Hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(1)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2009 UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Mina Nurjanah Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah (1) ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma, (2) ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma, (3) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma pada bulan Juni 2012 sampai dengan Juli 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 sejumlah 81 mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data untuk menjawab permasalahan yang pertama, kedua dan ketiga menggunakan product moment.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r hitung = -0,129 < rtabel = 0,219 dan angka probabilitas sebesar 0,249 lebih besar dari taraf signifikan sebesar 0,05); (2) tidak ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r hitung = -0,057 < rtabel = 0,219 dan angka probabilitas sebesar 0,613 lebih besar dari taraf signifikan sebesar 0,05); (3) tidak ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r hitung = -0,019 < rtabel = 0,219 dan angka probabilitas sebesar 0,866 lebih besar dari taraf signifikan sebesar 0,05).


(2)

ix ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING DISCIPLINE, LEARNING ENVIRONMENTAL AND STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT OF ACCOUNTING STUDENTS OF FACULTY OF EDUCATION SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA, 2009 BATCH

Mina Nurjanah

Sanata Dharma University

2013

This study aims to find out whether (1) there is a positive and significant relationship between motivation and learning achievement of students in Accounting Education Study Program of Sanata Dharma University, 2009 batch, (2) there is a positive and significant relationship between the discipline of learning achievement of students in Accounting Education Program of Sanata Dharma University 2009 batch, (3) there is a positive and significant correlation between the learning environment and students' learning achievement of Accounting of Education Study Program of Sanata Dharma University, 2009 batch.

The research was conducted at Sanata Dharma University from June 2012 to July 2012. The subjects were 81 students of Accounting Education Program 2009 batch. Data collection techniques were questionnaires and documentation. Data analysis technique to answer the first, second, and third problem was product moment.

The result of this study shows that: (1) there isn’t any significant and positive relationship between motivation and learning achievement of students (rCalculate = -0,129 < rTable= 0,219 and probability (ρ) of 0,249 is bigger than the significant degree (α) at 0,05); (2) there isn’t any significant and positive relationship between learning discipline and learning achievement of students (rCalculate = -0,057 < rTable = 0,219 and probability (ρ) of 0,613 is bigger than the significant degree (α) of 0,05 ); (3) there isn’t any significant and positive relationship between the learning environment and the achievement of students (rCalculate = -0,019 < rTable = 0,219 and probability (ρ) of 0,866 is bigger than the significant degree (α) of 0,05).


(3)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN

BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2009

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

MINA NURJANAH NIM: 081334056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(4)

i

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN

BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2009

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

MINA NURJANAH NIM: 081334056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(5)

(6)

(7)

iv 

 

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT, atas petunjuk dan

RidhoNya, Skripsi ini dapat terselesaikan. Dari lubuk hatiku,

kupersembahkan:

Untuk ayah (Alm) dan Ibuku tercinta

Sembah sujud dan hormat ananda atas segala kasih

sayang, doa dan pengorbananmu yang tulus kepada

ananda.

Untuk kakak – kakak ku, mbak Dewi , mbak Titoh, mas

Mamat dan seluruh keluarga ku, yang sangat kusayangi.

Untuk almamaterku, Program Studi Pendidikan

Akuntansi.


(8)

 

MOTTO

Kesempatan emas yang kau cari adalah dirimu

sendiri. Bukan lingkungan, bukan keberuntungan atau

peluang, atau menolong seseorang, tapi dalam dirimu

sendiri. (HR. Bukari)

Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain,

maka anda berbuat baik terhadap diri sendiri.

(Benyamin Franklin)

Ketika semua hal tidak sejalan dengan keinginan

Anda, ingatlah bahwa sebuah pesawat terbang

beroperasi dengan melawan arah angin, bukan dengan

mengikutinya. (Henry Ford)


(9)

vi   

   


(10)

vii   


(11)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2009 UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Mina Nurjanah Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah (1) ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma, (2) ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma, (3) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma pada bulan Juni 2012 sampai dengan Juli 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 sejumlah 81 mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data untuk menjawab permasalahan yang pertama, kedua dan ketiga menggunakan product moment.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r hitung = -0,129 < rtabel = 0,219 dan angka probabilitas sebesar 0,249 lebih besar dari taraf signifikan sebesar 0,05); (2) tidak ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r hitung = -0,057 < rtabel =

0,219 dan angka probabilitas sebesar 0,613 lebih besar dari taraf

signifikan sebesar 0,05); (3) tidak ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r hitung = -0,019 < rtabel =

0,219 dan angka probabilitas sebesar 0,866 lebih besar dari taraf


(12)

ix ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING DISCIPLINE, LEARNING ENVIRONMENTAL AND STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT OF ACCOUNTING STUDENTS OF FACULTY OF EDUCATION SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA, 2009 BATCH

Mina Nurjanah

Sanata Dharma University

2013

This study aims to find out whether (1) there is a positive and significant relationship between motivation and learning achievement of students in Accounting Education Study Program of Sanata Dharma University, 2009 batch, (2) there is a positive and significant relationship between the discipline of learning achievement of students in Accounting Education Program of Sanata Dharma University 2009 batch, (3) there is a positive and significant correlation between the learning environment and students' learning achievement of Accounting of Education Study Program of Sanata Dharma University, 2009 batch.

The research was conducted at Sanata Dharma University from June 2012 to July 2012. The subjects were 81 students of Accounting Education Program 2009 batch. Data collection techniques were questionnaires and documentation. Data analysis technique to answer the first, second, and third problem was product moment.

The result of this study shows that: (1) there isn’t any significant and positive relationship between motivation and learning achievement of students (rCalculate = -0,129 < rTable= 0,219 and probability (ρ) of 0,249 is bigger than the significant degree (α) at 0,05); (2) there isn’t any significant and positive relationship between learning discipline and learning achievement of students (rCalculate = -0,057 < rTable = 0,219 and probability (ρ) of 0,613 is bigger than the significant degree (α) of 0,05 ); (3) there isn’t any significant and positive relationship between the learning environment and the achievement of students (rCalculate = -0,019 < rTable = 0,219 and probability (ρ) of 0,866 is bigger than the significant degree (α) of 0,05).


(13)

 

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Sejak dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari beberapa pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Rohandi, Ph.D.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si.

4. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat bermanfaat sehingga terselesaikannya skripsi ini.


(14)

xi 

 

5. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. dan Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd, selaku dosen penguji.

6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmunya selama penulis menjadi mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi.

7. Ibu Aris selaku staf sekretariat Pendidikan Akuntansi yang selama ini telah membantu melayani dalam administrasi.

8. Para mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma yang bersedia bekerja sama membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

9. Ayah (Alm) dan Ibuku tercinta, terima kasih atas segala bantuan, pengorbanan dan doa yang telah diberikan.

10.Kakak-kakak ku tersayang mbak Dewi, mbak Titoh, dan mas Mamat yang selalu mendukungku menyelesaikan skripsi ini.

11.Sahabat-sahabat ku Trihartati, Mega Widya KD, Ninda Tanove, Rosa de Lima NR, Theresia Titik, Yustina Dwi Rianti, Novi Rusmiyati, Farmasita Devi, Ari Prastyo Wahyudin, Rian, Stevanus Tri Suharyanto, Claudius Karel Vembri, dan Cristian Vahju, terimakasih atas persahabatan dan kebersamaan selama ini, tak akan terlupakan. You are my best friend forever.


