Perbaikan

Seseorang dengan Adversity Quotient yang tinggi senantiasa berupaya mengatasi kesulitan dengan langkah konkrit, yaitu dengan melakukan perbaikan dalam berbagai aspek agar kesulitan tersebut tidak menjangkau bisang-bidang yang lain.

h. Ketekunan

Seligman menemukan bahwa seseorang yang merespon kesulitan dengan baik akan senantiasa bertahan.


(35)

i. Belajar

Menurut Carl Dweck (Stoltz, 2000:95) membuktikan bahwa anak- anak yang merespon secara optimis akan banyak belajar dan lebih berprestasi dibandingkan dengan anak- anak yang memiliki pola pesimistis.

4. Karakteristik individu berdasarkan tinggi rendahnya daya juang Manusia dilahirkan dengan suatu dorongan inti manusiawi untuk terus mendaki agar dapat mencapi puncak, dan Stoltz (2007) mengartikan bahwa pendakian sebagai upaya menggerakkan arah atau tujuan hidup kedepan. Tiga jenis kelompok pendaki Stoltz, (2000: 18) meliputi:

a. Quitters

Quitters adalah tipe individu yang berhenti melakukan

pendakian. Individu yang bertipe seperti ini memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti apabila menghadapi suatu kesulitan. Quitters (mereka yang berhenti), orang-orang jenis ini berhenti di tengah proses pendakian dan mudah putus asa bahkan menyerah (Ginanjar Ary Agustin, 2001:271). Individu dengan tipe quitters ini cukup puas dengan pemenuhan kebutuhan dasar atau fisiologis saja dan cenderung pasif, memilih untuk keluar menghindari perjalanan selanjutnya, mundur dan berhenti. Para quitters menolak menerima tawaran keberhasilan yang disertai dengan tantangan


(36)

dan rintangan. Orang yang seperti ini akan banyak kehilangan kesempatan berharga dalam kehidupan. Dalam hirarki Maslow tipe ini berada pada pemenuhan kebutuhan fisiologis yang letaknya paling dasar dalam bentuk piramida.

b. Campers

Campers atau satis-ficer (dari kata satisfied = puas dan suffice=

mencukupi). Golongan ini puas dengan mencukupkan diri dan tidak mau mengembangkan diri. Tipe ini merupakan golongan yang sedikit lebih banyak mengusahakan agar terpenuhinya kebutuhan keamanan pada skala hirarki Maslow. Kelompok ini juga tidak tidak tinggi kapasitasnya untuk perubahan karena terdorong oleh ketakutan dan hanya mencari keamanan dan kenyamanan. Campers setidaknya telah melangkah dan menanggapi tantangan, tetapi setelah mencapai tahap tertentu, campers berhenti meskipun masih ada kesempatan untuk lebih berkembang lagi. Berbeda dengan quitters, campers sekurang-kurangya telah menanggapi tantangan yang dihadapinya sehingga telah mencapai tingkat tertentu.

c. Climbers

Climbers (pendaki) mereka yang selalu optimis melihat

peluang, melihat celah dan harapan di balik keputusannya.

Climbers merupakan kelompok orang yang selalu berupaya


(37)

Maslow. Climbers adalah tipe manusia yang berjuang seumur hidup, tidak perduli sebesar apapun kesulitan yang datang.

Climbers tidak dikendalikan oleh lingkungan, tetapi dengan

berbagai kreatifitasnya. Tipe ini berusaha mengendalikan lingkungannya. Climbers akan selalu memikirkan berbagai alternatif permasalahan dan menganggap kesulitan dan rintangan yang ada justru menjadi peluang untuk lebih maju, berkembang, dan mempelajari lebih banyak tentang kesulitan hidup. Tipe ini akan selalu siap menghadapi berbagai rintangan dan menyukai tantangan yang diakibatkan oleh adanya perubahan- perubahan.

5. Definisi masa dewasa awal

Menurut Harlock (1990: 246) mengemukakan bahwa adult berasal dari kata kerja Latin yang berarti “tumbuh menjadi kedewasaan” akan tetapi adult berasal dari kata kerja lampau yaitu adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi sempurna”. Oleh karena itu orang dewasa merupakan individu yang telah siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Menurut Jahja (201: 246) masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif. Usia masa dewasa berkisar pada 21-40 tahun. Masa dewasa merupakan masa seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola- pola kehidupan serta harapan sosial baru. Masa dewasa awal sering dikatakan sebagai masa


(38)

yang sulit karena pada masa inilah individu yang dahulu bergantung pada orangtua, kini dituntut untuk bisa hidup secara mandiri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1991) mahasiswa merupakan individu yang sedang menjalani jenjang pendidikan di perguruan tinggi atau sekolah tinggi. Tujuan individu belajar di perguruan tinggi ialah untuk menguasai suatu ilmu serta memahami wawasan ilmah yang luas, sehingga mampu bertindak ilmiah dalam segala hal yang berkaitan dengan keilmuan yang dapat diabdikan kepada masyarakat (Anton, 2007). Dalam proses penyelesaian program pendidikan ini, khususnya di strata satu mahasiswa diharapkan mampu berprestasi secara optimal. Oleh sebab itu mahasiswa dapat memenuhi tugas-tugas yang diberikan secara akademis maupun non akademis. Salah satu tugas akademik yang harus diselesaikan oleh mahasiswa adalah tugas akhir (skripsi) agar mahasiswa memperoleh suatu gelar sarjana.