(15)

xii 


(16)

xiii 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5


(17)

xiv 

 

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Prestasi Belajar ... 8

1. Definisi Belajar ... 8

2. Prestasi Belajar ... 8

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 11

B. Motivasi Belajar ... 12

1. Definisi Motivasi ... 13

2. Motivasi Belajar ... 14

C. Disiplin belajar ... 16

1. Definisi Disiplin ... 16

2. Disiplin Belajar ... 18

3. Unsur-unsur Disiplin Belajar ... 18

D. Lingkungan Belajar ... 22

1. Lingkungan Keluarga ... 22

2. Lingkungan Sekolah ... 23

3. Lingkungan Masyarakat ... 26

E. Kajian Hasil Penelitian Yang Relavan ... 28

F. Kerangka Berpikir ... 29

G. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Waktu Tempat dan Penelitian ... 34

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 35

D. Populasi Penelitian ... 35

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran variabel ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38


(18)

xv 

 

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 52

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 52

B. Arti Logo, Visi, Misi, Universitas Sanata Dharma ... 54

C. Status Universitas Sanata Dharma ... 56

D. Struktur Organisasi ... 59

E. Nama-nama Rektor ... 61

F. Jurusan dan Program Studi ... 61

G. Peraturan Akademik ... 62

H. Hak dan kewajiban Mahasiswa ... 67

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Deskripsi Data ... 70

1. Motivasi Belajar ... 70

2. Disiplin Belajar ... 71

3. Lingkungan Belajar ... 72

4. Prestasi Belajar ... 74

B. Analisis data ... 75

1. Uji Prasyarat Analisis ... 75

a. Uji Normalitas ... 75

b. Pengujian Hipotesis ... 76

C. Pembahasan ... 80

1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 80

2. Hubungan Displin Belajar dengan Prestasi Belajar ... 82

3. Hubungan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar ... 84

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 87


(19)

xvi 

 

B. Keterbatasan ... 88 C. Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA ... 90


(20)

xvii 

 

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Indeks Prestasi dengan Beban Maksimal ... 10

Tabel 3.1. Kategori Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa ... 37

Tabel 3.2. Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II ... 37

Tabel 3.3 Skor Nilai Item-item Pertanyaan Kuesioner Motivasi Belajar ... 38

Tabel 3.4 Skor Nilai Item-item Pertanyaan Kuesioner Disiplin Belajar ... 38

Tabel 3.5 Skor Nilai Item-item Pertanyaan Kuesioner Lingkungan Belajar ... 38

Tabel 3.6. Operasionalisasi variabel ... 39

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 43

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Disiplin Belajar ... 44

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar ... 45

Tabel 3.10 Interpretasi Koefisien Secara Konservatif ... 47

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas ... 48

Tabel 4.1 Jurusan dan Program Studi ... 62

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Belajar ... 64

Tabel 4.3 Indeks Prestasi Beban Studi Maksimal ... 66

Tabel 5.1 Motivasi Belajar ... 71

Tabel 5.2 Disiplin Belajar ... 72

Tabel 5.3 Lingkungan Belajar ... 73

Tabel 5.4 Prestasi Belajar... 74

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas ... 75

Tabel 5.6 Rangkuman Uji Hipotesis ... 75

   


(21)

xviii 

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Kuesioner Penelitian ... 92

Lampiran II : Data Induk Penelitian ... 101

Lampiran III : Uji Normalitas dan Hipotesis ... 111

Lampiran VI : PAP II ... 114

Lampiran VII : Tabel r Produk Moment... 119

Lampiran VIII : Surat Ijin Penelitian ... 123


(22)

1

 

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi yang sangat berperan penting adalah sumber daya manusia yang berkualitas yang merupakan kunci bagi keberhasilan suatu bangsa. Dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas ini dibentuk melalui pendidikan.

Pada haketatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara menyeluruh, sehingga manusia mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam pendidikan seseorang belajar dengan berusaha mengembangkan dirinya sendiri dan mandiri dalam berbagai pengalaman tersebut. Setiap orang yang menjalani pendidikan selalu berharap untuk mendapatkan kesuksesan atas setiap aktifasi yang dilakukannya.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dalam diri mahasiswa sendiri misalnya, motivasi, kecerdasan, kemandirian, minat, disiplin belajar, keadaan psikologis, dan lain-lain. Sedangkan faktor


(23)

 

eksternal merupakan faktor dari luar meliputi lingkungan belajar, sarana belajar, perhatian orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan lain-lain.

Mahasiswa yang memiliki motivasi atau dorongan yang tinggi, baik dari dalam dirinya maupun dari orang lain maka akan menumbuhkan semangat, gairah dan rasa senang dalam belajar. Dan dengan adanya kedisiplinan belajar yang diterapkan oleh mahasiswa di dalam keluarga maupun di kampus akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses arah pembentukan watak yang baik, sehingga disiplin belajar akan mempengaruhi prestasi belajar peserta didik, karena seseorang yang memiliki disiplin yang tinggi dalam belajarnya maka ia mempunyai sikap yang positif akan hal tersebut. Untuk menunjang semua itu maka diperlukan lingkungan belajar mahasiswa yang ikut berperan dalam meningkatkan prestasi belajarnya karena dengan lingkungan belajar yang baik maka seseorang pelajar akan lebih semangat lagi untuk belajarnya.

Lingkungan belajar disini meliputi lingkungan tempat tinggal atau masyarakat, lingkungan keluarga, dan lingkungan Universitas (kampus). Misalnya dalam lingkungan tempat tinggal atau masyarakat menerapkan jam belajar masyarakat dari pukul 19:00 s/d 21:00 yang dapat membantu mahasiswa untuk belajar dengan disiplin sejak dini. Dalam lingkungan keluarga, misalnya dengan interaksi tersebut diharapkan orang tua dapat


(24)

memberikan perhatian dan semangat belajar mahasiswa. Selain itu, dalam lingkungan kampus yang kondusif akan mendukung proses kegiatan belajar mengajar.

Pada pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan penulis di Univesitas Sanata Dharma, penulis menemukan realita bahwa banyaknya permasalahan yang dihadapi mahasiswa adalah proses belajar menyebabkan kurangnya motivasi belajar mahasiswa sehingga kurang memahami materi dan menyebabkan prestasi yang diperoleh kurang memuaskan. Selanjutnya kedisiplinan mahasiswa dalam belajar menjadi sesuatu yang penting. Hal ini sering terjadi bahwa mahasiswa sering keluar masuk kelas saat kuliah, membolos kuliah, mengobrol kesana kemari, online atau membuka

facebook/twitter saat proses belajar, sering mengandalkan kemampuan teman

dalam mengerjakan tugas, serta kebiasaan mahasiswa yang mempunyai kebiasaan menunda belajar hanya pada saat menjelang ujian saja.

Lingkungan belajar yang kurang baik dapat mempengaruhi prestasi belajar, dalam hal ini mahasiswa mengatakan bahwa lingkungan belajar sudah cukup mendukung karena letak kampus yang strategis dan lingkungan masyarakat yang nyaman tetapi ada permasalahan saat perkuliahan pada jam siang atau sore hari, yaitu ruangan kuliah yang panas dan silau sehingga mengganggu saat proses perkuliahan.


(25)

 

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Alasan peneliti mengangkat judul tersebut karena motivasi belajar, disiplin belajar merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa yang didukung dengan lingkungan belajar yang kondusif.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya motivasi belajar mahasiswa

2. Kurangnya kesadaran kedisiplinan belajar mahasiswa 3. Kondisi ruang belajar yang kurang mendukung 4. Fasilitas belajar yang di salah gunakan

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penelitian ini hanya akan membahas mengenai hubungan motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program


(26)

Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang ada di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

2. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

3. Apakah ada hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan tujuan yang akan dicapai, yaitu:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(27)

 

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan bagi mahasiswa akan pentingnya motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar guna kemajuan prestasi belajarnya.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi lembaga pendidikan. Secara praktis hasil penelitian ini dapat memberikan informasi nyata tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijaksanaan untuk menyempurnakan pendidikan, serta pembinaan dan pengembangan prestasi belajar.


(28)

3. Bagi penulis

Dapat mengetahui secara mendalam hubungan motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(29)

 

8

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar 1. Definisi Belajar

Ada beberapa definisi belajar, antara lain:

a. Menurut Crow dan Alice (Roestiyah, 1982:149) definisi belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap.

b. Menurut Winkel (1989:36) definisi belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.

Dari pengertian belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang dialami oleh setiap individu sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.