Mahasiswa merupakan satu golongan dari masyarakat yang mempunyai dua sifat yaitu, manusia muda dan calon intelektual. Sebagai calon intelektual, mahasiswa harus mampu berpikir kritis terhadap kenyataan sosial. Sedangkan sebagai manusia muda mahasiswa seringkali tidak mengukur resiko yang akan menimpa dirinya (Djojodibroto, 2004) . Mahasiswa berasal dari kata maha yang berarti besar atau tinggi dan siswa yang berarti pelajar atau dengan kata lain mahasiswa adalah pelajar yang berada pada strata tertinggi dan


(39)

dituntut untuk memiliki kemandirian serta tanggungjawab dalam menyelesaikan tugas akademik yang telah ditetapkan untuk mencapai kompetensi lulusan yang diharapkan oleh perguruan tinggi. Individu yang berada pada masa dewasa awal mengalami perubahan dari mencari pengetahuan menjadi menerapkan pengetahuan untuk mengejar karir. Perubahan tersebut kemudian disebut oleh Schaie (Santrock, 1995) sebagai fase pencapaian prestasi.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Pada penelitian yang relevan ini belum ditemukan penelitian tentang daya juang mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Namun ditemukan dua jenis penelitian tentang hubungan motivasi sebagai konselor dan daya juang mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Khatolik Atmajaya dan hubungan antara optimisme dengan adversity quotient pada mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Solo yang mengerjakan skripsi. Penelitian tentang hubungan motivasi sebagai konselor dan daya juang mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Khatolik Atmajaya ditulis oleh Pedhu, Yoseph & Setia, Lisa Caroline (2012). Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa : pertama, terdapat 15 mahasiswa (28,85%) yang berada pada variabel motivasi sebagai konselor rendah, 37 mahasiswa (71,15%) berada pada variabel motivasi sebagai konselor sedang, dan tidak ada mahasiswa (0%)


(40)

berada pada kategorisasi motivasi sebagai konselor tinggi. Kedua, tidak terdapat mahasiswa (0%) yang berada pada variabel daya juang rendah. Terdapat 8 mahasiswa (15,38%) berada pada variabel daya juang sedang, dan 44 mahasiswa (84,62%) berada pada kategorisasi daya juang tinggi.

Penelitian tentang hubungan antara optimisme dengan adversity

quotient pada mahasiswa program studi psikologi fakultas kedokteran uns

yang mengerjakan skripsi ditulis oleh Utami, Bekti Isiya & Karyanta, Arif Nugraha. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara optimisme dan adversity quotient pada mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Solo yang mengerjakan skripsi melalui hasil perhitungan korelasi product moment Pearson memperlihatkan nilai koefisien korelasi (r) = 0,833 dan p kurang dari 0,05.

C. Kerangka Pikir

Penetapan kerangka pikir dalam suatu karangan ilmiah sangat penting karena kerangka pikir dianggap sebagai arah dalam suatu penelitian. Kerangka pikir ini merupakan suatu yang dianggap benar atau konstan serta dimaksudkan untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pembahasan. Kerangka pikir merupakan titik tolak atau pokok pikiran dari permasalahan yang sedang diteliti dan secara logika dapat diterima keabsahannya. Seperti dikemukakan (Arikunto, 2006: 74). Kerangka pikir adalah sebuah titik tolak yang kebenarannya


(41)

diterima oleh peneliti dan sifat kebenaran ini selanjutnya diartikan pula peneliti dapat merupakan satu atau lebih hipotesis yang sesuai dengan penelitiannya.

Skripsi merupakan bagian dari proses pendidikan yang harus dilalui oleh mahasiswa. Proses penyelesaian skripsi menjadikan sebagian dari mahasiswa 2011 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta megalami stress.

Faktor penyebab stress dalam proses penyelesaian skripsi cukup beragam, mulai dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang dimaksud seperti sikap prokastinasi, bahkan kurangnya kepercayaan diri atas kemampuan yang dimiliki. Sedangkan faktor eksternal anatara lain adalah sulitnya mencari judul untuk skripsi, sulit mencari literatur, dana yang terbatas bahkan takut untuk menemui dosen pembimbing.

Dalam penulisan kerangka berpikir ini, dapat digambarkan seperti bagan 1.1 pada hal. 22


(42)

Bagan 1.1 Kerangka Berpikir

Dalam menghadapi suatu kesulitan, baik itu yang berasal dari faktor internal maupun eksternal, setiap mahasiswa harus

Daya Juang MAHASISWA

Adversity Quotient

1. Control

2. O2 (Origin dan Ownership)

3. Reach

4. Endurance

Program


(43)

memiliki daya juang untuk terus maju mencapai kesuksesan karena daya juang merupakan kemampuan atau kecerdasan seseorang untuk bertahan menghadapi dan mengatasi kesulitan. Mahasiswa yang memiliki daya juang tinggi kemungkinan besar tidak mudah menyerah dan memiliki semangat yang tinggi untuk terus maju menghadapi kesulitan dalam hidupnya. Sedangkan mahasiswa yang memiliki daya juang rendah akan mudah menyerah dan putus asa dalam menghadapi kesulitan. Daya juang dalam diri mahasiswa didukung oleh beberapa aspek yang akan mengarahkan mahasiswa dalam pencapaian sebuah keberhasilan. Aspek-aspek tersebut terbagi menjadi empat dimensi, yakni : control, O2 (origin dan ownership), reach dan endurance.

Kesimpulannya adalah mahasiswa yang memiliki Daya Juang tinggi adalah mahasiswa yang memiliki control dan O2

(Origin dan Ownership) yang tinggi tetapi memiliki reach dan

endurance yang rendah. Mahasiswa seperti inilah yang

kemungkinan besar akan mampu menghadapi segala kesulitan yang terjadi dalam hidup, sehingga dapat mengambil dan melewati segala rintangan yang ada dengan mencapai hasil yang baik. Dengan melihat kesimpulan diatas maka hendaknya Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat membuat suatu program yang dapat meningkatkan daya juang mahasiswa angkatan 2011 berdasarkan hasil aspek tingkat daya


(44)

juang manakah yang masuk dalam kategori rendah dan sedang. Dilihat berdasarkan teori yang dipakai dalam buku adversity

quotient Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

selaku calon konselor yang berperan membimbing dan menangani peserta didik perlu memiliki dan meningkatkan adversity quotient agar dapat menjadi contoh bagi para peserta didik.


(45)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini diuraikan jenis penelitian, variabel penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan survei. Penelitian deskriptif sendiri merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best dalam sukardi, 2003: 157). Sifat deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat daya juang yang dimiliki mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Kamis, 08 Oktober 2015 dengan jadwal yang disesuaikan oleh masing- masing mahasiswa angkatan 2011 Program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Tempat pelaksanaan penelitian adalah Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dilakukan pada pukul 10.00-14.00 wib selama kurun waktu 14 hari.


(46)

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini melibatkan seluruh mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Adapun rincian jumlah mahasiswa tingkat akhir adalah sebagai berikut Tabel 1.

Tabel 1.

Jumlah Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

No. Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 4

2. Perempuan 26

Total 30

Penelitian ini termasuk penelitian populasi karena semua anggota populasi dijadikan subjek penelitian. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dipilih sebagai subjek penelitian dengan alasan subjek tersebut belum pernah dijadikan sebagai subjek penelitian yang terkait dengan tingkat daya juang. Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan masukan bagi para dosen dan mahasiswa mengenai tingkat daya juang yang berimplikasi pada usulan program kegiatan “Pengembangan Diri Mahasiswa 2011 Program Studi


(47)

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dalam meningkatkan

Daya Juang”.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah variabel tunggal yaitu tingkat daya juang mahasiswa tingkat akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Variabel ini akan diuraikan secara operasional demi kepentingan pengukuran dan pengumpulan data.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner. Menurut Sugiono (2011: 199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyatan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sepadan dengan Sugiono, menurut Margono (2007: 167) kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pernyataan tertulis untuk menjawab secara tertulis oleh responden. Kuesioner interview, dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang diri responden atau informasi tentang orang lain.


(48)

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang digunakan dari hasil modifikasi alat ukur yang telah ada. Menurut Sugiono (2011: 199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dapat berupa pernyataan terbuka ataupun tertutup.

Item- item dalam kuesioner dimodifikasi berdasarkan alat ukur yang telah ada dan disesuaikan dengan aspek-aspek daya juang menurut karangan Paul. G. Stoltz, PHD. Kuesioner terbagi menjadi dua bagian, yakni pada bagian pertama memuat tentang jenis kelamin, usia subjek dan petunjuk pengisian kuesioner. Pada bagian kedua memuat pernyataan dan alternatif pilihan jawaban dari pernyataan mengenai tingkat daya juang mahasiswa tingkat akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan jenis skala penilaian kuantitatif yang merupakan bentuk pedoman observasi yang mendiskripsikan aspek-aspek tingkah laku yang diamati dan dijabarkan dalam skala berbentuk bilangan atau angka. Pada setiap pertanyaan terhadap aspek tingkat daya juang diberi rentan skor satu sampai dengan lima.


(49)

Tabel 2.

Penentuan Skor Tiap Alternatif Jawaban 1. Teman- teman dekat anda tidak menerima ide anda.

Yang menyebabkan teman dekat saya tidak menerima ide saya merupakan sesuatu yang:

Tidak bisa saya

kendalikan 1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan

sepenuhnya C-

Penyebab teman dekat tidak menerima ide saya sepenuhnya berkaitan dengan:

Saya 1 2 3 4 5 Orang lain atau faktor lain Or-

Penentuan skor pada setiap alternatif jawaban disesuaikan dengan rentan skor yang tersedia. Hal ini dimaksudkan bahwa skor 1 sampai 5, memiliki makna penilaian tersendiri pada setiap aspeknya. Penentuan skor pada setiap alternatif jawaban dihitung hasilnya berdasarkan aspek yang memiliki tanda negative dalam setiap pernyataan.


(50)

Tabel 3

Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Daya Juang Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

No Aspek Tingkat Daya Juang

Indikator

1. Control (Kendali) 1. Mampu mengendalikan emosi.

2. Berani mengambil tantangan.

2. Origin dan Ownership

(Asal- usul dan pengakuan)

1. Mampu menghadapi akibat- akibat yang ditimbulkan oleh situasi sulit.

2. Faktor Insternal. 3. Faktor Eksternal.

3. Reach (Jangkauan) Mengetahui hambatan dalam kesulitan yang dihadapi.

4. Endurance (Ketahanan)

1. Mampu memecahkan masalah dengan cepat.

2. Mampu bertahan dalam kondisi sulit yang dialami.

Control O2 (Or, Ow) Reach Endurance

1 : Tidak bisa saya kendalikan

Ow 1: Bukan

tanggung jawab saya sama sekali

1 : Berkaitan dengan semua aspek kehidupan saya

1 : Akan selalu ada

5 : Bisa saya kendalikan sepenuhnya

Ow 5: Tanggung

jawab saya sepenuhnya

5 : Berkaitan dengan situasi ini saja

5 : Tidak akan pernah ada lagi Or 1: Saya

Ow 5: Orang lain


(51)

F. Validitas dan Reliablitas

1. Validitas Instrumen Penelitian

Validitas dalam pengertian secara umum adalah ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya (Azwar, 2005: 7). Masidjo menjelaskan bahwa validitas adalah taraf sampai dimana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Penelitian ini menggunakan validitas isi, sebagaimana namanya validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement atau yang biasa dikenal dengan penilaian oleh para ahli yang dalam hal ini dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi. Peneliti meminta pertimbangan dari dosen pembimbing dalam proses penyusunan instrumen dengan modifikasi alat ukur yang telah tersedia. Dalam penggunaan validitas ini, butir- butir kuesioner haruslah mencerminkan ciri dari hal yang akan diukur, yaitu tingkat daya juang.

Dalam pengujian validitas instrumen digunakan modifikasi alat ukur yang ada dalam buku Adversity Quotient karangan Paul G. Stoltz . Modifikas ini digunakan karena pernyataan instrumen yang ada dalam buku Adversity Quotient karangan Paul G. Stoltz memiliki kaitan yang sama dengan hal yang akan diteliti, yakni mengenai daya juang.