2. Prestasi Belajar

Penilaian merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar. Penilaian bernilai bagi para pengajar, sebab dapat membantu menjawab masalah-masalah penting mahasiswa-mahasiswanya, juga mengetahui tingkat keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Yang dinilai adalah hasil belajar mahasiswa seperti ujian sisipan, ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Sebenarnya karena kuliah mempunyai tugas untuk mendidik anak


(30)

 

sebagai pribadi yang utuh maka penilaian tidak hanya terbatas pada suatu akademik saja, akan tetapi meliputi kecerdasan, bakat, penyesuaian personal dan sosial, sikap dan minat.

Prestasi adalah suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai, sedangkan tes prestasi adalah tes yang mengukur prestasi yang dimaksud adalah sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar (Ketut, 1988:51).

Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:700) adalah hasil yang dicapai dari yang dilakukan atau dikerjakan, dari definisi tersebut maka prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai-nilai tes atau angka-angka nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan pengertian secara umum prestasi belajar adalah hasil tertinggi yang telah dicapai seseorang dalam bidang tertentu.

Berbicara tentang prestasi belajar atau dalam lingkungan perguruan tinggi disebut dengan istilah prestasi akademik tidak lepas dari istilah belajar. Prestasi akademik mahasiswa nampak dalam studi yang berupa nilai-nilai dari mata kuliah yang tercermin dalam indeks prestasi (IP).

Dalam peraturan akademik Universitas Sanata Dharma dijelaskan bahwa Indeks Prestasi (IP) adalah nilai kredit semester


(31)

10 

 

 

diperoleh dari jumlah SKS. SKS adalah kepanjangan dari satuan kredit semester yaitu takaran penghargaan untuk pengalamaan belajar yang diperoleh melalui satu jam kegiatan terstuktur dan terjadwal yang diiringi tugas lain baik yang terstuktur maupun yang mandiri selama dua sampai empat jam perminggu dalam satu semester atau untuk pengalaman belajar lain yang setara (Buku Pedoman FKIP, 2008:11).

Beban studi maksimal yang diperoleh diambil mahasiswa dalam suatu semester berpedoman pada besar IPS (Indeks Prestasi Semester) yang tercapai pada semester yang lalu sebagai berikut:

Tabel 2.1

Indeks Prestasi Dengan Beban Studi Maksimal IPS Beban Studi Maksimal ≥ 3,00

2,50-2,99 2,00-2,49 1,50-1,99 1,00-1,49

≤1,00

25 SKS 22 SKS 20 SKS 17 SKS 14 SKS 12 SKS

(Sumber: Peraturan Akademik Universitas Sanata Dharma, 2008:13)

Besar IP dihitung dari jumlah hasil kali antara besar kredit (K) dan bobot nilai (N) dibagi dengan jumlah kredit yang direncanakan atau dinyatakan dengan rumus: IP=

Tinggi rendahnya Indeks Prestasi yang dicapai oleh mahasiswa akan mempunyai konsekuensi terhadap penyelesaian


(32)

 

studinya, misalnya akan menentukan cepat lambatnya seseorang mahasiswa menyelesaikan studinya, kesempatan mengembangkan potensi yang dimilikinya dan sebagainya.

Tinggi rendahnya prestasi belajar/prestasi akademik membawa dampak pada kepercayaan diri sendiri, harapan atau cita-citanya. Mahasiswa yang mempunyai prestasi akademik yang tinggi mempunyai rasa percaya yang lebih besar dari pada mahasiswa yang memiliki prestasi akademik yang rendah. Apabila mahasiswa memiliki prestasi akademik yang rendah, maka ia harus meningkatkan belajarnya, berusaha untuk giat mengejar kekurangannya. Dengan prestasi akademik yang tinggi, peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang diharapkan akan semakin besar.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Roestiyah (1982:159) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

1) Faktor internal

Yaitu faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, diantaranya sebagai berikut:

a) Rasa aman

Rasa aman sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Dengan perasaan aman maka siswa dapat lebih berkonsentrasi dan dapat belajar dengan tenang sehingga hal ini juga dapat mendukung proses belajar dengan baik.


(33)

12 

 

 

b) Minat terhadap bahan pelajaran

Dalam mengikuti pelajaran di sekolah setiap siswa hendaknya mempunyai minat terhadap pelajaran yang sedang diikutinya, kurangnya minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

c) Kesehatan

Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang dan merupakan faktor pendukung belajar.

d) Kemampuan mengikuti pelajaran

Kemampuan mengikuti pelajaran apabila siswa mengerti hal yang dikerjakan oleh guru.

2) Faktor eksternal

Kemajuan belajar siswa juga dipengaruhi oleh lingkungan yang ada disekitarnya, diantaranya sebagai berikut: a) Yang datang dari sekolah

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan belajar tidak hanya bersumber dari diri sendiri dan keluarga akan tetapi dapat juga bersumber dari sekolah, antara lain: menciptakan interaksi yang baik antara guru dan murid, cara memberi pelajaran dan penggunaan media.

b) Yang datang dari lingkungan keluarga

Seperti kita ketahui bahwa bagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, karena itu aspek kehidupan keluarga turut mempengaruhi belajar siswa, antara lain: cara mendidik, suasana keluarga, pengertian keluarga, pengertian orang tua, dan kadaan sosial ekonomi orang tua. c) Yang datang dari masyarakat

Beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat yang dapat mempengaruhi kelancaran belajar, antara lain: cara hidup lingkungan, teman bergaul dan media masa.

B. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu jadi motivasi dirangsang oleh faktor-faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh dalam diri seseorang.


(34)

 

1. Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan. Motivasi adalah keadaan psikologis atau fisiologis dalam diri pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan (Suryabrata, 1984:72).

Menurut Uno (2006:4) dari sudut sumber yang menimbulkannya, motif dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Motif intrinsik

Motif intrinsik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Motif intrinsik dapat ditimbulkan dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk tujuan intruksional pada saat pembelajaran akan dimulai yang menimbulkan motif keberhasilan mencapai sasaran.

b. Motif ekstrinsik

Motif ektrinsik timbul karena adanya rangsangan sari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat manfaatnya. Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara lain (Uno, 2006:4):

1) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya, maupun keyakinannya

2) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan pendidiknya.

3) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun akademis.

4) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasa bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya.


(35)

14 

 

 

5) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada profesinya sebagai pendidik.

2. Motivasi Belajar

Menurut Winkel (1989:92), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual peranannya yang khas adalah dalam hal pertumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar (Donald dan Sardiman, 1986:75).

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.


(36)

 

Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Uno, 2006:10):

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar merupakan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Mereka memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun praktis terhadap kegiatan tanpa mengenal perasaan bosan atau menyerah (Winkel, 1987:10)

Dalam kegiatan belajar motivasi dapat berfungsi sebagai (Sugeng Paranto, 1981:7-8):

1) Menyediakan kondisi yang optimal bagi terjadinya belajar 2) Menggiatkan semangat belajar siswa

3) Menimbulkan atau menggugah minat siswa untuk mau belajar 4) Mengikat perhatian siswa pada kegiatan belajar

5) Membantu siswa agar mampu dan mau menemukan serta memilih jalan atau tingkah laku yang sesuai untuk mendukung pencapaian tujuan belajar maupun tujuan hidup.

Berdasarkan fungsi tersebut, motivasi belajar dapat dikatakan sebagai penggerak atau motor bagi berlangsungnya kegiatan belajar. Sebagai penggerak motivasi adalah kekuatan yang mampu


(37)

16 

 

 

membuat individu yang belajar benar-benar belajar demi pencapaian tujuan.

Kadar motivasi yang dimiliki oleh siswa nampak pada kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Indikasi-indikasi yang menunjukkan adanya motivasi belajar antara lain muncul dalam aktivitas belajar siswa di dalam sekolah, seperti penyelesaian tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan kebiasaan belajar siswa di luar jam sekolah (Elida Prayitno, 1989:63).

Aktivitas diperlukan dalam belajar, karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi memerlukan kegiatan (Sardiman, 1986:16). Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip belajar yang ada dalam ilmu Gestalt, bahwa dalam belajar memerlukan aktivitas, siswa yang bersangkutan memperoleh pengetahuan yang bersumber pada pengalamanya sendiri.

C. Disiplin Belajar 1. Definisi Disiplin

Disiplin merupakan sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi suatu ketentuan atau tata tertib yang berlaku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Pelaksanaan pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar dengan


(38)

 

disertai disiplin akan membuat peserta didik mempunyai cara belajar yang baik. Sifat bermalas-malasan, keinginan mencari mudahnya saja, keseganan untuk bersusah payah memusatkan pikiran, kebiasaan untuk melamun dan gangguan lain dapat teratasi bila anak tersebut memiliki disiplin, karena disiplin akan menciptakan kemauan untuk bekerja secara teratur (The Liang Gie, 1979:51).

Pada hakekatnya disiplin merupakan kemampuan pengendalian tingkah laku diri sendiri. Kemampuan pengendalian diri ini dapat terbentuk melalui pendidikan yang dilakukan oleh orang tua dalam lingkungan keluarga, guru dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan sosial masyarakat. Adapun fungsi utama disiplin adalah untuk mengajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mengamati dan mematuhi otoritas.

Menurut Gunarsa (1981:163) disiplin diperlukan dalam mendidik supaya peserta didik dengan mudah:

a. Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai hak milik orang lain,

b. Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban secara langsung mengerti larangan-larangan,

c. Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk,

d. Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman,

e. Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain.


(39)

18 

 

 

2. Disiplin Belajar

Disiplin belajar yang diterapkan dalam peserta didik memiliki manfaatnya, disiplin belajar akan membuat peserta didik memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik yang merupakan proses ke arah pembentukan watak yang baik. Disiplin belajar dapat tercapai jika dilaksanakan dengan kesungguhan hati dari dalam peserta didik. Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh setiap peserta didik dengan jalan latihan. Tetapi keteraturan dan disiplin harus ditanamkan dan dikembangkan dengan penuh kemampuan dan kesungguhan barulah disiplin dapat dimiliki oleh peserta didik.

Menurut The Liang Gie (1982:82) bahwa dalam usaha apapun juga keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk memperoleh hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar barulah seseorang pelajar akan mempunyai cara belajar yang baik. 3. Unsur-unsur Disiplin Belajar

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin. Dalam penelitian disiplin belajar dibagi menjadi dua (Hadisubrata, 1998:58-62), yaitu:


(40)

 

a. Disiplin belajar di keluarga adalah suatu tingkat konsistensi dan konsekuensi serta keteraturan dalam kegiatan belajar untuk memperoleh tingkah laku yang timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar dengan mentaati dan melaksanakan tugasnya sebagai siswa di rumah dengan dukungan orangtua yang mengawasi, mengarahkan, serta berupaya untuk membuat anak menyadari kesadaran untuk berdisiplin diri. Serta memberikan fasilitas belajar kepada anak agar dapat belajar di rumah dengan baik. Beberapa indikator yang dapat dikemukakan agar disiplin belajar siswa di keluarga dapat dibina dan dilaksanakan (Cece Wijaya, 1996:18-19), yaitu: 1) Tepat waktu dalam belajar. Belajar merupakan kewajiban bagi seorang siswa karena untuk mengetahui dan mendapatkan berbagai kecakapan disiplin dalam belajar akan membuat siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik. Dengan disiplin siswa akan dapat menghargai waktunya dengan sebaik-baiknya. Untuk membagi waktu belajar siswa harus membuat jadwal yang tepat untuk membatasi kegiatan lain yang tidak berguna yang dapat mengganggu kegiatan belajar. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam menegakkan kedisiplinan dalam belajar. Karena sebagian waktu yang dimiliki siswa yaitu di rumah; 2) Disiplin dalam mengerjakan


(41)

20 

 

 

tugas sekolah di rumah, pemanfaatan waktu secara efisien dan efektif merupakan salah satu cara terbaik untuk melatih sikap disiplin terutama disiplin rumah. Pekerjaan rumah misalnya bila dikerjakan secara mendadak tidak banyak menguntungkan karena pelatihan diri tercapai. Kalau anak dibiasakan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya khususnya waktu belajar maka anak tersebut akan mampu melaksanakan tanpa merasa berat dan tertekan; 3) Belajar secara teratur, keteraturan dalam belajar merupakan usaha untuk memperoleh suatu prestasi yang maksimal, karena dengan keteraturan kita akan lebih disiplin dalam belajar.

b. Disiplin belajar siswa di sekolah adalah keseluruhan sikap dan perbuatan siswa yang timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar, dengan mentaati dan melaksanakan sebagai siswa dalam berbagai kegiatan belajarnya di sekolah, sesuai dengan peraturan yang ada. Beberapa indikator yang dapat dikemukakan agar disiplin belajar siswa di keluarga dapat dibina dan dilaksanakan (Slameto, 1997:27), yaitu: 1) Disiplin siswa dalam masuk sekolah ialah keaktifan, kepatuhan dan ketaatan dalam masuk sekolah, artinya seorang siswa dikatakan disiplin masuk sekolah jika ia selalu aktif masuk sekolah pada waktunya, tidak pernah terlambat serta tidak pernah membolos


(42)

 

setiap hari. Kebalikan dari tindakan tersebut yaitu yang sering datang terlambat, tidak masuk sekolah, banyak melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah, dan hal ini menunjukan bahwa siswa yang bersangkutan kurang memiliki disiplin masuk sekolah yang baik; 2) Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas, mengerjakan tugas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam belajar, yang dilakukan di dalam maupun di luar jam pelajaran sekolah. Tujuan dan pemberian tugas biasanya untuk menunjang pemahaman dan penguasaan mata pelajaran yang disampaikan di sekolah, agar siswa berhasil dalam belajarnya; 3) Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah memiliki disiplin belajar dapat dilihat dari keteraturan dan ketekunan belajarnya. Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah menuntut keaktifan, keteraturan, ketekunan dan ketertiban dalam mengikuti pelajaran, yang terarah pada suatu tujuan belajar; 4) Disiplin siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah. Disiplin siswa dalam menjalankan tata tertib di sekolah adalah kesesuian tindakan siswa dengan tata tertib atau peraturan sekolah yang ditunjukkan dalam setiap perilakunya yang selalu taat dan mau melaksanakan tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran.


(43)

22 

 

 

D. Lingkungan Belajar 1. Lingkungan Keluarga

Petterson dan Loeber (Muhibbin Syah, 1995:138) mengatakan bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan dalam keluarga, demografi atau letak rumah, semuanya dapat memberi dampak yang lebih baik atau lebih buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai anak. Contoh pengelolaan keluarga yang keliru yang diterapkan oleh orang tua yaitu kerelaan orang tua dalam memonitoring anak, dapat menimbulkan akibat buruk. Hal demikian dapat menimbulkan akibat anak tidak mau belajar dan dapat mengakibatkan anak berperilaku menyimpang. Agar anak dapat berhasil dalam pendidikannya, maka harus diperhatikan segala sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya.

Menurut Roestiyah (1982:159) faktor-faktor yang datang dari keluarga yang mempengaruhi belajar siswa,yaitu:

1) Cara mendidik

Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anak sekolah akan menjadi siswa yang kurang tanggung jawab, dan takut menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anak secara keras itu akan menjadi penakut.


(44)

 

2) Suasana keluarga

Hubungan antar anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan suasana kaku, tegang di dalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang. Memberi motivasi yang mendalam pada anak.

3) Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya. Membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.

4) Keadaan sosial ekonomi keluarga

Anak belajar memerlukan sasaran-sasaran yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak belajar. Namun bila keadaan memungkinkan cukuplah sarana yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.

5) Latar belakang keluarga

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

2. Lingkungan Sekolah

Pendidikan di sekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan pentingnya pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan. Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu, harus diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar.


(45)

24 

 

 

Lingkungan sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa (Muhibbin Syah, 1995:137).