(52)

Modifikasi alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini hanya mengubah beberapa kalimat pernyataan yang ada dengan tidak mengubah esensi mengenai daya juang. Hanya saja modifikasi alat ukur ini disesuaikan dengan situasi yang dialami oleh subjek yang diteliti. Dalam hal ini situasi yang tengah dialami subjek ialah situasi sebagai mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi. Digunakan rumus dari penjumlahan aspek-aspek daya juang, adapun hasilnya sebagai berikut:

CO2RE = C+O2(ownership,origin)+R+E

AQ = ……..

Keterangan:

CO2RE : Korelasi dari aspek-aspek kuesioner daya juang

C : Control (kendali)

O2 : Origin (asal-usul) dan Ownership (pengakuan)

R : Reach (jangkauan) E : Endurance (ketahanan)

AQ : Adversity Quotient (daya juang)

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan perhitungan pada program SPSS berdasarkan penjumlahan dari hasil setiap aspek-aspek daya juang yang disatukan menjadi CO2RE. Berdasarkan perhitungan


(53)

tingkat daya juang yang tinggi, dua puluh tujuh mahasiswa yang memiliki tingkat daya juang sedang dan satu mahasiswa yang memiliki tingkat daya juang rendah.

Menurut Guion (1997), validitas isi sangat bergantung kepada dua hal yaitu tes itu sendiri dan proses yang mempengaruhi dalam merespon tes. Prosedur yang dapat digunakan antara lain:

1. Mendefinisikan domain yang hendak diukur. 2. Menentukan domain yang akan diukur.

3. Membandingkan masing-masing soal dengan domain yang sudah ditetapkan.

2. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas menunjukkan konsistensi hasil instrumen. Adapun teknik yang dipakai untuk menentukan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan hasil perhitungan dari keseluruhan jumlah data aspek daya juang yang diperoleh melalui rumus

CO2RE = C+O2(ownership,origin)+R+E

AQ = ……..

Setelah diperoleh hasil dari perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh data dari masing-masing aspek daya juang yang kemudian dioperasionalkan melalui program SPSS. Data hasil perhitungan


(54)

reliabilitas, selanjutnya dikonsultasikan dengan kriteria Guilford. Kriteria Guilford dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Kriteria Guilford

No. Koefisien Korelasi Kualifikasi

1. 0,91-1,00 Sangat Tinggi

2. 0,71-0,90 Tinggi

3. 0,41-0,70 Cukup Tinggi

4. 1,21-0,40 Rendah

5. Negatif-0,20 Sangat Rendah

Berdasarkan kriteria Guilford, hasil perhitungan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini termasuk dalam kualifikasi tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa alat yang digunakan dalam instrumen ini dapat dipertanggungjawabkan dan dipahami oleh subjek.

G. Prosedur Pengumpulan Data

1. Peneliti mencari dan memperoleh data mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang sedang menulis skripsi dari sekretariat.


(55)

3. Menyusun kembali butir kuesioner yang telah ada dalam contoh (memodifikasi alat ukur) dengan lebih menyesuaikan kalimat pertanyaan serta alternatif pilihan jawaban yang disesuaikan dengan tingkat daya juang mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2011 yang sedang menyelesaikan skripsi.

4. Uji keterbacaan alat (kuesioner) dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan dalam setiap item yang disajikan dapat dipahami oleh subjek atau belum. Setelah melakukan Uji keterbacaan alat (kuesioner), maka dilakukanlah uji terpakai pada alat (kuesioner) dalam penelitian ini yang dimulai pada tanggal 08-22 Oktober 2015 bertempat di Universitas Sanata Dharma.

H. Teknik Analisis Data

Sugiono (2011:207) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan secara manual untuk menjawab rumusan masalah.

Berikut merupakan langkah-langkah yang ditempuh peneliti untuk menganalisis data penelitian tentang tingkat daya juang mahasiswa tingkat


(56)

akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data

Menentukan skor dari masing-masing alternatif jawaban yang sudah diberikan oleh responden pada setiap aspek-aspek daya juang. Langkah selanjutnya, menghitung total skor masing-masing subjek penelitian dan total skor pada setiap item pernyataan berdasarkan aspek-aspek daya juang. Melakukan skoring dengan menjumlahkan skor pada aspek yang bertanda negative . Membuat tabulasi data dan menghitung jumlah pada setiap aspek-aspek daya juang.

2. Menentukan Kategorisasi

Membuat kategorisasi tingkat daya juang subjek penelitian secara umum berdasarkan distribusi normal skor adversity quotient basis norma yang mengelompokkan tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 dalam tiga kategori, yakni rendah, sedang dan tinggi. Dasar pengelompokkan norma kategorisasi tersebut ialah mengacu pada PAP (Penilaian Acuan Patokan). Hal ini dikarenakan kisaran skor masuk dalam setiap kategori sudah dipatok. Adapun norma kategorisasi pada tabel 5.


(57)

Tabel 5 Norma Kategorisasi

Kategori Skor

Tinggi 166-200

Sedang 95-134

Rendah 0-59

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan metode modifikasi alat ukur diperoleh hasil kategori mahasiswa yang memiliki tingkat daya juang tinggi sebanyak dua mahasiswa, sedangkan dua puluh tujuh mahasiswa memiliki tingkat daya juang sedang dan satu mahasiswa memiliki tingkat daya juang rendah. Dari pengelompokkan kategori inilah dapat dilihat sejauh mana aspek yang dimiliki oleh tingkat daya juang mahasiswa tingkat akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma berpengaruh terhadap tingkat daya juang yang kemudian akan dibahas dan dikembangkan menjadi sebuah usulan topik dalam pelakasanaan suatu program peningkatan daya juang dalam diri mahasiswa tingkat akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.


(58)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Penyajian hasil penelitian didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan penelitian.

A. Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat dikategorikan pada tabel 7.

Tabel 6

Hasil Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Kategori Skor Jumlah

Mahasiswa Persentase

Tinggi 166-200 12 40%

Sedang 95-134 17 57%

Rendah 0-59 1 3%

Secara visual tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Univeritas Sanata Dharma dalam menyelesaikan skripsi dapat juga ditampilkan dalam Diagram 1.


(59)

Diagram 1.

Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Tabel 5 maupun Diagram 1 menunjukkan bahwa terdapat dua belas mahasiswa (40%) angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang berada pada kategori tingkat daya juang yang tinggi. Pada kategori sedang terdapat tujuh belas mahasiswa (57%) angakat 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma sedangkan satu mahasiswa (3%) angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang berada pada kategori rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma telah memiliki tingkat daya juang dalam menyelesaikan skripsi walaupun berkategori sedang.

Tingkat daya juang yang dimiliki oleh mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat dilihat dari masing-masing aspek yang terkait dengan daya juang.

40 %

57 % 3 %

Tingkat Daya Juang

Tinggi Sedang Rendah


(60)

Seperti halnya pada aspek control (kendali) mahasiswa angkatan 2011 yang memiliki skor rentan antara 38-50 maka masuk dalam kategori tinggi dalam pengelolaan aspek control (kendali) artinya mahasiswa angkatan 2011 tersebut mampu mengelola perasaan ketika tengah menghadapi suatu kesulitan dalam hidup yang dalam hal ini berkaitan dengan proses penyelesaian skripsi. Rentan skor 24-37 masuk dalam kategori sedang, artinya mahasiswa angkatan 2011 mampu merespon peristiwa-peristiwa buruk atau dengan kata lain mampu mengendalikan dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi peristiwa buruk tersebut. Rentan skor 10-23 adalah rentan skor rendah, artinya mahasiswa angkatan 2011 belum bisa mengendalikan perasaan ketika menghadapi suatu kesulitan berkaitan dengan proses penyelesaian skripsi.

Dalam hal ini, apabila semakin tinggi daya juang yang dimiliki mahasiswa angkatan 2011 maka besar kemungkinan mahasiswa angkatan 2011 mempunyai tingkat kendali yang kuat atas berbagai kesulitan dan peristiwa hidup yang buruk. Sebaliknya, semakin rendah daya juang yang mahasiswa angkatan 2011 miliki maka besar kemungkinan mahasiswa angkatan 2011 merasa bahwa peristiwa-peristiwa yang buruk berada diluar kendali.


(61)

23%

70% 7%

Aspek Control

tinggi sedan g Tabel 7

Aspek Control Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Kategori Skor Jumlah

Mahasiswa

Persentase

Tinggi 38-50 7 23%

Sedang 24-37 21 70%

Rendah 10-23 2 7%

Diagram 2.

Aspek Control Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma

Pada tabel 8 dan diagram 2, secara umum dapat terlihat bahwa dua puluh satu (70%) mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma masuk kategori sedang dalam mengendalikan perasaan yang ada dalam diri ketika menghadapi situasi sulit yang dalam hal ini berkaitan dengan proses penyelesaian skripsi. Sedangkan tujuh (23%) mahasiswa


(62)

angkatan 2011 yang masuk dalam kategori tinggi dan dua (7%) mahasiswa angkatan 2011 yang masuk dalam kategori rendah.

Tingkat daya juang yang dimiliki oleh mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat dilihat dari masing-masing aspek yang terkait dengan daya juang. Seperti halnya pada aspek kedua O2 (origin dan ownership)

apabila mahasiswa angkatan 2011 berada pada rentan skor 38-50, maka masuk dalam kategori tinggi dalam aspek O2 yang berarti bahwa

mahasiswa angkatan 2011 menganggap bahwa kesulitan yang dialami semata-mata tidak hanya berasal dari luar diri tetapi juga bisa berasal dari dalam diri. Sedangkan mahasiswa angkatan 2011 yang berada pada rentan skor 24-37 masuk dalam kategori sedang, artinya mahasiswa angkatan 2011 mampu merespon setiap kesulitan yang dialami berasal dari dalam diri dan dari luar diri (seimbang). Mahasiswa angkatan 2011 yang berada pada rentan skor 10-23 masuk dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa angkatan 2011 tersebut belum bisa mengakui bahkan menyadari bahwa kesulitan yang dialami berasal dari dalam diri bukan saja berasal dari luar diri.


(63)

Tabel 8

Aspek O2 Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Kategori Skor Jumlah

Mahasiswa Persentase

Tinggi 38-50 3 10%

Sedang 24-37 25 83%

Rendah 10-23 2 7%

Diagram 3.

Aspek O2 Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma

Pada tabel 9 dan diagram 3 dapat terlihat bahwa dua puluh lima (83%) mahasiswa 2011 masuk kategori sedang dalam aspek O2 (origin dan

ownership), sehingga dapat dikatakan bahwa kedua puluh lima mahasiswa 2011 bisa mengakui asal-usul dari terjadinya kesulitan yang dialami. Sedangkan tiga (10%) mahasiswa 2011 yang masuk dalam kategori tinggi dan dua (7%) masuk dalam kategori rendah dalam mengakui asal-usul dari terjadinya kesulitan yang dialami.

10%

83% 7%

Aspek O2

Tinggi Sedang Rendah


(64)

Tingkat daya juang yang dimiliki oleh mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat dilihat dari masing-masing aspek yang terkait dengan daya juang. Seperti halnya pada aspek ketiga reach. Rentan skor 38-50 menunjukkan bahwa mahasiswa angkatan 2011 masuk dalam kategori tinggi dalam hal menjangkau kesulitan yang tengah dialami. Sedangkan mahasiswa yang masuk dalam rentan skor 24-37 memiliki jangkauan yang cukup baik, yakni tidak akan membiarkan kesulitan yang dialami masuk dalam seluruh aspek kehidupan lainnya. Mahasiswa angkatan 2011 yang masuk dalam rentan skor 10-23 termasuk mahasiswa yang selalu menggabungkan kesulitan yang dialami kedalam seluruh aspek kehidupannya.

Tabel 9

Aspek Reach Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Kategori Skor Jumlah

Mahasiswa Persentase

Tinggi 38-50 6 26%

Sedang 24-37 23 71%


(65)

26%

71% 3%

Aspek Reach

Tinggi Sedang Rendah

Diagram 4.