Hal ini perlu diperhatikan oleh pihak sekolah yaitu masalah kebersihan. Kebersihan sekolah pada umumnya dan kebersihan kelas pada khususnya turut mempengaruhi proses belajar siswa. Lingkungan sekolah yang bersih akan menimbulkan rasa aman bagi siswa untuk belajar dan mendukung proses belajar mengajar.

Menurut Roestiyah (1982:159-161) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu:

1) Interaksi guru dan murid.

Guru yang kurang berinteraksi dengan para murid secara intim, menyebankan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

2) Cara penyajian.

Guru yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar-mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. 3) Hubungan antar murid guru yang kurang mendekati siswa dan


(46)

 

Maka tidak akan melihat bahwa didalam kelas ada group yang saling bersaingan secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak. Hal mana suasana kelas semacam itu tidak diharapkan, guru harus mampu membina jiwa kelas, supaya dapat hidup bergotong royong dalam belajar bersama.

4) Standar pembelajaran di atas ukuran.

Guru berpendirian mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standart. Akibatnya anak akan merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarnya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian anak yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.

5) Media pendidikan.

Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain.

6) Kurikulum.

Sistem  instruksional  sekarang  menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.

7) Keadaan  gedung.   

Dengan   jumlah   siswa   yang luar biasa jumlahnya, keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam setiap kelas. Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak kalau kelas itu terpaksa berisi 50 orang siswa.

8) Waktu sekolah.

Akibat meledaknya anak yang masuk sekolah dan penambahan gedung sekolah belum seimbang dengan jumlah siswa. Akibat selanjutnya banyak siswa yang terpaksa masuk sekolah di sore hari. Hal mana sebenarnya kurang dapat dipertanggung jawabkan. Dimana anak harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil


(47)

26 

 

 

mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar dipagi hari, dimana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik. 9) Pelaksanaan disiplin.

Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat.

10) Metode belajar.

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus menerus, karena besok akan ujian. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat,

bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat  dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

11) Tugas rumah.

Waktu belajar adalah di sekolah. Waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan lain.

c. Lingkungan Masyarakat

Siswa hidup di masyarakat. Hal demikian berarti siswa adalah bagian dari warga masyarakat. Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, dengan orang yang lebih tua maupun yang lebih muda. Menurut Roestiyah (1982:162), anak perlu bergaul dengan anak lain, untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai


(48)

 

mendapatkan teman bergaul yang buruk peranannya. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain. Maka perlu dikontrol dengan siapa anak bergaul. komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya, dapat memberikan pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa.

Pergaulan yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa akan tanggung jawabnya sendiri sebagai seorang pelajar. Hal demikian ditegaskan oleh Muhibbin Syah (1995:138), yang mengatakan bahwa kondisi masyarakat di lingkungan yang kumuh dan serba kekurangan dan terdapat anak-anak penganggur dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Dalam kondisi masyarakat yang demikian, jika anak tidak berhati-hati dari pergaulannya, anak dapat melupakan tugas sebagai pelajar.

Sementara itu di dalam masyarakat yang lingkungan anak-anak rajin belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk rajin belajar. Hal demikian ditegaskan oleh (Roestiyah, 1982:163) yang mengatakan bahwa di lingkungan yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar anak akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman di sekitarnya mendapat prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu anak akan berusaha belajar kerja keras agar tidak ketinggalan dengan


(49)

teman-28 

 

 

temannya. Apabila teman-teman di sekitarnya itu teman sekelasnya, anak akan mengadakan belajar bersama. Belajar bersama ini dimaksudkan agar tidak ketinggalan dalam mengikuti mata pelajaran di kelas dapat diatasi.

Menurut Roestiyah (1982:162) faktor-faktor yang datang dari masyarakat yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu:

1) Mass Media

Banyak bacaan berupa buku-buku, novel, majalah, koran, yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara pendidikan. Kadang-kadang anak asyik membaca buku yang bukan buku pelajaran, sehingga lupa akan tugas belajar. Maka bacaan anak perlu diawasi dan diseleksi.

2) Teman bergaul

Anak perlu bergaul dengan anak lain, untuk mengembang-kan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk perangainya. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain. dengan siapa mereka bergaul.

3) Kegiatan lain

Di samping belajar anak mempunyai kegiatan-kegiatan lain di luar sekolah, seperti olah raga, berenang, kesenian, main drama dan sebagainya. Hal itu perlu diawasi agar jangan sampai mendesak anak untuk melupakan belajarnya.

4) Cara hidup lingkungan

Cara hidup tetangga di sekitar rumah dimana anak tinggal, besar pengaruhnya pada pertumbuhan anak. Di lingkungan yang rajin belajar, otomatis anak terpengaruh akan rajin belajar juga tanpa disuruh.

E. Kajian Hasil Penelitian Yang Relavan

Menurut Indrawati dalam skripsinya “Disiplin Belajar dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa” (2002), menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara


(50)

 

motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar mahasiswa di Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002 di Universitas Sanata Dharma. Motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa dapat terjadi karena siswa yang memiliki motivasi belajar akan merasa bersemangat dalam belajar sehingga apa yang dilakukan dirasa senang dan tidak ada paksaan.

Disiplin mempengaruhi prestasi belajar, karena seseorang yang teratur belajarnya maka ia mempunyai sikap positif atau acak-acakan dan tidak teratur akan menghambat belajarnya. Mahasiswa yang memiliki disiplin belajar tinggi maka akan cenderung memiliki prestasi belajar yang tinggi juga sebaliknya.

Mahasiswa yang tinggal di lingkungan belajar yang mendukung akan cenderung mempunyai prestasi belajar yang tinggi begitu juga sebaliknya mahasiswa yang tinggal di lingkungan belajar yang kurang mendukung, maka akan cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah.

F. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar

Motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak psikis di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan arah pada kegiatan


(51)

30 

 

 

belajar demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi mahasiswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa karena dengan adanya motivasi akan terpacu untuk lebih giat belajar sehingga akan membawa pengaruh terhadap prestasinya.

Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Mereka memusatkan sebanyak mungkin energi terhadap kegiatan tanpa mengenal perasaan bosan apalagi menyerah. Sebaliknya mahasiswa akan mempunyai motivasi rendah, mereka menampakkan keengganan. Cepat bosan dan berusaha menghindari kegiatan belajar.

Motivasi sangat penting untuk keberhasilan belajar karena dengan motivasi mahasiswa terdorong untuk belajar lebih baik dibanding mahasiswa yang tidak giat belajar. Jadi mahasiswa yang memiliki belajar yang tinggi akan memperoleh prestasi yang semakin baik.

2. Hubungan antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar

Disiplin merupakan faktor dari mahasiswa yang sifatnya subjektif karena masing-masing orang berbeda tingkat kedisiplinannya. Kaitannya dengan belajar, disiplin dipengaruhi prestasi belajar, karena seorang yang teratur belajarnya maka ia


(52)

 

mempunyai sikap positif atau belajar yang acak-acakan atau tidak teratur akan menghambat belajar.

3. Hubungan antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Faktor lingkungan mempunyai peranan penting dalam proses belajar mahasiswa. Dapat dibedakan menjadi tiga yaitu lingkunga sosial, hubungan lingkungan non sosial, dan lingkungan fisiologis. Lingkungan sosial yang merupakan hubungan dengan sesama manusia seperti dengan para dosen, teman sekelas, masyarakat dan orang tua sangat mempengaruhi diri mahasiswa. Hubungan tersebut bisa mempengaruhi proses belajar mahasiswa, hubungan baik antara mahasiswa dengan orang-orang yang ada di lingkungannya akan menguntungkan bagi mahasiswa itu sendiri, dalam arti bisa mendukung situasi belajar mahasiswa. Lingkungan yang mendukung akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

Dengan demikian lingkungan belajar yang mendukung akan menjadikan prestasi belajar tinggi dan sebaliknya lingkungan yang kurang mendukung akan menjadikan prestasi belajar mahasiswa akan rendah.