Aspek ReachTingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma

Pada tabel 10 dan diagram 4 terlihat bahwa duapuluh tiga mahasiswa 2011 (71%) masuk kategori sedang dalam menjangkau kesulitan-kesulitan yang dialami dan tidak dengan mudah mengikutsertakan kesulitan tersebut kedalam seluruh aspek kehidupannya. Sedangkan enam (26%) mahasiswa 2011 masuk dalam kategori tinggi dan satu (3%) mahasiswa 2011 masuk dalam kategori rendah dalam menjangkau kesulitan-kesulitan yang dialami dan tidak dengan mudah mengikutsertakan kesulitan tersebut kedalam seluruh aspek kehidupannya.

Tingkat daya juang yang dimiliki oleh mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat dilihat dari masing-masing aspek yang terkait dengan daya juang. Seperti halnya pada aspek keempat adalah endurance.


(66)

Mahasiswa yang masuk dalam rentan skor 38-50 artinya mampu bertahan ketika menghadapi suatu kesulitan dalam hidup. Sedangkan mahasiswa yang berada pada rentan skor 24-37 masuk dalam kategori sedang yang berarti mahasiswa angkatan 2011 tersebut bisa merespon peritiwa burukdan penyebabnya sebagai sesuatu yang berlangsung lama.

Tabel 10

Aspek Endurance Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Kategori Skor Jumlah

Mahasiswa Persentase

Tinggi 38-50 5 17%

Sedang 24-37 21 70%

Rendah 10-23 4 13%

Diagram 5.

Aspek Endurance Tingkat Daya Juang Mahasiswa Angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma 17%

70% 13%

Aspek Endurance

Tinggi Sedang Rendah


(67)

Pada tabel 11 dan diagram 5 terlihat bahwa dua puluh satu (70%) mahasiswa 2011 masuk kategori sedang dalam melihat seberapa lama kesulitan yang dialami akan berlangsung dan sejauh mana kesulitan itu akan mempengaruhi kehidupannya. Sedangkan lima (17%) mahasiswa 2011 masuk dalam kategori tinggi dan empat (13%) mahasiswa 2011 masuk dalam kategori rendah.

B. Pembahasan

Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang sedang menyelesaikan skripsi memiliki daya juang yang termasuk dalam kategori sedang. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa dari tiga puluh mahasiswa yang diteliti, hanya terdapat satu mahasiswa yang masuk kedalam kategori rendah, dua belas mahasiswa masuk kedalam kategori tinggi dan sisanya yakni sebanyak tujuh belas mahasiswa masuk kedalam kategori sedang. Tingginya tingkat daya juang yang dimiliki oleh dua belas mahasiswa angkatan 2011 Universitas Sanata Dharma yang sedang menyelesaikan skripsi dapat didukung oleh terpenuhinya seluruh aspek-aspek yang terkait dengan daya juang yang dimiliki oleh mahasiswa angkatan 2011 tersebut.

Aspek yang dapat mendukung tingginya tingkat daya juang yang dimiliki oleh para mahasiswa angkatan 2011 adalah control, origin dan


(68)

oleh kedua belas mahasiswa angkatan 2011 tersebut dalam menyelesaikan skripsi. Aspek control (kendali) sendiri merupakan kemampuan mengendalikan perasaan terhadap permasalahan ataupun kesulitan yang dihadapi. Permasalahan ataupun kesulitan yang dialami oleh mahasiswa angkatan 2011 ialah dalam menyelesaikan tugas akhir (skripsi). Dari sudut aspek inilah, dua belas mahasiswa angkatan 2011 secara jelas mampu mengendalikan perasaannya ketika sedang menghadapi ataupun mengalami kesulitan dalam menyelesaikan skripsi. Dapat dilihat dari salah satu contoh item yang terdapat dalam angket yang berkaitan dengan aspek

control (kendali) yakni ketika mengalami hambatan komunikasi dengan

dosen pembimbing skripsi, dua belas mahasiswa angkatan 2011 tersebut mampu mengatasi dengan cara mengendalikan perasaannya dan terlihat melingkari rentan skor pada pilihan item di skor keempat.

Sedangkan pada aspek O2; Origin (asal-usul) dan Ownership

(pengakuan) dua belas mahasiswa angkatan 2011 tersebut juga mampu memenuhinya. Origin (asal-usul) merupakan hal yang menjadi sebuah pertanyaan dalam diri individu ketika mengalami suatu kesulitan atau

permasalahan dengan menanyakan “siapakah yang menyebabkan?”

pertanyaan inilah yang seringkali muncul ketika sedang mengalami suatu kesulitan. Biasanya bagi individu (mahasiswa angkatan 2011) yang memiliki daya juang yang tinggi mereka akan menyadari bahwa masalah yang datang ataupun yang sedang dialami terjadi karena kesalahan diri sendiri dan bukan kesalahan orang lain. Namun, berbeda dengan individu


(69)

(mahasiswa angkatan 2011) yang memiliki daya juang rendah seringkali menyalahkan pihak luar ketika sedang mengalami suatu kesulitan dalam hidupnya. Dilihat dari aspek inilah,dua belas mahasiswa yang memiliki tingkat daya juang tinggi mampu menyadari bahwa kesulitan yang dialami terkait dengan penyelesaian skripsi terjadi karena faktor internal atau diri sendiri. Hal ini dapat dibuktikan pada contoh item “Anda ketinggalan sebuah informasi penting berkaitan dengan kesempatan untuk anda

melakukan bimbingan”. Pada item ini, dua belas mahasiswa tersebut melingkari angka satu pada rentan skor yang tersedia.

Sedangkan aspek ownership (pengakuan) merupakan penyeimbang dari origin yang akan memaksimalkan pembelajaran dari sebuah kesalahan, yakni dengan cara memikul sebuah tanggung jawab. Rasa tanggung jawab terlahir dari origin (pengakuan) atas akibat-akibat yang ditimbulkan dari suatu kesalahan ataupun kesulitan. Dilihat dari aspek ini, kedua belas mahasiswa yang memiliki tingkat daya juang tinggi mampu memberikan pengakauan terhadap kesuliatan ataupun permasalaahn yang dialami dengan rasa tanggung jawab. Hal ini dapat

dilihat dari contoh item “Anda mengalami hambatan komunikasi dengan dosen pembimbing anda”, terbukti dua belas mahasiswa tersebut melingkari angka empat pada rentan skor yang tersedia.