(53)

32 

 

 

G. Hipotesis

1. Perumusan hipotesis pertama

Ho: Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Ha: Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Perumusan hipotesis kedua

Ho: Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Ha: Ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(54)

 

3. Perumusan hipotesi ketiga

Ho: Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Ha: Ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(55)

   

34  

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan oleh penulis, adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang terbatas pada usaha pengungkapan maksud dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya bersifat sekedar mengungkapkan fakta (Consuelo, 1993:71). Dalam penelitian ini penulis mendiskripsikan variabel-variabel motivasi belajar, disiplin belajar,dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma. Selain penelitian deskriptif, jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian studi kasus, yaitu Penelitian tentang subjek tertentu, dimana subyek tersebut terbatas maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subjek yang diteliti (Consuelo, 1993:73). Penelitian ini merupakan studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2012, di Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta.


(56)

 

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa yang menjadi sumber informasi. Subjek penelitian disini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Alasan peneliti memilih subjek penelitian mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 karena subjek dalam penelitian ini satu ruang lingkup dengan peneliti dan mahasiswa angkatan 2009 telah menempuh studi belajar yang relatif cukup lama dan sudah bisa menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan belajarnya.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan penelitian. Dalam hal ini objek penelitian adalah hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar.

D. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya karakteristik yang berlainan (Suharsimi Arikunto, 1998:115). Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Jumlah populasi penelitian sebanyak 81 mahasiswa.


(57)

36  

 

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel 1. Variabel penelitian

Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998:99). Variabel penelitian dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Variabel bebas (independent variable)

Adalah himpunan seluruh gejala yang dimiliki sebagai aspek atau unsur yang berfungsi menentukan variabel munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat (Nawawi, 1994:50)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar.

b. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur di dalamnya yang berfungsi menerima atau menyesuiakan diri dengan kondisi nilai. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atau disebut (Y).

Data prestasi belajar diukur dengan indeks prestasi sebagai indikator, dalam penelitian ini prestasi akademik yang digunakan adalah nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang telah dicapai oleh responden. Prestasi yang diperoleh mahasiswa dikategorikan sebagai berikut:


(58)

 

Tabel 3.1

Kategori Indeks prestasi kumulatif Mahasiswa IPK Predikat 3,00 - 4,00

2,50 - 2,99 2,00 - 2,49 1,50 - 1,99 0,00 - 1,49

Amat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang (Sumber: Buku Pedoman FKIP, USD,2008:13)

2. Kategori Kecenderungan Variabel

Kategori kecenderungan dengan variabel bebas dan terikat dinilai dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Penilaian dengan menggunakan PAP tipe II adalah sebagai berikut (Masidjo, 1991:46).

Tabel 3.2

Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II Tingkat penguasaan

Kompetensi

Kategori Kecenderungan variabel

81%-100% 66%-80% 56%-65% 46%-55% Dibawah 46%

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

3. Pengukuran Variabel

Variabel motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan di ukur dengan menggunakan skala likert dengan 4 opsi:


(59)

38  

 

Tabel 3. 3

Skor Nilai item-item Pertanyaan Kuesioner Motivasi Belajar

Alternatif Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju

Pernyataan Positif 1 2 3 4

Pernyataan Negatif 4 3 2 1

Tabel 3.4

Skor Nilai item-item Pertanyaan Kuesioner Disiplin Belajar

Alternatif Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju

Pernyataan Positif 1 2 3 4

Pernyataan Negatif 4 3 2 1

Tabel 3.5.

Skor Nilai item-item Pertanyaan Kuesioner Lingkungan Belajar

Alternatif Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju

Pernyataan Positif 1 2 3 4

Pernyataan Negatif 4 3 2 1

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua cara, yaitu:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi sesuai dengan kadaan responden yang sebenarnya. Melalui cara ini dimaksudkan penulis memperoleh data yang hubungan dengan motivasi belajar, disiplin


(60)

 

belajar dan lingkungan belajar dan prestasi belajar/prestasi akademik. Alasan menggunakan angket atau kuesioner dirasakan mampu mewakili kekurangan peneliti baik dari segi waktu, biaya dan tenaga dalam mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Berikut ini disajikan kisi-kisi kuesioner dari motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dalam bentuk tabel.

Tabel 3.6

Operasionalisasi Variabel Variabel

Penelitian Aspek Indikator

No. item pertanyaan positif No. item pertanyaan negatif 1. Motivasi Belajar Motivasi intrinsik Motivasi ekstrinsik

1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil 2. Adanya dorongan dan

kebutuhan dalam belajar  3. Adanya harapan dan

cita-cita masa depan  1. Adanya penghargaan

dalam belajar 

2. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar  3. Adanya lingkungan

belajar yang kondusif 

1,4,7,8,10 2,12,13 3,6,15 16,17 5, 20 9,18 11 14 19 2. Disiplin Belajar Mentaati peraturan Melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab

1. Tepat waktu dalam belajar

2. Disiplin dalam mengerjakan tugas kuliah dirumah 1. Belajar secara teratur 2. Belajar secara mandiri 3. Belajar secara kelompok

1 3 4,6 8 2 5 7,9 11


(61)

40     Mentaati peraturan/tata tertib Melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab

1. Disiplin mahasiswa dalam masuk kuliah 2. Disiplin mahasiswa

dalam mengikuti pelajaran di kampus 3. Disiplin mahasiswa

dalam mentaati tata tertib di kampus 1. Disiplin mahasiswa

dalam mengerjakan tugas

10,15

12,13 16

17, 18, 20

14 19 3. Lingkungan Belajar Lingkungan keluarga Lingkungan sekolah Lingkungan masyarakat

1. Cara orang tua mendidik anak

2. Suasana keluarga

3. Sikap pengertian orang tua

4. Keadaan sosial ekonomi keluarga

5. Latar belakang keluarga 1. Cara penyajian

2. Hubungan antar mahasiswa

3. Standar pembelajaran 4. Media pembelajaran yang

digunakan 5. Kurikulum 6. Keadaan gedung

universitas 7. Waktu kuliah 8. Pelaksanaan disiplin 9. Metode belajar

mahasiswa

10. Tugas rumah yang diberikan dosen. 1. Mass media yang

beredar di masyarakat 2. Teman bergaul 3. Kegiatan masyarakat

13 14 16 1 5 17 7 8 12 18 11 10 2 9 4 3 19 20 15 6


(62)

 

4. Cara hidup lingkungan sekitar

Pada variabel motivasi belajar kuesioner didasarkan pada skripsi Indrawati (2002:32) dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar,

Disiplin Belajar dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa”. Pada variabel disiplin belajar kuesioner didasarkan pada skripsi

Frisca Rosecialine (2011:32) dengan judul “Hubungan Disiplin Belajar,

Lingkungan Fisik Keluarga dan Lingkungan Fisik Sekolah dengan

Prestasi Belajar Siswa Kelas XI”. Dan variabel lingkungan belajar

kuesioner didasarkan pada skripsi Theresia Kristik Maryono (2007:61)

dengan judul “Hubungan Interaksi Belajar Mengajar, Media

Pembelajaran dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar

Akuntansi”.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku dan sebagainya. Melalui teknik ini akan dikumpulkan data mengenai sejarah universitas, jumlah jurusan dan program studi, peraturan akademik, fasilitas, dan kurikulum.

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dan digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif/analisis statistik. Dalam kaitannya dengan penelitian ini,


(63)

42  

 

diharapkan hasil pengelolaan dan analisis data dengan teknik statistik dapat menjawab permasalahan yang diajukan. Untuk itu perlu dipilih teknik analisis statistik yang relavan dengan tujuan penelitian dan keadaan yang dimiliki.