Aspek yang ketiga adalah aspek reach (jangkauan). Salah satu aspek ini juga dapat mempengaruhi tingginya tingkat daya juang yang dimiliki oleh dua belas mahasiswa angkatan 2011 yang memiliki daya


(70)

juang tinggi. Reach (jangkauan) merupakan bentuk jangkauan yang mempertanyakan sejauh mana kesulitan akan melibatkan bagian-bagian lain dari kehidupan. Dalam aspek inilah individu dituntut untuk memberikan respon terhadap peristiwa yang sedang terjadi. Mahasiswa angkatan 2011 yang memiliki daya juang rendah seringkali akan melibatkan permasalahan ataupun kesulitan yang sedang dialaminya kedalam sisi lain kehidupan dan biasanya mahasiswa angkatan 2011 yang memiliki daya juang rendah terutama dalam aspek ini akan selalu merasa bahwa dirinya adalah orang yang tidak mampu dan memiliki kekurangan sehingga tidak bisa menyelesaikan permasalahan ataupun keluar dari kesulitan yang dialami. Namun, mahasiswa angkatan 2011 yang masuk dalam kategori tinggi dalam tingkat daya juang ini berhasil memenuhi aspek reach (jangkauan). Hal ini dapat dilihat dari contoh item “Dosen pembimbing tidak peduli dengan penjelasan anda” dan dua belas mahasiswa tersebut melingkari angka lima pada rentan skor yang tersedia. Dalam hal ini terbukti bahwa dua belas mahasiswa tersebut mampu menjangkau kesulitan- kesulitan yang sedang dialami dan tidak mengikutsertakan masalah yang sedang dialami kedalam aspek kehidupan lainnya. Selain itu, dua belas mahasiswa angkatan 2011 tersebut juga tidak hanya merasa bahwa dirinya tidak mampu, tetapi lebih mencari tahu solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dengan meyakini bahwa dirinya mampu.


(71)

Aspek terakhir yang dapat dipenuhi oleh dua belas mahasiswa angkatan 2011 yang memiliki tingkat daya juang tinggi adalah endurance (ketahanan). Pengertian dari aspek endurance ini adalah sebuah dimensi yang mempertanyakan sejauh mana kesulitan dan penyebab dari kesulitan itu akan berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari contoh item “Dosen pembimbing anda tidak peduli dengan penjelasan anda” ketika menjawab item ini dua belas mahasiswa tersebut melingkari angka tiga dalam rentan skor yang tersedia.

Selain menunjukkan hasil yang tinggi, terdapat pula mahasiswa angkatan 2011 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang sedang menyelesaikan skripsi masuk dalam kategori sedang. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa aspek tingkat daya juang yang belum tercapai saat pengisian angket. Tujuh belas mahasiswa angkatan 2011 yang masuk kedalam kategori sedang dikarenakan mahasiswa tersebut belum bisa memenuhi beberapa aspek yang ada dalam tingkat daya juang. Dilihat dari hasil perhitungan skor pada angket yang telah dibagi dan diisi oleh mahasiswa angkatan 2011, tujuh belas mahasiswa tersebut rat-rata belum bisa memenuhi ataupun memperoleh skor rendah dalam perhitungan aspek control dan reach. Hal ini dikarenakan tujuh belas mahasiswa tersebut belum bisa memberikan respon terhadap peristiwa yang sedang terjadi. Mahasiswa angkatan 2011 yang masuk dalam kategori sedang juga masih belum bisa mengendalikan perasaan ketika mengalami suatu kesulitan terutama dalam menyelesaikan


(1)

masalah dengan cepat. 8. Mampu bertahan dalam

kondisi sulit, yang dialami.

4. Materi Pelayanan Terlampir

5. Metode Kegiatan Ceramah, Outbound, Refleksi 6. Tempat penyelenggaraan Omah Petruk Kaliurang 7. Waktu 2 hari

8. Alat/media Viewer, LCD, Gelas Aqua, Kertas, tali, alat tulis. 9. Evaluasi Lembar refleksi


(2)

AIR BERJALAN

Alat - Taplak Meja - Gelas - Air

Tujuan - Melihat apakah para peserta (mahasiswa 2011) telah memiliki daya juang dalam menjalani situasi sulit dalam hidup, terutama dalam hal menyelesaikan skripsi.

Cara Permainan Para peserta (mahasiswa 2011) dibagi kedalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 peserta. Setiap kelompok dibagikan satu taplak, dan satu gelas yang sudah berisi air. Gelas yang telah berisi air tersebut harus diletakan diatas taplak. Setelah itu, kelompok tersebut harus memindahkan air yang terisi dalam gelas dari satu pos, ke pos kedua dan pada akhirnya berhenti di pos tiga. Terdapat beberapa peraturan pada permainan ini. Peraturan pertama para peserta dari masing-masing kelompok tidak diperkenankan merubah posisi saat dipertengahan jalan (dari pos 1 ke pos 2). Peraturan kedua, masing-masing kelompok juga tidak diperkenankan untuk saling berkomunikasi saat proses memindahkan air yang terisi dalam gelas tersebut. Peraturan ketiga, setelah kelompok sampai pada pos 2, peserta dalam masing-masing kelompok harus bertukar posisi dan apabila air yang terisi dalam gelas tersebut habis maka, kelompok tersebut harus kemabli ke pos 1 untuk mengisi air kembali. Dari pos 2, setelah msing-masing peserta bertukar posisi maka perjalanan dilanjutkan sampai pada pos yang terakhir atau pos ke 3. Pada ke 3 inilah air


(3)

yang terisi dalam gelas tersebut harus dituangkan kedalam ember yang tersedia.