Adapun untuk menjawab permasalahan yang ada, penulis menggunakan rumus-rumus statistik sebagai berikut:

1. Uji Instrumen Penelitian a. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu istrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebuah instumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendaknya diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi, 1998:160). Pengukuran validitas butir dilakukan dengan mengkolerasikan skor total setiap item dengan skor total seluruh item, dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang rumusnya

sebagai berikut:

rxy =

√ Keterangan:

rxy =koefisien korelasi product moment X = skor total setiap item

Y = skor total seluruh item N = jumlah sampel

Dengan pedoman sebagai berikut: Jika rxy > rtab berarti alat ukur valid


(64)

 

Jika rxy < rtab berarti alat ukur tidak valid

Uji validitas dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang terdahulu yaitu skripsi Indrawati (2002:113), Frisca Rosecialine

(2011:102) dan Theresia Kristik Maryono (2007:168), Banyak

responden dalam uji validitas ini sebanyak 30 responden sehingga dihasilkan rtabel sebagai berikut: df= n-2= 30-2=28 dan taraf

signifikasi= 5% menunjukkan nilai rtabel = 0,361. Rangkuman dari hasil

penelitian uji validitas tampak dalam tabel berikut ini: 1) Untuk variabel Motivasi Belajar

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar

No. item rhitung rtabel Keterangan

1 0,672 0,361 Valid

2 0,543 0,361 Valid

3 0,562 0,361 Valid

4 0,613 0,361 Valid

5 0,828 0,361 Valid

6 0,590 0,361 Valid

7 0,590 0,361 Valid

8 0,592 0,361 Valid

9 0,718 0,361 Valid

10 0,712 0,361 Valid

11 0,896 0,361 Valid

12 0,851 0,361 Valid

13 0,519 0,361 Valid

14 0,366 0,361 Valid

15 0,498 0,361 Valid

16 0,435 0,361 Valid

17 0,619 0,361 Valid

18 0,415 0,361 Valid

19 0,503 0,361 Valid

20 0,524 0,361 Valid


(65)

44  

 

Pada variabel motivasi belajar uji validitas mengacu pada skripsi Indrawati (2002:113) dengan judul “Hubungan Antara

Motivasi Belajar, Disiplin Belajar dan Lingkungan Belajar

dengan Prestasi Belajar Mahasiswa”. Butir pertanyaan pertama

dari variabel motivasi belajar ternyata mempunyai rhitung sebesar

0,672. Jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0,361 (taraf signifikan

5% dan n= 30) maka rhitung lebih besar daripada rtabel, pada

pertanyaan kedua sampai duapuluh nilai rhitung juga lebih besar

dari rtabel yaitu 0,361. Berarti butir pertanyaan pertama sampai

dengan duapuluh, variabel motivasi belajar dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan untuk penelitian.

2) Untuk Variabel Disiplin Belajar

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Kedisiplinan Belajar

No. item rhitung rtabel Keterangan

1 0, 363 0,361 Valid

2 0,534 0,361 Valid

3 0, 415 0,361 Valid

4 0, 397 0,361 Valid

5 0, 365 0,361 Valid

6 0,410 0,361 Valid

7 0,589 0,361 Valid

8 0,586 0,361 Valid

9 0, 694 0,361 Valid

10 0,367 0,361 Valid

11 0,379 0,361 Valid

12 0,520 0,361 Valid

13 0,759 0,361 Valid

14 0,690 0,361 Valid

15 0,367 0,361 Valid

16 0,703 0,361 Valid

17 0,732 0,361 Valid


(66)

 

19 0,530 0,361 Valid

20 0,593 0,361 Valid

Sumber: data penelitian terdahulu

Pada variabel disiplin belajar uji validitas mengacu pada skripsi Frisca Rosecialine (2011:102) dengan judul “Hubungan

Disiplin Belajar, Lingkungan Fisik Keluarga dan Lingkungan

Fisik Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI”. Butir

pertanyaan pertama dari variabel disiplin belajar ternyata mempunyai rhitung sebesar 0, 363. Jika dibandingkan dengan rtabel

yaitu 0,361 (taraf signifikan 5% dan n= 30) maka rhitung lebih

besar daripada rtabel, pada pertanyaan kedua sampai duapuluh nilai

rhitung juga lebih besar dari rtabel yaitu 0,361. Berarti butir

pertanyaan pertama sampai dengan duapuluh variabel disiplin belajar dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan untuk penelitian.

3) Untuk Variabel Lingkungan Belajar Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar

No. item rhitung rtabel Keterangan

1 0,530 0,361 Valid

2 0,768 0,361 Valid

3 0,729 0,361 Valid

4 0,516 0,361 Valid

5 0,561 0,361 Valid

6 0,431 0,361 Valid

7 0,461 0,361 Valid

8 0,369 0,361 Valid

9 0,709 0,361 Valid

10 0,749 0,361 Valid

11 0,749 0,361 Valid


(67)

46  

 

13 0,486 0,361 Valid

14 0,482 0,361 Valid

15 0,809 0,361 Valid

16 0,522 0,361 Valid

17 0,456 0,361 Valid

18 0,593 0,361 Valid

19 0,463 0,361 Valid

20 0,479 0,361 Valid

Sumber: data penelitian terdahulu

Pada variabel lingkungan belajar uji validitas mengacu pada skripsi Theresia Kristik Maryono (2007:168) dengan judul “Hubungan Interaksi Belajar Mengajar, Media Pembelajaran

dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi”.

Butir pertanyaan pertama dari variabel lingkungan belajar ternyata mempunyai rhitung sebesar 0,530. Jika dibandingkan

dengan rtabel yaitu 0,361 (taraf signifikan 5% dan n= 30) maka

rhitung lebih besar dari pada rtabel, pada pertanyaan kedua sampai

ke duapuluh nilai rhitung juga lebih besar dari rtabel yaitu 0,361.

Berarti butir pertanyaan pertama sampai dengan duapuluh variabel lingkungan belajar dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan untuk penelitian.

b. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik


(68)

 

sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya (Suharsimi,1998:170).

Tingkat reliabilitas kuesioner (instrumen) diuji dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach sebagai berikut:

r

11 =

1

keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

σb2 = jumlah varians butir σt2 = varians total

Selanjutnya harga r11 dikonsultasikan dengan harga kategori

nilai r dengan responden sebagai berikut (Suharsini Arikunto,

1989:167):

Tabel 3.10

Interpretasi koefisien secara konservatif

No. Koefisien Alfa Tingkat Keterandalan

1 2 3 4 5

0,800-1,000 0,600-0,799 0,400-0,599 0,200-0,399

<0,200

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

Jika nilai alpha lebih dari 0,60, maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel. Sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0,60, maka instrumen penelitian dinyatakan tidak reliabel. Pengujian validitas dan reliabilitas tersebut dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 16.0.


(69)

48  

 

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Nilai Alpha

Cronbach’s

Reliabilitas

1. Motivasi Belajar 0,849 Sangat Tinggi

2. Disiplinan Belajar 0,947 Sangat Tinggi

3. Lingkungan Belajar 0,956 Sangat Tinggi

Sumber: data penelitian penelitian terdahulu

2. Uji Syarat Analisis

Uji prasyarat analisis harus dilakukan karena akan digunakan sebagai langkah selanjutnya dalam melakukan analisis data, selain itu dimaksudkan sebagai dasar dalam mengambil keputusan agar tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya ditarik.

a. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data yang diperoleh menyimpang atau tidak dari distribusi normal. Pengujian normalitas pada penelitian ini digunakan rumus

Kolmogorov Smirnov sebagai berikut (Sugiyono, 2003:150):

D = maksimum [ Sn1(X) – Sn2(X)]

Keterangan:

D : deviasi maksimum

Sn1 : distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn2 : distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5%, maka

distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung< nilai


(70)

 

b. Uji Hipotesis

1) Rumusan hipotesis pertama

H0: tidak ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi

belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma.

Ha: ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma.

2) Rumusan hipotesis kedua

H0: tidak ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin

belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma.

Ha: ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma.

3) Rumusan hipotesis ketiga

H0: tidak ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan


(71)

50  

 

Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma.

Ha: ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma.