Dalam permainan ini tercakup 4 aspek yang terkait dalam daya juang, yaitu Control, O2(origin dan ownership), Reach, dan Endurance. Keempat nilai aspek tersebut

ditunjukkan saat peserta harus memulai untuk memindahkan air yang terisi dalam gelas dari satu pos ke pos lainnya (pos 1, pos 2, dan pos 3). Dalam situasi inilah dapat terlihat bahwa apakah para peserta (mahasiswa 2011) memiliki daya juang yang tinggi atau tidak saat dihadapkan dengan rintangan ataupun situasi sulit. Apakah para peserta tersebut dapat mengendalikan perasaan mereka ketika harus berada dalam kelompok dengan karakter yang berbeda, menerima apakah ketika dalam kelompok mengalami kegagalan (saat memindahkan air) masing-masing pribadi cenderung menyalahkan orang lain yang berada disekitarnya ataukah cenderung merasa sadar bahwa ketika mengalami kegagalan (dalam memindahkan air) diri sendiri juga berperan atas kegagalan tersebut. Reach, apakah masing-masing pribadi bisa menjangkau masalah (gagal memindahkan air) yang dihadapi dengan baik atau malah berpengaruh diseluruh aspek kehidupan yang lainnya. Misal: berpengaruh pada hubungan relasi menjadi tidk baik karena menyalahkan satu sama lain, merasa bahwa dirinya tidak memiliki keterampilan dalam hal bermain. Sedangkan, aspek

Endurance, apakah setiap peserta mampu bertahan dalam

menghadapi kesulitan yang dihadapai. Kesulitan yang dimaksud dalam permainan ini adalah tantangan untuk membawa air yang telah terisi dalam gelas tersebut dari satu pos ke pos lainnya.


(4)

MERAIH MIMPI

Alat - Kertas - Pulpen - dan Tali

Tujuan - Mengetahui seberapa besar mimpi yang dimiliki oleh para peserta dalam meraih kesuksesan di masa depan. - Mengetahui seberapa tinggi daya juang dimiliki oleh

masing-masing peserta untuk dapat mencapai mimpi besarnya tersebut.

Cara Permainan

- Cara permainan:

Setiap peserta dibagi kedalam beberapa kelompok (seperti pada kelompok di permainan pertama). Setiap kelompok akan menerima kertas kecil sesuai dengan jumlah peserta yang ada dalam kelompok. Kertas kecil tersebut kemudian harus diisi dengan deretan mimpi dari masing-masing peserta. Setelah para peserta selesai menuliskan deretan mimpi diatas kertas kecil tersebut, kemudian para peserta harus meletakkan ketas kecil ditempat yang paling tersembunyi artinya tidak seorang pun dari masing-masing peserta ataupun kelompok lainnya dapat mengetahui keberadaan kertas tersebut. Setelah itu, mereka berkumpul dalam satu kelompok dan memulai permainan dengan cara kaki para peserta diikat secara selang-seling dan masing-masing kelompok bersiap untuk mencari kertas kecil yang sudah ditaruh oleh masing-masing peserta dalam kelompok tersebut agar dapat dikumpulkan menjadi satu untuk bisa akhirnya dibagikan kedalam kelompok apa saja mimpi besar yang ada pada masing-masing peserta.


(5)

Dalam permainan ini tercakup 4 aspek yang terkait dalam daya juang, yaitu Control, O2(origin dan ownership), Reach, dan Endurance.Hal ini ditunjukkan dengan bagaimana para

peserta dapat mengendalikan perasaan ketika harus berjuang mencari kertas kecil yang yang telah mereka letakkan di tempat tersembunyi dengan keadaan kaki terikat dalam kelompok. Para peserta juga harus bisa menyadari bahwa ketika kertas milik mereka tidak bisa pertama kali diambil atau bahkan ditemukan apakah hal itu semata-mata kesalahan dari dirinya sendiri ataukah kesalahan dari peserta lain yang ada dalam kelompok dan apakah para peserta tersebut mampu memahami kesulitan yang terjadi tersebut. Jangkauan yang juga harus dimiliki oleh masing-masing peserta ketika berada dalam situasi sulit, apakah hal itu berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan mereka atau tidak. Sehingga pada akhirnya para peserta mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan yang dihadapi. Dalam permainan ini ketahanan yang dimaksud ialah ketika para peserta mampu bertahan untuk terus melangkah dalam kondisi kaki terikat tali untuk mengambil kertas kecil yang telah bertuliskan mimpi besar mereka yang kemudian dibagikan kedalam kelompok bahwa para peserta memiliki mimpi yang harus diraih dengan mengedepankan daya juang dalam meraih mimpi tersebut. Sebab seseorang yang memiliki daya juang tinggi pasti akan memiliki mimpi yang besar.


(6)

Pertanyaan Refleksi Outbond

1. Apakah kegiatan outbond “Air Berjalan dan meraih Mimpi” sudah

menanamkan aspek daya juang?

2. Menurut anda, aspek daya juang apa sajakah yang terkandung dalam

permainan outbond “Air Berjalan dan meraih Mimpi”?

3. Sudahkah anda mencapai salah satu aspek daya juang dalam outbond


Dokumen yang terkait

Tingkat kejenuhan belajar mahasiswa (studi deskriptif pada mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 99

Deskripsi tingkat adversity quotient mahasiswa angkatan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

0 3 114

Deskripsi tingkat kesiapan mahasiswa menghadapi pernikahan (studi deskriptif pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan persiapan berkeluarga).

0 0 84

Studi tentang tingkat kebiasaan proaktif mahasiswa semester III program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan tahun 2006.

0 9 106

Tingkat kejenuhan belajar mahasiswa (studi deskriptif pada mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

4 18 97

Minat mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan 2005 dalam kegiatan pendidikan di program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 119

Deskripsi motivasi belajar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan tahun 2010 - USD Repository

0 0 92

Tingkat kecenderungan perilaku konsumtif mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 tahun akademik 2013/2014 - USD Repository

0 0 68

Deskripsi tingkat kemandirian belajar mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository

0 0 112

Tingkat kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 103