Untuk menjawab hipotesis pertama, kedua dan ketiga yaitu antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa lingkungan belajar dengan prestasi

belajar mahasiswa digunakan teknik korelasi product

moment. Rumus yang digunakan alam analisis korelasi

product moment yaitu:

r

xy

=

keterangan:

r

xy = koefisien korelasi product moment X = skor variabel bebas

Y = skor variabel terikat N = jumlah sampel

Selanjutnya untuk membuktikan hipotesis dapat diterima atau tidak, maka dilakukan uji signifikansi dengan tingkat signifikansi 5%, dengan bantuan komputer program SPSS versi 16.0.

Untuk menarik kesimpulan, apakah hipotesis ditolak atau hipotesis diterima dilihat dari perhitungan hipotesis probabilitas, yaitu:


(72)

 

a) Berdasarkan perbandingan nilai probabilitas:

• Jika nilai probabilitas (sig) < taraf nyata (0,05) maka Ho diterima

• Jika nilai probabilitas (sig) > taraf nyata (0,05) maka Ho ditolak

b) Berdasarkan perbandingan antara nilai thitung dengan ttabel:

• Jika thitung < ttabel, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima (terima Ho, tolak Ha).

• Jika thitung > ttabel, maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak (tolak Ho, terima Ha).


(73)

 

52

 

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma

Rencana mendirikan suatu perguruan tinggi keguruan lahir ketika Prof. Moh. Yamin, S.H menjabat menteri pendidikan, pengajaran dan kebudayaan RI. Pada waktu itu, pendidikan khusus dosen-dosen SMTP/SMU dilaksanakan oleh khursus BI/BII yang didirikan di berbagai kota di Indonesia. Ordo Societas jesus (Serikat Yesus sisingkat SJ) di Jawa Tengah telah membuka khursus BI mendidik (Yayasan De Brito), di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan BI Sejarah, dan BI Bahasa inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh Pater W.J Van der Meulen, S.J dan Pater H. Bastiaanse, S.J.

Khursus BI tersebut dianggap Crash Program sehingga Superrior

Misionaris Sociestas Jesus, yaitu Pater Kester berusaha mendirikan suatu

perguruan tinggi. Tiga khursus BI milik Jesuit yang sudah ada digabungkan menjadi satu. Gabungan ini diperkuat dengan US $ 150.000 hadiah dari

Conggregatio de Propaganda Fide. Dengan demikian lahirlah PTPG Sanata

Dharma yang mulai pada tanggal 7 Desember 1995 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 7 Desember 1955.


(74)

   

Dalam rangka menyesuaikan diri dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini, Sanata Dharma berhasil memperoleh status disamakan dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1/1961 pada tanggal 6 Mei 1961 No.77/1962.

Pada bulan Juli 1979 IKIP Sanata Dharma melaksanakan program S1 yang sebelumnya IKIP Sanata Dharma melaksanakan program Sarjana Muda dan sarjana. Pada saat itu juga Depdikbud mempercayakan kepada IKIP Sanata Dharma untuk mengelola program Diploma I, II, III pada berbagai jurusan seperti Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini tutup pada tahun 1990, dan selanjutnya dibuka di program II PGSD. Pada tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK mendikbud No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma. Tanggal 19 April 1999, melalui Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.143/DIKTI/Kep/1999 Fakultas Ilmu Pendidikan Agama (FIPA) berubah menjadi Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Katolik dan menjadi bagian dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).


(1)

119

LAMPIRAN VI


(2)

Tabel R Produk Moment

df R df R df R Df R df R df r

1 0.997 41 0.301 81 0.216 121 0.177 161 0.154 201 0.138 2 0.95 42 0.297 82 0.215 122 0.176 162 0.153 202 0.137 3 0.878 43 0.294 83 0.213 123 0.176 163 0.153 203 0.137 4 0.811 44 0.291 84 0.212 124 0.175 164 0.152 204 0.137 5 0.754 45 0.288 85 0.211 125 0.174 165 0.152 205 0.136 6 0.707 46 0.285 86 0.21 126 0.174 166 0.151 206 0.136 7 0.666 47 0.282 87 0.208 127 0.173 167 0.151 207 0.136 8 0.632 48 0.279 88 0.207 128 0.172 168 0.151 208 0.135 9 0.602 49 0.276 89 0.206 129 0.172 169 0.15 209 0.135 10 0.576 50 0.273 90 0.205 130 0.171 170 0.15 210 0.135 11 0.553 51 0.271 91 0.204 131 0.17 171 0.149 211 0.134 12 0.532 52 0.268 92 0.203 132 0.17 172 0.149 212 0.134 13 0.514 53 0.266 93 0.202 133 0.169 173 0.148 213 0.134 14 0.497 54 0.263 94 0.201 134 0.168 174 0.148 214 0.134 15 0.482 55 0.261 95 0.2 135 0.168 175 0.148 215 0.133 16 0.468 56 0.259 96 0.199 136 0.167 176 0.147 216 0.133 17 0.456 57 0.256 97 0.198 137 0.167 177 0.147 217 0.133


(3)

18 0.444 58 0.254 98 0.197 138 0.166 178 0.146 218 0.132 19 0.433 59 0.252 99 0.196 139 0.165 179 0.146 219 0.132 20 0.423 60 0.25 100 0.195 140 0.165 180 0.146 220 0.132 21 0.413 61 0.248 101 0.194 141 0.164 181 0.145 221 0.131 22 0.404 62 0.246 102 0.193 142 0.164 182 0.145 222 0.131 23 0.396 63 0.244 103 0.192 143 0.163 183 0.144 223 0.131 24 0.388 64 0.242 104 0.191 144 0.163 184 0.144 224 0.131 25 0.381 65 0.24 105 0.19 145 0.162 185 0.144 225 0.13 26 0.374 66 0.239 106 0.189 146 0.161 186 0.143 226 0.13 27 0.367 67 0.237 107 0.188 147 0.161 187 0.143 227 0.13 28 0.361 68 0.235 108 0.187 148 0.16 188 0.142 228 0.129 29 0.355 69 0.234 109 0.187 149 0.16 189 0.142 229 0.129 30 0.349 70 0.232 110 0.186 150 0.159 190 0.142 230 0.129 31 0.344 71 0.23 111 0.185 151 0.159 191 0.141 231 0.129 32 0.339 72 0.229 112 0.184 152 0.158 192 0.141 232 0.128 33 0.334 73 0.227 113 0.183 153 0.158 193 0.141 233 0.128 34 0.329 74 0.226 114 0.182 154 0.157 194 0.14 234 0.128 35 0.325 75 0.224 115 0.182 155 0.157 195 0.14 235 0.127 36 0.32 76 0.223 116 0.181 156 0.156 196 0.139 236 0.127 37 0.316 77 0.221 117 0.18 157 0.156 197 0.139 237 0.127 38 0.312 78 0.22 118 0.179 158 0.155 198 0.139 238 0.127


(4)

39 0.308 79 0.219 119 0.179 159 0.155 199 0.138 239 0.126 40 0.304 80 0.217 120 0.178 160 0.154 200 0.138 240 0.126 http://people.richland.edu/james/lecture/m170/tbl-chi.html


(5)

123


(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan antara motivasi belajar, keaktifan belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Studi kasus mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma.

0 0 124

Hubungan antara motivasi belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar studi kasus pada mahasiswa TA 2014 Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

0 1 148

Hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa, motivasi belajar, dan disiplin belajar mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus pada mahasiswa angkatan 2009, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universi

0 0 144

Hubungan antara motivasi belajar, keaktifan belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Studi kasus mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma

0 0 122

Hubungan antara motivasi belajar dan status sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2009.

0 0 125

Hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi : studi kasus : mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

0 0 114

Hubungan antara lingkungan belajar, motivasi belajar dan disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma.

0 0 135

Pengaruh motivasi belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa FKIP program studi Pendidikan Akuntansi tahun ajaran 2002-2004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 6 142

Hubungan antara lingkungan belajar, motivasi belajar dan disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 133

Hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 143